کمالوندی
Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 12-16
Ayat ke 12-13
 
┘ê┘ÄÏ│┘ÄÏ«┘æ┘ÄÏ▒┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘è┘Æ┘ä┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺÏ▒┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘äÏ┤┘æ┘Ä┘à┘ÆÏ│┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘é┘Ä┘à┘ÄÏ▒┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘å┘æ┘Åϼ┘Å┘ê┘à┘Å ┘à┘ÅÏ│┘ÄÏ«┘æ┘ÄÏ▒┘ÄϺϬ┘î Ï¿┘ÉÏú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘É┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ì ┘ä┘É┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘é┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (12) ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï░┘ÄÏ▒┘ÄÏú┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘à┘ÅÏ«┘ÆÏ¬┘Ä┘ä┘É┘ü┘ïϺ Ïú┘Ä┘ä┘Æ┘ê┘ÄϺ┘å┘Å┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ï ┘ä┘É┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘è┘ÄÏ░┘æ┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (13)
 
Artinya:
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya). (16: 12)
 
Dan dia (menundukkan pula) apa yang dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran. (16: 13)
 
Dalam acara yang lalu, Allah Swt menyebut sebagian nikmat-Nya di bumi agar dapat dimanfaatkan oleh umat manusia. Ayat-ayat ini mengisyaratkan adanya matahari dan bulan serta peran keduanya dalam memunculkan siang dan malam. Ayat-ayat itu menyebut tidak hanya bumi dan penciptaan bumi, tapi juga bulan dan matahari diciptakan untuk melayani manusia. Bahkan segala yang dilangit telah ditundukkan untuk manusia. Tentunya ini adalah bukti kasih sayang Allah yang menundukkan segala ciptaan-Nya dan diserahkan kepada manusia untuk dimanfaatkan dengan tepat guna. Bila para ilmuwan mencermati masalah ini, niscaya dapat memahami rahmat dan kelembutan Allah di samping kekuatan dan kebijaksanaannya.
 
Dalam ayat ketiga belas surat an-Nahl ini ada penjelasan mengenai beragamnya fenomena dan ciptaan Allah yang menunjukkan kekuasaan Allah, sekaligus menunjukkan keindahan ciptaan-Nya.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Allah menciptakan dunia, baik langit dan bumi untuk manusia, namun tetap saja kontrolnya berada di tangan-Nya.
2. Beragamanya ciptaan Allah memanifestasikan keindahan dunia dan ini semua berkat kasih sayang Allah kepada manusia, bukan hal yang terjadi begitu saja.
 
Ayat ke 14
 
┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ï│┘ÄÏ«┘æ┘ÄÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏ¡┘ÆÏ▒┘Ä ┘ä┘ÉϬ┘ÄÏú┘Æ┘â┘Å┘ä┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å ┘ä┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ïϺ ÏÀ┘ÄÏ▒┘É┘è┘æ┘ïϺ ┘ê┘ÄϬ┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ«┘ÆÏ▒┘Éϼ┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å Ï¡┘É┘ä┘Æ┘è┘ÄÏ®┘ï Ϭ┘Ä┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏ│┘Å┘ê┘å┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄϬ┘ÄÏ▒┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘Æ┘ü┘Å┘ä┘Æ┘â┘Ä ┘à┘Ä┘ê┘ÄϺϫ┘ÉÏ▒┘Ä ┘ü┘É┘è┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÉϬ┘ÄÏ¿┘ÆÏ¬┘ÄÏ║┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘ü┘ÄÏÂ┘Æ┘ä┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ┤┘Æ┘â┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (14)
 
Artinya:
Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (16: 14)
 
Ayat ke 14 dari surat an-Nahl ini menyebutkan tentang nikmat adanya laut dan pengaruhnya dalam berbagai kehidupan manusia. Berbeda dengan hewan-hewan darat yang memerlukan biaya dan usaha keras, nikmat yang terdapat dalam laut dapat diambil tanpa biaya pengembangbiakannya. Laut mengembangbiakkan berbagai ikan dan menyerahkannya kepada manusia secara gratis. Barang-barang berharga dan hiasan untuk manusia dapat dikelaurkan dari dalam laut. Luas bumi lebih didominasi oleh laut merupakan jalur transportasi paling murah baik untuk barang dan manusia. Semua ini membutuhkan pengaturan dan kekuatan Allah. Sementara manusia dituntut oleh Allah untuk memanfaatkan segala nikmat yang ada dengan baik dan benar serta tidak lupa mensyukuri-Nya.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Allah tidak hanya menjamin air dan makanan untuk manusia dan diletakkannya di laut, tapi juga sampai masalah perhiasan manusia.
2. Satu keistimewaan laut adalah manusia dapat memanfaatkan perahu dan kapal untuk transportasinya dan ini merupakan perhatian Allah.
 
Ayat ke 15-16
 
┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ë ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É Ï▒┘Ä┘ê┘ÄϺÏ│┘É┘è┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘à┘É┘èÏ»┘Ä Ï¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺÏ▒┘ïϺ ┘ê┘ÄÏ│┘ÅÏ¿┘Å┘ä┘ïϺ ┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¬┘Ä┘ç┘ÆÏ¬┘ÄÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä (15) ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘ÄϺ┘à┘ÄϺϬ┘ì ┘ê┘ÄÏ¿┘ÉϺ┘ä┘å┘æ┘Äϼ┘Æ┘à┘É ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘Ä┘ç┘ÆÏ¬┘ÄÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä (16)
 
Artinya:
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (16: 15)
 
Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. (16: 16)
 
Sebagai lanjutan ayat sebelumnya dan penjelasan nikmat-nikmat Allah, ayat-ayat ini menjelaskan peran gunung dan bumi, kemudian bintang-bintang di langit. Dalam ayat-ayat lainnya al-Quran menyebutkan, gunung berperan untuk menormalkan dan menenangkan bumi. Gunung-gunung batu besar di seluruh dunia mencegah bergeraknya bumi akibat tekanan di dasar bumi dan menjadikannya tenang dan dapat didiami oleh manusia.
 
Selain itu, gunung menjadi tempat cadangan besar penyimpangan salju di musim dingin dan mengalirnya air di musim semi dan panas. Sungai-sungai besar yang mengalirkan air dari lembah gunung memanjang hingga ke laut. Di bentangan sungai-sungai besar itu manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan mendapatkan air minumnya.
 
Dahulu ketika orang ingin bepergian dan tidak memiliki alat transportasi cepat seperti sekarang, gunung menjadi tanda bagi para musafir untuk menentukan tujuannya. Di malam hari, bintang-bintang menjadi petunjuk terbaik untuk menentukan arah dan tujuan perjalanan. Bahkan kini di tengah lautan atau di lembah yang luas, di mana tidak ada tanda-tanda bumi, bintang-bintang di langit menjadi petunjuk paling penting guna seseorang menemukan jalannya.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Adanya gunung-gunung tinggi di permukaan bumi tidak terjadi begitu saja, namun dengan pengelolaan dan kebijaksanaan Allah.
2. Apakah mungkin manusia menerima ada Tuhan yang memberikan petunjuk-petunjuk lahiriah dan alamiah bagi manusia, tapi lupa menunjukkan spiritual mereka?
Buku Putih Mazhab Syiah: Pengantar Umum tentang Islam
La ilahailla-llah dan Muhammad Rasulullah adalah kunci Islam. Syahadatayn ini adalah kata kunci yang memisahkan antara Muslim dan kafir, antara yang sesat dan yang masuk dalam naungan umat Muhammad.
 
Islam terdiri atas dharuriyyat (qath'iyyat) dan zhanniyyat (ijtihadiyyat). Dharuriyyat (qath'iyyat) adalah hal-hal yang sudah disepakati oleh seluruh Muslim antara lain, kalimat Syahadatayn, Al-Quran sebagai kitab Allah yang diturunkan kepada Baginda Nabi Muhammad, Nabi Muhammad adalah Nabi
 
Termulia dan Terakhir bagi seluruh umat manusia, kewajiban shalat lima kali sehari, puasa, zakat, haji, dan KaÔÇÿbah sebagai kiblat.
 
Sumber-sumber utama ajaran Islam adalah Al-Quran dan As-Sunnah yang mu'tabarah, sehingga semua pandangan yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah yang mu'tabarah, seperti pandangan-pandangan yang dikategorikan sebagai syadz, nawâdir (tidak populer), atau di luar ijma' dan jumhur tidaklah bisa dijadikan sebagai sandaran.
 
Ijma'dan jumhur dalam tiap mazhab Islam adalah yang mewakili pandangan mazhab tersebut, sehingga pendapat-pendapat yang bertentangan dengan ijma' dan jumhur tidak mewakili mazhab tersebut.
 
Islam adalah rahmatan lil ÔÇÿalamin yang mengakomodasi perbedaan-perbedaan pendapat di antara manusia. Ikhtilaf di antara umat Islam adalah rahmat Ilahi, sesuai sabda Nabi ikhtilafu ummati rahmah dan merupakan kodrat manusia dalam hidup di dunia.
 
Ikhtilaf sudah timbul di antara para sahabat di masa Rasul. Bahkan, ada prinsip yang menyebutkan bahwa siapa saja yang telah ber-ijtihad di antara muslimin kemudian salah, maka dia akan mendapatkan satu pahala dan yang benar akan mendapatkan dua pahala.
 
Islam tidak pernah mengajarkan takfir dan tadhlil, bahkan melarang penghinaan atas kaum yang lain sesuai ayat:
 
┘è┘ÄϺ Ïú┘Ä┘è┘æ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ«┘ÄÏ▒┘ÆÔÇî ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘î ┘à┘É┘æ┘å ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì Ï╣┘ÄÏ│┘Ä┘ë┘░ Ïú┘Ä┘å ┘è┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Å┘êϺ Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ïÔÇîϺ ┘à┘É┘æ┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘å┘ÉÏ│┘ÄϺÏí┘î ┘à┘É┘æ┘å ┘å┘É┘æÏ│┘ÄϺÏí┘ì Ï╣┘ÄÏ│┘Ä┘ë┘░ Ïú┘Ä┘å ┘è┘Ä┘â┘Å┘å┘æ┘Ä Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ïÔÇîϺ ┘à┘É┘æ┘å┘Æ┘ç┘Å┘å┘æ┘Ä █û ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ä┘Æ┘à┘ÉÏ▓┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘ü┘ÅÏ│┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘å┘ÄϺϿ┘ÄÏ▓┘Å┘êϺ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Æ┘é┘ÄϺϿ┘É █û Ï¿┘ÉϪ┘ÆÏ│┘Ä Ïº┘ä┘ÉϺÏ│┘Æ┘à┘ŠϺ┘ä┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘Å┘ê┘é┘Å Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏÑ┘É┘è┘à┘ÄϺ┘å┘É █Ü ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å ┘ä┘æ┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄϬ┘ÅÏ¿┘Æ ┘ü┘ÄÏú┘Å┘ê┘ä┘Ä┘Ç┘░Ϫ┘É┘â┘Ä ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘Å┘ê┘å┘Ä ´┤┐┘í┘í´┤¥
 
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Hujurât [49]: 11)
 
Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘è┘Äϼ┘ÆÏ¬┘Ä┘å┘ÉÏ¿┘Å┘ê┘å┘Ä ┘â┘ÄÏ¿┘ÄϺϪ┘ÉÏ▒┘ÄÔÇî Ϻ┘ä┘ÆÏÑ┘ÉϽ┘Æ┘à┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘ü┘Ä┘ê┘ÄϺϡ┘ÉÏ┤┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘à┘Ä┘à┘Ä █Ü ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÔÇîÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ê┘ÄϺÏ│┘ÉÏ╣┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘ÄÔÇîÏ®┘É █Ü ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ï¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ïú┘Ä┘åÏ┤┘ÄÏú┘Ä┘â┘Å┘à ┘à┘É┘æ┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÔÇîÏÂ┘É ┘ê┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ïú┘Ä┘åϬ┘Å┘à┘Æ Ïú┘Äϼ┘É┘å┘æ┘ÄÏ®┘î ┘ü┘É┘è Ï¿┘ÅÏÀ┘Å┘ê┘å┘É Ïú┘Å┘à┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺϬ┘É┘â┘Å┘à┘Æ █û ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÅÏ▓┘Ä┘â┘æ┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘ü┘ÅÏ│┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ █û ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ï¿┘É┘à┘Ä┘å┘É ÏºÏ¬┘æ┘Ä┘é┘Ä┘ë┘░ ´┤┐┘ú┘ó´┤¥
 
"(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS. Al-Najm [53]: 32)
 
Demikian pula sesuai dengan sabda Nabi, "Siapa yang mengkafirkan seorang mukmin, maka sungguh dia sendiri sudah kafir."
 
Dalam menghadapi kesalahfahaman yang mungkin timbul dengan non-Muslim saja, Islam menyuruh kita untuk ber-jidal (baca: dialog) dengan cara terbaik seperti dalam ayat berikut:
 
Ϻϻ┘ÆÏ╣┘Å ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë┘░ Ï│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘É Ï▒┘ÄÔÇîÏ¿┘É┘æ┘â┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¡┘É┘â┘Æ┘à┘ÄÏ®┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ╣┘ÉÏ©┘ÄÏ®┘É Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘ÄÏ│┘Ä┘å┘ÄÏ®┘É █û ┘ê┘Äϼ┘ÄϺϻ┘É┘ä┘Æ┘ç┘Å┘à Ï¿┘ÉϺ┘ä┘æ┘ÄϬ┘É┘è ┘ç┘É┘è┘Ä Ïú┘ÄÏ¡┘ÆÏ│┘Ä┘å┘Å █Ü ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÔÇîÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ï¿┘É┘à┘Ä┘å ÏÂ┘Ä┘ä┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘å Ï│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘É┘ç┘É █û ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ï¿┘ÉϺ┘ä┘Æ┘à┘Å┘ç┘ÆÏ¬┘ÄÏ»┘É┘è┘å┘Ä ´┤┐┘í┘ó┘Ñ´┤¥
 
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Nahl [16]: 125)
 
Dan apabila kesalahfahaman dapat berubah menjadi pertengkaran, maka Islam menyuruh kita untuk ishlah.
 
┘è┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä┘â┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘Ä┘å┘ü┘ÄϺ┘ä┘É █û ┘é┘Å┘ä┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘Ä┘å┘ü┘ÄϺ┘ä┘Å ┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘É ┘ê┘ÄϺ┘äÏ▒┘æ┘ÄÔÇîÏ│┘Å┘ê┘ä┘É █û ┘ü┘ÄϺϬ┘æ┘Ä┘é┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘Ä ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏÁ┘Æ┘ä┘ÉÏ¡┘Å┘êϺ Ï░┘ÄϺϬ┘Ä Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘É┘â┘Å┘à┘Æ █û ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏÀ┘É┘èÏ╣┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘Ä ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÔÇîÏ│┘Å┘ê┘ä┘Ä┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å ┘â┘Å┘åϬ┘Å┘à ┘à┘æ┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä ´┤┐┘í´┤¥
 
"Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anfâl [8]: 1)
 
ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä ÏÑ┘ÉÏ«┘Æ┘ê┘ÄÏ®┘î ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏÁ┘Æ┘ä┘ÉÏ¡┘Å┘êϺ Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘Ä┘ê┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ █Ü ┘ê┘ÄϺϬ┘æ┘Ä┘é┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘Ä ┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¬┘ÅÏ▒┘ÆÔÇîÏ¡┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä ´┤┐┘í┘á´┤¥
 
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurât [49]: 10)
 
Dalam Islam terdapat tiga dimensi ajaran: akidah, akhlak, dan fiqih (syariat). Dalam bidang akidah, muncul berbagai mazhab, seperti Asy'ariyyah, Mu'tazilah, Syiah, Maturidiyyah, dan Khawarij. Dalam bidang akhlak, lahir berbagai thariqah, seperti Syadziliyyah, Naqsyabandiyyah, Qadiriyyah, dan Tijaniyyah. Dalam fiqih, muncul beberapa Mazhab Ahlus Sunnah, yang paling populer adalah Syafi'i, Maliki, Hanafi, dan Hanbali, dan dalam Syiah, Mazhab Ja'fari dan Zaydi, dan mazhab-mazhab lain seperti Ibadhi dan Zhahiri.
 
Islam menghukumi yang zahir, dan tidak menghukumi batin seseorang. Kita dilarang menghukumi orang berdasarkan niatnya, melainkan harus berdasarkan sikap dan pernyataan yang keluar dari organ-organ tubuhnya sendiri, sesuai prinsip Al-Islam yahkumu bizh-zhawahir.
 
Pendapat atau perilaku dari individu atau sebagian kelompok dari penganut suatu mazhab dalam Islam tidak bisa dijadikan dasar penilaian terhadap kebenaran atau kesesatan mazhab tersebut karena sumber kebenaran suatu mazhab bukanlah pendapat atau perilaku dari individu atau sebagian kelompok dari penganut mazhab tersebut. Dan bahwa dalam semua komunitas Islam ada sufaha' (orang bodoh) dan ÔÇÿuqala' (orang-orang pandai), ada mutatharrifin (kelompok ekstremis) dan mu'tadilin (kelompok moderat). Dan bahwa sudah seharusnya kita melihat representasi setiap kelompok pada kaum ÔÇÿuqala' (cendikiawan) dan mu'tadilin, bukan kaum sufaha' dan mutatharrifin-nya.
 
Islam menegaskan pentingnya asas tabayyun (konfirmasi) yang menyatakan bahwa semua tuduhan harus dibuktikan oleh para penuduh, dan kemudian yang tertuduh diberi kesempatan untuk membantah, memvalidasi, dan memverifikasi bukti-bukti yang diajukan.
 
Islam menyuruh kita untuk berlaku adil bahkan atas orang-orang yang tidak kita sukai,
 
┘è┘ÄϺ Ïú┘Ä┘è┘æ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘â┘Å┘ê┘å┘Å┘êϺ ┘é┘Ä┘ê┘æ┘ÄϺ┘à┘É┘è┘å┘Ä ┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘É Ï┤┘Å┘ç┘ÄÏ»┘ÄϺÏí┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘Æ┘é┘ÉÏ│┘ÆÏÀ┘É █û ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘Äϼ┘ÆÏ▒┘ÉÔÇî┘à┘Ä┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï┤┘Ä┘å┘ÄÏó┘å┘Å ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë┘░ Ïú┘Ä┘ä┘æ┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É┘ä┘Å┘êϺ █Ü ÏºÏ╣┘ÆÏ»┘É┘ä┘Å┘êϺ ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘Ä┘é┘ÆÏ▒┘ÄÔÇîÏ¿┘Å ┘ä┘É┘äϬ┘æ┘Ä┘é┘Æ┘ê┘Ä┘ë┘░ █û ┘ê┘ÄϺϬ┘æ┘Ä┘é┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘Ä █Ü ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘Ä Ï«┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘îÔÇî Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ´┤┐┘¿´┤¥
 
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mâ'idah [5]: 8)
 
Al-Quran mengajak seluruh muslimin untuk bersatu dan bukan berpecah-belah di antara mereka sesuai dengan ayat:
 
┘ê┘ÄϺÏ╣┘ÆÏ¬┘ÄÏÁ┘É┘à┘Å┘êϺ Ï¿┘ÉÏ¡┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘É Ï¼┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘æ┘ÄÔÇî┘é┘Å┘êϺ █Ü ┘ê┘ÄϺÏ░┘Æ┘â┘ÅÏ▒┘ÅÔÇî┘êϺ ┘å┘ÉÏ╣┘Æ┘à┘ÄϬ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ ┘â┘Å┘åϬ┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘ÄϺÏí┘ï ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘ü┘Ä Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä ┘é┘Å┘ä┘Å┘êÏ¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏÁ┘ÆÏ¿┘ÄÏ¡┘ÆÏ¬┘Å┘à Ï¿┘É┘å┘ÉÏ╣┘Æ┘à┘ÄϬ┘É┘ç┘É ÏÑ┘ÉÏ«┘Æ┘ê┘ÄϺ┘å┘ïϺ ┘ê┘Ä┘â┘Å┘åϬ┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë┘░ Ï┤┘Ä┘ü┘ÄϺ Ï¡┘Å┘ü┘ÆÏ▒┘ÄÔÇîÏ®┘ì ┘à┘É┘æ┘å┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘ÉÔÇî ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘å┘é┘ÄÏ░┘Ä┘â┘Å┘à ┘à┘É┘æ┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ █ù ┘â┘ÄÏ░┘Ä┘░┘ä┘É┘â┘Ä ┘è┘ÅÏ¿┘Ä┘è┘É┘æ┘å┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ïó┘è┘ÄϺϬ┘É┘ç┘É ┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¬┘Ä┘ç┘ÆÏ¬┘ÄÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä ´┤┐┘í┘á┘ú´┤¥
 
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. ├éli ÔÇÿImr├ón [3]: 103)
 
Berdasarkan ayat ini tiap Muslim diperintahkan untuk mengajak dan menjaga persatuan.
 
Problem riil umat saat ini adalah gencarnya agresi musuh-musuh Islam, yang menjajah umat Islam secara keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan, politik, ekonomi, sosial, budaya, sehingga kita semakin perlu menjaga persatuan. Kita pun harus waspada terhadap kemungkinan permusuhan yang datang dari berbagai kelompok yang membenci Islam, seperti:
 
┘è┘ÄϺ Ïú┘Ä┘è┘æ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ü┘ÅÏ│┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ █û ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏÂ┘ÅÏ▒┘æ┘ÅÔÇî┘â┘Å┘à ┘à┘æ┘Ä┘å ÏÂ┘Ä┘ä┘æ┘Ä ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ Ϻ┘ç┘ÆÏ¬┘ÄÏ»┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ █Ü ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘É ┘à┘ÄÏ▒┘ÆÔÇîϼ┘ÉÏ╣┘Å┘â┘Å┘à┘Æ Ï¼┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘ïϺ ┘ü┘Ä┘è┘Å┘å┘ÄÏ¿┘É┘æÏª┘Å┘â┘Å┘à Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘åϬ┘Å┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ´┤┐┘í┘á┘Ñ´┤¥
 
"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Mâ'idah [5]: 82)
 
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘å Ϭ┘ÄÏ▒┘ÆÔÇîÏÂ┘Ä┘ë┘░ Ï╣┘Ä┘å┘â┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘è┘Ä┘ç┘Å┘êÏ»┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄÏÁ┘ÄϺÏ▒┘ÄÔÇî┘ë┘░ Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë┘░ Ϭ┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ¿┘ÉÏ╣┘Ä ┘à┘É┘ä┘æ┘ÄϬ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ █ù ┘é┘Å┘ä┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ç┘ÅÏ»┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘É ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘ç┘ÅÏ»┘Ä┘ë┘░ █ù ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϪ┘É┘å┘É ÏºÏ¬┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ¬┘Ä Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ê┘ÄϺÏí┘Ä┘ç┘Å┘à Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è ϼ┘ÄϺÏí┘Ä┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘É┘ä┘Æ┘à┘É █Ö ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘Ç┘ç┘É ┘à┘É┘å ┘ê┘Ä┘ä┘É┘è┘ì┘æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘å┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘ìÔÇî ´┤┐┘í┘ó┘á´┤¥
 
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. Al-Baqarah [2]: 120)
Shahla Deh Bozorgi, Perempuan Iran Pertama yang Memiliki Izin Terbang
Nyonya Shahla Deh Bozorgi adalah satu nama lagi wanita Iran yang sukses. Dia adalah wanita yang mengantongi izin terbang sebagai pilot pesawat. Setelah kemenangan Revolusi Islam, ketika melihat kondisi untuk aktivitas kaum Mukminah berjilbab terbuka lebar, dia mulai melakukan penerbangan resmi. Mengenai terbang di ketinggian dia mengatakan, "Terbang memerlukan cinta dan kesenangan, sebab hal itulah yang membuka jalan."
 
Shahla Deh Bozorgi lahir pada tahun 1957 di kota Shiraz. Beberapa tahun kemudian, bersama keluarganya, dia pindah ke ibukota Tehran. Sejak kanak-kanak Shahla punya kecenderungan yang kuat untuk menjadi pilot. Dia bercerita, "Tahun 1974 saat masih duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah aku mendengar ada perekrutan calon pilot. Aku segera mendaftarkan diri di klub yang membuka pendaftaran itu. Dan disanalah aku mulai belajar menerbangkan pesawat, yang dimulai dengan pelatihan menggunakan alat yang disesuaikan dengan pesawat. Setelah tahap teori selesai, kami dibawa utuk mengikuti praktek. Setelah merampungkan semua tahapan aku berhasil mengukuhkan diri sebagai perempuan Iran pertama yang memiliki izin terbang."
 
Pilot wanita ini bekerja di Maskapai Penerbangan Republik Islam Iran. Saat tentara Baath Irak menyerang Iran, Shahla Deh Bozorgi ikut dalam sejumlah penerbangan untuk misi pengintaian. Dia berkisah, "Aku bangga menjadi bagian kecil dari keluarga besar pilot Iran yang mengabdi selama delapan tahun perang pertahanan suci." Menurutnya, terbang di masa itu adalah pengalaman yang sangat menarik, sebab semua pilot yang terlibat sudah menyiapkan diri untuk mempersembahkan nyawa di jalan ini.
 
Selain menerbangkan berbagai jenis pesawat ringan dan berat, Nyonya Shahla Deh Bozorgi juga menerbangkan jet tempur jenis Falcon. Berkat dedikasinya yang tinggi, dia dipercaya memegang tanggung jawab penerbangan pesawat pengangkut di seluruh Iran.
 
Penerbang dan pilot mahir ini punya kesibukan yang lain. Menurut pengakuannya, sebagai pilot dia harus menerbangkan pesawat minimal 20 jam dalam satu bulan. Dia juga menjalankan tugas sebagai kepala bidang pelatihan, operasional dan pekerjaan di pusat penerbangan. Deh Bozorgi dipercaya pula menjadi tenaga ahli standar penerbangan. Dia dikenal sebagai pelatih dan guru penerbangan yang baik.
 
Shahla Deh Bozorgi menyebut keberhasilan yang diraihnya selama ini sebagai anugerah ilahi yang didapat berkat ketekunannya. Dia mengatakan, "Tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan masalah ini kecuali kemurahan dan inayah Allah yang mengiringi ketekunanku. Wajar jika seorang anak punya cita-cita seperti diriku. Aku sudah bekerja keras untuk mengejar cita-cita itu dengan sarana dan fasilitas yang ada saat itu. Berkat kemurahan Allah aku mencapai apa yang kuinginkan."
 
Berbicara tentang keluarga, Shahla Deh Bozorgi menceritakan penikahannya. Dia mengatakan, "Suamiku adalah rekan kerjaku sendiri. Kami sering bertemu. Sampai akhirnya dia bersama keluarganya datang meminangku dan kamipun menikah. Pernikahan ini membuahkan dua anak laki-laki yang kedua-duanya mengambil jurusan pendidikan teknik arsitektur dan sedang belajar di bangku perguruan tinggi." Shahla menjelaskan bahwa putra sulungnya punya ketertarikan yang besar kepada penerbangan. Sejak kecil dia suka menghiasai dinding kamar dengan gambar-gambar pesawat. Kecenderungan seperti ini menurutnya wajar. Sebab dia terlahir dari ayah dan ibu yang berprofesi sebagai pilot. Salah satu kenangan yang indah menurutnya adalah ketika ia dan anak-anak bepergian dengan pesawat yang dipiloti oleh suaminya. Ada rasa bangga di hati  yang juga dirasakan oleh anak-anak.
 
Menyadari kesibukannya, Deh Bozorgi mengatakan, "Setiap kali ada kesempatan, kami selalu memanfaatkannya bersama keluarga. Sejak dulu, aku dan suamiku selalu meluangkan waktu bersama anak-anak." Shahla Deh Bozorgi juga sangat mementingkan kesehatan. Karena itu dia menganjurkan semua orang untuk berolahraga. Dia sendiri juga rajin berolahraga. Diantara cabang olahraga yang digemarinya adalah renang.
 
Berbicara mengenai profesi kaum perempuan sebagai pilot, Shahla Deh Bozorgi mengatakan, saat ini sudah banyak perempuan yang menjabat di sejumlah pos penting. Di Iran keadaan kaum wanita sudah sangat membaik. Ada perempuan yang berprofesi sebagai pakar hukum atau pengacara, pilot, anggota parlemen bahkan wakil presiden. Ini menunjukkan bahwa medan bagi kaum perempuan untuk berkiprah dan berprofesi sudah terbuka lebar.
 
Deh Bozorgi mengimbau kaum perempuan yang bercita-cita menjadi penerbang untuk pertama-tama memupuk tekad dan kemauan sekuat mungkin. Profesi sebagai pilot menuntut untuk tidak mudah letih dan menyerah. Kesabaran tinggi dan ketabahan menghadapi masalah adalah syarat utama yang harus dimiliki seorang penerbang. Tanpanya, orang tidak mungkin sukses menjadi pilot. Deh Bozorgi sangat mengharapkan adanya lebih banyak wanita yang menggeluti profesi ini
 
Pilot mahir ini juga mengingatkan kaumnya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan moral dalam perilaku dan sifat. Menjaga nilai-nilai agama adalah jaminan keselamatan dan keterlindungan kaum wanita yang salah satunya adalah dengan mengenakan jilbab dan hijab. Menurutnya, jika seseorang memakai jilbab maka jilbab batin akan mudah ia dapatkan. Orang yang meyakini akan kewajiban mengenakan jilbab, tentu akan menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak diridhai oleh agama dalam kondisi apapun.
Rachel Woodlock: Tidak Ada Penyesalan Memeluk Islam!
Ketika seorang wartawan bertanya apakah Anda kehilangan sesuatusetelah menjadi seorang muslim? Saya kesulitan untuk memberikan jawaban.  Saya dibesarkan dalam sebuah keluarga yang tidak menenggak minuman keras dan tampak dangkal untuk menyebut bacon goreng garing. Sekalipun demikian, tentu ada yang kehilangan. "Yang pastinya, ketika lelaki berada disekitar saya, sudah tentu saya tidak bisa mengenakan pakaian dan pergi berenang ditepi pantai."
 
Ketika suami saya John, yang berasal dari Ireland dan agak takutair, membaca wawancara bersama tiga wanita yang baru memeluk Islam, dia ketawa. "Ini tampak seperti anda seorang surfer," katanya dan menyebutkan saya tidak punya kesempatan menghabiskan waktu untuk berselancar; paling dekat saya kepantai selama bertahun-tahun hanyaberjalan melewati karung-karung dipenuhi dengan pasir di Bunnings.
 
Malah sebelum saya memeluk agama Islam, saya lebih senang untuk terjun kedalam air dengan berpakaian lengkap dari membiarkan tubuh saya dilihat oleh mata-mata mereka yang berada ditepi pantai. Syukur saat ini kita punya burqini, pakaian renang Islam dan pelindung lengkap UV.
 
Tetapi orang asing menganggap saya semacam pejuang karena mengambil agama yang melarang nativiti bermain di TK dan ham dengan sandwich di kantor dewan. "Mengapa Islam?" mereka bertanya, seolah-olah bertanya, "Apa yang menarik Anda kepada kopi harian?" Bahwa saya tidak memeluk Islam demi kawan saya ÔÇôseorang bekas Katolik, bekas spiritual tak menentu BahaiÔÇô yang lebih membingungkan mereka.
 
Saya sendiri dibesarkan dalam sebuah keluarga Bahai, agak aneh bagi satu keluarga kulit putih kelas menengah Australia pada tahun 70 dan 80-an. Orang tuasaya memeluk Bahai dan bertemu lewat agama kecil dan baru yang bermula pada abad ke 19 di Iran sebelum ia bercabang dan membuat logonya sendiri dan berbisnis alat tulis. Sebagai seorang tipikal Barat, kita tidak tahu sama sekali tentang agama kedua orang tua kita dan dari mana ia muncul.
 
Dengan itu, saya menemui Islam sendiri, dihari-hari tenang sebelum peristiwa 11 September, ketika tulisaIslam hanya terdapat di toko-toko buku jalan besar yaitu terjemahan Quran di bagian New Age bersebelahan dengan tawaran terbaru Dalai Lama dan buku-buku berkaitan kartu tarot dan astrologi. Saya mempelajari keindahan Islam sebelum ia dikaitkan dengan kehancuran Twin Towers.
 
Saya membeli Quran pertama saya di toko buku Theosophical Society. Sebuah buku besar, berwarna hijau dan berkulit keemasan; tulisan bahasa Arab penuh misterinya dijelaskan kepada orang non Arab lewat terjemahan bahasa Inggris dan catatan kaki yang luas. Ia masih merupakan Quran favorit saya, walaupun kini rak-rak saya dipenuhi dengan segala macam edisi dan terjemahan lain. Menyedut bau dupa lemah yang keluar dari halaman-halamannya segera mengingatkan saya kepada pertama kali menemukan janji Tuhan: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (2:186)
 
Saya juga mempunyai pengalaman pahit mendatangi Islam. Saya bertemu dengan seorang muslimah bernama Aishah, yang menggelar kelas pendidikan Islam mengajar aturan pemakaman yang rumit sehingga tafsir kitab suci. Saya menemukan selebaran tulisan tangan di hentian satu trem Brunswick suatu petang. Di selebaran itu tertulis 'Kelas untuk wanita' dilekatkan di jendela toko pakaian Muslimah. Saya menelepon dan menanyakan apakahsaya bisa ikut atau tidak. Saya tidak akan memeluk Islam, tetapi bolehkah saya mengikutinya? Jelas saya.
 
Aishah memeluk Islam pada tahun 70an setelah melakukan kunjungan ke Mesir, kabar angin menyebutkan dia anggota bagian wanita kelompok Ikhwanul Muslimin dan dengan sikap tegasnya, dia menakutkan saya. Saya duduk bersama sekitar enam orangwanita muda yang ingin belajar didalam kelasnya, dan belajar betapa tidak berterima kasih, menyingkap kebenaran, Islam menolak Kafir yang akan dilempar ke api neraka. Pendekatan teologikal fundamentalisnya tidak dapat saya terima, tetapi dialah satu-satunya yang mengajar mereka yang baru memeluk Islam untuk mengamalkan agama ini: bagaimana untuk salat, bagaimana untuk berpuasa, bagaimana untuk merasa bimbang terhadap saudara Anda yang non Muslim yang sudah pasti akan ke neraka.
 
Pendekatan yang lebih lembut datang dari seorang profesor  universitas agak santun. Saya sedang menamatkan degree dalam bidang musik dan para pelajar dibenarkan untuk mengambil bahasa asing sebagai tambahan. Dengan rasa ingin berlainan, saya masuk ke kantor administrasi dan meminta bahasa Arab. "Itu satu hal yang aneh," kata penasihat saya. "Biasanya penyanyi opera kami meminta bahasa Italia, Perancis atau Jerman. Saya tidak berpikir ada opera dalam bahasa Arab." Katanya, seperti aria Semit bisa muncul di otaknya, dia menambahkan, "Tetapi jika departemen bahasa membenarkan, anda bisa saja mengikutinya?"
 
Profesor yang mengajar adalah seorang warga Maldivia. Dia mengenalkan saya dengan peradaban Islam yang kaya ketika kerajaan Kristen dalam keadaan kesulitan pada Era Kegelapan. Berkenalan dengan rekan-rekan sekelas yang beragama Islam, saya dapati mereka semua menjalani kehidupan yang normal dan memiliki pribadi yang normal, walaupun sering kali mereka datang dari jauh sehingga saya kesulitan untuk mencarinya di peta. Sebagian agamis, sebagian tidak. Sebagian mengenakan kerudung, sebagian besar tidak.
 
Pelajaran ini berlangsungbeberapa tahun sebelum saya akhirnya memeluk Islam. Saya kemudian menikahdan pindah keluar negeri. Tetapi saya tidak pernah dapat meninggalkan rasa bahwa saya sebenarnya adalah seorang muslim. Sama seperti banyak pemeluk lain, saya tidak punya satupun momen transformatif, sebagai kesadaran gradual bahwa Islam adalah rumah spiritual saya.
 
Saya benar-benar merasa terengah ketika mulaimengenakan hijab. Saya senantiasa berpikir bahwa pakaian yang dikenakan oleh Muslimah ÔÇô longgar, labuh dengan kerudung sutera menutupi rambut mereka ÔÇô membuat mereka kelihatan begitu anggun dan feminin sekali. Sayangnya, kerudung dikepala saya lebih kelihatan seperti 'babushka' dari 'kecantikan Arab', tetapi sekurang-kurangnya ia menutupi gaya rambut dengan baik.
 
Seperti logat regional, jika anda lama berada bersama Muslim, anda akan dapat mengenal latarbelakang etnis mereka lewat warna dan cara mereka mengikat kerudung. Wanita muda Turki mengenakan kerudung sutera yang berpola berat dan dengan ikatan kukuh dikepala mereka. Perempuan Melayu mengenakankerudung mereka dibawah dagu, dan wanita dari Teluk mengenakan kelip dirambut mereka agar kerudung mereka tampak besar. Mereka yang memeluk Islam mengenakan berbagai gayadan mengajar mengenakan hijab di YouTube telah menjadi satu hal yang lumrah!
 
Memeluk Islam bukan seperti memakai warna berani mustard atau menandatangani kartu loyal toko ÔÇô ia membangkitkan emosi yang mendalam bagi orang disekitar Anda. Orang tua Anda ingin tahu apa yang terjadi, teman-teman berpikir bahwa Anda akan berhenti bersenang-senang, majikan anda berpikir harus melakukan perbuatan aneh agar tidak diklaim diskriminatif.
 
John, suami saya yang ramah melakukan semua yang diinginkannya. Dia tidak pernah makan sandwich ham atau babi goreng, maka dia tidak pernah merasa kehilangannya dalam kulkas kami. Kami meneruskan pernikahandengan bahagia, ketika anak perempuan lahir, kami memutuskan untuk mengenalkan kepadanya budaya Muslim dan Baha'i. Ketika dia sudah dewasa, dia bertanggungjawab untuk memilih agama yang dia senangi. Dia mengikuti kelas-kelas untuk anak-anak Baha'idan juga sekolah di penghujung minggu Islam. Secara jujur, dia paling senang menjadi bagian dari anak antaragama karena dia mendapat peluang untuk menerima hadiah.
 
Famili dan rekan-rekan saya agak terkejut ketika saya memeluk Islam, karena saya tidak pernah memberitahu mereka keinginan saya untuk memeluknya. Sekurang-kurangnya saya pikir mereka terkejut; ia bukanlah satu hal lumrah dalam perbincangan: Adakah harga strawberi telah menjadi mahal, dan saya pikir saya ingin menukar agama?
 
Reaksi paling tidak menyenangkan ialah dari seorang teman lama orang tuasaya, seorang tua komunitas yang amat dihormati. Saya hadir dalam sebuah pertemuan Bahai dengan John, dan ketika menghampiri petang, Aristu menarik saya ketepi dan bertanya mengapa saya memeluk Islam. "Kalau Anda di Iran, jika perkara sebaliknya berlaku, anda akan dibunuh." Katanya.Tampak dia senang menakutkan saya. Saya pulang kerumah sambil menangis. Saya kira Bahai yang cinta damai itu pun tidak dapat menangani murtad mereka dengan baik.
 
Quran menyebutkan: Adakah manusia itu mengira mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (29:2)Untuk orang seperti saya, reaksi negatif orang lain tampak begitu menyulitkan. Walaupun saya masih bernasib baik karena mempunyai keluarga dan teman-teman yang mendukung saya, satu-satu cara untuk mengatasinya segala pandangan negatif dari para politikus dan media pasca 11 September ialah dengan menumpukan perhatian saya kepada proyek-proyek yang mempromosikan relasi positif antaragama dan pendidikan. Saya ingin rekan-rekan Australia saya melihat sisi-sisi Islam dan Muslim yang saya kenali dan cintai.
 
Saya melibatkan diri di masjid; memberi ceramah di sekolah, gereja, sinagog dan siapa saja yang bertanya; saya juga menulis artikel tentang Islam dan Muslim dalam surat kabar; mengajar seminar buat anak-anak muda Muslim; dan menjadi pemimpin grup permainan di sekolah Islam lokal pada hujung minggu. Saya berharap inimembantu orang lain sama seperti ia telah membantu saya. Adakah saya menyesali kehidupan ini? Ya, tetapi memeluk Islam bukan salah satu darinya.
Reaksi Imam Khomeini ra Saat Mendengar Kabar Syahadah Mostafa
Bagaimana Reaksi Imam Khomeini ra Saat Mendengar Kabar Syahadah Haj Agha Mostafa?
 
Pagi sekali, sekitar pukul lima saya masih tidur. Saya membuka mata ketika kaki saya digoyang-goyang dan melihat Imam Khomeini sedang mengatakan:
 
"Bangun dan pergilah ke rumah Mostafa, aku pikir Masomah Khanum (istri Mostafa) sekarang sedang sedih."
 
Karena dia memang sakit dan malam sebelumnya pergi ke dokter, saya secepatnya pergi ke sana. Saya melihat sebuah taksi berada di samping rumahnya (almarhum Haj Agha Mostafa). Ketika saya masuk ke dalam rumahnya, saya melihat tiga orang lelaki antara lain; Agha Doai, seorang warga Afghanistan yang belajar di sana dan satu orang laki-laki lainnya. Ketika saya menuju tingkat bagian atas rumahnya saya melihat bagian punggung dan kaki saudara saya ini dibopong dan dibawa ke tingkat rumah bagian bawah melalui tangga. Saya memegang jidatnya dan masih panas. Kami membawanya ke dalam taksi, tapi seakan-akan saat itu juga ada seseorang yang mengatakan kepadaku bahwa dia telah meninggal dunia.
 
Saya memangku dan memeluknya dan pergi ke rumah sakit. Dokter memeriksanya dan mengatakan, "Sayang sekali, dia telah meninggal dunia." Saya kembali ke rumah. Saya tidak tahu bagaimana apa yang harus saya katakan kepada Imam Khomeini. Pada akhirnya saya harus menyampaikan masalah ini kepada beliau. Di bagian luar rumah Imam Khomeini ada sebuah ruangan tempat orang-orang menemui beliau. Saya pergi ke sana dan mengutus dua orang untuk menyampaikan kepada Imam Khomeini bahwa kondisi Haj Agha Mosthafa sudah kritis dan dia sudah dibawa ke rumah sakit. Keduanya pergi menemui Imam Khomeini dan menyampaikan masalah ini. Imam Khomeini berkata:
 
"Katakan, Ahmad agar datang ke sini."
 
Saya menemui Imam Khomeini dan beliau berkata:
 
"Aku ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Mostafa."
 
Saya sangat sedih. Saya keluar dan kepada Agha Rezvani saya mengatakan, "Beliau mengatakan demikian. Sebaiknya kita katakan kepada beliau bahwa dokter melarang untuk menjenguk Haj Agha Mostafa. Setidaknya Imam Khomeini terlambat tahu masalah ini."
 
Sudah sepakat bahwa Agha Rezvani yang akan menyampaikan masalah ini kepada Imam Khomeini. Mereka sendiri juga takut menyampaikan masalah ini. Saya berada di tingkat bagian atas rumah. Ada sebuah jendela dan Imam melihatku dari sana. Beliau memanggilku seraya berkata, "Ahmad". Saya menemui beliau dan berkata:
 
"Mostafa telah meninggal dunia?"
 
Saya juga saya sedih dan menangis. Tapi saya tidak mengatakan apa-apa. Imam Khomeini duduk dan kedua tangannya berada di atas lututnya. Beliau menggerak-gerakkan jari-jarinya beberapa kali dan berkata sebanyak tiga kali:
 
"Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un"
 
Inilah satu-satunya reaksi Imam Khomeini. Beliau tidak menunjukkan reaksi apapun yang lain.
 
Dikutip dari penuturan almarhum Hujjatul Islam Sayid Ahmad Khomeini, anak Imam Khomeini ra.
 
Sumber: Pa be Pa-ye Aftab; Gofteh-ha va Nagofteh-ha az Zendegi Imam Khomeini ra, 1387, cetakan 6, Moasseseh Nashr-e Panjereh.
Doa yang Terkabulkan!
Berbeda dengan yang sudah diprediksi, ternyata perang Shiffin berlangsung lama. Pasukan Imam Ali as menghadapi kekurangan bahan pangan dan hewan yang ada juga tidak mendapatkan rumput untuk dimakan.
 
Setelah menunaikan salat Subuh, Imam Ali as pergi ke atas bukit dan mulai melakukan munajat. Beliau memohon kepada Allah Swt agar memberikan rizki kepada pasukan dan hewan yang ada.
 
Imam Ali as kembali ke pasukannya, tapi sebelum sampai, pasukannya melihat ada rombongan kafilah yang mendekati mereka. Kafilah itu tiba dan memberikan mereka bahan pangan seperti daging, tepung, pakaian, rumput dan lain-lain. Setelah itu berlalu dari sana dan tidak seorang pun yang memahami dari mana kafilah itu mendapatkan semua ini dan ke mana akan pergi!
 
Tapi Imam Ali as mengetahui apa yang terjadi
 
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Ali as
Apakah Engkau Rela dengan Suamimu?
Beberapa hari setelah pernikahan Sayidah Zahra as dengan Imam Ali as, Nabi Muhammad Saw mendatangi rumah mereka. Beliau bertanya kepada putrinya, "Putriku! Seperti apa suamimu? Apakah engkau rela?"
 
Sayidah Zahra as menjawab, "Ayah! Suamiku adalah suami terbaik di dunia. Tapi sebagian perempuan Quraisy mendatangiku dan berkata, "Rasulullah telah menikahkanmu dengan seorng pria miskin."
 
Nabi Saw berkata, "Putriku! Ayahmu tidak miskin, begitu juga dengan suamimu. Allah Swt meletakkan seluruh khazanah emas dan perak di seluruh dunia kepadaku.[1] Tapi saya tidak menginginkannya. Karena aku lebih memilih pahala yang diberikan Allah... Putriku! Bila engkau mengetahui apa yang diketahui ayahmu, maka dunia menjadi tidak ada artinya di matamu. Demi Allah! Suamimu dalam keilmuan, kesabaran, akhlak dan keimanan lebih baik dari semua orang..."
 
Putriku! Allah memandang  ke bumi lalu memilih dua orang pria, seorang darinya adalah ayahmu dan satu lagi adalah suamimu... Putriku! Suamimu sangat baik. Oleh karenanya, engkau harus selalu menaatinya dan jangan sekali-kali meminta sesuatu kepadanya yang tidak mampu dipenuhinya atau membuatnya malu padamu..."
 
Setelah itu Nabi Saw memanggil Imam Ali as dan berkata kepadanya, "Wahai Ali! Fathimah adalah bagian dariku. Barangsiapa yang mengganggunya berarti telah menggangguku dan siapa saja yang membuatnya gembira berarti telah menggembirakanku."
 
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Sayidah Fathimah Zahra as
 
[1] . Maksud Nabi Saw, bila dirinya menginginkan maka dengan ilmunya dan memohon kepada Allah sudah pasti harta karun yang ada di dalam bumi akan ditemukannya. Begitu juga disebutkan bahwa setelah beliau diutus sebagai nabi, Jibril as mendatanginya dan berkata, "Wahai Ahmad! Allah memberikan pilihan kepadamu menjadi raja dan nabi atau hamba dan nabi." Beliau menjawab, "Saya memiliki sebagai hamba dan nabi-Nya." Jibril as kemudian berkata, "Allah menerima, tapi mengatakan bahwa bila engkau menerima pilihan pertama juga akan diterima."
Wajah dan Perilaku Imam Hasan as
Ulama besar Syiah, Syaikh Mufid mengakui bahwa Imam Hasan as pribadi yang wajah dan perilakunya paling mirip dengan Rasulullah Saw dan mengatakan, "Wajah Imam Ali as merah muda dan matanya besar berwarna hitam. Beliau memiliki pipi yang lurus dan hidung mancung. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu pendek. Pada dasarnya beliau memiliki wajah yang tampan dan menarik, sehingga siapa saja yang melihatnya akan memujinya..."
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Hasan as.
Keagungan Keluarga Yang Sehat Dalam Masyarakat Islam
Rumah tangga merupakan sebuah Kalimat Thayyibah (kalimat yang baik). (QS. Ibrahim: 24, Dharaballahu Matsalan Kalimatan Thayyibatan Ka Syajaratin Thayyibatin). Kalimat Thayyibah juga ciri khasnya adalah ketika ia berada pada sebuah tempat, ia senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan dan mempengaruhi sekelilingnya. Kalimat Thayyibah adalah hal-hal yang dihadiahkan oleh Allah kepada umat manusia dengan dasar yang benar. (15/12/1379)
 
Rumah tangga adalah sebuah komunitas kecil yang awal mulanya terdiri dari suami dan istri. Kemudian meluas dengan lahirnya anak-anak. Dari anak-anak, lahirlah anak-anak juga. Seperti sebuah pohon yang bercabang dan berdaun. Ia akan berbuah. Allah Swt mencintai komunitas kecil ini. (30/11/1381)
 
Masyarakat Islam tidak mungkin mengalami kemajuan bila negaranya tidak memanfaatkan institusi rumah tangga yang sehat, aktif dan ceria. Khususnya di bidang kebudayaan. Tentu saja tanpa rumah tangga yang sehat, di bidang non kebudayaan juga tidak mungkin akan maju. Oleh karena itu, keberadaan rumah tangga sangat diperlukan. Sekarang jangan sampai dilanggar dimana kalian mengatakan, di Barat tidak ada rumah tangga, tapi ada kemajuan. Kehancuran rumah tangga di Barat yang saat ini semakin hari semakin parah, statistiknya akan kelihatan dan akan menunjukkan dampaknya. Jangan tergesa-gesa. Hal ini akan menampakkan dampaknya secara bertahap. Sebagaimana selama ini telah memberikan pengaruhnya. Ketika Barat telah mengalami kemajuan, di sana saat itu rumah tangga masih berada pada tempatnya. Bahkan masalah seksual masih dijaga sesuai dengan etika seksual yang ada, tentunya tidak seperti yang ada dalam Islam, tapi dalam bentuknya sendiri. Bila seseorang kenal akan pengetahuan Barat, ia akan melihat dan menyaksikan hal ini baik di Eropa dan selanjutnya di Amerika. Masalah saling menjaga etika antara dua lawan jenis, masalah menjaga rasa malu, menghindar dari fitnah, semua ini pada masa itu masih ada. Ketunasusilaan dan menghalalkan segala yang haram di sana muncul secara bertahap. Pada saat itu ada sebuah sarana dan sampai pada kondisi sekarang ini. Kondisi saat ini juga akan mencetak hari esok yang benar-benar pahit dan sulit bagi mereka. (14/10/1390)
 
Bila kalian menyaksikan orang-orang Barat bersungguh-sungguh menyebarkan kebebasan nafsu birahi ke negara-negara Timur, negara-negara Islam, negara-negara Asia, untuk apa ini? Salah satu alasannya adalah untuk menghancurkan rumah tangga-rumah tangga sehingga bisa melemahkan kebudayaan mereka, kemudian menguasai mereka. Karena sebuah bangsa selama kebudayaannya belum lemah, maka tidak seorangpun bisa mengontrolnya, tidak bisa mencampurinya dan tidak bisa menunggangi dan mengendalikannya. Yang membuat bangsa-bangsa tidak bisa mempertahankan diri dan dikuasai oleh pihak asing adalah ketika mereka kehilangan identitas kebudayaan. Dengan hancurnya pilar-pilar rumah tangga di tengah-tengah masyarakat, pekerjaan ini juga akan menjadi lebih mudah bagi para penjajah dan musuh. (26/1/1377)
 
Ketika rumah tangga sudah goncang, maka etika sosial juga akan terpukul. Tradisi-tradisi lama dan abadi yang menjadi sumber kebahagiaan masyarakat yang merupakan hasil pengalaman panjang bangsa-bangsa akan hancur begitu saja dengan mudah. Kalian tahu bahwa sebuah masyarakat akan mendapatkan sebuah seri nilai-nilai berdasarkan pemikiran penuh hikmah para pembesarnya, para penguasanya, -bila mereka memiliki manusia-manusia yang bertakwa-. Ini semua akan menjadi asas kehidupan sebuah masyarakat. Mereka memiliki hal-hal yang harus ditaati, hal-hal yang meskipun tidak tertulis, namun menjadi hal yang harus dijaga, terkait masalah kesetiaan satu sama lainnya, saling menjaga amanat, inilah hal-hal yang dijaga oleh masyarakat. Ketika pilar-pilar rumah tangga hancur, semua ini tidak akan beralih dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Anak-anak tidak akan belajar sesuatu dari ayah dan ibunya. Mereka tidak akan mengalihkan keimanan. Mereka tidak akan mengalihkan sifat dan kualitas sensual. Ini adalah kerugian besar yang dialami oleh sebuah masyarakat karena kelemahan rumah tangga. (3/6/1375)
 
Masyarakat tanpa rumah tangga adalah masyarakat yang kacau, masyarakat yang tidak tenang. Sebuah masyarakat yang di sana warisan kebudayaan, pemikiran dan keyakinan para generasi tidak bisa beralih dengan mudah ke genarasi selanjutnya. Sebuah masyarakat yang di sana pendidikan manusia tidak akan terjadi dengan mudah dan lancar. Bila sebuah masyarakat tidak punya rumah tangga atau rumah tangganya goncang, manusia tidak akan terdidik meski tinggal di pusat pendidikan yang terbaikpun. (29/10/1377)
 
Rumah tangga yang baik yakni ketika suami dan istri saling menyayangi, setia, akrab, saling mencintai, saling menjaga satu sama lainnya dan saling menghargai dan menganggap penting maslahat yang lainnya. Ini adalah derajat pertama.
 
Kemudian, hendaknya bertanggung jawab terhadap anak yang dilahirkan di dalam rumah tangga tersebut. Berusaha membesarkan anaknya dengan sehat baik dari sisi materi maupun spiritual. Berusaha menjadikan anaknya sehat baik dari sisi materi maupun spiritual. Mengajarkan hal-hal tertentu kepadanya, mewajibkan hal-hal tertentu kepadanya, melarangnya dari hal-hal tertentu  dan mengajarkan sifat-sifat yang baik kepadanya. Rumah tangga yang demikian ini adalah asas semua reformasi hakiki dalam sebuah negara. Karena manusia akan terdidik dengan baik dalam rumah tangga semacam ini. Akan tumbuh besar dengan sifat yang baik, dengan keberanian, dengan kemerdekaan akal, dengan pemikiran, dengan perasaan bertanggung jawab, dengan perasaan mencintai, dengan keberanian, berani mengambil keputusan, dengan menginginkan kebaikan, -bukan menginginkan keburukan-, dengan kemuliaan.
 
Nah, ketika warga sebuah masyarakat memiliki ciri khas seperti ini, yakni menginginkan kebaikan, mulia, berani, berakal, pemikir dan mampu bertindak, maka masyarakat ini tidak akan menemui kesengsaraan. (12/9/1377) Sebuah masyarakat yang memiliki rumah tangga seperti ini akan mencapai kebaikan dan keselamatan. Bila di dalamnya ada seorang reformis yang ingin memperbaikinya, maka ia akan bisa memperbaiki masyarakat seperti ini. Bila tidak ada rumah tangga, meskipun datang paling hebatnya seorang reformis yang akan memperbaikinya, maka tidak akan bisa memperbaiki masyarakat tersebut. (14/6/1372)
 
Sumber: Khanevadeh; Be Sabke Sakht Yek Jalaseh Motavval Motavva Dar Mahzar-e Magham Moazzam Rahbari
Nasihat Imam Husein as: Menerima Hadiah
Menerima Hadiah
 
Imam Husein as berkata:
 
"Barangsiapa menerima pemberianmu berarti ia telah membantu kebesaranmu." (Bihar al-Anwar, jilid 71, hal 357, hal 21)
 
Dalam pandangan akhlak, hendaknya kita menerima hadiah yang diberikan baik itu banyak atau sedikit. Karena menerima hadiah dari orang lain sama halnya dengan menghormati pribadi pemberi hadiah dan membantu memperkuat hubungan persahabatan.
 
Dalam banyak riwayat telah dilarang menolak pemberian hadiah. Karena pada dasarnya itu sama halnya tidak menerima kebaikan orang lain. Tentu saja larangan menolak hadiah itu dalam kondisi ketika pemberi hadiah tidak punya niat buruk, seperti gratifikasi dan lain-lainnya.
 
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.



























