کمالوندی
Hamas Tolak Tuntutan Pelucutan Senjata Perlawanan
Seorang anggota senior gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, mengatakan,"Kami menyambut baik setiap usulan untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina, tetapi yang diinginkan Netanyahu adalah agar Hamas menyerah".
Tehran, Pars Today, Sami Abu Zuhri, anggota senior Hamas dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera mengatakan, "Tuntutan pelucutan senjata perlawanan tidak dapat dinegosiasikan dan tidak akan dilaksanakan".
Ia menambahkan,"Adanya senjata perlawanan karena adanya pendudukan, dan senjata ini untuk mempertahankan bangsa dan hak-haknya".
Abu Zuhri mengungkapkan,"Perdana Menteri Israel telah menetapkan persyaratan yang mustahil untuk menggagalkan kesepakatan apa pun guna mencapai gencatan senjata".
Ia menegaskan,"Rezim pendudukan tidak memberikan jaminan apa pun untuk mengakhiri perang dalam usulan barunya dan hanya menuntut pembebasan tawanannya".
Kepala biro politik Hamas di luar Palestina mengatakan, "Kami siap membebaskan semua tahanan Zionis sekaligus dengan imbalan gencatan senjata dan penarikan pasukan penjajah dari Jalur Gaza".
Abu Zuhri menambahkan,"Netanyahu hanya memikirkan masa depan politiknya, dan Trump adalah kaki tangan kejahatannya dalam pembunuhan penduduk Jalur Gaza".
Ia menjelaskan bahwa Hamas tidak memiliki kontak langsung dengan pemerintah AS.
Abu Zuhri menuturkan,"Usulan yang disampaikan kepada kami adalah usulan Israel, dan untuk pertama kalinya, Israel telah menyatakan pelucutan senjata perlawanan sebagai syarat dimulainya perundingan gencatan senjata tahap kedua".
Ia melanjutkan,"Menyerah tidak memiliki tempat dalam kosakata Hamas, dan kami tidak akan menerima penghancuran keinginan rakyat Palestina".
Abu Zuhri menyatakan,"Gerakan Hamas tidak akan menyerah, tidak akan mengibarkan bendera putih, dan akan menggunakan segala cara tekanan terhadap penjajah".
Pernyataan Abu Zuhri muncul saat gerakan Hamas mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa para pemimpin gerakan sedang memeriksa, dengan rasa tanggung jawab yang tinggi, proposal yang diterimanya melalui para mediator.
Pejabat Hamas ini menambahkan,"Kami akan menyampaikan tanggapan kami sesegera mungkin, segera setelah konsultasi yang diperlukan selesai".
Gerakan Hamas sekali lagi menegaskan kembali pendiriannya yang konsisten dan berprinsip bahwa perjanjian apa pun harus mencakup gencatan senjata permanen, penarikan penuh penjajah dari Jalur Gaza, pertukaran tahanan yang sejati, dimulainya proses serius untuk membangun kembali apa yang telah dihancurkan penjajah, dan diakhirinya pengepungan kejam di Jalur Gaza.
Hamas mengumumkan kemarin bahwa tim negosiasi gerakan tersebut, yang dipimpin oleh Khalil al-Hayyah, telah melakukan perjalanan ke Kairo atas undangan Mesir.
Gerakan Hamas menambahkan,"Delegasi Hamas sedang bertemu dan berkonsultasi dengan mediator Mesir dan Qatar sebagai bagian dari upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata".
Menelisik Teori di Balik Keputusan Perang Tarif Trump
Situs The Hill dalam sebuah laporan menilai pemberlakuan tarif baru produk impor negara lain oleh Presiden AS Donald Trump terhadap sekutunya di kawasan timur dan tenggara Asia bertentangan dengan diplomasi pertahanan yang telah menyebabkan penumpukan militer di Jepang dan Filipina.
Tehran, Pars Today- outlet media Amerika, the Hill mengungkapkan, ketika isu tarif baru Trump menjadi berita utama dunia pekan lalu, Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth melakukan perjalanan ke Filipina dan Jepang, langkah pertamanya mengunjungi markas Komando Indo-Pasifik di Hawaii dan markas besar pembom strategis di Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam.
Menurut situs The Hill, ia berusaha meyakinkan sekutu Amerika di Asia Pasifik bahwa meskipun pemerintahan Trump kurang tertarik pada peristiwa di Eropa, tapi komitmennya untuk menahan China dan mendukung mitra keamanan regional Amerika tetap menjadi bagian utama dari kebijakan keamanan Washington.
Trump adalah lambang teman yang tidak dapat diandalkan, namun komitmen publik terhadap Manila dan Tokyo merupakan tanda yang memperkuat perjanjian keamanan bersama yang ditandatangani AS dengan Filipina pada tahun 1951 dan Jepang pada tahun 1960. Munculnya kembali Jepang sebagai pemain utama dalam keamanan regional telah disambut baik oleh Amerika Serikat.
Akan tetapi, masalahnya Jepang justru dikenakan tarif Trump sebesar 24%.
"Kami sangat kecewa dan menyesalkan tindakan seperti itu telah dilaksanakan," kata Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.
Presiden AS saat ini telah memberikan jeda 90 hari dalam penerapan tarif, yang khusus ditujukan bagi negara-negara yang ingin bernegosiasi dengan Washington.
Sebagai perbandingan, Filipina diperlakukan murah hati, dengan hanya dikenakan tarif sebesar 17%. AS memberlakukan sanksi berat terhadap dua sekutu regional penting lainnya: Taiwan dengan 32% dan Korea Selatan dengan 25%.
Rezim tarif, mengingat keadaan khususnya, tidak konsisten dengan perjanjian keamanan di Asia Timur, yang tidak hanya mengancam kemakmuran ekonomi di negara-negara sekutu, bahkan berpotensi mengganggu ekonomi regional dan global.
Tampaknya, Trump memanfaatkan potensi manfaat dari “teori orang gila” yang sudah lama didiskreditkan. Maksudnya, ia mencetak poin melalui ketidakpastian. Tetapi sulit untuk memprediksi bagaimana sekutu akan bereaksi, sementara keputusan yang hampir bipartisan mengenai pengerahan militer akan disertai dengan kebijakan ekonomi yang merugikan.
Mengapa Amerika Serikat Setujui Kelanjutan Negosiasi Tidak Langsung dengan Iran?
Penyelenggaraan putaran pertama perundingan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat telah menarik perhatian banyak pakar dan analis Arab dan Barat, terutama karena Iran tampil dalam perundingan ini dengan tanda-tanda kekuatan dan pada saat yang sama tidak menyimpang dari prinsip-prinsip fundamentalnya.
Tehran, Pars Today- Perundingan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat,yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Iran, Sayid Abbas Araghchi dan Utusan Khusus Presiden AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, diadakan pada hari Sabtu (12/4/2024) di Muscat, ibu kota Oman. Setelah negosiasi berakhir, para pihak memiliki penilaian yang "positif dan konstruktif" terhadap negosiasi tersebut dan sepakat untuk melanjutkannya pekan depan.
Surat kabar Al-Akhbar yang berbasis di Beirut menerbitkan laporan tentang putaran pertama perundingan antara Iran dan AS, dan menulis,"AS tahu bahwa tekanan yang tidak direncanakan dapat menyebabkan ketegangan yang meluas di kawasan, terutama karena Iran memiliki kekuatan untuk menanggapi agresi apa pun. Karena alasan ini, ada perubahan dalam taktik Amerika, sehingga Washington menyetujui negosiasi tidak langsung".
Al-Akhbar menambahkan, "Iran telah berupaya memperbaiki situasi ekonominya di bawah sanksi yang menindas dan percaya bahwa negosiasi adalah kesempatan untuk memperbaiki hubungan internasional, tetapi pada saat yang sama, Iran tidak akan mundur dari fondasi revolusionernya".
Menurut laporan ini, beberapa karakteristik dan fondasi yang kuat dalam kebijakan luar negeri Iran telah menjadikan negara tersebut pemain penting dalam negosiasi. Posisi geopolitik dan strategis Iran, yang memiliki dampak signifikan terhadap kebijakan luar negerinya, secara langsung dan tidak langsung. Selain itu, sumber daya ekonomi yang banyak dan kaya, seperti minyak, gas, dan kekayaan mineral lainnya, yang dianggap sebagai sumber daya vital dan strategis dalam perspektif global.
Selain isu-isu ini, faktor-faktor non-material berpengaruh dalam menentukan bentuk sistem politik Iran dan hubungan politik di negara tersebut. Pengalaman panjang Iran dalam negosiasi telah membuatnya mahir dalam berunding mengenai berbagai isu dan memisahkan berbagai berkas satu sama lain.
Kehadiran Iran di meja perundingan tidak berarti negara itu telah menyerah pada program nuklir atau misilnya yang damai atau mitra-mitra regionalnya. Mendukung perjuangan Palestina dan gerakan perlawanan di Lebanon, Palestina, dan Irak hingga kini masih menjadi bagian penting dari strategi Republik Islam Iran.
Amerika tahu betul bahwa mereka harus mendapatkan kembali kepercayaan Tehran yang hilang. Iran juga menekankan bahwa program nuklir sedang dalam negosiasi, bukan program rudal, yang dianggap sebagai masalah internal terkait dengan keamanan nasional Iran.
Ekonom AS: Perdamaian di Asia Barat Tidak akan Terwujud sampai Operasi CIA Berakhir
Penasihat Sekretaris Jenderal PBB di Forum Politik Antalya di Turki menyalahkan Amerika Serikat atas pecahnya perang di Asia Barat, dengan mengatakan,"Perang Suriah dimulai atas perintah presiden AS saat itu".
Jeffrey Sachs, ekonom, analis politik, dan profesor di Universitas Columbia mengkritik Amerika Serikat pada hari Sabtu (12/4/2025) di Forum Diplomasi Antalya Keempat, dengan mengatakan,"Hasutan perang Amerika mencegah tercapainya perdamaian di kawasan, yang telah menjadi sasaran manipulasi kekuatan Barat sejak Perjanjian Versailles lebih dari seratus tahun yang lalu".
Sachs menilai Amerika Serikat sebagai kekuatan pendorong di balik perang di kawasan Asia Barat. dan menambahkan,"Sampai diplomasi nyata dilaksanakan di kawasan tersebut dan operasi Badan Intelijen Amerika (CIA) berakhir, perdamaian tidak akan terwujud di kawasan".
"Pemerintah AS dan sekutunya, Israel, bertanggung jawab atas banyak krisis dan perang di kawasan, dan tindakan mereka disengaja," kata Sachs.
"Jika Amerika mengakui Palestina, perang ini mungkin akan berakhir," tambahnya.
Sachs melontarkan kritik ini ketika rezim Israel telah membantai lebih dari 50.000 orang, yang setengahnya adalah wanita dan anak-anak Palestina dalam genosida selama perang di Gaza.
Sachs menjelaskan,"Amerika Serikatlah yang menyediakan dukungan militer dan angkatan laut untuk perang Israel di Gaza dan mengelola operasi intelijen. Apa yang terjadi di Gaza saat ini semuanya, karena keterlibatan Washington sehari-hari".
Jeffrey Sachs juga menyinggung krisis Suriah dan keterlibatan AS di dalamnya, dan memberikan penjelasan tentang krisis ini, dengan mengatakan, "Perang di Suriah yang dimulai (tahun 2011) atas perintah langsung Barack Obama (saat itu Presiden AS)".
Profesor Universitas Columbia ini menekankan,"Siapa pun yang berpikir bahwa Amerika akan memenuhi kepentingan negara-negara Arab atau Turki maupun Iran adalah orang yang delusi. Imperium tidak bekerja untuk orang lain, tetapi memecah belah untuk meningkatkan dominasinya".
Di akhir pidatonya, konsultan PBB ini meminta kawasan untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan asing, dan menekankan bahwa solusi nyata akan tercapai ketika kebijakan pecah belah dan kuasai kekuatan imperialis, yang dimulai satu abad lalu harus ditinggalkan.
Analis Irak: Indikator-Indikator Kekuatan Iran, Paksa AS Berunding
Analis politik Irak, mengatakan, bahaya pembalasan Iran, atas setiap agresi potensial Israel, dan fokus pada substansi respons itu, memaksa Amerika Serikat, berunding dengan Iran, untuk menyelesaikan masalah.
Mohammed Ali, Senin (14/4/2025) menuturkan, Iran, berusaha menemukan jaminan-jaminan nyata untuk kesepakatan nuklir sebelum dimulainya perundingan dengan AS. Pihak Iran, menilai putaran pertama perundingan tidak langsung dengan AS, positif, dan digelar di tengah suasana saling menghormati.
Ia menambahkan, “Dalam perundingan ini, Iran, sama sekali tidak memberikan konsesi apa pun kepada AS, meskipun Washington punya instrumen-instrumen tekanan untuk meningkatkan eskalasi ketegangan di kawasan, tapi Iran, juga punya instrumennya sendiri. Oleh karena itu Tehran percaya AS karena fokus pada bahaya pembalasan atas setiap ancaman Israel, terpaksa berunding dengan Iran.”
Iran Unggul dalam Perundingan; AS Tarik Sejumlah Tuntutan
Stasiun televisi Al Mayadeen, dalam laporannya mengulas isu seputar perundingan nuklir Iran dan AS, Sabtu di Oman dan mengabarkan, “Tehran, saat ini di bidang nuklir berada pada posisi yang lebih tinggi, dan menolak segala bentuk penghentian program nuklirnya.”
Menurut Al Mayadeen, orang-orang Iran, menyampaikan motivasi mereka duduk di meja perundingan, pertama, perundingan harus berujung dengan pencabutan sanksi ekonomi atas Iran, kedua, Tehran, punya waktu yang cukup untuk menyiapkan kembali strateginya di kawasan, dan Iran, menentang pemerasan politik oleh AS.
Dalam laporannya, Al Mayadeen, menjelaskan, saat ini di bidang nuklir, Iran, berada di posisi yang lebih tinggi, dan menolak segala bentuk penghentian program nuklirnya, sebaliknya Presiden AS Donald Trump, mengumumkan hanya menentang penguasaan senjata nuklir oleh Iran, dan tidak menentang program nuklir negara ini. Perubahan ini dapat dianggap sebagai sebuah penarikan mundur sikap AS.
Perubahan sikap ini terjadi di saat para pejabat AS berulangkali menekankan urgensi penutupan total program nuklir Iran. Maka dari itu, jelas sekali bahwa Washington terpaksa menarik sebagian tuntutannya yang berlebihan.
Apa yang Dibicarakan Presiden Lebanon dengan Utusan AS?
Presiden Lebanon, dalam pertemuan dengan Utusan Amerika Serikat, menegaskan bahwa Israel, tidak mematuhi Resolusi 1701, dan terus melanggar wilayah teritorial Lebanon.
Utusan Amerika Serikat untuk Asia Barat, Morgan Ortagus, Sabtu (5/4/2025) bertemu dengan Presiden Lebanon, Joseph Aoun, di Istana Kepresidenan Baabda, Beirut.
Presiden Lebanon dalam pertemuan itu mengatakan, “Kami menekankan pentingnya untuk melaksanakan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, dan urgensi kepatuhan Israel, pada pelaksanaan resolusi itu.”
Ia menambahkan, “Israel lah yang melanggar gencatan senjata, dan agresi serta seluruh pelanggaran gencatan senjata oleh Israel ke Lebanon, harus dihentikan.”
Aoun menerangkan, “Dalam pertemuan ini, kami juga menekankan pentingnya masalah ini bahwa pasukan Lebanon, sudah melakukan semua yang diperlukan, dan memainkan peran mereka di wilayah-wilayah Lebanon yang dibebaskan dari Israel.”
Penekanan Joseph Aoun, untuk menghentikan agresi militer Rezim Zionis, disampaikan di saat Sekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem, dalam pidato terbarunya berkata, “Jika Israel, mengira bisa memaksakan perimbangan baru dengan serangan ke Dahiya, wilayah selatan, dan Bekaa, maka itu sama sekali tertolak.”
Ia menegaskan, “Israel, tidak boleh menganggap remeh statemen-statemen kami, pasalnya jika rezim itu tetap tidak mematuhi aturan, maka opsi-opsi lain tersedia di atas meja.”
Sekjen Hizbullah mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa terus membiarkan Israel, melancarkan serangan ke Lebanon, secara bebas, dan kapan pun mereka mau bisa melancarkan agresi.
Syeikh Naim Qassem menjelaskan, “Kami tidak akan membiarkan siapa pun merebut kekuatan dari kami untuk menghadapi Israel.”
“Jika sampai sekarang kami masih bersabar, itu adalah untuk memberi kesempatan, tapi para pejabat pemerintah Lebanon harus tahu segala sesuatu ada batasnya,” pungkas Sekjen Hizbullah.
Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon: Israel adalah Musuh Nomor Satu Kami!
Menanggapi serangan agresif berulang kali yang dilakukan rezim Zionis terhadap wilayah Lebanon, panglima militer Lebanon mengatakan bahwa rezim Zionis sebagai musuh nomor satu negaranya.
Tehran, Pars Today- Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon, Rudolf Heikal Sabtu malam mengatakan,"Musuh pertama Lebanon adalah Israel, yang terus-menerus melanggar kedaulatan Lebanon".
"Tentara Lebanon melindungi negara dengan seluruh rakyatnya, dan struktur tentaranya terdiri dari tentara dari berbagai daerah di Lebanon untuk mempertahankan tanah air dan menjaga keamanannya di dalam dan di sepanjang perbatasan".
Pengeboman AS di provinsi Saada dan Hudayda di Yaman
Pesawat tempur AS membom Pulau Kamran di provinsi barat Hudayda pada Sabtu malam sebanyak lima kali, melanjutkan agresi mereka terhadap Yaman.
Pada Sabtu malam, jet tempur militer AS menyerang wilayah Hafsin di provinsi Saada, Yaman utara, dalam empat shift.
Dalam serangan terhadap sebuah toko ini, dua warga Yaman tewas dan beberapa bangunan tempat tinggal rusak.
Angkatan bersenjata Yaman bentrok dengan kapal induk AS
Angkatan bersenjata Yaman membalas agresi AS terhadap Yaman dengan menargetkan kapal tempur AS di Laut Merah pada Minggu pagi.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan,"Selama beberapa jam terakhir, unit rudal dan pesawat nirawak Yaman, bekerja sama dengan Angkatan Laut, menyerang kapal-kapal tempur Amerika, khususnya kapal induk Truman, di Laut Merah utara, dan menyerang kapal-kapal ini dengan rudal jelajah dan pesawat nirawak".
Serangan Israel di Jalur Gaza Selatan
Pada Minggu pagi, pesawat tempur Israel menargetkan rumah tinggal dan tenda pengungsi Palestina di Khan Younis, selatan wilayah tersebut, yang menewaskan 8 warga Palestina dan melukai 20 lainnya.
Kesyahidan 19.000 anak Palestina di Gaza
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dalam sebuah pernyataan pada tanggal 5 April (Hari Anak Palestina Internasional) mengatakan, "Kejahatan rezim Zionis terhadap anak-anak Palestina tidak berhenti seiring berjalannya waktu, dan kami menuntut agar para pemimpin rezim ini diadili."
Gerakan Hamas menambahkan,"Sejak dimulainya agresi terhadap Jalur Gaza, 19.000 anak Palestina telah gugur".
Jihad melawan rezim Zionis adalah kewajiban objektif
Persatuan Cendekiawan Muslim Sedunia menyatakan penyesalan dan kesedihan atas kejahatan dan genosida yang terus dilakukan rezim Zionis di Gaza dengan mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa jihad melawan rezim Zionis dan para tentara bayaran serta prajurit yang terlibat dengannya dalam genosida rakyat Gaza di wilayah pendudukan merupakan kewajiban objektif.
Bursa Saham AS Anjlok, dan Presiden Iran Umumkan Kesiapan Militer Tingkat Tinggi
Tehran, Pars Today- Pasar saham AS mengalami pertumbuhan negatif lebih lanjut kemarin yang mencapai level terendah dalam satu hari, setelah Cina mengumumkan akan mengenakan tarif tinggi pada barang-barang Amerika sebagai balasan atas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Pezeshkian: Kita berada pada level kemampuan pertahanan tertinggi
Pada Kamis malam, Presiden Republik Islam Iran, Masoud Pezeshkian dalam panggilan telepon dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman Al Saud mengatakan, "Kami tidak berperang dengan negara mana pun, tetapi kami tidak ragu untuk membela diri, dan kesiapan serta kemampuan kami dalam hal ini berada pada level tertinggi".
Anak-anak, korban utama perang Gaza
Juru Bicara Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dalam pernyataan terbarunya tentang situasi kemanusiaan di Jalur Gaza hari Jumat (4/4/2025) mengatakan,"51 persen penduduk Gaza adalah anak-anak".
Pejabat UNRWA memperingatkan bahwa anak-anak adalah yang paling rentan terhadap serangan udara Israel.
Kesiapan Uni Eropa untuk mempertahankan kepentingannya terhadap AS
Tadi malam, Komisaris Perdagangan Uni Eropa Maroš Šefčović menyebut tarif AS "destruktif dan tidak dapat dibenarkan", dan berkata,"UE siap membela kepentingannya." Ia menambahkan, "Hubungan perdagangan UE-AS membutuhkan pendekatan baru".
Penyalahgunaan Badan Keamanan Dalam Negeri Israel oleh Netanyahu
Ronen Bar, Kepala Badan Keamanan Dalam Negeri Israel secara resmi mengumumkan pada hari Jumat bahwa perdana menteri rezim Zionis telah berusaha menghindari hadir di pengadilan untuk bersaksi dengan menyalahgunakan Shin Bet.
Ronen Bar berkata,"Netanyahu meminta saya untuk menyampaikan laporan keamanan, yang menurutnya, berdasarkan kondisi keamanan, tidak mungkin baginya untuk terus menghadiri sesi persidangan, dan Shin Bet tidak akan mengizinkan hal seperti itu".
Komandan militer Pakistan mendukung rakyat Palestina
Kemarin, komandan militer Pakistan, dalam sebuah pertemuan yang mengecam kejahatan berkelanjutan dan pelanggaran hak asasi manusia oleh rezim pendudukan Israel di Gaza, menekankan dukungan berkelanjutan Pakistan terhadap rakyat Palestina.
Ribuan warga Maroko unjuk rasa menentang penggusuran warga Gaza
Ribuan warga Maroko mengecam keras rencana rezim Zionis untuk mengusir dan merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza setelah menggelar shalat Jumat dan berdemonstrasi di berbagai kota di negara itu.
Serangan drone Ansarullah Yaman terhadap Jaffa di wilayah pendudukan
Tadi malam, Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, mengumumkan serangan pesawat tak berawak Ansar Allah terhadap Jaffa dan jatuhnya pesawat tak berawak musuh di provinsi Saada di Yaman utara
Demonstrasi Anti-Trump Meluas di Berbagai Kota di AS dan Eropa
Sejumlah orang berdemonstrasi di berbagai kota di Amerika Serikat dan Eropa menentang Presiden AS Donald Trump dan penasihatnya Elon Musk.
Setelah sepekan yang menegangkan bagi pasar keuangan yang dipicu keputusan pemerintah AS mengumumkan tarif besar-besaran, orang-orang berdemonstrasi menentang Donald Trump dan Elon Musk pada hari Sabtu di berbagai kota AS, termasuk Washington dan New York, serta berbagai kota Eropa, termasuk Berlin, Frankfurt, London, Paris, Lisbon, dan lainnya.
Menurut Pars Today, para pengunjuk rasa membawa plakat bertuliskan slogan-slogan seperti "Kembalikan demokrasi," "Serahkan informasi pribadi kami" dan "Donald, minggir, dunia sudah muak dengan omong kosongmu."
Peringatan Nowruz dihadiri oleh para duta besar dan kepala misi diplomatik digelar di Tehran
Upacara untuk merayakan Nowruz 1404 Hs diadakan pada Sabtu malam, yang diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi, dengan kehadiran banyak duta besar dan kepala misi diplomatik yang tinggal di Tehran.
Grossi: Iran tidak memiliki senjata nuklir
Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional dalam sebuah wawancara televisi Argentina La Nación Mas pada hari Sabtu mengatakan,"Meskipun memiliki cadangan uranium yang diperkaya, Iran tidak memiliki senjata nuklir."
Melihat interaksi terkini antara Washington dan Tehran, ia menyerukan percepatan proses penyelesaian masalah pengamanan.
Panglima Angkatan Darat Lebanon: Israel adalah musuh nomor satu kami
Menanggapi serangan agresif berulang kali yang dilakukan rezim Zionis terhadap wilayah negaranya, Panglima Angkatan Darat Lebanon Rudolf Heikal mengatakan,"Musuh pertama Lebanon adalah Israel, yang terus-menerus melanggar kedaulatan Lebanon".
Korupsi moral di jantung Parlemen Inggris
Kepolisian Avon dan Somerset di Inggris mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu menyatakan bahwa Dan Norris, Anggota Parlemen Partai Buruh untuk North East Somerset dan Henham telah ditangkap atas dugaan pemerkosaan dan pelanggaran seksual terhadap anak-anak.
Penangkapan anggota parlemen Inggris ini terjadi pada saat lembaga pemerintah negara tersebut menghadapi serangkaian skandal etika dan penyalahgunaan kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir.
Perlunya konvergensi negara-negara Asia untuk menghadapi kejahatan rezim Zionis
Hamidreza Hajibabaei, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Islam Iran pada pertemuan Majelis Parlemen Asia di Tashkent, Uzbekistan hari Sabtu mengatakan, "Konvergensi negara-negara Asia dapat menjadi faktor yang efektif dalam mengakhiri kejahatan rezim Zionis yang brutal."
Pesawat tempur AS terus membombardir Yaman
Melanjutkan agresinya terhadap Yaman, pesawat tempur AS membom Pulau Kamran di provinsi Hodeidah lima kali pada Sabtu malam.
Selain itu, jet tempur militer AS juga menyerang wilayah Hafsin di provinsi Saada, Yaman utara, dalam empat shift.
Lobi Israel gagal menyingkirkan pelapor PBB
Pengacara Italia, Francesca Albanese tetap menjabat sebagai Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Palestina pendudukan, meskipun ada upaya dan penentangan serius dari lobi Zionis.
Unit operasi khusus Korea Utara menguji senjata baru
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menguji senapan runduk yang akan segera tersedia bagi pasukannya saat kunjungan ke latihan unit operasi khusus negara itu.
Siapa Pemenang Kebijakan Tarif Trump?
Perdana Menteri Inggris mengkritik penerapan tarif tinggi AS pada barang-barang yang diimpor dari berbagai negara, dan mengatakan bahwa tidak ada yang akan memenangkan perang dagang tersebut, bahkan AS sendiri.
Presiden AS mengumumkan tarif dasar global sebesar 10% pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat pada "Hari Pembebasan" 2 April 2025.
Trump juga mengumumkan tarif 10% terhadap barang-barang Inggris dan tarif 20% terhadap barang-barang Uni Eropa pada momen yang bersejarah bagi perdagangan global. Lebih jauh, Amerika Serikat akan menargetkan beberapa negara dengan tarif yang jauh lebih ketat hingga 50%.
Menurut Pars Today, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menanggapi pengenaan tarif tinggi oleh Trump pada barang-barang impor ke Amerika Serikat mengatakan, "Tidak seorang pun akan memenangkan perang dagang, dan dunia seperti yang kita tahu sudah berakhir. Kami sekarang sedang bersiap untuk masa depan yang tidak diketahui. Ia memperingatkan bahwa konsekuensi tarif bea cukai bisa sangat berat bagi Inggris dan dunia, dan semua opsi tersedia untuk menangani krisis ini".
Trump peringatkan resesi ekonomi
Sementara itu, surat kabar Inggris "The Guardian" menyalahkan kebijakan tarif Presiden AS atas meluasnya resesi di AS dan meningkatnya kemiskinan di dunia.
The Guardian hari Sabtu menulis, "Hari yang disebut Trump sebagai Hari Kebebasan Ekonomi akan menjadi hari resesi di Amerika dan penderitaan bagi masyarakat dunia".
Para diktator tidak puas dengan kekuasaan
Di sisi lain, Perwakilan Demokrat Maxwell Frost dari Florida hari Sabtu mengatakan,"Para diktator sepanjang sejarah tidak pernah puas dengan kekuasaan yang mereka miliki. Mereka melanggar hukum dan kemudian menunggu orang bereaksi. Apakah orang-orang diam atau berteriak?"
Venezuela berhasil mengatasi perang dagang Trump
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menanggapi tarif bea cukai yang dikenakan Amerika Serikat kepada negaranya dengan mengatakan,"Caracas akan mengatasi masalah perdagangan dan perang ekonomi yang telah dideklarasikan oleh Presiden AS Donald Trump ke seluruh dunia".
Amerika Serikat melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia
Lin Jian, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina hari Sabtu memberikan tanggapan atas pengumuman tarif timbal balik AS dengan mengatakan,"AS telah meningkatkan tarif impor dari banyak negara, termasuk Cina, dengan dalih timbal balik".
Ia menambahkan,"Tindakan ini sangat melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia dan merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan. Cina sangat menentang tindakan ini dan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela hak dan kepentingannya yang sah".



























