کمالوندی
Pasukan AS Pindahkan Milisi Teroris Daesh dari Suriah ke Irak
Otoritas keamanan di Suriah melaporkan pasukan AS mengangkut milisi teroris Daesh dengan helikopter dari Suriah ke Irak.
Pasukan Amerika Serikat berusaha mengganggu keamanan Irak dengan memindahkan teroris Daesh dari Suriah ke Irak.
Presiden Suriah, Bashar Assad mengatakan Angkatan Udara AS yang memimpin koalisi internasional anti-Daesh dalam banyak kasus justru menjadi kekuatan militer yang menyelamatkan milisi teroris Daesh.
Dilaporkan, Amerika Serikat telah berulang kali membantu teroris Daesh di Suriah dan Irak.
Sebelumnya, kamera termal Al-Hashd al-Shabi Irak memantau pendaratan helikopter militer AS di daerah pegunungan Himreen di provinsi Salah al-Din belum lama ini.
Helikopter tersebut membawa bantuan senjata, dan peralatan untuk mendukung kelompok teroris Daesh.
Sumber keamanan Irak mengatakan bahwa teroris Daesh menggunakan senjata berat dan berbagai senjata dalam serangan terhadap pasukan al-Hashd al-Shabi di Himreen.
Sisa-sisa teroris Daesh masih tersebar di berbagai wilayah Irak dan melakukan serangan teror secara sporadis.
Daesh menyerang Irak pada tahun 2014 dengan dukungan dana dan logistik militer dari Amerika Serikat dan sekutunya termasuk Arab Saudi.(
Ditangkis, Serangan Teroris Suriah ke Pangkalan Militer Rusia di Latakia Gagal
Sebuah kelompok teroris di Suriah melancarkan serangan roket ke pangkalan militer Rusia di provinsi Latakia, tapi berhasil ditangkis.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu malam mengumumkan bahwa mereka telah menangkis serangan roket teroris di pangkalan udara Khmeimim yang dikendalikan Rusia di provinsi Latakia.
Serangan roket yang dilancarkan kelompok teroris Suriah itu terjadi Selasa malam.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, tidak ada kerusakan yang terjadi pada pangkalan udara Khmeimim.
Serangan roket itu berasal dari daerah yang dikuasai kelompok teroris di provinsi Idlib, di wilayah utara Suriah.
Militer Suriah berhasil mengalahkan kelompok Daesh dan merebutkan kembali sebagian besar wilayah yang dikuasainya di Suriah dengan bantuan Republik Islam Iran dan Rusia.
Kelompok teroris di Suriah yang masih tersisa di berbagai daerah, terutama di Idlib berupaya melancarkan berbagai serangan teror dengan bantuan AS dan sekutunya
Hamas Kirim Ucapan Selamat HUT Revolusi Islam kepada Rahbar
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), menyampaikan ucapan selamat kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, atas ulang tahun ke-42 kemenangan Revolusi Islam.
Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh dalam pesannya kepada Ayatullah Sayid Ali Khamenei, mengatakan Hamas dan rakyat Palestina berbagi kegembiraan dengan rakyat Iran pada kesempatan mulia ini.
"Kami menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya atas sikap konsisten Iran dalam mendukung cita-cita, bangsa, dan perlawanan Palestina untuk memperjuangkan hak-hak sah kami," tambahnya.
Haniyeh menuturkan Hamas berharap posisi tersebut akan terus menguat dalam mendukung bangsa Palestina dan perlawanan mereka dalam melawan bahaya dan tantangan yang dihadapi Palestina.
Rakyat Iran pada Rabu (10/2/2021) melakukan pawai kendaraan untuk merayakan hari ulang tahun kemenangan Revolusi Islam ke-42. Mereka turun ke jalan-jalan di seluruh negeri untuk memperbaiki janji setianya dengan nilai-nilai Revolusi Islam.
Lagi, Konvoi Pasukan AS Diserang di Baghdad
Sebuah konvoi logistik pasukan Amerika Serikat dilaporkan diserang di kota Baghdad, Irak.
Seperti dilaporkan kanal Telegram milik Saberin News, konvoi logistik militer AS diserang di daerah al-Lathifah, Provinsi Baghdad, Kamis (11/2/2021). Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Sebuah konvoi militer AS pada Rabu kemarin juga menjadi sasaran serangan di Provinsi Baghdad, yang diakui dilakukan oleh kelompok perlawanan Qasim al-Jabarin.
Dalam beberapa bulan terakhir, konvoi yang mengangkut logistik untuk pasukan AS di Irak berulang kali menjadi sasaran bom pinggir jalan. Sebagian besar dari konvoi itu masuk ke wilayah Irak melalui perbatasan Suriah atau Kuwait.
Inilah Dampak Relokasi Milisi Teroris dari Suriah ke Irak oleh AS
Kelompok teroris Daesh menyerang pasukan polisi di provinsi Kirkuk, yang menewaskan tiga orang dan melukai dua lainnya.
Shafaq News hari Jumat melaporkan, serangan mendadak milisi teroris Daesh terjadi di pos polisi di desa Arab Koi, yang terletak di selatan kota Daquq.
Setelah serangan itu, pasukan keamanan dan peralatan militer Irak dikirim ke zona konflik untuk merebut kendali dari tangan teroris Daesh yang terpaksa melarikan diri.
Jumat malam, milisi teroris juga menyerang sebuah kantor polisi Irak di provinsi Kirkuk.
Pasukan Amerika Serikat berusaha mengganggu keamanan Irak dengan memindahkan sisa-sisa milisi teroris Daesh dari Suriah ke Irak.
Sebelumnya, kamera termal Al-Hashd al-Shabi Irak memantau pendaratan helikopter militer AS di daerah pegunungan Himreen di provinsi Salah al-Din belum lama ini.
Helikopter tersebut membawa bantuan senjata, dan peralatan untuk mendukung kelompok teroris Daesh.
Sumber keamanan Irak mengatakan bahwa teroris Daesh menggunakan senjata berat dan berbagai senjata dalam serangan terhadap pasukan al-Hashd al-Shabi di Himreen.
Sisa-sisa teroris Daesh masih tersebar di berbagai wilayah Irak dan melakukan serangan teror secara sporadis dengan dukungan dana dan logistik militer dari Amerika Serikat bersama sekutunya, termasuk Arab Saudi.
Peringatan Yaumullah 22 Bahman di Tehran
Revolusi Islam Iran mencapai kemenangannya pada 22 Bahman 1357 Hijriah Syamsiah atau 11 Februari 1979, yang dikenal dengan "Yaumullah 22 Bahman."
Rakyat Republik Islam Iran di berbagai kota dan desa di seluruh negeri memperingati HUT Kemenangan Revolusi Islam Iran ke-42 pada hari Rabu, 10 Februari 2021.
Hari Rabu, (10/2/2021) atau 22 Bahman 1399 HS, rakyat Iran dari seluruh penjuru negeri dan di negara lain merayakan Kemenangan Revolusi Islam ke-42.
Kegiatan perayaan kemenangan Revolusi Islam digelar dengan cara yang berbeda untuk menghindari kerumunan massa di tengah pandemi Virus Corona, COVID-19.
Aksi turun ke jalan-jalan digantikan dengan pawai kendaraan dan juga perayaan secara virtual di dunia maya.
Panitia telah menetapkan rute khusus untuk pawai kendaraan di kota Tehran dan kota-kota lain di seluruh Iran. (
Inilah Syarat Iran Jika AS Cs Ingin Tehran Komitmen pada JCPOA
Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, Republik Islam Iran akan kembali pada komitmennya dalam perjanjian nuklir JCPOA ketika Amerika Serikat mencabut semua sanksi dalam praktik, dan bukan hanya lisan atau tulisan saja, serta pencabutan sanksi tersebut diverifikasi oleh Iran.
Menurut Rahbar, inilah kebijakan Republik Islam Iran yang definitif dan tidak dapat diubah, dan semua pihak dari berbagai tingkatan jabatan negara [di Iran], tidak ada yang akan menyimpang darinya.
Masalah tersebut ditegaskan Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan para komandan Angkatan Udara Militer (AU) Iran pada Minggu (7/2/2021) dalam rangka memperingati kesetiaan bersejarah pasukan AU militer Iran kepada Imam Khomeini ra pada tanggal 19 Bahman 1357 Hs (8 Februari 1979).
Rahbar juga kembali menekankan masalah perundingan nuklir JCPOA, dan menuturkan, Amerika dan Eropa tidak berhak untuk menentukan syarat, karena mereka telah melanggar kewajibannya, dan pihak yang harus menentukan syarat adalah Republik Islam karena telah menepati komitmennya.
"Mereka hanya mencabut sementara beberapa sanksi untuk jangka waktu yang sangat singkat pada fase awal, tetapi kemudian menjalankan sanksi bahkan meningkatkannya, sehingga mereka tidak memiliki hak untuk menetapkan persyaratan," imbuhnya.
Pada 8 Mei 2018, Amerika Serikat secara sepihak menarik diri dari JCPOA dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran dengan klaim baru dan direkayasa.
Sejak awal masa kepresidenannya, Donald Trump menilai JCPOA sebagai kesepakatan buruk dan akhirnya ia menarik negaranya keluar dari perjanjian nuklir internasional itu. Trump juga berjanji untuk membujuk Iran agar datang ke meja perundingan demi mencapai kesepakatan yang lebih baik dari kacamatanya dan ambisi tersebut dijalankan bersamaan dengan kebijakan tekanan maksimum terhadap Tehran.
Kini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pidato terbarunya menekankan bahwa penerapan tekanan maksimum menjadi pengulangan dari kebijakan AS yang gagal sebelumnya. Faktanya, lebih banyak dimensi kegagalan dari kebijakan Washington tersebut.
Pernyataan Rahbar dalam hal ini memuat poin-poin strategis penting mengenai masalah kedaulatan nasional Iran di segala bidang mulai dari pertahanan hingga kemandirian politik dan kemampuan ilmiah serta menjaga persatuan dan kesatuan menghadapi tekanan dan ancaman musuh.
Ayatullah Khamenei menyinggung sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang ditujukan untuk menggulingkan Iran sebagai contoh lain dari kesalahan kalkulasi AS. Beliau mengatakan, "Salah seorang terbodoh dua tahun lalu mengatakan bahwa kita akan merayakan pesta kemenangan pada Januari 2019 di Tehran. Namun lihatlah sekarang, orang ini justru telah masuk dalam kubangan sampah sejarah dan diusir dari Gedung Putih dengan cara yang buruk. Ietapi Republik Islam Iran telah berdiri tegar berkat karunia ilahi,".
Di bagian lain statemennya, Rahbar juga menyinggung kebingungan dan kepanikan rezim-rezim yang berafiliasi dengan AS di kawasan, terutama rezim Zionis. Mereka mengungkapkan ketakutan dan kecemasan tentang realitas penurunan pengaruh AS di dalam negerinya sendiri dan arena internasional. Para analis AS dan internasional mengakui bahwa sistem sosial negaranya busuk dari dalam, bahkan sebagian berbicara tentang era pasca-Amerika.
Faktanya, kesalahan kalkulasi telah menyebabkan Amerika Serikat dan sekutunya membuat keputusan fatal. Ilusi Amerika Serikat dan Eropa dalam memaksakan kondisi baru terhadap Iran juga bisa dinilai dalam konteks ini.
JCPOA adalah perjanjian internasional multilateral yang diratifikasi oleh Dewan Keamanan PBB dalam resolusi 2231. Namun, Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian internasional tersebut dan Eropa juga tidak menjalankan komitmennya terhadap JCPOA.
Oleh karena itu, tuntutan Iran saat ini bukanlah mengembalikan Amerika Serikat ke JCPOA, tetapi pencabutan sanksi dan pengembalian hak bangsanya yang dirampas, yang merupakan kewajiban Amerika Serikat dan Eropa.
HUT Kemenangan Revolusi Islam Iran ke-42
22 Bahman menjadi hari bersejarah di Republik Islam Iran. Revolusi Islam Iran mencapai kemenangannya pada 22 Bahman 1357 Hijriah Syamsiah atau 11 Februari 1979, yang dikenal dengan "Yaumullah 22 Bahman."
Rakyat Republik Islam Iran di berbagai kota dan desa di seluruh negeri memperingati HUT Kemenangan Revolusi Islam Iran ke-42 pada hari Rabu, 10 Februari 2021.
Hari Rabu, (10/2/2021) atau 22 Bahman 1399 HS, rakyat Iran dari seluruh penjuru negeri dan di negara lain merayakan Kemenangan Revolusi Islam ke-42.
Kegiatan perayaan kemenangan Revolusi Islam digelar dengan cara yang berbeda untuk menghindari kerumunan massa di tengah pandemi Virus Corona, COVID-19.
Aksi turun ke jalan-jalan digantikan dengan pawai kendaraan dan juga perayaan secara virtual di dunia maya.
Panitia telah menetapkan rute khusus untuk pawai kendaraan di kota Tehran dan kota-kota lain di seluruh Iran.
Zarif: AS yang Harus Awal Patuhi JCPOA, Bukan Iran
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menilai pemerintahan Biden belum mencapai kesimpulan akhir tentang kebijakannya dalam masalah JCPOA, tetapi kebijakan Iran sepenuhnya transparan dan tegas.
Mohammad Javad Zarif dalam sebuah wawancara eksklusif dengan jaringan berita Cina, Phoenix mengatakan, "Mengenai masalah terbaru pemerintahan AS tentang JCPOA, Iran tidak akan mengambil langkah pertama, sebab pihak AS yang harus terlebih dahulu mematuhi JCPOA.
"Sebelum mengambil keputusan apapun mengenai JCPOA, AS harus mempertimbangkan reaksi Iran atas tindakan mereka sebelumnya," ujar Menlu Iran.
Menanggapi pertanyaan wartawan Phoenix mengenai reaksi Tehran, jika Biden tidak mengambil langkah awal untuk mematuhi JCPOA; Zarif menekankan, "Masalah ini sangat jelas menunjukkan bahwa Amerika Serikat belum mengambil keputusan final, oleh karena itu Gedung Putih terpaksa akan mengoreksi berulangkali sikap Biden,".
Menjawab pertanyaan tentang kemungkinan jalan buntu dalam proses negosiasi JCPOA, jika kedua belah pihak bersikeras pada posisi mereka masing-masing, Menteri Luar Negeri Iran menjelaskan, "Dalam hal ini, Iran tidak akan memberikan konsesi apapun kepada pihak lain, dan tentu saja saya percaya jalan buntu tidak akan terjadi,".
Zarif menambahkan, "Saya percaya bahwa saat ini pemerintah Amerika sedang meninjau kebijakannya dan ada opsi yang jelas dalam masalah ini. Biden percaya bahwa kebijakan Trump salah. Itulah mengapa, mereka memutuskan untuk keluar dari situasi saat ini dan hal tersebut berarti mengarah pada pencabutan sanksi. Namun kondisi demikian tidak mengharuskan Iran memberikan konsesi,".
Pejabat Iran telah berulang kali menekankan bahwa mereka tidak pernah meninggalkan meja perundingan, dan pihak yang telah meninggalkan ruangan justru Amerika Serikat.
Tehran juga menekankan bahwa semua tindakan Iran mengurangi komitmennya di JCPOA sesuai pasal 36 kesepakatan nuklir internasional ini, akibat kelambanan pihak Eropa untuk mengkompensasikan kerusakan yang disebabkan oleh unilateralisme AS.
Angkatan Darat IRGC Sukses Gelar Manuver Militer Baru, Ini Pesannya !
Di akhir manuver militer Payambar-e Azam ke-16, Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Mayjen Hossein Salami menekankan bahwa keberhasilan latihan perang ini menunjukkan kesiagaan penuh pasukan dan kemampuannya untuk tumbuh dan bergerak maju.
Mayjen Salami hari Jumat (12/2/2021) mengatakan, "Manuver militer ini membawa kami ke malam epik dari era pertahanan suci, Karbala 5, Wal-Fajr 8, Fatah al -Mubin, Baitul Maqdis dan Tariq Al-Quds. "
"Pasukan darat IRGC menjamin keamanan, kemandirian, kehormatan dan martabat kita. Sejak kemarin hingga pagi ini terus bersinar terang dan menambah daftar prestasi dalam catatan pertahanan dan kekuatan penangkal tanah air Islam ini," ujar Komandan IRGC.
"Ini adalah tanah perlawanan, kehormatan, kesatria dan perjuangan. Hari ini IRGC teguh dan tangguh di jalan pembelaan jalan suci para syahid. Para pembela tanah air dan syuhada akan terus mempertahankan bangsa ini dan tidak akan lalai sesaat pun untuk mempertahankan kemerdekaan, kehormatan, martabat, keamanan dan keutuhan wilayah negara," tegasnya.
Pasukan Angkatan Darat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) memulai latihan Payambar-e Azam ke-16 di wilayah barat daya Iran pada Kamis dan berakhir hari ini, Jumat (12/2/2021).
Manuver militer ini digelar untuk mengevaluasi peralatan baru dan mengukur kemampuan operasional alat utama sistem persenjataan baru. Kegiatan ini melibatkan berbagai satuan yaitu unit drone, pasukan terjun payung, unit lapis baja, infanteri, pasukan khusus, dan unit artileri.
Komandan Angkatan Darat IRGC, Mohammad Pakpour mengatakan pasukan yang dipimpinnya memiliki tanggung jawab yang besar di barat laut, barat, tenggara dan timur Iran, dan sepenuhnya siap untuk menghadapi segala potensi ancaman.



























