کمالوندی

کمالوندی

 

Tanggal 1 Februari 2025 adalah peringatan 13 tahun "Hari Hijab Sedunia", yang diperingati di Eropa dan Amerika oleh organisasi-organisasi Islam dengan tujuan memprotes diskriminasi terhadap Muslimah.

Hari Hijab Sedunia merupakan perayaan internasional yang terkait dengan cara wanita berpakaian di masyarakat.

Menurut Pars Today, pada hari ini, para Muslimah yang berjilbab menghadiri pertemuan dan meminta para wanita non-Muslim dari berbagai agama untuk mengenalkan jilbab dan berbagi pengalaman mereka mengenakannya.

Tujuan dari hari ini adalah untuk mengoreksi kesalahpahaman tentang jilbab dan Muslimah sekaligus menyampaikan pesan kepada wanita di seluruh dunia bahwa jilbab tidak menghalangi aktivitas sosial.

Asosiasi Pendidikan Nasional Amerika telah mendesak para guru dan siswa untuk berpartisipasi dalam acara hari ini guna mendukung anak perempuan dan perempuan Muslim yang mengalami diskriminasi karena mengenakan jilbab.

Hari ini merupakan bagian dari upaya yang ditujukan untuk memerangi sikap picik, diskriminasi, dan prasangka yang dihadapi Muslimah karena mengenakan jilbab.

Penyelenggara hari ini menekankan bahwa hari ini adalah kesempatan untuk menunjukkan nilai keberagaman dan merayakannya sebagai kekuatan yang menyatukan dunia.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), organisasi hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat, mengumumkan tentang hari ini, "Tahun ini, Hari Hijab Sedunia akan dirayakan dengan slogan 'Hijab, Suara yang Tidak Akan Dibungkam' untuk menonjolkan kekuatan dan ketahanan wanita berjilbab dalam menghadapi tantangan dan gambaran stereotip, sehingga slogan jilbab dihadirkan sebagai simbol pemberdayaan, identitas, solidaritas, dengan fokus pada pembesaran suara wanita berjilbab di seluruh dunia".

Dewan Hubungan Amerika-Islam menambahkan dalam menjelaskan kampanye tersebut, "Hari Hijab Internasional telah menjadi platform kesadaran untuk mendorong dialog dan mengubah kesalahpahaman, karena hijab bukan hanya sekedar pakaian, tetapi simbol yang mencerminkan keyakinan dan identitas pemakainya".

Hal ini mencerminkan dunia yang mencari persatuan meskipun ada keberagaman.

Rabu, 05 Februari 2025 07:01

Mengapa Cina Menggugat AS di WTO?

 

Presiden AS, Donald Trump Sabtu (1/2/2025) merilis instruksi penerapan tarif 10 persen bagi produk yang diimpor AS dari Cina, dan 25 persen produk Kanada dan Meksiko.

Departemen Perdagangan Cina menyatakan, Beijing akan membalas langkah keliru Amerika terkait kenaikan tarif bea cukai dengan mengadukannya ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan akan mengambil langkah serupa untuk menjaga secara tegas hak dan kepentingannya.

Menurut laporan Parstoday mengutip IRIB, menanggapi pertanyaan wartawan tentang tanggapan negara ini terhadap pengumuman AS yang akan mengenakan tarif 10 persen terhadap produk-produk Cina, Kementerian Perdagangan Cina menambahkan: "Menanggapi tindakan salah Amerika Serikat, Cina akan mengadu ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mengambil tindakan pencegahan yang relevan untuk melindungi hak dan kepentingannya."

Kementerian Perdagangan Cina juga menunjukkan bahwa penerapan tarif sepihak oleh Amerika Serikat secara serius melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia, yang tidak hanya tidak kondusif untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, tetapi juga merusak kerja sama ekonomi dan perdagangan normal antara Cina dan Amerika Serikat.

Kementerian Luar Negeri Cina juga mengumumkan ketidakpuasan Beijing terhadap pengumuman AS tentang tarif 10 persen terhadap produk-produk Cina, dan menyatakan bahwa Beijing dengan tegas menentang hal ini dan akan dengan tegas melindungi kepentingan sahnya dengan mengambil tindakan balasan.

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan tidak ada pemenang dalam perang dagang dan tarif, seraya mencatat bahwa penerapan tarif sepihak oleh Amerika Serikat secara serius melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia, yang tidak hanya tidak menyelesaikan masalahnya sendiri, tetapi juga merugikan kedua belah pihak dan dunia.

Hasil riset lembaga Tax Foundation menunjukkan bahwa tarif yang diinginkan Trump akan mengenakan pajak tambahan sebesar 830 dolar pada setiap rumah tangga Amerika tahun ini saja. Para ekonom juga khawatir bahwa penerapan tarif oleh pemerintahan Trump akan berdampak negatif bagi rumah tangga Amerika dan perekonomian negara ini.

 

Menteri Sumber Daya Mineral dan Perminyakan Afrika Selatan meminta negara-negara Afrika tidak mundur dihadapan ancaman Trump, dan menolak memberikan bahan tambang kepada Amerika Serikat.

Presiden AS, Donald Trump Minggu (2/2/2024) di medsosnya "Truth Social" menulis bahwa ia akan menghentikan bantuan finansial AS ke Afrika Selatan karena apa yang disebutnya perlakuan buruk negara itu terhadap kelas orang tertentu. Menurut Parstoday mengutip IRNA, Menteri Sumber Daya Mineral dan Minyak Afrika Selatan, Gwede Mantashe, menanggapi tindakan Trump dengan mengatakan: "Negara-negara Afrika tidak boleh mundur dalam menghadapi ancaman Amerika."

Menurut surat kabar Afrika Selatan "Mail and Guardian", Mantashe, yang berbicara di Konferensi Investasi Pertambangan Afrika ke-31 di Cape Town, mengkritik tindakan negara-negara Barat dalam meminggirkan kebutuhan ekonomi Afrika dan menekankan: "Jika mereka tidak memberi kita uang, ayo, jangan beri mereka mineral. Kami bukan pengemis. Marilah kita gunakan karunia ini untuk keuntungan kita. Jika benua kita dilumpuhkan oleh rasa takut, kita akan runtuh."

Ia menekankan: Kita tidak dapat terus membahas mineral berdasarkan ketentuan yang diberlakukan oleh beberapa negara maju.

Sejumlah pengamat meyakini: Alasan prilaku Trump ini berkaitan dengan berkas pengaduan Afrika Selatan terhadap rezim Zionis Israel di Mahkamah Internasional yang telah membangkitkan kemarahan petinggi Zionis dan Lobi kuat Israel di Amerika Serikat.

 

Data terbaru genosida Gaza, dalam 447 hari menunjukkan 45.658 orang gugur, 108.583 terluka, dan 11.000 hilang.

Parstoday – Data terbaru genosida Gaza, dalam 447 hari menunjukkan 45.658 orang gugur, 108.583 terluka, dan 11.000 hilang. 

 

Menurut ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad dan Ahlul Bait as, akal adalah alat untuk ibadah dan meraih kebahagiaan.

Anda mungkin pernah bertanya pada diri sendiri pertanyaan tentang apa saja parameter orang berakal dan apa saja ciri-cirinya. Dunia modern, pada dasarnya, telah menghadirkan definisi dan contoh rasionalitas baru, termasuk keberhasilan akademis, perolehan kekuasaan, dan perolehan kekayaan yang melimpah.

Semua ciri-ciri ini berharga pada tempatnya, tapi tidak dapat diterima untuk memberi nilai ekstrem pada ciri-ciri ini sejauh itu lebih diutamakan daripada moralitas dan kemanusiaan atau mendahulukan orang yang untuk meraih kesuksesan sepert ini melewati batas-batas moralitas dan mengorbankan orang lain demi keinginan duniawi.

Dalam artikel dari Pars Today ini, kami membahas masalah ini:

Dari sudut pandang agama dan keislaman, akal adalah yang menghindarkan seseorang dari keburukan dan mengajak untuk beramal dan kebaikan.

Dengan demikian, tanda kesempurnaan akal juga dikenal dengan cara ini. Orang yang lebih banyak bergerak ke arah kebaikan dan lebih banyak menjauhi keburukan.

Imam Ridha as, Imam Kedelapan dari keluarga Nabi Muhammad SAW telah menyebutkan 10 tanda kesempurnaan akal.

Imam Ridha as mengatakan:

 

لا یَتِمُّ عَقْلُ امْرِء مُسْلِم حَتّى تَکُونَ فیهِ عَشْرُ خِصال: أَلْخَیْرُ مِنْهُ مَأمُولٌ. وَ الشَّرُّ مِنْهُ مَأْمُونٌ. یَسْتَکْثِرُ قَلیلَ الْخَیْرِ مِنْ غَیْرِهِ، وَ یَسْتَقِلُّ کَثیرَ الْخَیْرِ مِنْ نَفْسِهِ. لا یَسْأَمُ مِنْ طَلَبِ الْحَوائِجِ إِلَیْهِ، وَ لا یَمَلُّ مِنْ طَلَبِ الْعِلْمِ طُولَ دَهْرِهِ. أَلْفَقْرُ فِى اللّهِ أَحَبُّ إِلَیْهِ مِنَ الْغِنى. وَ الذُّلُّ فىِ اللّهِ أَحَبُّ إِلَیْهِ مِنَ الْعِزِّ فى عَدُوِّهِ. وَ الْخُمُولُ أَشْهى إِلَیْهِ مِنَ الشُّهْرَةِ. ثُمَّ قالَ(علیه السلام): أَلْعاشِرَةُ وَ مَا الْعاشِرَةُ؟ قیلَ لَهُ: ما هِىَ؟ قالَ(علیه السلام): لا یَرى أَحَدًا إِلاّ قالَ: هُوَ خَیْرٌ مِنّى وَ أَتْقى

Akal seorang muslim belum sempurna, kecuali mempunyai 10 ciri:

1. Ada harapan kebaikan darinya (Orang yang melakukan kebaikan kepada sesama).

2. Orang lain aman dari keburukannya (tidak menyakiti orang lain).

3. Menyebut kebaikan orang lain walau sedikit (menghargai kebaikan orang lain).

4. Menyebut sedikit kebaikannya yang banyak (rendah hati dan tidak sombong).

5. Berusaha memenuhi kebutuhan orang lain (dermawan dan ringan tangan).

6. Tidak lelah dalam mencari ilmu (haus akan ilmu).

7. Kemiskinan di jalan Allah lebih dicintai dari kekayaan dengan kerusakan.

8. Hina di jalan Allah lebih dicintai ketimbang jaya bersama musuh Allah.

9. Lebih menyukai tidak dikenal ketimbang terkenal.

10. Ketika memandang orang lain, ia merasa orang itu lebih baik dan lebih bertakwa dari dirinya.

Dengan demikian, menurut agama, akal merupakan sarana untuk beribadah dan meraih keridhaan Allah, dan orang yang berakal adalah orang yang bertakwa yang bergerak di jalan yang akan membawanya ke surga dan keselamatan.

 

Allah telah menentukan hak-hak bagi setiap makhluk-Nya. Melanggar hak-hak ini akan mengakibatkan murka ilahi. Oleh karenanya, Allah telah memberikan instruksi dalam Al-Qur'an untuk membela kaum tertindas dan menghadapi penindas dan agresor.

Menurut Al-Qur’an, kezaliman atau penindasan adalah salah satu jenis dosa terburuk. Jika kezaliman disertai dengan pelanggaran terhadap orang lain, maka perbuatan tersebut merupakan dosa yang sangat besar di sisi Allah dan termasuk dosa terbesar yang dapat membuat orang dan masyarakat penindas menderita siksa dunia dan akhirat yang berat dan akhirnya api neraka.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an, “Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 229) Salah satu batasannya adalah tidak melanggar hak orang lain dan kebutuhan untuk mendukung mereka yang tertindas.

Dalam artikel Pars Today ini akan dijelaskan secara singkat tentang masalah ini:

Melawan Penindas

Di mata Islam, menerima penindasan adalah hal yang tercela, dan perilaku pasif saat menghadapi penindasan tidak pernah bisa diterima. Salah satu cara menghadapi penindasan dan tirani adalah dengan membalas. Terutama dalam kasus di mana para penindas menyadari penindasan yang mereka alami dan berniat untuk melanjutkannya.

Kadang-kadang penindasan bukan merupakan persoalan individu dan berkaitan dengan masyarakat. Dalam hal ini, penanganannya harus lebih tegas. Pertama, dia tidak membiarkan penindasan, dan kemudian, jika musuh menindas, dia harus dihukum agar dia tidak berani mengulanginya. Menindaknya begitu penting sehingga bahkan jika perlu, seseorang harus mengorbankan nyawanya demi hal itu, sehingga membatasi ruang lingkup penindasan para penindas untuk generasi mendatang. Hikayat besar Asyura Imam Husein as, cucu Nabi Muhammad SAW, merupakan manifestasi dan realisasi visi Al-Qur’an dalam menghadapi para penindas. Epik ini memiliki pesan Al-Qur’an yang jelas untuk orang-orang yang tertindas.

Allah SWT berfirman dalam surah As-Syu’ara ayat 227, “Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.”

Begitu juga dalam surah As-Syura ayat 39, “Dan ( bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri.”

Sementara dalam surah Al-Nahl ayat 126 disebutkan, “Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.”

Membela Orang Tertindas

Al-Qur’an memerintahkan umat Islam untuk segera membantu orang yang tertindas jika ada permintaannya. Terkadang ada kemungkinan seseorang tidak membantu orang yang tertindas karena takut pada penindasnya. Sedangkan dia tidak mempunyai kecenderungan terhadap penindas. Namun pemikiran seperti itu ditolak dalam Islam dan setiap Muslim perlu menanggapi seruan kaum tertindas. Dengan kata lain, seorang muslim sejati bukan saja tidak mempunyai kecenderungan menindas dan menindas, tapi juga bergegas menolong kaum tertindas.

Dalam ayat 38 dan 39 surah As-Syura, Allah menyebut ciri khas seorang Muslim adalah berdiri bersama melawan penindasan.

Ayat 75 surah An-Nisa dengan jelas menyebut bantuan kepada orang-orang tertindas sebagai kewajiban ilahi bagi orang-orang yang beriman, “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa, ‘Ya Allah, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”

Dalam ayat 13 sampai 15 surah Ibrahim dan 39 dan 60 surah Hajj, Allah berbicara tentang pembelaan dan dukungannya di garis depan atas kaum tertindas melawan para agresor untuk menunjukkan bahwa membantu kaum tertindas dan berperang melawan para penindas berarti berada di barisan orang beriman. Dalam ayat 42 surat As-Syura, Allah memandang balas dendam kepada penindas sebagai hak yang sah dan pasti dari orang yang tertindas, dan mengingatkan bahwa jika orang yang tertindas melakukan tindakan untuk membalas dendam, maka ia tidak boleh disalahkan. Karena hak untuk membalas merupakan haknya. “Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.”

Al-Qur’an menekankan kemenangan akhir kaum tertindas dalam pertempuran global melawan penindasan dan penindas. Sekalipun dalam perjalanan ini dan sebelum mencapai kemenangan akhir, orang-orang merdeka dan tertindas gugur syahidr, mereka sebenarnya adalah pemenang akhir dan pahala mereka disimpan di tangan Allah.

Allah dalam surah Al-Imran ayat 169 berfirman, “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”

Beberapa orang yang ekstrem menuduh Syiah sesat dalam Islam. Sedangkan Syiah meyakini prinsip-prinsip dasar Islam seperti tauhid, kenabian dan kebangkitan.

Sepanjang sejarah, beberapa perbedaan mazhab antara Syiah dan Sunni telah menyebabkan penyebaran interpretasi yang salah dan rumor palsu tentang keyakinan Syiah di kalangan Sunni. Kesalahpahaman dan kebohongan dalam sejarah ini sebagian besar dimunculkan oleh kelompok ekstrem dan tidak mencerminkan sikap umum kaum Sunni.

Dalam dua abad terakhir, khususnya di era pemberdayaan media, kolonialisme menjadi pemain kunci dalam hal ini dan mampu menyulut rasa kebencian terhadap Syiah di masyarakat Sunni dengan banyak melontarkan rumor. Hal ini meningkat dengan munculnya arus Takfiri.

Dalam kelanjutan artikel dari Pars Today ini, dibahas enam kebohongan dan tuduhan terbesar terhadap kaum Syiah:

1. Tahrif atau Perubahan Al-Qur’an

Salah satu tuduhan paling serius terhadap Syiah adalah kepercayaan terhadap tahrif Al-Qur'an. Klaim ini sepenuhnya salah. Seperti halnya Sunni, mazhab Syiah menganggap Al-Qur’an yang ada sebagai firman dan kalam Allah tanpa ada perubahan dan komitmen dengannya. Ide tahrif Al-Qur’an tidak mendapat tempat di kalangan Syiah, dan kitab-kitab asli Syiah juga menekankan masalah ini.

Di Iran, Al-Qur’an yang ada di tangan semua orang dan di masjid-masjid sama persis dengan yang ada di tangan masyarakat Arab Saudi, Mesir, Indonesia, dan Aljazair. Bahkan kitab-kitab Al-Qur’an banyak yang diimpor dari negara-negara Sunni. Tidak ada satu kata pun yang berbeda, tidak satu huruf pun!

2. Ghuluw atau sikap berlebihan terhadap para Imam

Tuduhan lain yang dapat dilontarkan kepada mazhab Syiah adalah bahwa mereka berlebih-lebihan terkait Ahlul Bait Nabi, khususnya Imam Ali as dan para imam lain dari keturunan Nabi, dan menganggap sebatas ketuhanan atau keilahian. Kesalahpahaman ini disebabkan karena tidak memahami makna “Wilayah” yang sebenarnya dan kedudukan imam dalam keyakinan Syiah.

Imam adalah pembimbing dan penafsir wahyu yang dibawa Nabi. Orang Syiah menyebut Ahlul Bait as sebagai manusia maksum atau yang terjaga dan suci sesuai dengan ayat 33 surah Al-Ahzab, “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”, tapi tidak menyembah mereka sebagai Tuhan atau makhluk Ilahi. Kebohongan ini sama sekali tidak dipercaya oleh kaum Syiah. Para Imam mengutip semua hadits dari Nabi Muhammad SAW.

3. Bidah dalam Islam

 

Beberapa orang ekstrem menuduh Syiah melakukan bidah dalam Islam. Sedangkan Syiah meyakini prinsip-prinsip dasar Islam seperti tauhid, kenabian dan kebangkitan, dan tidak sependapat dengan Sunni hanya dalam beberapa masalah yurisprudensi dan hukum. Perbedaan yurisprudensi tersebut disebabkan oleh ijtihad ulama Syiah dan tidak berarti menambah bidah terhadap agama.

4. Tawasul kepada selain Allah

Mazhab Syiah menjadikan Nabi Muhammad SAW dan para Imam maksum as serta para wali Allah yang saleh sebagai perantara dan wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pengikut Syiah percaya bahwa tawasul kepada Ahlu Bait as tidak berarti menyembah mereka, tetapi meminta syafaat dan permohonan dari orang-orang yang dekat dengan Tuhan.

Perbuatan ini berakar pada Al-Qur’an, di mana Allah berfirman,  “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maaidah: 35)

Al-Qur’an juga menyebutkan kisah tawasul anak-anak Nabi Yakub kepada ayah mereka, di mana mereka meminta Ya’qub as untuk meminta pengampunan kepada Allah atas dosa-dosa mereka, “Mereka berkata: ‘Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)’. (QS. Yusuf: 97)

Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa tawasul mempunyai tempat yang sah tidak hanya dalam tradisi Syiah, tetapi juga dalam kitab suci dan sejarah para nabi, dan merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

5. Permusuhan dan penghinaan sahabat Nabi

Salah satu tuduhan paling umum terhadap pengikuat Syiah adalah mereka menganggap para sahabat Nabi SAW sebagai musuh dan tidak menghormati mereka. Kebohongan ini juga merupakan tuduhan yang disengaja.

Faktanya, Syiah berpendapat bahwa ada dua kategori umum yang ditemukan di kalangan sahabat setelah Nabi. Satu kelompok dari mereka yang tetap setia sepenuhnya dan kelompok lainnya yang memutuskan sendiri suatu masalah.

Pengikut Syiah mengkritik beberapa perilaku kategori kedua, tapi seperti yang dikatakan oleh ulama Syiah dari lama hingga baru, seperti Imam Khomeini dan Imam Khamenei, penghinaan apa pun terhadap kategori kedua adalah haram.

Tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang ada gerakan sesat atau jahil yang mengatasnamakan Syiah melakukan penghinaan dalam sebuah pertemuan dan musuh-musuh persatuan Syiah-Sunni mengaitkannya dengan semua Syiah dengan menyebarkan satu penghinaan di media.

Dari sudut pandang seluruh marji taklid dan ulama Syiah, tidak boleh menghina para sahabat.

6. Menghina istri Nabi SAW

Tuduhan palsu dan umum lainnya adalah bahwa pengikut Syiah tidak menghormati istri Nabi dan memfitnah mereka. Padahal pengikut Syiah menghormati kedudukan istri-istri Nabi dan tidak pernah memasukkan fitnah seperti itu dalam keyakinan mereka.

Perbedaan penafsiran terhadap beberapa peristiwa sejarah tidak pernah berarti merendahkan pribadi dan kedudukan istri Nabi dalam keyakinan Syiah. Dari sudut pandang semua Syiah dan berdasarkan Al-Qur’an, istri Nabi adalah “Ummul Mukminin”.

Yang terakhir, tuduhan-tuduhan dan rumor-rumor ini sebagian besar dimunculkan oleh kelompok-kelompok penghasut media dan mereka yang ekstrem, sementara banyak warga Sunni yang tidak mempercayai keyakinan tersebut.

 

Peneliti Institut Penelitian Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Islam Iran menyinggung diadakannya Shalat Jumat Nasr dengan kehadiran Imam Khamenei dan berbagai lapisan masyarakat Iran setelah serangan rudal Iran terhadap rezim Zionis dan ancaman berturut-turut dari Israel, dengan mengatakan, "Shalat Jumat Nasr menunjukkan gaya hidup tentang keyakinan terhadap kematian dan kehidupan,".

Tehran, Parstoday- Hujatul Islam wal Muslimin Habibollah Babaei, Profesor dan peneliti Lembaga Penelitian Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Islam Iran, pada webinar "Nasr Minallah dan Masa Depan Perlawanan" yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Ilmu Politik dan Pemikiran, Lembaga Penelitian Peradaban dan Ilmu Sosial dari Lembaga Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Islam, menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan panglima perlawanan, Sayid Hassan Nasrullah, dan mengatakan, "Umat Islam sangat berduka, kehilangan besar terjadi di kawasan,".

"Saya juga ingin mengucapkan selamat atas peristiwa berturut-turut di dunia Islam saat ini yang mengarah pada melemahnya sistem Zionis dan sistem dominasi di tingkat dunia dan regional," tegasnya.

Pemikir Islam asal Iran ini menyoroti teologi praktis dan bukan diskusi abstrak untuk menciptakan suatu gerakan, dengan menekankan, "Apa yang terjadi setelah Islam dan setelah syuhada besar dalam sejarah Islam. Kita secara praktis dihadapkan pada teologi kehidupan dan teologi kematian, yang tampaknya jenis teologi hidup dan mati ini tidak terbatas pada pikiran kita dan juga hati kita, namun telah menemukan perluasan sosial yang efektif,".

Menyinggung peran kesyahidan dalam pembentukan peradaban, Babaei mengungkapkan, "Pada dasarnya kesyahidan dalam sejarah Islam tidak berujung pada akhir, berdiri dan kalah karena kesyahidan. Tapi kesyahidan memberikan contoh, inilah inti dari menjamurnya kesyahidan sehingga setelah kesyahidan Jenderal Qassem Soleimani, Syahid Nasrullah dan syuhada lainnya, kita akan melihat perkembangan mereka,".

Model ini menyebabkan populasi baru dan sejumlah besar khalayak di masyarakat Islam mengubah jalurnya dan praktis melahirkan pemimpin-pemimpin baru.

Inilah salah satu poin dan mekanisme yang secara praktis menjadikan kesyahidan sebagai persoalan teologis dan kesyahidan sebagai fenomena teologis, perkembangan dan perkembangan sosial, dan seiring dengan kesyahidan menjadi panutan, fenomena sosial seperti menjadi syahid terbentuk di tengah  masyarakat.

Hujatul Islam Babaei menekankan bahwa keinginan syahid menciptakan aliran yang pada dasarnya abadi, dan berkata:

Inilah titik balik yang mempertemukan peradaban Islam dan Barat saat ini. Apa yang kita hadapi ketika menghadapi dunia Barat bukan sekedar dua peradaban, melainkan semacam falsafah hidup dan kehidupan.
Dia menyinggung diadakannya Shalat Jumat Nasr dengan kehadiran Imam Khamenei dan berbagai lapisan masyarakat Iran, setelah serangan rudal Iran terhadap rezim Israel, dan ancaman berturut-turut dari rezim Zionis, dan menyatakan, "Pada Jumat Nasr, satu-satunya masalah mengenai lingkungan yang aman di Republik Islam. Dan itu bukanlah revolusi Islam, namun pada dasarnya cara hidup dan kepercayaan pada kematian dan kehidupan yang ditampilkan di sana,".

"Anda harus membandingkan masalah ini dengan apa yang terjadi di bunker tempat perlindungan di wilayah pendudukan, terutama Tel Aviv. Jadi, apa yang kita lihat dalam tubuh perlawanan mempunyai kedalaman makna dan teologis yang sebenarnya mendefinisikan cara hidup dan mati bagi kita, dan inilah yang mendefinisikan kemenangan dan kekalahan bagi kita," papar Hujatul Islam Babaei.

Profesor universitas Iran ini menunjukkan arti perlawanan dalam sikap teologis dan berkata:

Persoalan perlawanan di lapangan ibarat keyakinan di lapangan. Dengan berada di tengah-tengah perlawanan dan merasakan atmosfir perlawanan, Anda akan menemukan penafsiran global yang baru mengenai iman dan tindakan yang benar.
Pembahasan iman di lapangan menimbulkan persoalan harapan bagi kita. Kami tidak menghadapi kekecewaan pada tahap mana pun. Terkadang kegagalan yang nyaris terjadi memberikan cakrawala baru bagi harapan-harapan menengah dan jauh
Menyinggung aspek global gerakan perlawanan, peneliti Lembaga Penelitian Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Islam Iran mengatakan, "Faktanya globalisasi bukan terjadi setelah era Islam, tetapi juga pada era pra-Islam dengan globalisasi ganda Barat dan Timur, lalu globalisasi Kristen, dan kemudian dari situlah terjadi globalisasi Islam, dan kini kita menghadapi persoalan globalisasi perlawanan.

Dia menyatakan:

Globalisasi perlawanan pada dasarnya menghilangkan inti front perlawanan dari satu, dua dan tiga negara dan menempatkannya di jantung negara-negara Islam, tetapi juga di dunia, bahkan di negara-negara Eropa dan Amerika, agar kita mendengar suara-suara tersebut. arena perlawanan, para pendukung dan suara perlawanan dari tempat-tempat tersebut.
Pada akhirnya, Hujatul Islam Babaei menekankan bahwa selain gerakan perlawanan, para pemimpin perlawanan juga menjadi perhatian global, dan mengatakan, "Ketika seorang pemimpin dari sudut dunia perlawanan syahid, perasaan kekosongan dirasakan di seluruh dunia perlawanan. Oleh karena itu, orang-orang di Iran, Yaman, Irak dan Palestina dan di tempat lain berduka untuk orang hebat seperti Sayid Hassan Nasrallah. Kita melihat bahwa kita memiliki seorang pemimpin di sudut yang dapat mengisi sudut kepemimpinan. Kini, kepemimpinan ini mungkin berada di Iran atau Yaman dan Irak. Dengan kata lain, globalisasi di bidang pemimpin perlawanan secara praktis telah membawa isu kepemimpinan perlawanan keluar dari situasi geografis dan spesifik negara dan mengubahnya menjadi fenomena global, sehingga kita tidak mempunyai kemungkinan adanya kekosongan dengan mudah dalam konteks globalisasi bidang kepemimpinan dalam perlawanan,".

 

Salah satu kegiatan penting Imam Askari adalah meletakkan dasar bagi orang-orang beriman untuk mengetahui tentang keghaiban Imam Mahdi, penyelamat umat manusia yang dijanjikan, dan bagaimana berhubungan dengan sang juru selamat itu.

Tehran, Parstoday- Imam Askari, salah satu keturunan Nabi Muhammad Saw dan imam kedua belas pengikut Ahlul Bait dilahirkan pada tahun 232 H. Ayahnya yang terhormat adalah Imam Hadi dan ibunya adalah seorang wanita saleh bernama Haditha. Pada usia 22 tahun, setelah kesyahidan Imam Hadi yang ditindas oleh khalifah Bani Abbas, beliau mencapai posisi Imamah berdasarkan takdir ilahi dan menghabiskan hidupnya yang penuh berkah untuk membimbing orang-orang beriman.

Menurut sumber-sumber Islam, salah satu kegiatan penting Imam Askari adalah meletakkan dasar bagi orang-orang beriman untuk mengetahui tentang waktu kegaiban dan bagaimana berhubungan dengan Imam Mahdi, sang penyelamat yang dijanjikan. Ada banyak hadits tentang keutamaan dan ilmu Imam Mahdi dari sabda Nabi Muhammad saw, namun kali ini akan menelisik penekanan dari Imam Askari.

Mousavi Baghdadi meriwayatkan dirinya mendengar dari Imam Hasan Askari bahwa beliau berkata:

Ketahuilah bahwa siapa pun yang mengakui para imam setelah Rasulullah (SAW), tetapi mengingkari Mahdi, ibarat orang yang mengakui semua Nabi dan Rasul Allah, namun mengingkari kenabian Rasulullah Saw. Bagi Mahdi yang dijanjikan, keghaibannyalah yang membuat orang ragu, kecuali yang dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
 

Ali bin Hammam juga meriwayatkan dari Muhammad bin Utsman Omri dan dia dari ayahnya: Aku bersama Imam Askari yang menceritakan kepadanya tentang sebuah berita yang diriwayatkan dari ayah-ayahnya yang mulia, yaitu yang dimaksud dengan “bumi dari Bukti Ilahi tidak akan kosong sampai hari kiamat, dan barangsiapa meninggal dan tidak mengakui Imam pada masanya, maka matil dalam kejahilan".

Beliau berkata,“Kata-kata ini benar. Memang benar secerah siang hari. Mereka berkata: Wahai anak Rasulullah! Siapakah penguasa dan imam setelahmu? Imam Askari berkata: Anakku Muhammad (Mahdi); Dialah imam dan penguasa setelahku, siapa pun yang meninggal dan tidak mengenalnya, maka ia mati dalam kejahilan. Ketahuilah bahwa baginya itu adalah kegaiban, di mana orang-orang bodoh mengembara, orang-orang palsu binasa di dalamnya, dan orang-orang yang menetapkan waktu kemunculannya berdusta. Mahdi akan keluar untuk menyelamatkan manusia di akhir zaman dengan bendera putih di atas kepalanya di Najaf dan Kufah,".

Senin, 27 Januari 2025 07:10

Enam Wasiat Ahlul Bait mengenai Adab

 

Imam Baqir as berkata, "Diamnya orang yang beradab di sisi Allah lebih baik dari pada ahli ibadah yang bertasbih,".

Imam Sadiq (702-765 M), Imam keenam dari Ahlul Bait Nabi Muhammad saw, mengatakan, "Ayah saya mengajari saya tiga hal... beliau berkata: Siapa pun yang tinggal dengan teman yang buruk, maka ia tidak akan baik. Siapapun yang tidak berhati-hati dengan perkataannya, maka dia akan menyesal, dan siapa pun yang pergi ke tempat yang buruk, maka akan dituduh,".

Dalam pengertian adab, sebagian kalangan memandang adab sebagai etika dan mengartikannya sebagai tata krama yang baik. Namun dengan merenungkan kata ini, kita menemukan bahwa adab berbeda dengan moralitas. Dalam hal ini, Sheikh Tabarsi menunjukkan beberapa perbedaan antara etika dan adab dengan mengatakan:

1- Etika membahas persoalan yang berkaitan dengan jiwa manusia, sedangkan adab berkaitan dengan perbuatan jasmani.

2- Masalah moral selalu diperbaiki seiring berjalannya waktu dan tidak ada cara untuk mengubahnya, namun perilaku bervariasi dan berbeda pada waktu yang berbeda.

3- Masalah etika konstan dari segi tempatnya dan sama di setiap kota dan negara, namun adat istiadat telah berubah di kota dan negara yang berbeda dan adat istiadat setiap daerah bersifat spesifik di tempat yang sama.

Dalam artikel Parstoday ini, kita akan mencermati enam pesan berharga di bidang adab dari para imam Ahlul Bait Nabi Muhamamd saw.

1- Apa itu adab?

 

Ketika Imam Husain ditanya seseorang tentang adab, beliau menjawab, 

سُئِلُ الاْءمامُ الْحُسَيْنُ [ عليه السلام] عَنِ الْأدَبِ فَقالَ: هُوَ أنْ تَخَرُجَ مِنْ بَيْتِكَ، فَلاتَلْقى أحَداً إلاّ رَأيْتَ لَهُ الْفَضْلَ عَلَيْكَ [ موسوعة كلمات الامام الحسين عليه السلام: 750 ح 90]

"Adabnya adalah ketika kamu keluar rumah, jangan bertemu dengan siapa pun kecuali kamu menganggapnya lebih tinggi dan lebih baik darimu,".

 

2- Orang yang paling dicintai Ahlul Bait Nabi

Imam Ja'far Shadiq berkata:

إنّا لَنُحِبُّ مِنْ شيعَتِنا مَنْ كانَ عاقِلاً، فَهيماً، فَقيهاً، حَليماً، أديباً، مُدارياً، صَبُوراً، صَدُوقاً [ مستدرك الوسائل 11: 190 ح 11]

"Orang-orang Syi'ah yang paling kami cintai adalah yang bijaksana, pengertian, ahli hukum, lemah lembut, sopan, sabar, dan jujur".

 

3- Adab lebih dari sekedar rasa hormat

Imam Ali bin Abi Thalib berkata:

 ألْأدَبُ يُغْنى عَنِ الْحَسَبِ [ اعلام الدين: 84]

 

Adab membuat seseorang tidak perlu dihormati dari jalur dan keturunannya (dia sendiri adalah sumber kehormatan).

4- Warisan terbaik bagi anak

Imam Husein berkata:

إنَّ خَيْرَ ماوَرَّثَ الآباءُ لِأبنائِهمْ ألأدَبُ لاَالْمالُ، فَإنَّ الْمالَ يَذْهَبُ وَ الْأدَبُ يَبْقى. [ كافى 8: 150 ح 132]

Sesungguhnya warisan terbaik orang tua kepada anak-anaknya adalah adab bukan kekayaan, karena kekayaan akan hilang dan adab akan tetap ada. 

 

5- Orang yang beradab lebih berharga dari ahli Ibadah yang jahil

Imam Baqir berkata:

صَمْتُ الْأديبِ عِنْدَاللّه ِ أفْضَلُ مِنْ تَسْبيحِ الْجاهِلِ [ اعلام الدين: 96]

Diamnya orang yang beradab lebih baik dari pada ahli ibadah yang jahil.

 

6- Adab minimal

Imam Hassan Askari berkata:

كَفـاكَ أدَبـاً لِنَفْسِـكَ تَجَنُّبُكَ ما تَكْرَهُ مِنْ غَيْرِكَ [ الانوار البهيه: 319]

Dalam adab, Anda jangan melakukan apa yang tidak disukai dari orang lain.