کمالوندی
Delegasi AS akan Berkunjung, Pejabat Greenland: Kami Tak Pernah Mengundang
Pejabat pemerintah Greenland, memprotes rencana kunjungan delegasi tinggi pemerintah Amerika Serikat, ke kepulauan yang sebelumnya diklaim akan dibeli oleh Presiden AS ini.
Sebuah delegasi tingkat tinggi pemerintah AS, di bawah pimpinan istri Wakil Presiden, Usha Vance, ke Greenland, rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat.
Rencana kunjungan delegasi tingkat tinggi Amerika Serikat tersebut tak syak telah memicu reaksi keras dari para pejabat wilayah semi-otonom Denmark, itu.
Pemerintah Greenland, membantah statemen terbaru Presiden AS Donald Trump, terkait undangan yang dikirim Greenland, ke Washington, untuk mengirim delegasi AS ke wilayah itu.
Pejabat pemerintah semi-otonom Greenland mengatakan, “Kami tidak pernah mengirim surat undangan apa pun untuk pemerintah Washington.”
Menurut Greenland, pihaknya sama sekali tidak pernah mengirim surat undangan untuk melakukan kunjungan apa pun baik itu kunjungan khusus, resmi atau tidak resmi, kepada para pejabat AS.
Perdana Menteri Greenland, Mute B. Egede, yang sebentar lagi lengser dari jabatannya, menyebut kunjungan delegasi AS ke Greenland, beberapa hari mendatang sebagai langkah provokatif.
Mute B. Egede mengatakan, “Pemerintah Greenland, tidak akan melakukan pertemuan dengan delegasi tingkat tinggi pemerintah Amerika Serikat.”
Sementara itu PM Denmark Mette Frederiksen, yang memegang otoritas Greenland, menganggap kunjungan delegasi AS ke kepulauan ini sebagai masalah serius.
Trump berulangkali mengancam untuk merebut kendali Greenland, pada saat yang sama pemerintah Denmark dan Greenland, juga berulangkali memperingatkan bahwa kepulauan ini tidak dijual.
Greenland, memiliki posisi geografris yang strategis, dan memiliki sumber alam yang kaya. Kepulauan ini merupakan jalur terpendek Eropa dan wilayah utara Benua Amerika, serta dianggap sangat penting bagi sistem peringatan rudal balistik AS.
Jerman: Tanpa Penegakkan Hukum, Turki Tidak akan Bisa Bergabung dengan Uni Eropa
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock dalam sebuah pernyataan menyinggung perkembangan terkini di Türki menekankan bahwa Ankara tidak akan bergabung dengan Uni Eropa tanpa aturan hukum.
Tehran, Parstoday-Beberapa hari setelah penangkapan wali kota Istanbul di Turki, Baerbock dalam sebuah pesan di akun media sosial X menanggapi insiden ini dengan mengatakan, "Komitmen Turki untuk melanjutkan proses keanggotaannya di Uni Eropa tampaknya semakin tidak masuk akal mengingat tindakan Ankara terhadap Ekrem Imamoglu dan lainnya".
Menteri Luar Negeri Jerman melanjutkan dengan menyatakan bahwa rival politik tidak boleh dipenjara atau dikirim ke pengadilan, dengan menegaskan,"Di negara yang melihat masa depannya ada di Eropa, aturan hukum harus diterapkan".
Baerbock juga menilai kerja sama gabungan Uni Eropa dengan Ankara bergantung pada Turki yang terus menempuh jalan yang telah ditempuh negara itu menuju demokrasi pada abad lalu.
"Kelanjutan kerja sama ini, terutama di era saat ini ketika dunia berada dalam situasi geopolitik yang bergejolak, membutuhkan Turki yang demokratis dan supremasi hukum di negara ini, dan Turki harus memiliki masyarakat sipil yang kuat," tegas Menlu Jerman.
Protes baru-baru ini di Türki dimulai pada Rabu malam menyusul penangkapan Ekrem Imamoglu, wali kota Istanbul dan rival utama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Partai Rakyat Republik Turki mengecam penangkapan Imamoglu dan menyebutnya sebagai langkah politis.
Penangkapan Imamoglu memicu aksi protes yang meluas. Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengumumkan pada hari Senin bahwa 1.133 orang telah ditangkap sejak protes terhadap penangkapan wali kota Istanbul dimulai.
PBB Prihatin, Penangkapan Demonstran Berlanjut di Turki
Menteri Dalam Negeri Turki, saat mengumumkan penangkapan 43 pengunjuk rasa lainnya, mengatakan, "Mereka yang ditangkap menghina presiden".
Tehran, Pars Today- Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya hari Selasa (25/3/2025) mengumumkan bahwa polisi negara itu telah menangkap 43 orang yang menghasut orang lain untuk melakukan tindakan ilegal.
Menyinggung penghinaan beberapa pengunjuk rasa terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan keluarganya, Yerlikaya berkata, "Polisi akan mengambil tindakan untuk menangkap tersangka yang tersisa".
Menteri Dalam Negeri Turki juga mengumumkan bahwa 1.133 orang telah ditangkap selama protes di seluruh Turki dalam beberapa hari terakhir.
Serikat jurnalis Turki mengumumkan bahwa polisi menggerebek rumah 11 jurnalis dan jurnalis foto pada hari Senin dan menahan mereka, karena meliput protes.
Sementara itu, Financial Times melaporkan investor yang meninggalkan pasar modal Turki pekan lalu, menulis, "Bank Sentral Turki terpaksa menyuntikkan miliaran dolar cadangan devisanya ke pasar untuk memperkuat lira (mata uang Turki)".
Protes jalanan baru-baru ini di Türki, yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu selama lebih dari satu dekade, dimulai setelah penangkapan dan pemenjaraan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu.
Imamoglu dianggap sebagai rival politik berat Erdogan, yang dituduh melakukan korupsi, tapi dibantah keras olehnya.
Ozgur Ozel, ketua partai oposisi Partai Rakyat Republik Turki, menyerukan kepada masyarakat untuk memboikot media dan lembaga yang mendukung pemerintahan Erdogan pada Minggu malam di hadapan ratusan ribu pendukung partai tersebut di Istanbul.
Sejumlah besar media arus utama di Turki mendukung pemerintah, dan para penentang mengatakan saluran-saluran berita utama negara itu hanya menyediakan sedikit liputan visual terhadap protes nasional.
Keputusan pengadilan pada hari Minggu untuk mencopot Imamoglu dari kekuasaan dan memenjarakannya telah memicu protes.
Dia membantah protes ini bermotif politik dan bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi.
Beberapa sumber berita melaporkan penindasan masif terhadap oposisi oleh polisi Turki, dan pemerintah Erdogan telah mengumumkan larangan warga negara memasuki dan meninggalkan Istanbul.
Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa menyatakan kekhawatirannya atas tindakan Turki yang melakukan penangkapan massal dan memperingatkan bahwa mereka akan menyelidiki otoritas Turki, karena menggunakan kekuatan yang tidak sah terhadap demonstran.
Hamas: Senjata Perlawanan Tidak Bisa Dinegosiasikan, Jihad Islam: Keputusan Kairo Tidak Mengatasi Masalah
Pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menegaskan bahwa rezim Zionis tidak bisa menekan warga Palestina melalui tindakan kriminalnya seperti pengepungan dan kelaparan, dan berkata,"Senjata perlawanan tidak dapat dinegosiasikan dan tidak dapat diperdagangkan, dan tahanan Zionis hanya dapat dibebaskan melalui kesepakatan".
Tehran, Parstoday- Rezim Zionis berupaya memeras Hamas agar melakukan gencatan senjata dan pembebasan tahanannya tanpa jaminan apa pun yang akan menghentikan perang, dan kini rezim Zionis terus melakukan tindakan kriminal baru terhadap warga sipil di Jalur Gaza, serta menutup semua penyeberangan dan mencegah bantuan memasuki Gaza.
Pemimpin Hamas Sami Abu Zuhri mengumumkan bahwa tindakan Zionis tersebut adalah kejahatan perang.
Abu Zuhri hari Selasa mengatakan,"Senjata perlawanan adalah bagian dari garis merah kami dan tidak dapat didiskusikan atau diperiksa dalam dialog atau negosiasi apa pun".
Serangan rezim Zionis terhadap Gaza akan dilanjutkan dalam 10 hari
Terkait hal ini, stasiun televisi Israel, Saluran 12, melaporkan pada hari Selasa bahwa Israel akan melanjutkan serangan terhadap Jalur Gaza jika kesepakatan dengan gerakan Hamas tidak tercapai untuk membebaskan tahanan dalam waktu 10 hari.
Hamas: Kami tidak akan membiarkan kekuatan asing ikut campur dalam pengelolaan urusan Gaza
Bersamaan dengan ancaman rezim Zionis, Hazem Qassem, Juru Bicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa mengumumkan bahwa tindakan apa pun untuk masa depan Gaza harus diambil melalui perjanjian nasional dan bahwa gerakan tersebut tidak akan mengizinkan kekuatan asing mana pun untuk ikut campur.
Pernyataan ini dikeluarkan dalam situasi di mana pertemuan puncak luar biasa para kepala negara Arab, yang disebut "KTT Palestina", diadakan di Mesir kemarin, Selasa, dan para kepala negara Arab menegaskan penentangan mereka terhadap pemindahan paksa warga Palestina, dukungan mereka terhadap pembangunan kembali Jalur Gaza, dan pentingnya menjaga Gaza dan Tepi Barat di bawah kedaulatan bersatu Palestina.
Gerakan Jihad Islam Palestina: Keputusan KTT Arab Tidak Menanggapi Tantangan yang Muncul
Dalam konteks ini, Jihad Islam Palestina menilai isi pernyataan akhir pertemuan puncak luar biasa kepala negara Arab di Kairo bersifat positif, tetapi pada saat yang sama menekankan bahwa keputusan ini tidak menanggapi tantangan yang telah dipaksakan oleh rezim Zionis dan Amerika Serikat kepada rakyat Palestina dan posisi negara-negara Arab.
Jumlah syuhada di Gaza terus meningkat
Dengan ditemukannya sejumlah jenazah syuhada lainnya dari reruntuhan bangunan di berbagai wilayah Jalur Gaza, maka jumlah syuhada agresi rezim Zionis terhadap wilayah ini sejak 7 Oktober 2023 bertambah menjadi 48.405 orang. Dalam 24 jam terakhir, jenazah 7 orang syuhada berhasil ditarik dari reruntuhan, dan satu warga Palestina gugur akibat luka-luka yang dideritanya selama agresi pendudukan di Gaza. Selain itu, 11 orang yang terluka dibawa ke rumah sakit selama periode yang sama.
Melaksanakan operasi syahid anti-Zionis di Tepi Barat
Pada saat yang sama dengan perkembangan ini, seorang warga Palestina menyerang pos pemeriksaan keamanan Israel di Tepi Barat utara, di mana ia syahid oleh tentara Israel. Hamas memuji operasi syahid ini dan menekankan bahwa semangat perlawanan masih hidup di hati para pemuda Palestina yang revolusioner.
Pengakuan Zionis: Seabad Melawan Hamas dan Sinwar, Kami Buta!
Seorang analis Zionis, mengakui ketidakmampuan Israel, dalam menghadapi Gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas dan Syahid Yahya Sinwar, mantan Ketua Biro Politik Hamas.
Noam Amir, jurnalis Israel, di Kanal 14 televisi Rezim Zionis mengatakan, “Satu dekade kami seperti orang-orang buta, sementara Hamas, telah memuluskan jalan untuk memberikan kekalahan yang lebih besar terhadap pasukan Israel.”
Ia menambahkan, “Penyelidikan yang dilakukan Militer Israel, terkait kekalahan 7 Oktober (Operasi Badai Al Aqsa) yang sebagiannya dipublikasikan baru-baru ini, hanya sebagian kecil dari kekalahan besar yang diterima Israel.”
Hamas Lumpuhkan Garda Depan Israel
Jurnalis Israel, di surat kabar Haaretz, Amos Harel, Selasa (4/3/2025) dalam analisanya menunjukkan bahwa pasukan Israel, menelan kekalahan mematikan saat menghadapi operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan kelompok perlawanan Palestina, 7 Oktober 2023.
Menurut Amos Harel, garda pertahanan Israel, runtuh pada 7 Oktober 2023 saat Hamas melancarkan operasinya. Hamas memanfaatkan ketidaksiapan pasukan Israel, di perbatasan.
Harel mengatakan, serangan-serangan serentak Hamas, telah melumpuhkan kemampuan unit-unit pertahanan Israel, di awal operasi, dan distrik serta situs-situs militer Israel, mengalami kekurangan pasukan terlatih untuk membalas serangan Hamas.
Dalam Pandangan Israel, Hamas adalah Kotak Hitam
Fayez al-Dwairi, pakar militer dan strategi Yordania, menyoroti hasil penyelidikan terbaru pasukan Israel, terkait operasi Badai Al Aqsa, dan mengatakan, “Hamas dari sudut pandang Israel, layaknya kotak hitam yang tidak terlalu banyak diketahui oleh Tel Aviv.”
Ia menambahkan, “Penyelidikan yang dilakukan Militer Israel, terkait operasi 7 Oktober, membuka realitas bahwa Hamas, berhasil mengecoh pasukan Israel, di level strategi, operasional, dan taktik sehingga menunjukkan kekalahan Israel, di tiga level ini.”
Konsep Keamanan Israel Kehilangan Makna di Perang Gaza
Alon Ben-David, pengamat militer di surat kabar Israel, Maariv, menekankan bahwa konsep-konsep keamanan Israel, telah kehilangan maknanya dalam perang 15 bulan di Gaza.
Ia menambahkan, “Penyelidikan yang dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat jurang budaya besar antara dinas intelijen kita dan Hamas. 80 persen dialog di antara pejabat Hamas, menggunakan ayat-ayat Al Quran, dan mereka yang tidak memahami ayat-ayat ini tidak akan memahami dialog-dialog tersebut.”
Seperti Apakah Suriah yang Ideal di Mata Israel?
Surat kabar Amerika Serikat, mengungkap upaya Rezim Zionis, untuk menciptakan perpecahan, dan membagi-bagi wilayah Suriah.
Wall Street Journal, Rabu (4/3/2025) melaporkan, Israel, berusaha mendorong warga Druze Suriah, supaya tidak mempercayai pemerintah berkuasa di Damaskus.
Rezim Zionis menganggarkan miliaran dolar untuk mencapai tujuan ini, namun langkah Israel tersebut dianggap oleh para pengamat sebagai upaya memecah belah dan membagi Suriah.
Menurut keterangan WSJ, Israel, juga sedang melakukan lobi terhadap kekuatan-kekuatan dunia dalam rangka menggolkan ide pendirian sebuah negara baru Suriah dengan sistem federal yang terdiri dari wilayah-wilayah otonomi berdasarkan etnis.
Dalam sistem federal yang diinginkan oleh Rezim Zionis tersebut, wilayah-wilayah selatan perbatasan Suriah, dengan Wilayah pendudukan, harus non-militer.
Sebelumnya Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu, menuntut supaya wilayah selatan Suriah, di-non-militer-kan. Para pengamat politik meyakini maksud Rezim Zionis, yang sebenarnya adalah menjaga supaya Suriah, tetap lemah dan terpisah.
Meski kecil kemungkinan pemerintah berkuasa Suriah, menolak ide sistem pemerintahan federal, tapi Rezim Zionis, terus berusaha untuk mewujudkannya.
Dalam tiga bulan terakhir sejak tergulingnya Bashar Assad, Israel, membombardir infrastruktur militer Suriah, untuk mencegah supaya persenjataan yang ada tidak jatuh ke tangan pemerintah baru.
Pada saat yang sama, beberapa ketua suku Suriah, mengaku khawatir bahwa tujuan Israel, yang sebenarnya adalah menduduki semakin besar wilayah negara mereka.
Mereka mengatakan, Rezim Zionis, saat ini kenyataannya telah merebut kendali Provinsi Quneitra di Suriah yang merupakan satu dari tiga provinsi perbatasan dengan Wilayah pendudukan.
Beberapa tokoh masyarakat Druze Suriah, juga mengaku khawatir tujuan regional jangka panjang Israel, adalah menciptakan ketidakamanan yang lebih besar di Suriah, dan menyulut perselisihan serta perpecahan akut di dalam Suriah, yang bisa berujung dengan ketegangan di seluruh perbatasan.
Negosiasi AS dengan Hamas; Trump Tahu bahwa Hamas Tidak Takut
Seorang analis ternama di dunia Arab mengatakan, "Giliran Donald Trump untuk berunding menunjukkan akibat dari rasa frustrasi pemerintah AS dan utusannya dalam mendiktekan persyaratan kepada Hamas melalui mediator Arab".
Menurut Pars Today, Abdul Bari Atwan, seorang analis terkenal di dunia Arab menyatakan keterkejutannya atas perilaku beberapa negara Arab yang terbius oleh negosiasi langsung AS dengan Hamas, dan berbicara mengenai perubahan dalam pendekatan dan kebijakan pemerintahan Trump, seraya menjelaskan,"Keputusan Trump beralih ke negosiasi merupakan hasil dari keputusasaan pemerintah [AS] dan utusannya dalam mendiktekan persyaratan kepada perlawanan Palestina melalui mediator atau ancaman Arab.
Ia menambahkan, "Langkah Trump untuk bernegosiasi langsung dengan Hamas terjadi setelah ia menyadari bahwa Hamas tidak takut akan ancamannya dan tidak takut membuka gerbang neraka terhadapnya dan basis populernya yang kuat, dan semua rencananya, termasuk rencana pengungsian paksa, telah gagal. Sama halnya dengan ancamannya untuk mengusir penduduk Palestina yang justru berdampak sebaliknya dan menimbulkan pertentangan umum dalam pertemuan puncak para pemimpin Arab dan negara-negara Eropa.
Menurut Atwan, "Ancaman genosida dengan bom Amerika di tangan Zionis juga pasti akan gagal. Negosiasi Amerika dengan Hamas bukanlah hadiah atau bantuan, tetapi lebih merupakan pengakuan atas kegagalan dan kesia-siaan semua rencana genosida dan evakuasi paksa."
Apa Prediksi Ayatullah Khamenei tentang Ukraina Tiga Tahun Lalu yang Kini Terjadi?
Akun media KHAMENEI.IR di media sosial memuat peringatan dari Pemimpin Revolusi Islam tiga tahun lalu kepada negara-negara yang bergantung terhadap Amerika.
Tehran, Parstoday- Tiga tahun lalu, pada hari-hari pertama perang Ukraina meletus, Imam Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran membahas akar krisis ini dengan analisis strategis, dan menekankan bahwa Ukraina telah menjadi korban kebijakan Amerika Serikat sebagai penyulut krisis.
Rahbar memandang campur tangan Amerika dalam urusan internal Ukraina, dukungan terhadap kudeta beludru, dan komunitas kulit berwarna sebagai faktor utama dalam krisis di negara-negara yang bergantung pada AS.
Imam Khamenei mengatakan,"Dukungan kekuatan Barat terhadap negara-negara dan pemerintahan yang menjadi boneka mereka adalah fatamorgana, bukan kenyataan, semua pemerintahan harus mengetahui hal ini".
Kini, setelah tiga tahun, kebenaran analisis Pemimpin Besar Revolusi Islam tersebut menjadi lebih nyata dari sebelumnya.
Media KHAMENEI.IR kembali mengusung pernyataan Imam Khamenei dalam bahasa Persia mengenai Ukraina pada Sabtu malam,"Pelajaran pertama dalam kasus Ukraina adalah bahwa dukungan kekuatan Barat terhadap negara-negara dan pemerintahan yang menjadi boneka mereka adalah fatamorgana. Semua pemerintahan harus mengetahui hal ini. Pemerintah yang setia kepada Amerika dan Eropa seharusnya melihat situasi di Ukraina saat ini".
Pada hari Jumat, Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu di Gedung Putih untuk membahas penyerahan apa yang tersisa dari negaranya, yaitu tambang dan sumber daya alamnya, kepada Amerika Serikat. Tetapi pertemuan itu berubah menjadi perdebatan sengit di antara mereka di depan media.
Trump, wakil presidennya, dan orang-orang di sekitarnya bergantian membentak Zelensky di hadapan wartawan. Bahkan, Trump mendorong Zelensky dan dengan tegas menyuruhnya diam!
Sekilas Kehidupan Sayidah Fatimah Masumah sa
Sayidah Fatimah Masumah as lahir di kota Madinah pada tanggal 1 Dzulqadah, tahun 173 hijriah. Beberapa tahun sebelum kelahiran putri mulia ini, Imam Jafar Shadiq as yang juga kakeknya menyampaikan kabar gembira ini. Beliau berkata, "Salah satu putri dari anakku berhijrah ke kota Qom (salah satu kawasan Iran). Putri itu bernama Fatimah binti Musa bin Jafar." Imam Jafar As-Shadiq as menambahkan, "Dengan keberadaan putri itu, kota ini (Qom) menjadi haram atau kota suci keluarga Rasulullah Saww."
Menyusul kabar gembira yang disampaikan Imam Jafar Shadiq as, keluarga Rasulullah Saww pun menanti-nanti kelahiran putri mulia tersebut. Pada akhirnya, putri Imam Musa Al-Kadzim as dari hasil pernikahannya dengan Najmah, lahir di muka bumi ini yang bertepatan dengan tanggal 1 Dzulqadah. Dengan kelahiran Sayidah Fatimah Masumah ini, Imam Ali Ar-Ridho as yang juga saudaranya, diliputi rasa bahagia yang luar biasa. Masa kecil Sayidah Fatimah Masumah as penuh dengan kenangan bersama ayahnya, Imam Musa Al-Kadzim as dan saudaranya, Imam Ali Ar-Ridho as. Sayidah Fatimah Masumah as dibesarkan di bawah naungan dua manusia agung dan suci. Dengan demikian, Sayidah Fatimah Masumah menimba ilmu dan menuai hikmah secara langsung dari dua sumber ilmu dan hikmah.
Kebahagiaan Sayidah Fatimah Masumah di masa kecil itu tidak bertahan lama menyusul gugurnya Imam Musa Kadzim as selaku ayahnya di penjara penguasa lalim saat itu, Harun Ar-Rasyid. Saat ayahnya gugur syahid, Sayidah Fatimah Masumah as baru berumur sepuluh tahun. Setelah itu, Imam Ali Ar-Ridho as menjadi satu-satunya pelindung setia Sayidah Fatimah Masumah as. Dalam sejarah disebutkan, Imam Ali Ar-Ridho as sangat menyayangi saudarinya . Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Sayidah Fatimah kepada saudaranya.
Dari sisi kesucian dan ketakwaan, Sayidah Fatimah Masumah mempunyai derajat luar biasa. Kemuliaan akhlak, ketegaran, kesabaran dan istiqomah adalah di antara karakter mulia yang sangat tampak pada kepribadian agung Sayidah Fatimah Masumah as. Pada suatu hari, sekelompok pecinta Ahlul Bait as tiba di kota Madinah untuk menemui Imam Musa Al-Kadzim as dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada beliau. Setiba di Madinah, mereka mendengar kabar bahwa Imam Musa tengah melakukan perjalanan ke luar kota. Mereka akhirnya terpaksa menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tertulis yang dititipkan kepada keluarga Imam Musa Al-Kadzim as.
Berapa hari kemudian, mereka kembali mendatangi rumah Imam Musa Al-Kadzim as untuk berpamitan. Pada saat itu, mereka menyadari bahwa Sayidah Fatimah menulis jawaban pertanyaan-pertanyaan yang pernah diserahkan untuk Imam Musa. Menemukan jawaban yang ditulis Sayidah Fatimah as, mereka sangat bahagia. Dalam perjalanan pulang dari kota Madinah, mereka bertemu dengan Imam Musa Al-Kadzim as dan menceritakan apa yang dialami kepada beliau. Imam pun membaca jawaban yang ditulis Sayidah Fatimah dan membenarkannya.
Sayidah Fatimah sa berjuang keras dalam menuntut ilmu dan makrefat Islam. Beliau tidak menambah dan mengurangi ilmu yang disampaikan oleh ayahnya, saat menyampaikannya kepada masyarakat. Ini menunjukkan tanggung jawab besar dan amanat yang tertanam pada jiwa putri Imam Musa sa. Sayidah Fatimah menuntut ilmu dari Imam Musa, bahkan membela kebenaran dalam kondisi sulit. Beliau pun menunjukkan bahwa dirinya tegar dan tak tergoyahkan dalam membela kebenaran. Sayidah Fatimah didampingi Imam Ali Ar-Ridha as mengamalkan ilmu-ilmu yang didapatkan dari ayahnya.
Pada tahun 200 hijriah, Imam Ali Ar-Ridha as terpaksa meninggalkan kota Madinah menuju Khurasan di bawah tekanan penguasa lalim saat ini, Makmun. Imam Ridho as bertolak ke kota Marv, salah satu wilayah di Khorasan, tanpa membawa keluarganya. Setahun kemudian, Sayidah Fatimah Masumah as merindukan kakaknya yang juga pemegang imamah setelah ayahnya, Imam Musa Al-Kadzim as, bertolak menuju kota Marv. Dalam perjalanan ini, Sayidah Fatimah didampingi saudara-saudara dan ahlul Baitnya. Berita perjalanan Sayidah Fatimah bersama keluarganya ke kota Marv pun menyebar di segala penjuru, sehingga para pecinta Ahlul Bait menanti-nanti kedatangan rombongan putri Imam Musa as di kota-kota yang bakal dilewati beliau dalam perjalanannya ke kota Marv. Para pecinta Ahlul Bait as menyambut Sayidah Fatimah di kota-kota yang dilewati beliau, dengan rasa suka cita dan kerinduan yang mendalam.
Dalam setiap penyambutan di berbagai kota, Sayidah Fatimah selalu menggunakan kesempatan tersebut untuk pencerahan kepada para pecinta Ahlul Bait. Beliau dalam berbagai pidatonya mengungkap kedok di balik arogansi para penguasa Bani Abbas dan politik busuk mereka. Pada dasarnya, Sayidah Fatimah sengaja berhijrah dari Madinah ke Marv sebagai bentuk protes terhadap kondisi yang ada. Perjalanan itu merupakan bagian dari perjuangan Sayidah Fatimah sa terhadap intimidasi dan kezaliman para penguasa Bani Abbas.
Namun sangat disayangkan, perjalanan Sayidah Fatimah Masumah sa tidak berujung pada pertemuan dengan kakaknya, Imam Ali Ar-Ridho as. Sebab, rombongan Sayidah Fatimah ketika tiba di kota Saveh, menjadi sasaran serangan pasukan Bani Abbas. Mereka menutup jalan yang dilalui Sayidah Fatimah dan menggugurkan saudara-saudara Imam Ali Ar-Ridho yang mendampingi Sayidah Fatimah. Sayidah Fatimah sa dalam perjalanan tersebut jatuh sakit. Dalam kondisi sakit, Sayidah Fatimah menyadari tidak dapat melanjutkan perjalanannya ke Marv. Beliaupun meminta saudara-saudaranya untuk dihantarkan ke kota Qom. Sayidah Fatimah berkata, "Bawalah aku ke kota Qom, karena aku mendengar dari ayahku bahwa kota ini adalah pusat para pecinta Ahlul Bait as." Mendengar permintaan Sayidah Fatimah, mereka membawa beliau ke kota Qom.
Para pembesar dan masyarakat kota Qom ketika mendengar kedatangan putri Imam Musa as, berbondong-bondong menyambutnya. Seorang pecinta Ahlul Bait as dan pembesar di kota Qom yang bernama Musa bin Khazraj, menjadi tuan rumah yang akan menjamu Sayidah Fatimah selama di kota Qom. Sayidah Fatimah sa berada di kota Qom selama 17 hari. Karena rasa sakitnya, Sayidah Fatimah sa tidak dapat bertahan hidup lebih lama. Di kota suci Qom, Sayidah Fatimah Masumah sa tutup usia. Pada hari-hari terakhir masa hidupnya, Sayidah Fatimah lebih banyak menyibukkan diri bermunajat kepada Allah Swt.
Sayidah Fatimah yang berniat mengunjugi kota Marv, tidak dapat menemui saudara tercintanya, Imam Ali Ar-Ridho as. Mendengar meninggalnya Sayidah Fatimah, para pecinta Ahlul Bait berkabung, terlebih bagi Imam Ali Ar-Ridho as. Imam Kedelapan, Ali Ar-Ridho as berkata, "Barang siapa yang berziarah ke kota Qom sama halnya berziarah kepadaku di Marv."
Sayidah Fatimah dimakamkan di kota Qom. Makam itu mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi para pecinta Ahlul Bait dari seluruh dunia untuk mengunjungi kota tersebut. Berkat keberadaan Sayidah Fatimah di kota Qom telah berdiri pusat kota pendidikan agama atau hauzah. Kini, kota itu menjadi salah satu pusat pendidikan agama terbesar di dunia. Aura spritual yang dipancarkan makam suci Sayidah Fatimah sa memberikan pencerahan intelektual bagi para ulama.
Sayidah Fatimah Masumah as lahir di kota Madinah pada tanggal 1 Dzulqadah, tahun 173 hijriah. Beberapa tahun sebelum kelahiran putri mulia ini, Imam Jafar Shadiq as yang juga kakeknya menyampaikan kabar gembira ini. Beliau berkata, "Salah satu putri dari anakku berhijrah ke kota Qom (salah satu kawasan Iran). Putri itu bernama Fatimah binti Musa bin Jafar." Imam Jafar As-Shadiq as menambahkan, "Dengan keberadaan putri itu, kota ini (Qom) menjadi haram atau kota suci keluarga Rasulullah Saww."
Menyusul kabar gembira yang disampaikan Imam Jafar Shadiq as, keluarga Rasulullah Saww pun menanti-nanti kelahiran putri mulia tersebut. Pada akhirnya, putri Imam Musa Al-Kadzim as dari hasil pernikahannya dengan Najmah, lahir di muka bumi ini yang bertepatan dengan tanggal 1 Dzulqadah. Dengan kelahiran Sayidah Fatimah Masumah ini, Imam Ali Ar-Ridho as yang juga saudaranya, diliputi rasa bahagia yang luar biasa. Masa kecil Sayidah Fatimah Masumah as penuh dengan kenangan bersama ayahnya, Imam Musa Al-Kadzim as dan saudaranya, Imam Ali Ar-Ridho as. Sayidah Fatimah Masumah as dibesarkan di bawah naungan dua manusia agung dan suci. Dengan demikian, Sayidah Fatimah Masumah menimba ilmu dan menuai hikmah secara langsung dari dua sumber ilmu dan hikmah.
Kebahagiaan Sayidah Fatimah Masumah di masa kecil itu tidak bertahan lama menyusul gugurnya Imam Musa Kadzim as selaku ayahnya di penjara penguasa lalim saat itu, Harun Ar-Rasyid. Saat ayahnya gugur syahid, Sayidah Fatimah Masumah as baru berumur sepuluh tahun. Setelah itu, Imam Ali Ar-Ridho as menjadi satu-satunya pelindung setia Sayidah Fatimah Masumah as. Dalam sejarah disebutkan, Imam Ali Ar-Ridho as sangat menyayangi saudarinya . Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Sayidah Fatimah kepada saudaranya.
Dari sisi kesucian dan ketakwaan, Sayidah Fatimah Masumah mempunyai derajat luar biasa. Kemuliaan akhlak, ketegaran, kesabaran dan istiqomah adalah di antara karakter mulia yang sangat tampak pada kepribadian agung Sayidah Fatimah Masumah as. Pada suatu hari, sekelompok pecinta Ahlul Bait as tiba di kota Madinah untuk menemui Imam Musa Al-Kadzim as dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada beliau. Setiba di Madinah, mereka mendengar kabar bahwa Imam Musa tengah melakukan perjalanan ke luar kota. Mereka akhirnya terpaksa menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tertulis yang dititipkan kepada keluarga Imam Musa Al-Kadzim as.
Berapa hari kemudian, mereka kembali mendatangi rumah Imam Musa Al-Kadzim as untuk berpamitan. Pada saat itu, mereka menyadari bahwa Sayidah Fatimah menulis jawaban pertanyaan-pertanyaan yang pernah diserahkan untuk Imam Musa. Menemukan jawaban yang ditulis Sayidah Fatimah as, mereka sangat bahagia. Dalam perjalanan pulang dari kota Madinah, mereka bertemu dengan Imam Musa Al-Kadzim as dan menceritakan apa yang dialami kepada beliau. Imam pun membaca jawaban yang ditulis Sayidah Fatimah dan membenarkannya.
Sayidah Fatimah sa berjuang keras dalam menuntut ilmu dan makrefat Islam. Beliau tidak menambah dan mengurangi ilmu yang disampaikan oleh ayahnya, saat menyampaikannya kepada masyarakat. Ini menunjukkan tanggung jawab besar dan amanat yang tertanam pada jiwa putri Imam Musa sa. Sayidah Fatimah menuntut ilmu dari Imam Musa, bahkan membela kebenaran dalam kondisi sulit. Beliau pun menunjukkan bahwa dirinya tegar dan tak tergoyahkan dalam membela kebenaran. Sayidah Fatimah didampingi Imam Ali Ar-Ridha as mengamalkan ilmu-ilmu yang didapatkan dari ayahnya.
Pada tahun 200 hijriah, Imam Ali Ar-Ridha as terpaksa meninggalkan kota Madinah menuju Khurasan di bawah tekanan penguasa lalim saat ini, Makmun. Imam Ridho as bertolak ke kota Marv, salah satu wilayah di Khorasan, tanpa membawa keluarganya. Setahun kemudian, Sayidah Fatimah Masumah as merindukan kakaknya yang juga pemegang imamah setelah ayahnya, Imam Musa Al-Kadzim as, bertolak menuju kota Marv. Dalam perjalanan ini, Sayidah Fatimah didampingi saudara-saudara dan ahlul Baitnya. Berita perjalanan Sayidah Fatimah bersama keluarganya ke kota Marv pun menyebar di segala penjuru, sehingga para pecinta Ahlul Bait menanti-nanti kedatangan rombongan putri Imam Musa as di kota-kota yang bakal dilewati beliau dalam perjalanannya ke kota Marv. Para pecinta Ahlul Bait as menyambut Sayidah Fatimah di kota-kota yang dilewati beliau, dengan rasa suka cita dan kerinduan yang mendalam.
Dalam setiap penyambutan di berbagai kota, Sayidah Fatimah selalu menggunakan kesempatan tersebut untuk pencerahan kepada para pecinta Ahlul Bait. Beliau dalam berbagai pidatonya mengungkap kedok di balik arogansi para penguasa Bani Abbas dan politik busuk mereka. Pada dasarnya, Sayidah Fatimah sengaja berhijrah dari Madinah ke Marv sebagai bentuk protes terhadap kondisi yang ada. Perjalanan itu merupakan bagian dari perjuangan Sayidah Fatimah sa terhadap intimidasi dan kezaliman para penguasa Bani Abbas.
Namun sangat disayangkan, perjalanan Sayidah Fatimah Masumah sa tidak berujung pada pertemuan dengan kakaknya, Imam Ali Ar-Ridho as. Sebab, rombongan Sayidah Fatimah ketika tiba di kota Saveh, menjadi sasaran serangan pasukan Bani Abbas. Mereka menutup jalan yang dilalui Sayidah Fatimah dan menggugurkan saudara-saudara Imam Ali Ar-Ridho yang mendampingi Sayidah Fatimah. Sayidah Fatimah sa dalam perjalanan tersebut jatuh sakit. Dalam kondisi sakit, Sayidah Fatimah menyadari tidak dapat melanjutkan perjalanannya ke Marv. Beliaupun meminta saudara-saudaranya untuk dihantarkan ke kota Qom. Sayidah Fatimah berkata, "Bawalah aku ke kota Qom, karena aku mendengar dari ayahku bahwa kota ini adalah pusat para pecinta Ahlul Bait as." Mendengar permintaan Sayidah Fatimah, mereka membawa beliau ke kota Qom.
Para pembesar dan masyarakat kota Qom ketika mendengar kedatangan putri Imam Musa as, berbondong-bondong menyambutnya. Seorang pecinta Ahlul Bait as dan pembesar di kota Qom yang bernama Musa bin Khazraj, menjadi tuan rumah yang akan menjamu Sayidah Fatimah selama di kota Qom. Sayidah Fatimah sa berada di kota Qom selama 17 hari. Karena rasa sakitnya, Sayidah Fatimah sa tidak dapat bertahan hidup lebih lama. Di kota suci Qom, Sayidah Fatimah Masumah sa tutup usia. Pada hari-hari terakhir masa hidupnya, Sayidah Fatimah lebih banyak menyibukkan diri bermunajat kepada Allah Swt.
Sayidah Fatimah yang berniat mengunjugi kota Marv, tidak dapat menemui saudara tercintanya, Imam Ali Ar-Ridho as. Mendengar meninggalnya Sayidah Fatimah, para pecinta Ahlul Bait berkabung, terlebih bagi Imam Ali Ar-Ridho as. Imam Kedelapan, Ali Ar-Ridho as berkata, "Barang siapa yang berziarah ke kota Qom sama halnya berziarah kepadaku di Marv."
Sayidah Fatimah dimakamkan di kota Qom. Makam itu mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi para pecinta Ahlul Bait dari seluruh dunia untuk mengunjungi kota tersebut. Berkat keberadaan Sayidah Fatimah di kota Qom telah berdiri pusat kota pendidikan agama atau hauzah. Kini, kota itu menjadi salah satu pusat pendidikan agama terbesar di dunia. Aura spritual yang dipancarkan makam suci Sayidah Fatimah sa memberikan pencerahan intelektual bagi para ulama.
Kedudukan Haji Dan Keutamaannya
Imam Ja'far Shadiq as. "Orang yang datang berhaji dan berumrah adalah utusan Allah SWT, jika mereka memohon Allah akan mengabulkannya, jika mereka berdoa Allah akan mendengar dan memenuhinya, jika mereka meminta syafaat niscaya Allah akan memberikan syafaat kepada mereka, jika mereka diam maka Allah akan memulai bagi mereka dan Allah akan mengganti setiap satu Dirham yang mereka keluarkan dengan satu juta Dirham.
Kedudukan Haji Dan Keutamaannya
Haji -di dalam istilah syariat- adalah sekumpulan ibadah (manasik) tertentu dan merupakan salah satu rukun dari rukun-rukun yang Islam tegak di atasnya, seperti dalan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muhammad Al Baqir as, beliau bersabda: Islam itu dibina atas lima perkara; sholat, zakat, puasa, haji dan wilayah.
Haji baik yang wajib atau mustahab (sunnah) sangat besar keutamaan dan pahalanya. Telah diriwayatkan banyak riwayat dari Nabi Saww dan Ahlul Bayt as tentang hal itu, diantaranya, dari Imam Ja'far Shadiq as. "Orang yang datang berhaji dan berumrah adalah utusan Allah SWT, jika mereka memohon Allah akan mengabulkannya, jika mereka berdoa Allah akan mendengar dan memenuhinya, jika mereka meminta syafaat niscaya Allah akan memberikan syafaat kepada mereka, jika mereka diam maka Allah akan memulai bagi mereka dan Allah akan mengganti setiap satu Dirham yang mereka keluarkan dengan satu juta Dirham.
Hukum orang yang mengingkari kewajiban haji dan hukum orang yang meninggalkannya.
Kewajiban haji termasuk salah satu kewajiban yang jelas, disepakati dan paten dalam agama (dharuriyyatud diyn) yang ditetapkan dalam kitab Al Quran dan Sunnah yang mulia. Oleh karena itu mengingkari kewajibannya bukan karena adanya kesalah pahaman meniscayakan kekafiran. Adapun orang yang meninggalkannya setelah sempurna baginya segala syarat yang nantinya akan disebutkan dan dia tahu akan kewajibannya dianggap sebagai sebuah pelanggaran (maksiat) yang besar.
Allah SWT berfirman di dalam Al Quran: " Merupakan kewajiban dari Allah untuk berhaji ke Baytullah atas orang yang memiliki kemampuan, dan barang siapa yang mengingkarinya maka Allah adalah maha kaya dan serba cukup dari (bantuan) seluruh alam".
Imam Ja'far Ash Shodiq as bersabda: Barang siapa yang tidak melaksanakan ibadah haji tanpa adanya halangan seperti sakit atau larangan sang penguasa maka hendaklah dia mati sebagai yahudi atau nashraniy".
Macam-macam haji
Seorang mukallaf bisa melakukan ibadah haji untuk dirinya atau orang lain yang disebut dengan haji niyabah. Adapun yang pertama (untuk diri sendiri) ada kalanya sebagai haji atau mustahab (sunnah). Haji wajib itu ada yang memang pada dasarnya wajib dan disebut dengan hajjatul islam (Haji Islam), ada juga yang wajib karena sesuatu yang lain, seperti nadzar atau karena batalnya haji wajib yang sebelumnya.
Haji juga dibagi menjadi tiga:
Haji tamattu' yang merupakan kewajiban bagi orang yang tempat tinggalnya melebihi 40 mil atau sekitar 90 km dari kota Mekkah.
Haji qiran.
Haji Ifrad, yang keduanya (3 & 4) merupakan kewajiban bagi yang bertempat tinggal di dalam kota Mekkah dan sekitarnya yang kurang dari 90 km darinya.
Masalah 1:
Kewajiban haji bagi orang mukallaf yang telah memenuhi syarat adalah sekali seumur hidup dan disebut dengan Hajjatal Islam (Haji Islam)
Masalah 2: Kewajiban haji islam adalah "segera" artinya setelah seorang mukallaf mendapatkan dirinya memiliki kemampuan maka harus bersegera pergi di tahun itu juga dan tidak boleh mengakhirkannya tanpa adanya halangan (udzur). Jika mengakhirkannya (tanpa udzur) maka dianggap melakukan pelanggaran (maksiat) dan kewajiban haji telah dicatat di pundaknya serta wajib bersegera melakukannya pada tahun berikutnya, dan begitu seterusnya.
Masalah 3: Jika diperlukan beberapa hal pelengkap untuk melakukan ibadah haji di tahun kemampuan (istitha'ah) seperti perjalanan dan hal-hal yang dibutuhkan untuk itu, maka wajib bersegera untuk dapat mempersiapkan semua persiapan tersebut sehingga ia dapat melakukannya di tahun itu. Jika seorang mukallaf lalai atas hal itu sehingga menyebabkannya tidak dapat melaksanakan ibadah haii di tahun itu, maka kewajiban haji telah tercatat di pundaknya dan wajib melaksanakannya pada tahun berikutnya, walaupun telah hilang darinya kemampuan (istitha'ah)
Syarat-Syarat Haji Islam
Wajib haji isalam itu bagi orang yang telah memiliki syarat-syarat berikut:
Akal sehat. Oleh karena itu haji tidak wajib bagi orang yang gila.
Cukup umur (baligh). Maka haji tidak wajib bagi anak kecil yang belum baligh walaupun sudah diambang masa baligh (murahiq). Jika mereka (orang yang belum baligh) melakukan ibadah haji, maka hajinya dihukumi sah, namun tidak menggugurkan kewajiban haji islam.
Al Istitha'ah, yaitu kemampuan dalam beberapa hal berikut:
Finansial yang mencakup:
· Ongkos kendaraan dan bekal selama dalam perjalanan, baik untuk makan, minum dan selainnya yang dibutuhkan selama perjalan. (masalah 7 - masalah 16)
· Nafaqah yang dapat menutupi kebutuhan keluarganya selama ditinggal dalam perjalanan haji.(masalah 17 dan masalah 18)
· Hal-hal yang primer yang dia butuhkan dalam kehidupan kesehariannya. (masalah 19 - masalah 23)
· Kembali dalam keadaan kecukupan. (masalah 24 - masalah 28)
Masalah 4: Jika seorang anak kecil yang belum baligh melakukan ihram kemudian di pertengahan (manasik) ia baligh dan dia memenuhi syarat-syarat lain (mustathi') makka haji dapat mengugurkan haji islam.
Masalah 5: Jika anak kecil yang belum baligh melakukan salah satu pelanggaran ihram berupa berburu, maka wali nya lah yang wajib mengeluarkan kaffarah untuknya. Adapun jika kaffarah lainnya maka tidak ada yang wajib menunaikannya, baik walinya atau diambilkan dari harta sang anak.
Masalah 6: Harga binatang qurban anak yang belumbaligh adalah di bawah tanggungan walinya.
Masalah 7: Tidak disyaratkan adanya bekal atau kendaraan bagi mukallaf, namun yang penting ia memiliki uang atau sejenisnya yang cukup untuk dia pergunakan sebagai bahan penukar dan pembayar ongkos kendaraan dan bekal makan, minum dan sejenisnya.
Masalah 8: Disyaratkan juga adanya ongkos kendaraan dan bekal untuk kepulangannya ke tanah airnya, jika dia memang menginginkan hal itu.
Masalah 9: Diwajibkan adanya ongkos kendaraan atau bekal itu berupa uang tunai atau sejenisnya seharga itu, maka dari itu tidak wajib haji bagi orang yang mampu untuk menghasilkan keduanya di perjalanan dengan bekerja atau sejenisnya.
Masalah 10: Jika seseorang memiliki piutang kepada orang lain dan jika ia kumpulkan dengan uang piutang tersebut, maka ia akan menjadi mustathi' diwajibkan atasnya untuk menagih piutang tersebut baik piutang tersebut memang seharusnya dibayar tunai ataupun tidak namun sudah jatuh tempo pembayarannya dengan syarat si peminjam dalam keadaan mampu membayar dan tidak ada kesulitan bagi si pemilik uang tersebut untuk menagihnya.
Masalah 11: Jika seorang perempuan telah memenuhi syarat istitha'ah kecuali ongkos perjalanan dan bekal, jika ia memiliki mahar yang masih belum dibayar oleh suaminya, maka ia wajib memintanya dan melakukan ibadah haji dengannya jika sang suami memiliki kemampuan untuk membayar maharnya dan tidak menimbulkan problem rumah tangga. Adapun jika sang suami belum mampu membayar maharnya atau jika sang istri memintanya akan menimbulkan problem rumah tangga seperti pertengkaran atau perceraian, maka dia (si perempuan) tidak perlu menagih uang mahar tersebut walaupun konsekwensinya ia tidak dianggap mustathi' dan tidak dapat melaksanakan ibadah haji.
Masalah 12: Tidak dianggap mustathi' jika melakukan haji dengan cara berhutang, walaupun ia tahu, bahwa pada tahun yang akan datang dia akan memiliki kemapuan (istitha'ah). Oleh karena seorang mukallaf yang melaksankan ibadah haji dengan mendapatkan dari hutang tidak dianggap sebagai haji islam dan tidak dapat meggugurkan kewajibannya (kelak jika mampu)
Masalah 13: Jika seorang mukallaf telah mustathi' namun pada saat yang sama dia memiliki tanggungan hutan pada orang lain, maka jika hutang tersebut belum jatuh tempo pembayarannya dan dia memiliki keyakinan akan kesanggupannya untuk melunasinya pada saatnya, atau hutang tersebut sudah jatuh tempo, namun sang pemberi piutang rela untuk ditunda masa pembayarannya, maka wajib baginya haji. Adapun selain dua kemungkinan diatas maka tidak ada kewajiban haji baginya.
Masalah 14: Jika seorang telah terkumpul padanya segala syarat istitha'ah, namun pada saat yang sama ia butuh untuk kawin. Dan jika tidak melangsungkan perkawinan akan menimbulkan berbagai problema dan kesulitan atau akan menyebabkan kehinaannya, atau menyebabkan sakit atau dikhawatirkan terjerumus kepada yang haram maka dia tidak dianggap mustathi' (artinya uang yang ia miliki dipegunakan untuk kawin, walaupun konsekwensinya ia tidak dapat melakukan ibadah haji)
Masalah 15: Jika pada tahun dimana seorang mustathi' memiliki syarat-syarat cukup untuk haji, namun ongkos perjalanan haji naik dan melebihi batas kewajaran (tidak seperti biasanya) maka dia tetap wajib untuk haji dan tidak boleh menundanya sampai tahun berikutnya selama kelebihan harga tersebut masih tidak mengeluarkannya dari istitha'ah, kecuali jika dengan membayar ongkos yang mahal tersebut menjadikan problem dan kesulitan ekonomi dalam kehidupan kesehariannya, maka haji tidak wajib baginya.
Masalah 16: Jika seorang mukallaf dengan memperhatikan kemampuan finansial dirinya mengambil kesimpulan, bahwa dirinya belum mustathi' maka tidak wajib baginya untuk berusaha mendapatkannya, walaupun memiliki perkiraan, bahwa jika dia berusaha untuk mencari jalan dan usaha untuk berangkat berhaji dia akan mendapatkannya dan menjadi mustathi'. Namun jika seseorang ragu apakah dirinya sudah mustathi' atau belum, maka wajib untuk menghitung dan memastikan keadaan ekonomi dirinya sehingga mendapatkan kepastian akan hal itu.
Masalah 17: Disyaratkan dalam kemampuan finansial agar memiliki apa yang dibutuhkan oleh keluarga yang ditinggalkan sampai ia kembali pulang dari haji.
Masalah 18: Yang dimaksud dengan keluarga yang harus dipenuhi kebutuhannya adalah yang dianggap dalam pandangan umum (uruf) sebagai anggota keluarga, walaupun tidak wajib nafaqah secara syar'iy.
Masalah 19: Disyaratkan seorang mukallaf memiliki hal-hal yang primer dalam kehidupan kesehariannya yang layak bagi dirinya dalam pandangan umum. Dan tidak diharuskan adanya barang-barang tersebut sendiri, namun cukup baginya adanya uang atau sejenisnya yang dia dapat mempergunakannya untuk memenuhi apa yang dibutuhkan.
Masalah 20:
a. Fisik
b. Jalan yang terbuka dan aman.
c. Cukup waktu



























