کمالوندی
Kemurahan Hati dan Kedermawanan Pemuda Surga
Imam Hasan al-Mujtaba as adalah cucu pertama Rasulullah Saw dari Ali bin Abi Thalib as dan Sayidah Fathimah as. Beliau lahir pada 15 Ramadhan tahun ke-3 Hijriah di kota Madinah. Ketika Rasul Saw dikabarkan tentang kelahiran cucu pertamanya itu, wajah beliau berseri-seri dan hatinya penuh rasa gembira. Beliau bergegas menuju rumah Fathimah as untuk melihat langsung cucunya itu. Fathimah as segera menyerahkan bayi mungil itu kepada Rasulullah Saw. Setelah menggendongnya, Rasul Saw kemudian membacakan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri sang bayi. Ketika itu, malaikat Jibril as turun dan menyampaikan perintah Allah Swt agar beliau menamakan cucunya itu dengan Hasan, yang berarti baik dan terpuji.
 
Rasul Saw di hari ketujuh dari kelahiran tersebut, melakukan akikah dengan menyembelih seekor kambing dan membagikannya di antara orang-orang miskin dan sejak masa itu, akikah Islami mulai dikenal di tengah kaum Muslim.
 
Imam Hasan as adalah simbol keutamaan dan kesempurnaan, dan beliau tampak lebih berwibawa dan gagah dari orang-orang lain. Beliau menyandang sifat-sifat mulia yang sama seperti kakeknya Rasulullah Saw seperti, kesucian, ilmu pengetahuan, akhlak yang luhur, dan perangai yang baik. Semua sifat tersebut membuat beliau tak ada padanannya di tengah masyarakat. Ketampanan dan kemuliaan akhlak Imam Hasan as bersumber dari sifat muhsin Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan menamakannya dengan Hasan. Keutamaan dan kemuliaan lain yang dimiliki oleh putra Ali bin Abi Thalib as ini adalah ketakwaan, ahli ibadah, berwibawa, tawadhu, keberanian, kesalehan, dan pemaaf.
 
Imam Hasan as sangat dicintai dan disayangi oleh Rasul Saw dan hal ini terlihat dari ucapan beliau yang bersabda, "Ya Allah! Aku mencintai Hasan dan cintailah pula dia oleh-Mu. Barang siapa yang mencintai Hasanku, maka Tuhan akan mencintainya." Salah satu sifat utama Imam Hasan as ÔÇô di mana bisa menjadi teladan terbaik bagi para pecinta beliau ÔÇô adalah kemurahan hati dan kedermawanan yang luar biasa serta suka menolong orang lain. Beliau berbagi kebaikan dengan semua dan selalu menuntaskan kebutuhan orang lain. Oleh sebab itu, literatur sejarah mencatat bahwa Imam Hasan as pernah dua kali menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah Swt dengan membantu fakir-miskin. Beliau juga tiga kali mendermakan setengah dari hartanya, separuh untuk dirinya dan setengah lainnya diinfakkan di jalan Allah Swt.
 
Selama masa hidupnya, Imam Hasan as selalu dikenal sebagai sosok yang dermawan, penenang setiap kalbu yang didera kesusahan, dan pengayom kaum fakir-miskin. Tak ada seorang miskin pun yang datang mengadu kepadanya lantas kembali dengan tangan hampa. Ketika seseorang bertanya kepada beliau, "Bagaimana engkau bisa tidak pernah menolak pengemis?" Imam Hasan as menjawab, "Aku mengemis kepada Allah dan mencintai-Nya. Aku malu menjadi pengemis di pintu rumah Allah sementara aku menolak seorang pengemis. Sesungguhnya Allah senantiasa melimpahkan nikmat-Nya kepadaku. Dan aku berusaha untuk selalu membagikan nikmat-Nya dengan orang lain. Aku takut bila kuhentikan kebiasaan ini, Allah akan memutuskan kebiasaan-Nya."
 
Kemudian beliau berkata, "Ketika seorang peminta mendatangiku, aku berkata kepadanya, ÔÇÿSelamat datang wahai orang yang memberikan kesempatan untuk berbuat baik kepadaku dan orang yang keutamaannya lebih tinggi dari setiap pemilik keutamaan. Sebaik-baiknya hari kejantanan adalah hari di mana seseorang didatangi oleh peminta dan ia dinanti untuk memenuhi kebutuhan orang tersebut."
 
Zamakhshari dalam buku Rabi al-Abrar menukil dari Anas bin Malik yang berkata, "Aku sedang bersama Hasan bin Ali as dan tiba-tiba seorang budak datang dan menghadiahkan setangkai bunga kepada beliau. Hasan bin Ali kemudian berkata kepadanya, ÔÇÿEngkau merdeka di jalan Tuhan!' Ketika aku menyaksikan peristiwa itu, aku berkata kepada beliau, ÔÇÿBudak itu hanya memberi setangkai bunga yang tidak berharga, mengapa engkau memerdekakannya?' Hasan bin Ali menjawab, ÔÇÿSeperti itulah Tuhan Yang Maha Tinggi telah mendidik kami dan Dia berfirman, "Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya," dan penghormatan terbaik untuk budak itu adalah kemerdekaannya."
 
Suatu hari Khalifah Utsman bin Affan duduk di samping masjid, seorang miskin datang meminta bantuan kepadanya, Utsman lalu memberinya lima dirham. Peminta itu berkata, "Tunjukkan kepadaku orang yang bisa memberi lebih besar lagi." Utsman kemudian menyebut nama Imam Hasan as dan Imam Husein as. Peminta tersebut lalu beranjak pergi dan menemui mereka berdua. Imam Hasan as berkata, "Tidak diperbolehkan meminta kepada orang lain kecuali dalam tiga hal; diyat (denda) yang melilitnya dan tidak mampu ia bayar, atau utang yang menderanya dan tidak mampu ia lunasi, dan atau orang miskin yang tidak mampu berbuat apa-apa." Setelah itu, Imam Hasan as bertanya kepada peminta tersebut, "Engkau termasuk golongan yang mana?" Dia menjawab, "Kebetulan aku tersandera oleh salah satu dari tiga kategori itu." Mendengar jawaban itu, Imam Hasan as lalu memberinya 50 dinar dan ia juga menerima 49 dinar tambahan dari Imam Husein as.
 
Peminta tersebut kemudian beranjak pergi dan di tengah jalan, ia kembali berpapasan dengan Utsman. Khalifah Utsman lalu bertanya kepadanya, "Apa yang engkau lakukan?" Dia menjawab, "Engkau sudah membantuku tapi engkau sama sekali tidak bertanya untuk apa aku meminta bantuan. Hasan bin Ali as menanyakan kepadaku tentang pemakaian bantuan itu dan dia memberiku 50 dinar." Utsman lalu berkata, "Keluarga itu adalah poros ilmu dan hikmah serta sumber kebaikan dan keutamaan. Siapa orang yang akan menyamai mereka?"
 
Imam Hasan as memiliki dua kebiasaan baik setiap kali berinfak dan memberi di jalan Allah Swt. Pertama, ketika beliau menerima pujian orang lain karena perbuatan baiknya, beliau akan berkata, "Berkah orang peminta jauh lebih banyak, di mana menjadikan kami layak untuk berbuat baik dan berinfak di jalan Allah." Dan kedua, beliau selalu berusaha untuk memahami kebutuhan para peminta dan memenuhi kebutuhan mereka sebelum mereka mengutarakan hajatnya. Beliau berkata, "Pemberian dan kebaikan yang sesungguhnya adalah tanpa didahului oleh permintaan."
 
Al-Quran sangat menekankan perkara infak dan sedekah dan Tuhan memberikan pahala yang besar dan kekal kepada para pelakunya. Menurut perspektif al-Quran, salah satu tugas penting individu di tengah masyarakat Islam adalah mengayomi dan membantu kaum lemah. Setiap orang berkewajiban untuk menolong mereka sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Dalam surat al-Baqarah ayat 274, Allah Swt berfirman, "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
 
Suatu hari, seorang Arab badui datang menemui Imam Hasan as. Sebelum ia menyampaikan hajatnya, beliau langsung meminta pembantunya untuk memberikan apa yang ada di dalam kotak uang. Sang pembantu mendapati uang sekitar 20 ribu dirham dan langsung ia berikan semuanya kepada peminta tersebut. Arab badui ini tampak kaget dan berkata, "Wahai tuanku! Engkau belum memberi waktu kepadaku untuk menjelaskan hajatku dan juga melantunkan puji-pujian untukmu." Ketika itu, Imam Hasan as berkata, "Kami adalah keluarga di mana pemberian kami cepat dan tidak tertunda."
 
Pemuda ahli surga ini adalah sosok yang sangat agung, penyabar, sangat berwibawa dan teguh pendirian. Beliau juga dikenal sebagai tokoh yang sangat pemberani. Ketinggian ilmu dan hikmah beliau membuat kagum siapapun serta sangat bijak dalam memutuskan suatu perkara.
Wasiat Imam Ali bagi Umat Islam
Penulis terkemuka Lebanon, Khalil Gibran berkata, "Ali bin Abi Thalib syahid dengan keagungannya.Ia meninggal ketika menunaikan shalat dan hatinya dipenuhi kecintaan kepada Tuhan." Bahkan di akhir hayatnya pun Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib masih menyebarkan kebenaran ajaran Islam. Dalam wasiat yang disampaikan kepada putranya Imam Hasan, Imam Ali berkata, "Putraku Hasan! Engkau dan seluruh anakku serta seluruh yatim dan orang yang menerima pesan ini, aku memberikan wasiat kepada kalian: Bertakwalah kepada Allah Swt dan jangan melupakannya. Berusahalah mempertahankannya hingga kematian menjemputmu. Kalian seluruhnya bersama-sama bersandar pada tali Allah. Bersatulah dalam keimanan dan jangan bercerai-berai. Rasulullah Saw bersabda, 'Mendamaikan sesama manusia lebih utama dari shalat dan puasa tanpa henti. Dan sesuatu yang dikecam dan ditolak dalam agama adalah kerusakan dan perpecahan,".
 
Terkait penafsiran dari wasiat Imam Ali ini, Ayatullah Makarim Shirazi menulis, "Sejak awal wasiat ini, Imam Ali menegaskan keutamaan bertakwa kepada Allah yang merupakan jalan keselamatan selamanya bagi manusia dalam perjalanan menuju akhirat, dan ukuran bagi keutamaan manusia di sisi Allah Swt. Kemudian, Imam Ali dalam wasiatnya menyinggung seluruh sistem keamanan sosial, ekonomi, politik dan ibadah serta urusan yang berkaitan dengan keluarga serta pendidikan dan pengajaran. Keabadiaan alam semesta ini ditentukan oleh sistem yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Setiap masyarakat yang tidak memilikinya, maka akan hancur dan setiap manusia yang memilih jalan di luar yang ditetapkan maka tidak akan sampai kepada tujuannya, meskipun memiliki potensi yang tinggi dan fasilitas yang besar."
 
Berkaitan dengan wasiat Imam Ali bahwa mendamaikan sesama manusia lebih tinggi dari shalat dan puasa, hal ini menunjukkan perhatian besar Islam terhadap masalah kemanusiaan dan perdamaian. Islam sangat mengutamakan persatuan dan  membenci permusuhan. Terkait hal ini Rasulullah Saw bersabda, "Tidak ada seorang pun, setelah menjalankan kewajibannya, yang melakukan perbuatan lebih utama dari pada mendamaikan sesama manusia, ".
 
Kelanjutan pesan Imam Ali ini mengenai masalah penting seperti masalah sosial, ubudiyah serta akhlak, dan sebagiannya dimulai dengan penegasan kalimat "Allah, Allah" yang menunjukkan betapa pentingnya masalah tersebut. Imam Ali juga menegaskan perhatian terhadap yatim. Beliau bersabda, "Allah, Allah! Kalian harus memperhatikan hak yatim, jangan sampai mereka kelaparan dan terhina di hadapanmu."
 
Agama Islam sangat menekankan perhatian terhadap hak yatim dan orang-orang yang tertindas dan membutuhkan pertolongan.Dalam kitab al-Kafi disebutkan, "Suatu hari seseorang memberikan hadiah madu dan buah tin kepada Imam Ali. Kemudian Amirul Mukminin memerintahkan anak-anak yatim hadir. Lalu beliau menyuapkan madu itu dengan jarinya kepada anak yatim itu satu persatu. Seseorang bertanya kepada Imam Ali, 'Mengapa bukan mereka sendiri yang melakukannya?'. Imam Ali menjawab, "Ali adalah ayah anak-anak yatim. Aku menyuapkan madu ini kepada mereka seperti halnya para ayah menyuapi anak-anaknya."
 
Mengenai dengan hak tetangga, Imam Ali dalam wasiatnya berkata, "Allah, Allah! Kalian harus berbuat baik kepada para tetangga.Sebab Rasulullah memerintahkan kita untuk bersikap baik terhadap mereka. Saking pentinya berbuat baik kepada tetangga, bahkan Rasulullah bersabda [seolah] kita saling mewarisi dengan para tetangga,". Tetangga memiliki penghormatan tinggi dalam Islam, sebab agama Islam memiliki perhatian terhadap masalah sosial. Keluarga, kerabat, tetangga dan masyarakat, masing-masing memiliki kedudukan khusus dalam agama samawi ini.
 
Di bagian lain wasiatnya, Imam Ali berkata, "Allah, Allah. Kalian jangan melupakan hukum al-Quran, dan jangan sampai orang lain lebih dahulu menjalankannya dari pada kalian." Terkait wasiat ini, Ayatullah Makarim Shirazi menulis, "Perkataan ini menegaskan bahwa kita jangan sampai hanya cukup dengan membaca al-Quran disertai tajwidnya saja dan melupakan isinya, sedangkan non-Muslim justru mengamalkan isinya. Misalnya mengenai jual beli di pasar, al-Quran memerintahkan untuk jujur dan amanah, tapi kalian melanggarnya. Mereka menuntut berbagai ilmu pengetahuan dan terorganisir mengikuti sistem yang berlaku, tapi kalian tidak memperdulikannya dan akan tertinggal,". Amat disayangkan berbagai masalah tersebut justru menimpa umat Islam dewasa ini.
 
Mengenai shalat, Imam Ali dalam wasiatnya berkata, "Allah, Allah. Dirikanlah shalat, karena shalat merupakan tiang agama."Shalat menjadikan manusia terhubungan dengan Allah dan mengingat-Nya. Shalat juga menghidupkan spirit takwa. Oleh karena itu, shalat menjauhkan manusia dari kerusakan dan kemunkaran. Untuk sebabnya shalat disebut sebagai tiang agama. Sebaliknya meninggalkan shalat  akan "melupakan Tuhan", dan orang yang melupakan Tuhan cenderung mudah untuk melakukan dosa dan kemaksiatan.
 
Di bagian lain wasiatnya, Imam Ali juga menyinggung mengenai haji. Beliau berkata, "Allah, Allah!. Mengenai Kabah, baitullah, jangan sampai kalian meninggalkanya dan kesempatan tidak akan diberikan lagi, dan orang lain akan menggantikanmu." Masalah ini bukan hanya memiliki dimensi ubudiyah semata tapi lebih luas dalam aspek sosial dan politik. Salah seorang perdana menteri Inggris di akhir abad 19 bernama William Gladstone berkata, "Kaum Muslim membaca al-Quran dan bertawaf di Baitullah. Nama Muhammad dikumandangkan setiap pagi dan sore oleh muadzin, maka Kristen menghadapi ancaman besar. Untuk itu kalian harus membakar al-Quran dan merusak Kabah serta menghapus nama Muhammad dari azan, ". Ucapan orang-orang yang memusuhi Islam seperti William Gladstone ini menunjukkan pentingnya al-Quran, shalat dan haji serta nama Nabi Muhammad Saw yang harus dijaga oleh umat Islam.
 
Imam Ali dalam wasiat lainnya berkata, "Allah, Allah! Kalian jangan mengabaikan jihad dengan harta, jiwa dan lisanmu di jalan Allah". Maksud jihad dengan jiwa adalah maju ke medan perang demi membela Islam dan negara-negara Islam dari serangan musuh. Sedangkan jihad dengan harta adalah memberikan bantuan finansial untuk membantu pasukan Muslim, dan dalam konteks kekinian adalah penggunaan media massa. Tapi perlu diperhatikan bahwa penyalahgunaan kata jihad untuk menciptakan perpecahan di tengah umat Islam dan pembantaian terhadap Muslim maupun menunjukkan wajah buruk Islam seperti kejahatan anti-kemanusiaan yang dilakukan kelompok-kelompok takfiri seperti ISIS berbeda dengan makna Jihad sebenarnya dalam Islam.
 
Masalah ikatan persahabatan dan kasih sayang juga memiliki kedudukan khusus dalam Islam. Menurut Imam shadiq, ketika dua orang Muslim bermusuhan, maka setan bersuka cita, tapi ketika mereka berdamai, setan tidak berdaya. Di bagian lain wasiatnya, Imam Ali memberikan nasehat supaya umat Islam jangan  sampai meninggalkan Amr Maruf dan Nahi Munkar. Beliau berkata, "Amr maruf dan nahi Munkar jangan sampai ditinggalkan, sebab kejahatan akan menguasai kalian dan ketika berdoa tidak akan terkabul,". Sejumlah riwayat menjelaskan bahwa salah satu penyebab doa tidak terkabul disebabkan mengabaikan Amr Maruf dan Nahi Munkar.
 
Di akhir kata, wasiat mulia Imam Ali bagi umat Islam ini menunjukkan hakikat keagungan beliau sebagai Amirul Mukminin. Harus diakui, jika wasiat Imam Ali ini dijalankan dengan baik oleh kaum Muslimin saat ini, maka umat Islam akan hidup mulia di dunia dan akhirat. Tapi amat disayangkan, wasiat yang diucapkan Imam Ali menjelang kesyahidannya itu tidak diperdulikan oleh umat Islam.Inna lillahi wa inna ilahi rajiun.
Ramadhan, Musim Semi Munajat (Bagian 25)
Keyakinan akan Ma'ad atau Hari Kebangkitanmerupakan bagian dari Usuluddin Islam. Banyak ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kematian dan Ma'ad serta mengingatkan manusia akan keduanya. Sejatinya, ada lebih dari dua pertiga ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang kematian dan kiamat. Lalu pertanyaannya, apa makna di balik semua peringatan tentang kematian dan kiamat? Imam Ali as menjawab pertanyaan ini dengan ucapannya, "Sebelum badan kalian keluar dari dunia, hati kalian telah terlebih dahulu keluar. Karena kalian diciptakan untuk akhirat dan berada di dunia untuk diuji..."
 
Menurut Rasulullah Saw, mengingat mati punya peran konstruktif dalam kehidupan manusia. Ketika ada yang bertanya kepada beliau tentang siapa yang paling cerdas, beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat kematian dan lebih siap menghadapinya." Lalai dari mati membuat dunia tampak begitu berharga di mata manusia, sehingga akalnya tidak lagi dapat memahami hakikat dan kebenaran. Manusia yang lalai akan berusaha keras untuk meraih keinginan hawa nafsu dan duniawinya. Mengingat mati akan membebaskan manusia dari sikap lalai dan menjadikannya menyadari akan hakikat penting tentang manusia itu sendiri.
 
Tentu saja mengingat mati tidak boleh diartikan manusia telah kehilangan kegairahan dan aktivitasnya di dunia. Jangan sampai mengambil kesimpulan seperti ini dari ayat dan riwayat yang berbicara tentang mati. Bahkan melihat fenomena kematian lebih logis membuat perbuatan kita lebih terarah dan benar, sehingga bukan saja kita tidak lemah melakukan aktivitas kehidupan, yang terjadi ada semangat yang lebih besar untuk melakukannya. Para Imam Maksum as dan ulama senantiasa mengingat mati dan menyiapkan dirinya, tapi pada saat yang sama mereka menunjukkan kerja keras dan melakukan aktivitasnya dengan penuh semangat.
 
Pria itu duduk di dekatku. Kondisinya agak aneh. Ia berkata, "Aku punya satu pertanyaan dan jawabannya sangat penting buatku." Saya menjawab, "Sudah tentu, bila saya mengetahui jawabannya, dengan senang hati saya akan membantumu." Ia berkata, "Saya akan  pergi." "Apa maksudnya," tanyaku. Ia berkata, "Saya akan mati." "Berapa dokter yang telah engkau datangi? tanyaku. Ia menjawab, "Semua dokter mengatakan tidak ada obat yang dapat menyembuhkanku."
 
Saya kemudian berkata kepadanya, "Allah sangat pemurah. Insya Allah engkau akan diberikan kesembuhan." Mendengar ucapanku, ia memandangku dengan penuh takjub dan berkata, "Apakah bila engkau mati berarti Allah tidak pemurah?" Saya baru menyadari pria itu cukup cerdas dan tidak bisa berbicara apa adanya. Akhirnya saya berkata, "Engkau benar, sekarang apa pertanyaanmu?" Ia kemudian mulai bercerita:
 
"Sejak mengetahui pasti mati, aku sangat sedih dan hanya berdiam diri di rumah. Sehari-hari pekerjaanku adalah menyendiri di kamar dan berkeluh kesah, sehingga suatu hari aku berkata kepada diriku sendiri, ÔÇÿSampai kapan engkau ingin menanti kematian?' Akhirnya, suatu hari di pagi hari aku keluar dari rumah dan mulai bekerja seperti orang lain, hanya saja ada perbedaan mendasar antaraaku dan orang lain. Karena saya pasti mati, sementara orang lain tidak demikian. Saya semakin pengasih dan perilaku orang yang ingin menggangguku sudah tidak kupikirkan lagi.
 
Beberapa kali mereka sengaja menipuku, tapi aku berkata kepada diriku sendiri, ÔÇÿBiarkan mereka bergembira dengan menipuku, karena saya sudah pasti akan meninggalkan dunia ini dan mereka akan tetap hidup di dunia. Sekarang saya bekerja, tapi sudah tidak ada rasa ketamakan. Aku hidup bersama masyarakat, tapi tidak berbuat zalim kepada mereka, bahkan aku mencintai mereka. Melihat sepasang pengantin menikah, hatiku senang dan berdoa agar mereka bahagia. Bertemu orang miskin, aku langsung membantunya. Aku seperti orang tua yang berharap kebahagiaan semua orang. Masalah mati membuatku menjadi orang baik dan pengasih. Pertanyaannya, saya menjadi baik karena masalah kematian dan┬á Allah menerima kebaikanku ini?"
 
Saya menjawab, "Seperti yang saya ketahui, manusia memiliki kesempatan hingga kematian menjemputnya dan manusia menjadi baik membuatnya mulia di sisi Allah." Mendengar jawabanku ia terlihat gembira. Ia mengucapkan terima kasih dan perlahan-lahan meninggalkanku. Sebelum menjauh, saya menyempatkan diri bertanya kepadanya, "Oh iya, engkau belum mengatakan berapa waktu lagi akan meninggal?" Ia menjawab, "Tidak pasti, antara satu hingga ribuan hari lagi!!!"
 
Saya lalu menghitung sendiri dan melihat kondisiku sebenarnya tidak berbeda dengannya. Dengan penuh takjub saya bertanya lagi, "Lalu apa sakitmu?" Ia menjawab, "Aku tidak sakit!" Saya berkata, "Lalu apa?" Ia menjawab, "Aku mengetahui bahwa kematian merupakan keniscayaan. Oleh karena itu aku pergi ke dokter dan berkata, ÔÇÿApakah engkau dapat berbuat sesuatu agar aku tidak mati?' Mereka menjawab, ÔÇÿTidak ada.' Akhirnya aku tahu semua akan pergi ke dunia lain dan tidak abadi di dunia ini." Setelah itu ia tersenyum dan pergi. Saya kemudianteringat ayat al-Quran, "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (QS. an-Nisa: 78)
 
Memperhatikan munajat wali Allah dan apa yang mereka pinta memunculkan motivasi pada diri manusia untuk memohon kepada Allah seperti yang mereka lakukan. Biasanya, saat berdoa kepada Allah, kita meminta sesuatu yang diketahui nilainya dan selama kita tidak mengetahuinya, kita tidak memohonkannya dari Allah. Tapi ketika kita memperhatikan doa yang dipanjatkan wali Allah, kita lalu memahami banyak hal penting dan bernilai yang terlupakan selama ini. Munajat Arifin Imam Zainal Abidin termasuk doa yang mengingatkan kita bagaimana memohon kepada Allah dan apa saja yang kita pinta.
 
Imam Zainal Abidin as atau Imam Sajjad as di akhir munajat indah ini mengatakan, "Ilahi, betapa nikmatnya Engkau mengilhamkan pemikiran yang senantiasa mengingat-Mu. Betapa manisnya pemikiran yang bergerak menuju-Mu. Betapa enaknya rasa berteman dengan-Mu dan betapa manisnya minuman kedekatan-Mu! Oleh karenanya, wahai Allah jangan usir kami dari sisi-Mu dan beri kami tempat perlindungan. Wahai pemberi dengan kebenaran rahmat dan kebaikan! Wahai Maha Pengasih dari segala kasih!"
 
Imam Sajjad as menyebut ingat kepada Allah sebagai kenikmatan tertinggi. Bayangkan seorang pecinta dengan seluruh wujudnya mencintai sesuatu yang dicintainya dan senantiasa mengingatnya dalam pikiran. Tapi ketika ada satu masalah yang menimpa manusia, dengan segera ia akan melupakan yang dicintainya. Dalam kondisi yang demikian, yang dicinta berusaha agar pecinta kembali memperhatikannya. Isyarat yang disampaikan oleh yang dicinta bagi pecinta sangat nikmat. Sekarang bila seseorang menjadikan Allah sebagai yang dicintainya, maka tidak ada kenikmatan yang lebih dari isyarat dan ilham-Nya agar orang itu menyebut dan mengingat-Nya.
 
Dalam ayat 143 surat al-A'raf disebutkan bahwa Nabi Musa as meminta kepada Allah agar dapat melihat-Nya. Sebagai jawabannya, Allah berfirman, "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap tidak di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman."
 
Bila dalam munajat ada ucapan tentang penyaksian Allah, maka yang dimaksud adalah penyaksian manifestasi-Nya, bukan melihat Allah itu sendiri. Tapi untuk dapat menyaksikan manifestasi ilahi, seseorang harus berada dalam maqam yang tinggi dan tidak semua orang dapat meraihnya. Mereka yang mendapat taufik seperti ini dari Allah sangat menghargai nikmat ini dan senantiasa bersyukur kepada-Nya. Mereka berusaha untuk tetap berada dalam nikmat ini dengan mengingat-Nya. Sama seperti cinta antara dua manusia akan membuat kehidupan pencinta menjadi bergairah, mengingat Allah, selain menciptakan kesegaran dan kegairahan, jiwa manusia akan menjadi manifestasi lain dari Allah.
27 Ramadhan, Ibnu Arabi Lahir
Ibnu Arabi Lahir
 
Tanggal 27 Ramadhan tahun 560 Hijriah, Muhyiddin Abukabar bin Muhammad yang dikenal dengan nama Ibnu Arabi ilmuwan dan sufi besar Muslim, terlahir ke dunia di Andalusia. Sejak berusia delapan tahun Ibnu Arabi telah belajar al-Quran, fiqih dan hadis. Menginjak usia remaja, beliau mulai terjun ke dunia irfan dan penyucian jiwa. Untuk melanjutkan pendidikannya, Ibnu Arabi melakukan perjalanan ke berbagai negeri muslim.
 
Sejak tahun 620 Hijriah beliau menetap di Damaskus serta menyibukkan diri dengan aktifitas mengajar dan menulis buku. Kitab al-Futuhat al-Makkiyyah, Fushushul Hikam, dan kitab al-Mabadi wa al-Ghayat adalah tiga karya beliau yang terkenal. Ibnu Arabi wafat tahun 638 Hijriah di Damaskus.
 
Shahib Maalim Lahir
 
Tanggal 27 Ramadhan tahun 959 Hijriah, Hasan bin Zainuddin, yang lebih dikenal dengan gelar Shahib Maalim, terlahir ke dunia di Jabal Amil, Lebanon. Sama seperti ayahnya, Syahid Tsani, Shahib Maalim juga dikenal sebagai ulama daan faqih besar abad 10 Hijriah. Beliau menimba ilmu di kota Najaf al-Asyraf Irak.
 
Sekembalinya dari Irak, Hasan bin Zainuddin yang telah menguasai berbagai ilmu seperti fiqih, ushul fiqh, mantiq dan matematika, mendedikasikan waktunya untuk mengajar dan mendidik murid-muridnya. Hasan bin Zainuddin wafat tahun 1011 Hijriah. Salah satu karya besar yang beliau tinggalkan adalah Kitab "Ma'alimud Din".
 
Allamah Majlisi Wafat
 
Tanggal 27 Ramadhan 1110 Hijriah, Allamah Muhammad Baqir al-Majlisi meninggal dunia. Beliau dikenal sebagai ulama besar yang mendedikasikan waktunya untuk mengajar dan mengumpulkan hadis. Allamah Majlisi meninggalkan banyak karya yang diperkirakan mencapai 600 jilid buku.
 
itab Biharul Anwar adalah karya terbesar yang ditulis Allamah Majlisi selama bertahun-tahun. Karya lain beliau yang terkenal adalah kitab Zadul Maad, Hayatul Qulub, dan Ainul Hayat.
Partisipasi Heroik Rakyat Iran di Hari Quds Sedunia
Warga Iran yang tengah berpuasa turut berpartisipasi bersama-sama dengan umat Islam dan pecinta kebebasan di dunia melakukan pawai di Hari Quds Sedunia untuk menyatakan solidaritas dengan rakyat tertindas Palestina dan Gaza, sekaligus mengutuk kejahatan Zionis Israel dan bungkamnya masyarakat internasional. Pawai akbar Hari Quds Sedunia dihadiri jutaan warga Iran di Tehran dan lebih dari 770 kota di Iran di akhir hari Jumat bulan Ramadhan, sehingga dunia kembali menyaksikan kebangkitan umat Islam di Iran yang anti arogansi internasional dan rezim penjajah Palestina.
 
Puncak kejahatan rezim Zionis di Gaza dan pembataian warga sipil Palestina di hari-hari terakhir membuat semua kelompok, organisasi dan seluruh lapisan masyarakat turut berpartisipasi dalam pawai akbar ini. Hassan Rouhani, Presiden Republik Islam Iran di tengah-tengah warga yang melakukan unjuk rasa ini menilai Hari Quds Sedunia tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Presiden Rouhani menilai aksi-aksi kejahatan Zionis Israel sebagai konspirasi anti kemanusiaan dan genosida. Menurut Rouhani, seluruh dunia Islam harus mengetahui bahwa mereka harus bersatu dan menjadikan hari ini sebagai hari kemarahan, kebencian, persatuan dan perlawanan terhadap Israel.
 
Presiden Republik Islam Iran menjelaskan bahwa al-Quds dari sisi agama dan politik baik regional maupun internasional bagi rakyar Iran sangat penting. Dikatakannya, kehadiran rakyat Iran di Hari Quds Sedunia pada dasarnya untuk melaksanakan perintah Imam Khomeini ra, sekaligus menyatakan kepada dunia bahwa masjid al-Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam dan Palestina adalah tanah air suci bagi umat Islam. Dengan demikian, tanah air dan terusirnya bangsa Palestina tidak akan pernah dilupakan.
 
Ayatullah Sadegh Amoli Larijani, Ketua Mahkamah Agung Iran yang turut hadir dalam pawai akbar Hari Quds Sedunia menekankan kewajiban masyarakat internasional terkait kejahatan rezim Zionis Israel. Dalam pidatonya Ayatullah Amoli Larijani mengatakan, kejahatan Zionis Israel menunjukkan kemunafikan negara-negara seperti Amerika dan sebagian negara-negara Eropa. Hal ini juga membuktikan mereka menjadi bagian dari kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Zionis Israel.
 
Sementara itu, Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran yang ikut hadir mengatakan, kejahatan terbaru rezim Zionis Israel semestinya tidak menyisakan keraguan bagi masyarakat internasional untuk mereaksinya. Dengan demikian, organisasi-organisasi internasional dengan kebungkamannya telah menghancurkan citranya sendiri. Menlu Zarif menambahkan, organisasi-organisasi internasional harus menyikapi rezim Zionis atas kejahatan perang dan kejahatan anti kemanusiaannya.
 
Para peserta pawai akbar Hari Quds Sedunia juga mengeluarkan deklarasi yagn menuntut masyarakat internasional HAM, negara-negara OKI dan seluruh organisasi internasional untuk tidak lagi mengeluarkan pernyataan sikap biasa-biasa saja, tapi harus mengutuk dan menyeret para pemimpin rezim penjajah Palestina sebagai penjahat perang.
 
Ditekankan juga bahwa kejahatan luar biasa rezim Zionis Israel di Gaza merupakan kejahatan perang dan genosida. Oleh karenanya, bangsa Iran menilai persatuan faksi-faksi Palestina dalam menghadapi rezim Zionis merupakan variabel paling penting untuk meraih cita-cita pembebasan al-Quds dan mengusir para penjajah Zionis dari tanah air Palestina.
Mengapa Mereka Dilarang Berlebaran di Kampungnya?
Setelah dua tahun di pengungsian, nasib para pengungsi Syiah tidak berubah. Bahkan, harapan mereka untuk  berlebaran tahun ini di kampung halaman pupus sudah.
 
Koordinator pengungsi Syiah Sampang, Ikli Al Milal mengirimkan pesan kepada YLBHU yang berisi larangan dari pemerintah daerah Jatim kepada pengungsi Rusunawa untuk pulang ke kampung halamannya.
 
"Posko BPBD provinsi Jawa Timur tidak memberikan ijin kepada warga pengungsi pulang ke Sampang untuk merayakan hari raya Idul Fitri demi keamanan.Terima kasih," tulis sebuah edaran pengumuman yang dikeluarkan petugas posko BPBD Provinsi Jatim, seperti dikirim Iklil.
 
Hingar bingar pesta demokrasi sudah usai, tapi politik dan hidup sehari-hari tetap sama. Nasib pengungsi Sampang hanya catatan kaki dari begitu banyak persoalan ketertindasan publik dan ketidakbecusan politik menyelematkan hidup bersama.
 
Pesta demokrasi sudah usai, debat capres soal hukum dan HAM semakin maju dan nyata. Banyak kebajikan ditawarkan capres kepada publik. Presiden SBY pun terlihat semakin arif dan banyak mengingatkan para capres tentang kepentingan rakyat menjelang masa lengsernya. Tapi dalam dunia yang lebih nyata orang tertindas tetap saja jadi tontonan seperti nasib pengungsi Syiah Sampang.
 
Pengungsi Syiah Sampang sudah mengungsi dan terusir dari kampungnya sejak Agustus 2012. Artinya hampir genap dua tahun lamanya mereka terusir dan menjadi pengungsi. Di GOR Sampang dan kini di Rusunawa, Jemundo, Sidoarjo.
 
Menurut Hertasning Ichlas selaku koordinator YLBHU, sejumlah inisiatif bagus dari masyarakat untuk memulihkan konflik sudah dilakukan. Rakyat dengan rakyat sudah berdamai bahkan mengikatkan diri dalam skema "perdamaian rakyat".
Tak cukup hanya itu, kolaborasi parapihak menawarkan resolusi konflik dengan program bedah rumah dan program orientasi pengungsi dalam asuhan Kiai Noer Iskandar SQ sudah disepakati para kiai, pengungsi dan warga di kampung.
 
"Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Kiai Noer Iskandar SQ, sejumlah kiai kunci dan pihak pendamping pengungsi sudah bersepakat dan mengikatkan diri dalam tanda tangan. Inilah salah satu terobosan paling krusial dari parapihak memunculkan resolusi konflik berbasis hak, power dan kepentingan, ujar Hertasning seperti dilansir situs ABI.
 
Tapi, ketika harus melewati otoritas Gubernur Soekarwo dan Presiden SBY, keduanya mengelak dan menepis setiap inisiatif seperti tak juga ingin menyelesaikan masalah kemanusiaan yang menjadi pekerjaan rumahnya.
 
Pengungsi secara pasti benar-benar mengalami relokasi tanpa harus disebut sebagai relokasi. Damai dan keinginan rukun warga di kampung kalah oleh keinginan pemerintah yang selalu menganggap dan mengatakan kondisi masih tidak aman dan karenanya pengungsi berkali-kali dilarang kembali ke kampungnya.
 
Kita tidak pernah tahu persis bagaimana, kapan dan dengan cara apa sebenarnya pemerintah berusaha menyelesaikan masalah dan menciptakan kondisi aman. Apa sebenarnya rencana pemerintah untuk mengembalikan pengungsi ke kampung halamannya agar kembali hidup rukun bersama warga yang juga kerabat mereka, dan jelas-jelas merindukan kepulangan mereka.
 
Jika pemerintah sebenarnya tak tahu dan tak bisa menyelesaikan masalah, atas dasar moral apa pemerintah melarang dan tak menggubris setiap inisiatif masyarakat sipil, pengungsi, dan warga kampung untuk mencoba menyelesaikan masalah mereka sendiri? Apakah karena penderitaan 300-an warga pengungsi Syiah hanya statistik dari sebuah kaum minoritas yang tersesat?
 
Padahal hingga kini tudingan sesat itu tidak pernah terbukti.Hasil penelitian Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama baru-baru ini menyatakan tidak ada yang salah dengan paham Syiah yang dianut warga Sampang, Madura. Menurut Peneliti Balitbang Kementerian Agama Wahid Sugiarto, hal ini juga sesuai dengan Deklarasi Amman yang menyatakan ajaran Syiah sah.
 
Dari hasil penelitian tersebut, kata Wahid, Balitbang mengeluarkan rekomendasi agar warga Syiah Sampang bisa diterima. Selain itu, rekomendasi juga menyatakan perlu adanya proses penyadaran bagi para ulama di Sampang untuk melaksanakan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, di antaranya sikap toleransi.
 
Lebih dari itu, negara memiliki kewajiban untuk melindungi setiap warganya dan memperlakukan mereka sama di hadapan hukum. Jadi apa lagi alasan mereka dilarang pulang ke kampung halamannya sendiri di saat upaya rekonsiliasi sudah dilakukan berbagai pihak dan sebagian besar masyarakat menerimanya. Apakah negara lebih memilih mendengarkan suara segelintir kaum intoleran ?
Israel Sengaja Gunakan Peluru Tajam di Tepi Barat
Militer rezim Zionis Israel sengaja menggunakan peluru tajam dalam menghadapi protes di Tepi Barat, Palestina.
 
Kantor berita Maan, yang dekat dengan otoritas Palestina di Ramallah, Sabtu (26/7) mengutip para dokter dan pakar politik, melaporkan bahwa tentara Israel sejak pecahnya protes di Tepi Barat untuk menentang kejahatan di Gaza hanya menggunakan peluru tajam untuk membunuh dan melukai warga Palestina.
 
Menurut laporan Maan, penggunaan peluru tajam oleh Israel bertujuan untuk menciptakan cacat permanen bagi pemuda Palestina di wilayah itu sehingga mereka tidak bisa lagi turun ke jalan-jalan.
 
"Tentara Israel sebelumnya juga menggunakan peluru plastik di Tepi Barat dan tujuan penggunaan peluru tajam sejak agresi ke Gaza adalah untuk mengurangi jumlah pemuda Palestina, yang memprotes kebijakan dan kejahatan Zionis," tambahnya.
 
Militer Israel pada hari Jumat menggugurkan tujuh pemuda Palestina di utara dan selatan Tepi Barat dan juga melukai puluhan lainnya dengan tembakan peluru tajam.
Obama: Imigran Ilegal akan Dipulangkan
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan kepada para pemimpin Amerika Tengah, Jumat (25/7) bahwa mereka memikul tanggung jawab untuk menghentikan aliran imigran ilegal di perbatasan selatan Amerika, yang mencakup ribuan anak tanpa pendamping.
 
Sebagaimana dilaporkan Press TV, Sabtu, Obama dalam pertemuannya dengan presiden Guatemala, Honduras dan El Salvador di Gedung Putih, mengklaim bahwa AS mencintai anak-anak terutama anak-anak imigran, tapi mereka yang tidak memiliki alasan yang tepat untuk tinggal di Amerika akan ditolak dan mereka akan dikirim kembali ke negara asal mereka.
 
Dia menuturkan bahwa kasus imigran ilegal anak-anak telah menjadi tantangan yang memprihatinkan. "Masalah pengendalian anak-anak tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab bersama negara-negara Amerika Tengah," tegas Obama.
 
Lonjakan arus imigran ilegal membuat dinas-dinas terkait di AS tidak lagi memiliki kapasitas yang cukup untuk menangani semua kasus. Masalah ini memunculkan tekanan baru bagi Obama dan Kongres untuk mereformasi undang-undang imigrasi.
 
Sepanjang sembilan bulan lalu saja, lebih dari 57 ribu anak telah ditangkap di dekat perbatasan AS dan Meksiko, khususnya di Texas. Angka ini dua kali lipat lebih besar dibanding tahun 2013.
 
Para pejabat AS menghadapi banyak kendala untuk menampung gelombang baru anak-anak imigran.
Keabsahan Presiden Terpilih Tunggu Putusan MK
Pengamat hukum tata negara, Margarito mengatakan, keabsahan presiden dan wakil presiden terpilih masih akan ditentukan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) karena adanya pasangan calon yang mengajukan gugatan ke lembaga tersebut.
 
Meski KPU telah menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pasangan yang memenangkan Pemilihan Presiden 9 Juli 2014, namun kata Margarito kepada pers di Jakarta, Jumat, capres-cawapres tersebut baru bisa dinilai sah, apabila MK telah memutuskan sidang perselisihan hasil pilpres dan menyatakan Jokowi-JK yang menang.
 
Menurut dia, jika keputusan MK lain, yaitu memenangkan Prabowo-Hatta karena ditemukan bukti yang menguatkan, maka apapun yang diputuskan MK menjadi sah.
 
"Jadi, menurut saya, apa yang ditetapkan KPU itu sah, tapi belum final sebab pasangan Prabowo-Hatta mengajukan gugatan ke MK dengan membawa sejumlah bukti tentang kecurangan pelaksanana pilpres dan lain-lain. Kita tunggu saja putusan akhir MK," katanya.
 
Dengan pengajuan gugatan yang akan diajukan pasangan Prabowo-Hatta ke MK, kata Margarito, bisa dikatakan bahwa pasangan Jokowi-JK adalah presiden dan capres terpilih sementara. Karena bisa saja hal itu berubah, jika bukti-bukti kecurangan yang diajukan pasangan Prabowo-Hatta sangat kuat dan MK dalam putusannnya memenangkan Prabowo-Hatta.
 
"Dalam situasi seperti ini, segalanya bisa mungkin," katanya.
 
Margarito mengingatkan seluruh masyarakat bahwa putusan MK itu final dan mengikat. Jika MK sudah memutuskan soal perselisihan hasil pilpres ini, maka semua pihak harus menerima dengan lapang dada, karena itulah mekanisme dan prosedur yang diatur dalam UU.
 
Seperti dikemukakan Anggota tim hukum Koalisi Merah Putih, Mahendradatta bahwa pasangan Prabowo-Hatta akan mengajukan permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ke MK pada Jumat (25/7).
 
Sementara itu, Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, M Taufik mengatakan, gugatan ke MK sangat penting mengingat pasangan Prabowo-Hatta banyak dirugikan karena kecurangan yang dibiarkan oleh KPU.
Asosiasi Pilot Jerman masih Takut Terbang ke Israel
Asosiasi Pilot Jerman memprotes keputusan untuk memulai kembali penerbangan maskapai Lufthansa ke wilayah Palestina pendudukan mulai hari Sabtu (26/7).
 
Juru bicara Asosiasi Pilot Jerman, Jorg Handwerg mengkritik langkah Lufthansa, dan mengatakan, "Keputusan itu tidak dapat dimengerti dari aspek keamanan, karena menurut informasi belum ada perubahan tentang ancaman yang ada di kawasan."
 
Menurut Handwerg, maskapai penerbangan Lufthansa mungkin berada di bawah tekanan Israel sehingga memutuskan memulai kembali penerbangan mereka ke kawasan atau mungkin karena perusahaan lebih memprioritaskan kepentingannya.
 
Operator penerbangan Jerman, Lufthansa dan Air Berlin sejak Selasa lalu, menghentikan layanan mereka ke Israel setelah sebuah roket jatuh di dekat bandara Ben Gurion, Tel Aviv.
 
Kedua maskapai itu mengumumkan bahwa penerbangan mereka akan dibuka kembali mulai hari Sabtu.
 
Para pejuang Palestina menargetkan tempat-tempat sensitif di Israel, termasuk bandara internasional Ben Gurion sebagai balasan atas serangan brutal rezim Zionis ke Jalur Gaza.



























