کمالوندی
Kata'ib Sayyid al-Shuhada: Kedubes AS Pelaku Serangan Roket di Irak
Kata'ib Sayyid al-Shuhada (KSS) yang berafiliasi dengan Hashd al-Shaabi Irak menekankan, Kedutaan Besar Amerika di Baghdad pelaku serangan roket di Irak.
Kazem al-Fartusi, juru bicara KSS Senin (5/10/2020) saat diwawancarai laman Shafaq News mengatakan, "Ada bukti yang menunjukkan bahwa Kedubes AS di Irak melalui orang-orang bayarannya berada dibalik serangan roket.
"AS ingin merusak kondisi Irak dan mempengaruhi opini publik negara ini," tekan al-Fartusi.
Jubir Kata'ib Sayyid al-Shuhada (KSS) ini menjelaskan, AS melalui operasi seperti ini ingin menciptakan alasan bagi dirinya dan seperti sebelumnya berencana menarget pos-pos Hashd al-Shaabi dan faksi muqawama.
"Serangan terbaru roket yang dilakukan orang bayaran Amerika adalah serangan ke perumahan di wilayah al-Ridwaniyah di Baghdad yang menewaskan dan menciderai tujuh warga sipil termasuk sejumlah anak-anak dan perempuan.
Akal dan Cinta dalam Perjuangan Huseini di Karbala
Perjuangan Imam Hussein di Karbala adalah cermin utuh dari manusia sempurna dan Islam murni, yang menunjukkan kebenaran dan keadilan secara komprehensif dan menggambarkan kebersamaan akal dan cinta.
Gerakan Imam Hussein di Karbala bisa ditinjau dari berbagai aspek, sejarah, teologi, hukum, politik dan lainnya. Bahkan kaum revolusioner dan pencari keadilan telah melihatnya dengan berbagai pendekatan dan menafsirkannya.
Kebangkitan Imam Hussein meski telah berlalu lebih dari seribu tahun silam, tapi hingga kini tetap menjadi sumber pelajaran penting. Peristiwa Karbala secara umum dan detailnya, mengandung aspek rasionalitas sekaligus cinta, serta tidak ada kontradiksi di natar keduanya dalam gerakan penting ini. Pemikir kontemporer Iran, Syahid Muthada Muthahhari juga menyebut akal dan cinta saling melengkapi selama Asyura dan menganggap tidak ada gunanya membicarakan kelebihan satu di atas lainnya yang harus ditonjolkan.
Syahid Muthahhari mengatakan, "Ketika kita ingin melihat kelengkapan Islam, kita juga harus melihat gerakan Husseini. Kita melihat bahwa Imam Hussein telah menerapkan nilai-nilai universal Islam di Karbala. Ketika seseorang berpikir tentang peristiwa Karbala, ia melihat hal-hal yang membuatnya takjub dan berkata bahwa ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan, dan bahwa para Imam telah menekankan bahwa semua ini harus tetap hidup dan tidak pernah terlupakan. Peristiwa ini adalah cermin dari [perjuangan menjaga] Islam."
Imam Husein adalah salah satu contoh nyata dari manusia sempurna dan gerakan perjuangannya juga memiliki berbagai dimensi yang berbeda; aspek cinta dan emosi, serta aspek rasional dan logis. Faktanya, dua wajah berbeda ditunjukkan dalam perjuangan beliau. Pertama, sosok yang sama sekali tidak mau menyerah, tunduk dan setuju kepada penindas. Kedua, sosok yang penuh kelembutan ketika bermunajat dan berdoa kepada Allah swt.
Aspek pertama, yaitu aspek cinta, yang menurut Syahid Muthahhari, adalah aspek kesucian di jalan Tuhan dan sisi transendental dari perjuangan Imam Husein. Aspek ini bisa dilihat dari dalam khutbah pertamanya yang beliau sampaikan, "Keridhaan Tuhan adalah keridhaan Ahlul al-Bait, oleh karena itu kami bersabar menghadapi musibah ini". Ekspresi puncaknya disampaikan Imam Husein menjelang kesyahidannya, ketika berbicara kepada Tuhan, "Aku ridha kepada takdir-Mu, aku aku berserah diri kepada-Mu dan mematuhi perintah-Mu.Tidak ada Tuhan selain Engkau, wahai Yang Maha Mendengar munajat!"
Aspek kedua adalah aspek epik perlawanan melawan penindasan yang dilakukan rezim lalim yang berkuasa. Dengan memahami kondisi budaya, politik dan sosial pada masanya, Imam sangat menyadari bahwa masyarakat Islam sedang menuju kematian bertahap dari agama dan nilai-nilai Islam, dan gerakan perlawanan harus muncul untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Islam yang ditelah diselewengkan, dan mereformasi masyarakatnya.
Sejarah menunjukkan bahwa dalam perjuangan Imam Hussein dari awal hingga akhir, ada orang-orang yang berangsur-angsur berpisah dari kafilah Husseini, sebaliknnya dan ada yang kemudian bergabung dengan beliau. Misalnya, Hurr bin Yazid Riahi yang menemukan jalan cinta hingga kesyahidannya di jalan Husseini. Tapi ada juga, Umar bin Saad yang memilih jalan kegelapan dengan memerangi Imam Husein.
Imam Hussein juga mendengarkan nasihat welas asih dari Abdullah bin Ja'far, suami Sayidah Zainab, dan saudaranya Muhammad bin Hanafiyah dan lainnya - yang didasarkan pada alasan yang kemaslahatan akal. Tetapi Imam Husein tetap melanjutkan perjuangan dengan menggunakan pertimbangan dengan cinta dan jihad di jalan Tuhan. Beliau berkata, "Siapapun yang ingin mewakafkan hidupnya di jalan ini dan telah mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Tuhan, maka bergeraklah bersama kami."
Dalam perjalanan dari Mekah ke Kufah dan Karbala, Imam Hussein juga berseru "Ina lillahi waina ilahi rajiun (Kami dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya)" sebagai bentuk kesadaran beliau menyadari kondisi yang sedang terjadi. Beliau bertindak demi menghadapi penyimpangan pemikiran dan kemerosotan moral masyarakat yang berada di bawah rezim lalim.
Kebangkitan Imam Husein untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Islam yang telah diselewengkan penguasa Bani Umayah ketika itu. Hal ini disampaikan Imam Husein dalam surat wasiat yang disampaikan kepada saudaranya Muhammad bin Hanafiyah, "Saya tidak meninggalkan kota ini karena keegoisan dan mencari kesenangan, atau melakukan dan penindasan. Tetapi tujuan perjalanan ini untuk memerintahkan kebaikan dan melarang keburukan, amr maruf dan nahi munkar. Gerakan ini sebagai perbaikan, dan menghidupkan kembali ketentuan sesuai Sunnah Rasulullah Saw, dan ayahku, Ali bin Abi Thalib."
Selain itu, sampai saat-saat terakhir hidupnya, Imam Husein secara eksplisit menyatakan posisinya melawan Yazid dengan mengatakan, "Jika tidak ada tempat yang aman bagiku di bumi, aku tetap tidak akan berbaiat kepada Yazid." Semua ini menunjukkan rasionalitas yang bernas dari peristiwa Asyura.
Salah satu ciri rasional dari kebangkitan Imam Hussein adalah keberanian beliau mengungkap kerusakan dan kebobrokan dinasti Umayyah dan menanamkan semangat komitmen terhadap kebenaran. Penekanan khusus Imam terhadap Alquran dan sunah Nabi Muhammad Saw dalam perjuangannya melawan penindasan demi menegakkan keadilan dan kebenaran.
Tentunya, Imam Husein adalah manifestasi sempurna dari akal ilahi, sekaligus juga cinta ilahi. Jika tidak memiliki kecerdasan ilahi, beliau tidak akan memiliki cinta ilahi, dan keduanya tidak akan bisa dipisahkan satu sama lain. Cinta terhadap ibadah dan munajat kepada Allah swt menjadi dasar dari pengorbanan demi menegakkan nilai-nilai Islam.
Kebangkitan Imam Hussein merupakan manifestasi dari surat Al-Ahzab ayat 23 yang berbunyi:
مِّنَ الْمُؤْمِنِینَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّـهَ عَلَیْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن یَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِیلً
"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)".
Fisuf dan penulis Iran, Mohammad Reza Hakimi berkata, "Ketika seseorang memandang peristiwa Karbala, dia melihatnya sebagai sebuah manifestasi cinta yang indah dan pengorbanan diri maka akan terpesona. Sebab, menghadapi tangan kejam penindas yang penuh kebencian, ia melihat jiwa ksatria Imam Hussein yang rela berkorban dengan penuh cinta.
Di satu sisi gerakan Imam Hussein sangat logis dan diperhitungkan, dengan metode tertentu dan hasil tertentu. Jalan sejarah Islam, yang dimulai dengan perang menegakkan kebenaran melawan kebatilan diwujudkan dalam kebangkitan Imam Hussein. Dengan pertemuan akal dan cinta, gerakan Husseini menghapus tabir kemunafikan dan menghidupkan kembali Islam sejati.
Rahasia keabadian perjuangan Karbala tergambar dalam slogan "Setiap hari adalah Asyura, setiap tanah adalah Karbala" yang menyatukan akal dan cinta dalam perjuangan menegakkan keadilan dan kebenaran.
Imam Hussein lebih menyukai kematian dengan kehormatan daripada hidup dengan penghinaan, sehingga kebebasan dan keadilan akan tetap hidup selamanya. Semoga kita juga bisa mereguk manfaat dari setetes kecil lautan ilmu Imam Hussein dan menyerap keagungan jiwanya yang berjuang tanpa pamrih hingga mempersembahkan kesyahidannya.(
Al-Nujaba: Kedutaan AS di Baghdad, Sebuah Pangkalan Militer
Gerakan al-Nujaba Irak menyatakan bahwa Kedutaan Amerika Serikat di Baghdad merupakan sebuah pangkalan militer, bukan misi diplomatik.
Wakil Sekjen Gerakan al-Nujaba, Nasr al-Shammari pada hari Rabu (30/9/2020) mengatakan tidak seorang pun berhak memberikan legitimasi kepada penjajah, dan orang-orang yang mengklaim bahwa AS datang atas permintaan pemerintah Irak, mereka terang-terangan telah berbohong.
“Kubu perlawanan tidak takut kepada AS. Para agresor dan boneka Amerika di kawasan tidak akan mampu merusak tekad kelompok perlawanan,” tegasnya.
Wilayah pemukiman al-Ridwaniyah menjadi sasaran serangan roket pada Senin lalu yang menyebabkan lima orang tewas dan dua lainnya terluka. Media dan jejaring sosial yang berafiliasi dengan AS dan Arab Saudi, menuding kelompok perlawanan terlibat dalam serangan tersebut.
Sektor militer di Bandara Internasional Baghdad juga berulang kali menjadi sasaran serangan roket dalam beberapa pekan terakhir.
Mayoritas rakyat Irak dan faksi-faksi politik menuntut pengusiran pasukan AS dari negara mereka. Parlemen Irak telah meloloskan sebuah resolusi terkait pengusiran pasukan AS.
Demo Anti Netanyahu kembali Digelar di Quds Pendudukan
Para demonstran anti Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menggelar aksi protes di Quds Pendudukan.
Menurut laporan IRIB, sekaitan dengan ini, para demonstran hari Rabu (30/9/2020) berkumpul di depan gedung parlemen (Knesset) dan meneriakkan slogan-slogan anti kebijakan Netanyahu.
Bumi Paletina pendudukan selama beberapa bulan terakhir berulang kali mengalami aksi demo menentang skandal suap dan korupsi Benjamin Netanyahu serta kinerja lemah perdana menteri dalam menangani pandemi Corona.
Demonstran seraya mengkritik kinerja lemah kabinet Netanyahu mengontrol Corona dan kasus korupsi perdana menteri beserta istrinya, menuntut pengunduran diri Netanyahu.
Netanyahu selama beberapa bulan terakhir dililit empat berkas skandal korupsi. Skandal yang melilit Netanyahu ini disebut oleh media dengan skandal 1000, 2000, 3000 dan 4000
Wakil Suriah Desak Diakhirinya Pendudukan Dataran Tinggi Golan oleh Israel
Wakil tetap Suriah di kantor PBB di Jenewa Rabu (30/9/2020) kembali menuntut diakhirinya pendudukan Dataran Tinggi Golan Suriah oleh rezim Zionis Israel.
Menurut laporan Kantor Berita Suriah SANA, Hussam Eddin Ala di sidang ke 45 Dewan HAM PBB di Jenewa mengatakan, meski ada keputusan Dewan HAM dan lembaga utama PBB yang menuntut diakhirinya pendudukan Golan oleh Israel, namun rezim ini masih melanjutkan aksi ilegal dan memaksakan undang-undangnya di Dataran Tinggi Golan.
Seraya mengutuk dilanjutkannya proyek pembangunan distrik Zionis, Ala menambahkan, kolonialisme dalam bentuk distrik Zionis, kebijakan menghancurkan desa dan kota pendudukan, memaksa pindah warga kota dan desa ini dengan tujuan menggantikannya dengan pemukim Zionis, merupakan dasar kebijakan Israel sejak awal menduduki Palestina dan Dataran Tinggi Golan.
Rezim Zionis tahun 1967 mencaplok sekitar 1.200 km persegi tanah Suriah di Dataran Tinggi Golan dan kemudian memasukkan daerah jajahan ini ke wilayah Palestina pendudukan.
Masyarakat internasional tidak pernah mengakui secara resmi aneksasi tersebut.
Hamas Tekankan Perlawanan Bersenjata Hadapi Israel
Anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) seraya menekankan dilanjutkannya perlawanan bersenjata menyebut Tepi Barat Sungai Jordan sebagai jantung perlawanan terhadap rezim Zionis Israel.
"Dialog untuk rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas berlanjut selama bertahun-tahun dan perundingan terbaru untuk melawan rencana normalisasi hubungan sejumlah negara Arab dengan Israel serta rencana pendudukan Tepi Barat sukses," papar Mousa Abu Marzouk Kamis (1/10/2020) dalam wawancaranya dengan Kantor Berita Shahab.
"Faksi-faksi Palestina harus berusaha membentuk strategi nasional bersama dan Dewan Nasional serta harus dibentuk persatuan nasional di resistensi rakyat Palestina," ungkap Abu Marzouk.
Anggota Hamas ini terkait normalisasi hubungan sejumlah negara Arab dengan Israel menjelaskan, rakyat Palestina harus melawan aksi-aksi normalisasi hubungan karena Amerika ingin menciptakan kesulitan di kawasan Asia Barat.
"Hamas dan pejuang muqawama tidak akan meninggalkan perlawanan bersenjata hingga tercapainya hak-hak legal bangsa Palestina," tambah Abu Marzouk.
Fatah dan Hamas baru-baru ini menggelar perundingan di Istanbul, Turki dan di Doha, Qatar. Di perundingan tersebut ditekankan usaha dan langkah bersama untuk membela hak serta kepentingan bangsa Palestina serta melawan ancaman dan kendala di isu Palestina hingga terealisasinya kebebasan, kemerdekaan dan pembentukan negara independen Palestina dengan ibukota al-Quds.
Damaskus Minta Pasukan AS Angkat Kaki dari Suriah
Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad menyebut teroris sebagai instrumen yang berbiaya murah bagi AS di wilayah Asia Barat dan ia meminta pasukan teroris Amerika keluar dari Suriah.
Mekdad dalam wawancara dengan surat kabar al-Watan Suriah, Kamis (1/10/2020) mengatakan AS melakukan manuver baru untuk memperluas kebijakan ofensifnya terhadap rakyat Suriah di ranah politik dan militer.
"AS terus melakukan manuver terhadap rakyat Suriah dan mereka menjalankan kebijakan itu dengan merangkul teroris," ujarnya.
"Suriah adalah sebuah negara kesatuan dan dapat melawan konspirasi AS yang bertujuan untuk melayani rezim Zionis, para teroris, dan ekstremis pembunuh," tegas Mekdad.
"AS harus meninggalkan Suriah tanpa syarat, dan rakyat Suriah harus melanjutkan upaya nasionalnya untuk memperkuat dan menstabilkan negara," imbuhnya.
AS dan sekutunya secara ilegal dan tanpa persetujuan pemerintah Damaskus, mengerahkan pasukannya ke Suriah dengan dalih memerangi teroris.
Washington tidak hanya mendukung teroris di Suriah, tetapi juga menjatuhkan sanksi terhadap pemerintah Damaskus sehingga tidak dapat menjalin kerja sama dengan sekutunya untuk program rekonstruksi.
Doa Kumail bin Ziyad ra
Doa ini adalah salah satu doa yang sudah masyhur. Allamah Majlisi ra berkata, “Doa ini adalah doa yang terbaik. Doa ini adalah doa Nabi Khidhir as. Amirul Mukminin as telah menganjarkannya kepada Kumail, salah seorang sahabat khusus beliau. Doa ini dibaca pada malam nishfu Syakban dan malam Jumat. Doa ini sangat bermanfaat untuk menolak kejahatan musuh, membuka pintu rezeki, dan mengampuni dosa.”
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ، وَ بِقُوَّتِكَ الَّتِيْ قَهَرْتَ بِهَا كُلَّ شَيْءٍ، وَ خَضَعَ لَهَا كُلُّ شَيْءٍ، وَ ذَلَّ لَهَا كُلُّ شَيْءٍ، وَ بِجَبَرُوْتِكَ الَّتِيْ غَلَبْتَ بِهَا كُلَّ شَيْءٍ، وَ بِعِزَّتِكَ الَّتِيْ لاَ يَقُوْمُ لَهَا شَيْءٌ، وَ بِعَظَمَتِكَ الَّتِيْ مَلأَتْ كُلَّ شَيْءٍ، وَ بِسُلْطَانِكَ الَّذِيْ عَلاَ كُلَّ شَيْءٍ، وَ بِوَجْهِكَ الْبَاقِيْ بَعْدَ فَنَاءِ كُلِّ شَيْءٍ، وَ بِأَسْمَائِكَ الَّتِي مَلأَتْ أَرْكَانَ كُلِّ شَيْءٍ، وَ بِعِلْمِكَ الَّذِيْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ، وَ بِنُوْرِ وَجْهِكَ الَّذِي أَضَاءَ لَهُ كُلُّ شَيْءٍ. يَا نُوْرُ يَا قُدُّوْسُ، يَا أَوَّلَ اْلاَوَّلِيْنَ وَ يَا آخِرَ اْلاَخِرِينَ
Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, dengan kekuatan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu, kepadanya tunduk segala sesuatu dan terhadapnya merasa hina segala sesuatu, dengan keagungan-Mu yang dengannya Engkau kalahkan segala sesuatu, dengan kemuliaan-Mu yang segala sesuatu tidak dapat melawannya, dengan kebesaran-Mu yang memenuhi segala sesuatu, dengan kerajaan-Mu yang lebih tinggi dari sesuatu, dengan Zat-Mu yang kekal setelah sirnanya segala sesuatu, dengan asma-Mu yang memenuhi tonggak segala sesuatu, dengan ilmu-Mu yang mencakup segala sesuatu, dan dengan cahaya Zat-Mu yang menyinari segala sesuatu. Wahai Nur, wahai Yang Mahasuci, wahai Yang Awal dari segala yang awal dan wahai Yang Akhir dari segala yang akhir
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِي تَهْتِكُ الْعِصَمَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِي تُنْزِلُ النِّقَمَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِي تُغَيِّرُ النِّعَمَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِي تَحْبِسُ الدُّعَاءَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِي تُنْزِلُ الْبَلاَءَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي كُلَّ ذَنْبٍ أَذْنَبْتُهُ، وَ كُلَّ خَطِيئَةٍ أَخْطَأْتُهَا،
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat merobek-robek tirai penjagaan(ku). Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat menyebabkan turunnya siksa. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat merusak karunia. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat merintangi doa. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang dapat menurunkan malapetaka. Ya Allah, ampunilah segala dosa yang pernah kulakukan dan setiap kesalahan yang pernah kukerjakan.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَتَقَرَّبُ إِلَيْكَ بِذِكْرِكَ، وَ أَسْتَشْفِعُ بِكَ إِلَى نَفْسِكَ، وَ أَسْأَلُكَ بِجُوْدِكَ أَنْ تُدْنِيَنِيْ مِنْ قُرْبِكَ، وَ أَنْ تُوْزِعَنِيْ شُكْرَكَ، وَ أَنْ تُلْهِمَنِيْ ذِكْرَكَ،
Ya Allah, aku mendekatkan diri kepada-Mu dengan mengingat-Mu, aku memohon pertolongan kepada-Mu (untuk menuju) ke haribaan-Mu, aku memohon kepada-Mu dengan kemurahan-Mu agar Kaudekatkan daku ke haribaan-Mu, mengajarkanku untuk bersyukur kepada-Mu dan membimbingku untuk selalu mengingat-Mu
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ سُؤَالَ خَاضِعٍ مُتَذَلِّلٍ خَاشِعٍ أَنْ تُسَامِحَنِيْ وَ تَرْحَمَنِيْ وَ تَجْعَلَنِيْ بِقِسْمِكَ رَاضِيًا قَانِعًا، وَ فِي جَمِيعِ اْلاَحْوَالِ مُتَوَاضِعًا،
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu laksana permohonan seorang hamba yang rendah diri, hina, dan penuh kekhusyukan agar Engkau memaafkan dan mengasihiku serta menjadikanku rela nan puas dengan pemberian-Mu dan rendah hati dalam setiap keadaan
اَللَّهُمَّ وَ أَسْأَلُكَ سُؤَالَ مَنِ اشْتَدَّتْ فَاقَتُهُ، وَ أَنْزَلَ بِكَ عِنْدَ الشَّدَائِدِ حَاجَتَهُ، وَ عَظُمَ فِيْمَا عِنْدَكَ رَغْبَتُهُ، اَللَّهُمَّ عَظُمَ سُلْطَانُكَ وَ عَلاَ مَكَانُكَ وَ خَفِيَ مَكْرُكَ وَ ظَهَرَ أَمْرُكَ وَ غَلَبَ قَهْرُكَ وَ جَرَتْ قُدْرَتُكَ، وَ لاَ يُمْكِنُ الْفِرَارُ مِنْ حُكُومَتِكَ،
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu laksana permohonan orang yang telah terdesak oleh kesulitannya, yang hanya memohon keperluan kepada-Mu ketika ia ditimpa kesulitan dan yang besar dambaannya untuk meraih apa yang ada di sisi-Mu. Ya Allah, Mahaagung kerajaan-Mu, Mahatinggi kedudukan-Mu, selalu tersembunyi rencana-Mu, selalu tampak segala titah-Mu, selalu menang kekuatan-Mu, selalu mendominasi kekuasaan-Mu dan tidak mungkin untuk lari dari (cengkeraman) kekuasaan-Mu
اَللَّهُمَّ لاَ أَجِدُ لِذُنُوْبِيْ غَافِرًا، وَ لاَ لِقَبَائِحِيْ سَاتِرًا، وَ لاَ لِشَيْءٍ مِنْ عَمَلِيَ الْقَبِيْحِ بِالْحَسَنِ مُبَدِّلاَ غَيْرَكَ، لاَ إِلَهَ إِلاَ أَنْتَ، سُبْحَانَكَ وَ بِحَمْدِكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَ تَجَرَّأْتُ بِجَهْلِيْ وَ سَكَنْتُ إِلَى قَدِيمِ ذِكْرِكَ لِيْ وَ مَنِّكَ عَلَيَّ،
Ya Allah, tidak kutemukan pengampun bagi dosa-dosakku, tidak pula
penutup bagi semua keburukanku dan tidak juga perubah kelakuanku yang buruk menjadi perbuatan baik melainkan Engkau. Tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau dan dengan segala puji kepada-Mu, aku telah menganiaya diriku, aku telah berani melanggar karena kebodohanku dan (meskipun demikian), aku masih merasa tenang karena Engkau masih selalu mengingatku dan melimpahkan karunia-Mu atas diriku
. اَللَّهُمَّ مَوْلاَيَ كَمْ مِنْ قَبِيْحٍ سَتَرْتَهُ، وَ كَمْ مِنْ فَادِحٍ مِنَ الْبَلاَءِ أَقَلْتَهُ (أَمَلْتَهُ)، وَ كَمْ مِنْ عِثَارٍ وَقَيْتَهُ، وَ كَمْ مِنْ مَكْرُوهٍ دَفَعْتَهُ، وَ كَمْ مِنْ ثَنَاءٍ جَمِيْلٍ لَسْتُ أَهْلاً لَهُ نَشَرْتَهُ،
Ya Allah, Maulaku, betapa banyak keburukan(ku) yang telah Kaututupi, betapa banyak malapetaka dahsyat yang telah Kauhindarkan, betapa banyak ketergelinciran (dosa) yang telah Kaujaga (dariku), betapa banyak malapetaka yang telah Kaugagalkan, dan betapa banyak pujian baik yang tak layak bagiku Kau anugerahkan.
اَللَّهُمَّ عَظُمَ بَلاَئِيْ، وَ أَفْرَطَ بِيْ سُوْءُ حَالِيْ، وَ قَصُرَتْ (قَصَّرَتْ) بِيْ أَعْمَالِيْ، وَ قَعَدَتْ بِيْ أَغْلاَلِيْ، وَ حَبَسَنِيْ عَنْ نَفْعِيْ بُعْدُ أَمَلِيْ (آمَالِيْ)، وَ خَدَعَتْنِي الدُّنْيَا بِغُرُورِهَا وَ نَفْسِيْ بِجِنَايَتِهَا (بِخِيَانَتِهَا) وَ مِطَالِيْ،
Ya Allah, besar sudah bencanaku, berlebihan sudah keburukan keadaanku,
sedikit sekali amal-amalku, membebaniku belenggu-belenggu (dosa)ku, angan-angan panjang (duniawi) telah menahan segala keuntungan dariku dan dunia telah memperdayaku dengan tipuannya, hawa nafsuku dengan tindak penentangannya dan kelalaianku (untuk bertobat).
يَا سَيِّدِيْ فَأَسْأَلُكَ بِعِزَّتِكَ أَنْ لاَ يَحْجُبَ عَنْكَ دُعَائِيْ سُوْءُ عَمَلِيْ وَ فِعَالِيْ، وَ لاَ تَفْضَحْنِي بِخَفِيِّ مَا اطَّلَعْتَ عَلَيْهِ مِنْ سِرِّيْ، وَ لاَ تُعَاجِلْنِيْ بِالْعُقُوْبَةِ عَلَى مَا عَمِلْتُهُ فِي خَلَوَاتِيْ، مِنْ سُوْءِ فِعْلِيْ وَ إِسَاءَتِيْ، وَ دَوَامِ تَفْرِيْطِيْ وَ جَهَالَتِيْ، وَ كَثْرَةِ شَهَوَاتِيْ وَ غَفْلَتِي،
Wahai Tuanku, kumohon kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu agar
kejelekan amal dan perilakuku tidak merintangi doaku dari-Mu, jangan Kaupermalukan aku karena rahasia-rahasiaku yang hanya diketahui oleh-Mu dan jangan
Kau segerakan siksaan karena semua yang kukerjakan dalam kesendirianku, dari buruknya perbuatan dan kejahatanku, keterusmenerusanku dalam kealpaan (dosa) dan kebodohan serta banyaknya nafsu dan kelalaianku
وَ كُنِ اَللَّهُمَّ بِعِزَّتِكَ لِيْ فِيْ كُلِّ الأَحْوَالِ (فِي الأَحْوَالِ كُلِّهَا) رَؤُوْفًا، وَ عَلَيَّ فِيْ جَمِيْعِ الأُمُوْرِ عَطُوْفًا، إِلَهِيْ وَ رَبِّيْ، مَنْ لِيْ غَيْرُكَ أَسْأَلُهُ كَشْفَ ضُرِّيْ وَ النَّظَرَ فِيْ أَمْرِيْ،
Ya Allah, dengan kemuliaan-Mu, sayangilah aku dalam segala suasana dan
kasihilah aku dalam segala urusan. Ilahi, Rabbi, siapa lagi bagiku selain Engkau yang dapat kumohon agar menguraikan jeratan tali deritaku dan memperhatikan urusanku.
إِلَهِيْ وَ مَوْلاَيَ، أَجْرَيْتَ عَلَيَّ حُكْمًا اتَّبَعْتُ فِيْهِ هَوَى نَفْسِيْ، وَ لَمْ أَحْتَرِسْ فِيْهِ مِنْ تَزْيِيْنِ عَدُوِّي، فَغَرَّنِيْ بِمَا أَهْوَى وَ أَسْعَدَهُ عَلَى ذَلِكَ الْقَضَاءُ فَتَجَاوَزْتُ بِمَا جَرَى عَلَيَّ مِنْ ذَلِكَ بَعْضَ (مِنْ نَقْضِ) حُدُودِكَ، وَ خَالَفْتُ بَعْضَ أَوَامِرِكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ (الْحُجَّةُ) عَلَيَّ فِي جَمِيْعِ ذَلِكَ، وَ لاَ حُجَّةَ لِيْ فِيْمَا جَرَى عَلَيَّ فِيْهِ قَضَاؤُكَ وَ أَلْزَمَنِيْ حُكْمُكَ وَ بَلاَؤُكَ،
Ilahi, Maulaku, Engkau telah menentukan sebuah hukum dan perintah terhadapku yang aku lebih mementingkan hawa nafsuku darinya, dan berkenaan dengannya, aku tidak bertindak waspada terhadap tipuan musuhku (hawa nafsu dan setan), lalu ia membujukku dengan hal-hal yang menggiurkan dan ketentuan (langit pun) menolongnya dalam hal ini sehingga aku berani melanggar sebagian ketentuan-ketentuan yang Kautetapkan bagiku dan menentang sebagian perintah-perintah-Mu. Maka, dalam semua (kelakuanku) itu Engkau memiliki dalih (untuk menjatuhkan hukuman) atasku, dan tiada alasan (lagi) bagiku (menolak) ketentuan (hukuman)-Mu atasku, dan (begitu juga) hukum dan bencana-Mu yang harus menimpaku.
وَ قَدْ أَتَيْتُكَ يَا إِلَهِيْ بَعْدَ تَقْصِيْرِي وَ إِسْرَافِيْ عَلَى نَفْسِيْ مُعْتَذِرًا نَادِمًا، مُنْكَسِرًا مُسْتَقِيْلاً، مُسْتَغْفِرًا مُنِيْبًا، مُقِرًّا مُذْعِنًا مُعْتَرِفًا، لاَ أَجِدُ مَفَرًّا مِمَّا كَانَ مِنِّيْ وَ لاَ مَفْزَعًا أَتَوَجَّهُ إِلَيْهِ فِيْ أَمْرِيْ غَيْرَ قَبُوْلِكَ عُذْرِيْ وَ إِدْخَالِكَ إِيَّايَ فِي سَعَةِ (سَعَةٍ مِنْ) رَحْمَتِكَ،
Kini aku datang menghadap-Mu, ya Ilahi, setelah semua kecerobohan dan
kezalimanku atas diriku memohon maaf, mengungkapkan penyesalan, dengan hati luluh, merasa jera, mengharap ampunan, bertaubat, mengakui (kelalaian), menyadari (kecerobohan dan) menginsafi (kesalahan). Tiada kutemui
tempat melarikan diri dari dosa-dosa yang telah kulakukan dan tiada pula tempat berlindung agar kuterlepas dari noda dan beban melainkan Kaukabulkan permohonan ampunanku dan memasukkan daku dalam lautan rahmat-Mu.
اَللَّهُمَّ (إِلَهِيْ) فَاقْبَلْ عُذْرِيْ، وَ ارْحَمْ شِدَّةَ ضُرِّيْ، وَ فُكَّنِيْ مِنْ شَدِّ وَثَاقِيْ، يَا رَبِّ ارْحَمْ ضَعْفَ بَدَنِيْ، وَ رِقَّةَ جِلْدِيْ، وَ دِقَّةَ عَظْمِيْ، يَا مَنْ بَدَأَ خَلْقِيْ وَ ذِكْرِيْ وَ تَرْبِيَتِيْ وَ بِرِّيْ وَ تَغْذِيَتِي، هَبْنِيْ ِلابْتِدَاءِ كَرَمِكَ وَ سَالِفِ بِرِّكَ بِيْ،
Ya Allah, terimalah alasan (pengakuan)ku ini, kasihanilah beratnya kepedihanku dan bebaskanlah daku dari jeratan belengguku. Ya Rabbi, kasihanilah kelemahan tubuhku, kelembutan kulitku, dan kerapuhan tulangku. Wahai Zat yang mula-mula menciptakanku, menyebut dan mendidikku, memperlakukanku dengan baik dan memberiku kehidupan, berikanlah kepadaku (anugerah-Mu) karena karunia-Mu yang terdahulu dan perbuatan baik-Mu terhadapku (yang telah Kaulakukan terhadap diriku).
يَا إِلَهِيْ وَ سَيِّدِيْ وَ رَبِّيْ، أَ تُرَاكَ مُعَذِّبِيْ بِنَارِكَ بَعْدَ تَوْحِيْدِكَ، وَ بَعْدَ مَا انْطَوَى عَلَيْهِ قَلْبِيْ مِنْ مَعْرِفَتِكَ، وَ لَهِجَ بِهِ لِسَانِيْ مِنْ ذِكْرِكَ، وَ اعْتَقَدَهُ ضَمِيْرِيْ مِنْ حُبِّكَ، وَ بَعْدَ صِدْقِ اعْتِرَافِيْ وَ دُعَائِيْ خَاضِعًا لِرُبُوْبِيَّتِكَ،
Ya Ilahi, Tuanku dan Tuhanku, apakah Engkau akan menyiksaku dengan api-Mu
setelah aku mengesakan-Mu, setelah hatiku tenggelam dalam makrifat-Mu, setelah lidahku bergetar menyebut-Mu, setelah hatiku terikat cinta dengan-Mu, dan setelah segala ketulusan pengakuanku dan dan permohonanku seraya tunduk bersimpuh pada rububiyah-Mu?
هَيْهَاتَ أَنْتَ أَكْرَمُ مِنْ أَنْ تُضَيِّعَ مَنْ رَبَّيْتَهُ، أَوْ تُبْعِدَ (تُبَعِّدَ) مَنْ أَدْنَيْتَهُ، أَوْ تُشَرِّدَ مَنْ آوَيْتَهُ، أَوْ تُسَلِّمَ إِلَى الْبَلاَءِ مَنْ كَفَيْتَهُ وَ رَحِمْتَهُ،
Tidak, Engkau terlalu mulia untuk mencampakkan orang yang telah Kauayomi, menyisihkan orang yang telah Kaudekatkan, mengusir orang yang telah Kaunaungi, atau menjerumuskan ke jurang bencana orang yang telah Kaucukupi dan rahmati.
وَ لَيْتَ شِعْرِيْ يَا سَيِّدِيْ وَ إِلَهِيْ وَ مَوْلاَيَ، أَ تُسَلِّطُ النَّارَ عَلَى وُجُوْهٍ خَرَّتْ لِعَظَمَتِكَ سَاجِدَةً، وَ عَلَى أَلْسُنٍ نَطَقَتْ بِتَوْحِيْدِكَ صَادِقَةً وَ بِشُكْرِكَ مَادِحَةً، وَ عَلَى قُلُوْبٍ اعْتَرَفَتْ بِإِلَهِيْتِكَ مُحَقِّقَةً، وَ عَلَى ضَمَائِرَ حَوَتْ مِنَ الْعِلْمِ بِكَ حَتَّى صَارَتْ خَاشِعَةً، وَ عَلَى جَوَارِحَ سَعَتْ إِلَى أَوْطَانِ تَعَبُّدِكَ طَائِعَةً وَ أَشَارَتْ بِاسْتِغْفَارِكَ مُذْعِنَةً،
Aduhai diriku, wahai Tuanku, Ilahi dan Maulaku. Apakah Engkau akan melemparkan ke neraka wajah-wajah yang tunduk rebah karena kebesaran-Mu, lidah-lidah yang dengan tulus mengikrarkan keesaan-Mu dan dengan mensyukuri karunia-Mu ia memuji(-Mu), kalbu-kalbu yang dengan sepenuh hati mengakui ketuhanan-Mu, hati nurani yang dipenuhi dengan pengetahuan tentang-Mu sehingga ia bergetar ketakutan, dan anggota-anggota tubuh yang telah mematuhi untuk menjadi hamba-Mu dan dengan merendah ia memohon ampunan-Mu? Tidak sedemikian itu dugaan (kami) pada-Mu, dan juga tidak demikian kami diberitahukan tentang kemuliaan-Mu, wahai Zat Yang Mulia, ya Tuhanku
مَا هَكَذَا الظَّنُّ بِكَ وَ لاَ أُخْبِرْنَا بِفَضْلِكَ عَنْكَ، يَا كَرِيمُ يَا رَبِّ أَنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفِيْ عَنْ قَلِيْلٍ مِنْ بَلاَءِ الدُّنْيَا وَ عُقُوبَاتِهَا وَ مَا يَجْرِيْ فِيْهَا مِنَ الْمَكَارِهِ عَلَى أَهْلِهَا، عَلَى أَنَّ ذَلِكَ بَلاَءٌ وَ مَكْرُوهٌ قَلِيْلٌ مَكْثُهُ، يَسِيْرٌ بَقَاؤُهُ، قَصِيْرٌ مُدَّتُهُ، فَكَيْفَ احْتِمَالِيْ لِبَلاَءِ الاَخِرَةِ وَ جَلِيْلِ(حُلُوْلِ) وُقُوْعِ الْمَكَارِهِ فِيهَا، وَ هُوَ بَلاَءٌ تَطُوْلُ مُدَّتُهُ، وَ يَدُوْمُ مَقَامُهُ، وَ لاَ يُخَفَّفُ عَنْ أَهْلِهِ ِلاَنَّهُ لاَ يَكُوْنُ إِلاَ عَنْ غَضَبِكَ وَ انْتِقَامِكَ وَ سَخَطِكَ، وَ هَذَا مَا لاَ تَقُوْمُ لَهُ السَّمَاوَاتُ وَ اْلأَرْضُ،
Engkau mengetahui kelemahanku (untuk menanggung) malapetaka dunia dan siksa-siksanya serta kesusahan-kesusahan yang menimpa para penghuninya, padahal semua
malapetaka dan kesusahan itu singkat zamannya, sebentar lalunya, dan pendek masanya. Maka, apakah mungkin aku sanggup menanggung bencana akhirat dan siksaan-siksaan yang dahsyat di sana? Sedangkan semua itu adalah bencana yang panjang masanya dan kekal, serta tidak akan diringankan bagi orang-orang yang berhak mendapatkannya, sebab semua itu terjadi karena murka, balasan, dan amarah-Mu. Inilah yang tidak dapat ditanggung oleh langit dan bumi
يَا سَيِّدِيْ فَكَيْفَ لِيْ (بِيْ) وَ أَنَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيلُ الْحَقِيْرُ الْمِسْكِيْنُ الْمُسْتَكِيْنُ، يَا إِلَهِيْ وَ رَبِّيْ وَ سَيِّدِيْ وَ مَوْلاَيَ، لأَيِّ الأَمُوْرِ إِلَيْكَ أَشْكُوْ، وَ لِمَا مِنْهَا أَضِجُّ وَ أَبْكِي، لأَلِيْمِ الْعَذَابِ وَ شِدَّتِهِ أَمْ لِطُوْلِ الْبَلاَءِ وَ مُدَّتِهِ، فَلَئِنْ صَيَّرْتَنِيْ لِلْعُقُوْبَاتِ مَعَ أَعْدَائِكَ وَ جَمَعْتَ بَيْنِيْ وَ بَيْنَ أَهْلِ بَلاَئِكَ وَ فَرَّقْتَ بَيْنِيْ وَ بَيْنَ أَحِبَّائِكَ وَ أَوْلِيَائِكَ،
Wahau Tuanku, bagaimana dengan diriku? Padahal aku adalah hamba-Mu yang lemah, rendah, hina, malang, dan papa. Ya Ilahi, Rabbi, Tuanku, dan Maulaku, kiranya urusan mana lagi yang dapat kuadukan kepada-Mu dan untuk urusan manakah aku mesti merintih dan menangis; untuk perihnya azab dan beratnya siksa, atau untuk lamanya derita dan langgengnya bencana? Sekiranya Engkau siksa aku bersama para musuh-Mu, Engkau kumpulkan aku bersama para penghuni siksa-Mu dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih-Mu
فَهَبْنِيْ يَا إِلَهِيْ وَ سَيِّدِيْ وَ مَوْلاَيَ وَ رَبِّيْ صَبَرْتُ عَلَى عَذَابِكَ، فَكَيْفَ أَصْبِرُ عَلَى فِرَاقِكَ، وَ هَبْنِيْ (يَا إِلَهِيْ) صَبَرْتُ عَلَى حَرِّ نَارِكَ، فَكَيْفَ أَصْبِرُ عَنِ النَّظَرِ إِلَى كَرَامَتِكَ، أَمْ كَيْفَ أَسْكُنُ فِي النَّارِ وَ رَجَائِيْ عَفْوُكَ، فَبِعِزَّتِكَ يَا سَيِّدِيْ وَ مَوْلاَيَ أُقْسِمُ صَادِقًا، لَئِنْ تَرَكْتَنِيْ نَاطِقًا لأَضِجَّنَّ إِلَيْكَ بَيْنَ أَهْلِهَا ضَجِيْجَ الآمِلِينَ (الآلِمِينَ)، وَ لأَصْرُخَنَّ إِلَيْكَ صُرَاخَ الْمُسْتَصْرِخِينَ، وَ لأَبْكِيَنَّ عَلَيْكَ بُكَاءَ الْفَاقِدِينَ، وَ لأُنَادِيَنَّكَ أَيْنَ كُنْتَ يَا وَلِيَّ الْمُؤْمِنِيْنَ، يَا غَايَةَ آمَالِ الْعَارِفِيْنَ، يَا غِيَاثَ الْمُسْتَغِيْثِيْنَ، يَا حَبِيبَ قُلُوبِ الصَّادِقِينَ، وَ يَا إِلَهَ الْعَالَمِينَ،
anggaplah (dalam kondisi seperti ini), ya Ilahi, Tuanku, Maulaku dan Rabbi, aku dapat sabar menanggung siksa-Mu, mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dari-Mu? Dan anggaplah aku dapat bersabar menahan panas api-Mu, mana mungkin aku dapat menutup mata dari memandang anugerah (ampunan)-Mu? Atau mana mungkin aku tinggal di neraka padahal harapanku hanyalah maaf-Mu? Maka, demi kemuliaan-Mu, wahai Tuanku dan Maulaku, aku bersumpah dengan tulus seandainya Engkau biarkan aku berbicara (di sana), niscaya aku akan merintih di tengah para penghuninya seperti rintihan mereka yang masih menyimpan harapan, aku akan menjerit di hadapan-Mu layaknya jeritan mereka yang memohon pertolongan, aku akan menangis di haribaan-Mu seperti tangisan mereka yang kehilangan (harapan), dan aku akan menyeru-Mu di manakah Engkau, wahai Pelindung Mukminin, wahai Puncak Harapan kaum ‘ârif, wahai Lindungan kaum yang memohon perlindungan, wahai Kekasih hati hamba-hamba yang tulus, dan wahai Tuhan semesta alam.
أَ فَتُرَاكَ سُبْحَانَكَ يَا إِلَهِيْ وَ بِحَمْدِكَ، تَسْمَعُ فِيهَا صَوْتَ عَبْدٍ مُسْلِمٍ سُجِنَ (يُسْجَنُ) فِيهَا بِمُخَالَفَتِهِ، وَ ذَاقَ طَعْمَ عَذَابِهَا بِمَعْصِيَتِهِ، وَ حُبِسَ بَيْنَ أَطْبَاقِهَا بِجُرْمِهِ وَ جَرِيرَتِهِ، وَ هُوَ يَضِجُّ إِلَيْكَ ضَجِيْجَ مُؤَمِّلٍ لِرَحْمَتِكَ، وَ يُنَادِيْكَ بِلِسَانِ أَهْلِ تَوْحِيْدِكَ، وَ يَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِرُبُوْبِيَّتِكَ، يَا مَوْلاَيَ فَكَيْفَ يَبْقَى فِي الْعَذَابِ وَ هُوَ يَرْجُوْ مَا سَلَفَ مِنْ حِلْمِكَ، أَمْ كَيْفَ تُؤْلِمُهُ النَّارُ وَ هُوَ يَأْمُلُ فَضْلَكَ وَ رَحْمَتَكَ، أَمْ كَيْفَ يُحْرِقُهُ لَهِيْبُهَا وَ أَنْتَ تَسْمَعُ صَوْتَهُ وَ تَرَى مَكَانَهُ، أَمْ كَيْفَ يَشْتَمِلُ عَلَيْهِ زَفِيْرُهَا وَ أَنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفَهُ، أَمْ كَيْفَ يَتَقَلْقَلُ بَيْنَ أَطْبَاقِهَا وَ أَنْتَ تَعْلَمُ صِدْقَهُ، أَمْ كَيْفَ تَزْجُرُهُ زَبَانِيَتُهَا وَ هُوَ يُنَادِيْكَ يَا رَبَّهْ، أَمْ كَيْفَ يَرْجُوْ فَضْلَكَ فِي عِتْقِهِ مِنْهَا فَتَتْرُكُهُ (فَتَتْرُكَهُ) فِيْهَا، هَيْهَاتَ مَا ذَلِكَ الظَّنُّ بِكَ وَ لاَ الْمَعْرُوفُ مِنْ فَضْلِكَ وَ لاَ مُشْبِهٌ لِمَا عَامَلْتَ بِهِ الْمُوَحِّدِيْنَ مِنْ بِرِّكَ وَ إِحْسَانِكَ،
Mungkinkah persangkaan terhadap-Mu, (sedang) Engkau Mahasuci, ya Ilahi dan demi pujian terhadap-Mu, kala Engkau mendengar suara seorang hamba Muslim yang terkurung di dalam neraka karena keingkarannya, merasakan siksanya karena kedurhakaannya, ditahan di antara lapisan-lapisannya karena dosa dan kezalimannya, sedangkan ia merintih kepada-Mu seperti rintihan orang yang menharap rahmat-Mu, menyeru-Mu dengan lidah ahli tauhid-Mu dan bertawassul kepada-Mu dengan (perantara) ketuhanan-Mu (lalu Engkau membiarkannya menderita sendirian)?! Ya Maulaku, bagaimana mungkin ia kekal dalam siksa sedangkan ia selalu mengharap karunia-Mu yang telah (terlimpahkan selalu)?Bagaimana mungkin api neraka menyakitinya sedangkan ia selalu mendambakan anugrah dan rahmat-Mu? Mana mungkin jilatannya menghanguskannya padahal Engkau dengar suaranya dan lihat
posisinya? Bagaimana mungkin kobarannya mengurungnya sedangkan Engkau mengetahui kelemahannya? Mana mungkin ia tergelapar-gelepar di dalamnya sedangkan Engkau mengetahui kejujurannya? Bagaimana mungkin Malaikat Zabâniyah (penjaga neraka) mengenyahkannya sedangkan ia menyeru-Mu, “Ya Rabbî”? Bagaimana mungkin ia mengharapkan anugerah-Mu untuk membebaskannya dari (sengatan api)nya lalu Kaubiarkan ia di dalamnya? Tidak, tidak demikianlah persangkaanku terhadap-Mu, bukan yang telah dikenal dari anugerah-Mu dan bukan pula seperti kebaikan-Mu yang pernah Kauperlakukan orang-orang yang bertauhid dengannya
فَبِالْيَقِيْنِ أَقْطَعُ لَوْلاَ مَا حَكَمْتَ بِهِ مِنْ تَعْذِيْبِ جَاحِدِيْكَ وَ قَضَيْتَ بِهِ مِنْ إِخْلاَدِ مُعَانِدِيْكَ لَجَعَلْتَ النَّارَ كُلَّهَا بَرْدًا وَ سَلاَمًا وَ مَا كَانَ (كَانَتْ) ِلأَحَدٍ فِيْهَا مَقَرًّا وَ لاَ مُقَامًا (مَقَامًا)، لَكِنَّكَ تَقَدَّسَتْ أَسْمَاؤُكَ أَقْسَمْتَ أَنْ تَمْلأَهَا مِنَ الْكَافِرِينَ، مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ أَجْمَعِينَ، وَ أَنْ تُخَلِّدَ فِيْهَا الْمُعَانِدِيْنَ، وَ أَنْتَ جَلَّ ثَنَاؤُكَ قُلْتَ مُبْتَدِئا وَ تَطَوَّلْتَ بِاْلإَنْعَامِ مُتَكَرِّما، أَ فَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًا لاَ يَسْتَوُوْنَ،
Dengan penuh keyakinan aku berani bersumpah, kalau bukan karena keputusan-Mu untuk menyiksa orang-orang yang mengingkari-Mu dan ketetapan dari-Mu untuk mengekalkan orang-orang yang melawan-Mu (di dalam neraka), niscaya Kaujadikan seluruh neraka sejuk dan damai serta ia tidak akan menjadi tempat tinggal bagi siapa pun. Tetapi, Mahakudus asma-Mu, Engkau telah bersumpah untuk memenuhinya dengan orang-orang kafir dari golongan jin dan manusia seluruhnya dan mengekalkan kaum durhaka di dalamnya. Engkau, sungguh agung pujian-Mu, Engkau telah berfirman sebelumnya dan telah memberikan anugerah (kepada seluruh makhluk) bahwa “apakah orang yang Mukmin itu sama dengan orang yang durjana (fasik)? (Sungguh) mereka itu tidak sama!”
إِلَهِيْ وَ سَيِّدِيْ فَأَسْأَلُكَ بِالْقُدْرَةِ الَّتِيْ قَدَّرْتَهَا، وَ بِالْقَضِيَّةِ الَّتِيْ حَتَمْتَهَا وَ حَكَمْتَهَا، وَ غَلَبْتَ مَنْ عَلَيْهِ أَجْرَيْتَهَا، أَنْ تَهَبَ لِيْ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَ فِيْ هَذِهِ السَّاعَةِ كُلَّ جُرْمٍ أَجْرَمْتُهُ وَ كُلَّ ذَنْبٍ أَذْنَبْتُهُ وَ كُلَّ قَبِيْحٍ أَسْرَرْتُهُ وَ كُلَّ جَهْلٍ عَمِلْتُهُ، كَتَمْتُهُ أَوْ أَعْلَنْتُهُ، أَخْفَيْتُهُ أَوْ أَظْهَرْتُهُ، وَ كُلَّ سَيِّئَةٍ أَمَرْتَ بِإِثْبَاتِهَا الْكِرَامَ الْكَاتِبِيْنَ الَّذِيْنَ وَكَّلْتَهُمْ بِحِفْظِ مَا يَكُوْنُ مِنِّيْ وَ جَعَلْتَهُمْ شُهُودًا عَلَيَّ مَعَ جَوَارِحِيْ وَ كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيْبَ عَلَيَّ مِنْ وَرَائِهِمْ وَ الشَّاهِدَ لِمَا خَفِيَ عَنْهُمْ، وَ بِرَحْمَتِكَ أَخْفَيْتَهُ، وَ بِفَضْلِكَ سَتَرْتَهُ،
Ya Ilahi, wahai Tuanku, aku memohon kepada-Mu dengan kodrat yang telah Kautentukan dan dengan qadhâ` yang telah Kautetapkan dan putuskan, serta Engkau pasti dapat mengalahkan orang dikenainya, agar Engkau mengampuni di malam dan saat ini juga setiap nista yang pernah kulakukan, setiap dosa yang pernah kukerjakan, setiap keburukan yang pernah kurahasiakan, setiap kebodohan yang pernah kulakukan; yang kusembunyikan atau kutampakkan, kututupi atau kutunjukkan, dan setiap kejelekan yang telah Engkau suruh para malaikat yang mulia untuk mencatatnya; mereka yang telah Kautugaskan untuk merekam segala yang ada padaku,
Kaujadikan mereka saksi-saksi bersama seluruh anggota badanku, sedangkan Engkau sendiri menjadi pengawas (segala perilaku)ku di belakang mereka dan saksi bagi apa yang tidak terpantau oleh mereka. Dengan rahmat-Mu Engkau telah menyembunyikan (keburukan-keburukan) itu dan dengan karunia-Mu Engkau telah menutupinya;
وَ أَنْ تُوَفِّرَ حَظِّيْ مِنْ كُلِّ خَيْرٍ أَنْزَلْتَهُ (تُنْزِلُهُ)، أَوْ إِحْسَانٍ فَضَّلْتَهُ (تُفَضِّلُهُ)، أَوْ بِرٍّ نَشَرْتَهُ (تَنْشُرُهُ)، أَوْ رِزْقٍ بَسَطْتَهُ (تَبْسُطُهُ)، أَوْ ذَنْبٍ تَغْفِرُهُ، أَوْ خَطَإٍ تَسْتُرُهُ،
dan agar Engkau memperbanyak bagianku dari setiap kebaikan yang Engkau turunkan, dari setiap karunia yang Kaulimpahkan, dari setiap keberuntungan yang Kausebarkan, dari setiap rezeki yang Kaucurahkan, dari setiap dosa yang Kauampuni, atau dari setiap kesalahan yang Kaututupi
يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، يَا إِلَهِيْ وَ سَيِّدِيْ وَ مَوْلاَيَ وَ مَالِكَ رِقِّيْ، يَا مَنْ بِيَدِهِ نَاصِيَتِيْ، يَا عَلِيمًا بِضُرِّيْ (بِفَقْرِي) وَ مَسْكَنَتِيْ، يَا خَبِيْرًا بِفَقْرِيْ وَ فَاقَتِيْ،
Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi, ya Ilahi, wahai Tuanku, wahai Maulaku, wahai Pemilik ikhtiarku, wahai Zat yang di tangan-Nya ubun-ubunku, wahai Zat yang mengetahui kesengsaraan dan kemalanganku, wahai Zat yang mengetahui kefakiran dan kepapaanku,
يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، أَسْأَلُكَ بِحَقِّكَ وَ قُدْسِكَ، وَ أَعْظَمِ صِفَاتِكَ وَ أَسْمَائِكَ، أَنْ تَجْعَلَ أَوْقَاتِيْ مِنَ (فِي) اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ بِذِكْرِكَ مَعْمُوْرَةً، وَ بِخِدْمَتِكَ مَوْصُوْلَةً، وَ أَعْمَالِيْ عِنْدَكَ مَقْبُوْلَةً حَتَّى تَكُونَ أَعْمَالِيْ وَ أَوْرَادِيْ (إِرَادَتِيْ) كُلُّهَا وِرْدًا وَاحِدًا وَ حَالِيْ فِيْ خِدْمَتِكَ سَرْمَدًا،
ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu demi kebenaran dan kesucian-Mu, demi sifat-sifat dan
asma-Mu yang agung, jadikanlah waktu malam dan siangku dipenuhi oleh mengingat-Mu dan senantiasa berkhidmat kepada-Mu, dan
amal-amalku diterima di sisi-Mu sehingga seluruh perbuatan dan ucapanku menyatu (demi Engkau) dan keadaanku selalu berbakti kepada-Mu untuk selamanya.
يَا سَيِّدِيْ يَا مَنْ عَلَيْهِ مُعَوَّلِيْ، يَا مَنْ إِلَيْهِ شَكَوْتُ أَحْوَالِيْ، يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ، قَوِّ عَلَى خِدْمَتِكَ جَوَارِحِيْ، وَ اشْدُدْ عَلَى الْعَزِيْمَةِ جَوَانِحِيْ، وَ هَبْ لِيَ الْجِدَّ فِي خَشْيَتِكَ وَ الدَّوَامَ فِي اْلإِتِّصَالِ بِخِدْمَتِكَ، حَتَّى أَسْرَحَ إِلَيْكَ فِي مَيَادِيْنِ السَّابِقِيْنَ وَ أُسْرِعَ إِلَيْكَ فِي الْبَارِزِيْنَ (الْمُبَادِرِيْنَ)، وَ أَشْتَاقَ إِلَى قُرْبِكَ فِي الْمُشْتَاقِينَ، وَ أَدْنُوَ مِنْكَ دُنُوَّ الْمُخْلِصِيْنَ، وَ أَخَافَكَ مَخَافَةَ الْمُوْقِنِينَ، وَ أَجْتَمِعَ فِيْ جِوَارِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ،
Wahai Tuanku, wahai Tempat tumpuan (hidup)ku, wahai Zat yang kepada-Nya kuadukan keadaanku, ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi, kokohkanlah anggota badanku untuk berkhidmat kepada-Mu, teguhkanlah hatiku untuk melaksanakan niatku, dan anugerahkanlah kepadaku kesungguhan untuk takut kepada-Mu dan senantiasa
berbakti kepada-Mu sehingga aku dapat bergegas menuju-Mu bersama para pendahulu, berlari kepada-Mu bersama orang-orang yang berpacu, merindukan untuk dekat ke (haribaan)-Mu bersama orang-orang yang merindukan-Mu, mendekat kepada-Mu bak dekatnya orang-orang yang yang tulus, takut kepada-Mu bak takutnya orang-orang yang yakin, dan berkumpul di haribaan-Mu bersama mukminin
اَللَّهُمَّ وَ مَنْ أَرَادَنِيْ بِسُوْءٍ فَأَرِدْهُ وَ مَنْ كَادَنِيْ فَكِدْهُ، وَ اجْعَلْنِيْ مِنْ أَحْسَنِ عَبِيْدِكَ نَصِيْبًا عِنْدَكَ وَ أَقْرَبِهِمْ مَنْزِلَةً مِنْكَ وَ أَخَصِّهِمْ زُلْفَةً لَدَيْكَ، فَإِنَّهُ لاَ يُنَالُ ذَلِكَ إِلاَّ بِفَضْلِكَ، وَ جُدْ لِيْ بِجُودِكَ، وَ اعْطِفْ عَلَيَّ بِمَجْدِكَ، وَ احْفَظْنِيْ بِرَحْمَتِكَ،
Ya Allah, sesiapa bermaksud buruk kepadaku, balaslah ia dan sesiapa ingin memperdayakanku, perdayakanlah ia, jadikanlah aku hamba-Mu yang paling baik
nasibnya di sisi-Mu, yang paling dekat kedudukannya dengan-Mu, dan yang paling paling istimewa tempatnya di dekat-Mu; karena semua itu tidak akan tercapai kecuali dengan karunia-Mu, limpahkanlah kemurahan-Mu padaku, sayangilah aku dengan keagungan-Mu, jagalah diriku dengan rahmat-Mu
وَ اجْعَلْ لِسَانِيْ بِذِكْرِكَ لَهِجًا، وَ قَلْبِيْ بِحُبِّكَ مُتَيَّمًا، وَ مُنَّ عَلَيَّ بِحُسْنِ إِجَابَتِكَ، وَ أَقِلْنِيْ عَثْرَتِيْ، وَ اغْفِرْ زَلَّتِي، فَإِنَّكَ قَضَيْتَ عَلَى عِبَادِكَ بِعِبَادَتِكَ، وَ أَمَرْتَهُمْ بِدُعَائِكَ، وَ ضَمِنْتَ لَهُمُ اْلإِجَابَةَ،
gerakkanlah lidahku untuk selalu berzikir kepada-Mu dan penuhilah kalbuku
dengan cinta kepada-Mu, anugrahkanlah kepadaku ijabah-Mu yang baik, dan ampunilah ketergelinciranku. Sungguh Engkau telah mewajibkan kepada hamba-hamba-Mu untuk beribadah kepada-Mu dan Engkau perintahkan mereka untuk berdoa kepada-Mu, serta Engkau menjamin kepada mereka untuk mengabulkannya
فَإِلَيْكَ يَا رَبِّ نَصَبْتُ وَجْهِيْ، وَ إِلَيْكَ يَا رَبِّ مَدَدْتُ يَدِيْ، فَبِعِزَّتِكَ اسْتَجِبْ لِيْ دُعَائِيْ، وَ بَلِّغْنِيْ مُنَايَ، وَ لاَ تَقْطَعْ مِنْ فَضْلِكَ رَجَائِيْ، وَ اكْفِنِي شَرَّ الْجِنِّ وَ اْلإِنْسِ مِنْ أَعْدَائِيْ،
Maka, kepada-Mu, ya Rabbi, kini kuhadapkan wajahku dan kepada-Mu, ya Rabbi,
kupanjatkan tanganku. Maka, demi kemuliaan-Mu, perkenankanlah doaku, sampaikan daku kepada cita-citaku, jangan Kauputuskan harapanku akan karunia-Mu, dan lindungilah aku dari kejahatan jin dan manusia musuh-musuhku
يَا سَرِيْعَ الرِّضَا، اغْفِرْ لِمَنْ لاَ يَمْلِكُ إِلاَّ الدُّعَاءَ، فَإِنَّكَ فَعَّالٌ لِمَا تَشَاءُ، يَا مَنِ اسْمُهُ دَوَاءٌ وَ ذِكْرُهُ شِفَاءٌ وَ طَاعَتُهُ غِنًى، ارْحَمْ مَنْ رَأْسُ مَالِهِ الرَّجَاءُ، وَ سِلاَحُهُ الْبُكَاءُ، يَا سَابِغَ النِّعَمِ، يَا دَافِعَ النِّقَمِ، يَا نُورَ الْمُسْتَوْحِشِينَ فِي الظُّلَمِ، يَا عَالِمًا لاَ يُعَلَّمُ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ، وَ افْعَلْ بِيْ مَا أَنْتَ أَهْلُهُ.
Wahai Zat yang Mahacepat rida-Nya, ampunilah hamba yang tidak memiliki apa pun kecuali doa, karena Engkau akan melakukan apa yang Kaukehendaki. Wahai Yang asma-Nya adalah obat, mengingat-Nya adalah penyembuh, dan ketaatan-Nya adalah kekayaan, kasihanilah hamba yang modal utamanya hanya harapan dan senjatanya adalah tangisan. Wahai Penabur karunia, wahai Penolak bencana, wahai Cahaya (yang menerangi) mereka yang terhempas dalam kegelapan, wahai Yang Mahatahu tanpa diberitahu, sampaikanlah Muhammad dan keluarga Muhammad, dan lakukanlah atas diriku apa yang layak bagi-Mu.
وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ وَ الاَئِمَّةِ الْمَيَامِيْنِ مِنْ آلِهِ (أَهْلِهِ) وَ سَلَّمَ تَسْلِيمًا (كَثِيرًا)
limpahkanlah salawat-Mu atas semoga Allah selalu mencurahkan salawat dan salam atas Rasul-Nya dan para imam yang mulia dari kalangan keluarganya.
Al Nujaba Irak: Senjata-senjata Presisi Sudah Diaktifkan
Sekjen Gerakan Al Nujaba Irak meminta seluruh kelompok politik Irak untuk menyikapi aktivitas Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad.
Fars News (27/9/2020) melaporkan, Akram Al Kaabi di akun Twitternya mendesak diambilnya sikap tegas seluruh kelompok politik Irak untuk menyikapi aktivitas militer Kedubes Amerika di negara itu.
Akram Al Kaabi menuturkan, jika semua diam, kubu perlawanan akan mengambil sikap khusus, terutama dengan mengaktifkan "senjata-senjata presisi".
Sekjen Al Nujaba juga menyebut Kedubes Amerika sebagai pangkalan militer. Menurutnya, Kedubes Amerika telah menginjak-injak kedaulatan nasional Irak, dan Al Nujaba menunggu sikap resmi semua gerakan politik terkait Kedubes Amerika.
Ia menambahkan, pangkalan yang dibangun Amerika di jantung Baghdad, dan dinamai kedutaan besar, telah menyebarluaskan praktik korupsi, dan sibuk melakukan aksi destruktif.
Sebelumnya pada Sabtu (26/9) Akram Al Kaabi mengatakan, Kedubes Amerika, dan personilnya di Irak melakukan pelanggaran norma diplomatik, dan aktivitas militer-intelijen yang merusak.
Hamas Tekankan Rekonsiliasi Nasional Lawan Konspirasi Israel
Anggota Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menekankan keharusan rekonsiliasi dan persatuan nasional untuk melawan konspirasi rezim Zionis Israel.
Menurut laporan IRIB, Ismail Ridwan, anggota senior Hamas Ahad (27/9/2020) malam menekankan, kesepakatan Gerakan Hamas dan Fatah di Istanbul, Turki mencapai visi sempurna yang bertumpu pada penyelenggaraan pemilu legislatif dan ketua Otorita Palestina serta Dewan Nasional dan partisipasi penuh seluruh faksi dan kelompok politik Palestina dan bersandar pada strategi nasional yang satu bagi perlawanan rakyat di kondisi saat ini.
"Hamas serius untuk menggapai rekonsiliasi dan persatuan nasional serta melawan rencana kesepakatan abad, aneksasi sebagian wilayah Tepi Barat ke bumi pendudukan serta sikap tergesa-gesa sejumlah negara menormalisasi hubungan dengan Israel," tegas Ismail Ridwan.
Sementara itu, Rafat Nassif, anggota senior Hamas alinnya menyatakan, reformasi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang bersandar pada prinsip demokrasi dan damai yang menjadi penjamin partisipasi seluruh rakyat Palestina, merupakan simbol kembalinya isu dan cita-cita bangsa Palestina dengan partisipasi seluruh rakyat Palestina baik di dalam maupun mereka yang tinggal di luar negeri di medan perang.
"Melawan rezim Zionis dan menghentikan rencana rezim ini membutuhkan percepatan aktivitas dan partisipasi seluruh rakyat Palestina di rencana pembebasan dan pemanfaatan kemampuan bangsa Palestina di dalam dan luar negeri," ungkap Nassif.
Fatah dan Hamas Kamis lalu di akhir sidang mereka di Istanbul, Turki menekankan dilanjutkannya upaya bersama untuk membela hak dan kepentingan bangsa Palestina serta melawan ancaman dan kendala yang dihadapi isu Palestina hingga terealisasinya kebebasan dan kemerdekaan serta pembentuka negara independen Palestina dengan ibukota Quds.



























