کمالوندی
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 110-111
Ayat ke 110
 
Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ϺÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘è┘ÆÏª┘ÄÏ│┘Ä Ïº┘äÏ▒┘æ┘ÅÏ│┘Å┘ä┘Å ┘ê┘ÄÏ©┘Ä┘å┘æ┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘é┘ÄÏ»┘Æ ┘â┘ÅÏ░┘ÉÏ¿┘Å┘êϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘å┘ÄÏÁ┘ÆÏ▒┘Å┘å┘ÄϺ ┘ü┘Ä┘å┘Åϼ┘æ┘É┘è┘Ä ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘å┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ▒┘ÄÏ»┘æ┘Å Ï¿┘ÄÏú┘ÆÏ│┘Å┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘å┘É Ïº┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘Åϼ┘ÆÏ▒┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (110)
 
Artinya:
Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa.(12: 110)
 
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas bersama bahwa Allah Swt memberi wahyu kepada sejumlah manusia untuk menjadi perantara antara Tuhan dengan umat manusia, dan pemberi petunjuk serta hidayah kepada mereka. Namun mayoritas mereka mendustakan dan mengingkari kebenaran yang dibawa oleh para nabi.
 
Ayat di atas mengatakan, meski menghadapi penentangan, para nabi tetap meneruskan usahanya memberi petunjuk kepada umat manusia sampai tidak ada lagi harapan mereka untuk beriman. Orang-orang kafir selalu mengejek para nabi dengan mengatakan, "Jika janji yang kalian ucapkan tersebut benar, maka tentulah azab itu sudah diturunkan dan kami semua tertimpa azab."
 
Di saat perilaku orang kafir sudah melampaui batas dan mereka tidak mau menerima kebenaran, Allah Swt menyelamatkan para nabi dan pengikutnya dan menurunkan siksaan atas kaum kafir. Misalnya pada kisah Nabi Nuh as dan umatnya, meski beliau bertahun-tahun menyeru umatnya untuk beriman kepada Allah Swt, namun hanya sedikit dari mereka yang menyambut seruan Nuh as. Oleh karena itu Allah Swt mengirim azab berupa angin topan yang kencang kepada mereka dan hanya orang-orang beriman saja yang selamat dari azab tersebut.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Di antara sunnah Ilahi adalah memberikan kesempatan hidup kepada orang kafir dan menunda azab atas mereka.
2.Azab dan siksaan Allah Swt tidak terbatas pada Hari Kiamat saja. Terkadang Allah Swt menurunkan murka-Nya di dunia.
3.Orang mukmin tidak akan berputus asa terhadap rahmat Allah Swt. Dan orang kafir tidak mempunyai harapan terhadap masa depannya.
 
Ayat ke 111
 
┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘ü┘É┘è ┘é┘ÄÏÁ┘ÄÏÁ┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï╣┘ÉÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄÏ®┘î ┘ä┘ÉÏú┘Å┘ê┘ä┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘ä┘ÆÏ¿┘ÄϺϿ┘É ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï¡┘ÄÏ»┘É┘èϽ┘ïϺ ┘è┘Å┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Ä┘ë ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏÁ┘ÆÏ»┘É┘è┘é┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä ┘è┘ÄÏ»┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ê┘ÄϬ┘Ä┘ü┘ÆÏÁ┘É┘è┘ä┘Ä ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ê┘Ä┘ç┘ÅÏ»┘ï┘ë ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï ┘ä┘É┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä (111)
 
Artinya:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (12: 111)
 
Akhir surat Yusuf mengisyaratkan poin penting terkait cerita yang disampaikan al-Quran termasuk kisah Nabi Yusuf as dan saudara-saudaranya. Kisah yang terdapat dalam al-Quran merupakan teladan dan pelajaran. Al-Quran bukanlah buku cerita, novel, atau kitab sejarah. Hanya orang-orang  berakal saja yang mengambil pelajaran dari kisah-kisah al-Quran. Betapa banyak manusia yang membaca dan mendengar cerita-cerita tersebut namun tidak mampu mengambil pelajaran apapun.
 
Selanjutnya ayat di atas mengatakan, orang berakal dengan berfikir jernih mengetahui bahwa al-Quran bukanlah buatan manusia, tetapi wahyu Ilahi, sama seperti  kitab-kitab samawi terdahulu. Al-Quran mengandung kebenaran yang menjadi pedoman hidup manusia di segala aspek kehidupannya.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Kisah dalam al-Quran menjelaskan kenyataan serta memberikan pelajaran berharga, dan bukanlah hasil imajinasi seorang penulis.
2.Jika mereka yang berakal merenungkan isi al-Quran, maka mereka pasti mendapat petunjuk karena kebenaran dalam al-Quran akan membuat hati mereka cenderung untuk beriman.
3.Meski adanya tipu muslihat dan makar, namun Nabi Yusuf as sampai pada puncak kemuliaan. Kisah Yusuf as adalah sebaik-baiknya teladan bagi manusia. Jika kita mengaku sebagai hamba Allah Swt maka ketahuilah bahwa Allah Swt tidak akan meninggalkan hamba-Nya.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 107-109
Ayat ke 107
 
Ïú┘Ä┘ü┘ÄÏú┘Ä┘à┘É┘å┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï║┘ÄϺÏ┤┘É┘è┘ÄÏ®┘î ┘à┘É┘å┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ï¬┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏ│┘æ┘ÄϺÏ╣┘ÄÏ®┘Å Ï¿┘ÄÏ║┘ÆÏ¬┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ┤┘ÆÏ╣┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (107)
 
Artinya:
Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya?(12: 107)
 
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas bersama bahwa Allah Swt menghibur Rasulullah Saw agar jangan bersedih di saat umatnya tidak mempercayainya. Karena mereka juga tidak beriman kepada Allah Swt. Belum lagi mereka yang beriman, namun imannya tidak murni karena bercampur dengan syirik dan mukmin sejati jumlahnya sangat sedikit.
 
Ayat inimengatakan, berilah peringatan mereka yang tidak beriman kepada Allah Swt dan hari kiamat karena mungkin saja azab Allah Swt akan menimpa mereka di dunia atau ajal datang menjemput mereka secara mendadak sehingga mereka nanti di hari pembalasan dalam kondisi bergelimang dosa dan tidak mempunyai amal kebaikan. Jika hal itu terjadi maka tempat mereka adalah neraka jahanam.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Orang kafir tidak mendapat perlindungan dari Allah Swt, meskipun mereka mempunyai sistem keamanan yang mutakhir.
2.Mengingat hari kiamat dan hari pembalasan adalah faktor penting guna mendidik manusia dan menjahui perbuatan maksiat.
 
Ayat ke 108
 
┘é┘Å┘ä┘Æ ┘ç┘ÄÏ░┘É┘ç┘É Ï│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘É┘è Ïú┘ÄÏ»┘ÆÏ╣┘Å┘ê ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï¿┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘ÄÏ®┘ì Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘É ÏºÏ¬┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Ä┘å┘É┘è ┘ê┘ÄÏ│┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘É┘â┘É┘è┘å┘Ä (108)
 
Artinya:
Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(12: 108)
 
Allah Swt dalam ayat ini menjelaskan metode mengajak manusia kepada kebenaran dan hakikat. Iman harus berdasarkan ilmu pengetahuan, Tuhan harus di kenal melalui ilmu kemudian beriman kepada-Nya. Hal ini juga berlaku terhadap utusan-Nya, kita harus mengenal nabi, baru kemudian beriman kepadanya. Begitu juga al-Quran, klita harus mengenal kitab samawi tersebut dan mengimaninya.
 
Rasululullah Saw juga menerapkan metode ini dalam menyampaikan ajaran ilahi. Oleh karena itu,orang-orang yang masuk Islam karena seruan beliau, mereka teguh dan siap mengorbankan nyawanya demi membela agama. Tidak diragukan bahwa faktor yang melemahkan iman adalah syirik dalam akidah dan perbuatan. Tentunya sebagian manusia mengidap penyakit ini, namun para mubaligh agama ilahi seperti Rasul saww harus terjaga dari perbuatan syirik ini dan secara ikhlas berusaha menyebarkan ajaran ilahi ini.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Para mubaligh harus berusaha meningkatkan pengetahuan agama umatnya.
2.para mubaligh agama harus berusaha menghindari penyakit syirik dan memoperingatkan umatnya bahaya syirik.
 
Ayat ke 109
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏ│┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï▒┘Éϼ┘ÄϺ┘ä┘ïϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘É┘è ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘Ä┘ë Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘É┘èÏ▒┘Å┘êϺ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ü┘Ä┘è┘Ä┘å┘ÆÏ©┘ÅÏ▒┘Å┘êϺ ┘â┘Ä┘è┘Æ┘ü┘Ä ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ï╣┘ÄϺ┘é┘ÉÏ¿┘ÄÏ®┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄÏ»┘ÄϺÏ▒┘ŠϺ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘î ┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ÏºÏ¬┘æ┘Ä┘é┘Ä┘ê┘ÆÏº Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘é┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (109)
 
Artinya:
Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?(12: 109)
 
Di antara alasan penentang Rasulullah Saw adalah jika Tuhan menghendaki untuk mengirim utusan-Nya maka selayaknya Dia mengirim malaikat sebagai rasul, bukannya mengutus manusia seperti kami sebagai rasulnya.
 
Sebagai jawaban atas protes mereka, ayat ini mengatakan, apakah mereka tidak mendengar dan membaca sejarah para nabi terdahulu. Para nabi tersebut semuanya dari golongan manusia penghuni bumi, bukannya para malaikat. Wahai Muhammad Saw ketahuilah hal tersebut di dorong oleh sikap keras kepala dan pengingkaran mereka. Mereka tidak menghendaki kebenaran, meski Kami mengutus malikat kepada mereka.
 
Selanjutnya ayat di atas menjelaskan nasib orang bertakwa dan pendosa. Orang saleh meski di dunia mengalami kesulitan hidup, namun Allah Swt di Hari Kiamat akan menggantinya dengan kenikmatan dan pahala. Tetapi mereka yang berbuat maksiat akan mendapat siksaan di dunia dan menjadi pelajaran bagi yang lain. Dengan membedakan nasib kedua kelompok tersebut di dunia dan akhirat, kita mampu membedakan mana yang benar dan tidak.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Para nabi terdiri dari manusia dan hidup di tengah mereka, namun kehidupan mereka tidak ternoda oleh dosa sehingga menjadi panutan bagi yang lain.
2.Mempelajari sejarah umat terdahulu dapat menjadi hidayah dan mendidik manusia.
3.Rasio dan ideologi membantu manusia mengenal ajaran para nabi dan kebenaran mereka, karena salah satu tujuan dari para nabi adalah menghidupkan akal.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 102-106
Ayat ke 102
 
Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¿┘ÄϺÏí┘É Ïº┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘É ┘å┘Å┘êÏ¡┘É┘è┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘ä┘ÄÏ»┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘Ä┘à┘Æ┘â┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (102)
 
Artinya:
Demikian itu (adalah) diantara berita-berita yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); padahal kamu tidak berada pada sisi mereka, ketika mereka memutuskan rencananya (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya.(12: 102)
 
Epilog kisah nabi Yusuf as ditutup dengan kebahagiaan karena beliau berhasil berkumpul dengan keluarganya kembali di negeri Mesir dan lenyapnya segala rasa iri dan dengki dari hati saudara-saudaranya. Hal ini telah kita bahas pada ayat-ayat sebelumnya.
 
Kali ini ayat yang kita bahas ditujukan kepada nabi Muhammad Saw. Ayat ini mengatakan, kisah di surat ini tidak diambil dari cerita yang beredar di tengah masyarakat atau kitab suci yang telah diubah. Namun kisah ini bersumber pada wahyu ilahi dan hanya Dia yang mengetahui hal gaib. Misalnya di saat saudara Yusuf merencanakan untuk memasukkan Yusuf as ke sumur. Tidak ada yang mengetahui rencana tersebut kecuali Allah swt.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Para nabi mengetahui hal gaib atas izin Allah Swt bukan melalui latihan dan bantuan tukang sihir.
2.Segala tipu daya keji, meski direncanakan dengan rahasia. Namun Allah Swt pasti mengetahuinya dan akan menampakkan rencana keji tersebut jika Dia menghendakinya.
 
Ayat ke 103-104
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ Ï¡┘ÄÏ▒┘ÄÏÁ┘ÆÏ¬┘Ä Ï¿┘É┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (103) ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘ì ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï░┘É┘â┘ÆÏ▒┘î ┘ä┘É┘ä┘ÆÏ╣┘ÄϺ┘ä┘Ä┘à┘É┘è┘å┘Ä (104)
 
Artinya:
Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman -- walaupun kamu sangat menginginkannya.(12: 103)
 
Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta alam.(12: 104)
 
Dengan berakhirnya kisah Yusuf as, ayat selanjutnya dari surat ini membahas topik umum seputar interaksi Nabi Muhamad Saw dengan umatnya. Al-Quran menjelaskan, "Wahai Muhammad, kamu tidak menginginkan balasan apapun dari umatmu dan apa yang kamu sampaikan kepada mereka adalah nasehat dan peringatan. Kamu telah berusaha untuk mengimankan mereka. Namun ketahuilah bahwa sebagian besar manusia tidak mau beriman dan menerima kebanaran. Janganlah kamu mengira bahwa mereka tidak beriman karena tidak mengetahui kebenaran. Berapa banyak dari mereka yang mengetahui kebenaran tetapi tidak mau menerimanya dan bahkan berusaha sekuat tenaga untuk menentang ajaranmu."
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Para nabi sangat tulus dalam menyampaikan hidayah kepada umat manusia, meskipun mereka mendapat perlakuan buruk dari umatnya.
2.Jika manusia tidak beriman, maka hal itu bukan kesalahan para nabi. Namun itu adalah terletak pada ikhiyar (hak pilih) manusia.
 
Ayat ke 105
 
┘ê┘Ä┘â┘ÄÏú┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ïó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ì ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘è┘Ä┘à┘ÅÏ▒┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÅÏ╣┘ÆÏ▒┘ÉÏÂ┘Å┘ê┘å┘Ä (105)
 
Artinya:
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.(12: 105)
 
Menindaklanjuti ayat sebelumnya yang mengatakan bahwa sebagaian besar manusia tidak beriman kepada Allah Swt, ayat ini menghibur Nabi Muhammad Saw dengan mengatakan bahwa mereka ini senantiasa menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah Swt di langit dan bumi. Namun mereka tetap mengingkari Allah Swt. Oleh karena itu janganlah bersedih jika mereka mengingkarimu.
 
Tanda-tanda kebesaran Allah Swt bisa ditelusuri manusia dengan berbagai cara. Misalnya, dengan memperhatikan susunan galaksi di langit atau sejumlah fenomena alam. Dengan mengelilingi ruang angkasa, kekuasaan Allah dapat ditemukan. Ayat ini bisa dikatakan, mengabarkan masa depan manusia yang mampu menembus dan menjelajah ruang agkasa.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Semua fenomena alam adalah mukjizat Allah Swt dan tanda kebesaran dan keagunganNya.
2.Manusia yang lalai, suatu hari bisa sadar dan menerima kebenaran. Namun mereka yang keras kepala tidak akan menerima kebenaran.
 
Ayat ke 106
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘É┘â┘Å┘ê┘å┘Ä (106)
 
Artinya:
Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).(12: 106)
 
Ayat ini masih berhubungan dengan ayat sebelumnya dan ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw. Ayat ini menyatakan, bukan hanya sebagian besar manusia tidak beriman, tetapi mereka yang beriman pun imannya tidak tulus dan akidahnya tidak sempurna. Mereka ini meski menyembah Allah Swt namun juga masih mempercayai kekuatan lain dalam menyelesaikan segala urusannya. Artinya,mereka menyembah Allah Swt, namun untuk urusan kehidupannya dia menyerahkannya kepada kekuatan lain.
 
Imam Redhaas ketika menafsirkan ayat ini berkata, maksud dari syirik dalam ayat ini bukanlah penyembahan berhala, akan tetapi penyerahan urusan kepada selain Allah Swt.Diriwayatkan dari Imam Shadiq as bahwa beliau berkata, "Syirik pada diri manusia lebih tersembunyi dari semut hitam yang bergerak di batu hitam pada malam hari yang gelap gulita."
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Keimanan bertingkat-tingkat. Iman yang murni sangatlah sedikit.
2.Syirik juga mempunyai tingkatan, mulai dari syirik nyata yaitu penyembahan selain Allah hingga syirik tersembunyi yang tidak disadari oleh manusia. Untuk menghindari syirik ini kita harus berlindung pada Allah Swt.
Sejenak Bersama Al-Quran: Parameter dan Batasan Pertemanan
Parameter dan Batasan Pertemanan
 
Allah Swt berfirman:
 
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. at-Taubah: 31)
 
Ahbar dalam ayat ini berarti ilmuwan merupakan bentuk plural dari kata Hibr. Sementara kata Ruhban merupakan bentuk plural dari Rahib yang berarti orang yang meninggalkan dunia. Kedua kelompok manusia ini dengan segala kesuciannya hanyalah hamba Allah dan bukan sesembahan.
 
Imam Shadiq as berkata, "Ahli Kitab tidak melakukan sembahyang dan puasa untuk ulamanya, tapi ulama mereka menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal lalu masyarakat mengikuti perbuatannya."[1]
 
Ketaatan mutlak kepada orang lain merupakan model lain penyembahan kepada mereka. Untuk itu Imam Shadiq as berkata, "Man Atha'a Rajulan fi Ma'shiyah Allah Faqad ÔÇÿAbadahu... Barangsiapa yang menaati seseorang dalam maksiat berarti ia telah menyembahnya."[2]
 
Dengan demikian, cinta, pertemanan dan ketaatan harus memiliki batasan. Setiap sistem, qutub (maqam dalam irfan), mursyid (guru dalam irfan), aturan organisasi dan partai dan yang lainnya bila sumbernya tidak berasal dari wahyu dan perintah Allah, maka itu guluw atau berlebih-lebihan. Begitu juga bila bersikap guluw kepada para nabi seperti menyembah sebagian dari mereka atau menyebut mereka sebagai anak-anak Allah. Karena itu sudah menjadi kesyirikan.
 
Sumber: Mohsen Qarati, Daghayeghi ba Quran, Tehran, Markaz Farhanggi Darsha-i az Quran, 1388 Hs, cet 1.
 
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 100-101
Ayat ke 100
 
┘ê┘ÄÏ▒┘Ä┘ü┘ÄÏ╣┘Ä Ïú┘ÄÏ¿┘Ä┘ê┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▒┘ÆÏ┤┘É ┘ê┘ÄÏ«┘ÄÏ▒┘æ┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘ç┘Å Ï│┘Åϼ┘æ┘ÄÏ»┘ïϺ ┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ¿┘ÄϬ┘É ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏú┘Æ┘ê┘É┘è┘ä┘Å Ï▒┘ÅÏñ┘Æ┘è┘ÄϺ┘è┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Å ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï¼┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è Ï¡┘Ä┘é┘æ┘ïϺ ┘ê┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïú┘ÄÏ¡┘ÆÏ│┘Ä┘å┘Ä Ï¿┘É┘è ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏ▒┘Äϼ┘Ä┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Éϼ┘Æ┘å┘É ┘ê┘Äϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ï¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏ»┘Æ┘ê┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘å┘ÄÏ▓┘ÄÏ║┘Ä Ïº┘äÏ┤┘æ┘Ä┘è┘ÆÏÀ┘ÄϺ┘å┘Å Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘É┘è ┘ê┘ÄÏ¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä ÏÑ┘ÉÏ«┘Æ┘ê┘ÄϬ┘É┘è ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ┘ä┘ÄÏÀ┘É┘è┘ü┘î ┘ä┘É┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘â┘É┘è┘à┘Å (100)
 
Artinya:
Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(12: 100)
 
Pada pembahasan sebelumnya, telah dibahas bersama bahwa Yusuf menyambut kedatangan keluarganya di luar kota. Di saat mereka tiba di Mesir seraya mengucapkan selamat datang, Yusuf memeluk mereka dengan penuh kehangatan. Ayat ini menceritakan sikap Yusuf terhadap kedua orang tuanya. Dalam mengungkapkan rasa hormatnya terhadap mereka. Yusuf menempatkan kedua orang tuanya di singgasana. Namun al-Quran menyatakan, kedua orang tua dan saudara Yusuf bersyukur kepada Allah atas keselamatan dan kedudukan mulia yang diterima anaknya tersebut. Mereka bersujud kepada Allah sebagai ungkapan rasa terima kasihnya.
 
Namun sujud tersebut dilakukan di saat Yusuf sedang berdiri. Oleh karena itu setelah mereka bersujud, Yusuf berkata kepada ayahnya, kejadian ini merupakan takbir mimpi masa remajanya di mana matahari, bulan dan 11 bintang tersebut adalah ayah, ibu dan 11 saudaranya yang bersujud kepada Allah karena dirinya.
 
Dalam dialog selanjutnya beliau mengisyaratkan peristiwa pembebasan dirinya dari penjara Mesir. Menurutnya keluarganya mempunyai andil dalam peristiwa yang dia alami. Yusuf menyatakan bahwa semua itu terjadi atas kemurahan Allah. Disisi lain beliau tidak menceritakan peristiwa ketika dia dimasukkan ke sumur oleh saudaranya dan kejadian ketika beliau di perjualbelikan sebagai budak. Hal tersebut karena kebesaran hati dan demi menjaga kehormatan saudara-saudaranya. Beliau menilai sikap mereka di masa lalu karena pujukan syaitan sehingga timbullah kedengkian di hati mereka dan pada akhirnya terjadilah peristiwa tersebut.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Menghormati kedua orang tua hukumnya wajib dan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut berlaku bagi kita semua meski kita menduduki jawatan yang tinggi.
2. Meski manusia mempunyai pilihan dan kehendak. Namun sumber kebaikan adalah Allah Swt, sedangkan kejahatan berasal dari setan.
3. Hendaknya kita bersikap jantan dan memaafkan kesalahan orang yang berbuat salah terhadap kita, bukan malah sebaliknya menjadi orang pendendam.
 
Ayat ke 101
 
Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïó┘ÄϬ┘Ä┘è┘ÆÏ¬┘Ä┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘Å┘ä┘Æ┘â┘É ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘à┘ÆÏ¬┘Ä┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Æ Ï¬┘ÄÏú┘Æ┘ê┘É┘è┘ä┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ¡┘ÄϺϻ┘É┘èϽ┘É ┘ü┘ÄϺÏÀ┘ÉÏ▒┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘É┘è┘æ┘É┘è ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ»┘æ┘Å┘å┘Æ┘è┘ÄϺ ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É Ï¬┘Ä┘ê┘Ä┘ü┘æ┘Ä┘å┘É┘è ┘à┘ÅÏ│┘Æ┘ä┘É┘à┘ïϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ä┘ÆÏ¡┘É┘é┘Æ┘å┘É┘è Ï¿┘ÉϺ┘äÏÁ┘æ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘É┘è┘å┘Ä (101)
 
Artinya:
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.(12: 101)
 
Al-Quran menyebutkan adanya dua pemimpin di Mesir. Pemerintahan Firaun yang menganggap kekuasaan adalah miliknya dan para penduduk adalah budaknya. Di sisi lain adalah pemerintahan Yusuf as yang menyatakan bahwa kekuasaan adalah milik Allah Swt. Beliau berkata, "Ya Allah! Segala yang kumiliki berasal dari-Mu, segala ilmu, kekuasaan dan pangkat adalah anugerah-Mu. Aku selalu membutuhkan-Mu baik di dunia maupun di akhirat. Engkau adalah pelindungku, aku berharap di saat kematian menjemputku, diriku berada dalam kondisi berserah diri kepada-Mu dan masukkanlah diriku bersama golongan orang-orang saleh."
 
Beliau mengucapkan kata-katanya dalam bentuk doa dan munajat. Hal ini menunjukkan kedalaman iman dan rasa tawakal beliau kepada Allah Swt. Yusuf as bersama keluarga dan saudaranya menikmati karunia Allah swt berupa kedudukan tinggi di Mesir. Namun di saat menghadapi kesulitan beliau tidak melupakan Tuhannya, hanya nama Allah-lah yang terucap dari bibir beliau guna menyelesaikan berbagai kesulitan yang dihadapinya. Yang lebih penting lagi adalah di saat beliau berada dalam puncak kekuasaan, beliau tetap mengingat hari kiamat dan selalu berdoa agar imannya tetap terjaga dan meninggal dalam kondisi beriman pada Allah Swt.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kita harus selalu memikirkan nasib kita di dunia dan selalu memohon bantuan Allah Swt guna menjaga agama dan iman kita.
2. Jabatan dan kekuasaan adalah faktor yang mendorong manusia berbuat sewenang-wenang dan menjauhkannya dari keimanan, kecuali jika Allah Swt menjaga manusia dari segala bahaya.
3. Para penguasa harus menyadari bahwa Allah Swt selalu mengawasi mereka dan Dia-lah yang Berkuasa atas manusia di dunia dan akhirat.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 96-99
Ayat ke 96
 
┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¼┘ÄϺÏí┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏ┤┘É┘èÏ▒┘Å Ïú┘Ä┘ä┘Æ┘é┘ÄϺ┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘ê┘Äϼ┘Æ┘ç┘É┘ç┘É ┘ü┘ÄϺÏ▒┘ÆÏ¬┘ÄÏ»┘æ┘Ä Ï¿┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘ïϺ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïú┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ Ïú┘Ä┘é┘Å┘ä┘Æ ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘ÄϺ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (96)
 
Artinya:
Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Ya'qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: "Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya".(12: 96)
 
Pada pembahasan sebelumnya telah dikaji bersama bahwa Yusuf as di saat memberikan bajunya kepada saudara-saudaranya, berkata, "Bawalah bajuku ini kepada ayah agar mata beliau sembuh kembali." Ayat ini menjelaskan bahwa ketika saudara-saudara Yusuf membawa baju tersebut dan lalu mengusapkannya pada kedua mata ayah mereka, maka janji yang diberikan Yusuf as atas izin Allah Swt terealisasi dan mata Ya'qub as sembuh seperti sedia kala.
 
Kemudian Nabi Ya'qub as berkata kepada anak-anaknya, "Selama berapa tahun ini jika aku membicarakan Yusuf kalian selalu mengatakan bahwa hal itu hanyalah khayalanku belaka. Lebih dari itu kalian menyangka aku mengharapkan kembalinya orang yang telah dimakan serigala. Namun kalian tidak sadar bahwa aku mengetahui sesuatu atas wahyu Allah Swt. Aku yakin bahwa kalian tidak mengetahuinya. Lebih dari itu aku selalu mengharap anugerah Allah Swt, sedangkan kalian tidak demikian."
 
Hal yang menarik adalah kisah tentang baju Yusuf. Dahulu, setelah memasukkan Yusuf ke dalam sumur, saudara-saudara Yusuf berpura-pura menangis dengan membawa bajunya yang dilumuri darah lalu berbohong bahwa Yusuf  mati dimakan serigala. Kini peristiwa tersebut kembali terulang. Mereka datang sambil membawa baju Yusuf dan membawa kabar gembira bahwa Yusuf masih hidup. Tidak hanya itu mereka juga membawa berita soal kedudukan dan jabatan penting Yusuf di negeri Mesir.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Anak yang tidak baik membawa masalah dan kesulitan jasmani dan ruhani orang tuanya. Namun anak yang saleh dan baik adalah pelita kehidupan bagi orang tua.
2.Kelebihan Nabi adalah yakin atas janji Allah dan pertolongan-Nya.
 
Ayat ke 97-98
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ¿┘ÄϺ┘å┘ÄϺ ϺÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Æ ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ Ï░┘Å┘å┘Å┘êÏ¿┘Ä┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ Ï«┘ÄϺÏÀ┘ÉϪ┘É┘è┘å┘Ä (97) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï│┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘Ä Ïú┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Å ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘è ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘ŠϺ┘äÏ▒┘æ┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘Å (98)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)".(12: 97)
 
Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(12: 98)
 
Setelah kembali ke Kan'an, saudara-saudara Yusuf menyesali perbuatan mereka dan meminta sang ayah untuk memohonkan pengampunan kepada Allah Swtatas perbuatan dosa yang mereka lakukan. Nabi Ya'qub as menjanjikan kepada mereka untuk memohon pengampunan bagi anak-anaknya. Hal tersebut akan dilakukan Ya'qub as pada saat yang tepat. Riwayat menyebutkan bahwa maksud Ya'qub as dari saat yang tepat untuk berdoa adalah malam Jum'at. Karena Allah swt menjadikan malam tersebut sebagai malam terkabulnya segala doa dan munajat.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Bertawasul kepada para kekasih Allah Swt dan menjadikan mereka perantara demi mengharap pengampunan Allah adalah hal yang terpuji.
2.Di saat orang bersalah mengakui dosanya, janganlah kita mencelanya. Selayaknya kita memaafkan dan meminta orang lain memaafkan kesalahannya.
3.Hendaknya kita berusaha membangkitkan harapan pada orang yang berdosa.
 
Ayat ke 99
 
┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä Ïó┘Ä┘ê┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ïú┘ÄÏ¿┘Ä┘ê┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏºÏ»┘ÆÏ«┘Å┘ä┘Å┘êϺ ┘à┘ÉÏÁ┘ÆÏ▒┘Ä ÏÑ┘É┘å┘Æ Ï┤┘ÄϺÏí┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ïó┘Ä┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (99)
 
Artinya:
Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman".(12: 99)
 
Wajar jika Ya'qub as beserta keluarganya sangat gembira saat memasuki Mesir setelah sekian lama berpisah dengan Yusuf. Nabi Yusuf as telah menunggu kedatangan mereka di luar kota. Tujuan Yusuf adalah menyambut keluarganya dengan penuh kehormatan dan mengiring mereka memasuki Mesir. Untuk itu Yusuf sangat menantikan pertemuan itu. Pertemuan antara ayah dan anak tersebut sulit untuk dilukiskan. Al-Quran hanya mengisyaratkan pokok permasalahan yaitu penyambutan yang dilakukan Yusuf dengan penuh penghormatan.
 
Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Berhati-hatilah, jangan sampai kedudukan melupakan kita untuk menghormati kedua orang tua kita.
2.Ciri pemerintahan yang bersih adalah mampu menjamin keamanan warganya. Namun hal ini akan terealisasi jika kekuasaan dipegang oleh figur-figur yang bersih seperti Yusuf as.
3.Janganlah melupakan pertolongan Allah Swt di saat menyebut kelebihan kita. Seperti yang dinyatakan Nabi Yusuf as di saat beliau berkata,"Atas bantuan Allah Swt Mesir dalam kondisi aman."
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 93-95
Ayat ke 93
 
ϺÏ░┘Æ┘ç┘ÄÏ¿┘Å┘êϺ Ï¿┘É┘é┘Ä┘à┘É┘èÏÁ┘É┘è ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘ä┘Æ┘é┘Å┘ê┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘ê┘Äϼ┘Æ┘ç┘É Ïú┘ÄÏ¿┘É┘è ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É Ï¿┘ÄÏÁ┘É┘èÏ▒┘ïϺ ┘ê┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘Å┘ê┘å┘É┘è Ï¿┘ÉÏú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘É┘è┘å┘Ä (93)
 
Artinya:
Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".(12: 93)
 
Pada pembahasan yang lalu telah dijelaskan bahwa akhirnya saudara Yusuf mengenalinya dan kemudian meminta maaf kepada Yusuf terkait perlakuan buruk mereka dahulu terhadapnya. Dan Nabi Yusuf as dengan kebesarannya memaafkan semua perbuatan saudaranya serta dengan penuh kehangatan beliau memeluk para saudaranya seraya berdoa semoga Allah Swt juga memafkan kalian.
 
Di saat hubungan Yusuf dan suadaranya kian dekat, mereka mulai bercerita berbagai kejadian selama perpisahan mereka dengan Yusuf serta apa yang terjadi pada ayah mereka. Mereka mengatakan bahwa Nabi Ya'qub as saat ini ditimpa musibah yaitu mata beliau manjadi buta akibat kesedihan yang mendalam karena perpisahannya dengan Yusuf. Ketika mendengar hal tersebut Yusuf as memberikan bajunya seraya berkata kepada mereka,"Bawalah bajuku ini  kepada ayah kemudian usapkan bajuku ini ke wajahnya maka akan kembali pulih penglihatan beliau."
 
Hal yang menakjubkan adalah andil baju Yusuf as di cerita tersebut. Demi membuktikan pada ayahnya bahwa Yusuf meninggal dimakan serigala, saudara Yusuf melumuri baju Yusuf dengan darah dan membawanya kepada ayah  mereka. Pada bagian lain disebutkan, di saat Zulaikha menuduh Yusuf hendak berbuat tidak senonoh dengannya, kembali sobekan baju belakang Yusuf membuktikan kebersihannya. Saat ini juga baju Yusuf menyembuhkan mata ayahnya.
 
Meski Ya'qub adalah seorang nabi dan doanya pasti terkabul, namun Allah Swt menghendaki baju Yusuf sebagai perantara kesembuhan matanya. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya pribadi para kekasih Allah Swt dan orang saleh. Sumber kebaikan dan berkah, bahkan pakaian mereka juga bisa untuk diambil berkahnya. Dalam hal ini, jenis, warna dan bentuk baju bukan menjadi ukuran,  tetapi yang penting adalah sesuatu tersebut mempunyai kedekatan dengan para kekasih Allah Swt.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Bertabaruk atau mengambil berkah dari sesuatu yang berhubungan dengan para kekasih Tuhan adalah diperbolehkan. Dan juga bisa menjadi obat bagi mereka yang sakit.
2.Mengubah suasana lingkungan berdampak positif bagi mereka yang memiliki masa lalu buruk. Dengan memanggil keluarganya ke Mesir, Yusuf as telah menyiapkan syarat perubahan tersebut.
 
Ayat ke 94-95
 
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏÁ┘Ä┘ä┘ÄϬ┘É Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘É┘èÏ▒┘Å ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïú┘ÄÏ¿┘Å┘ê┘ç┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è ┘ä┘ÄÏú┘Äϼ┘ÉÏ»┘Å Ï▒┘É┘èÏ¡┘Ä ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä ┘ä┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘Å┘ü┘Ä┘å┘æ┘ÉÏ»┘Å┘ê┘å┘É (94) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ϭ┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘Ä┘ü┘É┘è ÏÂ┘Ä┘ä┘ÄϺ┘ä┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÄÏ»┘É┘è┘à┘É (95)
 
Artinya:
Tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka: "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)".(12: 94)
 
Keluarganya berkata: "Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang dahulu".(12: 95)
 
Begitu dekatnya hubungan antara Ya'qub as dan Yusuf as terlihat di saat kafilah yang membawa baju Yusuf as meninggalkan Mesir. Nabi Ya'qub yang berada di Kan'an merasakan kehadiran anak tersayangnya. Nabi Ya'qub as mengetahui bahwa keluarganya tidak akan mempercayai ucapannya, beliau berkata jika kalian tidak menganggapku gila maka akan aku beritahu pada kalian bahwa saat ini aku mencium bau Yusuf as. Maka wajar jawaban anggota keluarganya ketika berkata kepada beliau,"Telah lama Yusuf meninggal namun sampai saat ini kamu menyangka dia masih hidup. Hari ini pun kamu mengatakan telah mencium bau Yusuf, hal itu pun tidak lebih dari pada angan-angan mu."
 
Nabi Ya'qub as mampu merasakan kehadiran anak tersayangnya dari jauh.Hal tersebut adalah berkat ilmu kenabian beliau atau kondisi psikologis yang saat ini pun bisa terjadi pada sebagian orang. Misalnya seorang ibu di saat  jauh dari anaknya ia merasa sedih dan gundah, ternyata di saat tersebut anaknya tertimpa bahaya atau musibah.
 
Namun mungkin ada pertanyaan, kenapa nabi Ya'qub as tidak merasakan apapun di saat Yusuf as dimasukkan ke sumur atau penjara ? Jawabannya adalah hal tersebut termasuk  perkara gaib yang hanya diketahui oleh Allah Swt dan manusia tidak punya andil dalam hal  itu. Kapanpun Dia berkehendak maka manusia akan mendapat kemampuan tersebut. Allah Swt sebelumnya menguji Yusuf dengan  berbagai kesulitan agar dia lebih matang dalam memerintah Mesir. Sedangkan Ya'qub as dalam  kurun waktu tersebut agar lebih sabar dalam menunggu.
 
Hal itu tercermin dalam sikap buruk anak-anak dan keluarga Ya'qub yang menuduh dia hanya berangan-angan dan  gila. Di sisi lain orang awam tidak boleh mengukur pandangan auliya Allah dengan pandangan dangkalnya serta menghukuminya.
 
Dari dua ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Selain memiliki lima indera, manusia juga memiliki indera ke enam yang mampu menyingkap berbagai hal yang tidak dapat dicerna oleh sebagian orang. Namun indera tersebut tidak dimiliki oleh semua orang, hanya orang-orang tertentu saja dengan izin Allah Swt memilikinya.
2.Janganlah mengingkari sesuatu yang tidak kita ketahui atau mengerti. Tetapi kita harus terima, karena sebagian perkara diketahui oleh orang tertentu yang kita tidak mengetahuinya, seperti wahyu para nabi atau ilham para auliya.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 90-92
Ayat ke 90
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ïú┘ÄϪ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Å ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Å ┘ê┘Ä┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ«┘É┘è ┘é┘ÄÏ»┘Æ ┘à┘Ä┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄϬ┘æ┘Ä┘é┘É ┘ê┘Ä┘è┘ÄÏÁ┘ÆÏ¿┘ÉÏ▒┘Æ ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏÂ┘É┘èÏ╣┘Å Ïú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ¡┘ÆÏ│┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (90)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?". Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik"(12: 90)
 
Pada pembicaraan lalu telah disebutkan bahwa sewaktu saudara-saudara Yusuf menunjukkan kerendahan diri dan kelemahan di hadapan Yusuf as, Yusuf pun tidak tahan lagi untuk terus menerus menyembunyikan jati dirinya, dan dalam rangka memperkenalkan diri beliau kepada mereka, dengan secara tidak langsung dan dalam bentuk sindiran, beliau berkata bahwa beliau mengetahui semua peristiwa yang menimpa Yusuf dan saudaranya. Mendengar itu mereka tersadar dan bertanya-tanya, dari mana orang ini mengetahui peristiwa Yusuf? Karena itu mereka berpikir dan tiba-tiba terbetik dalam pikiran mereka, jangan-jangan orang ini adalah Yusuf.
 
Ayat yang sedang kita bahas ini mengatakan bahwa mereka dengan sebuah pertanyaan sederhana dapat memahami bahwa saudara mereka Yusuf saat ini telah memperoleh kedudukan yang sedemikian tinggi. Akan tetapi Yusuf as mengetahui semua perkara ini dari Allah Swt dan berkata, "Semua ini merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada kita, dan hari ini Allah telah mengumpulkan kita semua." Sudah barang tentu perilaku Yusuf yang sedemikian mulia, semakin membuat malu saudara-saudara beliau yang telah menzalimi beliau dengan kezaliman yang sangat besar. Akan tetapi dari sisi lain, mereka merasa sangat gembira. Mungkin saat ketika Yusuf memeluk saudara-saudaranya adalah saat yang paling berkesan dalam kehidupan seseorang yang jiwanya dipenuhi oleh rasa penyesalan sekaligus kegembiraan, bercampur baur dengan air mata kerinduan.
 
Sedangkan al-Quran tidak menjelaskan gejolak perasaan dan emosi jiwa yang merupakan perkara lumrah dan umum, yang muncul dalam diri seseorang pada saat-saat seperti ini. Yusuf kemudian menerangkan rahasia inayah Allah dan mengatakan, "Jika Yusuf berhasil mencapai posisi dan kedudukan seperti ini, tak lain adalah karena ia mencegah dirinya dari perbuatan dosa dan tidak menyerah kepada ajakan hawa nafsu. Allah Swt tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang semacam ini, bahkan di dunia ini lah Allah akan memberikan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi kepadanya.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Banyak sekali hakikat dan kebenaran yang jelas dan terang di sepanjang sejarah. Dan yang akan selalu tegak adalah kebenaran dan hakikat, bukan kebatilan dan fatamorgana.
2. Orang yang pantas memegang tampuk kekuasaan adalah orang yang tabah, kuat dan berhasil dengan baik dalam menghadapi ujian baik yang pahit maupun yang manis, dan tahan terhadap bujukan syahwat.
 
Ayat ke 91-92
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ϭ┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïó┘ÄϽ┘ÄÏ▒┘Ä┘â┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏ«┘ÄϺÏÀ┘ÉϪ┘É┘è┘å┘Ä (91) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄϽ┘ÆÏ▒┘É┘èÏ¿┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘Æ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘è┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏ¡┘Ä┘à┘ŠϺ┘äÏ▒┘æ┘ÄϺϡ┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (92)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)".(12: 91)
 
Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang".(12: 92)
 
Sewaktu saudara-saudara Yusuf mengenal beliau dan menyaksikan sikap beliau yang memuliakan mereka, maka mereka merasa malu dan menyesali sikap masa lalu mereka. Mereka pun mengakui berbagai kesalahan yang telah mereka perbuat dan berkata, "Engkau adalah lebih baik dan lebih mulia daripada kami dari segala segi. Dan kami telah mendengki terhadapmu tanpa alasan." Nabi Yusuf as sekali lagi menunjukkan sikap kebesaran hatinya dan mengatakan, "Masa lalu itu telah lewat. Tidak usahlah kalian berbicara lagi tentang masa lalu itu. Sebaiknya kalian pikirkan keadaan saat ini dimana kita semua telah kembali berkumpul dalam keadaan sehat sejahtera. Hari ini tidak ada tempat untuk mencela kalian. Kalaupun di masa lalu telah terjadi kesalahan, maka kita berharap Allah Swt akan mengampuni dan menghapus kesalahan kalian itu."
 
Dalam peristiwa Fathu Mekah pun sebagian sahabat Nabi Muhammad Sawmendorong Muslimin untuk membalas dendam terhadap orang-orang musyrik. Akan tetapi Rasul Allah Saw mengatakan, "Hari ini adalah hari rahmat." Dan beliau pun mengumumkan pengampunan untuk semua orang. Saat itu ketika menjawab mereka yang ingin melampiaskan dendam kepada kaum Kuffar Quraisy, Rasul Allah Saw mengatakan, "Hari ini aku akan melakukan perbuatan yang telah dilakukan oleh saudaraku Yusuf terhadap saudara-saudaranya yang telah melakukan kesalahan, dimana beliau memaafkan semua mereka."
 
Dalam berbagai riwayat Islam disebutkan bahwa ketika anda telah memperoleh kekuasaan, maka maafkanlah mereka yang selama ini menzalimi dan memusuhi anda. Dan jadikanlah pemaafan tersebut sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas kekuasaan yang telah anda capai. Tentu saja sikap lapang dada Nabi Yusuf as lebih daripada sekedar memaafkan saudara-saudaranya, akan tetapi beliau juga memintakan ampun kepada Allah Swt untuk mereka, dan memberikan harapan kepada saudara-saudaranya itu bahwa Allah Swt akan mengampuni mereka. Sudah barang tentu, jika seorang hamba bersedia memaafkan kesalah orang lain, maka Allah Swt yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun, pasti akan memaafkan kesalahan dan mengampuni dosa-dosa yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya.
 
Dari dua ayat tadi terdapat empatpelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Jika hanya karena sifat hasud kita berusaha menutupi dan mengingkari kemuliaan-kemuliaan orang lain, maka suatu hari akan datang dimana kita harus mengakui kemuliaan orang itu dimana kita sendiri dalam keadaan hina.
2. Apabila kita mengakui dosa kita dan mengakui kesalahan kita, maka peluang ampunan dan maaf Ilahi akan terbuka.
3. Apabila seseorang yang telah menzalimi kalian menyesali perbuatannya, maka maafkanlah ia dan janganlah kami mencelanya.
4. Memaafkan kesalahan orang lain dalam keadaan kuat dan ebrkuasa adalah akhlak para waliyullah.
Sejenak Bersama Al-Quran: Pentingnya Masjid
Pentingnya Masjid
 
Allah Swt berfirman:
 
"Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. at-Taubah: 18)
 
Masjid merupakan pusat penting ibadah dan sosial bagi umat Islam. Dengan demikian, setiap pengelolanya harus orang yang saleh dan suci. Program yang dimiliki masjid harus konstruktif dan mendidik, selain anggaran yang dimilikinya didapatkan dari jalan yang halal. Sementara jamaah masjid juga harus orang bertakwa, bersama Allah dan dihormati. Bila yang terjadi sebaliknya, dimana mereka yang membangun masjid adalah penguasa zalim, imam shalat jamaah orang bodoh dan penakut, sementara takmir masjid adalah orang-orang yang tidak cakap dan semangat maka masjid akan jauh dari tujuan aslinya untuk meningkatkan spiritual.
 
Menurut Faidh al-Kasyani dalam tafsir as-Shafi upaya memperbaiki masjid termasuk merawat, membersihkan, penerangan, pembelajaran dan tablig.
 
Rasulullah Saw bersabda, "Bila kalian menyaksikan seseorang rajin mendatangi masjid, maka kalian harus bersaksi dengan keimanannya."[1]
 
Dalam banyak riwayat disebutkan tentang orang yang sering mengunjungi masjid akan mendapatkan banyak keuntungan termasuk mendapatkan teman seiman, tambahan informasi yang berguna, mendapat bimbingan, menjauhi dosa dan mendapat nikmat serta rahmat ilahi.[2]
 
Iman tidak terpisahkan dari amal seperti juga shalat tidak terpisahkan dari zakat (orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,menunaikan zakat), begitu juga dengan masjid tidak terpisahkan dari revolusi (dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah).
 
Sumber: Mohsen Qarati, Daghayeghi ba Quran, Tehran, Markaz Farhanggi Darsha-i az Quran, 1388 Hs, cet 1.
[1]. Tafsir ad-Durr al-Mantsur.
[2]. Wasail as-Syiah dan Tafsir ad-Durr al-Mantsur.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 87-89
Ayat ke 87
 
┘è┘ÄϺ Ï¿┘Ä┘å┘É┘è┘æ┘Ä ÏºÏ░┘Æ┘ç┘ÄÏ¿┘Å┘êϺ ┘ü┘ÄϬ┘ÄÏ¡┘ÄÏ│┘æ┘ÄÏ│┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘É┘è┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘è┘ÆÏª┘ÄÏ│┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘Ä┘ê┘ÆÏ¡┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘è┘ÆÏª┘ÄÏ│┘Å ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘Ä┘ê┘ÆÏ¡┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ŠϺ┘ä┘Æ┘â┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (87)
 
Artinya:
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(12: 87)
 
Pada pembahasan yang lalu telah disinggung bahwa sewaktu putra-putra Ya'qub as memberitahukan kepada ayah mereka bahwa Benyamin ditahan di Mesir, maka ayah mereka mengingat peristiwa yang menimpa putranya, Yusuf. Beliau pun memohon dan mengadu kepada Allah Swt seraya meminta pertolongan kepada-Nya agar diberi jalan keluar mengenai masalah yang sedang dihadapinya itu. Oleh karena Nabi Ya'qub as sebelumnya telah mengetahui mimpi yang dialami oleh Yusuf ketika masih remaja, dan meyakini bahwa putranya ini masih hidup dan akan mencapai kedudukan yang tinggi dan mulia, maka Ya'qub as berkata kepada putra-putranya, "Sekali lagi pergilah ke Mesir, untuk mencari informasi tentang Yusuf dan membanya ke mari. Juga carilah jalan untuk membebaskan saudara kalian, Benyamin dan mereka semua kembali kepadaku."
 
Dalam rangka mendorong anak-anaknya agar tetap bersemangat mencari informasi tentang Yusuf dan membebaskan saudara mereka, Benyamin, Nabi Ya'qub as berkata kepada mereka berkata kepada mereka bahwa seorang mukmin dalamkeadaan bagaimanapun tidak boleh berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah swt. Karena putus asa dari rahmat Allah adalah tanda-tanda kekafiran. Kata-kata "rauh" (Ï▒┘Ä┘êÏ¡) yang dipakai dalam ayat ini berasal dari kata "rih" (Ï▒┘èÏ¡) yang berarti angin. Dengan demikian kata rauh berartisemangat. Karena dengan hembusan angin segar, seseorang akan merasakan ketenangan dan ketentraman. Sebagian lain mufassir, mengartikan kata tersebut sebagai "jiwa". Karena dengan terbukanya pintu usaha dan tersingkirnya kesulitan, seseorang akan memperoleh jiwa segar.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Untuk memperoleh pertolongan dan rahmat Allah, orang harus bergerak dan berusaha bukan dengan duduk berdiam diri di dalam rumah danmenunggu turunnya rahmat ilahi. Nabi Ya'qub berkata kepada putra-putranya, "Untuk menemukan Yusuf kalian harus bergerak dan jangan sekali-kali berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah.
2. Auliya Allah selalu mendorong manusia untuk tetap berharap kepada rahmat dan pertolongan Allah. Akan tetapi mereka yang membuat orang lain berputus asa, demikian pula orang yang berputus asa itu sendiri, adalah orang yang jauh dari agama.
 
Ayat ke 88
 
┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ïú┘Ä┘è┘æ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▓┘Å ┘à┘ÄÏ│┘æ┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ Ϻ┘äÏÂ┘æ┘ÅÏ▒┘æ┘Å ┘ê┘Äϼ┘ÉϪ┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏ¿┘ÉÏÂ┘ÄϺÏ╣┘ÄÏ®┘ì ┘à┘ÅÏ▓┘ÆÏ¼┘ÄϺϮ┘ì ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘É ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘Æ┘â┘Ä┘è┘Æ┘ä┘Ä ┘ê┘ÄϬ┘ÄÏÁ┘ÄÏ»┘æ┘Ä┘é┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘è┘Äϼ┘ÆÏ▓┘É┘è Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘ÄÏÁ┘ÄÏ»┘æ┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä (88)
 
Artinya:
Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah". (12: 88)
 
Kali ketiga ketika saudara-saudara Yusuf datang menghadapnya, dengan sikap memelas dan dengan penuh kelemahan dan kerendahan diri, mereka mengatakan bahwa kali ini mereka datang dengan membawa sedikti uang untuk memperoleh gandum bagian mereka. Meski membawa sedikti uang, mereka berharap akan memperoleh bagian mereka sepenuhnya. Kali ini pun mereka mengharap kepada Yusuf, sebagaimana pertama kali dulu beliau mengembalikan uang mereka, kali ini pun mereka berharap beliau akan mengembalikan uang mereka yang sedikit ini, dan memperlakukan mereka dengan kemurahan hati dan kedermawanan beliau.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kefakiran dan kemiskinan mematahkan kesombongan manusia. Saudara-saudara Yusuf yang sebelumnya menyombong dengan mengatakan, kami adalah orang-orang yang kuat dan mereka menganggap ayah mereka berada dalam kekeliruan. Akan tetapi sekarang mereka menghadap Nabi Yusuf as, yang sesungguhnya adalah saudara mereka yang selama ini mereka hina, untuk memohon bantuan gandum.
2. Pahala ilahi akan menumbuhkan motifasi yang kuat dalam diri seseorang untuk membantu dan berkhidmat kepada orang lain.
 
Ayat ke 89
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ç┘Ä┘ä┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘É┘à┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ Ï¿┘É┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ«┘É┘è┘ç┘É ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ Ï¼┘ÄϺ┘ç┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (89)
 
Artinya:
Yusuf berkata: "Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu itu?".(12: 89)
 
Sikap saudara-saudara Yusuf yang menunjukkan kelemahan dan memohon bantuan dengan memelas, membuat hati Yusuf yang lembut dan penuh kasih tidak tega untuk tetap menyembunyikan identitas dirinya. Untuk itu dengan mengajukan pertanyaan mengandung arti, Yusuf as bermaksud menyadarkan saudara-saudara beliau agar mengenalinya. Yusuf sengaja tidak menggunakan kata-kata tegas, seperti, "Saya adalah Yusuf dan kalian adalah saudara-saudaraku yang telah berbuat kejahatan...... dan seterusnya. Akan tetapi dengan beliau mengajukan pertanyaan, apakah kalian masih ingat, ketika masih muda dan sombong dulu, apa yang kalian lakukan terhadap Yusuf dan Benyamin?
 
Dengan mengajukan pertanyaan seperti ini, Yusuf as memberitahukan kepada mereka bahwa beliau mengetahui dengan baik apa yang berlaku antara dirinya dan saudara-saudaranya ini. Untuk itu jika hari ini mereka datang untuk meminta bantuan dan sedekah, maka lebihbaik mereka meminta ampun dan taubat kepada Allah Swt dari kejahatan masa lalu mereka. Poin menarik dalam hal in ialah pernyataan Yusuf bahwa perbuatan saudara-saudaranya itu dilakukan karena ketidaktahuan mereka. Seolah Yusuf as ingin menghibur mereka dengan mengatakan bahwa kalian tidak terlalu bersalah dalam hal ini. Mereka hanya tertipu oleh tipu daya setan, yang bertujuan menciptakan perpecahan di dalam persaudaraan mereka. Nabi Yusuf as mengulangi pernyataannya ini di Ayat 100 Surah ini.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kejahatan dan kezaliman terhadap hak orang lain, terutama keluarga dekat dan sanak famili, tidak mudah dilupakan, dan suatu hari masalah ini akan  terbuka dan muncul lagi ke permukaan.
2. Sikap satria dan besar hati akan menyebabkan seseorang yang meski memiliki kekuatan, akan bersikap lemah lembut dan lapang dada, terhadap siapa saja yang pernah menzaliminya dan kini datang kepadanya mengharapkan bantuan. Orang yang memiliki sifat jantan dan gagah berani tidak akan menyimpan dendam pribadi, terutama terhadap orang yang lebih lemah.



























