کمالوندی
Palestina Ingin Lepas dari Ketergantungan Ekonomi Israel
Perdana Menteri pemerintah Otorita Ramallah Palestina mengabarkan upaya pihaknya untuk melepaskan diri dari ketergantungan ekonomi rezim Zionis Israel.
Mehr News (15/10/2019) melaporkan, Mohammad Shtayyeh mengatakan, Otorita Ramallah untuk melepaskan diri dari ketergantungan ekonomi Israel, berusaha memperluas kerja sama dengan negara-negara Arab.
Mohammad Shtayyeh menjelaskan bahwa kunjungan terbarunya ke Yordania, Irak dan Mesir dilakukan untuk memperluas kerja sama ekonomi bilateral.
Ia menambahkan, dalam lawatan tersebut dibahas kondisi kehidupan di Jalur Gaza, perkembangan politik Palestina, masalah terkait pintu perbatasan Raffah dan isu lain seperti pendidikan, kesehatan dan pertanian dengan pejabat negara-negara Arab.
Hashd Al Shaabi Peringatkan Dampak Serangan Turki ke Suriah
Hashd Al Shaabi, Irak memperingatkan dampak serangan militer Turki ke Suriah.
Komandan Hashd Al Shaabi, Abu Mahdi Al Muhandis mengumumkan, karena serangan militer Turki ke utara Suriah dan kemungkinan bebasnya para teroris Daesh, muncul bahaya kembalinya Daesh ke Irak.
Ia menambahkan, Hashd Al Shaabi selain melakukan koordinasi penuh dengan pasukan penjaga perbatasan dan militer Irak, juga siap menghadang masuknya kembali teroris ke Irak.
Bersamaan dengan dimulainya operasi militer Turki ke Suriah, pemerintah Irak menambah jumlah pasukannya di perbatasan Turki untuk mengantisipasi situasi darurat yang mungkin terjadi akibat operasi tersebut.
Pasukan Suriah sudah Ditempatkan di Kota Manbij
Pasukan pemerintah Suriah sudah ditempatkan di kota Manbij untuk mengantisipasi serangan Turki dan kelompok teroris dukungan negara itu.
Fars News (15/10/2019) melaporkan, sumber media Suriah mengabarkan penempatan pasukan Suriah di wilayah-wilayah dekat perbatasan Turki.
Menurut stasiun televisi Al Ekhbariya, pasukan pemerintah Suriah, Selasa (15/10) siang sudah ditempatkan di kota Manbij, timur laut Provinsi Aleppo, Suriah.
Kantor berita resmi Suriah, SANA mengumumkan, pasukan Suriah ditempatkan di Manbij untuk menjalankan tugas negara melindungi tanah air dari agresi Turki dan pasukan teroris bayaran.
Pada Senin (14/10) malam pasukan Suriah tiba di daerah-daerah sekitar kota Manbij, dan menurut keterangan berbagai sumber, pasukan Amerika Serikat yang ada di sekitar kota Manbij diperintahkan untuk mencegah masuknya pasukan Suriah ke kota itu.
Sebelumnya kantor berita Turki, Anadolu memberitakan, PM Turki mengaku prioritas militer Turki dan pasukan afiliasinya dalam operasi militer ke utara Suriah adalah menduduki kota Manbij.
Zarif: Serangan ke Tanker Iran Dilakukan Beberapa Negara
Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, serangan terhadap kapal tanker Iran, SABITI dilakukan oleh salah satu negara. Menurutnya, berdasarkan informasi yang diterima, serangan ini dilakukan satu atau beberapa negara.
Mohammad Javad Zarif, Selasa (15/10/2019) menjelaskan, penyelidikan terkait serangan ini masih terus dilakukan, dan Republik Islam Iran tidak akan menuduh negara manapun sebelum hasil pasti penyelidikan diperoleh.
Ia menambahkan, serangan ke kapal tanker Iran adalah perbuatan sebuah negara pendukung satu negara lain.
Sebelumnya Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, yang jelas serangan ini dilakukan oleh sebuah rezim dengan bantuan beberapa negara, dan setiap negara yang terlibat harus menanggung akibatnya.
Kapal tanker Iran, SABITI, Jumat (11/10) di timur Laut Merah dua kali diserang dari jarak sekitar setengah jam dan mengalami kerusakan.
Dirjen WHO: Kesehatan Iran Terdepan di Mediterania Timur
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengatakan, Republik Islam Iran menjadi negara terdepan di bidang kesehatan, di wilayah Mediterania Timur. Menurutnya, Iran berhasil mengontrol angka kematian anak, perempuan dan wabah penyakit.
Tedros Adhanom, Selasa (15/10) dalam pertemuan Komisi Regional WHO untuk Mediterania Timur ke-66 di Tehran, 14-17 Oktober 2019 menuturkan, dengan memperhatikan keberhasilan yang dicapai Iran, WHO berkewajiban untuk membantu negara ini sehingga bisa memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas.
Drijen WHO juga menyinggung program penanggulangan penyakit Hepatitis dan mengatakan, ini adalah program dunia untuk mengontrol, mencegah dan mengurangi tingkat kematian yang diakibatkan Hepatitis, dan negara-negara kawasan khususnya Afghanistan harus berusaha melaksanakan program ini.
Tedros Adhanom menambahkan, harus dibuat kerangka khusus untuk mengurangi angka kematian akibat Hepatitis sehingga para ibu, bayi dan pasien dapat hidup sehat, dan WHO membutuhkan tenaga perawat, paramedis dan tenaga kesehatan yang lebih banyak.
Pertemuan Komisi Regional WHO untuk Mediterania Timur diselenggarakan di Tehran, 14-17 Oktober 2019 dengan dihadiri oleh Presiden Iran.
Pertemuan ini diikuti oleh 22 menteri kesehatan negara-negara kawasan dan membicarakan masalah-masalah terpenting di bidang kesehatan termasuk pola hidup dan dampaknya pada kesehatan penduduk, kesehatan bayi, anak, remaja dan pemuda, obat-obatan serta biayanya, penyakit tidak menular, dokter keluarga dan penyakit menular.
Trump dan Serangan Turki ke Suriah Utara
Presiden Donald Trump memberikan lampu hijau atas serangan militer Turki ke Suriah Utara dengan menarik pasukan Amerika dari wilayah itu. Namun, Trump sekarang dalam sebuah perubahan sikap yang drastis, menjatuhkan sanksi terhadap Ankara.
Trump pada Senin (14/10/2019) malam, mengumumkan daftar sanksi baru terhadap Turki. Ia mengeluarkan perintah penerapan sanksi terhadap para mantan dan pejabat Ankara serta individu yang membantu serangan militer Turki di Suriah Utara.
Trump juga akan menaikkan tarif impor baja dari Turki sampai 50 persen dan segera membekukan pembicaraan antara Washington-Ankara mengenai kesepakatan dagang 100 miliar dolar.
"Saya sepenuhnya siap untuk segera menghancurkan ekonomi Turki jika para pemimpin Ankara terus menempuh jalan berbahaya dan destruktif ini," tegas Presiden AS.
"Saya mengumumkan keadaan darurat nasional karena situasi saat ini di Suriah dan terutama karena serangan militer Turki di Suriah Utara," tambahnya.
Operasi militer Turki di Suriah Utara.
Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi terhadap kementerian pertahanan dan kementerian energi Turki serta tiga menteri pertahanan, energi, dan dalam negeri.
Pentagon meminta sekutunya di NATO untuk menjatuhkan sanksi terhadap Turki karena operasi militer negara itu di Suriah telah melemahkan perang melawan teroris Daesh.
Trump sebelum ini memberikan lampu hijau atas serangan militer Turki di Suriah Utara, namun tekanan Kongres telah memaksa Gedung Putih untuk mengambil tindakan tegas terhadap Ankara.
Meski ada tekanan dari AS dan Uni Eropa, Presiden Recep Tayyip Erdogan tampaknya tidak berniat menghentikan operasi militer di Suriah Utara. Erdogan sepertinya yakin bahwa perekonomian Turki mampu menahan tekanan sanksi AS atau paling tidak sanksi pemerintahan Trump tidak akan menjadi pukulan serius bagi Turki untuk saat ini.
Namun, AS sekarang memiliki banyak alasan untuk menghukum Turki seperti kasus pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh negara itu dan perluasan hubungannya dengan Rusia dan Cina.
Uni Eropa juga telah mengancam Turki dengan embargo senjata dan sanksi ekonomi di masa depan. Hal ini tentu akan semakin memperburuk hubungan kedua pihak.
Turki Klaim Tewaskan 560 Milisi Kurdi di Utara Suriah
Kementerian Pertahanan Turki mengklaim, operasi militer Turki 'Peace Spring' di utara Suriah telah menewaskan 560 milisi bersenjata Kurdi.
ISNA (15/10/2019) melaporkan, Kemenhan Turki mengumumkan, 560 milisi Partai Buruh Kurdistan, PKK, Unit Proteksi Rakyat, YPG, dan Partai Uni Demokratik Suriah, PYD tewas dalam operasi militer negara itu di utara Suriah.
Kemenhan Turki juga mengatakan bahwa operasi militer untuk menumpas kelompok separatis Kurdi di timur Sungai Eufrat ini akan terus berlanjut.
Agresi militer Turki ke utara Suriah dimulai hari Rabu (9/10) dengan dalih untuk memberantas terorisme dan membersihkan wilayah perbatasannya dari teroris.
Suasana Najaf Menjelang Arbain
Jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim telah tiba di Najaf Ashraf untuk mengikuti Pawai Arbain.
Mereka kemudian menziarahi makam Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as dan setelahnya berjalan kaki dari Najaf menuju Karbala.
Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai oleh pasukan Yazid di Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.
Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.
Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as, cucu tercinta Rasulullah Saw.
Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as. Masyarakat Irak menyediakan makanan, minuman dan tempat istirahat gratis di sepanjang rute ini. Ada pula yang berjalan kaki dari Iran ke Karbala.
Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah Swt menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.
Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.
Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.
Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.
Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."
Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka ini.
Rusia: Tak akan Kami Biarkan Suriah dan Turki Berperang
Utusan khusus Presiden Rusia untuk Suriah mengatakan, keamanan perbatasan Suriah-Turki harus dijaga dengan cara menempatkan pasukan Suriah di wilayah itu. Menurutnya, Moskow tidak akan membiarkan pertempuran antara Turki dan Suriah terjadi.
Fars News (15/10/2019) melaporkan, Alexander Lavrentiev, Selasa (15/10) menuturkan, dialog aktif yang lebih intens antara Damaskus dan Kurdi dapat membantu menegakkan kedaulatan dan integritas teritorial Suriah.
Kantor berita Rusia, Interfax mengabarkan, Lavrentiev menjelaskan, Rusia akan memediasi dialog Suriah dengan Kurdi. Dialog ini selain di tempat lain juga digelar di pangkalan udara Hmeimim.
Menurut utusan khusus Presiden Rusia itu, operasi militer Turki di Suriah tidak bisa dibenarkan, dan tidak ada satu kesepakatanpun terkait hal ini antara Moskow dengan Ankara.
"Keamanan perbatasan Suriah-Turki harus dijaga dengan menempatkan pasukan pemerintah Suriah di sepanjang garis perbatasan dua negara," imbuhnya.
Lavrentiev menegaskan bahwa dirinya meragukan kemungkinan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Suriah.
Ehud Olmert: Israel Kalah Strategi dari Iran
Mantan perdana menteri rezim Zionis Israel memprotes keras kebijakan PM Israel, Benjamin Netanyahu dan mengatakan, kebijakan Netanyahu terkait Iran menyebabkan Tel Aviv kalah strategi dari Tehran.
Fars News (15/10/2019) melaporkan, Ehud Olmert dalam wawancaranya hari ini, Selasa (15/10) memprotes keras kebijakan Netanyahu dan menuturkan, PM Israel karena terlalu berlebihan memusatkan perhatian pada program nuklir Iran, ia abai atas aktivitas regional Iran termasuk kehadiran Tehran di Suriah.
Kepada surat kabar Jerusalem Post, Olmert menuturkan, kekalahan terbesar Israel di bidang keamanan dan pertahanan adalah kekalahan terbesar dalam 50 tahun terakhir sejak perang Yom Kippur, dan itu adalah membiarkan Iran masuk ke Suriah.
Ia menambahkan, ketika Netanyahu bersikeras masuk ke wilayah Iran untuk menghadapi program nuklirnya, Tehran sudah memulai infiltrasi di Suriah dan mendukung pemerintah negara itu.
Menurut Olmert, pada akhirnya setelah sekian lama saat orang Iran sudah di Suriah, kita (Israel) baru memulai serangan udara. Selain itu kita selalu mengeluarkan statemen provokatif dan mengancam untuk menghancurkan Iran.
Mantan perdana menteri Israel itu menjelaskan, seharusnya sebelum Iran masuk ke Suriah, Israel menyerang mereka, karena kegagalan mencegah penempatan pasukan Iran di Suriah adalah sebuah kekalahan strategis bagi Tel Aviv, dan yang bertanggung jawab atas semua ini adalah Netanyahu.



























