کمالوندی
Barham Salih: Iran Pemain Geopolitik Besar di Kawasan
Presiden Irak Barham Salih menegaskan,"Bangsa Irak menghendaki hubungan yang baik dengan Iran."
Seperti dilaporkan televisi al-Alam, Barham Salih usai menyampaikan di sidang tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss dalam sebuah wawawancara menekankan pentingnya dialog dengan Iran dan menyatakan, tidak ada negara yang diijinkan mendikte Irak dengan siapa harus berhubungan dan bagaimana bentuk hubungan tersebut.
Presiden Irak juga menjelaskan, permintaan keluarnya pasukan Amerika bukan indikasi upaya atau permusuhan, tapi sebuah respon atas pelanggaran kedaulatan yang disaksika oleh bangsa Irak.
"Syahid Letjen Qasem Soleimani, komandan pasukan Quds IRGC adalah simbol Iran yang mendukung militer Irak dan selama bertahun-tahun terlibat perjuangan keras melawan kelompok teroris Daesh (ISIS)," papar Salih.
Menyusul teror secara pengecut Amerika terhadap Jenderal Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan Hashd al-Shaabi di dekat Bandara Udara Baghdad pada Jumat (03/01) dini hari, anggota parlemen Irak Ahad (15/01) meratifikasi draf pengusiran pasukan Amerika dari wilayah negara ini.
Jenderal Soleimani berkunjung ke Irak atas undangan resmi pejabat pemerintah Baghdad.
Demokrat dan Republik Cekcok soal Proses Pemakzulan Trump
Kubu Republik dan Demokrat di sidang pemakzulan Presiden Donald Trump menentang kehadiran saksi pihak seberang.
Seperti dilaporkan Euro News, hari kedua sidang pemakzulan Trump di Senat digelar ketika kubu Republik dan Demokrat menentang kehadiran saksi masing-masing, namun mereka membacakan dakwaan terhadap presiden Amerika.
Di sidang ini, Ketua Komisi Intelijen DPR AS, Adam Schiff yang memimpin sfat jaksa Demokrat di berkas Ukrainegate menuding Trump menyalahgunakan wewenang dan mensabotase tugas DPR.
Ia juga menuding presiden AS berusaha melakukan kecurangan di pilpres 2020.
Proses hukum pemakzulan Trump dimulai sejak Selasa lalu di Senat dan senator Amerika telah meratifikasi peraturan terkait proses pemakzulan ini.
Di hari kedua sidang pemakzulan Trump di Senat, kubu Demokrat menuntut kehadiran John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional AS sebagai saksi, namun ini ditolak oleh mayoritas Republik.
Sebaliknya kubu Republik yang meminta kehadiran Hunter Biden, putra bakal kandidat presiden dari Demokrat di pilpres 2020, juga mendapat penentangan dari kubu Demokrat.
Untuk pemakzulan Trump dibutuhkan dua pertiga suara anggota Senat.
Syahid Soleimani, Mujahid Islam yang Tangguh
Letnan Jenderal Qasem Soleimani gugur syahid dalam serangan udara pasukan teroris AS di Irak. Sekarang semua pelosok Iran dan negara-negara lain berbicara tentang dia. Mayoritas warga Iran memakai pakaian hitam dan berduka atas kepergiannya.
Sebuah media asing menulis bahwa hampir seluruh pernyataan para pejabat tinggi Iran dan divisi-divisi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyebut Letjen Soleimani sebagai "Prajurit Wilayatul Faqih." Setelah mengalahkan teroris Daesh, Letjen Soleimani dalam sepucuk surat kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran (Rahbar) Ayatullah Sayid Ali Khamenei, menyebut dirinya sebagai "Putra dan prajuritmu."
Ia tunduk pada wali faqih dan selalu siap menjalankan perintah panglima tertinggi. Haji Qasem – begitu sapaan akrabnya – sangat mengagumi Ayatullah Khamenei, matanya berkaca-kaca setiap kali bertemu, dan sebuah senyum yang tulus memancar di wajahnya. Ketegasan dan keberanian terlihat jelas di raut wajah Haji Qasem.
Sebuah foto yang diabadikan media menunjukkan bahwa Letjen Soleimani menggunakan tangan kanannya memberikan hormat militer kepada Rahbar dan meletakkan tangan kiri di dadanya sebagai bentuk kecintaan kepada wali faqih. Ini mungkin terlihat aneh di lingkungan militer, tapi ini menunjukkan penghormatan dan kecintaan, dan rasa rendah diri Haji Qasem di hadapan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Iran. Foto ini sudah dilihat banyak orang, dibagikan, dan akhirnya menjadi viral.
Setelah Imam Khomaini ra wafat, Ayatullah Khamenei – sebagai rahbar dan wali faqih – memegang teguh cita-cita Imam, menolak kompromi terhadap kezaliman, dan selalu mewaspadai konspirasi kekuatan-kekuatan Barat. Ayatullah Khamenei saat ini dikenal sebagai seorang pemimpin dengan tekad baja dan tegas, di mana mampu mematahkan kekuatan-kekuatan arogan dunia.
Rahbar adalah tokoh penyeru persatuan dan solidaritas umat Islam serta pembela kepentingan Dunia Islam di hadapan kekuatan agresor. Ia telah meningkatkan rasa percaya diri bangsa-bangsa Muslim, mengarahkan jalannya Kebangkitan Islam di wilayah Timur Tengah dan dunia, serta mengabarkan mereka tentang lahirnya sebuah Timur Tengah baru, yang akan menjadi milik Islam. Rahbar bersama Imam Khomeini ra memperlihatkan sebuah keteladanan yang sukses dalam kepemimpinan agama untuk melawan pemikiran materialisme Barat.
Haji Qasem Soleimani mengenal baik pemimpinnya dan ia ingin agar orang lain juga mengenalnya (Rahbar) dengan tepat. Pada sebuah kesempatan, Syahid Soleimani menuturkan, "Tegaknya Iran Islami dan eksistensinya bergantung pada kepemimpinannya. Wahai masyarakat, dengarlah bahwa aku bukan anggota partai atau kubu manapun, dan aku tidak tertarik pada pihak manapun kecuali kepada orang yang mengabdi untuk Islam dan revolusi.
Ketahuilah! Demi Allah aku mengenal para ulama Syiah dari dekat. Aku sudah meneliti hal ini selama 14 tahun. Aku mengenal para ulama Lebanon, para ulama Pakistan, para ulama negara-negara Teluk Persia baik Sunni maupun Syiah. Demi Allah, pemimpin para ulama tersebut dari Iran dan dari selain Iran adalah tokoh besar sejarah ini yaitu Ayatullah al-Uzdma Sayid Ali Khamenei."
Al-Quran menganggap wilayah (otoritas) sebagai milik Allah Swt semata, dan posisi kepemimpinan ini juga diberikan kepada Rasulullah Saw dan Ahlul Bait. Setiap Muslim membutuhkan wali dan pemimpin untuk mencapai kehidupan yang baik dan mulia. Di masa Rasulullah, teladan dan pemimpin kaum Muslim adalah beliau sendiri dan setelah beliau wafat, kedudukan ini dipegang oleh Ahlul Bait Nabi, dan kemudian oleh ulama dan marja' yang memenuhi syarat.
Di masa keghaiban Imam Mahdi as, para marja' adalah hujjah dan tempat rujukan bagi manusia. Imam Mahdi as berkata, "Untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dan peristiwa yang terjadi, maka merujuklah kepada perawi hadis dan fuqaha', karena sesungguhnya mereka khalifah dan hujjahku terhadap kalian dan aku adalah hujjah Allah atas kalian."
Imam Ali Ridha as berkata, "Jika Allah tidak menetapkan seorang pemimpin yang amanah untuk mengawal dan menjaga garis kepemimpinan (imamah), maka agama secara perlahan akan musnah, sunnah Rasulullah dan hukum-hukum Ilahi diselewengkan, para penebar bid'ah menambah sesuatu dalam agama, sementara para ateis mengurangi sesuatu dari agama, dan akhirnya kebenaran menjadi kabur bagi kaum Muslim."
Syahid Qasem Soleimani adalah sosok yang ramah, dicintai oleh rakyat Iran dan bangsa-bangsa lain, ia adalah seorang komandan sekaligus seorang prajurit yang rendah hati. Kehidupannya dihabiskan untuk berbuat kebaikan dan memandang dunia ini sebagai ladang untuk beramal.
Ia adalah alumni madrasah pemikiran Imam Khomeini ra, ia memiliki kearifan dan kebijaksanaan, serta menolak kekakuan pikiran. Untuk itu, Haji Qasemi menghabiskan usianya untuk memerangi kekakuan pikiran dan takfiri Daesh.
Letjen Soleimani menerima lencana tinggi Zulfiqar dari Rahbar. Lencana dan pangkat militer ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri di kalangan personil militer. Lencana ini memiliki banyak jenis sesuai dengan bentuk pengorbanan dan profesionalitas prajurit.
"Jihad di jalan Allah Swt tidak dapat diganjar dan dikompensasi dengan baik dengan apapun di dunia ini. Upaya seseorang di jalan Allah tidak bisa dihargai dan dikompensasi dengan apapun yang (bersifat) duniawi," kata Rahbar dalam pidatonya pada upacara penyematan lencana Zulfiqar kepada Letjen Soleimani.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran." (QS: At-Taubah, ayat 111)
Ganjaran bagi orang-orang yang berjihad di jalan Allah Swt adalah surga dan keridhaan-Nya.
Rahbar menjelaskan, apa yang kita berikan – termasuk rasa terima kasih kami, lencana kehormatan, perintah, dan tanda pangkat – adalah hal-hal yang patut diperhatikan berdasarkan kaca mata duniawi, tetapi dari segi spiritual dan perhitungan Ilahi, mereka tidak penting.
"Syukurlah, kalian semua telah melakukan upaya dan usaha ini. Allah Swt telah memberikan taufik kepada saudara kita yang sangat tersayang Tuan Qasem Soleimani. Dia berkali-kali mempertaruhkan hidupnya untuk membela Islam, untuk menggagalkan invasi musuh, dan dia melakukannya di jalan Allah, untuk-Nya, dan murni demi Allah Swt," ujarnya.
"Dia telah melakukan upaya besar. Saya berharap Allah Swt akan membalas dan memberkatinya, Dia akan membantunya menjalani kehidupan yang bahagia dan bahwa dia akan gugur syahid di akhir hidupnya. Namun, tentu saja tidak sekarang. Republik Islam membutuhkan jasanya selama bertahun-tahun yang akan datang, tetapi saya berharap jasanya akan berakhir dengan kesyahidan, Insya Allah," lanjut Rahbar.
Syahid Soleimani memiliki kepribadian yang unik, penyayang, memiliki tekad baja, pekerja keras, sangat disiplin, pintar, taat agama, dan pakar strategi. Hal ini membuat Rahbar sangat menyayanginya dan menaruh perhatian besar kepadanya.
Pesan Rahbar mengenai kesyahidan Letjen Soleimani, memiliki kemiripan dengan pesan Imam Ali as ketika berduka atas kepergian sahabat setianya, Malik Ashtar.
"Setelah perjuangannya selama bertahun-tahun, keikhlasan, dan keberaniannya di medan perang menghadapi para setan dan penjahat dunia, dan kerinduannya sekian lama untuk menjemput kesyahidan di jalan Allah swt, akhirnya Soleimani yang terhormat mencapai kedudukan mulia ini. Darah sucinya tumpah di tangan pihak yang paling dibenci umat manusia di muka bumi," kata Rahbar dalam pesannya.
Komandan Pasukan Quds Iran, Letnan Jenderal Qasem Soleimani dan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, gugur syahid dalam serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan teroris AS di Bandara Internasional Baghdad pada Jumat lalu.
Syahid Soleimani, Ayah bagi Anak-anak Yatim
Haji Kamal Dasti mengusap wajahnya sambil tersenyum, lalu bertanya dengan raut keheranan, "Pendapatku tentang Haji Qasem (Syahid Qasem Soleimani)? Aku tidak punya pendapat tentangnya, ia telah ditunjuk oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam sebagai komandan Pasukan Quds, banyak prajurit di Divisi 41 Tsarallah bersedih.
Mereka berpikir tidak lagi bisa bertemu Haji Qasem, tapi rekan-rekan dekatnya tahu bahwa sikap Haji Qasem tidak akan berubah. Memang seperti itu yang terjadi, kami masih bisa berkumpul bersamanya dua sampai tiga kali dalam setahun, semua teman-teman juga datang. Haji Qasem tidak melupakan siapa pun selama masa itu, semua pejuang masa lalu adalah orang-orang baik, tapi Haji Qasem sosok yang istimewa."
Haji Kamal Dasti adalah salah satu mantan veteran dari Divisi 41 Tsarallah. Ia adalah seorang veteran yang terkenal di kota Kerman dan termasuk teman dekat Letjen Soleimani.
Para mantan veteran mulai mengenang kembali pengalaman mereka di medan perang dan jalinan persahabatan yang terajut di antara mereka. Kesyahidan Letjen Soleimani seakan mengulang kembali hari-hari revolusi dan Perang Pertahanan Suci. Dada mereka terasa sesak dan darahnya membara. Darah segar kembali mengaliri urat nadi Islam dan semua bangkit untuk membela Islam.
Haji Qasem secara rutin mengadakan peringatan acara duka dan pengajian di rumahnya yaitu hari wafatnya Sayidah Fatimah az-Zahra dan bulan Ramadhan. Acara ini menjadi ajang nostalgia para mantan veteran perang. Mohammad Shahmuradi, komandan Divisi 420 dan veteran perang, adalah salah satu teman Haji Qasem yang sangat terpukul dengan berita kesyahidan komandan Pasukan Quds ini.
Syahid Soleimani bersama rekan-rekannya di Divisi 41 Tsarallah.
Dia menuturkan, "Pertemuan terakhir kami dengan Haji Qasem terjadi pada bulan Ramadhan tahun lalu. Ia bercerita tentang kitab Nahjul Balaghah kepada kami dan mengingatkan kami tentang nilai-nilai moral. Ia juga sedikit bercerita mengenai perang Suriah dan Irak, hanya secara global dan kami tidak mengetahui detailnya, tapi analisanya tentang situasi di kawasan sangat bagus. Seperti biasanya, kami saling bercengkrama dan kemudian pulang ke rumah masing-masing. Kami bertemu Haji Qasem dua kali setiap tahun, tapi sekarang kami menjadi yatim."
Mungkin banyak orang mengenal Letjen Soleimani karena pengorbanannya di medan perang, tetapi selain itu, ia juga termasuk salah satu tokoh budaya. Syahid Soleimani memainkan peran besar di bidang budaya khususnya dalam melestarikan warisan para syuhada. Ia sangat aktif dalam kegiatan budaya dan dapat dikatakan bahwa Syahid Soleimani adalah salah satu petinggi Korps Pasdaran yang sangat peduli dengan budaya. Ia selalu menjadi tumpuan bagi anak-anak dan keluarga syuhada.
Kisah kehidupan Syahid Soleimani telah memberikan makna kepada cinta dan para pecinta. Setiap kali ia menghadiri acara yang diadakan oleh keluarga syuhada, para hadirin langsung mengurumuninya. Anak-anak para syuhada bergegas ke arahnya dan mereka duduk di sampingnya, seakan mereka sedang menemui ayahnya.
Haji Qasem sangat ramah sehingga anak-anak tidak sungkan untuk mendekatinya, mereka menumpahkan keluh-kesahnya kepada sang komandan dan tidak lagi mempedulikan jalannya acara.
Suatu hari, Letjen Qasem hadir di sebuah acara yang diadakan oleh keluarga syuhada. Ia masuk dengan tenang dan duduk di salah satu sudut ruangan. Namun begitu salah seorang anak melihatnya, ia langsung berteriak dengan ucapan, "Salam Haji Qasem!"
Seketika seisi ruangan riuh melantunkan shalawat dan para hadirin tidak lagi memperhatikan penceramah. Penceramah pun meminta Letjen Soleimani untuk naik ke mimbar dan menyampaikan sambutan. Anak-anak selalu ingin dekat dengannya, bercerita kepadanya, dan berfoto bersama.
Keakraban anak-anak syuhada dengan Letjen Soleimani.
Acara keluarga para syuhada dengan Letjen Soleimani, tidak pernah dibatasi oleh aturan protokoler. Mereka ingin suasana berlangsung akrab dan bisa digunakan untuk berkeluh kesah. Letjen Soleimani selalu meminta agar acara pertemuan dengan keluarga syuhada diadakan pada hari-hari besar sehingga anak-anak mereka bisa merasakan kegembiraan yang lebih besar.
Di acara peringatan Syahid Soleimani, Ibu Fatimah Jakfari, istri Syahid Ansari menuturkan, "Malam ini kami berkumpul bersama, seperti sebuah keluarga besar yang kehilangan ayahnya, dengan harapan pertemuan ini bisa mengurangi kesedihan anak-anak dan keluarga kami. Kami saling memahami perasaan masing-masing, kami memahami duka anak-anak kami. Meski kesyahidan ini menjadi cita-citanya, namun anak-anak kami kembali berduka dan menangis. Anak-anak balita memegang erat kain hijab ibunya dan menangis hebat, orang-orang dewasa kembali mempererat ikatan tali sepatu tempurnya."
Dalam Islam, salah satu syarat masuk surga adalah mengasihi anak yatim, sementara berbuat kezaliman dan merampas hak-hak dan harta mereka akan mendatangkan azab Ilahi. Anak-anak sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Mereka yang telah yatim, benar-benar haus akan kasih sayang dan perhatian.
Haji Qasem selalu berusaha mengobati kesedihan anak-anak yatim dan membuat mereka merasa memiliki seorang ayah. Ia memeluk anak-anak, mengusap pundak mereka, dan menyuapkan makanan kepada mereka. Haji Qasem merasa gembira saat sebuah senyuman merekah di wajah anak seorang syahid.
Haji Qasem memiliki hati yang lembut dan penyayang, ia mengambil setangkai mawar yang diberikan oleh seorang anak syahid meski ia sedang shalat. Seakan ia sudah akrab dengan sabda Rasulullah Saw yang berkata, "Ketika seorang anak yatim menangis, maka Arsy Allah akan bergetar karena tangisannya… Allah berfirman, 'Aku bersumpah dengan kemuliaan dan keangugan-Ku, barang siapa yang menghapus tangisan anak yatim, maka surga wajib baginya.'"
Haji Qasem tidak hanya menjadi tokoh Iran yang paling dikagumi di semua polling, tapi ia juga menjadi figur yang paling populer di kawasan. Oleh karena itu, ia sangat dibenci oleh musuh yang paling bengis dan paling kejam. Ia berulang kali mengagalkan skenario Amerika Serikat dan Israel di Lebanon, Palestina, Irak, dan Suriah.
Di Irak, Haji Qasem membantu memperkuat persatuan di antara warga Syiah dan mendamaikan konflik horizontal di negara itu. Stabilitas politik yang tercipta di Irak tentu saja tidak sejalan dengan kepentingan pasukan pendudukan. Masalah tersebut juga menjadi perhatian Haji Qasem dalam beberapa pekan terakhir.
Pukulan lain yang tidak akan pernah dilupakan oleh musuh adalah kehancuran kelompok teroris Daesh di Irak dan Suriah. Letjen Soleimani berjihad di medan perang, tetapi ia tidak pernah mengenakan seragam militer dalam perang yang berkecamuk itu, karena misi utamanya adalah memobilisasi masyarakat di kawasan.
Sekarang para pemuda revolusioner – demi menjaga keamanan negara – berperang melawan musuh jauh di luar perbatasan Iran dan mereka sedang menggagalkan konspirasi-konspirasi musuh.
Kepergian Haji Qasem telah menyisakan duka dan kesedihan yang mendalam, tapi tetesan darahnya akan menumbuhkan pohon yang subur dan membangkitkan kesadaran masyarakat.
Seorang bocah Iran berteriak lantang di tengah kerumunan demonstran, "Dunia perlu mengetahui bahwa jika Letjen Qasem Soleimani telah kalian ambil dari kami, kami anak-anak akan dididik seperti Qasem Soleimani. Ketahuilah, aku adalah Qasem Soleimani!."
Syahid Soleimani dalam Perspektif Ayatullah Khamenei
Syahid Qasem Soleimani menyambut seruan pemimpinnya di perang sulit dengan mengikuti teladan Imam Husein as. Selama bertahun-tahun ia berusaha dan berjuang bagi keamanan Iran dan kawasan Asia Barat (Timur Tengah).
Dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya, ia merusak aksi dan konspirasi busuk Amerika dan Israel di kawasan dan membuat musuh tak enak tidur. Teror tokoh berpengarus seperti Soleimani ini adalah impian bertahun-tahun musuh.
Kesyahidan adalah harapan hamba Tuhan yang mukhlis dan memberi makna bagi kehidupan manusia. Syahadah sebuah mata air yang dicita-citakan pecinta Husein as dan para pengikut jalannya. Para pejuang Husseini dengan mengikuti imam dan panutan mereka seperti Abbas bin Ali di jalan terang ini, mengorbankan seluruh yang dimilikinya supaya bendera kehormatan dan kekuatan Islam tidak akan pernah tumbang dan tujuan besar membela kaum tertindas dunia tetap kekal.
Syahid Soleimani termasuk pengikut Imam Husein di era ini. Ia seperti Abbas bin Ali yang menjadi kekuatan hati keluarga Imam Husein dan semua orang merasa aman dengan keberadaannya, juga menjadi kekuatan hati warga di kawasan di hari-hari sulit dan khususnya selama kerusuhan yang dikobarkan Daesh (ISIS). Haj Soleimani adalah lengah kuat yang dengan ikhlas mengaku dirinya sebagai prajurit Rahbar dan Islam serta empat puluh tahun berjuang dan menunjukkan permainan bersihnya di jalan ini.
Rahbar, Ayatullah Khamenei di pesannya bertepatan dengan syahidnya pahlawan besar ini mengatakan,"Setelah bertahun-tahun berjuang secara ikhlas dan berani melawan setan dan penjahat dunia serta setelah bertahun-tahun berharap kesyahidan di jalan Tuhan, akhirnya Soleimani mereguk cawan syahadah."
Syahid Soleimani sosok yang kuat yang bertawakkal kepada Tuhan. Ia menjadikan Tuhan sebagai pegangannya, oleh karena itu ia tidak memiliki ketakuatan dan tidak ada artinya ketakuatan bagi dirinya. Teman seperjuangannya di era perang delapan tahun Iran-Irak senantiasa ingat bahwa ia sejak saat itu hatinya sangat kuat bergantung kepada Tuhan serta di kondisi tersulit dan menakutkan mengatakan, "Jangan takut! Allah bersama kita."
Syahid Qasem Soleimani menyambut seruan pemimpinnya di perang sulit dengan mengikuti teladan Imam Husein as. Selama bertahun-tahun ia berusaha dan berjuang bagi keamanan Iran dan kawasan Asia Barat (Timur Tengah).
Dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya, ia merusak aksi dan konspirasi busuk Amerika dan Israel di kawasan dan membuat musuh tak enak tidur. Teror tokoh berpengarus seperti Soleimani ini adalah impian bertahun-tahun musuh yang hina.
Seiring dengan kehancuran ISIS (Daesh) yang dibentuk Amerika di kawasan, seluruh rencana musuh untuk memecah belah kawasan Asia Barat (Timur Tengah) dan menguasai air, wilayah dan airnya berantakan serta Amerika semakin haus darah Soleimani yang membuat impian besar mereka semakin jauh untuk diraih.
Syahid Soleimani, pejuang yang tak kenal lelah di medan jihad. Selama tahun-tahun terakhir, Soleimani bangkit melawan kejahatan Daesh yang membabi buta membantai warga tak berdosa serta ingin menghancurkan maktab Husein as dan melakukan kejahatan paling keji di Suriah dan Irak.
Sosok suci ini dan penuh pengorbanan ini berhadapan dengan Daesh yang haus darah yang menumpahkan darah orang tak berdosa, membunuh anak-anak di hadapan orang tua mereka dan menyembelih pria di hadapan keluarganya serta memperkosa perempuan dan anak gadis.
Daesh, kelompok teroris dan sebuah organisasi yang dibentuk oleh pemerintah Amerika untuk mengkompensasi kegagalan al-Qaeda, karena AS dengan mengobarkan kerusuhan di kawasan senantiasa ingin meraih kekuatan lebih besar. Meski AS mengklaim pelopor demokrasi, namun Washigton bahkan di dalam negeri tidak menghormati prinsip-prinsip demokrasi. Mereka adalah Yazid-Yazid era ini dan Syahid Soleimani bersama rekan-rekannya seperti pengikut setia Imam Husein as yang bangkit dengan penuh pengorbanan dan ketabahan serta mengoyak musuh seperti badai.
Ayatullah Khamenei terkait berakhirnya keberadaan Daesh, kepada Soleimani menulis,"Saya bersyukur kepada Allah Swt karena memberi berkah melalui perjuangan Anda dan rekan seperjuangan Anda di berbagai bidang, dan pohon jahat yang ditanam taghut dunia berhasil kalian tebang dan hancurkan di Suriah dan Irak. Ini bukan hanya sebuah pukulan telak kepada kelompok jahat Daesh...tapi juga pukulan kepada pemerintah AS sebelumnya dan saat ini serta rezim serta rezim boneka mereka di kawasan yang membentuk fenomena buruk ini serta memberi dukungan penuh, dengan harapan mampu memperluas hegemoninya di Asia Barat serta membuat Israel berkuasa di kawasan. Anda dengan menghapus kanker ini bukan saja memberi layanan besar kepada negara kawasan serta dunia Islam, tapi juga kepada seluruh bangsa adn kemanusiaan. Ini adalah kemenangan Ilahi dan bukti dari ayat «وَ ما رَمَیتَ اِذ رَمَیتَ وَ لٰکِنَّ اللهَ رَمیٰ» dan kalian diberi pahala karena perjuangan siang malam Anda dan pejuang lainnya."
Letjen Soleimani merupakan komandan pertama pasca Revolusi Islam yang mendapat lencana Zulfiqar dari Rahbar, Ayatullah Khamenei. Lencana Zulfiqar yang merupakan lencana tertinggi militer dan disematkan oleh panglima tertinggi angkatan bersenjata Iran atau Rahbar ketika seorang prajurit memiliki prestasi besar keberanian dan kesuksesan sebagai komandan.
Sebelumnya Qasem Soleimani juga meraih lencana Fath. Ayatullah Khamenei ketika menganugerahkan lencana Zulfiqar kepada Soleimani dan di depan mereka yang hadir di acara ini mengatakan, "Perjuangan di jalan Tuhan tidak dapat disamakan dengan hal-hal ini. Allah Swt berfirman: إِنَّ اللهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِینَ أَنفُسَهُمْ وَ أَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ یُقَاتِلُونَ فِی سَبِیلِ اللهِ فَیَقْتُلُونَ وَ یُقْتَلُونَ Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh (QS: Taubah 111). Apa yang akan diterima oleh pejuang di jalan Tuhan dan apa yang akan diberikan Tuhan dari pengorbanan harta dan nyawa adalah surga dan keridhaan-Nya."
"...Apa yang ada di tangan dan pundak kita, baik ucapan syukur dengan mulut atau dengan amal perbuatan, baik itu lencana atau pangkat yang kita berikan, adalah hal-hal yang berdasarkan prediksi duniawi. Namun ini tidak dapat disebutkan berdasarkan perhitungan maknawi dan Ilahi. Alhamdulillah, kalian telah berjuang dan berusaha. Alhamdulillah Allah Swt juga memberi taufik kepada saudara terkasih kita -Qasem Soleimani-. Saudara kita ini berulang kali menempatkan nyawanya di serangan musuh serta berjuang di jalan Tuhan, demi Tuhan dan ikhlas untuk Allah. Insyaallah, Tuhan akan memberi pahala kepadanya dan kehidupannya penuh kebahagiaan dan diberi kehormatan syahadah,,yang pasti bukan sekarang. Selama bertahun-tahun, Republik Islam bekerja sama dengannya. Pada akhirnya insyaallah, Soleimani akan diberi derajat kesyahidan . insyaallah,,,selamat kepada Anda."
Ayatullah Khamenei yang memiliki hubungan mendalam dengan Soleimani, menyebut kesyahidan komandan ini sangat pahit dan memperingatkan musuh bahwa balasan paling keras menanti mereka. Ayatullah Khamenei menyebut Soleimani sebagai contoh unggul dari anak didik Islam dan Imam Khomeini yang menghabiskan seluruh usianya untuk berjihad di jalan Allah.
Di sisi lain, Syahid Soleimani juga menyebut dirinya prajurit dan anak Rahbar. Ia sangat mencintai dan taat kepada Rahbar. Salah satu sahabat dan rekan seperjuangan Syahid Soleimani mengatakan,"Ikhlas, taat beragama dan berwilayah Syahid Soleimani sangat terkenal. Ia sangat antusias melawan musuh Islam dan Revolusi Islam. Ia tidak pernah menjadi komandan yang hanya duduk diam. Tapi seorang komandan pemberani yang berada di garis terdepan medan pertempuran."
Ayatullah Khamenei menilai iman, keberanian dan keikhlasan Syahid Soleimani sebagai hasil dari jihad melawan hawa nafsu. Terkait Syahid Soleimani, Rahbar menekankan bahwa jihad lapangan (melawan musuh) sangat bergantung pada jihad akbar, yakni jihad interal melawan hawa nafsu.
Di pesannya Ayatullah Khamenei menulis, syahadah adalah pahala bagi upaya yang tak kenal lelah Soleimani selama bertahun-tahun. Rahbar di pesannya menyebut syahadah Soleimani sebagai kesyahidan besar dan darah Letjen Soleimani adalah darah suci yang ditumpahkan ke bumi oleh manusia paling jahat.
Menyimak sifat yang diberikan Rahbar kepada Soleimani ini, maka ucapan Imam Husein as ketika akan menuju Padang Karbala kembali muncul di ingatan kita. Imam Husein berkata, "Siapa saja yang siap menumpahkan darahnya di jalan kita, maka ikutlah kami." " من کان باذلا فینا مهجته فلیرحل معنا".
Soleimani juga menyambut seruan Imam Husein ini dan selama 40 tahun berjuang di jalan ini hingga mereguk cawan syahadah. Sakralitas dan kesucian darah syuhada juga dari sisi ini, karena ia melakukan transaksi dengan Tuhan dan merupakan haknya untuk mendapat ampunan untuk setiap tetesan darah yang jatuh ke bumi, sama seperti yang disebutkan dalam hadis Qudsi: أوَّلُ ما یهَراقُ مِن دمِ الشَّهیدِ یغفَرُ لَهُ ذَنبُهُ کلُّهُ إلّا الدَّینَ, tetasan darah pertama syahid yang jatuh ke bumi menghapus seluruh dosanya kecuali hutang.
Ayatullah Khamenei saat bertemu dengan keluarga Syahid Soleimani, "Perjuangannya adalah perjuangan yang hebat, dan Allah SWT menjadikan kesyahidannya sebagai kesyahidan yang besar. Ini adalah berkah besar baginya, yang benar-benar layak (dari kesyahidan yang begitu mulia). Haj Qasem harus menjadi syahid dengan cara yang sesuai."
Syahid Soleimani juga murid ajaran Imam Husein as dan Abbas bin Ali serta jalan yang mendidik ribuan Haj Soleimani lain dan membuat abadi madrasah jihad dan muqawama serta menjadikannya pihak yang menang.
Pidato Penting Rahbar Menandai 19 Dey (2)
Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, pasukan AS harus meninggalkan kawasan Asia Barat (Timur Tengah) karena rakyat di kawasan tidak menginginkan mereka.
Hal itu dikatakan Rahbar dalam pidatonya di hadapan ribuan warga dari kota Qom menandai peringatan unjuk rasa warga kota ini terhadap rezim Pahlevi pada 1978.
Tanggal 19 Dey 1356 HS atau 9 Januari 1978, masyarakat di kota Qom bangkit melawan kediktatoran rezim Pahlevi dan hari itu diperingati sebagai 19 Dey.
Dalam acara yang digelar di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran itu, Rahbar juga memuji langkah parlemen Irak karena meloloskan sebuah keputusan yang mengharuskan semua pasukan militer AS meninggalkan negara ini.
"Itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," ujarnya.
Ayatullah Khamenei juga memuji parlemen Iran karena meloloskan keputusan baru yang mendeklarasikan Departemen Pertahanan AS (Pentagon) dan organisasi afiliasinya sebagai organisasi teroris.
Rahbar juga menyinggung serangan teror yang dilakukan militer AS terhadap Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC/Pasdaran) Letnan Jenderal Qassem Soleimani.
Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis gugur syahid dalam serangan udara Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Jumat dini hari, 3 Januari 2020.
Empat anggota pasukan IRGC (Pasdaran) yang menyertai Letjen Soleimani dan empat anggota pasukan Hashd al-Shaabi yang menyertai Abu Mahdi al-Muhandis juga gugur syahid dalam serangan udara tersebut.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyinggung peran besar Syahid Soleimani dalam menggagalkan konpirasi dan plot Amerika Serikat di kawasan Asia Barat.
Ayatullah Khamenei menuturkan, Letjen Qasem Soleimani memainkan peran kunci untuk menggagalkan plot AS di wilayah Asia Barat.
"Letjen Syahid Soleimani adalah seorang yang pemberani dan bijaksana, tidak hanya dalam urusan militer tetapi juga dalam masalah politik," imbuhnya.
Rahbar juga menyinggung serangan balasan Iran ke pangkalan-pangkalan militer AS di Irak termasuk pangkalan militer Ain al-Assad.
"Mengenai masalah pembalasan, tadi malam kita telah menampar mereka. Tapi Langkah militer tidak cukup sampai di situ. Sebab kehadiran destruktif AS di kawasan harus diakhiri secara total. Mereka di kawasan menyulut perang, fitnah, kerusakan dan kehancuran infrastruktur," ujar Ayatullah Khamenei.
Di bagian lain pidanya Rahbar menekankan bahwa di manapun Amerika datang senantiasa menimbulkan kerusakan.
"Mereka memaksakan supaya kerusakaan tersebut dituduhkan kepada Iran yang kita cintai bersama, dan Republik Islam. Mereka memaksa berunding dan duduk di meja perundingan, tapi ini menjadi pembuka untuk kehadiran dan intervensinya. Kehadiran AS yang seperti ini tidak bisa kita terima. Bangsa-bangsa kawasan tidak bisa menerimanya," papar Ayatullah Khamenei.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelaskan, apa yang menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat dan pejabat rakyat Republik Islam adalah memahami musuh. Jangan sampai kita salah dalam mengenali musuh. Jangan katakan, 'kita semua tahu musuh kita adalah AS, dan rezim Zionis'. Musuh kita adalah Amerika, rezim Zionis dan semua perangkat yang menguatkan musuh dari korporasi, perusahaan dan lainnya.
Menurut beliau, ada upaya sebagian pihak yang ingin membalikkannya demi mengubah pandangan masyarakat melalui propaganda yang kompleks.
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei mendoakan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya bagi syuhada Iran dan Irak.
"Allah swt merahmati semua orang yang memudahkan langkah bangsa ini. Ketetapan yang disahkan parlemen negara kita sangat baik, dan ketetapan yang disahkan parlemen Irak mengenai penarikan pasukan AS juga sangat baik. Insya Allah, Allah swt memberikan taufik dan kekuatan kepada semua pihak untuk saling membantu demi keberhasilan di jalan ini," tuturnya.
Rahbar juga menyinggung unjuk rasa warga kota Qom pada 1978 yang memprotes dinasti Pahlavi, dan mengatakan, kita harus belajar dari peristiwa 19 Dey dan masa lalu harus menjadi cahaya bagi masa depan.
"Pada tanggal 19 Dey, masyarakat Qom berdiri dan menentang pasukan kejam rezim Pahlavi untuk membela Imam Khomeini ra yang tidak berada di Iran pada saat itu," jelasnya.
Pada saat itu, lanjutnya, orang-orang maupun rezim Pahlavi tidak pernah berpikir bahwa langkah tersebut akan menjadi sumber perubahan besar di negara dan di dunia.
Ayatullah Khamenei menandaskan, gerakan tersebut demi keyakinan agama dan semangat berlanjut dengan bantuan Allah Swt. Orang-orang di bawah kepemimpinan Imam Khomeini ra berhasil bangkit dan Revolusi Islam terjadi pada Februari 1979.
"Langkah yang sama menghasilkan revolusi besar. Sebuah gerakan yang dilakukan untuk semangat keagamaan dan demi Allah Swt berlanjut, dan setelah itu, Arbain memimpin masyarakat untuk bereaksi dan Imam Khomeini ra yang mulia memimpin mereka, yang mengarah kepada kebangkitan besar-besaran yaitu pada Februari 1979," pungkasnya.
Pidato Penting Rahbar Menandai 19 Dey (1)
Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, pasukan AS harus meninggalkan kawasan Asia Barat (Timur Tengah) karena rakyat di kawasan tidak menginginkan mereka.
Hal itu dikatakan Rahbar dalam pidatonya di hadapan ribuan warga dari kota Qom menandai peringatan unjuk rasa warga kota ini terhadap rezim Pahlevi pada 1978.
Tanggal 19 Dey 1356 HS atau 9 Januari 1978, masyarakat di kota Qom bangkit melawan kediktatoran rezim Pahlevi dan hari itu diperingati sebagai 19 Dey.
Dalam acara yang digelar di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran itu, Rahbar juga memuji langkah parlemen Irak karena meloloskan sebuah keputusan yang mengharuskan semua pasukan militer AS meninggalkan negara ini.
"Itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," ujarnya.
Ayatullah Khamenei juga memuji parlemen Iran karena meloloskan keputusan baru yang mendeklarasikan Departemen Pertahanan AS (Pentagon) dan organisasi afiliasinya sebagai organisasi teroris.
Rahbar juga menyinggung serangan teror yang dilakukan militer AS terhadap Komandan Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC/Pasdaran) Letnan Jenderal Qassem Soleimani.
Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis gugur syahid dalam serangan udara Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Jumat dini hari, 3 Januari 2020.
Empat anggota pasukan IRGC (Pasdaran) yang menyertai Letjen Soleimani dan empat anggota pasukan Hashd al-Shaabi yang menyertai Abu Mahdi al-Muhandis juga gugur syahid dalam serangan udara tersebut.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyinggung peran besar Syahid Soleimani dalam menggagalkan konpirasi dan plot Amerika Serikat di kawasan Asia Barat.
Ayatullah Khamenei menuturkan, Letjen Qasem Soleimani memainkan peran kunci untuk menggagalkan plot AS di wilayah Asia Barat.
"Letjen Syahid Soleimani adalah seorang yang pemberani dan bijaksana, tidak hanya dalam urusan militer tetapi juga dalam masalah politik," imbuhnya.
Rahbar juga menyinggung serangan balasan Iran ke pangkalan-pangkalan militer AS di Irak termasuk pangkalan militer Ain al-Assad.
."Mengenai masalah pembalasan, tadi malam kita telah menampar mereka. Tapi Langkah militer tidak cukup sampai di situ. Sebab kehadiran destruktif AS di kawasan harus diakhiri secara total. Mereka di kawasan menyulut perang, fitnah, kerusakan dan kehancuran infrastruktur," ujar Ayatullah Khamenei.
Di bagian lain pidanya Rahbar menekankan bahwa di manapun Amerika datang senantiasa menimbulkan kerusakan.
"Mereka memaksakan supaya kerusakaan tersebut dituduhkan kepada Iran yang kita cintai bersama, dan Republik Islam. Mereka memaksa berunding dan duduk di meja perundingan, tapi ini menjadi pembuka untuk kehadiran dan intervensinya. Kehadiran AS yang seperti ini tidak bisa kita terima. Bangsa-bangsa kawasan tidak bisa menerimanya," papar Ayatullah Khamenei.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelaskan, apa yang menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat dan pejabat rakyat Republik Islam adalah memahami musuh. Jangan sampai kita salah dalam mengenali musuh. Jangan katakan, 'kita semua tahu musuh kita adalah AS, dan rezim Zionis'. Musuh kita adalah Amerika, rezim Zionis dan semua perangkat yang menguatkan musuh dari korporasi, perusahaan dan lainnya.
Menurut beliau, ada upaya sebagian pihak yang ingin membalikkannya demi mengubah pandangan masyarakat melalui propaganda yang kompleks.
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei mendoakan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya bagi syuhada Iran dan Irak.
"Allah swt merahmati semua orang yang memudahkan langkah bangsa ini. Ketetapan yang disahkan parlemen negara kita sangat baik, dan ketetapan yang disahkan parlemen Irak mengenai penarikan pasukan AS juga sangat baik. Insya Allah, Allah swt memberikan taufik dan kekuatan kepada semua pihak untuk saling membantu demi keberhasilan di jalan ini," tuturnya.
Rahbar juga menyinggung unjuk rasa warga kota Qom pada 1978 yang memprotes dinasti Pahlavi, dan mengatakan, kita harus belajar dari peristiwa 19 Dey dan masa lalu harus menjadi cahaya bagi masa depan.
"Pada tanggal 19 Dey, masyarakat Qom berdiri dan menentang pasukan kejam rezim Pahlavi untuk membela Imam Khomeini ra yang tidak berada di Iran pada saat itu," jelasnya.
Pada saat itu, lanjutnya, orang-orang maupun rezim Pahlavi tidak pernah berpikir bahwa langkah tersebut akan menjadi sumber perubahan besar di negara dan di dunia.
Ayatullah Khamenei menandaskan, gerakan tersebut demi keyakinan agama dan semangat berlanjut dengan bantuan Allah Swt. Orang-orang di bawah kepemimpinan Imam Khomeini ra berhasil bangkit dan Revolusi Islam terjadi pada Februari 1979.
"Langkah yang sama menghasilkan revolusi besar. Sebuah gerakan yang dilakukan untuk semangat keagamaan dan demi Allah Swt berlanjut, dan setelah itu, Arbain memimpin masyarakat untuk bereaksi dan Imam Khomeini ra yang mulia memimpin mereka, yang mengarah kepada kebangkitan besar-besaran yaitu pada Februari 1979," pungkasnya.
Rahbar dan Penekanan Diakhirinya Kehadiran AS di Asia Barat
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Rabu (08/01) saat bertemu dengan ribuan warga kota suci Qom menjelang peringatan epik 19 Dey 1356 Hs, seraya menjelaskan karakteristik Syahid Soleimani memberikan analisa komprehensif terkait isu-isu kawasan dan keagungan Revolusi Islam.
Lebih lanjut Rahbar di pidatonya hari ini menyebut serangan rudal Iran Rabu dini hari ke pangkalan AS sebagai tamparan kepada Washington dan menekankan balasan utama harus ditujukan untuk mengakhiri kehadiran merusak AS di kawasan.
Rahbar bertemu warga Qom
Sepah Pasdaran Iran Rabu dini hari menembakkan puluhan rudal ke pangkalan militer Amerika di Provinsi al-Anbar dan Arbil Irak sebagai balasan atas aksi teror pasukan Amerika terhadap Letjen Qasem Soleimani.
Seorang pejabat IRGC mengkonfirmasi tewasnya sekitar 80 militer Amerika dan 200 lainnya cidera dalam serangan ini.
Pengalaman menunjukkan bahwa kehadiran Amerika di kawasan dan militerasi negara ini ke berbagai negara seperti Irak dan Afghanistan menjadi sumber petaka dan beragam krisis di kawasan. Di sisilain, AS masih tetap bersikeras melanjutkan proses ini dan intervensinya di kawasan.
Kini kondisi di kawasan dan konstelasi politik serta militer telah berubah dan berbagai bangsa serta pemerintahan yang dibentuk oleh bangsa tersebut tidak lagi menerima kehadiran Amerika. Ini artinya sebuah perubahan penting dan strategis di kawasan dan bahkan di tingkat internasional.
Rahbar terkait hal ini menyebut penjinakan seluruh skenario ilegal AS di Asia Barat sebagai contoh dari kebijaksanaan dan keberanian Syahid Soleimani. Ketika menjelaskan pengaruh besar Syahid Soleimani di isu Palestina, Rahbar menambahkan, Amerika berusaha membuat isu Palestina dilupakan dan melakukan hal-hal untuk membuat bangsa Palestina tetap lemah sehingga tidak berani berjuang, namun sosok besar ini (Soleimani) memenuhi tangan bangsa Palestina dan memberi mereka keberanian dan kemampuan berjuang. Kegagalan besar operasi ofensif Israel ke Jalur Gaza dalam beberapa tahun terakhir sebuah realita yang menjadi mimpin buruk AS dan pemimpin Israel di bumi Palestina pendudukan. Ketika Israel di serangan terbarunya ke Gaza terpaksa memohon gencatan senjata diterapkan saat itu juga dan tidak menanti hari esok adalah indikasi perubahan konstelasi kekuatan. Dan perubahan ini bahwa era dominasi AS dan pendudukan Israel di kawasan mulai runtuh.
Keputusan terbaru parlemen Irak mengusir pasukan Amerika dari wilayah negara ini juga sebuah gerakan yang selaras dengan hal ini. Bebagai transformasi ini mengindikasikan bahwa kondisi yang ada di kawasan kini lebih cepat berubah dari apa yang diprediksi AS dan sekutunya.
Syahid Soleimani, Abu Mahdi al-Muhandis dan teman seperjuangan mereka memainkan peran besar di perang melawan musuh dan terorisme serta pemusnahan Daesh (ISIS) dan menggagalkan skenario disintegrasi Amerika dan Israel di kawasan. Realita ini merupakan bagian dari alasan permusuhan dan kemarahan AS terhadap Iran serta front muqawama di kawasan.
Wajar seperti yang diingatkan Rahbar bahwa permusuhan ini bukan musiman dan temporer, tapi bersifat konstan. Anggapan bahwa permusuhan Amerika terhadap Iran memiliki titik akhir adalah sebuah pemahaman keliru.
Dewasa ini musuh Revolusi dan pemerintah Republik Islam adalah Amerika, Israel dan penjarah global yang memiliki permusuhan dengan prinsip sebuah pemerintahan Islam yang melawan kubu arogan. Oleh karena itu, Rabhar menekankan, untuk melawan musuh dan seluruh konspirasi mereka, maka berbagai bidang harus kuat mulai dari militer dan keamanan hingga ekonomi dan sains.
Solusi untuk melawan konspirasi ini adalah mempertahankan persatuan nasional, kebijaksanaan, keberanian dan tidak takut terhadap ancaman musuh.
Bangsa Iran selama beberapa hari lalu dengan agung dan menakjubkan menunjukkan persatuan mereka kepada musuh serta menunjukkan bahwa Revolusi Islam tetap hidup dan kokoh serta jalan revolusi di masa mendatang akan semakin gemilang dan terus bersinar.
Rahbar: AS Harus Angkat Kaki dari Asia Barat !
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa kehadiran destruktif AS di kawasan harus diakhiri, dan pasukan negara ini harus angkat kaki dari Asia Barat.
Pernyataan tersebut disampaikan Rahbar hari ini (Rabu,8/1/2020) di hadapan ribuan orang dalam peringatan gerakan perlawanan bersejarah warga Qom pada 19 Dey 1356 (9 Januari 1978) di Huseiniyah Imam Khomeini Tehran.
"Mengenai masalah pembalasan, tadi malam kita telah menampar mereka. Tapi langkah militer tidak cukup sampai di situ. Sebab kehadiran destruktif AS di kawasan harus diakhiri secara total. Mereka di kawasan hanya menyulut perang, fitnah, kerusakan dan kehancuran infrastruktur," ujar Ayatullah Khamenei.
Di bagian lain pidatonya Rahbar menekankan bahwa di manapun berada, Amerika senantiasa menimbulkan kerusakan.
"Mereka memaksakan supaya kerusakaan tersebut dituduhkan kepada Iran yang kita cintai bersama, dan Republik Islam. Mereka memaksa berunding dan duduk di meja perundingan, tapi ini menjadi pembuka untuk kehadiran dan intervensinya. Kehadiran AS yang seperti ini tidak bisa kita terima. Bangsa-bangsa kawasan tidak bisa menerimanya," papar Ayatullah Khamenei.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menambahkan, apa yang menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat dan pejabat rakyat Republik Islam adalah memahami musuh. Jangan sampai kita salah dalam mengenali musuh. Jangan katakan, 'kita semua tahu musuh kita adalah AS, dan rezim Zionis'. Musuh kita adalah Amerika, rezim Zionis dan semua perangkat yang menguatkan musuh dari korporasi, perusahaan dan lainnya.
Rahbar menegaskan, yang dimaksud musuh adalah Amerika, rezim Zionis Israel dan sekelompok korporat serta para perampok dan penindas dunia sebagai tangan imperialis. Negara-negara di dalam atau luar kawasan tidak boleh dianggap musuh selama tidak melakukan gerakan melayani musuh.
Menurut beliau, ada upaya sebagian pihak yang ingin membalikkannya demi mengubah pandangan masyarakat melalui propaganda yang kompleks.
Menurut Ayatullah Khamenei, pengesahan undang-undang penarikan pasukan Amerika di Parlemen Irak, sangat baik dan kami berharap Allah Swt membantu kita dalam gerakan ini.
Rahbar juga menyinggung peran determinan Letjen Syahid Qasem Soleimani dalam menggagalkan konspirasi Amerika di Palestina, Irak dan Lebanon.
"Letjen Syahid Soleimani berdiri malawan seluruh konspirasi yang dibangun dengan uang, fasilitas dan pengaruh politik serta jaringan organisasi Amerika, dan menggagalkannya," ujar Ayatullah Khamenei.
Di penghujung pidatonya, Ayatullah Khamenei mendoakan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya bagi syuhada Iran dan Irak, dan mengungkapkan, "Allah Swt merahmati semua orang yang memudahkan langkah bangsa ini. Ketetapan yang disahkan parlemen negara kita sangat baik, dan ketetapan yang disahkan parlemen Irak mengenai penarikan pasukan AS juga sangat baik. Insya Allah, Allah swt memberikan taufik dan kekuatan kepada semua pihak untuk saling membantu demi keberhasilan di jalan ini,"
Rahbar Belasungkawa atas Insiden Kerman dan Kecelakaan Pesawat Tehran
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyampaikan belasungkawa atas insiden yang terjadi menjelang pemakaman Syahid Qasem Soleimani di Kerman, serta kecelakaan pesawat Ukraina di sekitar bandara internasional Tehran.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pesan yang disampaikan Rabu malam (8/1/2020) mengatakan, "Insiden tragis dan menyedihkan meninggalnya puluhan orang Iran dalam prosesi duka menjelang pemakaman Letjen Qasem Soleimani, dan kecelakaan pesawat yang menyebabkan meningganya sejumlah warga Iran dan asing, menjadi dua peristiwa menyedihkan selama dua hari ini,".
Dalam pesannya, Rahbar mengungkapkan simpati yang paling tulus dan belasungkawa yang terdalam serta kesabaran untuk keluarga korban, dan mendoakan ampunan dari Allah swt untuk para korban yang meninggal.
Kemarin, pemerintah Iran juga mengumumkan berkabung nasional hari ini, Kamis (8/1/2020).
Pada acara prosesi duka menjelang pemakaman Syahid Soleimani hari Selasa, beberapa orang meninggal dan terluka akibat kerumunan massa yang sangat besar.
Insiden lainnya, pesawat Ukraina jatuh di dekat bandara Imam Khomeini Tehran hari Rabu yang menewaskan 167 penumpang dan 9 anggota awaknya.
Sebagian besar penumpang adalah warga negara Republik Islam Iran, dan asing.
Kedutaan Ukraina di Tehran menyatakan kegagalan teknis menjadi penyebab jatuhnya pesawat tersebut.



























