Hikmah Ramadhan;Tidak Dikabulkan Doa Orang yang Tidak Bekerja dan Berusaha!

Rate this item
(0 votes)

Mengenal bulan Ramadhan dan kedudukannya, sudah pasti akan memberikan semangat dan kekuatan mental dan jasmani untuk seseorang dapat memanfaatkan dengan sebaiknya bulan yang penuh berkah ini. Masih banyak diantara kita yang tidak mampu memahami kemuliaan dan segala macam berkah yang terkandung dalam bulan suci ini. Untuk itulah rupanya Rasul Allah Saw, yang memahami keadaan umatnya ini, berusaha membantu agar umat Muslimin , minimal yakin sajalah bahwa bulan ini benar-benar bulan yang mulia, bulan yang mendatangkan berbagai macam keuntungan maknawi, bahkan materi, kepada

Rasul Allah Saw bersabda, "Jika seseorang memahami apa yang terkandung di dalam bulan Ramadhan, sudah pasti, dengan segenap wujudnya, ia akan memohon kepada Allah agar sepanjang tahun dijadikan sebagai bulan Ramadhan semua." Jadi seharusnya, kalaupun seseorang tidak memahami apa yang terkandungan dalam bulan suci Ramadhan, akan tetapi hadis Rasul Allah Saw ini jelas merupakan jaminan yang akan membuat setiap orang berharap agar setiap tahun terdiri dari satu bulan semua, yaitu bulan Ramadhan. Yang demikian ini tentu sekedar untuk menggambarkan betapa mulianya bulan ini.

Diantara sifat-sifat bulan Ramadhan ialah bulan yang penuh berkah, yang dalam bahasa Arab disebut"Syahr Mubarak". Dalam banyak kesempatan, Rasul Allah Saw menyebut bulan ini sebagai bulan yang penuh berkah. Di setiap malam pertama bulan Ramadhan, Rasul Allah Saw memanjatkan doa dan berkata, "Wahai bulan yang penuh berkah, segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah, yang telah melimpahkan karunianya kepada kami melaluimu."

Kata-kata"Mubarak" mengandung arti sesuatu yang mendatangkan kebaikan yang banyak dan bersifat kekal. Al-Quranal-Karim juga menggunakan kata-kata ini dalam banyak ayatnya. Zat Allah yang Suci, juga disebut sebagai Zat yang penuh berkah, karena merupakan sumber segala kebaikan. Dalam istilah al-Quran, rumah Allah, masjid al-Aqsha, malam Lailatul Qadardan juga al-Quran sendiri, juga disebut sebagai "Mubarak".

Bulan Ramadhan disebut sebagai bulan yang penuh berkah, karena ia mengandung segala macam kebaikan yang melimpah, dimana jika dipahami dan dimanfaatkan dengan baik, maka ia akan mampu melahirkan manusia-manusia suci, lahir dan batin. Dengan bulan Ramadhan, manusia ditempa untuk memiliki semangat kuat melawan daya tarik hawa nafsu yang berusaha menyeret manusia ke lembah kehinaan dan kenistaan. Sedangkan puasa dan amal ibadah lain di dalam bulan Ramadhan, mengajak manusia ke puncak takwa dan iman.

Bulan Ramadhan adalah bulan pembangunan manusia dengan iman dan takwa yang seutuhnya. Di bulan ini terbuka peluang selebar-lebarnya bagi setiap orang untuk membebaskan diri dari hiruk pikuk kehidupan dan segala faktor penyebab stres, serta kesibukan mengejar kesenangan duniawi yang membuatnya lalai. Bulan Ramadhan mengajak manusia untuk kembali ke jalan lurus yang akan membawanya menuju kebahagiaan dan kemuliaan kepribadiannya.

* * *

Untuk menempuh jalan hidup dengan sebaik-baiknya, seseorang haruslah memiliki program dan rencana-rencana yang telah tersusun dengan baik dan benar. Para pakar penyusun program dan manajemen mengatakan bahwa setiap program haruslah terdiri atau mengandung tiga tahap atau bagian. Pertama, mengenal fasilitas dan batasan-batasan yang ada. Kedua, menentukan tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Ketiga, memilih metode terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Sebagai pemberi program dan petunjuk sempurna bagi kehidupan manusia, agama Islam sangat menekankan masalah pengaturan dan penyusunan program hidup manusia. Imam Ali as berkata, "Wahai manusia, kehidupan dunia yang dijalani tanpa aturan dan program yang baik, tidak akan memberikan kebaikan sedikit pun." Dalam ucapannya yang lain, Imam Ali as menekankan agar setiap orang membagi-bagi waktunya, masing-masing untuk pekerjaan dan tugas tertentu. Sehingga dengan demikian, semua pekerjaan dan tugas akan dapat dilaksanakan dan mendatang keuntungan sebaik-baiknya.

Seorang muslim yang telah menyusun waktu hidupnya dengan baik, bisa dipastikan akan membagi-bagi dan menyusun pekerjaan serta tugas-tugasnya berdasarkan prioritasnya. Artinya, ia pasti akan mendahulukan dan memperhatikan dengan baik pekerjaan-pekerjaan yang lebih penting, dan tidak akan membiarkan waktunya habis untuk pekerjaan dan tugas-tugas yang tidak penting. Ia akan memahami, sebagaimana diajarkan oleh al-Quran, bahwa setiap orang bergantung kepada usaha dan kerjanya sendiri; dan seseorang tidak akan memperoleh apa pun kecuali yang ia kerjakan.

Seorang muslim adalah orang yang giat bekerja dan berusaha dengan motifasi dan semangat tinggi; karena ia menyadari bahwa menganggur dan malas bekerja, tidaklah sesuai dengan kepribadiannya sebagai seorang manusia. Dan oleh karena memiliki semangat kerja yang tinggi, yang dilandasi pula oleh iman dan tawakkal kepada Allah Swt, maka kegagalan apa pun dalam usaha, tidak akan membuatnya berputus asa. Semangat kerja yang dilandasi oleh iman dan tawakkal inilah yang membuat umat Muslimin di masa lalu berhasil mencapai kejayaan dan kegemilangan besar.

Dalam sejarah disebutkan bahwa seorang muslim meninggalkan seluruh pekerjaan dan usahanya sehari-hari, dan memusatkan seluruh waktu siang malamnya hanya untuk beribadah, berdoa dan bermunajat kepada Allah Swt. Imam Shadiq as, ketika mendengar berita tentang orang ini, menyatakan penyesalan dan kekecewaan, lalu berkata, "Tidakkah orang itu mengetahui bahwa seseorang yang tidak pernah berusaha dan bekerja, doanya tidak akan dikabulkan?"

Suatu hari seseorang bertanya bertanya kepada Aristoteles, "Mengapa Anda sedikit sekali makan?" Dia menjawab, "Aku makan sekedar untuk tetap hidup. Adapun sebagian orang merasa bahwa hidup adalah untuk makan, sehingga ia makan dalam jumlah banyak. Akan tetapi orang yang banyak makan, tidak akan pernah menjadi manusia yang cerdas dan pandai."

Berkenaan dengan hal ini, Islam telah memberikan berbagai jalan untuk manusia agar ia dapat menundukkan hawa nafsunya. Diantaranya ialah berpuasa, yang sesungguhnya mengajarkan kepada manusia untuk menghindari banyak makan. Rasul Allah Saw bersabda, "Janganlah kalian mematikan hati kalian dengan banyak makan. Sesungguhnya hati akan mati karena banyak makan, sebagaimana tanaman yang mati karena kebanyakan air." (IRIB Indonesia)

Read 2016 times