کمالوندی
Kondisi Fisik 23 Tahanan Palestina di Penjara Israel Mengenaskan
Pusat Studi Tahanan Palestina menyatakan, 23 tahanan Palestina di penjara rezim Zionis Israel menderita penyakit kanker dan para sipir penjara menolak memberi palayanan medis.
Menurut laporan Pusat Informasi Palestina, Riyadh al-Ashqar, Juru bicara Pusat Studi Tahanan Palestina menilai Israel bertanggung jawab atas kondisi kritis para tahanan Palestina.
"Kondisi fisik sejumlah tahanan Palestina yang menderita sakit tersebut sangat parah dan para pasien ini bergelut melawan maut," paparnya.
Ia memperingatkan ancaman terhadap para pasien ini dan meminta seluruh lembaga dan organisasi memperhatikan kondisi tahanan Palestina khususnya tawanan yang tengah menderita penyakit kanker di penjara Israel serta mempublikasikan penderitaan mereka kepada dunia.
Ashqar meminta lembaga dan organisasi internasional khususnya WHO dan Dokter Lintas Batas (MSF) membentuk tim khusus menyelidiki sebab peningkatan jumlah tawanan Palestina yang menderita kanker di penjara Israel dan berusaha membebaskan mereka.
Sekitar 7000 tawanan Palestina mendekam di 24 penjara dan tahanan Israel serta mendapat pelayanan kemanusiaan paling minim. (
Iran Termasuk Lima Negara Pemilik Teknologi Peluncur Satelit
Dirjen Pengembangan Teknologi Luar Angkasa di Lembaga Antariksa Iran mengatakan, di bidang peluncur satelit dengan ketinggian 500 km, kami sukses meraih kemampuan injeksi satelit dengan berat lebih dari 100 kg.
Menurut laporan IRIB, Mojtaba Saradeghi menambahkan, Iran di bidang peluncur satelit berhasil memproduksi satelit kecil (Small Satellite) dengan berat 500 kg.
"Setelah peluncuran satelit dengan target 500 km, telah diambil langkah penting terkait kepemilikan satelit sepenuhnya produksi dalam negeri dan dan selama 300 detik kami menerima data bagus dari satelit. Dan ini menunjukkan bahwa infrastruktur dibangun dengan baik oleh ilmuwan dan teknisi Universitas Amir Kabir Iran," papar Mojtaba Saradeghi.
Lebih lanjut Mojtaba Saradeghi menambahkan, "Kami tengah memproduksi satelt 150-200 kg dan Iran memiliki kemampuan memproduksi satelit dengan misi penginderaan jauh dan telekomunikasi."
Misi Kunjungan Menlu AS ke Timur Tengah
Kunjungan maraton Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Timur Tengah dimulai sejak 8 Januari 2019 dan secara mendadak mengakhiri turnya pada 14 Januari setelah singgah di Oman.
Pompeo direncanakan akan mengunjungi Kuwait dari Oman, tetapi agenda ini dibatalkan karena ia harus menghadiri upacara pemakaman salah satu anggota keluarganya di AS.
Kunjungan Pompeo ke kawasan mengejar beberapa tujuan. Namun, ada dua tujuan penting yang ingin dicapai yaitu meyakinkan sekutu regional AS tentang kelanjutan dukungan dan meningkatkan kampanye anti-Iran dengan mencitrakan kebijakan dan pengaruh regional Tehran sebagai ancaman.
Menlu AS juga berusaha mengatasi perselisihan antara Qatar dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, tetapi upaya itu tampaknya tidak berhasil.
Setelah Gedung Putih mengumumkan penarikan pasukan AS dari Suriah, mereka ingin meyakinkan sekutu bahwa pemerintahan Trump berkomitmen dengan kebijakan saat ini di Timur Tengah. Pompeo menekankan bahwa kebijakan Washington di kawasan tidak berubah.
Dalam pandangan Pompeo, prinsip kebijakan AS di Timur Tengah yang mencakup melawan apa yang disebut ancaman Iran dan melindungi rezim Zionis Israel, tidak akan berubah dan Washington berkomitmen "menjaga stabilitas" Timur Tengah.
Penekanan ini mengindikasikan adanya kekhawatiran di tengah para sekutu Washington dan Pompoe berusaha meyakinkan mereka dengan janji-janji yang tidak realistis.
Mike Pompeo dan Pangeran Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammad bin Zayed Al Nahyan.
Tujuan lain dari tur Pompeo ke kawasan adalah berbicara tentang sanksi Iran dan melawan apa yang disebut Gedung Putih sebagai tindakan destabilisasi oleh Tehran.
Namun tujuan ini sangat sulit dicapai, terlebih salah satu sinyal penting penurunan pengaruh regional Iran – menurut Washington – adalah keluarnya Tehran dan pasukan sekutunya keluar dari Suriah.
Pemerintah AS menyadari sangat berat untuk mewujudkan tujuan tersebut dan sulit mencapai kesuksesan dalam melawan pengaruh Iran. Pompeo dalam wawancara dengan The Washington Free Beacon pada 12 Januari lalu, menyebut klaim Washington untuk mengusir seluruh pasukan Iran dari Suriah sebagai sebuah tujuan yang ambisius.
Pompeo mendorong terbentuknya NATO Arab dan membujuk para pemimpin Arab untuk mengeluarkan biaya dalam melawan Iran. Tetapi, perselisihan di antara negara-negara Arab akan menjadi penghalang terbesar untuk membentuk aliansi militer Arab.
Di samping itu, Pompeo mengajak para pejabat Arab untuk menghadiri konferensi anti-Iran di Polandia yang akan digelar pada 13 dan 14 Februari 2019. AS ingin membentuk koalisi global untuk menekan Republik Islam.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut pertemuan itu sebagai "sirkus anti-Iran yang putus asa."
Zarif via akun Twitter-nya menulis, "Pengingat untuk tuan rumah/para peserta konferensi anti-Iran; mereka yang menghadiri pertemuan terakhir AS untuk melawan Iran sudah mati, tercela, atau terpinggirkan. Dan Iran lebih kuat dari sebelumnya."
Meski pemerintahan Trump mengesankan peran dan pengaruh regional Iran sebagai sesuatu yang buruk, namun para sekutu AS di Eropa sekarang mengakui peran penting Tehran dalam menjaga stabilitas Timur Tengah.
Myanmar Larang Petinggi PBB Kunjungi Rakhine
Salah satu staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkonfirmasikan sikap pemerintah Myanmar yang memperlambat kunjungan delegasi PBB ke negara bagian Rakhine di barat negara ini.
Menurut laporan Reuters, Andrei Magajic, juru bicara UNHCR Selasa (15/1), Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi dijadwalkan akan mengunjungi Rakhine di barat Myanmar, namun petinggi negara ini menangguhkan lawatan Grandi.
Jubir UNHCR menyatakan alasan pemerintah Myanmar menangguhkan lawatan delegasi PBB ke Rakhine adalah kondisi krisis keamanan di negara bagian tersebut.
Sejak 25 Agustus 2017 selama serangan militer Myanmar dan ekstrimis Budha terhadap Muslim Myanmar di negara bagian Rakhine, lebih dari enam ribu orang tewas, delapan ribu lainnya terluka dan lebih dari satu juta orang mengungsi.
Presenter Press TV Ditangkap di AS
Televisi Press TV mengkonfirmasikan penangkapan salah satu presenter perempuannya tanpa dakwaan apapun di Amerika Serikat.
Marzieh Hashemi, presenter Press tv sejak hari Ahad (13/1) dalam kondisi buruk di penjara AS di Washington.
Disebutkan bahwa aparat keamanan AS setelah menangkap wanita muslimah ini, melepas hijab dan pakain yang diberikan kepadanya tidak menutup semua auratnya.
Marzieh Hashemi dalam kontak satu-satunya dengan keluarga mengatakan bahwa sipir penjara merantai tangan dan kakinya serta memberinya makanan yang mengandung daging babi. Ia menolak makanan tersebut dan sampai kini tidak memiliki akses makanan yang layak.
Press tv melaporkan, Marzieh Hashemi merupakan warga asli Amerika dan senantiasa mengadukan perlakuan buruk aparat bandara selama berbagai kunjungannya ke Amerika. Namun demikian hingga kini ia belum pernah ditangkap seperti saat ini.
Aparat kepolisian dan hukum Amerika setelah tiga hari dari penangkapan Marzieh Hashemi tidak mengumumkan dakwaan apapun atas penangkapan dirinya dan juga tidak memberi penjelasan.
Abdollahian: Hubungan Tehran-Baghdad Strategis
Asisten khusus ketua parlemen Republik Islam Iran bidang internasional, Hossein Amir Abdollahian mengatakan, hubungan Tehran dan Baghdad kokoh dan strategis.
Seperti dilaporkan Kantor Berita Qods (Qodsna), Abdollahian Sabtu (12/1) saat bertemu dengan Mohammed Al-Ghabban, anggota Komisi Kebijakan Luar Negeri Parlemen serta mantan menteri dalam negeri Irak di Tehran seraya mengucapkan selamat atas mulainya tugas parlemen dan pemerintah baru Irak menekankan pentingnya memperkokoh dan perluasan kerja sama bilateral di berbagai sektor.
Seraya mengisyaratkan relokasi militer AS dari Suriah ke Irak, Abdollahian menambahkan, Iran menilai keamanan Irak sebagai keamanannya sendiri dan kebijakan intervensif AS di kawasan bertentangan dengan stabilitas dan keamanan.
"Rakyat dan pemimpin Irak dalam melawan terorisme dan mempertahankan independensi serta kedaulatan negaranya bekerja dengan cerdas dan kokoh," papar Abdollahian.
Sementara itu, Mohammed Al-Ghabban seraya mengungkapkan kepuasannya atas hubungan kuat dan bersahabat Tehran-Baghdad serta memuji dukungan Iran terhadap Irak mengatakan, pemerintah dan parlemen Irak senantiasa bertindak untuk meraih kemajuan, stabilitas dan keamanan nasional serta kawasan.
Abdollahian dan al-Ghabban juga membicarakan transformasi terbaru kawasan dan internasional serta isu-isu bersama di bidang politik dan pentingnya kerja sama regional.
Apa Kata Ulama Syiah mengenai Aktivitas Melukai Diri dalam Peringatan Asyura?
Kalau memang melukai diri dianggap ibadah yang afdhal dilakukan pada peringatan Asyura, maka yang paling pertama melakukannya adalah ulama-ulama dan kaum terpelajar dari kalangan Syiah.
Ayatullah Al-Udzma Sayyid Muhsin Hakim: Qamezani (pisau yang dipukul pada badan) bukanlah termasuk dalam amalan agama, apalagi dihukumi mustahab. Amalan ini memberi kesan buruk kepada Islam, umatnya dan Ahlul Bait (as).
Ayatullah Al-Udzma Sayyid Abul Qasim al-Khui: Tidak ada satupun dalil Syar’i yang membolehkan Qamezani; tidak ada jalur periwayatan yang menghukumkan amalan itu sebagai mustahab (sunnah).
Ayatullah Al-Udzma Sayyid Abul Hasan Esfahani: Penggunaan pisau, gendang, rantai dan Bouq (sejenis trompet dari tanduk) adalah haram dan bukan dari Syariat Islam.
Ayatullah Al-Udzma Sayyid Muhsin Amin Jabal ‘Amili: Qamezani dan apa saja peralatan penyambutan Asyura (yang dapat menciderai) adalah haram menurut hukum akal dan syar’i. Mencederai dan melukai kepala bukan saja tidak memberi manfaat di dunia dan pahala di akhirat, bahkan ia menyakiti jiwa serta haram menurut hukum syar’i. Amalan ini juga menyebabkan Syiah dan Ahlul Bait menjadi jelak dalam pandangan orang. Mereka akan menganggap amalan ini sebagai tindakan biadab dan sadis. Tiada syak lagi bahawa amalan ini berasal dari bisikan Syaitan dan tidak mendatangkan keridhaan Allah, Rasulnya dan Ahlul Bait.
Ayatullah Al-Udzma As-Syahid Sayyid Muhammad Baqir Sadr: Amalan ini adalah pekerjaan insan yang jahil dan para ulama sentiasa menghalangi dan mengharamkannya.
Ayatullah Al-Udzma Fadhil Lankarani: Masalah Qamezani bukan saja tidak mendatangkan lebih banyak kesedihan dan kecintaan terhadap Imam Husain (as) dan matlamat suci beliau. Namun ia tidak diterima, bahkan ia memberikan hasil yang negatif secara rasional.
Ayatullah Al-Udzma Shalehi Mazandarani: Dalam sumber Fiqh, Qamezani sama sekali tidak memberikan faedah apapun dalam Azadari Imam Husain (as).
Ayatullah As-Syahid Murtadha Mutahhari: Upacara ini meniru budaya Kristian Ortodok Caucasus.
Ayatullah Muhammad Jawad Mughniah: Upacara ini tidak sesuai dan Bid’ah menurut agama dan Mazhab.
Ayatullah Musykini: Perkara ini menimbulkan masalah menurut Syariat Islam. Bahkan ia mengandungi unsur-unsur haram dan umat Islam tidak boleh sekali-kali memasukkannya sebagai ibadah dalam berdukacita atas Imam Husain (as).
FATWA ULAMA YANG MASIH HIDUP
Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei: Qamezani adalah budaya yang dibuat-buat (tidak memiliki hujjah); dan sama sekali tidak berkaitan dengan agama. Tidak diragukan lagi, Allah tidak meridhainya.
Ketika Komunis menjajah Azerbaijan-Soviet dahulu, semua peninggalan-peninggaln dan tradisi Islam di sana telah dihapuskan seperti masjid diubah fungsinya menjadi gudang. Majelis-majelis pertemuan dan Husainiyah ditukar menjadi gedung lain dan tidak ada satupun simbol agama Islam dan Syiah yang berbekas; kecuali Qamezani sahaja yang dibenarkan…. mengapa?
Ini adalah cara mereka memerangi agama Islam dan Syiah. Kadang-kadang musuh menggunakan alasan seperti ini untuk menentang agama. Setiap unsur khurafat dimasukkan kedalam Islam supaya kemurnian Islam tercemar.
Ayatullah Al-Udzma Jawadi Amuli: Tidak dibenarkan melakukan perkara yang menjadi penyebab ajaran Islam dihina dan kehormatan Islam dilecehkan; Qamezani dan amalan seperti itu hendaklah dijauhi.
Ayatullah Makarim Syirazi: Metodologi Azadari hendakkah tidak memberi kesempatan kepada musuh Islam untuk menyalahgunakannya. Hendaklah acara besar ini tidak diperkecilkankan dan menyebabkan penghinaan kepada mazhab. Memukul badan dengan pisau atau rantai tajam hendaklah dijauhi.
Ayatullah Al-Udzma Mazaheri Esfahani: Memukul badan dengan pisau dan semisalnya adalah haram.
Ayatullah Al-Udzma Sayyid Kazim Haeri: Perkara khurafat seperti Qamezani menyebabkan Islam dan Syiah mendapat pencitraan buruk.
Ayatullah Nuri Hamdani: Peserta Azadari hendaklah senantiasa menyadari keburukan Qamezani di mana pihak musuh sentiasa memikirkan cara menjajah dan melemahkan umat Islam serta merusak Islam dari dalam. Semoga Allah membantu umat Islam.
Ayatullah Al-Udzma Syaikh Muhammad Yaqubi: Tidak boleh melakukan amalan-amalan yang tidak logis, membahayakan diri, menyebabkan penghinaan terhadap agama dan Maktab Ahlul Bait (as). Oleh itu wajiblah kita menjauhi amalan-amalan seperti Qamezani atau yang mencederai tubuh dengan alat-alat tajam.
Ayatullah Muhammad Mahdi Asfahi: Amalan-amalan ini memberi kesan negatif dalam penyampaian pesanan Asyura kepada khayalak ramai dan ia menyebabkan acara Husaini diremehkan.[]
Catatan:
Pertanyaan bagi mereka yang masih menggunakan isu ini sebagai senjata untuk melisensi bahwa Syiah itu Sesat dan bukan bagian dari Islam.
Pertanyaan: Ketika ada diantara orang-orang Sunni yang melakukan maksiat atau perbuatan yang buruk, apakah lantas hal itu menjadi sebuah lisensi juga untuk mengatakan bahwa Sunni itu Sesat dan bukan bagian dari Islam?
Kemuliaan Imam Baqir as dimata Ulama Ahlu Sunnah
Kemuliaan Imam Baqir as dimata Ulama Sunnah
1. Abdullah Bin Atha ( Ulama Satu Zaman dengan Imam Baqir as) Beliau berkata terkait Imam Baqir as,
عن عبدالله بن عطاء قال ما رأيت العلماء عند أحد أصغر علما منهم عند أبي جعفر لقد رأيت الحكم عنده كأنه متعلم.
(الأصبهاني، ابونعيم أحمد بن عبد الله (متوفاى430هـ)، حلية الأولياء وطبقات الأصفياء، ج 3 ص 186 ، ناشر: دار الكتاب العربي - بيروت، الطبعة: الرابعة، 1405هـ..
ابن عساكر الدمشقي الشافعي، أبي القاسم علي بن الحسن إبن هبة الله بن عبد الله،(متوفاى571هـ)، تاريخ مدينة دمشق وذكر فضلها وتسمية من حلها من الأماثل، ج 54 ص 278 ، تحقيق: محب الدين أبي سعيد عمر بن غرامة العمري، ناشر: دار الفكر - بيروت - 1995.
ابن الجوزي الحنبلي، جمال الدين ابوالفرج عبد الرحمن بن علي بن محمد (متوفاى 597 هـ)، صفة الصفوة، ج 2 ص 110 ، تحقيق: محمود فاخوري - د.محمد رواس قلعه جي، ناشر: دار المعرفة - بيروت، الطبعة: الثانية، 1399هـ – 1979م.
ابن كثير الدمشقي، ابوالفداء إسماعيل بن عمر القرشي (متوفاى774هـ)، البداية والنهاية، ج 9 ص 311 ، ناشر: مكتبة المعارف – بيروت.)
“Aku tidak melihat Ulama merasa kecil ketika bertemu dengan Imam Baqir as. Bahkan seorang hakim besar (Ibn Utaibah) ketika bersua dengan Imam Baqir seperti layaknya seorang murid yang menimba ilmu dari gurunya.”
2. Ibn Abil Hadid (Wafat tahun 655 H)
Ibn Abi Hadid berkata terkait kemuliaan Imam Baqir as,
وهو سيد فقهاء الحجاز ، ومنه ومن ابنه جعفر تعلم الناس الفقه ، وهو الملقب بالباقر ، باقر العلم ، لقبه به رسول الله صلى الله عليه وسلم ولم يخلق بعد ، وبشر به ، ووعد جابر بن عبد الله برؤيته ، وقال : ستراه طفلاً ، فإذا رأيته فأبلغه عني السلام ، فعاش جابر حتى رآه ، وقال له ما وصي به.
(إبن أبيالحديد المدائني المعتزلي، ابوحامد عز الدين بن هبة الله بن محمد بن محمد (متوفاى655 هـ)، شرح نهج البلاغة، ج 15 ص 164 ، تحقيق: محمد عبد الكريم النمري، ناشر: دار الكتب العلمية - بيروت / لبنان، الطبعة: الأولى، 1418هـ - 1998م.)
“Beliau adalah Penghulu para fuqaha Hijaz, dari beliau dan putranya orang-orang belajar hukum Fiqih. Beliau dijuluki dengan Al-Baqir, Baqirul Ilm. Rasulullah saww yang memberi Laqab tersebut secara langsung sebelum beliau dilahirkan. Rasulullah saww memberi kabar berita Laqab tersebut langsung kepada Jabir ibn Abdillah Anshari dan memberitakan bahwa kelak Jabir akan bertemu dengannya. Rasulullah saww berkata kepada Jabir, ‘ Engkau akan bertemu dengan Al-Baqir ketika ia anak-anak. Jika engkau bertemu dengannya, sampaikan salamku untuknya.’ Jabirpun hidup hingga bertemu dengan Al-Baqir dan menyampaikan salam Rasulullah saww kepadanya.”
3. Muhyiddin Nawawi (Wafat 676 H)
Beliau adalah Ulama besar Mazhab Syafii. Berkata terkait Imam Baqir as,
محمد بن علي بن الحسين بن علي بن أبي طالب رضي الله عنهم القرشي الهاشمي المدني أبو جعفر المعروف بالباقر سمي بذلك لأنه بقر العلم اي شقه فعرف أصله ... وهو تابعي جليل إمام بارع مجمع على جلالته معدود في فقهاء المدينة وأئمتهم.
(النووي الشافعي، محيي الدين أبو زكريا يحيى بن شرف بن مر بن جمعة بن حزام (متوفاى676 هـ)، تهذيب الأسماء واللغات، ج 1 ص 103 ، تحقيق: مكتب البحوث والدراسات، ناشر: دار الفكر - بيروت، الطبعة: الأولى، 1996م.
النووي الشافعي، محيي الدين أبو زكريا يحيى بن شرف بن مر بن جمعة بن حزام (متوفاى676 هـ)، شرح النووي علي صحيح مسلم، ج 1 ص 102 ، ناشر: دار إحياء التراث العربي - بيروت، الطبعة الثانية، 1392 هـ)
“Muhammad Ibn Ali Ibn Husein Ibn Ali bin Abi Thalib radhiallah anhum adalah seorang Quraisy Hasyimi yang tinggal di kota suci Madinah. Abu Jakfar terkenal dengan Laqab Al-Baqir. Kenapa dijuluki dengan Al-Baqir? Karena beliau mengetahui hakikat ilmu dari dasarnya. Beliau termasuk dari Thabiin yang mulia dan Imam yang cerdas nan pandai. Seluruh Ulama sepakat atas kemuliaan dan keagungannya. Beliau terhitung sebagai Imam dan Faqih dikota Madinah.”
4. Ibn Khalkan (Wafat 681 H)
Pemuka Ahlu Sunah bermahzab Syafii ini menerangkan kemuliaan Imam Baqir as,
كان الباقر عالما سيدا كبيرا وإنما قيل له الباقر لأنه تبقر في العلم أي توسع.
(إبن خلكان، ابوالعباس شمس الدين أحمد بن محمد بن أبي بكر (متوفاى681هـ)، وفيات الأعيان و انباء أبناء الزمان، ج 4 ص 174 ، تحقيق احسان عباس، ناشر: دار الثقافة - لبنان.)
“Baqir adalah seorang Alim dan Sayid besar nan agung. Dikatakan bahwa beliau dijuluki Baqir karena beliau membuka hakikat ilmu hingga dasarnya.”
5. Razi (Wafat 721 H)
Beliau ulama besar Ahlu Sunah ketika menjelaskan arti dari baqara (Ba Qa Ra) beliau berkata,
و التبقر التوسع في العلم ومنه محمد الباقر لتبقره في العلم.
(لرازي، محمد بن أبي بكر بن عبدالقادر، (متوفاي 721هـ)، مختار الصحاح، ج 1 ص 24 ، الطبعة : طبعة جديدة ، تحقيق : محمود خاطر، دار النشر : مكتبة لبنان ناشرون - بيروت - 1415 – 1995.)
"Adapun Tabaqur adalah yang mampu menjelaskan ilmu secara luas dan menyeluruh. Untuk itu kenapa Muhamad Baqir dijuluki Baqir dikarenakan beliau mampu menjelaskan hakikat ilmu secara luas dan menyeluruh."
6. Ibn Thaimiyah ( wafat 728 H)
Kemuliaan dan keagungan Imam Baqir as tidak bisa dipungkiri bahkan oleh Ibn Thaimiyah sekalipun. Beliau terpaksa mengakui keagungan Imam Baqir dari ulama-ulama besar yang langsung menyaksikan siapa Imam Muhammad Al-Baqir as. Dia berkata,
ابو جعفر محمد بن على من خيار اهل العلم والدين وقيل: انما سمي الباقر لانه بقر العلم. (ابن تيميه الحراني الحنبلي، ابوالعباس أحمد عبد الحليم (متوفاى 728 هـ)، منهاج السنة النبوية، ج 4 ص 50 ، تحقيق: د. محمد رشاد سالم، ناشر: مؤسسة قرطبة، الطبعة: الأولى، 1406ه)
“Abu Jafar Muhammad Ibn Ali termasuk diantara Ahli Ilmu dan Agama terkemuka. Dikatakan bahwa beliau dinamakan Baqir karena mampu mengupas ilmu secara mendalam dan menjelaskan hakikat ilmu secara luas dan menyeluruh.”
Banyak sekali kesaksian kemuliaan dan keagungan Imam Baqir as yang tidak mungkin satu persatu ditulis disini seperti: Dzahabi, Shafdi Syafii, Yafii, Ibn Kastir, Ibn Hajar Asqalani, Badhruddin Aini, Ibn Hajar Haitsami, Sya’rani, Muttaqi Hindi, Ibn Imad Hanbali dan lain sebagainya dari ulama-ulama besar Ahlu Sunnah wal Jamaah.
Semuanya menegaskan keutamaan dan keagungan Imam Baqir as sebagai ahli ilmu dizamannya.
Fatimah Zahra as, Perwujudan Ayat Tathhir
Az-zahra as adalah lambang kesucian, sosok pribadi agung sepanjang zaman, tauladan bagi setiap insan. Cinta kepada Zahra as merupakan kecintaan kepada Rasul saww dan sekaligus kecintaan kepada Allah, sebuah mata rantai cinta yang tidak pernah terputus.
Dalam ayat 33 surat al-Ahzab,[1] Allah swt menjelaskan keutamaan Ahlul Bait as. Ayat Tathhir merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang menjelaskan tentang istri-istri Nabi saww. Namun, perlu diketahui bahwa ayat Tathhir tidak ditujukan kepada istri-istri Nabi saww. Ayat tersebut merupakan ayat yang independen dan tidak berhubungan dengan ayat sebelumnya. Hal ini dibuktikan oleh berbagai riwayat dalam kitab hadist dan tafsir, baik versi Syiah[2] maupun Sunnah.[3] Mereka sepakat bahwa ayat tersebut turun kepada Ahlul bait as dan demikian tidak meragukan lagi keabsahannya.
Mungkin saja, sebagian kalangan beranggapan bahwa gaya penukilan dan penulisan berbagai hadist tersebut di atas berbeda-beda sehingga tidak dapat dinisbatkan dan ditetapkan bahwa ayat tersebut memang ditujukan kepada Ahlul Bait as. Tapi anggapan ini tidak benar berdasarkan bukti sejarah tentang turunnya ayat Tathhir, seperti prilaku Nabi saww yang selalu mengulang-ulangi menyampaikan hal ini dalam berbagai kesempatan berbeda agar masyarakat faham bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Bait as adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi thalib, Sayyidah Zahra, Imam Hasan dan Imam Husein as. Sejarah meriwayatkan bahwa dalam kesempatan yang berbeda-beda, Nabi saw sering kali menjelaskan keutamaan Ali bin Abi thalib as sejak dari dakwah sembunyi-sembunyi beliau yang hanya terbatas pada keluarga, sampai penghujung hidup beliau. Apakah hal ini masih juga diragukan kebenarannya sekalipun disebutkan dalam kesempatan yang berbeda? Tentu tidak, karena dalam kondisi lainnya Nabi saw tidak pernah mengulang-ulang suatu hal dalam kesempatan yang berbeda-beda, maka ketika Nabi saw mengulangnya dalam berbagai kesempatan dapat difahami bahwa hal yang beliau sampaikan sangatlah penting sehingga perhatian masyarakat selalu tertuju kepadanya.
Ayat Tathhir ingin menyampaikan bahwa Ahlul Bait as memiliki maqam ismah yaitu terhindar dan terjaga dari dosa, kelalaian, kebodohan dan keraguan. Mungkin saja, sebagian kalangan menduga bahwa turunnya ayat Tathhir yang ditujukan kepada Ahlul Bait as sama sekali tidak memberikan nilai dan maqam ismah. Jika dugaan mereka benar, lalu bagaimana berbagai literatur yang menjelaskan kedudukan mereka di mata Nabi saww dan prilaku Nabi saw yang selalu mengulangnya di berbagai kesempatan? Bukankah dinukil dalam sejarah bahwa setiap kali Nabi melewati rumah az-Zahra as, beliau selalu berhenti sejenak seraya mengucapkan: ?Assalamu?alaikum ya ahlul bait? Mengapa Imam Ali as membuktikan kepemimpinanya dengan berlandaskan ayat Tathhir? Kenapa pula Imam Hasan as mengklaim dirinya sebagai salah satu orang yang termasuk dalam ayat tersebut? Oleh karena itu, jelaslah bahwa dugaan mereka itu tidak dapat dibenarkan.
Beberapa riwayat menjelaskan bahwa kemakshuman Ahlul Bait as tidak berarti bahwa mereka hanya terjaga dari dosa dan kesalahan saja, karena Imam Shodiq as bersabda: ?Arrijsu (dalam ayat tersebut) adalah keraguan. Demi Allah, selamanya kami (Ahlul Bait) tidak pernah ragu kepada-Nya.? Sedang dalam kesempatan lain, Imam Ali as bersabda: ?Aku tidak pernah ragu akan kebenaran sejak aku melihatnya.? ? Seandainya disingkap tabir bagiku maka tidak akan bertambah keimananku.? Sebagian dari Imam suci menyabdakan bahwa kalimat hendak menghilangkan dosa dari kamu berarti menjauhkan mereka dari kobaran api jahiliah. Ini berarti bahwa bahwa Allah swt tidak menginginkan para pendahulu Ahlul Bait as (datuk-datuk mereka) masuk dalam golongan orang-orang kafir, karena salah satu arti rijs dalam kamus bahasa adalah kekufuran dan keraguan.
Sepanjang sejarah, Sayyidah Zahra as adalah wanita menjadi panutan yang tidak mungkin bisa dilepaskan dari Ahlul Bait. Beliau adalah perwujudan dari ayat Tathhir, sosok pribadi yang disucikan Allah swt, dengannya risalah suci berlanjut dan langgeng sampai hari kiamat, wanita yang sampai kepada makam Ilahi di bawah didikan duta Ilahi, jiwanya selalu dikorbankan di jalan Allah swt, tutur katanya tidak lepas dari kebenaran jelmaan ayat: ?Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya, ucapan itu tiad alain hanyalah wahyu yang diwahyukan, yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Beliau adalah pribadi yang selalu memiliki kontak dengan alam gaib, berkomunikasi dengan Malaikat Jibril as sehingga nama lain az-Zahra as adalah almuhaddats yang berarti orang yang diajak berbicara. Diceritakan dalam sejarah bahwa sepeninggal Nabi saw, Malaikat Jibril diutus oleh Allah swt agar selalu mendatangi Sayyyidah Zahra as untuk menghiburnya dari kesedihan setelah kepergian ayahnya dan menceritakan kepadanya kejadian yang telah dan akan terjadi. Kejadian-kejadian yang disampaikan Malaikat Jibril itu dicatat sehingga menjadi sebuah buku yang dikenal dengan Mushaf Fathimah as. Mushaf ini merupakan salah satu perwujudan ilmu yang tak terbatas dalam diri Zahra as dan termasuk salah satu sumber asli ilmu para imam, sejak masa Imam Ali as sampai Imam Mahdi afs.
Imam Khomeini ra memberikan perhatian cukup besar tentang keutamaan pribadi az-Zahra as yang terlihat dalam pidato-pidatonya. Imam selalu menjelaskan bahwa dengan kepulangan nabi saww kehadirat ilahi Rabbi hubungan kontak nabi saww dengan malaikat Jibril melalui wahyu terputus, namun kontak malaikat Jibril as -walaupun bukan dengan istilah wahyu- dengan Az-zahra as tidak terputus. Dalam hal Imam berkata: "Masalah datangnya malaikat Jibril as ke Az-zahra as bukan masalah yang mudah, jangan pernah berkhayal selama belum memenuhi persyaratanya, malaikat akan mendatangi setiap orang". Datangnya Jibril as kehadirat Az-zahra atas perintah Allah swt merupakan keutamaan yang luar biasa yang dimiliki oleh Az-zahra as dan Imam Khomeini memandang itulah puncak keutamaan dan kedudukan Az-zahra as yang dimilikinya dimata Allah swt.
Maqam dan kedudukan yang begitu tinggi yang tidak dimiliki oleh semua para utusan Allah dan hanya dimiliki oleh para nabi pilihan dan kekasihNya, Az-zahra as dengan segala keutamaannya telah sampai kemaqam tersebut. Dialah as hakekat dari malam Al-qadr, Zahralah as batin dari ayat: ?Haa miim demi kitab (alquran) yang menjelaskan sesungguhnya Kami menurunkan pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah?. Imam Musa Al-khadzim dalam menjelaskan ayat tersebut berkata: ?Haa miim adalah Muhammad saww, kitab mubin (kitab yang mejelaskan) adalah Imam Ali as dan lailah (waktu malam) adalah S Fatimah as. Wujud suci Az-zahra as hakekatnya adalah Al-quran yang dapat berbicara (Al-quran natiq)- sementara para Imam suci juga sebagai penjelas Al-quran yang diam (Al-quran shomit).
Az-zahra as adalah lambang kesucian, sosok pribadi agung sepanjang zaman, tauladan bagi setiap insan. Cinta kepada Zahra as merupakan kecintaan kepada Rasul saww dan sekaligus kecintaan kepada Allah, sebuah mata rantai cinta yang tidak pernah terputus. Az-zahra as adalah paling mulianya manusia di sisi nabi serta cahaya mata dan buah hati Rasul sebagimana sabda beliau: ?Fatimah adalah paling mulianya manusia disisiku, putriku Fatimah, adalah wanita yang terbaik diseluruh jagat raya, sejak pertama kali wanita diciptakan hingga kelak pada akhir zaman, dialah cahaya mata dan buah hatiku.? Fatimah adalah Az-zahra yang namanya selalu harum dan dikenang sepanjang masa dalam kehidupan manusia.[] Wallahu a'lam
Oleh: Abdurrahman Arfan
Catatan Kaki:
[1] Disebut dengan ayat tathir yang artinya : ?Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlul Baith dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.?
[2] Terhitung sekitar 16 riwayat yang menukil langsung dari nabi saww.
[3] Dari 300 riwayat yang dibawakanya terhitung sekitar 5-6 yang menukil secara langsung.
Sebaik-baik Istri dalam Ucapan Imam Ali as
Sebaik-baik Istri dalam Ucapan Imam Ali as
Imam Ali bin Musa ar-Ridha as, Imam kedelapan Syiah meriwayatkan sebuah hadis dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as, bahwa sebaik-baik istri memiliki lima sifat, yang jika kelima sifat tersebut terhimpun pada seorang istri, maka dia adalah sebaik-baik istri di muka bumi.
Kelima sifat tersebut adalah tidak menyulitkan, ucapannya tidak menyakitkan, taat pada suaminya, tidak tidur di malam hari sebelum membuat suaminya ridha dan menjaga diri dan hartanya jika jauh dari suaminya. Hadis ini dimuat dalam kitab al-Kafi, jilid 5, halaman 325 dan Wasail al-Syiah jilid 20 halaman 29.
Pertama, tidak menyulitkan. Permintaan-permintaannya tidak membuat suaminya terjebak dalam kesulitan.
Kedua, ucapannya tidak menyakitkan. Ia senantiasa menjaga lisannya dari umpatan, makian dan cacian. Lisannya jauh dari ucapan yang bisa membuat remuk hati suaminya.
Ketiga, taat pada suaminya. Ia mematrikan dirinya untuk memberikan ketaatan pada suaminya.
Keempat, ia tidak menutup matanya pada malam hari, kecuali sebelumnya ia telah membuat ridha suaminya. Salah satu kebiasaan Sayidah Fatimah sa dalam kehidupannya, bahkan sampai menjelang wafatnya, ia kerap bertanya pada suaminya, "Ali kekasihku, apakah engkau ridha denganku?".
Kelima, amanah dan menjaga kepercayaan. Jika suaminya keluar rumah dan dalam keadaan bepergian, ia menjaga diri dan harta suaminya.



























