کمالوندی
Urgensitas Kerjasama Strategis Iran-Irak
Menteri Pertahanan Iran yang memimpin delegasi tinggi militer negara itu dalam lawatannya ke Baghdad, bertemu dengan Menhan Irak.
Brigjen Hossein Dehghan, Menhan Iran dalam pertemuannya dengan Khalid Al Ubaydi, sejawatnya dari Irak mengatakan, situasi kawasan, termasuk krisis dan instabilitas di bidang keamanan bersama Iran-Irak, menyebabkan kerja sama pertahanan yang erat di antara dua negara, menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan.
Lawatan Menhan Iran ke Irak dilakukan di tengah situasi yang sensitif dan dalam kerangka upaya untuk memperkuat kerja sama pertahanan-keamanan dua negara. Kunjungan tersebut menegaskan urgensi diambilnya strategi mendasar untuk menghentikan kejahatan-kejahatan kelompok teroris, yang merupakan faktor utama instabilitas di kawasan.
Fuad Masum, Presiden Irak yang pekan lalu berkunjung ke Tehran, dalam wawancaranya dengan stasiun televisi pemerintah Iran menjelaskan tentang hubungan bilateral Iran dan Irak. "Kita menjalin kerja sama di berbagai bidang berbeda, akan tetapi kita memusatkan konsentrasi pada masalah menjaga keamanan kawasan dan keamanan dua negara, lebih dari masalah lainnya," kata Masum.
Statemen ini menyinggung pernyataan terbaru Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar dalam pertemuannya dengan Fuad Masum di Tehran. Dalam pertemuan itu, Rahbar menyebut hubungan Baghdad-Tehran erat dan bersaudara. Rahbar juga menekankan kesiapan Iran untuk memberikan berbagai bantuan yang diperlukan demi kemajuan dan stabilitas Irak.
Saat ini banyak ancaman yang muncul di Irak, dan pergerakan ISIS di kawasan termasuk pendudukan kota Ramadi dan petualangan-petualangan aktor-aktor regional menunjukkan bahwa kapanpun Irak terlepas dari unsur kunci, yaitu persatuan, maka musuh akan memukul Irak dari sisi ini. Oleh karena itu, Rahbar menilai kerja sama dan keselarasan di antara dua negara kawasan menjadi hal yang darurat dalam situasi sensitif seperti sekarang ini.
Kerja sama dalam situasi yang sensitif ini dapat memperkuat upaya nyata memerangi terorisme khususnya dalam menghadapi aksi-aksi teror ISIS di Suriah dan Irak yang membawa dampak sangat buruk bagi kawasan. Pengalaman beberapa tahun terakhir membuktikan bahwa kehadiran sejumlah banyak kelompok teroris Takfiri di kawasan dengan berbagai bentuknya, menguntungkan rezim Zionis Israel dan pihak-pihak yang menginginkan kawasan tidak aman demi mencapai kepentingannya.
Hari ini, Amerika Serikat mengklaim sedang memerangi terorisme, pertanyaannya adalah, negara mana yang menciptakan kelompok-kelompok teroris seperti Al Qaeda dan ISIS serta mendukungnya. Tidak diragukan lagi, kekuatan-kekuatan interventif terutama Amerika, berperan besar dalam membentuk terorisme dan penyebarannya di kawasan.
Akan tetapi apa yang dibutuhkan oleh negara-negara kawasan dalam masa sensitif sekarang ini adalah keamanan yang harus diraih oleh mereka sendiri. Jika kawasan tidak aman, maka semua akan dirugikan. Kerja sama pertahanan dan keamanan serta perang bersama melawan terorisme menjadi faktor pencipta stabilitas dan keamanan di kawasan. Ini termasuk dari komponen utama kerja sama Iran dan Irak.  
 
Lawatan Menhan Iran ke Irak, dari sudut pandang ini dilakukan untuk memperkuat kerja sama dan penyamaan pikiran soal perkembangan kawasan, khususnya masalah-masalah yang mempengaruhi keamanan Irak yang dipandang Iran sebagai keamanannya sendiri dan kawasan.
Benteng Khaibar Ditaklukkan Imam Ali as
Tanggal 24 Rajab tahun 7 Hijriah, benteng Khaibar milik Yahudi berhasil ditaklukkan oleh Imam Ali as. Kaum Yahudi yang terus-menerus memusuhi Islam, membangun tujuh benteng kuat di Khaibar yang terletak di utara kota Madinah dan dari benteng itu, mereka melancarkan gangguan dan serangan terhadap kaum muslimin.
Pada tahun ke-7 Hijriah, Rasulullah menyampaikan berita gembira tentang akan runtuhnya benteng Khaibar. Tak lama kemudian, pasukan muslimin mengepung Khaibar, namun ada dua benteng yang tak kunjung bisa ditaklukkan. Rasulullah kemudian bersabda, "Besok bendera perang akan aku serahkan kepada seseorang yang mencintai Allah dan rasul-Nya dan diapun dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya."
Keesokan harinya, Rasul menyerahkan bendera perang kepada Imam Ali as dan setelah melalui pertempuran hebat, Imam Ali berhasil menaklukkan benteng Yahudi itu.
Sirah Kebudayaan Imam Musa Kadzim as
Imam Musa Kadzim as dijuluki dengan Abdus Saleh atau Hamba Saleh, karena kezuhudan dan ibadahnya. Beliau juga dijuluki Kadzim karena kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi kesulitan masa, karena kadzim berarti orang yang meredam amarahnya. Imam Musa Kadzim as, gugur syahid pada tanggal 25 Rajab 183 Hijriah.
Dalam sejarah disebutkan, masa kepemimpinan Imam Musa Kadzim as, adalah masa tersulit dalam kehidupan politik, sosial dan budaya Islam. Dua orang terkuat dari Bani Abbasiah, bernama Mansur dan Harun, serta dua orang paling keji bernama Mahdi dan Harun, berkuasa pada era tersebut. Kala itu, pembunuhan dan pembantaian terjadi berulangkali di wilayah kekuasaan Bani Abbasiah dan banyak gerakan pemberontakan rakyat yang ditumpas.
Di sisi lain, penaklukan wilayah-wilayah baru dan rampasan perang yang melimpah, semakin menambah kekuatan dan kekokohan Bani Abbasiah. Pada saat yang sama, gerakan pemikiran dan keyakinan juga berkembang. Sehingga setiap hari muncul keyakinan baru dalam busana budaya dan mazhab yang masuk dalam masyarakat. Kemunculan keyakinan itu diterima dan bahkan didukung oleh pemerintah Bani Abbasiah. 
Syair, seni, fiqih, hadis dan bahkan kezuhudan dan ketakwaan semuanya melayani para penguasa. Suasana yang mencekik juga tidak memungkinan hubungan langsung imam dengan masyarakat di berbagai belahan wilayah Islam. Pada era itu, hanya satu hal yang menjaga Islam tetap pada jalurnya, yaitu kebijaksanaan dan manajemen serta upaya tiada henti Imam Musa Kadzim as.
Dalam kondisi itu, Imam Musa Kadzim as melanjutkan program-program ayahnya Imam Jafar Sadiq as. Guna mencegah penyusupan ateisme serta untuk menjaga tuntutan pemikiran dan ideologi masyarakat, beliau memusatkan upaya-upaya beliau di sektor budaya. Beliau menyampaikan hukum dan maarif Islam di berbagai bidang melalui para sahabat dan murid pilihan.
Ibn Hajar Haitami, seorang ilmuwan dan ahli hadis terkemuka Ahlussunnah dalam kitab ÔÇ£Al-Sawaiq al-MuhriqahÔÇØ menulis, ÔÇ£[Imam] Musa Kadzim, dia adalah pewaris [Imam] Jafar Sadiq dalam ilmu, makrifat, kesempurnaan dan keutamaan. Dia dijuluki Kadzim karena ketabahannya yang besar. Beliau juga dijuluki dengan Bab al-Hawaij yakni pintu semua hajat. Imam Musa Kadzim as, adalah manusia yang paling penghamba dalam masyarakatnya. Pada masanya, tidak ada yang dapat menandinginya dalam hal makrifat kepada Allah Swt, ilmu pengetahuan dan kedermawanan.ÔÇØ
Amr makruf dan nahyu munkar, adalah dua program penting Islam dan termasuk dalam furuuddin. Al-Quran dan para imam maksum as telah menekankan tentang tugas langit ini. Dua kewajiban itu bukan hanya ada dalam agama Islam, melainkan juga salah satu program pembimbingan terpenting di seluruh agama samawi lainnya. Imam Musa Kadzim as dalam aktivitas budayanya sangat menekankan masalah amr makruf dan nahyu munkar untuk membimbing umat Islam.
Kisah Bishr bin Harits Hafi, adalah contoh nyata dari cara Imam Musa Kadzim as bertabligh. Bishr bin Harits menjalani hidupnya dengan bergelimang dosa dan shahwat. Pada suatu hari, Imam Musa Kadzim as melintasi gang tempat tinggal Bishr, dan ketika beliau tepat berada di depan rumah Bishr, secara kebetulan pintu rumah itu terbuka dan salah satu pembantunya keluar rumah. Imam Musa Kadzim as bertanya kepada pembantu itu, ÔÇ£Apakah tuanmu seorang yang bebas atau hamba?ÔÇØ Sang pembantu itu menjawab: ÔÇ£BebasÔÇØ. Imam menggelengkan kepala dan berkata, ÔÇ£Memang seperti yang kau katakan. Karena jika dia adalah hamba maka dia akan beramal dengan kondisi penghambaan dan menaati Tuhannya.ÔÇØ
Setelah mengucapkan itu, Imam Musa Kadzim as melanjutkan perjalanannya. Bishr yang menyaksikan percakapan pembantunya dengan Imam, segera bergegas keluar tanpa sandal dan berlari mengejar Imam. Dia berkata, ÔÇ£Wahai tuanku! Ulangilah padaku apa yang kau katakan kepada perempuan ini.ÔÇØ Kemudian Imam Musa Kadzim as mengulangi ucapannya. Seketika secercah cahaya bersinar dalam hati Bishr dan ia menyesali perilakunya. Dia kemudian mencium tangan Imam Musa Kadzim dan mengusapkan tanah pada pipinya. Diiringi isak tangis dia berkata, ÔÇ£Iya, aku adalah hamba... iya aku adalah hamba.ÔÇØ
Imam telah melaksanakan tugasnya dalam amr makruf dan nahyu munkar dengan baik. Dengan ucapan pendek, beliau telah menyadarkan Bishr dan membalikan hatinya sedemikian rupa sehingga dia bertaubat dan menghabiskan sisa umurnya dalam ketaatan.
Para khalifah Bani Abbasiah menisbatkan diri mereka dengan Rasulullah Saw, untuk melegitimasi kekuasaan mereka dan juga untuk menyusupkan pengaruh spiritualitas dalam masyarakat. Mereka yang berasal dari keturunan paman Rasulullah yaitu Abbas bin Abdul Muthalib, memanfaatkan secara maksimal kekerabatan dengan Nabi Muhammad dan mengklaim diri sebagai khalifah. Mereka juga mengklaim bahwa para imam maksum as, dari keturunan Sayidah Fatimah as, dan mengingat setiap orang dinisbatkan kepada kakek ayah, maka para imam maksum as tersebut bukan putra dan keturunan Rasulullah Saw. 
Dengan cara seperti itu, mereka berupaya mengelabuhi opini masyarakat awam. Oleh karena itu, Imam Musa Kadzim as melawan makar mereka dengan bersandarkan pada ayat-ayat al-Quran. Debat beliau dengan Harun al-Rashid, termasuk di antara upaya beliau dalam menjelaskan posisi Ahlul Bait as serta kebenaran dan keutamaan mereka dalam masalah kepemimpinan umat.
Pada suatu hari, Harun al-Rashid bertanya kepada Imam, ÔÇ£Bagaimana Anda mengklaim sebagai putra Rasulullah padahal Anda adalah putra Ali as?ÔÇØ Imam Musa Kadzim menjawabnya dengan membacakan ayat 84 dan 85 surat al-AnÔÇÖam, di mana Allah Swt berfirman:
ÔÇ£...dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.ÔÇØ
Kemudian┬á Imam berkata, ÔÇ£Di antara yang disebutkan dari keturunan Ibrahim, hanya Nabi Isa yang dinisbatkan kepada ibunya. Padahal dia tidak memiliki ayah dan masuk dalam nasab para nabi melalui ibunya. Oleh karena itu, kami juga dinisbatkan sebagai keturunan Rasulullah Saw melalui ibunda kami Fatimah az-Zahra (as).ÔÇØ
Menerima jawaban logis Imam, Harun al-Rashid meminta penjelasan lebih lanjut. Kemudian Imam menceritakan peristiwa Mubahalah, di mana Allah Swt dalam ayat 61 surat Al-Imran, berfirman kepada Rasulullah Saw:
ÔÇ£Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.ÔÇØ Mendengar jawaban tersebut, Harun al-Rashid merasa telah mendapatkan jawaban dan memuji Imam.┬á
Al-Quran adalah anugerah terbesar Allah Swt untuk kebahagiaan abadi umat manusia. Peran penting kitab samawi ini dalam pertumbuhan dan penyampaian manusia pada kesempurnaan sangat jelas. Al-Quran sebagai mukjizat terbesar Rasulullah Saw telah mampu mengubah masyarakat Arab di berbagai bidang sosial, politik dan budaya. Peristiwa ini, khususnya perubahan mendalam di sektor budaya sama seperti penghembusan nyawa baru pada tubuh umat manusia yang telah setengah mati.
Dalam hadits Tsaqalain yang terkenal, Rasulullah Saw telah menekankan kebersamaan itrah dan Ahlul Bait Nabi. Dan Rasulullah Saw telah berjanji bahwa barang siapa yang berpegang teguh pada keduanya maka mereka tidak akan pernah tersesat. 
Imam Musa Kadzim as sebagai seorang pembimbing umat, juga sangat menekankan pentingnya al-Quran sebagai sumber hidayah. Bukan hanya menyeru masyarakat untuk membaca dan mengamalkan ayat-ayat al-Quran, melainkan beliau juga terdepan dalam memberikan contoh. Syeikh Mufid dalam kitab Irshad menulis, ÔÇ£Imam Kadzim (as) adalah manusia paling faqih di masanya, dan paling penghapal al-Quran di masanya, serta paling indah dalam berqiraah dalam masyarakat.ÔÇØ
Perhatian Imam Musa Kadzima as terhadap posisi al-Quran tidak hanya terbatas pada dimensi individualnya. Beliau menjelaskan dan menafsirkan al-Quran. Dengan berbagai cara, beliau berusaha meningkatkan pemahaman dan makrifat masyarakat Islam.
Suatu ketika beliau ditanya tentang ayat 19 surat al-Rum yang menyebutkan bahwa bumi akan dihidupkan setelah kematiannya. Beliau menjawab, ÔÇ£Hidupnya bumi bukan dengan hujan, melainkan Allah Swt akan membangkitan manusia-manusia akan menghidupkan keadilan dan bumi akan hidup kembali dengan hidupnya keadilan serta penegakan hukum-hukum Allah Swt di muka bumi lebih bermanfaat dari hujan 40 hari
Sejenak Bersama Al-Quran: Keberuntungan di Dunia bagi Wali Allah
Keberuntungan di Dunia bagi Wali Allah
Allah Swt berfirman:
ÔÇ£Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.ÔÇØ (QS. Yunus: 64)
Kabar gembira Allah Swt kepada para wali-Nya di dunia telah dijelaskan dalam ayat-ayat yang lain dan itu menunjukkan para wali Allah mendapatkan keberuntungan selama di dunia dikarenakan mereka;
1. Ketenangan. ÔÇ£Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.ÔÇØ (QS. ar-RaÔÇÖd: 28)
2. Tawakal. ÔÇ£Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.ÔÇØ (QS. Ali Imran: 122)
3. Bantuan gaib. ÔÇ£Tentara yang tidak dapat kamu melihatnya.ÔÇØ (QS. al-Ahzab: 9)
4. Senantiasa menang. ÔÇ£Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan.ÔÇØ (QS. at-Taubah: 52)
5. Cara pandang dan cahaya. ÔÇ£Kami akan memberikan kepadamu Furqaan.ÔÇØ (QS. al-Anfal: 29
6. Selalu ada solusi. ÔÇ£Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.ÔÇØ (QS. at-Thalaq: 2)
7. Bermanfaat. ÔÇ£Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.ÔÇØ (QS. az-Zalzalah: 7)
8. Tidak takut dicela. ÔÇ£Yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.ÔÇØ (QS. al-Maidah: 54)
9. Tidak takut manusia. ÔÇ£Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada merekaÔÇØ, maka perkataan itu menambah keimanan mereka.ÔÇØ (QS. Ali Imran: 173)
10. Tidak takut penguasa. ÔÇ£Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.ÔÇØ (QS. Thaha: 72)
11. Tidak bingung. ÔÇ£Mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya.ÔÇØ (QS. Yunus: 9)
12. Dicintai. ÔÇ£Kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.ÔÇØ (QS. Maryam: 96)
13. Pekerjaan diniatkan demi Allah. ÔÇ£Shibghah Allah.ÔÇØ (QS. al-Baqarah: 138)
 
Sumber: Mohsen Qaraati, Daghayeghi ba Quran, Tehran, Markaz Farhanggi Darsha-i az Quran, 1388 Hs, cet 1.
Sejenak Bersama Al-Quran: Kiblat dan Arsitektur Kota
Kiblat dan Arsitektur Kota
Allah Swt berfirman:
ÔÇ£Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya, ÔÇ£Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu berhadap-hadapan (sebagai kiblat) dan dirikanlah olehmu salat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman.ÔÇØ (QS. Yunus: 87)
Kiblat dalam bahasa berarti berhadap-hadapan dan juga berarti arah KaÔÇÖbah. Yakni, dalam membuat rumah hendaknya mengarah ke kiblat. Sangat mungkin ayat ini berarti bahwa selama Firaun masih berkuasa dan memutuskan untuk menghancurkan kalian, maka ibadah kalian dilakukan di rumah-rumah.[1] Sama seperti tiga tahun pertama pengutusan Nabi Muhammad Saw.
Dengan demikian, arsitektur dan pembangunan kota Islam hendaknya memiliki kesamaan dengan ajaran Islam itu sendiri dengan tidak melupakan arah kiblat. Kita harus membangun rumah yang dapat dipergunakan untuk melakukan ibadah di dalamnya.
Semua program para nabi berdasarkan wahyu, bahkan terkait pembangunan rumah. Oleh karenanya, kawasan penduduk yang beriman harus dibedakan dari orang-orang Kafir dan jangan biarkan orang asing berada di kawasan dan masyarakat kita, sehingga hal itu menjadi sarana bagi kemuliaan, kekuatan dan independensi kelompok orang beriman. Dari satu sisi, rumah-rumah yang dibangun berhadap-hadapan lebih mudah untuk menjaga, mengawasi dan lebih mengakrabkan penghuninya satu dengan yang lain.
Sumber: Mohsen Qaraati, Daghayeghi ba Quran, Tehran, Markaz Farhanggi Darsha-i az Quran, 1388 Hs, cet 1.
[1] . Tafsir Nur at-Tsaqalain.
Presiden Iran Sambut Kunjungan Mitranya dari Irak
Upacara sambutan Presiden Republik Islam Iran kepada mitranya dari Irak telah digelar di Tehran.
Seperti dilansir IRNA, Hassan Rouhani secara resmi telah menyambut mitranya dari Irak, Fuad Masum pada Rabu (13/5) pagi.
Presiden Irak tiba di Tehran, ibukota Iran pada Selasa malam dalam kerangka memperluas hubungan bilateral dan dialog mengenai berbagai isu penting regional.
Rouhani dan Masum langsung memulai dialog mereka usai upacara penyambutan resmi tersebut.
Lawatan Masum ke Iran atas undangan resmi Rouhani dan akan berlangsung selama tiga hari.
Sebelum bertolak ke Tehran, Presiden Irak menggambarkan hubungan Baghdad-Tehran sebagai hubungan yang strategis.
Ia mengatakan, Iran adalah negara pertama yang memberikan bantuan-bantuan militer untuk mendukung Irak dalam perang melawan ISIS.
Lawatan Masum tersebut adalah kunjungan perdananya setelah ia menjabat sebagai Presiden Irak.
Kritik Canberra Atas Langkah Beijing di Laut Cina Selatan
Pemerintah Australia melayangkan kritik tegas terhadap Cina menyusul langkah Beijing membentuk sistem pertahanan udara di atas Laut Cina.
Ditujukan kepada pemerintah Cina, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengatakan, alih-alih menempuh jalur detente, Beijing justru memilih langkah-langkah anti-perdamaian.
Menurut pemerintah Australia, pembentukan zona pertahanan udara di Laut Cina Selatan, berarti monopoli ruang untuk Cina sejumlah sejumlah negara juga memiliki porsi di Laut Cina Selatan dan mereka harus dapat memanfaatkan sumber-sumber maritim itu sesuai dengan porsi mereka. Oleh karena itu, langkah Cina didefinisikan sebagai totaliterisme yang bertentangan dengan esensi stabilitas dan perdamaian di kawasan.
Dalam menjelaskan kritikan Canberra, Bishop menegaskan bahwa jalur perdangan penting semua negara di kawasan termasuk Australia, melintasi Samudera Hindia dan dari arah utara samudera itu. Sebab itu, negara-negara regional mengupayakan solusi krisis yang ada secara damai.
Sekilas, kritikan Australia atas langkah Cina ini memberikan kesan bahwa Australia juga memiliki porsi di Laut Cina Selatan, akan tetapi ketika yang dipertaruhkan adalah kepentingan nasional dan trans-nasional di antara semua negara di satu titik geografi, maka langkah Canberra tersebut sebenarnya adalah pengumpulan negara-negara terkait pada satu front dalam melawan Cina.
Dalam beberapa tahun terakhir, krisis maritim dan status kepemilikan wilayah di Laut Cina Selatan, semakin meningkat di antara negara-negara bersengketa. Cina tidak pernah mengubah sikapnya dan mengklaim sebagai pemilik tak terbantahkan Laut Cina Selatan beserta pulau-pulaunya.
Dengan asas sikap tersebut, Cina segera melakukan konstruksi di kawasan itu dan juga menciptakan pulau-pulau buatan. Langkah yang menurut negara-negara di kawasan telah menimbulkan kerugian 100 juta dolar kepada negara-negara tetangga Cina.
Menurut negara-negara yang juga mengklaim kawasan tersebut seperti Filipina dan Vietnam, langkah konstruksi Cina di kepulauan yang disengketakan bukan hanya tidak membantu meredam ketegangan, bahkan dalam jangka panjang akan berujung pada pembentukan pangkalan militer Cina.
Banyak pihak berpendapat bahwa Cina saat ini sedang mengulur-ulur waktu sampai masalah hukum dalam sengketa kepulauan di Laut Cina itu luntur dan pada akhirnya negara-negara yang bersangkutan juga tidak dapat memperjuangkan klaim mereka lagi.
Di lain pihak, Filipina, Vietnam dan Jepang yang masing-masing mengklaim porsi di Laut Cina Selatan, dan juga karena kedekatan mereka dengan Amerika Serikat, dapat menyeret kasus ini ke meja hijau internasional. Dan jika hal itu terjadi, maka kita akan menyaksikan konfrontasi Cina dengan Filipina, Vietnam dan Jepang.(
Wina; Babak Baru Negosiasi Nuklir
Tim juru runding nuklir Republik Islam Iran Selasa (12/5) pagi dilaporkan tiba di Wina, Austria untuk melanjutkan penyusunan teks kesepakatan nuklir komprehensif antara Iran dan Kelompok 5+1.
Babak baru negosiasi nuklir di bawah koridor program aksi bersama, dihadiri oleh Sayid Abbas Araqchi dan Majid Takht-e Ravanchi, keduanya deputi menlu Iran dan Helga Schmid, deputi ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa dan digelar di Wina.
Ini merupakan babak ketiga penyusunan draf kesepakatan final nuklir. Selama dua babak sebelumnya tim pakar nuklir Iran dan Kelompok 5+1 di New York, mengkaji teks kesepakatan final nuklir. Mereka berunding hampir 200 jam. Kesimpulan dari babak perundingan ini harus dikatakan bahwa berdasarkan statemen tim juru runding Iran, kini kedua pihak memiliki teks yang sebagian besar isinya disepakati bersama, namun masih ada bagian yang diperselisihkan.
Rencananya para deputi dan kepala diplomasi negara-negara Kelompok 5+1 akan bergabung di negosiasi ini pada hari Jumat. Iran di perundingan ini telah menunjukkan itikad baiknya dan berkerja serius. Harapan Tehran adalah pihak seberang juga harus komitmen melaksanakan janji-janjinya.
Harapan ini mengisyaratkan pada pencabutan seluruh sanksi harus tertulis, namun mengingat bahwa sejumlah sanksi anti Iran berkaitan dengan Dewan Keamanan PBB dan sebagian lain dari AS serta Eropa, maka proses pencabutan sanksi akan menjadi sangat rumit.
Sementara itu, sikap Iran dalam masalah ini sangat transparan dan Araqchi sebelumnya telah menekankan bahwa seluruh sanksi ekonomi dan finansial harus dicabut ketika kesepakatan dijalankan. Amerika Serikat di negosiasi nuklir berusaha mencitrakan proses kesepakatan ini dibarengi dengan friksi antara Kongres dan Gedung Putih. Selain itu, ditingkat regional dan internasional, Amerika menyebut hal ini sebagai proses untuk mengakhiri kekhawatiran di tingkat internasional terkait program nuklir Iran.
Oleh karena itu, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengundang pemimpin enam negara Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC) ke Camp David untuk memberikan jaminan kepada mereka terkait kekhawatiran hipotesis kesepakatan nuklir. Pertemuan Camp David ini rencananya digelar Rabu dan Kamis pekan ini.
Meski sejumlah pemimpin Arab negara anggota P-GCC termasuk Raja Salman bin Abdulaziz, pemimpin Arab Saudi dan Sultan Qaboos, pemimpin Oman menyatakan tidak akan menghadiri pertemuan ini, dan hanya mengirim utusan. Terlepas dari isu yang bakal dibicarakan di Camp David, berbagai indikasi menunjukkan, jika pihak seberang memiliki tekad serius, hingga bulan Juni maka kesepakatan kemungkinan besar akan dicapai.
Tapi hingga kini belum juga ada kejelasan bahwa peluang ini seberapa besar dimanfaatkan untuk mencapai kesepakatan final. Karena mengingat pergerakan dan aksi sabotase di Kongres Amerika Serikat terkait kesepakatan nuklir yang mungkin diraih, maka seluruhnya tergantung tekad dan itikad baik Barat.
Velayati: KTT Camp David, Sebuah Pertunjukan Iranphobia
Penasihat Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran untuk Urusan Internasional mengatakan, Kongferensi Tingkat Tinggi Camp David mendatang merupakan pertunjukan Iranphobia.
Ali Akbar Velayati mengemukakan hal itu dalam wawancara dengan surat kabar Inggris, Financial Times, Selasa (12/5), ketika menyinggung pertemuan yang akan digelar pada Rabu antara Barack Obama, Presiden Amerika Serikat dan para pejabat tinggi negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-CC) di Camp David tentang transformasi Yaman dan hubungan dengan Iran.
Velayati menegaskan, pertemuan ini tidak akan membawa manfaat apapun bagi perundingan nuklir, dan tidak akan mampu memperkuat posisi negara-negara Arab untuk melemahkan Iran.
Menurutnya, pertemuan di Camp David sebagai kelanjutan dukungan lama AS kepada Arab Saudi dan negara-negara sekutunya di Teluk Persia.
"Arab Saudi sekarang ini menginginkan dukungan lebih dari Amerika," ujarnya.
Ketua Pusat Riset Strategis Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran lebih lanjut menyinggung dukungan Arab Saudi kepada kelompok-kelompok ekstrem di Timur Tengah termasuk ISIS.
Negara ini, kata Velayati, mengambil posisi berlawanan dalam kerangka rasa superioritasnya.
Penasihat Rahbar untuk Urusan Internasional lebih lanjut menggambarkan kebijakan Riyadh sebagai kebijakan gagal, dan menegaskan bahwa Arab Saudi tidak bisa menganggap Yaman sebagai halaman belakangnya yang kosong, sebab Yaman adalah negara independen dan memiliki peradaban yang lebih kuno daripada Arab Saudi.
Rahbar Kunjungi Pameran Buku Internasional Tehran ke-28
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengunjungi Pameran Buku Internasional Tehran (Tehran International Book Fair/TIBF) ke-28.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengunjungi Pameran Buku Internasional Tehran pada Rabu (13/5) pagi seperti dilaporkan IRNA.
Sekitar 3.000 penerbit dalam negeri dan 2.800 penerbit asing dari 65 negara berpartisipasi dalam pameran tersebut.
465.000 judul buku dipamerkan di TIBF ke-28, di mana 300.000 judul adalah buku-buku Iran dan sekitar 165.000 lainnya merupakan buku-buku dari negara-negara asing.
437 wartawan lokal dan 76 wartawan asing meliput berita dan peristiwa di Pameran Buku Internasional Tehran.
Pameran Buku Internasional Tehran ke-28 digelar di Mushalla Imam Khomeini ra dari 6 Mei dengan mengusung slogan "Membaca, Dialog dengan Dunia" dan akan berakhir pada 26 Mei.



























