کمالوندی

کمالوندی

Jumat, 18 Oktober 2019 17:35

Pelayanan Medis kepada Peziarah Arbain

Peringatan Arbain di Karbala setiap tahunnya diikuti oleh jutaan peziarah dari berbagai negara dunia, terutama peziarah dari negara-negara Muslim.

Setelah para peziarah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as.  

Penduduk Irak sebagai tuan rumah menyiapkan berbagai pelayanan kepada para peziarah  dari penyediaan makanan dan minuman gratis hingga penjagaan keamanan serta pelayanan-pelayanan lainnya, termasuk pelayanan medis.

Mereka menyediakan posko-posko (Mokeb) pelayanan peziarah Arbain di berbabagai sudut kota Karbala dan rute perjalanan yang dilalui peziarah dari kota Najaf ke Karbala.

Namun tak hanya penduduk Irak, tim medis dari beberapa negara seperti Republik Islam Iran dan Pakistan  menyediakan posko-posko kesehatan dan menyiapkan puluhan dokter dan perawat untuk melayani peziarah yang sakit.

Pada tahun ini, Republik Islam Iran mengirim 160 ton obat dan peralatan medis ke Irak beserta tenaga medis untuk melayani para peziarah Arbain di Karbala.

Seperti halnya penyediaan makanan dan minuman secara gratis, pelayanan kesehatan tersebut juga tidak dipungut biaya.

Para peziarah dari beberapa negara dunia termasuk dari Oman, Kuwait, Pantai Gading dan India mengapresiasi pelayanan medis yang telah disiapkan. Mereka memuji pelayanan medis dan berterimakasih atas pelayaan tersebut.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai oleh pasukan Yazid di Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Tanggal 20 Safar yang tahun ini bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 2019 adalah hari Arbain.

Jumat, 18 Oktober 2019 17:30

Ziarah Arbain (9)

Pada bagian kesembilan "Ziarah Arbain" dari 20 bagian ini, sejumlah pelayan peziarah yang terdiri dari polisi, koki dan petugas medis dari berbagai negara menceritakan sedikit tentang Arbain. Mereka juga mengajak umat Islam untuk bergabung dan menziarahi Imam Husein as

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai oleh pasukan Yazid di Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.

Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as, cucu tercinta Rasulullah Saw.

Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as. Masyarakat Irak menyediakan makanan, minuman dan tempat istirahat gratis di sepanjang rute ini.

Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah Swt menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.

Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.

Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.

Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.

Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."

Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka.

Berikut di antara cerita, ungkapan dan ajakan para pelayan peziarah Arbain dari Irak, Kuwait, Lebanon, Iran dan Pakistan:

Pelayan peziarah dari Lebanon: "Setiap tahun kami melihat banyak orang dari berbagai kebangsaan dan negara berada di jalan Imam Husein as. Ada orang Lebanon, Amerika, Kanada dan dari semua negara. Kami berharap semua Syiah di dunia atau Sunni akan datang ke jalan Imam Hussein as ini. Sebab, di sini adalah obat bagi semua."

Pelayan peziarah dari Kuwait: "Kami mengajak kepada yang belum berziarah untuk datang dan berziarah. Mereka bisa melihat masyarakat dan menyaksikan apa yang dilakukan masyarakat untuk melayani para peziarah Imam Husein as."

Pelayan peziarah dan polisi Irak: "Isya Allah kita menjadi tentara Imam Husein as, dan bisa melaksanakan tugas dan kewajiban kita serta melayani para peziarah. Kami akan  mengerahkan segala kemampuan kami untuk melayani para peziarah Aba Abdillah Husein as."

Pelayan peziarah dari Irak: "Kami mengatakan kepada saudara-saudara kami turis dan saudara-saudara kami dari Barat di semua sudut dan titik dunia bahwa kami melayani Anda dan melayani Imam Husein as. Kami menyambut Anda dan setiap langkah yang Anda lakukan setara dengan seribu langkah."

Pelayan pezirah dan petugas medis dari Iran: "Tidak ada pasien sendirian di sini, baik itu dari kebangsaan atau agama apapun atau dari mana saja di dunia."

Pelayan peziarah dan petugas medis dari Pakistan: "Saya mengatakan bahwa mereka yang beraktivitas di bidang medis, jika mereka ingin, mereka bisa mendapat pengalaman kunjungan ini sebagai peziarah, dan mereka juga bisa mendapat pengalaman ini melalui cara yang terbaik. Mereka bisa memperoleh pahala lebih, dan kamp medis ini adalah kesempatan terbaik untuk melakukannya." 

Khatib Shalat Jumat kota Tehran menyebut pawai Arbain Imam Hussein as sebagai barisan para penuntut kebebasan dunia dalam menghadapi musuh. Menurutnya, pawai Arbain saat ini sudah berubah menjadi mimpi buruk bagi musuh.

Hujatulislam Mohammad Javad Haj Ali Akbari, Jumat (18/10/2019) mengapresiasi kerja keras pemerintah dan rakyat Irak dalam menyelenggarakan pawai akbar Arbain Imam Hussein dan menuturkan, ketika jutaan orang meneriakkan 'Labaik Ya Hussein' dalam pawai Arbain, maka tubuh kubu arogan bergetar.
 
Ia menegaskan, Arbain Imam Hussein, adalah sarana ampuh untuk mempercepat keruntuhan imperialisme global.
 
Menurut Haj Ali Akbari, logika Arbain Imam Hussein akan memenangkan Islam. Logika Arbain adalah perlawanan, harapan, perjuangan tak kenal lelah, kemenangan total, garis pemisah dengan musuh, keberanian dan kasih sayang para pecinta kemanusiaan.
 
Tanggal 20 Safar yang bertepatan dengan 19 Oktober 2019 adalah 40 hari kesyahidan Imam Hussein as dan sahabat setianya di Karbala, atau lebih dikenal dengan hari Arbain.

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Mohammad Javad Zarif Kamis (17/10/2019) sore dalam kontak telepon terpisah dengan sejawatnya dari Irak, Rusia dan Suriah membahas transformasi terbaru kawasan khususnya utara Suriah.

Menurut laporan IRNA, di kontak terpisah menlu Iran Kamis sore dengan sejawatnya dari Rusia, Irak dan Suriah, kedua pihak menilai penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Suriah sebagai keharusan untuk meraih stabilitas berkesinambungan dan jangka panjang kondisi di tepi timur Furat.

Di kontak telepon ini juga ditekankan untuk membentuk dialog antara Damaskus dan Ankara serta antara petinggi Suriah dan perwakilan Kurdi.

Menurut laporan Deplu Iran, dialog antara Zarif dengan petinggi berbagai negara kawasan untuk menghentikan total invasi Turki ke utara Suriah masih terus berlanjut.

Turki pekan lalu memulai invasi militernya ke utara Suriah dan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa tujuan operasi ini untuk menghancurkan Partai Buruh Kurdistan (PKK) dan Unit Pertahanan Rakyat (YPG).

Agresi militer Turki ke utara Suriah meski mendapat penentangan luas regional dan internasional tetap dilaksanakan. 

Angkatan Bersenjata Suriah setelah berhasil menguasai kota Ayn Al Arab (Kobane) terus bergerak ke wilayah Souq Al Hal di utara Kobane, yang berjarak 100 meter dari perbatasan Turki.

IRNA (17/10/2019) mengutip surat kabar Al Watan melaporkan, pemerintah Suriah setelah 7 tahun, berhasil merebut kembali kontrol bagian utara negara itu di dekat garis perbatasan Turki.

Sebagaimana diberitakan Al Watan, saat ini bendera Suriah sudah berkibar di seluruh wilayah perbatasan Turki.

Militer Suriah, Rabu (16/10) masuk ke kota Ayn Al Arab di perbatasan Turki, dan sebelumnya menguasai penuh kota Manbij dan distrik-distrik di sekitarnya. 

Presiden Suriah saat bertemu Penasihat Keamanan Nasional Irak, memperingatkan Turki dan agresi militer negara itu ke wilayah-wilayah di timur Sungai Eufrat.

Fars News (17/10/2019) melaporkan, Bashar Assad mengatakan, Suriah akan melawan agresi militer Turki di utara negara ini.

Presiden Suriah dalam pertemuan dengan Penasihat Keamanan Nasional Irak, Falih Al Fayyadh di Damaskus, memprotes keras langkah militer Turki di utara Suriah.

Menurutnya, kerakusan sebagian negara asing di kawasan sepanjang sejarah tidak pernah berhenti, dan serangan Turki ke Suriah dilakukan dalam kerangka kebijakan ini, meskipun Ankara meneriakkan slogan-slogan bohong.

Assad menilai operasi militer Turki di utara Suriah sebagai agresi nyata dan menjelaskan, Suriah di berbagai wilayah sudah membalas dengan menyerang para teroris dukungan Turki, dan di wilayah Suriah manapun, Damaskus akan melawan serangan Turki dengan cara-cara konstitusional dan mungkin. 

Jumat, 18 Oktober 2019 17:26

Reaksi Assad atas Serangan Militer Turki

Presiden Suriah Bashar al-Asssad dalam mereaksi serangan militer Turki ke wilayah utara negaranya, mengatakan Damaskus akan membalas serangan tersebut.

Dalam pertemuan dengan Penasihat Keamanan Nasional Irak, Falih al-Fayyad di Damaskus, Kamis (17/10/2019), Assad menegaskan Damaskus akan menghadapinya di wilayah mana pun di Suriah melalui semua cara yang sah.

Dia menganggap serangan militer Turki ke Suriah Utara sebagai agresi terang-terangan.

Militer Turki menggempur Suriah Utara dengan tujuan memerangi milisi Kurdi dan mengatasi gangguan keamanan di perbatasan kedua negara. Operasi Mata Air Perdamaian ini dilakukan atas perintah Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Pemerintah Ankara percaya bahwa perbatasan Turki-Suriah tidak aman dan masalah ini perlu diatasi dengan menggelar sebuah operasi baru. Ankara menghadapi dua persoalan utama yaitu kehadiran milisi Kurdi di daerah perbatasan dan hilir-mudik teroris antara perbatasan Turki-Suriah.

Turki dan Suriah sebenarnya memiliki Perjanjian Adana 1998 untuk memerangi kehadiran teroris di perbatasan. Kerja sama kedua pihak untuk menumpas teroris ini juga didukung oleh Republik Islam Iran dan Rusia. Pelaksanaan perjanjian itu dianggap sebagai cara terbaik untuk mengatasi kekhawatiran Turki.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam pembicaraan telepon dengan mitranya dari Rusia, mengatakan Damaskus dan Ankara harus melakukan dialog, demikian juga dengan pemerintah Suriah dan perwakilan Kurdi.

"Tehran dan Moskow siap memfasilitasi pembicaraan ini," tambahnya.

Tindakan sepihak di negara lain, tidak akan membantu mengakhiri kekhawatiran Turki, tetapi justru menambah kekacauan di kawasan. Memerangi terorisme adalah tuntutan semua negara dan dalam hal ini, pemerintah Suriah membutuhkan dukungan internasional, dan Turki harus melakukan perang ini bersama dengan militer Suriah.

Kerja sama konstruktif ini menuntut semua pihak untuk menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara lain, namun Turki mengabaikan prinsip mendasar ini. Oleh sebab itu, Presiden Assad mereaksi keras tindakan sepihak Turki.

Keamanan yang berkelanjutan di perbatasan Turki dan Suriah akan tercipta dengan melibatkan pemerintah Damaskus dan melaksanakan langkah-langkah yang disepakati oleh kedua pihak.

Ditambah lagi, Turki, Iran, dan Rusia yang terlibat dalam perundingan Astana, berulang kali menekankan pentingnya menghormati kedaulatan nasional dan integritas teritorial Suriah.

Kedutaan Besar Kanada dan Australia di Beirut ditutup sebagai dampak dari aksi unjuk rasa warga Lebanon, Kamis (17/10/2019) malam.

Mehr News (18/10) melaporkan, menyikapi aksi unjuk rasa warga Lebanon yang semakin meluas, Kedubes Kanada di Beirut, Jumat (18/10) mengumumkan penutupan kedubes hingga waktu yang belum ditentukan.
 
Dubes Australia untuk Lebanon, Rebekah Grindlay mengatakan, Canberra memutuskan untuk menutup kedubesnya di Beirut sampai situasi benar-benar pulih kembali.
 
Sementara itu Kedubes Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di Beirut menghimbau warganya untuk berhati-hati dan mengikuti perkembangan situasi di Lebanon.
 
Sejumlah kota Lebanon dilanda aksi unjuk rasa pada hari Kamis (17/10) untuk memprotes penerapan pajak pada panggilan telepon berbasis internet. (

Sejumlah warga Lebanon memprotes kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah menerapkan pajak baru, dengan turun ke jalan.

Fars News (18/10/2019) melaporkan, ribuan warga Lebanon, Kamis (17/10) malam turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah menerapkan pajak baru.
 
Surat kabar Lebanon, Daily Star menulis, ribuan pengunjuk rasa dari kota Tripoli hingga Tirus, Baalbek dan Beirut, memprotes penerapan pajak baru atas panggilan telepon berbasis internet melalui layanan media sosial seperti Whatsapp.
 
Aksi demonstrasi terbesar terjadi di kota Beirut, ribuan orang berkumpul di bundaran Riad El Solh dekat pusat pemerintahan Lebanon, Grand Serail. Demonstran membakar ban, tempat sampah dan kayu di tengah jalan dan terlibat bentrok dengan aparat keamanan.
  
Pihak kepolisian Lebanon mengumumkan, 40 orang terluka dalam bentrokan tersebut. Polisi meminta para pengunjuk rasa untuk menghindari tindakan kekerasan dan kerusuhan. 

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengabarkan pertemuan dirinya dengan Perdana Menteri rezim Zionis Israel, dan pembicaraan seputar perkembangan terbaru kawasan termasuk pengaruh Iran.

Fars News (18/10/2019) melaporkan, Mike Pompeo yang baru-baru ini berkunjung ke Israel menuturkan, saya sudah membicarakan upaya menghadapi Iran dengan Benjamin Netanyahu.
 
Sementara itu di laman Twitternya, Pompeo menulis, Netanyahu dan saya melakukan pertemuan konstruktif membahas upaya menghadapi pengaruh buruk rezim Iran dan perkembangan kawasan, serta masalah keamanan lain.
 
Pompeo yang bertolak ke Israel setelah mengunjungi Turki, membahas sejumlah isu regional termasuk krisis Suriah, operasi militer Turki di utara Suriah dan peningkatan kekuatan Iran di kawasan.
 
Sebelumnya Menlu Amerika mengungkapkan kekhawatiran terkait habisnya masa berlaku sanksi senjata Iran tahun depan, dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang sanksi tersebut.