کمالوندی
Penekanan Rahbar atas Dilanjutkannya Jalan Muqawama Melawan Musuh
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di acara peringatan para pejuang Perang Pertahanan Suci menegaskan, di masa perang pertahanan suci telah terbukti bahwa perlindungan negara dan melawan ancaman musuh hanya dapat diraih melalui muqawama, bukan menyerah.
Menjelang Pekan Pertahanan Suci, sejumlah veteran perang, komandan dan pejuang Perang Pertahanan Suci serta keluarga para syuhada, Rabu (21/9/2022) pagi bertemu dengan Rahbar, Ayatullah Khamenei di Huseiniyah Imam Khomeini ra.
Ayatullah Khamenei di pertemuan ini menyebut perang yang dipaksakan ini (Perang Pertahanan Suci) adalah hasil dari pendekatan strategis kubu hegemoni dunia dalam memusuhi Republik Islam dan bangsa Iran. "Meski Saddam Husein yang haus kekuasaan dan gila kekuasaan mendapat dukungan penuh dari kekuatan besar dunia, perang di bawah tiga unsur kekuatan revolusi, pemimpin bijak seperti Imam Khomeini dan karakteristik unggul bangsa Iran, berubah dari sebuah ancaman pasti dan besar menjadi sebuah peluang besar, di mana narasi yang benar dan akurat dari bab sejarah Iran yang penuh gairah dan menggairahkan ini kepada generasi muda akan menjamin kelanjutan keberhasilan revolusi," ungkap Ayatullah Khamenei.
Faktanya perang yang dikobarkan kubu arogan dunia melalui rezim Saddam terhadap pemerintah Republik Islam Iran yang baru berdiri pada 22 September 1980 memiliki berbagai tujuan. Di antara tujuan tersebut adalah menumbangkan pemerintahan Republik Islam, disintegrasi Iran dan mencegah pengiriman pesan Revolusi Islam ke negara-negara yang didominasi.
Rahbar menilai pemaksaan perang kepada Iran sebagai respon wajar kubu hegemoni dunia atas kemenangan Revolusi Islam. Rahbar mengatakan, "Memaksakan perang terhadap Iran, adalah reaksi alamiah kekuatan-kekuatan hegemonik dunia atas kemenangann Revolusi Islam. Kemenangan Revolusi rakyat Iran, bukan sekadar kekalahan bagi sebuah sistem boneka dan korup, atau pukulan sementara terhadap Amerika Serikat, dan imperialis, tapi ancaman bagi kekuasaan sistem hegemoni global. Kekuatan arogan Barat dan Timur, yang memahami secara mendalam ancaman ini, mendorong dan memprovokasi Saddam untuk memaksakan perang terhadap rakyat Iran."
Setelah kemenangan Revolusi Islam, Iran tidak siap berperang; Institusi dan angkatan bersenjata Iran perlu diorganisir, dan musuh, yang melihat kepentingan mereka dalam bahaya, terus-menerus berusaha menciptakan kerusuhan di seluruh negeri. Setelah musuh tidak dapat mencapai tujuan mereka dengan cara ini, mereka memulai perang delapan tahun melawan Iran melalui rezim Ba'ath Irak dan terus mendukung rezim ini dengan senjata, keuangan, dan politik.
Contoh nyata dari dukungan ini dapat dilihat dalam keselarasan kekuatan Timur dan Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam perang yang dipaksakan; Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang terlibat dalam Perang Dingin setelah Perang Dunia Kedua, termasuk di antara pendukung rezim Saddam dan memasukkan semua jenis senjata dan bantuan keuangan kepada rezim ini sebagai bagian dari rencana mereka.
Meskipun demikian, rakyat Iran, di bawah kepemimpinan Imam Khomeini ra dan dengan perlawanan yang penuh iman, tidak hanya mengalahkan musuh-musuh mereka, tetapi juga meninggalkan prestasi unik dalam bentuk budaya perlawanan, yang merupakan teladan abadi bagi bangsa Iran dan umat Islam di bidang mempertahankan nilai-nilai dan menghadapi ancaman musuh.
Capaian lain dari Perang Pertahanan Suci adalah membuktikan kekuatan Republik Islam Iran kepada dunia, karena setelah pernagini, musuh mengakui bahwa pemerintahan Islam Iran tidak dapat digulingkan dengan serangan militer.
Strategi pertahanan, swasembada dan pertahanan pribumi dalam industri pertahanan juga antara lain pencapaian Perang Pertahanan Suci; Kini, Republik Islam Iran berada pada level pertahanan dalam hal kekuatan pertahanan karena kemajuan produksi berbagai jenis senjata, termasuk rudal dan drone, dan selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga merupakan pengekspor peralatan militer.
Rahbar terkait hal ini mengatakan, "Berkat rahmat ilahi, hari ini Iran telah mencapai level pencegahan dalam hal pertahanan, dan tidak ada kekhawatiran dalam hal ancaman eksternal, dan musuh mengetahui hal ini dengan sangat baik."
Pidato di Majelis Umum PBB, Raisi: Iran Dukung Globalisasi Keadilan
Presiden Republik Islam Iran menekankan penegakan keadilan di dunia dan mengatakan, Iran percaya pada nasib bersama umat manusia, dan mendukung globalisasi keadilan.
Sayid Ebrahim Raisi, Rabu (21/9/2022) menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB ke-77 di markas PBB di New York, Amerika Serikat.
Dalam pidatonya, Raisi menekankan tekad Iran menegakan keadilan sebagai anugerah Tuhan, yang diberikan kepada seluruh umat manusia.
"Timbunan ketidakadilan menyebabkan gerakan masyarakat, dan di sebagian besar gerakan itu tidak sampai pada kedewasaan revolusi, dan sebagian besar revolusi menyimpang dari jalan aslinya, tapi keberhasilan sejumlah revolusi seperti di Iran, dalam kelanjutan substansi Revolusi Islam, dengan sendirinya menghidupkan harapan atas penegakan keadilan di hati masyarakat dunia, dan menjaganya," papar Raisi.
Ia menambahkan, Revolusi Islam Iran adalah gerakan rakyat Iran ke arah kebenaran yang meski diterpa berbagai fitnah, tetap menjaga kemuliaan cita-citanya.
Sekjen Hizbullah: Percaya pada Jaminan AS, Berarti Siap Dikorbankan
Sekjen Hizbullah Lebanon dalam ceramahnya memperingati Arbain Imam Hussein as mengatakan, percaya pada jaminan Amerika Serikat sama saja dengan membawa anggota keluarga ke tempat pembantaian.
Sayid Hassan Nasrullah, Sabtu (17/9/2022) di awal ceramahnya menyebut pelajaran paling berharga dari Arbain adalah sikap Imam Ali Zainal Abidin dan Sayidah Zainab di hadapan Yazid yang menunjukan bahwa musibah dan kondisi sulit, sesulit apa pun, tidak bisa memperlemah dan membuat seorang mukmin menyerah.
Pada saat yang sama, Nasrullah menilai pawai jalan kaki Arbain di Irak yang diikuti jutaan orang layaknya sebuah mukjizat, dan seluruh konspirasi termasuk bom mobil, tidak mampu mencegahnya.
Di sisi lain, Sekjen Hizbullah menegaskan bahwa jaminan-jaminan AS tidak pernah membantu orang-orang Lebanon atau Palestina dalam kejahatan Sabra dan Shatila. Rakyat Palestina saat ini sampai pada kesimpulan pasti bahwa perundingan tidak membuahkan hasil apa pun, dan satu-satunya opsi yang tersisa bagi mereka adalah perlawanan.
"Siapa pun yang menerima jaminan-jaminan AS, layaknya orang yang menerima laki-laki, perempuan dan anak-anak mereka untuk disembelih di tempat pembantaian," tegasnya.
Di bagian lain ceramahnya, Sayid Hassan Nasrullah menyinggung masalah ladang gas Karish, dan gangguan yang dilakukan Rezim Zionis terhadap perairan Lebanon.
Menurutnya, perlawanan adalah satu-satunya jalan untuk merebut hak, dan hal ini tidak bisa diraih dengan cara mengemis.
Konferensi Arbain dan Peradaban Islam Digelar di Karbala
Sebuah konferensi internasional bertema "Arbain dan Peradaban Islam Modern" digelar di Karbala dengan kehadiran para akademisi dan peneliti dari berbagai negara.
Momentum kebudayaan yang berlangsung hari Sabtu (17/9/2022) membahas Arbain sebagai ikon budaya, sekaligus kekuatan kebudayaan Islam, menghadirkan para pembicara dari berbagai kalangan.
Moghemi Haji, Wakil Kepala Pusat Penelitian Hauzah Ilmiah Iran hari Sabtu (17/9/2022) dalam pertemuan yang diadakan di Karbala mengatakan, "Konferensi Arbain dan Peradaban Islam Modern adalah sarana dialog antara para pemikir Islam, sehingga kita dapat mengambil manfaat dari kehadiran jutaan orang dalam pembuatan kebijakan budaya,".
Pada pertemuan internasional ini, ulama Iran, Abdol Rasul Hajiri, menyampaikan pandangamnya mengenai "Empat Puluh Peradaban Baru Islam", yang membahas tentang tanggung jawab anggota masyarakat Islam untuk menciptakan peradaban baru Islam, termasuk karakteristik tanggung jawab di dalamnya, serta perlunya memiliki pemimpin bagi masyarakat Islam.
Selain itu, para pembicara lain menyampaikan pandangannya mengenai Arbain dan peradaban Islam.
Puncak Kesempurnaan Asyura pada Arbain
Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as adalah hari untuk meraih kesempurnaan. Kesempurnaan Asyura adalah Arbain. Puncak kesempurnaan dari seluruh perjalanan, perjuangan dan kerja keras. Karbala di hari Arbain adalah cermin bagi para pesuluk dalam perjalannya melewati 40 rumah dan sampai tujuan dalam tarikan nafas bersama, dan di perjalanan ini mereka tidak pernah mengenal lelah atau putus asa.
Arbain adalah kembalinya sebuah kafilah ke Karbala setelah melalui 40 hari kesulitan, penderitaan dan kesedihan. Kafilah yang kembali dengan kejayaan dan kemenangan, dan menumpahkan racun kekalahan kepada keluarga Bani Umayah. Meluluhlantakkan kekuatan hasil rampasan mereka dan menyingkap tabir kebohongan, penipuan dan kelicikan mereka, sehingga kebenaran bisa disaksikan oleh siapapun. Arbain adalah bukti nyata tumbangnya penindasan dan menangnya kebenaran.
Saat matahari tenggelam di sore hari Asyura, setelah kemah-kemah sahabat Imam Husein as hangus dibakar, anak-anak berlarian tak tentu arah di gurun, pesta kemenangan musuh dan gelak tawa di Karbala pun, dimulai. Pasukan musuh tertawa terbahak-bahak, menari dan bersuka ria. Ketika malam tiba, mereka semua kelelahan dan tidur di kemah-kemahnya. Di sisi lain, sejumlah perempuan dan anak-anak melewati malam di sebelah kemah-kemah mereka yang terbakar.
Sehari setelah Asyura, kabar kemenangan sampai ke Kufah dan kota itu bersiap merayakannya. Para pemimpin pasukan musuh berkata, kami kembali dari medan perang dengan kemenangan, siapkan untuk kami hadiah dan penyambutan. Mereka bersyair, "Penuhi tungganganku dengan emas dan perak, sesungguhnya kami kembali dari membunuh orang besar."
Ahlul Bait Nabi Saw yang ditawan memasuki kota Kufah dalam kondisi yang sangat buruk. Pakaian mereka sobek-sobek tak mencukupi untuk menutupi seluruh badan, dan sebagian dibawa oleh tunggangan yang tak memadai. Mereka menempuh jarak 70-80 kilometer dari Karbala ke Kufah dengan penuh penderitaan dan kesulitan. Sepanjang perjalanan mereka dicambuk dan disiksa. Kepala suci para pejuang Karbala dibiarkan bergelatakan di antara para tawanan, agar mereka semakin menderita. Penderitaan yang selalu disertai dengan siksaan dan pukulan cambuk.
Ketika semua bersiap merayakan kemenangan, tiba-tiba pidato Sayidah Zainab memecah kecongkakan Bani Umayah di Kufah. Tidak ada seorangpun yang diberi hak memberi waktu Zainab berpidato, tapi ia tetap menyampaikan pidatonya. Ia berdiri kokoh dengan penuh kewibawaan sehingga mencekik nafas di dada orang-orang yang menyaksikan. Perayaan kemenangan di Kufah akhirnya dihentikan di tengah jalan dan para tawanan segera dibawa ke Syam.
Situasi ketika memasuki Syam dan atmosfirnya sungguh berbeda dengan Kufah. Jika di Kufah Amirul Mukminin as pernah memegang tampuk kekuasaan, Syam selama bertahun-tahun berada di bawah pemerintahan Muawiyah dan warganya tak mengenal Ahlul Bait as. Di Syam, bertahun-tahun gencar dilakukan propaganda anti-Alawi dan hakikat serta hadis Nabi Saw disimpangkan.
Sementara Yazid jauh-jauh hari sudah membangun istana khusus di luar kota untuk bersenang-senang dan rekreasi, dari atas istananya ia menyaksikan kepala-kepala suci para syuhada. Tatkala menyaksikan kepala-kepala itu dari jauh, ia mulai membacakan syair berikut:
"Tatkala barang-barang bawaan dan kepala-kepala yang tertancap di atas tombak mulai terlihat dan matahari-matahari ini muncul dari balik bukit Jiroun, tiba-tiba burung gagak mulai bernyanyi. Aku berkata kepada gagak itu, engkau menyanyi atau tidak, aku sudah membalaskan dendamku pada orang yang seharusnya menerima balasan."
Namun dalam sekejap, peristiwa berubah. Yazid yang mabuk di puncak kesombongannya memukul gigi Imam Husein as dengan kayu, dan dengan menghina berkata kepada Sayidah Zainab, luar biasa, saudaramu punya gigi yang putih. Tapi saat itu juga Zainab memulai pidatonya dan meruntuhkan seluruh kesombongan Yazid. Setelah pidato itu, masyarakat yang hadir mulai meneriakkan protesnya.
Seorang Kristen berdiri dan berkata keheranan, "Kalian merayakan pembunuhan putra nabi kalian sendiri? di tempat kelahiranku di sebuah pulau terpencil di tengah laut, ada sebuah gereja yang selalu dikunjungi masyarakat kami minimal sekali setahun untuk berziarah. Sebuah bejana emas tergantung dari atap altar gereja yang di dalamnya terdapat satu kuku. Masyarakat percaya bahwa kuku itu milik seekor keledai yang pernah ditunggangi Nabi Isa as, oleh karena itu untuk menghormati Nabi Isa, mereka menziarahinya. Tapi kalian membunuh putra nabi kalian, tidak lama setelah beliau meninggal.”
Protes itu begitu memekakkan telinga Yazid sehingga perintah penangkapan dan pembunuhan atas Nasrani itupun langsung dikeluarkan. Seorang pria tua yang merupakan perwakilan Kekaisaran Roma bangkit berdiri dengan nada marah memprotes Yazid. Lalu perintah membunuh pria tua itupun dikeluarkan. Kejadian-kejadian itu spontan mengubah situasi Syam.
Yazid ketika sadar tidak mampu menghadapi situasi ini, untuk mengatasinya ia memerintahkan agar masyarakat membaca al-Quran di masjid-masjid kota, untuk mengalihkan perhatian mereka dan tidak lagi membicarakan Imam Husein as. Selepas itu, untuk mendinginkan suasana dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa dirinya baik hati, Yazid memberikan sebuah rumah kepada Ahlul Bait as agar bisa digelar acara mengenang kesyahidan Imam Husein as di sana.
Masyarakat Syam berbondong-bondong mendatangi rumah itu dan mendengarkan ceramah Sayidah Zainab yang akhirnya merugikan Yazid sendiri dan keluarga Bani Umayah. Oleh karena itu, ia berusaha berlepas diri dari pembunuhan Imam Husein as dan berkata, saya tidak ridha dengan pembunuhan Husein, kami tidak pernah berselisih paham. Di sini kita harus perhatikan bahwa keluarga Bani Umayah sejak awal telah melakukan banyak upaya untuk mengendalikan situasi agar menguntungkan pihaknya dan merugikan Ahlul Bait as serta berusaha menjustifikasi tindakannya. Salah satu buktinya, tahun 61 Hijriah di Karbala orang-orang yang bermaksud membunuh Imam Husein as mengira akan masuk surga dengan membunuh Imam.
Penulis kitab sejarah Tarikh Yaqubi menulis, sejak tanggal 1 Muharam, setiap hari sekitar 20.000 orang mandi di Sungai Eufrat untuk membersihkan diri sebelum membunuh Imam Husein as demi ridha Allah Swt. Sejak Nabi Muhammad Saw masih hidup sampai kesyahidan Imam Husein as, Bani Umayah membutuhkan waktu 51 tahun untuk mengalahkan Imam Ali as dan Ahlul Bait, dan membuat begitu banyak hadis-hadis palsu yang mendukung dan meninggikan kedudukannya. Di antaranya adalah hadis palsu yang berbunyi, "Jibril ketika turun ke bumi berkata kepada Nabi Muhammad Saw, sampaikan salam Tuhan kepada Muawiyah".
Penting untuk kita ketahui bahwa Bani Umayah juga membuat begitu banyak hadis palsu untuk menurunkan posisi Ahlul Bait as, sebanyak hadis-hadis palsu untuk meninggikan kedudukan mereka sendiri. Ketika Imam Ali as, sosok yang digambarkan ayat 61 Surat Ali Imran layaknya diri Nabi sendiri, gugur syahid di Masjid Kufah, banyak orang terkejut dan berkata, apa yang dikerjakan Ali di masjid? Akan tetapi Asyura dan kesyahidan Imam Husein as berhasil meruntuhkan atmosfir politik ini. Di hari Arbain, rombongan tawanan kembali ke Karbala dengan kemenangan, dan Bani Umayah terpaksa harus menelan kekalahan dan kehinaan.
Sekarang setelah 40 hari mengalami keterasingan, penderitaan, siksaan, ancaman dan hinaan, kafilah itu akhirnya kembali ke Karbala. Kafilah yang tidak sama dengan saat kepergiannya dari Karbala. Kafilah yang berhasil menghancurkan konspirasi setengah abad Bani Umayah dan kembali ke Karbala dengan kemenangan untuk menyatakan kesetiaan atas darah syuhada tertindas Karbala. Kafilah yang membawa pesan agung bagi seluruh umat manusia bahwa “syarat mendampingi adalah berjalan sampai akhir tujuan”.
Di sinilah Arbain menemukan makna sejatinya. Arbain dalam al-Quran juga diartikan sebagai bentuk pencapaian kesempurnaan. Allah Swt menilai usia 40 tahun sebagai puncak kesempurnaan seorang manusia dan kedewasaan berpikir. Di ayat 15 Surat al-Ahqaf, Allah Swt berfirman, ".....sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri ".
Begitu juga di ayat 142 Surat al-A'raf, Allah Swt berfirman, "Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan".
Di hari Asyura, Allah Swt menganugerahkan seluruh warisan para nabi kepada Imam Husein as, dan di hari Arbain, warisan para nabi itu dititipkannya kepada sejarah. Asyura adalah pemandangan kebaikan Tuhan kepada Imam Husein dan Arbain adalah pemandangan kemurahan hati Imam Husein kepada umat manusia dan sejarah. Oleh karena itu, dalam doa Ziarah Arbain kita membaca, "Ya Allah, aku bersaksi bahwa Husein telah mengorbankan darah hatinya sehingga hamba-hamba-Mu terbebaskan dari kebodohan dan ketidaktahuan, dan terselamatkan dari ketersesatan".
Pejabat Iran Minta PBB Tak Tebang Pilih dalam Penegakan HAM
Sekretaris Dewan Hak Asasi Manusia, Mahkamah Agung Iran mengatakan, mekanisme HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar seperti tidak tebang pilih, realistis dan tidak berpihak.
Kazem Gharibabadi, Rabu (14/9/2022) menghadiri pertemuan Dewan HAM PBB ke-51 dan menyampaikan sikap Republik Islam Iran terkait mekanisme pelaporan masalah HAM negara ini.
Ia menegaskan bahwa dukungan dan peningkatan upaya menegakan HAM serta kemuliaan manusia merupakan sebuah prinsip asasi di Republik Islam Iran.
"Mekanisme-mekanisme HAM PBB termasuk Dewan HAM, harus sesuai dengan prinsip-prinsip asasi seperti tidak tebang pilih, realistis dan tidak berpihak. PBB harus harus terhindar dari upaya politisasi atau penerapan standar ganda", imbuhnya.
Menurut Gharibabadi, penyebaran sejumlah pelapor khusus di sebuah negara adalah peringatan, dan tidak konstruktif. Para pelapor khusus nasional yang dikirim oleh sejumlah negara untuk tujuan politik permusuhan mereka terhadap negara-negara berkembang itu, dipaksakan kepada Dewan HAM PBB, dan itu hanya menciptakan konflik.
Sekretaris Dewan HAM Iran menegaskan, memburuknya kondisi HAM dan kemanusiaan di Palestina pendudukan harus menjadi prioritas utama bagi mereka yang benar-benar peduli terhadap HAM dan martabat manusia. Dunia tidak bisa hanya diam menyaksikan masalah ini.
Sabtu, Rahbar akan Hadiri Arbain Bersama Para Aktivis Mahasiswa Iran
Peringatan Arbain Imam Husein yang dihadiri Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei dan para aktivis mahasiswa akan digelar hari Sabtu.
Situs Khamenei.ir melaporkan, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei akan memeringati Arbain Imam Husein bersama para aktivitas mahasiswa Iran yang mewakili berbagai provinsi di negara ini.
Peringatan duka Arbain Imam Husein yang diikuti Rahbar dan kehadiran para aktivits mahasiwa Iran akan diadakan pada hari Sabtu 17 September 2022 di Huseiniyah Imam Khomeini Tehran.
Menurut informasi situs khamenei.ir, ceramah Arbain akan disampaikan Hujjatul Islam wal Muslimin Masoud Ali, dan kidung duka Arbain Huseini akan dilantunkan oleh Maitsam Mote'ie.
Sekjen SCO: Iran Negara Besar yang Bisa Wujudkan Keamanan Dunia
Presiden Republik Islam Iran dalam pertemuan dengan Sekjen Organisasi Kerja Sama Shanghai, SCO, mengumumkan kesiapan Tehran untuk bekerja sama dengan SCO dan seluruh negara anggotanya di berbagai bidang.
Sayid Ebrahim Raisi, Kamis (15/9/2022) di Uzbekistan bertemu dengan Sekjen SCO, Zhang Ming, dan menjelaskan langkah Republik Islam Iran untuk menjadi anggota SCO, serta kapasitas luas Iran di bidang politik, teknologi, ekonomi dan transit.
Sekjen SCO dalam pertemuan dengan Raisi menyinggung langkah organisasinya untuk menerima keanggotaan penuh Iran di SCO.
Ia menuturkan, sehari sebelumnya telah ditandatangani 40 dokumen perjanjian bergabungnya Iran dengan SCO, bersama Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian.
Zhang Ming menambahkan, Iran adalah negara besar dan berpengaruh yang bisa memainkan peran signifikan dalam mewujudkan keamanan kawasan dan dunia.
Menurutnya, Iran sebagai salah satu negara besar di kawasan, bersandar pada kesamaan-kesamaan sejarah dan peradaban luas dengan negara kawasan lain, hubungan politik dan perdagangan yang baik, dapat menjalin kerja sama dengan negara-negara anggota SCO.
Bertemu Putin, Raisi: Iran Tak Akui Sanksi atas Rusia
Presiden Republik Islam Iran dalam pertemuan dengan sejawatnya dari Rusia, mengatakan, Iran tidak menerima sanksi terhadap Rusia dengan alasan apa pun, dan tidak mengakuinya.
Sayid Ebrahim Raisi, Kamis (15/9/2022) dalam pertemuan dengan Vladimir Putin di sela KTT Organsisasi Kerja Sama Shanghai, SCO, yang digelar di Samarkand, Uzbekistan, menyatakan bahwa Iran ingin mengembangkan kerja sama dagang dan ekonomi dengan Rusia.
Pada saat yang sama, Presiden Republik Islam Iran menyampaikan terimakasih kepada Rusia karena mendukung keanggotaan penuh Iran di SCO.
Raisi menuturkan, tekad Iran adalah mengembangkan hubungan strategis dengan Rusia, di semua bidang politik, ekonomi, perdagangan dan antariksa.
Ia menambahkan, "Amerika Serikat mengira dengan menyanksi sebuah negara, ia bisa menghentikan negara itu, tapi pemahaman mereka terkait hal ini keliru. Selama bertahun-tahun AS menyanksi Iran, tapi bangsa besar Iran menganggap sanksi dan ancaman sebagai peluang untuk tumbuh dan maju."
Raisi menegaskan, "Republik Islam Iran tidak menerima sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia dengan alasan apa pun, dan tidak mengakuinya. Di sisi lain Iran ingin meningkatkan hubungan dagang dan ekonominya dengan Rusia."
"Hubungan di antara negara-negara yang disanksi oleh AS, dapat menyelesaikan banyak masalah, dan bahkan dapat terus memperkuat negara-negara tersebut," pungkasnya.
Orang-Orang Cina Bangun Posko Pelayanan Arbain di Karbala
Sekelompok warga Cina, tahun ini turut berpartisipasi dalam peringatan Arbain Imam Hussein as, dengan membangun posko pelayanan untuk peziarah atau Mokeb, di jalan menuju kota Karbala, Irak.
Dikutip Mehr News, Selasa (13/9/2022), di posko pelayanan yang dibangun di dekat kota Karbala itu, sekelompok warga Cina nampak membagi-bagikan minuman dan makanan khas negara mereka kepada para peziarah Imam Hussein as.
Sumber media Irak mengunggah foto-foto kehadiran warga Cina yang tengah memberikan pelayanan kepada para peziarah Arbain Imam Hussein as di sejumlah lokasi.
Pawai jalan kaki memperingati Arbain Imam Hussein as sudah dimulai sejak beberapa minggu lalu, dan diikuti oleh jutaan peziarah asing di Irak. Sejumlah banyak kelompok keagamaan membuka posko pelayanan untuk peziarah di sepanjang jalan menuju kota Karbala.



























