کمالوندی

کمالوندی

 

Warga kota Tehran, dan komunitas Hauzah Iran, menggelar unjuk rasa di depan Kedubes Prancis, untuk memprotes penghinaan dan pelecehan yang dilakukan majalah Prancis, Charlie Hebdo terhadap Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran.

Para demonstran Iran, Minggu (8/1/2023) di depan Kedutaan Besar Prancis di Tehran, membawa plakat bertuliskan "Mampus Israel", "Mampus Inggris", "Mampus Amerika", dan "Prancis Memalukan".

Mereka mengecam keras penghinaan yang dilakukan majalah Prancis, Charlie Hebdo terhadap tokoh besar politik dan keagamaan Iran.

Aksi unjuk rasa ini dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran, dan para demonstran meneriakkan Allahu Akbar, serta menunjukkan kebencian mereka terhadap majalah Prancis tersebut.

Baru-baru ini Charlie Hebdo, menggelar perlombaan menggambar karikatur menghina Rahbar, yang memicu protes luas, namun pejabat Prancis menyebut aksi majalah itu sebagai bentuk kebebasan berpendapat.

 

Berdasarkan hasil jajak pendapat terbaru, 59 persen warga Turki, mendukung pertemuan Presiden negaranya dan Presiden Suriah.

Lembaga polling Turki, Metropoll, Jumat (6/1/2023) memublikasikan hasil jajak pendapatnya dan mengumumkan, "Lebih dari 59 persen responden setuju dengan pertemuan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Suriah Bashar Al Assad, sementara 28 persen lainnya menentang, dan 12 persen abstain."

Recep Tayyip Erdogan dalam pertemuan hari Kamis, dengan petinggi Partai Keadilan dan Pembangunan, mengaku berharap bisa bertemu dengan Presiden Suriah.

"Dengan dimulainya pertemuan Menteri Pertahanan dan Kepala Dinas Intelijen Turki bersama Rusia dan Suriah di Moskow, kita telah memulai sebuah proses yang setelahnya Menteri Laur Negeri tiga negara akan bertemu, lalu sesuai dengan situasi, Presiden tiga negara juga akan bertemu," paparnya.

Media-media Turki, sebelumnya mengabarkan pertemuan Presiden negara itu dengan Presiden Suriah, akan dilakukan dalam waktu dekat.

 

Untuk pertama kalinya operasi kontra-intelijen pejuang Palestina, terhadap Dinas Intelijen dan Keamanan Internal Rezim Zionis, Shin Bet, terungkap.

Dikutip stasiun televisi Al Jazeera, Jumat (6/1/2023) malam, seorang pejuang Palestina menyamar sebagai mata-mata Israel, dan berhasil menipu aparat keamanan Rezim Zionis, serta mengumpulkan informasi berharga untuk kelompok perlawanan Palestina.
 
Mata-mata yang anggota Brigade Al Quds, sayap militer Jihad Islam, dan diberi nama samaran Tentara 106 itu, setelah berbulan-bulan berkomunikasi secara rahasia dengan para perwira intelijen Israel, akhirnya bisa bertemu mereka di perbatasan dan mendapatkan pelatihan.
 
Pejuang Palestina itu kemudian dibawa ke dalam sebuah kendaraan mirip minibus di perbatasan Jalur Gaza, lalu diminta mengenakan seragam militer dan pergi bersama petugas intelijen Israel.
 
Setelah meninggalkan Jalur Gaza, Tentara 106 bertemu dengan seorang perwira intelijen Rezim Zionis bernama Adam, dengan nama samaran Abu Khaled, dan diajari metode spionase olehnya untuk memata-matai Brigade Al Quds.
 
Di tengah ketatnya penjagaan keamanan militer Israel, pejuang Palestina itu berhasil mengelabui petugas Rezim Zionis, dan mengambil gambar seorang perwira senior intelijen Israel di sebuah restoran di kota Al Quds.
 
Bukan saja berhasil mengungkap identitas asli perwira intelijen Israel tersebut, pejuang Palestina ini bahkan berhasil menggagalkan upaya teror Israel, terhadap salah satu komandan Brigade Al Quds, lalu kembali dengan selamat ke Jalur Gaza. 

 

Syahid Letjen Qassemi Soleimani selama beberapa dekade berusaha memberikan pelayanan berharga kepada front muqawama di kawasan termasuk di Irak, Suriah, Palestina dan Lebanon.

Sementara itu, para pemimpin kubu muqawama menyebut pelayanan yang diberikan Syahid Soleimani ini bersifat kekal.

Tak diragukan lagi bahwa Syahid Soleimani, komandan pasukan Quds IRGC yang gugur pada 3 Januari 2020 dalam sebuah serangan teroris Amerika di dekat Bandara Udara Baghdad, Irak memainkan peran signifikan dalam kemenangan front muqawama melawan kelompok teroris dan para sponsornya.

Poros muqawama yang dipimpin oleh Syahid Qassem Soleimani mampu mematahkan fitnah besar yang tengah terbentuk, dan membawa stabilitas ke kondisi saat ini; Langkah Syahid Soleimani mendorong kekhalifahan yang diplokamirkan Daesh (ISIS) di Irak dan Suriah musnah dan ia disebut sebagai simbol perjuangan melawan terorisme di dunia.

Daesh sejak awal pembentukannya telah melakukan banyak kejahatan terhadap umat Muslim dan Kristen di Suriah dan Irak, dan membantai banyak warga kedua negara ini.

Setelah kemajuan besar-besaran Daesh di tahun 2011 di Irak dan Suriah serta pembantaian sadis rakya dan penghancuran tempat-tempat ibadah, warisan budaya dan peninggalan bersejarah serta perampokan harta rakyat dan ketidakmampuan negara-negara ini melawan kelompok teroris ini, bahkan menurut mayoritas komandan militer, Daesh bahkan sampai ke depan pintu istana presiden Suriah, maka saat itu Iran diminta negara-negara ini untuk membantu melawan teroris ini. Menyusul permintaan ini, pejuang muqawama yang dipimpin Syahid Soleimani datang membantu rakyat Irak dan Suriah, baik mereka itu muslim atau Kristen.

Syahid Soleimani dengan mengaktifkan kapasitas dalam negeri dan mendukung pembentukan kelompok sipil seperti Hashd al-Shaabi di Irak dan pasukan pembela nasional di Suriah, pada akhirnya berujung pada kekalahan teroris. Syahid Soleimani selama kehadirannya melawan Daesh di Irak dan Suriah memainkan peran utama di perang melawan Daesh dan pembebasan daerah seperti Tikrit, Jurf Sakhar, Mosul, Deir Ezzor, Aleppo dan Raqqa.

Mantan perdana menteri Irak, Nouri al-Maliki terkait hal ini mengatakan, ketika Daesh menyerang Irak, jika tidak ada Syahid Soleimani dan pengiriman senjata oleh Iran ke Irak, maka kami akan menghadapi kesulitan besar. Benar, saat itu kami membeli senjata, tapi negara-negara dunia tidak mengirimnya di saat yang diperlukan. Meski demikian, Syahid Soleimani karena perannya di Irak, dan kehadiran permanennya di negara ini, telah banyak membantu kami."

Jenderal Soleimani juga memainkan peran penting dalam membebaskan sebagian besar tanah Suriah yang diduduki teroris; Dengan mengakui kemampuan internal Suriah dan menasihati pejabat negara untuk menggunakan kekuatan rakyat, dia memperkuat tentara Suriah melawan teroris dan meningkatkan dukungan untuk pemerintah yang sah.

Bashar Assad, Presiden Republik Suriah pada tahun 2020, dalam pesan belasungkawa atas kesyahidan Jenderal Soleimani, mengatakan: Kenangan Syahid Soleimani abadi dalam hati nurani rakyat Suriah dan tidak akan pernah melupakan posisinya di samping militer Suriah dan membela Suriah melawan terorisme dan mendukungnya, dan perannya yang jelas dalam banyak kemenangan melawan kelompok teroris tidak akan dilupakan.

Jelas bahwa Syahid Soleimani dengan tindakannya dan kekalahan Daesh telah memperkuat front perlawanan di kawasan dan mencegah realisasi konspirasi Amerika, rezim Zionis dan pendukungnya untuk memecah belah negara-negara Islam, termasuk di Irak dan Suriah; Dia juga mampu menghancurkan keberadaan teritorial kelompok teroris ini dengan membentuk dan mendukung lembaga-lembaga populer dan berjuang habis-habisan melawan Daesh.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei hari Minggu (1/1/2023) saat bertemu dengan keluarga dan panitia penyelenggara acara haul Syahid Soleimani menilai upaya meniupkan semangat baru kepada poros perlawanan merupakan pekerjaan yang sangat menonjol dan mendasar yang dilakukan Syahid Qassem Soleimani.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Jenderal Soleimani dengan kekuatan materi, spiritual, dan semangat perlawanannya, menjaga, mempersenjatai dan menghidupkan fenomena abadi dan menumbuhkan ini di hadapan Rezim Zionis, dan infiltrasi Amerika Serikat serta negara-negara imperialis lain." 

Rabu, 21 Desember 2022 20:32

Masjid Jami\' Herat, Afghanistan

 

Masjid adalah tempat untuk bersujud dan meletakkan dahi di atas tanah sebagai lambang ketundukan mutlak di hadapan Allah Swt. Masjid bagi seorang Muslim adalah tempat untuk menyingkirkan keburukan akhlak, kesombongan dan egoisme, serta membebaskan diri dari belenggu hawa nafsu.

Masyarakat Muslim dibentuk atas dasar kerja sama, solidaritas, gotong royong, dan saling peduli. Oleh sebab itu, maslahat (sesuatu yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, dan sebagainya) anggota masyarakat saling terkait satu sama lain. Ikatan persatuan dan persaudaraan ini terlihat jelas dalam barisan shalat di masjid-masjid. Mereka ibarat benteng yang kokoh di mana semua bertugas untuk melindungi satu sama lain dan saling membantu.

Masyarakat Muslim adalah sebuah komunitas yang saling terkait dan para anggotanya berasal dari satu tubuh. Baik dan buruk yang datang dari seorang anggotanya akan mempengaruhi anggota lain, dan untuk bisa selamat dari setiap badai, mereka harus memikul tanggung jawab timbal-balik dan rasa kepedulian sosial.

Setiap individu di masyarakat selain bertugas menjaga dirinya, juga bertanggung jawab di hadapan orang lain dan hidup senasib sepenanggungan; senang-susah ditanggung bersama.

Salah satu fungsi masjid adalah untuk memupuk kepedulian sosial dan mengatasi persoalan orang-orang yang tidak mampu. Rasa peduli dan jalinan kasih sayang di antara para jamaah akan dengan mudah terbentuk di masjid. Sejak permulaan Islam, masjid menjadi basis untuk perkumpulan sosial dan tempat memberikan pelayanan kepada sesama.


Di zaman Rasulullah Saw, orang miskin dan membutuhkan akan mendatangi masjid untuk memenuhi hajat mereka. Dikisahkan bahwa seorang fakir masuk ke masjid dan meminta-minta kepada orang yang ada di sana. Namun tak seorang pun memberikan sesuatu kepadanya. Waktu itu, Imam Ali as sedang melakukan shalat dan ketika sedang ruku', beliau memberikan cincin-nya kepada si fakir tersebut. Allah Swt kemudian menurunkan ayat 55 surat al-Maidah kepada Nabi Saw sebagai pujian atas perbuatan tersebut.

Secara prinsip, nilai-nilai Islami seperti bersedekah, berbuat baik, berifak, dan rela berkorban, semuanya bertujuan untuk menjaga semangat persaudaraan dan kasih sayang di antara orang-orang Muslim.

Islam menganggap usaha dan gerakan untuk mengentaskan kemiskinan dari masyarakat sebagai sebuah tugas sosial. Saat ini, salah satu program penting di masjid-masjid adalah membantu fakir-miskin, mengentaskan kemiskinan, dan memberdayakan masyarakat.

Bahkan ketika bencana alam datang, masjid selalu menyediakan tempat berteduh untuk masyarakat dan terdepan dalam menyalurkan bantuan kepada mereka. Masjid biasanya akan menjadi basis untuk menggalang bantuan sosial untuk disalurkan kepada orang-orang yang terdampak bencana.

Masjid juga dianggap sebagai pusat penting untuk penyebaran informasi Islam, karena ia adalah tempat kehidupan politik, sosial, budaya, dan keagamaan. Semua informasi yang berkaitan dengan isu-isu penting umat diumumkan di masjid dan hal ini juga untuk memastikan kontak langsung antara penyampai dan penerima pesan.

Ini dianggap sebagai salah satu cara yang paling efektif dan sukses dari dakwah dan penyampaian informasi. Adzan, misalnya, adalah informasi tentang waktu shalat dan pada saat yang sama juga merupakan sarana untuk dakwah Islam.


Sejarah Masjid Jami' Herat (The Great Mosque of Herat)

Masjid Jami' Herat adalah sebuah kombinasi lengkap dari sejarah, budaya, dan seni Afghanistan, dan dibangun dengan gaya arsitektur dari berbagai pemerintahan di sana. Menurut catatan sejarah, masjid ini dibangun di atas reruntuhan kuil para penyembah api (Zoroaster).

Ia merupakan salah satu masjid tua di Afganistan yang dibangun tahun 1200 Masehi atau 597 Hijriyah oleh penguasa Dinasti Ghurid, Ghiyath al-Din Muhammad, dan setelah kematiannya, pembangunan dilanjutkan oleh saudaranya Shihab al-Din. Masjid dengan kapasitas lebih dari 100 ribu jamaah ini dianggap sebagai mahakarya seni arsitektur Afghanistan dan salah satu kebanggaan negara itu.

Pada abad ke-13, Genghis Khan menjarah Provinsi Herat dan masjid itu hancur berantakan. Program renovasi kemudian dilakukan oleh para penguasa Kart pada 1306 M (706 H) dan sekali lagi setelah gempa dahsyat pada tahun 1364 M. Secara keseluruhan, pembangunan masjid ini melibatkan pemerintahan Dinasti Ghurid, Timurid, Safawi, Mughal, dan Uzbek.

Serangan teroris terjadi di Masjid Jami' Herat pada Agustus 2017.
Pada pertengahan abad ke-20, struktur Masjid Jami' Herat direkonstruksi dan diperluas sebagai bagian dari proyek perluasan kota. Masjid baru berbentuk persegi empat dengan empat iwan dan ruang berkubah di sekitar sebuah halaman. Dua menara besar mengapit iwan utama.

Hampir setiap bagian ditutupi ubin mosaik yang memukau dan diapit oleh ubin biru pirus. Ada lima pintu masuk sekunder di sepanjang dinding utara dan timur, termasuk sisa gerbang periode Ghurid di sudut tenggara kompleks masjid.

Dinding eksterior dan halamannya semuanya dihiasi dengan batu bata merah, yang dilapisi dengan plaster dan ubin warna biru dengan motif tumbuhan dan bunga. Sedangkan bangunan eksterior masjid sepenuhnya dipugar sebelum tahun 1970.

Saat ini kegiatan renovasi dan perbaikan bangunan bersejarah itu masih berlanjut. Warga Herat berkelakar bahwa pengerjaan Masjid Jami' Herat tidak ada habisnya dan jika suatu hari ini nanti renovasi masjid benar-benar selesai, maka hari kiamat sudah dekat!

Masjid Jami' Herat sama seperti masjid-masjid lain, bukan hanya sebagai tempat ibadah dan shalat, tetapi juga berfungsi sebagai madrasah dan pusat kegiatan agama di Afghanistan selama bertahun-tahun. Di masa lalu, para ulama dan sufi besar pernah mengajar atau belajar di madrasah tersebut, termasuk ahli tafsir dan sufi, Khwajah Abdullah Ansari yang populer dengan Pir Herat. 

Rabu, 21 Desember 2022 20:31

Masjid Jama Delhi, India

 

Masjid sebagai sebuah institusi sosial dibangun langsung oleh Rasulullah Saw sejak awal berdirinya pemerintahan Islam di Madinah.

Rumah ibadah ini kemudian mengalami banyak perubahan dari segi arsitekturnya selama 1400 tahun terakhir. Keindahan masjid terkadang telah dibuat begitu memukau sehingga mengalahkan istana. Meski demikian, masjid tidak pernah kehilangan jati dirinya sebagai tempat untuk beribadah dan menyembah Allah Swt.

Islam tidak menentang keindahan dan kemegahan yang wajar, tetapi petunjuk agama mengenai pola konsumsi seperti, pakaian, tempat tinggal, alat transportasi, dan makanan, semuanya menekankan pada nilai-nilai luhur Islam yaitu kesederhanaan dan jauh dari gemerlap dunia.

Kesederhanaan ini dan meninggalkan kemegahan yang berlebihan telah membantu mempercepat penyebaran jumlah masjid di berbagai wilayah. Masjid pada awalnya dibangun sangat sederhana dan biasanya beratapkan daun kurma/rumbia. Masjid kemudian mulai dilengkapi dengan serambi dan halaman, namun material bangunan masih menggunakan tanah liat dan tiang-tiang yang sederhana.

Struktur masjid secara perlahan mulai dipercantik dengan motif ukiran, ubin mosaik, dan kaligrafi dengan beragam khat. Para penguasa/raja mulai membangun masjid yang megah dengan kubah yang besar dan menara-menara yang menjulang tinggi untuk mempertegas kekuasaannya. Penggunaan ubin mosaik, ubin motif bunga, berbagai lengkungan dan pahatan, serta paduan warna mulai menghiasa bangunan masjid. Ia telah menjadi sebuah objek untuk menampilkan karya para seniman Muslim.

Saat ini arsitektur masjid telah menjadi bagian dari seni Islam, sebuah seni yang di dalamnya juga mencerminkan semangat spirituali, iman, dan nilai-nilai al-Quran. Para seniman Muslim telah menampilkan seni Islami dalam karya-karya mereka.

Mereka menganggap alam sebagai manifestasi dari kekuasaan Tuhan yang memadukan seni dan keindahan. Mereka selalu berusaha mendesain masjid yang selaras dengan keperluan ibadah dan munajat. Oleh sebab itu, bentuk masjid dibangun atas empat sudut (bentuk kubus).

Imam Jakfar Shadiq as dalam sebuah riwayat berkata, "Ka'bah berbentuk kubus karena posisi geografisnya sejajar dengan Baitulmakmur, Baitulmakmur berbentuk kubus karena posisinya sejajar dengan ‘Arsy, dan 'Arsy juga berbentuk kubus karena Islam dibangun atas empat pilar yaitu al-Tasbihat al-Arba'a (Subhanallah, Alhamdulillah, La Ilaha Illallah, dan Allahu Akbar)."

Saat memasuki masjid, bentuk kubus dan batasan-batasan sudutnya akan mengingatkan seseorang bahwa kehidupan di dunia ini sangat terbatas. Ketika menatap mihrab, lengkungan dan muqarnas (dekorasi sarang lebah) secara perlahan akan memisahkannya dari dunia materi dan menuntunnya ke alam maknawi. Jadi, arsitektur masjid secara tidak langsung mengingatkan seseorang pada bangunan 'Arsy Ilahi.


Sejarah Masjid Jama Delhi

Masjid Jama Delhi atau Masjid Jahan Numa merupakan rumah ibadah terpenting bagi kaum Muslim di India dan menjadi masjid terbesar dunia sampai akhir abad ke-20. Pelancong terkenal Muslim, Ibnu Battuta di salah satu catatan safarnya menyebut Masjid Jama Delhi sebagai masjid terbesar di dunia.

Batu bata merah, pasir, dan marmer dipakai untuk membangun bangunan yang indah ini, dan kombinasi dari ketiga unsur ini memberikan efek khusus pada struktur masjid. Ia juga disebut masjid jamik karena shalat Jumat terbesar India dipusatkan di masjid ini. Masjid Jama sendiri terletak di sisi jalan raya yang sangat ramai di Old Delhi yaitu Jalan Chadni Chowk.

Menurut buku "Persian Inscriptions on Indian Monuments", Masjid Jama dibangun pada 1650-1656 Masehi oleh penguasa Dinasti Mughal, Sultan Shah Jahan, yang juga pembangun Taj Mahal di Agra. Keseluruhan proses pembangunan masjid ini selesai pada tahun 1656 M/1066 H dan diresmikan bertepatan dengan hari raya Idul Fitri.

Masjid ini terletak di bagian Old Delhi dan merupakan salah satu situs religi yang paling banyak dikunjungi di India. Pembangunannya melibatkan setidaknya 5.000 orang pekerja selama enam tahun. Sebagian besar dari struktur masjid ini ditambahkan kemudian karena Shah Jahan telah menyiapkan ukuran pondasi yang cukup luas.

Menara-menara yang tinggi dan kubah yang besar merupakan ciri khas dari Masjid Jama. Ini mencerminkan gaya arsitektur Mughal dengan pengaruh Islam, India, dan Persia.

Shah Jahan, yang berkuasa di India selama 31 tahun, sangat menyukai seni, arsitektur, puisi, dan sastra Persia. Dalam sejarah kerajaan India, Shah Jahan adalah satu-satunya penguasa yang meninggalkan karya seni dan arsitektur yang luar biasa. Penguasa yang mencintai arsitektur ini telah membangun banyak gedung selama masa pemerintahannya, sehingga secara luas dianggap sebagai zaman keemasan arsitektur Mughal.

Selain Taj Mahal yang populer di dunia, Shah Jahan juga membangun Benteng Merah di Delhi, sebagian besar dari Benteng Agra, Masjid Wazir Khan di Lahore, dan Masjid Shah Jahan di Thatta, Pakistan.


Masjid Jama menghadap ke kota suci Mekah yang terletak di bagian barat. Di ketiga sisi masjid terdapat tiga gerbang, di mana setiap gerbang memiliki sebuah menara. Masjid ini dipercantik dengan sebuah halaman terbuka berukuran 1.200 meter persegi yang mampu menampung sekitar 100 ribu jamaah. Di pelataran ini juga terdapat kolam air sebagai tempat berwudhu.

Panjang Masjid Jama adalah 80 meter dan lebarnya 27 meter. Di atapnya dibangun tiga buah kubah dari bahan marmer hitam dan putih dengan bagian atasnya berhiaskan emas. Tiga kubah ini benar-benar dibangun dalam bentuk kubah bawang utuh.

Masjid Jama juga memiliki dua menara dengan tinggi 41 meter dan terdiri dari 130 anak tangga yang dihiasi oleh marmer hitam dan batu bata merah. Sedangkan di bagian belakang masjid masih terdapat lagi empat menara kecil sama seperti di bagian depan.

Sebuah aula besar terletak di bawah kubah utama dengan tujuh lengkungan pintu masuk, dan dinding masjid ditutupi dengan marmer sampai ke pinggang. Aula lain di masjid ini berukuran 60x27 meter persegi dan memiliki tujuh pintu masuk dengan lengkungan. Prasasti dari marmer putih terpasang di atas lengkungan dan berisi tentang sejarah pembangunan masjid dan pemerintahan dan kebajikan Shah Jahan.

Ornamenen lain dengan motif bunga atau prasasti kaligrafi juga menghiasi lengkungan, dinding, bawah lengkungan, bawah kubah, dan lantai masjid.

Lantai masjid yang dilapisi dengan batu marmer dengan ornamen bergaris menyerupai sajadah masing-masing berukuran 95x45 cm, telah memudahkan jamaah meluruskan shaf shalat. Setidaknya ada 899 ornamen sajadah yang sama di lantai dalam masjid.

Sisi timur, selatan, dan utara masjid semuanya memiliki pintu masuk yang sangat besar, sementara sisi barat menghadap ke Mekah yang merupakan arah kiblat. Gerbang timur adalah yang terbesar dan digunakan oleh keluarga kerajaan.

Sama seperti masjid-masjid lain di India, Masjid Jama juga memiliki sejumlah prasasti dalam bahasa Persia. Setidaknya ada 10 prasasti dalam bahasa Persia yang menghiasi lengkungan di beranda masuk ke masjid.

Rabu, 21 Desember 2022 20:30

Masjid Kristal Terengganu.

 

Masjid Kristal Terengganu (Crystal Mosque)

Masjid Kristal adalah salah satu masjid yang indah di Malaysia. Masjid dibangun pada tahun 2006 atas perintah Sultan Mizan Zainul Abidin dan memakan waktu selama dua tahun. Masjid yang terletak di Taman Warisan Islam di Pulau Wan Man ini diresmikan pada 8 Februari 2008.

Masjid yang terbuat dari kristal murni ini adalah masjid terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal Jakarta dan bisa menampung 15.000 jamaah.

Keunikan masjid ini menjadikannya salah satu tempat wisata paling populer di Malaysia. Masjid ini dilapisi dengan baja, kaca, dan kristal yang merupakan tiga material utama dalam pembangunan arsitektur megah ini.

Tampilannya yang ramping dan modern tercermin dari sungai di sekitar masjid. Iluminasi dari dalam masjid juga membuatnya tampak seperti kubah kaca bersinar.

Desain masjid terpengaruh oleh gaya arsitektur Moor dan Gothic, sementara kaca dan baja telah menambah tampilan modern bagi masjid tersebut. Masjid ini dipercantik dengan empat menara, yang merupakan fitur yang paling tradisional yang dimilikinya.

Rabu, 21 Desember 2022 20:29

Masjid Jamek Kuala Lumpur

 

Masjid Jamek Kuala Lumpur merupakan salah satu dari masjid yang paling tua di Malaysia. Masjid ini dibangun pada tahun 1907 dan diresmikan oleh Sultan Selangor pada 23 Desember 1909. Shalat Jumat pertama di masjid ini dilaksanakan pada tahun yang sama atas perintah Sultan Selangor.

Masjid Jamek Kuala Lumpur didesain oleh seorang arsitek Inggris, Arthur Benison Hubback dan mengadopsi gaya arsitektur Moorish atau Mughal India. Oleh karena itu, struktur masjid memiliki banyak gerbang melengkung yang menjadi ciri khas arsitektur Moorish.

Masjid ini memiliki 2 menara utama dengan warna merah bata dan putih, serta 3 kubah berwarna putih dan berdinding batu bata. Tinggi kubah utama mencapai 21,3 meter dan termasuk kubah terbesar di masjid itu. Kubah ini dibangun kembali setelah runtuh pada tahun 1990.

Kata Jamek adalah bahasa Melayu yang setara dengan kata Arab, Jami' yang berarti tempat berkumpul untuk beribadah. Ia juga disebut sebagai Masjid Jumat oleh penduduk setempat. Pada 1965, masjid ini dinyatakan secara resmi menjadi Masjid Nasional.

Rabu, 21 Desember 2022 20:28

Masjid Putra di Putrajaya

 

Membangun dan memakmurkan masjid adalah bagian dari sunnah muakkadah dan memiliki pahala yang besar. Masyarakat Muslim sangat dianjurkan untuk meramaikan masjid dan mengikuti ritual-ritual keagamaan yang diselenggarakan di sana.

Allah Swt dalam menjelaskan sifat orang-orang yang memakmurkan masjid berfirman, "Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka mereka-lah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS: At-Taubah, ayat 18)

Menariknya, Allah Swt pada ayat 17 surat at-Taubah melarang orang-orang musyrik dari memakmurkan masjid dan mereka tidak memiliki kelayakan untuk melakukan perbuatan mulia itu.

Dengan melihat syarat dan sifat para pemakmur masjid, dapat dikatakan bahwa kegiatan memakmurkan masjid memiliki dua aspek individu dan sosial. Memakmurkan masjid bukan hanya membangun, memperbaiki, dan merawat rumah ibadah ini, tetapi juga meramaikannya dengan amal ibadah dan menjadi tempat untuk menghidupkan syiar-syiar agama. Oleh sebab itu, pemakmur masjid haruslah orang-orang yang beriman dan saleh sehingga masjid mampu memainkan perannya di masyarakat.

Ada banyak riwayat yang menyebutkan bahwa masjid adalah tempat yang menyeru manusia menuju Allah Swt dan mendorong pemanfaatan kelezatan dunia seperlunya saja, serta tidak bermegah-megahan. Sebab, sikap berlebihan bertentangan dengan filosofi pembangunan masjid.

Imam Ali as berkata, "Akan datang suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya saja, agama hanya bentuk saja, al-Quran hanya dijadikan bacaan saja, mereka mendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari dzikir menyebut Asma Allah. Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, dari mereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga. Dan kesemuanya yang disebut adalah tanda-tanda hari kiamat."

Dalam sebuah riwayat, Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Di antara sesuatu yang mengadu kepada Allah di hari kiamat adalah masjid rusak dimana penduduk setempat tidak mendirikan shalat di dalamnya."

Jadi, memakmurkan masjid membutuhkan kehadiran aktif masyarakat di dalamnya dan meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan yang sejalan dengan tuntunan agama.

Dalam buku al-Masajid wa Ahkamuha fi al-Tashri' al-Islami karya Ibrahim al-Janati disebutkan, "… Masjid bukanlah istana untuk kebanggaan, tetapi tempat untuk ketundukan, kekhusyukan, ibadah, menjelaskan adab-adab Islam, munajat, dan doa. Keagungan masjid terletak pada menghidupkannya dengan mengingat Allah, amar makruf dan nahi munkar, dan membimbing masyarakat ke jalan yang lurus, bukan karena dindingnya yang tinggi, kubah yang megah, pilar-pilar yang gagah, dan menara yang menjulang ke langit… Masjid Rasulullah di permulaan Islam meskipun sederhana, namun memiliki wibawa dan keagungan yang terkenal, kesederhanaan tidak mengurangi kedudukan dan keagungannya."

Masjid Putra di Putrajaya

Masjid Putra adalah sebuah masjid yang terletak di Putrajaya, Malaysia. Masjid ini merupakan simbol dan landmark kota Putrajaya, pusat pemerintahan administratif Malaysia. Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 1997 dan diresmikan dua tahun kemudian.

Masjid Putra bisa menampung 15.000 jamaah dan merupakan salah satu masjid yang paling modern di dunia. Sebuah karya tentang bagaimana desain masjid telah berevolusi di Malaysia, arsitektur Masjid Putra secara artistik memadukan desain tradisional dan gaya Melayu.

Masjid ini juga mengadopsi gaya arsitektur Islam Persia periode Safawi dan Jembatan Putra yang dibangun di komplek ini terinspirasi dari Jembatan Khaju yang terkenal di Isfahan, Iran. Dengan menggabungkan desain arsitektur Malaysia, Persia dan Arab-Islami, pintu masuk ke masjid dibuat menyerupai gerbang bangunan yang umum di masjid-masjid Iran.

Menara setinggi 116 meter dipengaruhi oleh desain Masjid Sheikh Omar di Baghdad. Inilah salah satu menara masjid tertinggi di kawasan ini dan memiliki lima tingkatan yang mencerminkan lima rukun Islam. Sementara dinding basement masjid menyerupai Masjid Raja Hassan di Casablanca, Maroko.

Masjid ini terdiri dari tiga struktur utama yaitu; aula shalat, halaman, dan berbagai ruang kegiatan dan fasilitas belajar. Ruang shalatnya sederhana namun elegan, ditopang oleh 12 pilar untuk menahan beban kubah utama yang berdiameter 36 meter. Kompleks masjid dapat digunakan untuk menggelar konferensi, seminar, dan simposium.

Halaman yang dihias dengan berbagai dekorasi air dan dipagari oleh jajaran pilar, menyediakan ruang shalat yang luas dengan pemandangan yang indah dan sejuk.

Desain sound system selaras dengan arsitektur masjid, sehingga hanya dengan menggunakan dua pengeras suara di atas mihrab, bunyinya akan didistribusikan ke seluruh ruangan dengan kualitas yang sama.

Para turis menyebutnya sebagai masjid pink karena bangunannya didominasi warna merah muda. Turis yang ingin berkunjung harus berpakaian sopan untuk memasuki kawasan wisata ini. Siapa pun boleh masuk ke kawasan ini dan pengurus masjid juga menyediakan konter peminjaman jubah di area masuk.

Rabu, 21 Desember 2022 20:27

Masjid Id Kah

 

Masjid Id Kah (Id Kah Mosque)

Masjid Id Kah adalah sebuah masjid yang terletak di kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina. Id Kah yang berarti tempat berdoa dan perayaan adalah masjid terbesar di Negeri Tirai Bambu dengan kapasitas hingga 20.000 jamaah.

Masjid ini dibangun pada tahun 1442 dengan arsitektur Islam yang megah dan telah renovasi berkali-kali. Ia berdiri di atas lahan seluas 16.800 meter persegi. Menurut para pakar sejarah, masjid ini dibangun oleh seorang penguasa yang bernama Mirza Abubakr Bozorktar sebagai tempat ibadah untuk mendoakan sanak keluarganya yang meninggal dunia.

Setelah itu, proses pemugaran terus dilakukan selama bertahun-tahun terutama pada 1874 sehingga menjadi salah satu masjid terbesar di Cina. Renovasi terakhir terjadi pada tahun 2000 oleh pemerintah Cina.

Masjid Id Kah tidak terlihat seperti masjid-masjid modern di Cina, karena dibangun dalam gaya Asia Tengah. Dinding masjid ditutupi dengan ubin kuning dan dihiasi dengan berbagai ornamen dan kaligrafi al-Quran.

Masjid ini dipercantik oleh tiga menara; dua di antaranya terletak di sisi kiri dan kanan gerbang, sementara yang ketiga menghiasi kubah utama. Struktur lain masjid adalah aula shalat, mihrab, dua kolam tempat wudhu, halaman yang luas, dan beberapa bagian lain.

Atap masjid ditopang oleh pilar-pilar dengan warna hijau muda dan semua pilar disusun membentuk persegi panjang. Di sekitar atap dan pilar ada ukiran indah dan gambar yang indah. Menara di sisi gerbang menghadap ke halaman Masjid Id Kah. Menara ini penuh dengan ukiran motif bunga yang rumit, terutama dalam warna hijau.

Banyak bangunan gaya Uighur kuno berjajar di sekitar Masjid Id Kah. Para pengunjung bisa menemukan semua jenis kerajinan lokal di toko-toko tradisional di sekitar masjid tersebut.