کمالوندی
Pesan Pawai Arbain Imam Husein as
Tradisi berjalan kaki untuk memperingati Hari Arbain Imam Husein as memiliki sejarah panjang dalam Islam, tetapi kegiatan ini telah mendunia dalam beberapa tahun terakhir.
Pawai jutaan manusia untuk memperingati Hari Arbain membawa beberapa pesan penting antara lain: menyebarkan makrifat insani, menafikan rasisme, mempromosikan perdamaian, menanamkan nilai-nilai etika dalam hubungan sosial, menegaskan keberanian para pengikut Imam Husein as, dan juga menunjukkan kekuatan poros perlawanan di wilayah Timur Tengah.
Pesan pertama pawai Arbain adalah ekspresi kecintaan kepada Imam Husein as yang menjadi penyatu para pengikut Syiah. Kesyahidan Imam Husein dan para sahabatnya di Karbala telah menjadi landasan ideologis di tengah komunitas Syiah.
Peringatan kesyahidan imam ketiga Syiah ini bahkan telah mendunia, di mana masyarakat dari berbagai negara dan bahkan non-Muslim juga mengikuti pawai Arbain. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan pawai Arbain adalah bukti dari penyebaran makrifat Huseini.
Pesan kedua pawai ini adalah menafikan rasisme. Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh komunitas Syiah, tetapi juga oleh masyarakat Sunni dan pengikut agama lain terutama Kristen, serta warga Afrika dan kulit putih.
Ini menunjukkan bahwa agama Islam tidak hanya menolak rasisme, tetapi juga menganggapnya sebagai perkara batil. Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan para tokoh Irak, pemilik posko pelayanan peziarah baru-baru ini, mengatakan Imam Husein as bukan hanya milik Syiah, tetapi milik semua mazhab Islam baik Syiah maupun Sunni serta milik umat manusia. Oleh karena itu, kita juga menyaksikan kehadiran non-Muslim dalam pawai Arbain.
Pesan ketiga pawai besar Arbain adalah menyerukan perdamaian dan ketenangan di dunia. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat dari berbagai negara dan beragam latar belakang, tetapi sama sekali tidak ditemukan kekerasan, gesekan, dan gangguan keamanan di tengah mereka.
Padahal pawai ini berlangsung di Timur Tengah, sebuah wilayah yang terjebak dalam konflik antar-negara dan perang melawan teroris. Namun, pawai ini berjalan damai dan jauh dari segala bentuk kekerasan. Inilah ajaran Islam murni yang bertolak belakang dengan Islam ala Amerika.
Pertemuan Ayatullah Khamenei dengan para tokoh Irak, pemilik posko pelayanan peziarah di Tehran.
Imam Husein dan Arbain mampu menyatukan hati kaum Muslim di sebuah tempat, berdampingan dalam persahabatan, meninggalkan segala bentuk fanatisme, menanggalkan segala perbedaan budaya, semua etnis dan kelompok dengan persoalannya masing-masing berkumpul bersama untuk menghayati perjuangan cucu baginda Rasulullah Saw.
Pesan keempat pawai Arbain adalah tegaknya nilai-nilai moral dalam hubungan sosial masyarakat. Para peserta pawai meninggalkan egoisme dan memilih saling menghormati dan saling membantu, serta bertutur dengan sopan.
Para peserta pawai Arbain memegang teguh nilai-nilai moral dalam hubungan sosial. Mereka tidak mengenal lagi strata sosial, latar belakang etnis, suku bangsa, dan bahkan agama, semua berbaur dalam satu barisan umat manusia. Dari setiap penjuru yang berujung ke Karbala, nilai-nilai kemanusiaan tertancap kuat dalam diri mereka seperti berlomba untuk mengabdikan diri kepada para peziarah.
Mereka melakukan semua itu bukan atas dasar pertimbangan materi, tetapi semata-mata mencari keridhaan Allah Swt, mengangungkan syiar-syiar agama, dan menyebarkan nilai-nilai perjuangan Imam Husein as.
Pesan kelima pawai Arbain adalah bahwa para penerus jalan dan pemikiran Imam Husein tidak pernah gentar terhadap konspirasi dan kekerasan yang disusun oleh musuh.
Kegiatan ini berlangsung semakin meriah dari tahun ke tahun meskipun para penentangnya berusaha mencegah kehadiran pecinta Imam Husein di Karbala dengan mengobarkan kekerasan dan kekacauan.
Di tahun-tahun sebelumnya, Daesh dan kelompok teroris lain menebarkan teror di setiap sudut Irak, tetapi para pecinta Sayyidu Syuhada tidak gentar dengan aksi mereka dan tetap menggelar pawai Arbain. Para peziarah datang untuk menyebarkan pesan perdamaian, persaudaraan, toleransi, dan saling menghormati dalam hubungan sosial.
Salah seorang peserta pawai Arbain dari Thailand.
Di tahun ini, beberapa kota di Irak juga menyaksikan aksi protes anti-pemerintah bersamaan dengan pelaksanaan pawai Arbain. Campur tangan asing dan ulah provokator telah mengubah protes damai itu menjadi aksi kekerasan, yang menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 6.000 lainnya.
Protes yang disertai kekerasan ini juga bertujuan untuk menggagalkan pelaksanaan pawai Arbain tahun ini. Pawai ini dianggap sebagai kekuatan lunak poros perlawanan di Timur Tengah, di mana jumlah pesertanya terus bertambah setiap tahun.
Namun, tujuan itu tidak terwujud dan pawai Arbain tahun ini tetap berlangsung dengan jumlah peserta yang meningkat dari tahun lalu.
Para pengikut Imam Husein as memiliki kearifan dan mereka tidak takut terhadap kekerasan terencana. Pada dasarnya, pawai besar Arbain telah menjadi sebuah pentas menuntut keadilan dan anti-penindasan, bukan hanya untuk kaum Muslim, tetapi untuk seluruh penuntut kebebasan di dunia.
"Jika kapasitas besar bangsa-bangsa Muslim di Timur Tengah dan Afrika Utara kita gabungkan dan menunjukkan aksi nyatanya, maka makna hakiki kemuliaan Ilahi dan peradaban besar Islam akan tampak jelas bagi dunia," kata Ayatullah Khamenei.
Pesan keenam pawai Arbain adalah untuk menunjukkan kekuatan poros perlawanan di Timur Tengah. Sejarah pawai ini berakar dari ideologi Muslim Syiah dan menjadi salah satu unsur kekuatan lunak mazhab Syiah di Dunia Islam dan internasional. Selain sebagai elemen persatuan dan interaksi umat, juga memiliki banyak pengaruh di bidang politik.
Pawai Arbain diikuti oleh jutaan manusia dan dilakukan di tengah adanya ancaman dari kelompok-kelompok Salafi-Takfiri. Pelaksanaan kegiatan ini memperlihatkan kekuatan poros perlawanan di Timur Tengah, sebuah kekuatan yang berakar dari budaya dan pesan-pesan Asyura.
Budaya Asyura tidak menerima penindasan dan juga menolak melakukan penindasan terhadap orang atau negara mana pun. Memerangi kezaliman memiliki kedudukan khusus dalam budaya ini dan salah satu landasan budaya ini adalah membela orang-orang tertindas.
Intelektual Muda NU: Arbain, Ungkapan Cinta Ahlul Bait !
Kecintaan dan penghormatan terhadap Ahlul Bait Rasulullah Saw, termasuk di dalamnya Sayidina Husein hingga kini masih melekat dalam tradisi sebagian besar masyarakat Muslim Indonesia.
Masalah ini ditegaskan seorang intelektual muda Sunni Indonesia, Zuhairi Misrawi yang mengunjungi Iran dan melanjutkan perjalanan menuju Irak untuk mengikuti Arbaeen Walk 2019.
"Sejarah Imam husein adalah sejarah yg penuh makna karena kita mengetahui bahwasanya Sayidina Husein adalah cucu dari Rasulullah saw, dan kematiannya merupakan derita kesedihan, kegelisahan. Perayaan Arbain, dimana kepala dan jasadnya digabungkan kembali, ditradisikan oleh Jabir Al Ansori dan Sayidah Zainab," ujar Zuhairi di kota Qom sebelum berangkat ke Irak.
"Saya merasa sebagai kader Nahdlatul Ulama dan menjadi bagian Ahlusunnah wal Jamaah, ingin merasakan bagaimana perayaan Arbain yang penuh makna ini dengan harapan ikut merasakan kepahlawan perjuangan pengorbanan dari Sayidina Husein dan para pengikutnya," tegas jebolan Al Azhar Mesir ini.
Zuhairi Misrawi dan rombongan peziarah dari Indonesia
Ketua Moderate Muslim Society ini juga menjelaskan pandangan NU mengenai peringatan arbain. Menurutnya, secara prinsip NU sangat mencintai ahlulbait.
"Kalau kita lihat bacaan tahlil yang biasa dibaca,
إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Ahlulbait bagi kalangan Nahdlatul Ulama," ungkap penulis Muslim Indonesia ini.
Zuhairi Misrawi dan Ahmad Bustomi (reporter)
Ketika saya ikut merayakan Arbain, tutur Zuhairi, sesungguhnya ikut dalam satu pengalaman hidup dari Ahlulbait yaitu Sayidina Husein. Banyak hadis shahih dari Rasulullah Saw, bahwa 'Husein adalah bagian dariku dan aku bagian dari Husein'.
Oleh karena itu, kalau benar-benar mencintai Rasulullah Saw, maka kita juga harus mencintai Sayidina Husein.
"Rasulullah Saw juga pernah bersabda, Hassan dan Husein adalah dua pemuda ahli surga. Maka menurut saya, ketika saya mengikuti arbain, ini sejalan dengan perinsip dari Nahdlatul Ulama yang begitu mencintai Rasulullah Saw dan keluarganya," pungkas Zuhairi.
Memperingati Wafat Nabi Yang Pengasih dan Penuh Rahmat
Berabad-abad telah berlalu sejak akhir kehidupan duniawi Muhammad Saw, hamba dan nabi pilihan Allah; tetapi ranah pengaruhnya telah melampaui tahun-tahun kehidupannya. Karena wilayah risalahnya mencakup seluruh sejarah manusia dan upaya manusia, bahkan ia sedang merencanakan masa depan manusia.
Muhammad Saw adalah pemimpin yang unik. Ajarannya bersinar seperti biasa di pagi hari dan irama dakwahnya menyegarkan serta menggembirakan. Nabi penuh rahmat meninggalkan dunia ini pada tanggal 28 Shafar tahun 11 H dan dunia meratapi kepergiannya sebagai guru dan penuntun terbesar umat manusia. Salam untuknya dan ruh sucinya.
Pada saat yang sama dengan peringatan wafat Nabi Saw, diriwayatkan bahwa pada tanggal 28 Shafar 50 Hijriah Qamariah, cucu tercintanya, Hasan bin Ali as juga gugur syahid. Simetri dari dua hari ini mengingatkan pada perintah Nabi Muhammad untuk mencintai keluarga sucinya.
Ketika Nabi Saw berada di tempat tidur dalam kondisi sakit, pria dan wanita Anshar berkumpul di masjid dan menangisi kesedihan karena akan kehilangan Nabi Saw. Ketika berita itu sampai ke Nabi, dia meminta Ali dan Ibn Abbas untuk mengambil tangannya dan membantunya pergi ke masjid.
Nabi, ketika duduk di mimbar, melakukan pujian kepada Allah dan berkata, "Wahai manusia, apa yang membuat Anda menyangkal kematian Nabi Anda? Apakah kematian tidak meliputi saya dan Anda semua? Jika ada yang tetap abadi, aku akan tetap bersamamu selamanya. Ketahuilah bahwa aku akan bergabung dengan Tuhanku, sementara aku telah memberi kamu amanat di antara kamu bahwa jika kamu berpegangan erat dengan mereka, kamu tidak akan pernah disesatkan; Kitab Allah yang berada di tanganmu dan kamu membacanya di pagi dan sore hari dan Itrahku, Ahlulbaitku yang aku rekomendasikan dengan baik tentang mereka kepada kalian..."
Ini adalah pertemuan terakhir yang dihadiri oleh Nabi Islam yang agung. Nabi senang hari itu dapat memetakan jalan masa depan bagi umatnya. Nabi kepada orang-orang yang telah berkumpul di sekitarnya mengatakan, "Wahai manusia, ketahuilah bahwa tidak ada nabi setelah saya dan tidak akan ada Sunnah setelah Sunnahku. Siapa pun yang mengaku sebagai nabi, mengklaim dirinya sendiri dan ia akan berada di Neraka ... Wahai manusia, tegakkan kebenaran, jangan berpencar, dan tetaplah seorang Muslim untuk tetap abadi."
Keberadaan Nabi Muhammad Saw merupakan hujan rahmat Tuhan pada masyarakat manusia dan tiupan nafas kehidupan di dunia. Ketika ia dipromosikan menjadi Nabi, Semenanjung Arab terperosok dalam lautan kebodohan dan korupsi. Nilai-nilai kemanusiaan telah dilucuti dari jubah mereka dan perang, pembunuhan serta penjarahan merupakan cara hidup mereka.
Upaya dua puluh tiga tahun oleh Nabi Saw meninggalkan warisan besar pada umat Islam dalam hal etika, kemanusiaan, sains, kebijaksanaan dan keadilan. Orang-orang yang tidak mengetahui sains dan pengetahuan mereka tertarik untuk belajar dalam terang ajaran Nabi, dan banyak dari mereka menjadi terbiasa dengan membaca dan menulis. Sebuah bangsa yang tidak memiliki peradaban serius, bersama dengan Nabi, bersiap untuk memulai jalan panjang pengembangan ilmiah dan spiritual dan mendirikan lembaga peradaban Islam.
Komunitas manusia di sekolah Nabi Saw berkenalan dengan hakikat keberadaan dan status manusia serta sejumlah manusia paling suci dibesarkan dalam cahaya Islam. Inilah yang digambarkan oleh Fares al-Khoury, politis Kristen Lebanon tentang Nabi Muhammad Saw yang terkasih, "Muhammad adalah salah satu pria terhebat di dunia. Dunia setelahnya belum melihat dirinya seperti apa adanya, dan agama yang dibawanya adalah agama yang paling komprehensif dan lengkap. Muhammad yang ketika Anda mengingatnya ... lebih besar dari tokoh-tokoh terhebat di dunia, baik di masa lalu maupun setelahnya. Dia mampu menyatukan orang-orang Arab dengan semua perbedaan yang mereka miliki dan menciptakan bangsa yang menaklukkan dunia saat ini."
Nabi Suci Islam Saw menghadirkan sistem baru dan paradigma hidup baru serta transenden di mana semua urusan berpusat pada keesaan Allah. Dalam agama ini, solusi baru telah diusulkan untuk hubungan manusia dengan Tuhan, sosial, keluarga, politik, dan hubungan ekonomi.
Poin penting adalah bahwa pada saat itu tidak ada yang menerima Islam karena ketidaktahuan dan kebodohan. Siapa pun yang memeluk Islam tahu bahwa menerima dakwah Nabi akan menjadi awal dari perkembangan penting dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Seperti perubahan ini tercermin dalam kehidupan umat Islam dan meluas ke seluruh dunia.
Nabi sangat prihatin dengan tuntunan dan keselamatan umat. Belas kasih dan upaya Nabi Saw untuk menyebarkan Islam ke titik di mana Allah telah menyebutkannya dan berfirman, "Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran). (QS. al-Kahf: 6)
Bahkan di saat-saat terakhir hidupnya, ketika Nabi Saw berada dalam kondisi kesehatan yang buruk, ia sangat prihatin dengan status masa depan umat Islam dan kesulitan yang dihadapi umat Islam. Nabi melihat orang-orang munafik Madinah yang mencoba membunuhnya, sedang menunggu kematiannya.
Mereka yang memikirkan monarki juga mengembangkan rencana berbahaya untuk era pasca-Nabi. Pada hari-hari terakhir hidupnya di suatu malam, Nabi dengan salah seorang sahabatnya pergi ke pemakaman Baqi'a dan berdoa untuk para syuhada Islam dan Muslim lainnya.
Pada waktu itu, ia berpaling kepada temannya dan berkata, "Allah telah membebaskan saya antara satu dari dua hal; satu adalah kunci harta dunia dan kehidupan kekal, dan yang lainnya untuk bertemu dengan Tuhanku."
Hari ini, berabad-abad telah berlalu sejak kehadiran pria hebat ini dalam kemanusiaan, tetapi ketika nama dan karakternya diucapkan, sebuah pintu baru dibuka untuk manusia. Nabi Saw telah dimakamkan dan umat Islam setelahnya mengikuti jalan yang menanjak dan menurut serta melewati banyak percobaan.
Tetapi kebenaran agama Islam secara bertahap mulai terungkap dan umat manusia semakin mengetahui tentang ajaran Nabi langkah demi langkah melalui sejarah. Apa yang sekarang tinggal dan disebut-sebut di dunia adalah nama tinggi dan agung Muhammad Saw dan agama Islam yang hidup dan bergerak, yang membuka tempatnya di hati manusia lebih banyak dari sebelumnya.
Semoga kedamaian dan berkah Allah diberikan kepada Muhammad, utusan ilahi terakhir dan atas keluarga sucinya.
Pada saat yang sama dengan peringatan wafat Nabi Saw, diriwayatkan bahwa pada tanggal 28 Shafar 50 Hijriah Qamariah, cucu tercintanya, Hasan bin Ali as juga gugur syahid. Simetri dari dua hari ini mengingatkan pada perintah Nabi Muhammad untuk mencintai keluarga sucinya.
Perintah yang berulang kali dikatakan Nabi, "Aku di Hari Kiamat akan berada di hadapanmu dan kamu akan datang kepadaku di Telaga Kautsar. Sadarilah bahwa aku bertanya kepadamu tentang Tsaqalain. Jadi lihat bagaimana Anda memperlakukan keduanya setelah saya. Karena Allah Yang Maha Mengetahuii telah memberi tahu saya bahwa keduanya tidak akan terpisah sampai bertemu saya."
Imam Hasan as menghabiskan delapan tahun hidupnya dalam kepenuhan cinta dan kasih sayang kakeknya, Nabi Saw dan mempelajari kebenaran dan hakikat ilahi. Terkadang Imam Hasan as bersama Nabi pada saat wahyu turun dan mendengar ayat-ayat ilahi dari lisan kakeknya lalu menyampaikannya kepada ibunya, Sayidah Fathimah as. Kekuatan ingatan dan kemampuan untuk menghapal ayat-ayat dan hadits begitu besar pada diri Imam Hasan, sehingga banyak riwayat Nabi Allah yang dikutipnya tanpa perantara dan tercatat dalam buku-buku hadis.
Suatu hari Imam Ali as membawa putranya, Imam Hasan, kepada Nabi. Nabi sangat senang melihat cucunya sehingga ia memeluk Hasan as lalu menempelkannya di dadanya. Kemudian Nabi mengekspresikan kesukaannya akan cucunyanya dan dihadapan Allah, Nabi berkata, "Ya Allah, sesungguhnya, aku sangat mencintainya. Jadi cintai semua orang yang mencintainya."
Guru Besar UIN Sulsel: Umat Beragama di Iran Harmonis !
Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar menilai toleransi antarumat beragama di Iran terjalin harmonis.
Prof. Dr. KH. Abd. Rahim Yunus, MA memandang positif tingkat kerukunan beragama di Iran yang disampaikan berdasarkan pengalamannya mengikuti program sabbatical leave di sejumlah kota di negeri Persia.
Wakil Rektor II UIN Alauddin periode 2007-2011 ini menjelaskan penelitiannya tentang peran negara dalam membangun kerukunan hubungan antarumat beragama melalui toleransi dengan studi kasus Iran.
"Saya temukan, sesungguhnya toleransi di [Iran] sini terjamin," ujar wakil rais PWNU Sulawesi Selatan kepada jurnalis IRIB Indonesia baru-baru ini.
"Saya mengunjungi gereja di Tehran dan Isfahan, juga Kanisah (sinagog) Yahudi, Zoroster dan lainnya. Semua merasa hidup damai, terlindungi oleh negara dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sehingga bisa menjalankan ajaran agamanya dengan baik," tegas Ketua Umum Forum Kerukunan Umat Beragama Sulawesi Selatan.
Menurutnya, tujuan kita bernegara dalam konteks beragama, supaya bisa hidup damai dan nyaman dalam melaksanakan ajaran agama masing-masing.
Prof. Rahim juga menyampaikan pengalaman menariknya ketika mengunjungi Gorgan di provinsi Golestan, yang terletak 410 kilometer dari Tehran.
Penulis buku Historiografi Islam ini mengunjungi sejumlah masjid dan pesantren Ahlussunnah.
Wakil Koordinator Kopertais Wilayah VIII Sulawesi Selatan juga menyampaikan pengalamannya mengakses literatur Sunni di perpustakaan universitas dan pesantren Iran.
"Di al-Mustafa, saya menemukan berbagai buku fiqh seperti kitab-kitab Imam Syafei, juga kitab-kitab tafsir Al-Quran, termasuk Kashaf [Zamakhsari] yang beraliran Mutazilah, bahkan hingga modernis seperti Rasyid Ridha. Jadi betul-betul ini yang saya kagumi," papar Prof. Rahim selepas menyampaikan ceramah pada peringatan hari santri di Qom, (22/10/2019).
Selain Gorgan, tokoh NU Sulsel ini dengan antusiasi menceritakan pengalamannya datang ke Mashhad dan kesan positif dari kota ziarah Muslim Syiah dunia, tempat dimakamkan Imam Ridha.
"Saya shalat di masjid tidak ada yang kaget, meskipun saya melakukannya sesuai cara Sunni seperti bersedekap dan lainnya," ungkapnya.
Profesor Rahim Yunus telah lima kali mengunjungi Iran dan mengikuti berbagai kegiatan intelektual di negara ini sejak beberapa tahun lalu.
Guru Besar yang produktif dengan menghasilkan berbagai karya di antaranya tentang posisi tasawuf dalam sistem kekuasaan di kesultanan Buton pada abad ke-19, buku sejarah Islam pertengahan, buku nazariyat martabat tujuh fi nizam al-mamlakah al-butaniyyah, Islam dalam sejarah keragaman konsep dan Sistem, reconstruction of Islamic civilization history learning at higher education in Indonesia dan lain-lain.
Selain mengikuti program sabbatical leave, KH. Rahim Yunus juga menyampaikan ceramah dalam acara peringatan 'Hari Santri 2019' dengan tema 'Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia' yang digelar atas kerja sama antara Ikatan Pelajar Indonesia di Iran (IPI) Gusdurian Tehran dan Hikmah Institute Almustafa University Qom pada Selasa (22/10/2019).
Pasukan Kurdi Siap Bergabung dengan Militer Suriah
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang unsur utamanya adalah milisi Kurdi menyatakan kesiapannya bergabung dengan militer Suriah.
Menurut laporan FNA, Riad Darar, ketua gabungan Dewan Demokratik Suriah, sayap politik SDF hari Kamis (24/10) saat diwawancarai Koran al-Akhbar Lebanon seraya mengisyaratkan kesepakatan antara militer Suriah dan pasukan Kurdi untuk mengijinkan pasukan pemerintah memasuki wilayah Kurdi guna menghadapi agresi militer Turki ke utara Suriah, menekankan, pasukan Demokratik Suriah pada akhirnya akan bergabung dengan militer Suriah.
Mustafa Bali, ketua bidang informasi SDF Kamis malam mengatakan, ketika diterapkan rekonsiliasi nasional di Suriah, kubu ini akan menerima seluruh keputusan yang telah diambil.
Pasca serangan militer Turki ke utara Suriah, SDF meminta pemerintah pusat untuk mengambil alih kontrol wilayah utara Suriah dan melindunginya dari serangan Turki.
Berdasarkan kesepakatan ini, militer Suriah akan mengambil alih seluruh kontrol perbatasan di utara negara ini.
Kantor wilayah Otonomi Kurdi Suriah mengingatkan, "Kurdi Suriah telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah pusat yang bertanggung jawab untuk melindungi perbatasan dan memiliki hak kedaulatan negara ini, untuk melawan agresi Turki."
Militer Turki sejak Rabu 9 Oktober selama delapan hari dan dengan dalih melawan terorisme dan membersihkan wilayah perbatasan Suriah dan Turki dari keberadaan milisi Kurdi yang dinilai sebagai teroris oleh Ankara mulai melancarkan agresi militer ke utara Suriah. Invasi ini atas instruksi langsung Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Operasi militer Turki ke utara Suriah dilancarkan dengan lampu hijau dari Amerika Serikat. Di sisi lain, dunia internasional mengecam keras invasi militer Turki ke wilayah utara Suriah.
Petinggi Suriah menekankan, bangsa Suriah akan membela integritas wilayah dan kedaulatan nasionalnya.
Militer Turki sejak tiga tahun lalu berulang kali melanggar wilayah Suriah.
Macron: Isu Hijab tak ada kaitannya dengan Pemerintah
Menyusul pelecehan seorang anggota parlemen Perancis terhadap orang muslimah berhijab, Presiden Emmanuel Macron mendukung tokoh anti Islam ini dan mengklaimbahwa isu hijab tidak ada kaitannya dengan pemerintah.
IRNA melaporkan, Emmanuel Macron Jumat (25/10) seraya menjelaskan bahwa sikap pemerintah di sekolah tetap netral mengatakan, "Bukan tugas pemerintah untuk mengatasi masalah jilbab di ruang publik dan sekolah."
Ketika Macron menyatakan sikap ini, beberapa pekan lalu Julien Odoul, salah satu anggota parlemen dari sayap kanan dan anti Islam merilis video perlakuannya terhadap seorang muslimah berhijab bersama siswa sekolah, di mana ia berusaha memaksa muslimah tersebut melepas hijabnya.
Perlakukan melecehkan anggota parlemen Perancis ini terhadap seorang muslimah yang menyertai anak serta siswa lainnya di wisata ilmiah telah membangkitkan kemarahan dan kekhawatiran di antara muslim negara ini.
Terkait hal ini, sekitar 90 tokoh budaya, ilmiah, sosial dan budayawan Perancis seraya merilis surat terbuka kepada Macron menuntut langkah segera pemerintah mengecam perilaku kekerasan anggota parlemen sayap kanan terhadap seorang musliman berhijab.
Surat ini juga mengecam pemberian tag dan tidak hormat kepada warga Muslim Perancis karena menjalankan ritual keagamaan mereka serta menuntut langkah-langkah untuk melawan perilaku seperti ini.
Aparat Keamanan Irak Bubarkan Demonstran di Zona Hijau Baghdad
Berbagai sumber berita Jumat (25/10/2019)melaporkan, aparat keamanan Irak membubarkan sejumlah demonstran yang memasuki zona hijau Baghdad.
Menurut laporan IRNA, aparat keamanan Irak meminta demonstran untuk menggelar aksinya di tempat yang telah ditentukan dan jauh dari instansi milik pemerintah.
Sekaitan dengan ini, laman al-Sumariyah News melaporkan, aparat keamanan dengan menggunakan water canon berusaha mengusir demonstran yang memasuki zona hijau Baghdad.
Zona hijau adalah kawasan terkenal bagi zona internasional Baghdad. Kawasan ini seluas 10 km persegi dan berada di pusat kota Baghdad, ibukota Irak dan menjadi pusat instansi dan perkantoran penting negara, kedubes AS dan Inggris serta pasukan multinasional yang masih ditempatkan di wilayah Irak.
Kamis (24/10) malam puluhan orang perkumpul di pusat konsentrasi di Bangdad dan meneriakkan slogan nasional dan heroik serta menentang praktek korupsi.
Irak selama beberapa hari terakhir dilanda aksi demonsrasi memprotes kondisi buruk pelayanan publik, tidak adanya lapangan kerja dan maraknya praktek korupsi.
Malaysia membuka kedutaan terakreditasi untuk Palestina
Malaysia akan membuka kedutaan terakreditasi ke Palestina untuk memungkinkannya memperluas bantuan ke Palestina dengan lebih mudah, Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad mengumumkan di sini Jumat (25/10) malam.
Kedutaan akan didirikan di Yordania, katanya ketika berbicara dengan para pemimpin dan perwakilan dari 120 negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) pada KTT GNB ke-18.
“Kami tahu bahwa Israel tidak akan mengizinkan Malaysia membuka kedutaan di Wilayah Pendudukan. Karena itu, kami akan membuka kedutaan di Yordania, ”kata Mahathir.
Perdana menteri yang berusia 94 tahun itu mengatakan pembukaan kedutaan yang terakreditasi akan memungkinkan Malaysia untuk memperluas bantuan kepada Palestina dengan lebih mudah, meskipun ia mengakui bahwa Israel akan menemukan cara untuk memastikan tidak ada bantuan yang mencapai Palestina.
“Saya juga ingin membawa pada kesempatan ini nasib yang menanti saudara-saudara Palestina kita yang miskin. Palestina tetap diduduki oleh rezim brutal. Rezim ini terus memperluas pemukiman ilegal di tanah yang seharusnya menjadi milik Palestina, ”katanya.
Dia mengatakan masyarakat internasional tidak melakukan apa-apa dan tidak dapat mengambil tindakan meskipun Israel terus mencekik kehidupan di Palestina dan Palestina.
“Sangat disayangkan bahwa organisasi dunia yang didirikan oleh negara-negara kuat sekarang melihat orang-orang itu mengabaikan resolusi dari badan dunia itu. Sekarang kami melihat orang lain melakukan hal yang sama, ”tambahnya.
Dia mengatakan Israel telah mengumumkan bahwa mereka bermaksud untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat - sebuah langkah yang jelas-jelas melanggar hukum internasional, serta mengklaim Yerusalem sebagai ibukotanya.
“Banyak negara barat mendukung langkah ini dengan merelokasi atau bersumpah untuk memindahkan kedutaan mereka di sana. Malaysia tidak setuju dengan ini, ”katanya.
Mahathir juga mengambil kesempatan untuk mendesak negara-negara anggota GNB yang telah pindah ke Yerusalem atau berencana untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka.
Ada lebih dari 30 kantor diplomatik dan organisasi internasional di Ramallah dan Gaza Palestina.
Palestina saat ini memiliki kedutaan di Kuala Lumpur sementara Duta Besar Malaysia untuk Mesir diakreditasi untuk Palestina.
Dalam pidatonya di PBB bulan lalu, Dr Mahathir mengatakan bahwa Malaysia tidak dapat menerima penyitaan terang-terangan atas tanah Palestina oleh Israel untuk permukiman mereka dan juga pendudukan Yerusalem oleh Israel.
Malaysia, katanya, menerima negara Israel sebagai fait accompli tetapi menggarisbawahi bahwa karena penciptaan Israel, sekarang ada permusuhan terhadap Muslim dan Islam.
Araqchi: Penurunan Komitmen Iran di JCPOA Berlanjut
Deputi bidang politik menteri luar negeri Iran, Sayid Abbas Araqchi mengatakan, penurunan komitmen JCPOA Iran akan terus berlanjut hingga Eropa komitmen dengan janjinya.
Abbas Araqchi Kamis (24/10) malam seraya mengisyaratkan prakarsa Perancis dan perundingan Presiden Iran Hassan Rouhani di New York mengingatkan, Iran senantiasa menyambut setiap ide dan inisiatif yang mampu menyelesaikan krisis yang ada secara damai.
“Inisiatif seperti ini hanya dapat diterima ketika adil, realistis dan menjamin kepentingan Iran di JCPOA,” papar Araqchi.
Seraya mengkritik kebijakan unilateral AS dan ketidakmampuan Eropa menjalankan komitmennya setelah Washington keluar dari JCPOA, Araqchi menegaskan, “Jika tuntutan Iran tidak terealisasi, Tehran akan terus melanjutkan penurunan komtimen JCPOAnya berdasarkan butir 36 kesepakatan internasional ini.”
Wakil menlu Iran ini mengungkapkan, tidak ada yang boleh meragukan tekad Iran menurunkan komtimennya di JCPOA.
Araqchi masih menekankan bahwa jalur diplomasi masih tetap terbuka, namun jalur ini kian hari semakin sempit dan sulit serta negara-negara yang tersisa di JCPOA jika tidak serius dalam mempertahankan perjanjian nuklir ini maka mereka harus menyadari bahwa hanya sedikit waktu yang tersisa bagi mereka.
Deputi menlu Rusia, Sergei Ryabkov seraya menekankan bahwa keluarnya AS dari JCPOA melanggar resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB mengatakan, Rusia mendukung JCPOA sebagai sebuah prestasi besar multilateralisme dan akan berusaha untuk mempertahankan prestasi ini.
Lobi Araqchi dan Ryabkov dalam kapasitasnya sebagai juru runding senior nuklir berlangsung rutin di Tehran dan Moskow.
Abbas Araqchi Kamis (24/10) bertemu dengan Ryabkov di Moskow.
Rouhani: Bangsa Iran dan Venezuela Beri Pelajaran Berharga kepada AS
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani seraya menekankan bahwa bangsa Iran dan Venezuela melalui resistensi mereka telah memberi pelajaran berharga kepada Amerika mengatakan, Tehran siap memperluas hubungannya dengan Caracas sebagai negara sahabat dan bersaudara di segala sektor.
Rouhani Jumat (25/10) dalam pertemuannya dengan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro di sela-sela KTT ke-18 Gerakan Non Blok (GNB) di Baku, Republik Azerbaijan mengatakan, Iran dan Venezuela saling membantu di berbagai forum internasional dan politik serta sikap ini akan tetap dilanjutkan.
Rouhani juga mengkonfirmasi kesiapan Iran untuk memperkuat kerja sama finansial dan perbankan serta transfer pengalaman di bidang teknis dan infrastruktur siber, teknologi baru dan pertanian ke Venezuela.
Presiden Iran seraya menjelaskan bahwa bangsa Iran dan Venezuela melalui resistensinya melawan rencana intervensif Amerika, telah memaksa Washington mundur dan mengakui kekalahannya, menambahkan, Amerika gagal meraih prestasi apapun dalam memajukan rencananya di kawasan Asia Barat, mulai dari Irak dan Suriah hingga Palestina, Afghanistan dan Yaman.
Di pertemuan itu, Rouhani juga mengisyaratkan indeks ekonomi Iran positif selama beberapa bulan lalu menekankan, ini menunjukkan bahwa rencana kubu arogan dan Amerika serta represi ekonomi mereka gagal dan sia-sia.
Sementara itu, Nicolas Maduro di pertemuan ini menghendaki perluasan lebih besar hubungan kedua negara di semua sektor dan mengatakan, komisi kolektif kerja sama ekonomi kedua negara telah mempersiapkan seluruh mekanisme dan peluang kerja sama, di mana kini harus dilakukan langkah untuk mempercepat implementasinya.
Presiden Venezuela seraya menjelaskan bahwa sangat disayangkan di Amerika yang berkuasa adalah kubu paling haus perang dan ekstrim menandaskan, kini semua negara independen membentuk front anti perilaku ekstrim dan teroris Amerika serta fenomena ini sangat berharga.



























