کمالوندی

کمالوندی

Pemilu 2014 segera digelar, mesin partai dan para caleg sibuk merayu rakyat. TV, koran, sosial media, atribut spanduk memenuhi ruang publik. Pemerintah dan partai  bekerja serius, inilah yang ditunggu-tunggu, menjadi penguasa, kapan lagi? Energi SDM dan anggaran negara tersedot, semua merayakan dengan tanpa menengok ke belakang, maju terus, jalan lurus demi rakyat Indonesia. Demi kesejahteraan, demi cita-cita Indonesia lebih baik, dan demi yang lain terus dipompa, dijajakan. Ketepatan, konsistensi antara ucapan dan isi perbuatan tidak penting lagi, seolah yang mendengar sudah tahu, ujung dari pemilu adalah sihir siapa yang paling sakti

Sihir itu ada di sandal Jokowi, tepatnya jika Jokowi dipakai sandal jepitpun, dia akan menjadi pemenang. Ucapan itu mengalir mantap darI Sri Bintang Pamungkas. Dengan nada lugas dan tegas, Bintang mengatakan, reformasi tidak terjadi, demokrasi tidak terjadi, kesejahteraan tidak terjadi. Semua itu akibat ulah partai, Suharto orang partai, Habibie orang partai, Megawati orang partai, SBY orang partai, partai dan orang partailah yang pelaku penjualan aset negara, tanpa ragu diucapkan Bintang. Lalu pemilu, tolak saja, seolah Bintang mengatakan pemilu adalah siklus perampokan aset negara.

28/3 usai Jumat, di Perpustakaan Nasional. Bintang menumpahkan kerusakan negeri ini, diundang Petisi Kedaulatan, rembuk bersama aktifis, dengan judul kembalikan kekayaan nasional!!! Yusron, salah fasilitator, mengatakan, kita hari ini memasuki seri ke-4, dialog pengembalian aset nasional. Kita akan terus road show. Yusron mengatakan, inti dari berbangsa yang paling mendasar adalah penguasaan aset oleh anak negri. Demokrasi, pemilu, pergantian pemimpin hanya sarana saja. Sayangnya tidak ada hubungan signifikan, pemilu dan kesejahteraan rakyat.

Beda nuansa dengan Bintang.  Sayuti, mantan aktifis UI lebih memaknai pengembalian aset dengan analisi makna dan simbol. Tapi keduanya sama-sama resah dan jiwa keduanya tetap aktifis. Sayuti dengan sedikit memainkan intonasi suara, mengatakan, semua itu salah kita, karena kita lalai. Tidak ada revolusi yang menyalahkan orang lain, negara lain, kitalah yang salah. Salah karena membiarkan, segelintir orang menguasa aset, salah karena kita diam dipermainkan media, partai dan pemerintah.

Paket kejahatan begitu rapi dioperasionalkan, semua terukur, penguasaan aset kekayaan Indonesia adalah bagian dari paket kejahatan yang disiapkan dan mereka bersatu, dan anehnya kita tidak ragu dan malas bersatu di bawah panji pancasila. Sila pertama, adalah pemersatu bahwa kita sama-sama mahkluk Tuhan, mahkluk ciptaan yang sama-sama punya potensi secara fitrah mengenal kebaikan, kebenaran. Sila pertama, adalah prinsip kaum monoteis, tauhid. Tauhid maknanya kita adalah cahaya yang bersumber dari yang satu, dan redupnya cahaya itu, karena kita sendiri yang membesarkan kegelapan. Maka resep dikala melawan manusia srigala dalam di ruang gelap, jika kita menyerang dari segala penjuru, srigala akan bisa menyesuaikan, dan kita merasa serigala terus menang, maka bukalah atap, agar cahaya masuk, dan serigala akan mati dan kalah. Cahaya itu adalah kuatnya keyakinan kita akan makna tauhid yang bisa merasakan pengetahuan  dan kesadaran. Bukan disiksa dengan  akal, analisa. Pikiran yang lemah menganggap kegelapan lebih besar dari cahaya.

Kesalahan kita, kata Sayuti, menganggap media menciptakan iblis, dan kita mengakui iblis itu besar. Kita kalah sebelum bertanding, karena kita terus membesarkan iblis, pikiran kitalah yang mendikte kita kecil, dan kejahatan itu besar, asing itu besar, pemilik modal itu besar, semua selain nilai kemanusiaan kita, kita anggap besar dan nyata, padahal yang nyata dan besar adalah pemilik kebenaran, pemilik cahaya, dan sumber pengetahuan, Tuhan sendiri. Itulah makna sila pertama. Sayuti meringkas, resep perubahan ada pada manusia, bukan pada yang lain. Sedang sila berikutnya, kedua, ketiga, dan keempat, kelima hanyalah turunan dari sila pertama. Resep perubahan ada pada sila pertama, siapa yang ingin merubah dan mengembalikan aset nasional, rubahlah cara kita memaknai sila pertama pancasila. Inilah maksud dari berpikir dalam koridor makna dan simbol.

Berpikir, merealisasikan sila pertama, adalah menghayati dan hidup dengan bingkai tauhid. Tauhid, yakni sila pertama adalah berpikir menyeluruh,  manusia, alam dan Tuhan pada satu helaan nafas. Mengendalikan aset adalah mengendalikan  kekayaan alam agar manusia Indonesia mampu kembali pada sumber cahaya, sumber pengetahuan, pemilik tunggal sang wajibul wujud, Tuhan semesta alam. Sedang manusia bersama alam semesta hanya mumkinul wujud (wujud mumkin) saja dan terus menerus  dalam keadaan bergantung pada sang wajibul wujud (wajib ada). Kita sudah diberi kesempatan hidup di alam Indonesia, maka jika mati, yang penting menemukan jalan kembali sesuai dengan peta yang ditunjukkan Tuhan, hindari jalan gelap, pikul tanggung jawab!!!

Sabtu, 13 September 2014 00:00

Inggris dan Nasib Sebuah Imperium Dunia

Pada masa lalu ungkapan ini kerap didengungkan bahwa mentari akan terus menyinari bendera imperium Inggris Raya dan tidak akan tenggelam. Di abad 19, raja Inggris memiliki wilayah jajahan yang tersebar di setiap belahan dunia. Koloni dan jajahan Inggris ini mencakup ratusan juta orang. Kekayaan dan berbagai tambang yang mengalir ke istana dari wilayah jajahan membuat raja, pangeran dan penghuni istana imperium Barat ini bergelimang dengan kemewahan.

Kini di awal dekade kedua abad 21, imperium yang pernah berjaya ini kini wilayahnya semakin kecil dan hanya berupa sebuah pulau kecil yang terletak di timur laut Eropa, sejumlah wilayah di kepulauan Irlandia dan sejumlah wilayah jajahan yang tak terlalu banyak. Jika kali ini Skotlandia memutuskan untuk keluar dari persemakmuran Inggris yang telah berusia 300 tahun, maka bendera imperium Inggris pun di wilayahnya sendiri tidak akan berkibar.

Namun pertanyaannya di sini adalah apa sebenarnya yang menimpa imperium Inggris Raya sehingga mitra terdekatnya, yakni Skotlandia tidak merasa bahagia berada di bawah naungan istana Buckingham? Nasib imperium Inggris Raya menjadi topik menarik untuk membahas muncul serta tenggelamnya sebuah kekuatan dunia. Imperium ini mengalami masa keemasannya ketika produk industri dibarengi dengan petualangan laut. Inggris Raya saat itu harus bersaing dengan Spanyol yang menjarah emas daerah jajahannya dan Inggris akhirnya berubah menjadi kekuatan tak terkalahkan.

Selama abad 18-20, Inggris merupakan kekuatan ekonomi pertama dunia dan London dikenal sebagai kota terkaya dunia. Di tahun-tahun pertama terbentuknya imperium ini, kehidupan berbeda warga Inggris dan penghormatan mereka terhadap kekebasan berpendapat, kebebasan mazhab serta prinsip-prinsip demokrasi di samping kekuatan militer mereka, membuat imperium ini berhasil menaklukkan banyak daerah di dunia. Namun tak lama, imperium ini menempuh jalur seperti imperium dunia lainnya yang menjajah wilayah lain dengan memanfaatkan kekuatan militernya.

Meski demikian, wilayah imperium Britania yakni kepulauan Inggris sangat kecil untuk mengelola keunggulannya ini. Oleh karena itu, sejalan dengan kian besarnya komitmen militer dan keamanan London untuk mempertahankan imperiumnya, kemampuan ekonomi negara ini pun merosot tajam dan di akhir abad 19, Britania akhirnya harus bertekuk lutut terhadap kekuatan baru dunia, Amerika Serikat.

Transformasi pasca perang dunia kedua menunjukkan bahwa petinggi Britania berharap mampu mempertahankan negara modern yang terdiri dari Inggris, Wales, Skotlandia dan Irlandia utara dalam bendera Inggris Raya dengan melepas secara bertahap wilayah jajahannya.

Meski demikian, penjajahan selama beberapa abad oleh Britania masih tetap menyedot ekonomi negara ini, bahkan untuk menciptakan kehidupan sesuai standar Eropa di negara ini pun sulit diwujudkan. Kondisi tersebut sampai kini masih terus berlanjut di Inggris. Dengan naiknya pemerintahan konservatif dan liberal demokrat di tahun 2010, Inggris menerapkan program penghematan ekonomi. Hal ini satu sisi dilakukan London untuk mengatasi warisan era kolonialisme dan dari sisi lain, melindungi negara dari terulangnya krisis parah ekonomi tahun 2007-2008.

Kebijakan ini pada akhirnya membuahkan gerakan berpisah dari Britania mulai merembet hingga ke utara kepulauan Inggris yakni Skotlandia. Terlepas dari itu, pada 18 September mendatang, warga Skotlandia akan menggelar referendum apakah tetap berada di bawah Inggris atau memisahkan diri dari Inggris Raya. Jika janji yang dikeluarkan istana Buckingham untuk memberi wewenang lebih besar kepada Edinburgh selama wilayah ini tetap bergabung dengan Inggris terealisasi, maka fenomena memisahkan diri dari pemerintah pusat di Irlandia utara akan semakin besar. Namun jika Skotlandia merdeka kondisi imperium Britania Raya semakin terpuruk.

Berbagai pemberitaan menyebutkan putaran baru pengunduran diri dan pemecatan para pejabat Israel menyusul kekalahan rezim Zionis dalam perang terbaru dengan muqawama Gaza. Dalam hal ini, pengunduran diri Panglima Polisi Distrik Pusat Israel dan juga rencana pengunduran diri direktur kantor Perdana Menteri Israel, merupakan berita terhangat terkait gelombang pengunduran diri para pejabat Israel sebagai dampak dari kekalahan dalam Perang 51 Hari di Gaza.

Eyal Haimovsky, direktur kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan, setelah liburan nanti dia akan mengundurkan diri dari jabatannya. Dia menduduki posisi tersebut sejak dua setengah tahun lalu dan pengumuman pengunduran dirinya mengindikasikan bahwa gelombang pengunduran diri serta pemecatan para pejabat Israel telah sampai ke kantor Netanyahu. Masalah ini tentunya menjadi peringatan genting bagi Netanyahu.

Sementara itu, berbagai berita menyinggung berlanjutnya gelombang pengunduran diri para pejabat militer dan keamanan rezim Zionis pasca kekalahan dalam perang Gaza dengan berbagai macam alasan dan dalam hal ini Panglima Polisi Distrik Pusat  Israel, Bruno Stein, juga terpaksa mengundurkan diri.

Para pejabat militer Israel pekan lalu juga memutuskan untuk mengganti Panglima Divisi Regional Gaza saat ini dengan mantan panglima divisi tersebut Mickey Adelstein.

Kegagalan militer rezim Zionis dalam perang terbaru melawan Jalur Gaza juga talah membuat Menteri Peperangan Israel, Moshe Yaalon, memecat Panglima Angkatan Udara Israel, Hagi Topolansky.

Di sisi lain, PM Israel Benjamin Netanyahu juga sedang berencana menunjuk Yuval Ganot sebagai calon kepala staf gabungan angkatan bersenjata rezim Zionis menggantikan Benny Gantz.

Dalam beberapa pekan terakhir juga terjadi perang verbal antarpara pejabat Zionis yang diikuti dengan pengunduran diri banyak pejabat. Ini mengindikasikan dalamnya perselisihan di antara para pejabat Israel menyusul kekalahan mereka dalam perang Gaza. Para pengamat politik menilainya sebagai tsunami politik.

Setelah kekalahan rezim Zionis dalam perang terbaru di Gaza, banyak pejabat politik dan militer Israel yang mengundurkan diri atau terpaksa mundur. Akan tetapi Netanyahu dan sejumlah pejabat tinggi rezim Zionis berusaha menjauhkan diri dari gelombang pengunduran diri tersebut dengan berbagai trik.

Kekalahan telak rezim Zionis dalam perang ketiga melawan Gaza itu sedemikian menyakitkan sehingga parlemen Zionis cepat-cepat membentuk sebuah komite untuk menyelidiki sebab-sebab kegagalan rezim ini dalam perang di Gaza. Komite tersebut dengan memanggil Netanyahu untuk mendengar penjelasannya, pada intinya telah mempersingkat tugas mereka.

Pada hakikatnya, perluasan kritik internal terhadap Netanyahu pada akhirnya tidak akan menyisakan alasan baginya untuk tetap bertahan di jabatannya.

Eskalasi perselisihan antara para pejabat Israel itu membuat rezim ini berada di tepi jurang tragedi politik baru yang akan sulit bagi Tel Aviv untuk keluar darinya. Kekalahan perang di Gaza membuat kondisi politik rezim Zionis penjajah Palestina itu carut marut dan ini merupakan bukti dari dampak pukulan muqawama Palestina terhadap Israel yang mampu menggetarkan seluruh pilar Israel.

Sabtu, 13 September 2014 00:00

Mengapa Popularitas Obama Anjlok ?

Empat puluh lima hari menjelang digelarnya pemilu sela AS, sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa popularitas presiden Barack Obama semakin merosot. Polling yang dipublikasikan Foxnews itu mengungkapkan bahwa 58 persen responden menyatakan ketidakpuasannya terhadap program pemulihan ekonomi Obama.

Dilaporkan, hanya 57 persen responden yang optimis terhadap masa depan negaranya. Angka tersebut menurun dibandingkan dua tahun sebelumnya yang mencapai 66 persen. Jajak pendapat lainnya mengungkapkan bahwa sambutan para pemuda, perempuan dan minoritas terhadap kebijakan Obama juga semakin menurun.

Tampaknya polling ini menghembuskan angin yang tidak menggembirakan bagi Obama dan Partai Demokrat. Walaupun masa depan politik Obama tidak ditentukan langsung melalui pemilu sela ini, tapi lima tahun kinerja Obama sebagai presiden AS memberikan pengaruh bagi nasib kandidat partai Demokrat. Diprediksi, mayoritas kursi DPR dan sepertiga kursi Senat akan dikuasai Partai Republik. Partai mana yang akan meraih mayoritas kursi Senat, kini menjadi masalah penting bagi kubu Demokrat maupun Republik.

Jika Januari tahun mendatang sejak dimulainya babak baru Kongres, Senat berada di bawah kontrol Republik, maka Gedung Putih yang berada di era dua tahun terakhir pemerintahan Obama akan mengalami masalah. Sebaliknya, kemenangan Republik dalam pemilu sela November mendatang memberikan peluang lebih besar baginya untuk merebut Gedung Putih dari rivalnya di tahun 2016 mendatang.

Nasib kursi Kongres pun berubah ditentukan oleh tingkat kepuasan warga AS terhadap pemimpin mereka saat ini. Jika mayoritas konstituen puas terhadap kondisi lapangan kerja, pekerjaan dan kesejahteraan sosial mereka saat ini, maka kandidat dari buku Demokrat akan kembali terpilih. Tapi jika tidak, maka partai Republik akan merebutnya.

Kini, data statistik menunjukkan bahwa ekonomi AS telah keluar dari era resesi, meskipun pun demikian pertumbuhan ekonominya tidak menggembirakan. Tingkat pengangguran di AS hingga kini masih tinggi berada di kisaran enam persen. Pemerintah pun menghadapi defisit anggaran yang besar.

Pemerintah Gedung Putih pun tidak memperhatikan masalah kesejahteraan kalangan berpenghasilan rendah. Padahal salah satu janji Obama dengan program "Obama care" adalah mewujudkan asuransi kesehatan yang murah bagi kalangan bawah. Pada saat yang sama, Obama justru melancarkan perang baru berbiaya besar dengan dalih menumpas terorisme di Timur Tengah.

Kami menjadikan persatuan sebagai prinsip dan bila kita juga merasa ada kewajiban syaariat, tapi bila dalam melaksanakannya bakal muncul ketegangan dan menghancurkan persatuan, sudah barang tentu melaksanakan hal yang kita anggap kewajiban syariat itu menjadi haram dan menjaga persatuan adalah wajib.

Pasca wafatnya Imam Khomeini ra, para pejabat tinggi negara menyikapi masalah yang terjadi secara cerdas dan kokoh. Semua pribadi dan lembaga yang dianggap musuh dapat berinvestasi pada mereka ternyata menyikapi konspirasi musuh dengan tegar, jujur dan ikhlas. Mulai dari keluarga kantor, keluarga Imam Khomeini dan anak-anaknya, hingga para pejabat negara, ulama dan tokoh masyarakat kita dengan baik, tegar, tegas, cerdas, ikhlas menyikapi masalah ini. Kejadian ini pada hakikatnya membuat musuh kebingungan.

Di barisan selanjutnya para pejabat negara ternyata juga memiliki sikap yang sama. Sementara masyarakat umum, sejujurnya dalam kesucian dan keikhlasan mereka tidak patut diragukan. Dalam periode ini, semua menunjukkan sikap yang benar. Sudah semestinya kewaspadaan dan perhatian pada konspirasi musuh senantiasa mendapat perhatian. Ketika musuh berkeinginan menciptakan perselisihan, biasanya mereka tidak menjelaskan niatnya secara transparan, tapi mereka menyampaikan ucapannya bagi benak kelompok yang merasa memang benar ucapan itu dan harus menyikapnya dengan protes. Sampai di sini kewaspadaan merupakan satu hal yang penting dan harus menghadapi konspirasi musuh.

Saya tidak dapat melupakan peristiwa di musim semi 1365 Hs, hari ketika Imam Khomeini ra terbaring di rumah sakit. Beliau mengalami masalah jantung dan telah terbaring di sana sekitar sepuluh atau lima belas hari. Waktu itu saya tidak berada di Tehran. Agha Haj Ahmad, anak Imam yang mulia, menelpon saya dan meminta agar saya segera ke Tehran. Saya langsung paham ada masalah bagi Imam Khomeini ra. Waktu itu juga saya berangkat dan seteah menyelesaikan perjalanan selama beberapa jam, saya tiba di Tehran. Saya termasuk orang pertama dari pejabat negara yang, mungkin sekitar sepuluh jam setelah beliau dilarikan ke rumah sakit, berada di sisi beliau. Pada waktu itu, saudara Hashemi Rafsanjani tengah berada di medan perang dan tidak ada orang lain lagi yang mengetahui masalah ini.

Saya melewati hari-hari yang sangat mendebarkan dan sulit. Saya menemui Imam. Ketika telah dekat dengan pembaringannya, saya tak dapat menahan diri dan langsung menangis. Beliau memandang saya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Setelah itu beliau mengucapkan beberapa patah kata. Karena ucapan beliau pendek, saya menghapalnya dan kemudian keluar dari ruangan lalu menulis ucapan beliau. Agha Sanei juga berada di ruang itu. Saya meminta bantuannya agar dapat menuliskan ucapan Imam sesuai dengan yang disampaikannya.

Kami sangat khawatir ketika jantung Imam Khomeini ra mengalami masalah. Ketika saya tiba, beliau telah siap menghadapi kejadian yang mungkin akan terjadi. Mestinya, ungkapan paling penting yang ada dalam benak beliau dalam kondisi sangat sensitif seperti itu kepada kami. Beliau berkata, ÔÇ£Kalian harus kuat dan jangan sampai merasa lemah. Bertawakallah kepada Allah. Asyiddau ÔÇÿAlal Kuffar Ruhamau Bainahum.[1] Bila kalian bersatu, niscaya tidak ada yang dapat melakukan sesuatupun terhadap kalian.ÔÇØ Menurut saya, wasiat Imam Khomeini ra dapat diringkas dalam beberapa kalimat ini.

Beliau benar-benar seorang hakim dan bukti sempurna dari ucapan ÔÇ£Shairurat al-Insan ÔÇÿAlaman ÔÇÿAqliyan Mudhahiyan Lil ÔÇÿAlamil ÔÇÿAiniÔÇØ. Manusia merasa semua hakikat dunia terejawantahkan pada dirinya. Beliau melihat dan memahami segala sesuatu dengan jelas dan terang benderang sesuai dengan cahaya jiwa, pandangan rahmani dan hikmahnya, bukan dengan argumentasi dan penyusunan silogisme biasa, sementara orang lain berusaha menyampaikan dirinya ke sana dengan bantuan tongkatnya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Madhe Khourshid; Gozideh-i az Khaterat Hazrate Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Darbare-ye Shakhsiyat-e Imam Khomeini ra, Rahbar-e Kabir-e Engqhelab Eslami, Entesharat Enqelab Eslami, 1391 HS, Tehran, cetakan pertama.



[1] . QS. al-Fath: 29, ÔÇ£Orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.ÔÇØ

Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menyatakan Amerika Serikat dengan alasan pemberantasan terorisme sedang melanjutkan unilateralisme dan pelanggaran kedaulatan negara-negara.

IRNA melaporkan, Ali Shamkhani dalam sidang Dewan Tinggi Jameeh Modarrisin Hauzah Ilmiah Qom mengatakan, ÔÇ£Upaya Amerika Serikat untuk menciptakan aliansi anti-terorisme dengan disertai sejumlah negara yang termasuk di antara pendukung para teroris, mencurigakan dan tidak transparan.ÔÇØ

Shamkhani menegaskan bahwa aksi Amerika Serikat ini adalah dalam rangka menyimpangkan opini umum dunia atas peran porosnya dan juga negara-negara pendukungnya dalam mempersenjatai dan memperkuat kelompok-kelompok teroris dengan alasan penggulingan pemerintah Suriah.

Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menambahkan, Amerika Serikat dengan tujuan melaranggar kedaulatan negara-negara selain untuk melarikan diri ke depan, memasukkan kelanjutan unilateralisme dan pengabaian lembaga-lembaga internasional dalam program kerjanya serta untuk tampil sebagai pahlawan ala film-film Holywood dalam menyelesaikan krisis yang diciptakannya sendiri.

Wakil Pemimpin Besar Revolusi Islam di Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran ini juga menilai upaya kolektif global dalam pemberantasan terorisme secara jujur, transparan dan tanpa diskriminasi, sebagai cara Republik Islam Iranyang tidak dapat diubah .(

Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Miqdad menilai penghormatan terhadap independensi negara-negara sebagai faktor utama dalam [upaya] pemberantasan terorisme.
 

Miqdad dalam artikel yang dimuat oleh koran al-BannaÔÇÖ terbitan Lebanon, mengkritik pihak-pihak yang sekarang di hadapan masyarakat dunia mengumumkan perang melawan terorisme, sementara mereka sebelumnya adalah para pendukung finansial dan senjata bagi para teroris. Dijelaskannya, aliansi anti-kelompok Takfiri dan teroris ISIS, jika menyimpan itikad baik dan keseriusan, maka harus menghormati independensi dan kedaulatan negara-negara.

Menyinggung bahwa rezim Saudi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan para teroris ke Suriah, Miqdad menegaskan, sidang pada hari Kamis (12/9) di Jeddah hanya untuk menutupi campur tangan Arab Saudi dalam terorisme yang telah diprogram Amerika Serikat.

Miqdad juga menambahkan, penggunaan topik terorisme untuk menciptakan aliansi yang tidak ada kaitannya dengan pemberantasan terorisme dan juga aktivitas militer unilateral di Irak dan Suriah, merupakan agresi ke Irak dan Suriah yang sama sekali tidak akan membuahkan hasil.

Wakil Menlu Suriah menuding para keluarga rezim berkuasa Saudi sebagai pencipta kelompok al-Qaeda dan pecahan-pencahannya dalam rangka memecah-belah dan menyulut perpecahan antarmazhab di Irak dan Suriah.

Pejabat Suriah ini juga menuntut negara-negara regional untuk berperang melawan rezim Zionis sebagai pondasi dan titik utama terorisme di kawasan.

Para ulama Malaysia mengharamkan kerjasama dengan kelompok teroris ISIS.
 

IRNA melaporkan, Harunsani Zakaria, mufti Perak, Malaysia, mengumumkan haram hukumnya kerjasama dengan kelompok teroris ISIS, menyusul partisipasi sejumlah warga negara ini dalam kelompok teroris tersebut. Ia juga mengharapkan langkah serius pemerintah dalam menghadapai terorisme.

 

Mufti Kelantan juga mengimbau warga untuk mengenal lebih dalam makna kata jihad dalam Islam.

 

Ketua Fakultas Riset Internasional dan Hukum Universitas Utara Malaysia (UUM) juga menyinggung berbagai ­aktivitas kelompok ISIS dan mengimbau warga untuk tidak bergabung dengan kelompok teroris itu.

 

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak meminta para ulama negara ini untuk memberikan pencerahan kepada warga tentang partisipasi sejumlah warga Malaysia dalam berbagai bentrokan di Irak dan Suriah.(

Wakil ketua partai berkuasa Turki menyatakan, Ankara menentang intervensi asing dalam menyelesaikan masalah Timur Tengah.
 

IRNA melaporkan, Mehmet Ali Sahin, wakil ketua partai berkuasa Keadilan dan Pembangunan mengatakan, ÔÇ£Masalah negara-negara Timur Tengah harus diselesaikan dengan kesepahaman rakyat dan para pejabat negara-negara tersebut.ÔÇØ

 

Sahin mengatakan, ÔÇ£Amerika Serikat memimpin sebuah aliansi anti-kelompok teroris ISIS, akan tetapi Turki mengingat kedekatannya dari sisi geografis, mengharapkan penyelesaian masalah ini dengan memperhatikan kapasitas di kawasan.ÔÇØ

 

Menyinggung pertemuan Menlu AS John Kerry dengan para pejabat tinggi Turki pada hari Jumat (12/9), dan upaya untuk meyakinkan Turki agar bersedia berpartisipasi dalam aliansi anti-ISIS, Sahin mengatakan, ÔÇ£49 warga Turki saat ini berada di tangan ISIS dan Ankara harus waspada dan berhati-hati demi keselamatan nyawa mereka (tawanan).ÔÇØ

 

Menteri Luar Negeri Turki pada Kamis dalam sidang para menteri AS dan 10 negara Arab di Jeddah, Arab Saudi, menolak menandatangani deklarasi final sidang tersebut.

Selasa, 09 September 2014 00:00

Apa Sebenarnya Misi Menlu Denmark ke Iran?

Menteri Luar Negeri Denmark berkunjung ke Iran membawa misi mengajukan permintaan kepada para pejabat tinggi Republik Islam untuk bergabung dengan aliansi internasional yang telah dibentuk dalam menghadapi terorisme Takfiri di Irak.

Tasnim News melaporkan, misi Menteri Luar Negeri Denmark ke Iran adalah merangkul Iran untuk berpartisipasi dalam aliansi internasional anti-terorisme Takfiri ISIS di Irak yang dibentuk pada KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara  (NATO) di Wales.

Bagaimana reaksi Republik Islam Iran?

Berdasarkan laporan ini, para pejabat Republik Islam Iran secara tegas menyangsikan esensi aliansi tersebut mengingat bertujuan untuk pamer saja, ketidak jujuran dan sikap ganda sejumlah anggota aliansi tersebut. Sebaliknya para pejabat Republik Islam menekankan peran poros dan tekad baja Republik Islam dalam pemberantasan nyata terorisme.

Tampaknya pernyataan Senin malam (8/9) oleh juru bicara Gedung Putih bahwa tidak ada tempat untuk Iran dalam aliansi anti-terorisme, merupakan reaksi terhadap jawaban Iran atas usulan Barat.