کمالوندی

کمالوندی

Menteri Pemuda dan Olahraga Iran, Masoud Soltanifar mengatakan, bangsa Iran dan Kuba menjadi simbol ketangguhan dalam menghadapi sanksi lalim AS.

Masoud Soltanifar dalam pertemuan dengan Duta Besar Kuba untuk Iran, Alexis Bandarich Vega hari Selasa (7/5) menilai hubungan kedua negara berada di tingkat tertinggi.

"Hubungan olahraga Iran dan Kuba juga berada di level yang tinggi," ujar Soltanifar.

Menteri pemuda dan olahraga Iran menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kehadiran para pelatih dari kuba di Iran, dan penyelenggaraan 17 komisi bersama antara kedua negara.

"Hal ini menunjukkan jalinan erat dari hubungan strategis dan bersahabat antara Iran dan Kuba," tegasnya.

Sementara itu, duta besar Kuba untuk Iran dalam pertemuan tersebut menilai hubungan kedua negara terjalin baik, dan menyampaikan surat undangan resmi kepada menteri pemuda dan olah raga Iran dari sejawatnya di Kuba guna menghadiri festival dan pertemuan olahraga rakyat Kuba di Havana.

Ketua komisi keamanan nasional parlemen Iran, Heshmatollah Falahatpisheh mengatakan, Republik Islam menggunakan potensi JCPOA, dan mekanisme dalam negeri untuk memproduksi bahan bakar nuklir yang dibutuhkannya.

"Iran  akan mengambil langkah balasan dan pejabat Republik Islam juga mendukungnya," ujar Falahatpisheh.

"Tidak ada rencana Iran keluar dari JCPOA dan traktat NPT. JCPOA teks yang dibuat bersama. Tapi, jika pihak lain tidak menjalankan komitmennya, Iran akan mengambil langkah lain," tegasnya.

Menurut ketua komisi keamanan nasional parlemen Iran, AS setelah keluar dari JCPOA berupaya untuk melemahkan industri nuklir Iran dengan mengambil manfaat sebesar-besarnya.

"Oleh karena itu, langkah pertama yang dilakukan, Republik Islam adalah menjalankan mekanisme internal untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar yang dibutuhkan, di sisi lain melanjutkan perundingan teknis secara serius dengan IAEA dan anggota lainnya yang masih tersisa," papar Falahatpisheh.

Pada 8 Mei 2018, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan keluarnya AS dari JCPOA yang dilanjutkan dengan implementasi sanksi nuklir terhadap Iran.

Sementara itu, Uni Eropa dan trioka Eropa selama setahun hanya memberikan janji yang tidak dipenuhi berkaitan implementasi hasil kesepakatan JCPOA.

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, masyarakat Timur Tengah membenci AS, sehingga negara ini merasa tidak aman di kawasan.

"Jika AS dan antek-anteknya merasa tidak aman, hal itu karena masyarakat di kawasan membencinya dan tidak setuju langkahnya menuding Iran. Kondisi ini tidak akan berubah," tulis Zarif di akun twitternya hari Selasa (7/5).

"Tim 'B' kembali sibuk untuk mengumumkan pengiriman kapal perang yang sudah dilakukan sejak bulan lalu untuk mengancam Iran supaya mengubah sikapnya," tambah Menlu Iran menyikapi pernyataan empat orang tim B.

Tim B yang disebutkan Zarif yaitu Bolton selaku penasehat keamanan nasional AS, Benyamin Netanyahu (PM rezim Zionis Israel), Bin Salman (putera mahkota Arab Saudi) dan Bin Zayed (putera mahkota UEA).

Keempat orang ini memprovokasi AS supaya mengirimkan kapal perangnya ke Teluk Persia dan menghasut perang dengan Iran.(

Dua wartawan Reuters yang telah diputus bersalah melanggar UU Kerahasiaan Negara di Yangon akhirnya dibebaskan pemerintah Myanmar.

Menurut laporan Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo diputus bersalah dan dijatuhi vonis tujuh tahun penjara September lalu yang memunculkan kecaman baik dari diplomat maupun pegiat HAM internasional.

Namun sejak awal Reuters menyebut kedua jurnalisnya itu tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Karena itu, Reuters meminta agar Wa dan Kyaw segera dibebaskan.

Kondisi muslim Rohingya
Reuters mengutip Channel News Asia Selasa (7/5/2019), melaporkan bahwa Presiden Win Myint menerbitkan pengampunan kepada ribuan narapidana saat perayaan Tahun Baru tradisional yang jatuh 17 April lalu, termasuk Wa Lone dan Kyaw Soe Oo.

Wa Lone langsung mengacungkan jempol ketika dia dan Kyaw melangkah keluar. Jurnalis berusia 33 tahun itu berterima kasih kepada upaya internasional untuk membebaskan mereka.

"Saya sangat senang dan bersemangat untuk bertemu kembali bersama keluarga serta teman. Saya tidak sabar untuk segera kembali meliput," ujar Wa.

Sebelum ditahan pada Desember 2017, Wa dan Kyaw tengah melakukan liputan investigasi pembunuhan 10 pria dan anak-anak Rohingya oleh tentara dan aktivis Buddha di Rakhine.

Dana Moneter Internasional (IMF) menilai ketegangan dagang baru yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina pekan ini bisa berdampak buruk terhadap perekonomian dunia.

Managing Director IMF Christine Lagarde mengatakan, ketegangan baru ini bisa mengancam pertumbuhan ekonomi dunia.

"Jelas ini adalah ancaman ekonomi dunia," ujar Lagarde dilansir AFP, Selasa (7/5).

Hubungan dagang antara AS dan Cina kembali memanas setelah  Presiden AS Donald Trump Minggu (5/5) mengeluarkan statemen yang akan memberlakukan tarif impor baru terhadap barang dari Cina.

 "Selama 10 bulan, Cina telah membayar tarif ke Amerika Serikat sebesar 25 persen atas barang impor bernilai 50 Miliar dolar, dan 10 persen pada 200 Miliar dolar barang lainnya. Kali ini tarif akan dinaikkan dari 10 persen menjadi 25 persen pada Jumat ini. 325 Miliar dolar barang tambahan yang dikirim Cina kepada kami yang tidak dibayar  akan segera terkena tarif 25 persen," katanya seperti dikutip dari Reuters, Senin (6/5).

Perundingan babak ke-11 antara Cina dan AS yang akan digelar di Washington dibatalkan pihak Beijing sebagai reaksi atas pernyataan Trump tersebut.

Sabtu, 04 Mei 2019 15:31

Syeikh Zakzaky

Syeikh Ibrahim Zakzaky, pemimpin Muslim Nigeria dilahirkan pada 5 Mei 1953 di kota Zaria, Nigeria Utara. Ia menempuh pendidikan dasarnya di sekolah tradisional al-Quran dan Islam di Zaria di bawah bimbingan guru-guru besar seperti, Isa Madaka dan Sani Abdulkadir.

Syeikh Zakzaky mulai tahun 1971-1975 menimba pendidikan di sebuah lembaga terkenal Sekolah Studi Arab (SAS) di Kano. Setelah meraih prestasi cemerlang di sekolah tersebut, ia langsung diterima di Universitas Ahmadu Bello (ABU) di Zaria.

Syeikh Zakzaky memilih jurusan ekonomi di ABU dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 1979. Tapi, pihak universitas menahan ijazah Zakzaky dengan alasan keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan Islami. Ia adalah anggota aktif di Muslim Student Society (MSS). Selama menjadi mahasiswa, ia bahkan dikenal di tingkat nasional Nigeria karena sangat aktif di kegiatan keagamaan dan Islami. Oleh sebab itu, ijazah Zakzaky ditahan oleh universitas yang dikuasai kubu sekuler.

Universitas sengaja menahan ijazah Zakzaky, karena pada tahun 1978, saat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Muslim Student Society, ia dituding sebagai otak utama di balik demonstrasi nasional dalam mendukung masuknya syariat Islam ke dalam konstitusi Nigeria. Meskipun kaum Muslim membentuk setengah dari populasi Nigeria, namun konstitusi negara itu disusun berdasarkan parameter-parameter lain dan protes masyarakat telah mengundang kemarahan otoritas Nigeria. Untuk itu, pemerintah dan penguasa Nigeria sangat marah terhadap Zakzaky.

Sebuah goncangan besar terjadi dalam kehidupan Zakzaky pada tahun 1978 dan 1979. Pada masa itu, ia bertemu dengan Imam Khomeini ra di pengasingan di Paris. Satu tahun setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, Zakzaky sebagai Sekjen Mahasiswa Muslim Afrika datang ke Iran untuk bertemu Imam Khomeini ra di Tehran. Pada kesempatan kedua ini, Imam Khomeini ra menyerahkan sebuah al-Quran kepadanya sebagai hadiah sambil berkata, “Pergilah dan berilah hidayah kepada rakyatmu dengan al-Quran.”

Setelah peristiwa itu, kehidupan Zakzaky menemukan makna yang sesungguhnya dan seakan-akan sebuah jalan terang sedang terbentang di hadapannya, di mana pancaran cahayanya mengarahkan Zakzaky ke arah kebenaran yang besar. Setelah pertemuan tersebut, ia memilih mazhab Ahlul Bait dan masuk Syiah. Ia bertekad untuk memberi teladan perilaku yang mulia dan baik seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya.

Syeikh Zakzaky benar-benar ingin meneladani akhlak Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya. Ia mendahului dalam mengucapkan salam bahkan kepada anak-anak. Ia memilih pakaian sederhana, tapi bersih dan selalu memperlihatkan kesantunan dan penghormatan kepada semua orang baik Muslim maupun non-Muslim. Perilaku mulia dan sikap adil yang ditunjukkan oleh Syeikh Zakzaky mendorong banyak warga Kristen dan kelompok-kelompok Islam lain di Nigeria untuk memilih mazhab Ahlu Bait.

Syeikh Zakzaky menjadi rujukan ketika terjadi perselisihan antara Muslim dan non-Muslim di Nigeria. Ia benar-benar ingin menyingkap kebenaran dan memutus perkara dengan adil. Jika kebenaran ada di pihak non-Muslim, Syeikh Zakzaky akan memberi keputusan sesuai fakta dan memberikan hak mereka. Perilaku adil ini dan akhlak luhurnya telah memperluas penyebaran Islam murni di Nigeria. Kecintaan kepada Ahlul Bait as, khususnya Imam Husein as telah mengisi setiap sudut di negara Afrika Barat itu.

Syiah merupakan kelompok asing di Nigeria sebelum Syeikh Zakzaky memilih mazhab itu dan hanya ada beberapa orang yang menganut Syiah. Akan tetapi berkat dakwah dan perjuangan Syeikh Zakzaky, Nigeria sekarang menjadi negara dengan mayoritas penduduk Muslim di Afrika. Data resmi menyebutkan bahwa kaum Muslim membentuk sekitar 65 persen dari total 180 juta penduduk Nigeria. Meski penduduknya mayoritas Muslim, pemerintah Nigeria dikenal sekuler.

Syeikh Zakzaky memimpin Gerakan Islam Nigeria dan ia aktif di dalamnnya. Organisasi ini memiliki lebih dari 300 Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang tersebar luas di berbagai daerah, terutama di wilayah utara Nigeria. Mereka dikenal dengan nama Sekolah Fudiyyah. Selain mengelola banyak pusat-pusat Islam dan lembaga lainnya, gerakan itu juga memiliki koran yang paling banyak beredar di Nigeria yaitu, Al Mizan dalam bahasa Hausa. Gerakan Islam Nigeria memiliki misi untuk mencerahkan masyarakat Muslim untuk tugas mereka sebagai individu atau komunitas.

Syeikh Zakzaky sebagai pemimpin Gerakan Islam Nigeria telah menghabiskan banyak umurnya untuk berdakwah tentang ajaran Islam murni dan mazhab Ahlul Bait as. Ia berkali-kali dipenjara oleh rezim Nigeria karena ideologinya. Ia juga menghafal seluruh al-Quran serta menghabiskan waktunya untuk mengkaji dan meneliti berbagai dimensi Islam. Syeikh Zakzaky mampu berbicara dalam banyak bahasa termasuk Hausa, Arab, Inggris, Spanyol, dan Persia. Ia pernah diundang ke Sierra Leone, Niger, Aljazair, Inggris, Perancis, Spanyol, Amerika Serikat, Lebanon, Azerbaijan, dan Iran, untuk menyampaikan caramah agama.

Syeikh Zakzaky sangat mencintai Ahlul Bait Nabi as dan berkali-kali datang ke kota Mashhad untuk berziarah ke Makam Imam Ali Ridha as. Dalam sebuah wawancaranya tentang Imam Ridha, ia mengatakan, “Berbicara tentang Imam Ridha atau apapun yang disampaikan tentangnya, tidak hanya terbatas di buku, makalah, seminar atau di tempat-tempat di mana kita tinggal. Kita harus menanamkan semua perilaku seperti yang diucapkan oleh Imam Ridha. Kesantunan itu harus tampak dalam perilaku kita. Ini jauh lebih penting. Kita harus mempelajari adab, jihad, rasionalitas, kerja keras, kesabaran, dan… dari beliau dan kemudian mengamalkannya.”

Ia lebih lanjut menjelaskan sebuah poin penting yang menjadi tujuan dakwahnya di Negeria. Ia mengatakan, “Ketika kita kembali ke negara masing-masing, kita harus mengamalkan ucapan Imam Ridha yang berkata, ‘Semoga Allah merahmati orang-orang yang menghidupkan perintah kami. Ketika para sahabat bertanya tentang isi perintahnya, beliau berkata, ‘Pelajarilah makrifat ucapan kami dan ajarilah masyarakat, karena jika masyarakat mendengar keindahan ucapan kami dan mengenalinya, mereka pasti akan mengikuti kami.’”

Pemimpin Syiah Nigeria ini dalam penjelasannya menyinggung gerakan-gerakan keagamaan Imam Ridha dan Imam Husein as, dan mengatakan, “Kita punya dua nadi kehidupan dalam sejarah para imam maksum as; pertama gerakan Imam Husein dan satu lagi gerakan Imam Ridha. Pada masanya, Imam Ridha menghidupkan kembali agama dan itupun ketika pemikiran-pemikiran sesat merasuki Dunia Islam. Beliau datang ke Khorasan dan memilih wilayah itu untuk berhijrah. Kehadirannya di kota Mashhad adalah sebuah hikmah Ilahi dan Allah Swt berkehendak agar ia datang ke daerah itu, ia hidup di tempat terasing dan syahid dalam keterasingan serta dimakamkan di daerah asing. Semua ini mengandung hikmah Ilahi.”

Syeikh Zakzaky juga menyimpan ketertarikan luar biasa kepada Revolusi Islam dan pemimpinnya yaitu, Imam Khomeini ra dan Sayid Ali Khamenei. Ia percaya bahwa konflik dan kekerasan di dunia telah mencapai puncaknya, dan Republik Islam Iran – sebagai negara pengikut Ahlul Bait as yang mengajari dialog rasional – memainkan peran signifikan di dunia modern. Ia menambahkan, “Dengan berpijak pada rasionalitas dan budaya Imam Ridha as, Iran menyelesaikan masalah nuklir di meja perundingan dan ini adalah sebuah pesan yang harus kita bawa bersama di negara-negara kita.”

Sebelumnya, kita telah mempelajari biografi singkat dan sepak terjang Pemimpin Gerakan Islam Nigeria, Syeikh Ibrahim Zakzaky. Ia pernah dua kali bertemu Imam Khomeini ra dan merasakan perubahan spiritual yang luar biasa dalam dirinya.

Mujahid dari Afrika ini menemukan sosok Imam Khomeini ra sebagai teladan praktis terbaik dalam berbagai dimensi kepribadian, agama, dan politik, dan kemudian ia memutuskan untuk menjadi pengikut Bapak Pencetus Revolusi Islam Iran itu.

Setelah pertemuan tersebut, Syeikh Zakzaky memilih mazhab Ahlul Bait as dan ia kemudian menjadi seorang pemimpin yang berani dan adil berkat perilaku mulianya dan perjuangan tak kenal lelah. Ia adalah seorang tokoh yang dicintai oleh banyak hati. Keikhlasan dan dakwahnya telah melahirkan generasi yang mencintai mazhab Ahlul Bait dan Imam Husein as di Nigeria.

Hassan Bala, juru bicara Gerakan Islam Nigeria mengatakan, “Alasan mengapa Syeikh Zakzaky sekarang memiliki banyak pengikut adalah karena ia memilih pendekatan damai di Nigeria. Dalam waktu kurang dari 20 tahun, jumlah Syiah di Nigeria mencapai jutaan orang dan ini terjadi karena teladan perilaku Syeikh Zakzaky yang terilhami dari para imam maksum as.”

Perjuangan Syeikh Zakzaky membuat populasi Syiah di Nigeria meningkat signifikan dalam tiga dekade lalu. Selama masa itu, jutaan Muslim Sunni dan warga Kristen memilih menganut mazhab Ahlul Bait as. Syeikh Zakzaky percaya bahwa Islam membawa sebuah pesan universal dan bukan milik bangsa Arab, tapi ia milik seluruh umat manusia dengan keanekaragaman budaya. Dalam perspektifnya, Islam murni Nabi Muhammad Saw adalah Islam yang penuh kasih sayang, cinta, dan persaudaraan, di mana Ahlul Bait as adalah figur-figur yang mengamalkan Islam murni ini dengan sempurna.

Ia mengatakan, “Islam datang sebagai sebuah pesan universal untuk mengubah pemikiran kita. Budaya masyarakat tentu saja dibiarkan lestari, tapi landasan pemikiran dan perilaku kita yang dirubah. Sebagai contoh, seseorang meninggalkan kebohongan – sebelum ia masuk Islam – demi menjaga reputasi sosialnya, tapi setelah memeluk Islam, ia meninggalkan dusta demi mencari keridhaan Allah Swt dan karena yakin tentang kehidupan setelah kematian, surga, dan neraka. Hal ini berlaku untuk semua dimensi perilaku pribadi Muslim. Ia sekarang berbuat baik demi mencari keridhaan Allah Swt dan mendekatkan diri kepada-Nya.”

Menurut Syeikh Zakzaky, semua dimensi positif yang ditemukan seseorang setelah menjadi Muslim adalah karena sebuah kekuatan perubahan yang disebut tauhid.

Seorang mahasiswa Nigeria yang masuk Syiah di tangan Syeikh Zakzaky, mengatakan, “Syeikh Zakzaky sekembalinya dari Iran pada tahun 1980, tidak membawa kata-kata Syiah dalam memperkenalkan keyakinan barunya itu dan semua isi dakwahnya disampaikan dalam format persaudaraan Islam.” Dengan kata lain, masyarakat pertama tertarik dengan akhlak mulianya dan kemudian tertarik dengan mazhabnya.

Berkat ajaran yang disampaikan Syeikh Zakzaky, masyarakat Syiah Nigeria memiliki perilaku Islami yang unik. Mereka bahkan tidak membangun masjid-masjid khusus yang terpisah dari saudara-saudara Sunni dan banyak dari keluarga miskin Ahlu Sunnah di Nigeria juga dibantu oleh Muslim Syiah. Setelah tragedi Mina di Mekkah, Syeikh Zakzaky mendatangi rumah-rumah Muslim Sunni untuk menyampaikan rasa duka dan mereka juga menjadi makmum shalat di belakang tokoh Syiah ini. Jadi, tidak heran jika kelompok Wahabi Al Saud sangat marah menyaksikan fenomena tersebut.

Menurut keterangan mahasiswa Nigeria itu, pengikut mazhab Ahlul Bait as sekarang punya nama harum di tengah rakyat Nigeria. Di mana saja mereka berurusan dengan seorang Muslim Syiah, mereka mengetahui bahwa ia benar-benar dapat dipercaya. Mereka tahu bahwa individu tersebut tidak berkata dusta, tidak mencuri, atau melakukan pelanggaran hukum. Semua keindahan perilaku ini adalah hasil dari kerja keras Syeikh Zakzaky.

Jumlah Muslim Syiah di Nigeria sekarang mencapai sekitar 8-12 juta orang dan ini terjadi setelah dakwah tak kenal lelah yang dilakukan oleh tokoh agama tersebut. Di Nigeria, para pengikut dan pecinta Ahlul Bait Nabi khususnya Imam Husein as, menunjukkan kecintaan mereka dalam berbagai pawai akbar dan mengikuti ritual-ritual keagamaan. Pada Hari Asyura dan Arabain, jutaan Muslim menempuh perjalanan jauh dengan jalan kaki ke kota Zaria untuk bersama-sama dengan saudaranya mengenang perjuangan Imam Husein as di Husainiyah Baqiyatullah.

Menurut sumber-sumber akurat, jalan kaki massal itu dilakukan secara spontan dan didasari oleh kecintaan Muslim Nigeria kepada Ahlul Bait as. Irak mencatat rekor dalam jalan kaki massal pada Hari Arbain dan Nigeria menduduki posisi kedua. Jumlah mereka semakin bertambah di setiap tahun dan disebutkan bahwa 10 juta Muslim Nigeria mengikuti pawai akbar itu pada tahun 2015. Ini semua berkat perjuangan Syeikh Zakzaky di negara Afrika Barat itu.

Bertambahnya jumlah pecinta Ahlul Bait as di Nigeria telah mengundang kekhawatiran banyak pihak terutama Arab Saudi, Amerika Serikat, dan rezim Zionis Israel. Mereka melancarkan konspirasi dan menginfiltrasi lembaga-lembaga pemerintah dan dinas intelijen Nigeria. Mereka sudah lama terganggu dengan aktivitas Syeikh Zakzaky dan sejak masih mahasiswa jurusan ekonomi ia dikenal sangat aktif dan berani.

Setelah Syeikh Zakzaky meraih sukses di Nigeria, musuh-musuh dalam negeri dan asing semakin marah terhadap kegiatan tokoh agama itu. Mereka khawatir bahwa pertumbuhan pesat Islam di Nigeria akan menumbangkan pemerintahan sekuler dan melahirkan sebuah pemerintah Islam di bawah pimpinan Syeikh Zakzaky. Musuh benar-benar takut bahwa Zakzaky akan berubah menjadi Khomeini ra kedua dan dengan membentuk pemerintahan Islam seperti Iran, maka celah untuk infiltrasi asing di Nigeria akan tertutup rapat.

Kekhawatiran yang dirasakan Arab Saudi, AS, dan otoritas Nigeria membuat tekanan terhadap Syeikh Zakzaky meningkat signifikan. Pada tahun 2014, pawai akbar peringatan Hari Quds Sedunia memantik kemarahan pemerintah dan militer Nigeria. Militer menyerang aksi damai masyarakat dan membunuh tiga orang putra Syeikh Zakzaky. Namun, pejuang Islam ini justru mendirikan shalat untuk jenazah putranya dan menegaskan bahwa putra-putranya adalah pengorbanan yang tidak berarti jika dibanding para syuhada Karbala. Sikap ini menunjukkan bahwa Syeikh Zakzaky mengorbankan seluruh wujudnya di jalan Islam dan mendidik manusia-manusia mulia. Ia siap mempersembahkan jiwanya dan keluarganya di jalan suci ini.

Pada 12 Desember 2015, militer Nigeria juga menyerang Muslim Syiah dengan alasan menghadang konvoi kendaraan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Nigeria, Jenderal Tukur Yusuf Buratai. Militer memberondong orang-orang tak berdosa, khususnya perempuan dan ana-anak di kota Zaria dan Husainiyah Baqiyatullah. Jumlah korban pembantaian itu mencapai lebih dari 1000 orang. Militer Nigeria juga menangkap 500 perempuan dan anak-anak sejak tentara menyerang rumah Syeikh Zakzaky.

Rakyat Nigeria di berbagai kota kemudian menggelar demonstrasi sebagai bentuk protes terhadap perlakuan keji militer terhadap Muslim Syiah. Mereka mengutuk keras kesewenang-wenangan itu dan menuntut agar Syeikh Zakzaky segera dibebaskan. Setelah menyaksikan maraknya protes, akhirnya diperoleh informasi bahwa Syeikh Zakzaky dan istrinya masih hidup dan mereka sedang dalam perawatan medis.

Pada 13 Januari 2016, Dewan Tinggi Nasional untuk Urusan Islam Nigeria (NSCIA), mengunjungi Syeikh Zakzaky yang dipenjara di Abuja. Menurut anggota NSCIA, Profesor Dahiru Yahya, kelompok itu telah bertemu dengan Syeikh Zakzaky dan istrinya dan mereka telah pulih dari luka tembak selama penangkapan.

Gerakan Islam Nigeria kembali mengulangi permintaan mereka bahwa Syeikh Zakzaky harus dibebaskan tanpa syarat. Pemerintah juga dituntut mengembalikan jasad korban tewas kepada keluarga mereka, merilis angka korban dan membentuk komisi yudisial yang independen untuk menentukan apa yang terjadi selama pembantaian di Zaria.

Syeikh Zakzaky sejauh ini melarang Muslim Nigeria melakukan perlawanan bersenjata. Ia lebih memilih jalan damai untuk menyelesaikan semua perkara dan meminta masyarakat Muslim untuk tidak memberi alasan di tangan pemerintah dan militer Nigeria. Meski demikian, militer tetap saja menyerang Muslim Nigeria.

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional ke-36 di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran mengusung slogan "One Book, One Nation". Musabaqah ini diselenggarakan untuk menciptakan iklim keakraban di antara umat Islam, memperkuat persatuan bangsa-bangsa Muslim dan menjadi landasan untuk menciptakan identitas Islam yang satu di bawah naungan ajaran-ajaran al-Quran.

Event besar yang diselenggarakan di Mushalla Besar Imam Khomeini ra ini pada 10-14 April 2019 ini dihadiri oleh para ulama besar, ustad, peneliti al-Quran dan diikuti oleh para qari dan qariah, dan hafiz dan hafizah internasional dari 83 negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim seperti Indonesia dan Malaysia. Musabaqah terbagi dalam kategori dewasa, perempuan, siswa dan tunanetra.

Pada akhir MTQ internasional ini, mereka bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Huseiniyah Imam Khomeini ra Tehran pada hari Senin, 15 April 2019. Pertemuan tersebut dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Quran oleh Qari Ustad Salman Amrillah dari Indonesia yang meraih juara pertama kategori Qari untuk Dewasa Pria MTQ Internasional ke-36. Dia melantunkan tilawah yang sangat indah sehingga memukau semua tamu yang hadir dalam acara tersebut.


Para ulama menilai pembacaan ayat-ayat al-Quran sebagai mukadimah penting untuk memahami al-Quran guna mencapai makrifat atas firman Allah Swt ini, dan juga meningkatkan spiritualitas dalam hati dan pikiran manusia. Menurut Rahbar, jika bacaan dan pelafalan ayat-ayat al-Quran ini dilakukan dengan benar, maka akan membawa dua manfaat yang penting bagi kita. Pertama, untuk memperdalam ruh spiritualitas kita yang tenggelam dalam urusan materi. Dan kedua, jika kita menjadi akrab dengan al-Quran, maka banyak konsep kehidupan akan menjadi tersingkap jelas bagi kita. Penyimpangan, kesalahpahaman, keputusasaan, pengkhianatan dan permusuhan manusia satu sama lainnya, dan kehinaan manusia, semuanya ini disebabkan jauhnya manusia dari al-Quran.

Ayatullah Khamenei dalam pidatonya di hadapan peserta MTQ Internasional ke-36, ulama, ustad dan peneliti al-Quran serta masyarakat Republik Islam Iran yang hadir dalam acara ini, mengapresiasi kinerja penyelenggara perhelatan akbar ini. Dia menyebut al-Quran sebagai penjamin kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat dengan syarat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Kitab Suci ini.


Menurut Rahbar, mengamalkan al-Quran merupakan landasan untuk mencapai kemuliaan, martabat, kesejahteraan dan kemakmuran, kemajuan, kekuatan, solidaritas, gaya hidup yang benar dan indah di dunia, dan menjadi penjamin kebahagiaan di akhirat. Atas dasar ini, dan berkat karunia Allah Swt, hari ini, sambutan masyarakat, khususnya para pemuda terhadap ajaran-ajaran al-Quran dan pengamalannya kian hari meningkat di Republik Islam Iran.

Berpegang teguh pada al-Quran akan membawa kepada kebahagian, kekuatan, martabat dan kemuliaan bagi pemerintahan Islam. Ayatullah Khamenei menyinggung surat al-Fath ayat 29:

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّـهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka."


Rahbar mengatakan, sebagian dari kita melupakan أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ (keras terhadap orang-orang kafir). Contohnya adalah sejumlah penguasa di negara Muslim yang justru bekerja sama dan dekat dengan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel. Mereka menginjak-injak darah rakyat Palestina dan mengabaikan hak-haknya. Mereka melupakan أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ sehingga mereka menjadi pelayan orang-orang kafir dan mengikutinya.

Kelompok lainnya, lanjut Ayatullah Khamenei, adalah orang-orang yang melupakan رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ(berkasih sayang sesama mereka). Mereka menciptakan perpecahan dan konflik di antara umat Islam. Jika رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ dilupakan, maka yang terjadi adalah konflik dan perang internal di negara-negara Muslim. Hal ini bisa dilihat di Suriah dan Yaman. Selama lebih dari empat tahun, Yaman dibombardir. Pelaku penyerangan ini siapa? Apakah pelaku pengeboman tersebut kafir? Tidak. Pelakunya adalah Muslim. Secara lahiriah, pelaku adalah Muslim namun dia tidak berkasih sayang terhadap terhadap sesamanya.

Menurut Ayatullah Khamenei, pentingnya untuk mengamalkan al-Quran adalah agar selalu mengingat Allah Swt dan menjadikan ketakwaan kepada-Nya sebagai kriteria bagi pekerjaan manusia. Dengan demikian, bimbingan al-Quran akan meliputi diri kita. 


Rahbar menyebut takwa sebagai penjagaan diri. Dia mengatakan, takwa dalam riwayat diumpakan sedang berjalan di daerah yang penuh duri. Kita diperingatkan untuk hati-hati agar pakaian dan diri kita tidak terjebak dalam duri ini. Begitu juga dengan kaki kita, agar kita tidak menginjak duri sehingga duri masuk ke kaki kita.

Takwa digambarkan seperti itu. Lalu bagaimana kita berhati-hati dan menjaga diri kita? Kita harus berhati-hati agar tidak terjebak ke dalam "kawasan berduri" dari alam materi ini, di mana duri-duri ini mengelilingi manusia. Namun takwa juga memiliki tingkatan, dan level tingginya adalah milik orang-orang yang mengorbankan nyawa mereka di jalan Allah Swt. Semoga Allah Swt memberikan rahmat dan ridha-Nya kepada syuhada yang telah mengajarkan kepada kita bahwa jika kita bisa melewati "kawat berduri" dalam diri kita, maka kita akan mampu melewati "kawat berduri" musuh.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran lebih lanjut menyinggung fenomena unik bantuan dan pertolongan masyarakat kepada para korban banjir di berbagai wilayah Iran seperti di Golestan, Mazandaran, Ilan, Lorestan dan Khuzestan. Ayatullah Khamenei menilai tindakan tersebut sebagai langkah yang mencontoh perilaku syuhada dan mirip dengan gerakan yang dilakukan para pemuda Iran di masa perang Pertahanan Suci (perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran selama delapan tahun).


Rahbar menuturkan, gerakan masyarakat yang kita lihat dalam beberapa hari ini seperti semangat pengorbanan dan antusias para pemuda Iran pada dekade 60-an (Hijriah Syamsiah). Para pemuda yang saya cintai, mayoritas kalian adalah para pemuda yang tidak melihat hari-hari pada dekade 60-an di masa Pertahanan Suci, di mana para pemuda di masa itu bergerak dengan penuh semangat dan mengorbankan diri mereka. Sebagian dari mereka gugur syahid dan sebagian lainnya pulang dengan selamat. Mereka yang pulang dengan selamat selalu berusaha menjaga diri mereka. Ini adalah pelajaran al-Quran, di mana mereka masuk ke medan tersebut dan menggerakkan manusia-manusia Mukmin.

Ayatullah Khamenei menilai semangat  para pemuda seperti itu sebagai hasil dari ajaran-ajaran al-Quran. Rahbar juga menyingung permusuhan musuh seperti AS terhadap Republik Islam Iran dan peningkatan tindakan permusuhan mereka. Rahbar menuturkan, meskipun langkah permusuhan tampaknya meningkat dari sebelumnya, namun langah dan konspirasi ini adalah nafas terakhir permusuhan musuh terhadap Republik Islam Iran.

Ayatullah Khamenei menegaskan, meskipun musuh meningkatkan tindakan permusuhan mereka terhadap rakyat Republik Islam Iran dan marah atas komitmen bangsa negara ini terhadap ajaran-ajaran al-Quran, namun sebaliknya, bangsa Iran akan lebih kuat dan meningkatkan kepatuhan mereka kepada al-Quran. Semakin kita komitmen dengan ajaran-ajaran al-Quran, maka kemarahan musuh akan bertambah. Sebab, berpegang teguh pada al-AQuran adalah sumber kebahagiaan kita, sumber kekuatan kita dan sumber kemuliaan kita. Kita berdoa kepada Allah Swt agar keteguhan kita ini kian hari meningkat sehingga kita sampai kepada tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh al-Quran.


Al-Quran adalah mukjizat besar Nabi Agung Muhammad Saw dan sumber paling utama agama, akidah, akhlak dan amaliyah Islam. Ajaran yang disajikan al-Quran di bidang kosmologi dan antropologi dan program untuk kebahagiaan manusia sesuai dengan kriteria akal dan ilmiah serta sesuai dengan kebutuhan fitrah manusia. Oleh karena itu, ajaran tersebut tidak khusus untuk masa tertentu, tetapi untuk sepanjang masa.

Ayatullah Khamenei berpesan agar kita lebih akrab dengan al-Quran. Beliau menyinggng surat al-Baqarah ayat 2, "Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," dan juga surat al-Ra'd ayat 27 "….Katakanlah: Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya."  Petunjuk adalah milik orang-orang yang saleh. Semakin takwa seseorang meningkat, maka petunjuk akan semakin jelas, dan ini yang harus dikejar. 

Ketika perempuan dianggap sebagai entitas hina dan manusia derajat kedua serta tidak memiliki ufuk kehidupan yang jelas dalam semua budaya suku dan bangsa-bangsa di dunia, mentari Islam terbit. Dalam agama suci ini, pahala perempuan dan laki-laki setara dan menyebutkan, "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin ... Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab: 35)

Di antara ajaran-ajaran penting Islam, salah satu program paling tinggi yang telah menunjukkan agama memimpin semua agama adalah untuk menghilangkan ketidakadilan terhadap perempuan. Islam menghancurkan fondasi kelebihan berdasarkan etnis, ras, seksual dan keuangan dan menempatkan semua manusia baik laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, Arab dan Ajam, hitam dan putih, jelek dan cantik dalam satu barisan yang sama.

Agama Samawi ini hanya mengakui satu-satunya kriteria superioritas manusia adalah ketakwaan dan nilai-nilai spiritual dan keutamaan akhlak. Allah Swt dalam ayat 13 surah al-Hujurat berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu."


Klarifikasi lebih lanjut tentang status perempuan sebelum dan sesudah Islam membutuhkan pengakuan status perempuan dalam masyarakat pada masa itu, terutama masyarakat beradab. Masyarakat manusia, masing-masing berdasarkan pada manfaat peradaban, menampilkan berbagai jenis perilaku sosial. Di antara tindakan dan perilaku ini, interaksi antara laki-laki dan perempuan dalam komunitas manusia telah lama menarik perhatian para peneliti sosial. Masyarakat awal memberinya status yang layak dalam hal fungsi khusus gender untuk pria dan perempuan. Ini berbeda di berbagai peradaban.

Informasi sejarah menunjukkan bahwa posisi perempuan, di antara banyak bangsa yang berbeda, belum mendapat tempat yang cocok untuk martabatnya. Di banyak masyarakat di masa lalu, pandangan yang memalukan diterapkan pada wanita dan ia dianggap entitas lemah dan tidak penting. Bukan saja mereka tidak menghormati perempuan, tetapi menganggap wanita hanya sebagai sarana untuk pria menikmatinya. Pria tidak memiliki batasan dalam memiliki istri dan setiap kali menginginkan, ia dapat menceraikan istrinya. Dan dalam beberapa kasus, perempuan yang diceraikan itu tidak memiliki hak untuk menikah lagi dan dilarang untuk bersosialisasi di luar rumah.

Posisi perempuan dalam Islam
"Orang Yunani" yang dikenal beradab dan dianggap sebagai asal-usul peradaban modern Barat menganggap perempuan sebagai makhluk yang tak dapat disucikan dan dilahirkan oleh setan. Tugas terpenting perempuan adalah untuk melayani dan memuaskan naluri seksual pria.

Di sisi lain, meskipun bangsa Romawi telah maju dalam hukum dan hak, tetapi kepercayaan mereka pada perempuan adalah bahwa mereka tidak pantas untuk dibangkitkan di hari kiamat karena tiudak memiliki ruh manusia. Di mata orang-orang Romawi, perempuan adalah manifestasi iblis dan segala jenis hantu, jadi mereka dilarang untuk tertawa dan berbicara dan biasanya mulut perempuan ditutupl, kecuali untuk makan. Di Roma, perempuan selalu di bawah perwalian dan mereka perlu dijaga dan setelah kematian wali mereka, mereka diwarisi seperti benda.

Jika seorang anak perempuan dilahirkan di Cina, keluarga dekat dan kerabatnya menyampaikan puncak duka cita kepada ayah dan keluarganya. Mereka lalu membunuh anak-anak gadis itu hidup-hidup dan membuangnya ke padang pasir atau dijual sebagai budak. Orang Cina beranggapan Tuhan adalah pencipta anak laki-laki dan iblis adalah pencipta anak perempuan, jadi mereka melihat anak laki-laki diberkati dan anak perempuan dikutuk. Anak-anak gadis dikorbankan kepada para dewa di Cina sudah biasa.

Perempuan juga memiliki kondisi yang buruk di antara orang-orang Arab Jahiliah. Mereka hidup dalam situasi yang mengerikan dan dijual sebagai barang. Mereka tidak memiliki hak individu dan sosial, bahkan tidak berhak mewarisi. Mereka menempatkan perempuan sejajar dengan binatang dan menganggapnya sebagai bagian dari perabot rumah tangganya. Menguburkan anak-anak perempuan sudah menjadi hal yang biasa. Budaya Jahiliah Arab mengakui martabat dan kehormatan dengan memiliki anak laki-laki dan mengasuh anak-anak perempuan sebagai aib dan karenanya mereka harus dibunuh.

Al-Quran dalam ayat 58-59 surah al-Nahl berfirman, "Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu."


Meskipun terkadang di beberapa tempat ditemukan perempuan kuat, tapi fenomena dominannya adalah inferioritas dan penindasan terhadap wanita. Kekejaman dan kezaliman terhadap perempuan dan terutama, kurangnya kesadaran perempuan di beberapa tempat hanyalah sudut kegelapan dan kehancuran masyarakat manusia yang merasa perlu penyelamat dan keselamatan ilahi untuk menyembuhkan luka-luka mereka dengan segala keberadaannya. Islam muncul pada masa krisis sedemikian rupa sehingga tidak hanya perempuan yang tidak dikasihani, tapi banyak juga laki-laki yang menderita dan harus melewati kegelapan ini.

Pada suatu waktu, ketika dalam semua budaya etnis dan bangsa di dunia, "perempuan" dianggap sebagai entitas rendah dan manusia derajat kedua dan kepahitan serta keterbatasan di seluruh sendi kehidupan dan tidak memiliki ufuk kehidupan yang jelas, mentari Islam terbit dan menyulut cakrawala hidupnya. Panggilan penuh kasih sayang Nabi Muhammad Saw yang penuh rahmat menghembuskan semangat dan harapan ke dalam tubuhnya dan membuka jalan kepadanya menuju kemajuan dan kesempurnaan.

Nabi Muhammad Saw menunjukkan posisi penting perempuan dalam komunitas manusia dan posisi serta kemampuan dan bakatnya yang tinggi yang diberikan oleh Sang Pencipta dan ayat-ayat al-Quran menjelaskan tentang pengenalan posisi perempuan dan nilai tertinggi-Nya kepada manusia. Sejatinya, Nabi Muhammad Saw memperkenalkan perempuan sebagai manusia sempurna dan layak untuk memiliki semua kesempurnaan dan martabat manusia dan menekankan bahwa laki-laki danperempuan layak menjadi khalifah ilahi.

Al-Quran sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw adalah kitab ilahi yang paling solid dan paling dapat diandalkan diturunkan oleh Sang Pencipta untuk membimbing dan kebahagiaan umat manusia. Ajaran dan fakta-fakta al-Quran terjaga dari segala penyimpangan, ada di setiap masa dan tetap segar bagi manusia dan berbicara kepada setiap laki-laki dan perempuan, karena mereka terhubung ke titik agung, hidup dan abadi. Namun terlepas dari diskusi umum, al-Quran telah mengangkat beberapa masalah yang lebih spesifik mengenai perempuan dalam lebih dari dua ratus ayat. Pandangan al-Quran terhadap perempuan adalah cara pandang yang sama terhadap manusia. Dengan kata lain, laki-laki dan perempuan dalam al-Quran adalah manusia yang satu dalam sisi identitas dan kepribadian dan satu-satunya parameter nilai dan keunggulan mereka dalam kitab ilahi ini adalah perolehan kebajikan, martabat, dan takwa ilahi.

Dari perspektif al-Quran, sarana pendidikan yang paling penting adalah mengolah dengan teladan atau contoh praktis. Oleh karena itu, dalam kitab ilahi ini, ada sejumlah teladan disajikan kepada orang-orang untuk menyadari dan dapat merealisasikannya dalam dirinya, sehingga seperti contoh aslinya. Setiap orang sesuai dengan kapasitas dan bakatnya akan merealisasikannya dalam dirinya dan sesuai kemampuannya ia berusaha untuk mencapai kesempurnaan dari puncak keilmuan dan kebaikan. Islam melihat peran teladan sebagai sarana pendidikan terbesar dan fondasi metode pendidikannya didasarkan pada fondasi ini lebih dari apa pun.


Karena contoh-contoh yang disebutkan dalam percakapan biasa serta dalam presentasi topik dan diskusi ilmiah, memainkan peran penting dalam memahami dan menguasaimateri. Al-Quran telah memberikan contoh dalam banyak kasus untuk memahami subjek atau peristiwa. Oleh karena itu, sebagai contoh orang-orang saleh, seperti para Nabi dan para wali Allah dan begitu juga telah menunjukkan contoh orang-orang yang membangkang dan lalai seperti Firaun, Qarun dan Samiri untuk mengetahui nasib pahit mereka. Contoh-contoh perempuan layak juga ditampilkan untuk menjadi teladan, begitu juga contoh perempuan yang bersalah dan tersesat untuk mengingatkan agar menghindari oleh cara mereka. Sebenarnya, al-Quran menyajikan pola perilaku dan teladan, selain yang ilmiah dan praktis, untuk promosi dan pertumbuhan manusia menuju kesempurnaan.

Perlu disebutkan bahwa Islam telah memperhatikan aspek manusia dalam pengenalan pola-pola dan telah menyoroti untuk menjelaskan kepada komunitas manusia bahwa ajaran-ajaran Islam dapat dicapai dan melakukannya menjadi mungkin. Dalam logika al-Quran, sebagaimana laki-laki dapat mencapi puncak keagungan di balik iman dan dengan mengikuti Islam, perempuan juga memiliki teladan kesempurnaan. Bahkan betapa banyak laki-laki harus menekuk lutut dan selama bertahun-tahun belajar kepada para perempuan dan mempelajari bagaimana mengenal Allah, beribadah dan mencapai akhlak yang mulia.

Sabtu, 04 Mei 2019 15:12

Murtadha Muthahhari

Tanggal 12 Ordibehesht di Iran yang bertetapan dengan tanggal 2 Mei, merupakan haul syahadah guru besar Murtadha Muthahhari dan demi memperingatinya, hari ini ditetapk sebagai Hari Guru.

Tanggal 12 Ordibehesht adalah hari peringatan syahadah seorang guru besar. Murtadha Muthahhari dengan kesyahidannya menjadi alasan untuk memuliakan dan menghormati guru. Karena guru adalah pendidik manusia dan membentuk masa depan anak, dimana memuliakan dan menghormatinya sama artinya dengan mengagungkan ilmu pengatahuan. Apresiasi dan penghormatan terhadap guru adalah bak mengapresiasi seorang tukang kebun yang setiap pagi membawa sekeranjang keakraban ke dalam kelas dan dengan jari-jari penuh kasih sayangnya ia menyambungkan cabang-cabang hati dengan esok hari penuh harapan.

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Perumpamaan seorang alim di atas bumi seperti bintang-bintang di langit, dimana dengan bintang-bintang tersebut seseorang dapat mencapi jalan yang benar ketika kegelapan menyelimuti darat dan laut. Ketika bintang terbenam, betapa banyak orang yang telah menemukan jalannya kembali terjerumus dalam kesesatan."

Kami mengucapkan selamat atas Hari Guru dan sekaitan dengan ini, akan kami ulas tentang derajat guru dan pemikiran Syahid Murtadha Muthahhari.

Syahid Murtadha Muthahhari
Sains meningkatkan nilai manusia dan pertumbuhan rasionalnya, sementara guru adalah sarana belajar dan pembelajaran. Oleh karenanya, guru memiliki hak yang besar bagi para murid dan bahkan semua masyarakat. Guru memelihara amanat ilahi dari polusi dan kehancuran dan berusaha mempersiapkan sarana bagi pertumbuhan dan kesempurnaan mereka melalui pengajaran dan pendidikan mereka.

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Sesungguhnya, Allah, para malaikat dan orang-orang di bumi, bahkan semut yang ada di dalam sarang dan ikan laut, menyampaikan salam kepada para guru yang mengajarkan segala kebaikan kepada masyarakat." Beliau meminta kepada murid-muridnya agar mengagungkan para gurunya dan menunaikan hak-haknya. Nabi Muhammad Saw tiga berkata, "Ya Allah rahmatilah para penggantiku." Mereka bertanya, "Siapa penerusmu?" beliau bersabda, "Mereka yang menyampaikan hadis dan sunnah saya kepada semua orang, lalu mengajarkannya kepada umatku."

Indikasi paling mendasar dan pertama dari seorang guru adalah kemampuannya mendidik manusia. Al-Quran memperkenalkan Nabi Muhammad Saw sebagai guru besar dalam sejarah manusia. Al-Quran menyebutman, "Dia mencintai orang-orang beriman dan bersikeras untuk bimbingan dan bimbingan mereka." Kecintaan untuk membimbing dan menuntun manusia bagi seorang guru adalah sebuah kesempurnaan dan tidak ada guru yang berhasil tanpa kecintaan dan semangatini. Sejatinya, hakikat semangat ini adalah motor penggerak seorang guru untuk mengajar dan mendidik. Cinta dan semangat guru membuat lingkungan menjadi lingkungan yang hidup. Dalam lingkungan ini, guru dan siswa berharap untuk masa depan dan bekerja untuk hari yang lebih baik.

Menjadi seorang guru berarti menjadi seorang seniman. Yaitu, menjadi akrab dengan seni mengajar. Menjadi seorang guru bukan hanya monopoli informasi, tetapi di samping pengetahuan dan keahlian setiap guru, ia harus akrab dengan seni mengajar. Pengetahuan, Berpikir dan Inovasi adalah karakteristik seorang guru yang sejalan dengan ilmu pengetahuan saat itu. Guru yang berhasil adalah orang yang mengetahui informasi dan kemajuan hari itu dan menggunakannya untuk mengajar dan mendidik siswa mereka.

Karena pengaruh spiritual guru, para siswa banyak mendapat teladan darinya yang terkadang mengubah nasib bangsa. Kebanyakan orang sukses berutang kesuksesannya dari gurunya dan begitu juga sebaliknya, mereka yang frustrasi dan gagal berasal dari guru yang buruk. Syahid Mutahhari, salah satu murid yang mengatakan tentang pengaruh gurunya Haji Agha Mirza Ali Shirazi, "Ia adalah pribadi yang besar. Ia memperkenalkan Nahjul Balaghah kepadaku untuk pertama kalinya. Belajar kepadanya merupakan masa paling berharga dalam kehidupanku dan saya tidak mau menukarnya dengan apapun. Siang dan malam aku selalu menggambarkan ingatanku tentangnya dalam pikiranku dan selau mengingatnya dan menyebut-nyebut namanya."


Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhari dilahirkan pada 13 Bahman 1298 HS yang bertepatan dengan tahun 1919, di kota Fariman yang terletak 75 kilometer dari kota suci Mashhad. Syahid Muthahhari dilahirkan dari keluarga ulama. Setelah melewati masa kanak-kanak di sekolah agama, ia pergi ke sekolah dan mulai belajar di sekolah dasar. Pada usia dua belas tahun, ia pergi ke Hauzah Ilmiyah Mashhad dan mulai mempelajari dasar ilmu-ilmu Islam. Pada 1316 HS (1927), meskipun di masa itu Reza Khan berusaha keras membungkam para ulama dan sekalipun keluarga dekat dan teman-temannya menentang, tapi Syahid Muthahhari pergi ke kota Qom untuk menyelesaikan pendidikan keagamannya.

Selama 15 tahun tinggal di Qom, Syahid Muthahhari belajar kepada Ayatullah al-Udzma Boroujerdi di bidang fiqih dan ushul fiqih, kepada Imam Khomeini selama 12 tahun dalam filsafat Mulla Sadra, irfan, akhlak dan ushul fiqih dan Allamah Sayid Mohammad Hossein Tabataba'i dalam filsafat, teologi Abu Ali Sina dan lain-lain. Pada 1331 HS (1952) Syahid Muthahhari pindah ke Tehran, pada ia telah dikenal sebagai guru terkenal dan harapan masa depan di Hauzah Ilmiah. Ia mengajar di Madrasah Marvi di Tehran dan menulis serta menyampaikan ceramah ilmiah. Pada tahun 1334 HS (1955), sesi pertama dari tafsir Asosiasi Mahasiswa Islam diselenggarakan oleh Syahid Mutahhari.

Syahid Murtadha Muthahhari adalah salah satu pilar utama pengorganisasian ulama selama pengasingan Imam Khomeini ra. Demi membimbing dan memimpin masyarakat, ia seperti gunung kokoh berhasil menutup jalan bagi segala bentuk penyimpangan di aliran sungai curam Revolusi Islam dan dan sepenuhnya percaya pada kemampuan Islam dalam mengelola masyarakat, Syahid Muthahhari menguraikan pandangan Revolusi Islam dan menyajikan berbagai aspek kepada semua orang. Syahid Muthahhari mengikuti Imam Khomeini ra membela cita-cita Revolusi Islam dalam situasi dimana ia mendengar berbagai suara dari semua pihak untuk mempromosikan sistem non-Islam dan eklektik.

Pemikiran Syahid Murtadha Muthahhari yang dikenal sebagai ilmuan terkenal, selalu menjadi ilmuwan yang terkenal, mengenal masanya, ilmuan yang merasakan masalah dan filsuf hebat sangat digemari para ilmuan dan kaum muda. Ia adalah pribadi yang memberikan jawaban atas keraguan waktu itu dan untuk menghadapi penyimpangan pemikiran dan ideologis, sampai mengorbankan hidupnya demi cita-citanya dalam kaitannya dengan upaya keilmuan besar-besaran ini. Imam Khomeini ra dalam pesan menyusul syahadah guru besar ini mengatakan, "Saya kehilangan anak saya yang sangat mulia dan saya duduk menangisinya. Karena ia merupakan salah satu pribadi yang merupakan hasil dari hidup saya. Dalam Islam yang mulia, syahadah pemuda agung dan ulama abadi ini menjadi lobang dimana tidak ada yang menggantikannya."

Imam Khomeini ra: Saya kehilangan anak saya yang sangat mulia dan saya duduk menangisinya
Mempertimbangkan dampak mendalam dari pemikiran dan karya Syahid Muthahhari pada masyarakat Islam, Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai Syahid Muthahhar sebagai mata air yang memancar, dimana demi perkembangan intelektual dan kemajuan masyarakat, pekerjaan intelektual harus dilakukan pada pemikiran dan karyanya. Para peneliti dan mereka yang berminat pada karya ilmiah harus mengeluarkan pandangan dan pemikiran Syahid Muthahari di berbagai bidang.

Ayatullah Khamenei mengatakan, "Tentu saja, karya-karya tokoh besar ini hidup seperti mengingatnya. Buku-buku Syahid Muthahhari tidak dapat musnah dan diselesaikan. Jangan sampai ada yang beranggapan bahwa kita setelah kemenangan revolusi hingga sekarang hanya mengulangi untuk mencetak dan mempublikasikan buku-buku Syahid Muthahhari. Tidak ada pengulangan dalam ucapan yang benar dan kata-kata bijak. Masyarakat, generasi muda, komunitas budaya dan ilmiah kita masih membutuhkan untuk mengetahui tema-tema yang disampaikan oleh lisan dan pena Syahid Muthahhari dan diserahkan kepada umat Islam."

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menyebut rezim Zionis Sirael sebagai rezim teroris dan pemicu instabilitas di dunia.

IRIB Rabu (1/5) melaporkan, Mahathir Mohamad di konferensi tahunan al-Sharq di Kuala Lumpur seraya menekankan pentingnya persatuan masyarakat internasional menghadapi Israel, menutut diakhirinya penjajahan rezim ini.

Ia menyebut Israel rezim rasis dan menekankan, genosida, kejahatan anti kemanusiaan, agresi dan seluruh kejahatan dilakukan oleh rezim brutal, teroris dan arogan Israel di Palestina.

Lebih lanjut perdana menteri Malaysia mengisyaratkan pembantaian sadis rakyat tak berdosa dalam serangan koalisi Amerika ke Afghanistan dan Irak serta menandaskan, serangan ini malah memicu intabilitas keamanan ketimbang menciptakan stabilitas di kawasan.

Perdana menteri Malaysia juga menjelaskan bahwa AS dengan slogan mengubah rezim dan demokrasi menyerang Irak. "Tidak ada indikasi peradaban dalam perilaku Amerika Serikat," papar Mahathir.