کمالوندی
Masjid Agung Xi\'an
Sejak permulaan Islam, kaum perempuan terlibat aktif di bidang ilmiah, sosial, budaya, dan ekonomi. Salah satu contohnya adalah kehadiran Sayidah Khadijah di Masjidil Haram untuk mendirikan shalat berjamaah bersama Rasulullah Saw dan Sayidina Ali as.
Kehadiran perempuan di masjid juga bisa dilacak ketika turunnya perintah perubahan arah kiblat dari Masjid al-Aqsa ke Ka'bah. Menurut catatan sejarah, perubahan kiblat terjadi di Masjid Dzul Qiblatain di kota Madinah ketika Nabi Saw dan para makmum, termasuk laki-laki dan perempuan sedang melaksanakan shalat dhuhur.
Pada masa itu, kaum perempuan lebih memilih shalat di masjid bersama Rasulullah Saw sekaligus memperoleh pengetahuan dan pengajaran. Karena banyaknya jumlah perempuan yang hadir di masjid, akhirnya Rasulullah menetapkan sebuah pintu khusus bagi mereka sehingga leluasa melakukan kegiatan di masjid. Pintu ini kemudian dikenal sebagai "Babun Nisaa" yaitu pintu khusus wanita dan sampai sekarang masih ada di Masjid Nabawi.
Saat ini, masjid-masjid menyediakan fasilitas dan akses khusus untuk perempuan sehingga bisa mengikuti berbagai kegiatan yang berlangsung di masjid. Tentu saja, di negara tertentu kehadiran perempuan di masyarakat dibatasi oleh budaya lokal dan hal ini juga berdampak pada partisipasi mereka di masjid. Di India, perempuan dilarang memasuki bagian inti masjid, namun akhir-akhir ini muncul sejumlah kampanye agar kaum hawa diizinkan memasuki masjid.
Kondisi seperti ini bisa ditemukan di beberapa negara lain karena faktor budaya dan keyakinan yang salah, meskipun tidak ada pelarangan mutlak. Di negara-negara Arab, karena fanatisme budaya, partisipasi wanita di masjid tidak begitu meriah. Namun, masjid-masjid di Indonesia dan Malaysia selalu dihadiri oleh kaum perempuan untuk mengikuti berbagai acara, terlebih selama bulan Ramadhan dan hari-hari besar Islam.
Uniknya, masjid-masjid khusus untuk perempuan sudah berdiri sejak zaman dulu di Cina dan rangkaian kegiatan di sana juga dipandu oleh perempuan. Masjid Lulan di kota Lanzhou, Provinsi Gansu adalah salah satu dari masjid yang dikhususkan untuk perempuan.
Masjid Lulan dibangun pada tahun 1956 oleh sekelompok Muslimah yang hijrah ke Lanzhou dari Provinsi Henan di Cina Tengah. Profesor Shui Jingjun dari Akademi Ilmu Sosial Henan dalam bukunya 'The History of Women Mosques in Chinese Islam' menulis, "Masjid khusus perempuan terus berkembang di dataran pusat Cina, terutama di Provinsi Henan, Hebei, Shandong, dan Anhui. Di provinsi barat laut Qinghai dan Gansu serta Ningxia Hui dan daerah otonomi Xinjiang- Uygur, partisipasi publik perempuan dalam ritual dan kepemimpinan jauh lebih terbatas. Sebagai contoh, Lulan adalah satu-satunya masjid perempuan di Lanzhou, tetapi ada 19 di Zhengzhou, ibukota Provinsi Henan."
Berdasarkan hasil riset Akademi Ilmu Sosial Henan, jumlah imam shalat perempuan meningkat tajam di tengah masyarakat Muslim Cina. Banyak dari aktivis masjid di Cina percaya bahwa masjid-masjid khusus perempuan ini memainkan peran besar dalam pendidikan Islam kaum perempuan dan keluarga.
Masjid Agung Xi'an
Masjid Agung Xi'an adalah salah satu masjid tertua Cina yang terletak di kota Xi'an, Provinsi Shaanxi. Masjid ini awalnya didirikan pada masa Dinasti Tang dan dibangun kembali selama Dinasti Ming pada abad ke-14 Masehi.
Bangunan ini telah mengalami beberapa kali renovasi sejak masa itu sampai sekarang. Namun, sebagian besar dari struktur bangunan saat ini adalah peninggalan masa Dinasti Ming dan Qing pada abad ke-17 dan 18. Tidak seperti masjid-masjid tradisional Islam, Masjid Agung Xi'an menyerupai bentuk kuil Budha era abad ke-15.
Masjid ini semula merupakan pusat keislaman bagi para pedagang Arab dan Persia yang berdagang di Negeri Cina. Di samping itu, juga sebagai pusat kegiatan hubungan dagang antara kawasan dunia Islam dan pemerintahan Dinasti Tang.
Arsitektur masjid ini dipengaruhi oleh arsitektur bangunan dan rumah-rumah ibadah Cina kala itu yaitu; banyak halaman dan pagoda. Masjid ini memiliki lima halaman dan juga memiliki banyak paviliun dengan gerbang sendiri. Halaman pertama memiliki sebuah pintu gerbang yang disebut pailou dengan tinggi 9 meter.
Halaman kedua yang terpisah dari halaman pertama memiliki sebuah pailou batu yang ditopang oleh dua tiang di sisinya. Tiang-tiang ini dipercantik dengan ukiran dan tulisan aksara Cina peninggalan Dinasti Tang dan Dinasti Ming. Ukiran tulisan ini dianggap sebagai salah satu harta karun dari seni kaligrafi Cina karena fitur-fiturnya yang sangat kuat.
Sebuah paviliun beratap yang disebut Qing Xiu Dian (tempat meditasi) dibangun di halaman ketiga. Di dalam halamannya, terdapat struktur terpenting dari kompleks bangunan masjid ini termasuk aula kekaisaran. Aula ini adalah bangunan tertua dari kompleks Masjid Agung Xi'an.
Di halaman keempat, pengunjung bisa menemukan sebuah aula besar yang difungsikan sebagai tempat shalat. Aula ini memiliki kapasitas 1.000 orang dan merupakan yang terbesar di Cina. Di atas pintu utama terdapat kaligrafi Arab yang artinya “Atas Nama Tuhan.”
Masjid Xianhe di Kota Yangzhou
Masjid Xianhe yang juga disebut sebagai masjid burung bangau terletak di jalan Nanmen, kota Yangzhou, Provinsi Jiangsu. Ia termasuk salah satu dari empat masjid yang paling terkenal di tenggara Cina selain Masjid Guangta di Guangzhou, Masjid Qilin di Quanzhou, dan Masjid Fenghuang di Hangzhou.
Masjid Xianhe adalah masjid yang secara harmonis menggabungkan gaya arsitektur Cina kuno dan arsitektur tradisional Islam. Masjid ini telah menjadi simbol persahabatan Yangzhou dan Arab.
Masjid Xianhe didirikan pada tahun 1275 dan dibangun kembali di masa Dinasti Ming dan Qing. Masjid ini berbentuk burung bangau jika dilihat dari atas, di mana dindingnya, gerbang masjid, aula shalat, dua sumur tua, dan hutan bambu menjadi anggota tubuh burung itu.
Pada hari-hari besar Islam, masyarakat Muslim berkumpul di masjid ini untuk melakukan perayaan dan ibadah. Masjid Xianhe ditetapkan sebagai situs sejarah penting di Provinsi Jiangsu dan menjadi kebanggaan warga setempat.
Masjid-Masjid di Negeri Tirai Bambu
Sejak permulaan Islam, masjid sudah difungsikan sebagai tempat untuk ibadah, pengadilan, penyelesaian konflik, ruang diskusi publik, balai musyawarah, tempat pengumuman perang, dan pusat pemerintahan. Ia juga memainkan peran sebagai kantor untuk menerima delegasi politik, rumah untuk para musafir, dan balai untuk merawat orang-orang yang terluka dalam perang.
Di masa Rasulullah Saw, masjid juga berfungsi sebagai madrasah untuk mengajarkan pendidikan agama dan mendidik juru dakwah, yang kemudian dikirim ke berbagai wilayah. Masjid selalu ramai dikunjungi oleh kaum Muslim untuk berdiskusi seputar isu-isu baru dan masalah kontemporer. Peran masjid sebagai pusat kegiatan ilmiah semakin tersohor dengan digelarnya kegiatan debat dengan pengikut agama lain di tempat itu.
Rasulullah Saw dan kaum Muslim menggunakan masjid sebagai wadah interaksi dan kepedulian sosial. Rasul biasanya akan bertanya ketika ada warga yang tidak terlihat di masjid selama satu atau dua hari. Beliau dan para sahabat akan membantunya jika ia sedang kesusahan atau mengunjunginya jika ia sakit.
Kehadiran rutin kaum Muslim di masjid akan memperkuat semangat persaudaraan, kerjasama, dan jiwa gotong royong dalam diri mereka. Keyakinan agama telah mempererat tali ukhuwah dan menghapus sekat-sekat etnis, bahasa, warna kulit, dan kelas sosial.
Jadi, Rasulullah Saw tidak membatasi masjid hanya untuk shalat atau membaca al-Quran. Beliau menjadikannya sebagai pusat pemerintahan Islam dan segala urusan yang berhubungan dengan dunia dan akhirat kaum Muslim, kecuali jual-beli.
Sejarah Masjid di Negeri Tirai Bambu
Cina selama ini dikenal dengan bangunan-bangunan bersejarah dan Tembok Cina yang melegenda. Namun, populasi Muslim Cina yang mencapai 50 juta jiwa dengan 45 ribu masjid jarang menjadi sorotan publik.
Menurut sebuah versi sejarah, Islam mulai masuk ke Cina pada abad ke-7 Masehi yang dibawa oleh Sa'ad Ibn Abi Waqqas. Dia bersama tiga sahabat lainnya datang ke Cina dari Abyssinia yang sekarang dikenal dengan Ethiopia. Perjalanan Sa'ad dan sahabatnya ke Cina didukung oleh Raja Abyssinia. Setelah kunjungan pertama, Sa'ad pulang ke tanah Arab. Setelah 21 tahun di Arab, ia dan para sahabatnya kembali ke Cina.
Di Cina, Sa'ad Ibn Abi Waqqas diterima oleh salah seorang kaisar dari Dinasti Tang. Namun ajaran Islam tidak begitu saja diterima oleh sang kaisar. Setelah melalui proses penyelidikan dan dipandang sesuai dengan ajaran Konfusius, barulah kaisar memberi izin untuk menyebarkan Islam di kota Guangzhou, Cina.
Kaisar juga menyetujui pembangunan masjid pertama di kota Chang'an atau Xi'an, yang dikenal sebagai ibukota tertua dunia. Dengan demikian, 80 tahun setelah hijrah Nabi Saw, sebuah masjid berdiri di negara yang jaraknya mencapai lebih dari 8.000 kilometer dari kota Makkah, dan sekarang hampir 45 ribu masjid tersebar di Cina.
Untuk mengenang jasa Sa'ad Ibn Abi Waqqas, sebuah masjid dibangun di pusat kota Kanton dengan nama Raudhah Abi Waqqash. Namun, versi lain mencatat bahwa Sa'ad meninggal dunia di lembah Aqiq, Madinah dan dimakamkan di pemakaman Baqi' pada tahun 55 Hijriyah. Jadi, ada kemungkinan bahwa nama pemimpin delegasi Islam yang datang ke Cina bernama Sa'ad dan penduduk setempat menganggapnya sebagai Sa'ad Ibn Abi Waqqas.
Masjid-masjid di Cina dibangun dengan mengadopsi bentuk dan gaya arsitektur di daerah itu dan bahkan mirip kelenteng dengan hiasan ornamen-ornamen Cina dan seni Islam. Para arsitek Muslim Cina awalnya meniru gaya bangunan kuil Budha dalam pembangunan masjid, tetapi mereka kemudian seutuhnya menyesuaikan dengan gaya arsitektur Islam.
Bentuk luar bangunan masjid kadang juga meniru arsitektur pagoda yaitu atap bertingkat dan tiang-tiang yang membentuk lingkaran serta ornamen yang beraneka warna. Cina kuno percaya bahwa bentuk bulat adalah simbol dari semesta-langit, sementara bentuk kubus adalah simbol dari dunia-bumi. Masyarakat Muslim Cina percaya bahwa Ka'bah dengan bentuk kubusnya adalah simbol dari hubungan langit dengan bumi.
Masjid-masjid di Cina tidak hanya menggabungkan arsitektur Islam dan Timur untuk menghadirkan sebuah lanskap baru dan menarik, tetapi juga mengkombinasikan nuansa Arab dan Cina.
Masjid Huaisheng
Masjid Huaisheng yang terletak di Guangzhou, Cina adalah salah satu masjid tertua di dunia dengan usia lebih dari 1.300 tahun. Masjid ini disebut telah ada pada masa Dinasti Tang atau pada tahun-tahun awal Dinasti Song. Ia dibangun pertama kali pada tahun 627 ketika Islam masuk ke Cina. Masjid mengalami renovasi pada 1350 dan kemudian dibangun ulang pada 1695 setelah hancur dalam sebuah kebakaran.
Kata Huaisheng bermakna “mengingat orang bijak atau pemula” yang dibangun sebagai penghormatan untuk Nabi Muhammad Saw. Masjid ini dikenal juga dengan nama Masjid Mercusuar, karena menaranya yang tinggi dipakai sebagai penunjuk arah oleh kapal-kapal di Sungai Zhujiang waktu itu.
Kompleks masjid mencakup area seluas sekitar 3.000 meter persegi dan membentang sepanjang sumbu utara-selatan. Gerbang masjid terbuat dari batu bata merah dengan atap berwarna hijau. Kompleks masjid terdiri dari koridor yang berbentuk “U”, di tengah-tengahnya terdapat halaman dengan menara besar di utara, sementara aula shalat terletak di bagian ujung tengahnya.
Aula shalat dibangun kembali pada tahun 1935. Sebuah serambi terbuka mengelilingi sisi utara, timur dan selatan dari ruang shalat. Ketika bangunan itu direnovasi, pintu masuk utamanya dipindahkan dari timur ke selatan aula sehingga langsung menghadap ke halaman selatannya.
Menara Masjid Huaisheng juga dipakai untuk mengumandangkan adzan dan mengamati kondisi cuaca ketika itu. Meski masjid ini mengalami beberapa kali renovasi, tetapi menaranya masih mempertahankan bentuk aslinya dan menjadi simbol sejarah Islam di Negeri Tirai Bambu.
Menara ini diyakini sebagai arsitektur Islam tertua yang ada di Cina. Ia memiliki ciri khas gaya arsitektur Arab dengan ujung runcing di bagian atas, dan tingginya mencapai sekitar 36 meter dengan pondasi sedalam 10 meter. Di masa lalu, suar yang terdapat di menara masjid ini dijadikan oleh para pelaut sebagai penanda bahwa mereka telah tiba di permulaan “jalur sutra maritim.”
Masjid Huaisheng juga memiliki tempat-tempat indah lainnya, seperti ruang pameran, sumur kuno dan taman yang indah. Pengunjung bisa melihat banyak peninggalan sejarah dan prasasti-prasasti kuno di masjid ini.
Masjid Niujie
Masjid Niujie adalah salah satu masjid yang paling penting dan tertua di Cina, yang terletak di kota Beijing. Masjid ini dibangun tahun 996 pada masa Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing. Ia adalah masjid terbesar di Beijing dan merupakan tempat penting bagi umat Islam di ibukota Cina.
Masjid ini mengalami tiga kali renovasi pada tahun 1955, 1979 dan 1996. Masjid Niujie baru-baru ini juga mengalami renovasi dan peremajaan dengan anggaran 2,5 juta dolar.
Dengan usia lebih dari 1.000 tahun, Masjid Niujie memiliki 11 imam shalat dan menerima lebih dari 200 jamaah setiap harinya, jumlah ini bisa mencapai lebih dari 1.000 orang pada hari Jumat.
Eksterior bangunan masjid menggunakan gaya tradisional Cina dengan bahan kayu yang biasa dipakai pada waktu itu. Namun, interiornya mengadopsi dekorasi khas gaya Arab. Tidak ada sosok manusia atau hewan di antara hiasan dan dekorasi bangunan masjid, karena ini dianggap tabu dalam Islam.
Masjid ini menyimpan banyak peninggalan kuno, warisan budaya, dan prasasti penting seperti, Dekrit Kekaisaran yang dikeluarkan pada 1694 selama Dinasti Qing.
Kompleks masjid terletak di area seluas lebih dari 6.000 meter persegi, sementara area konstruksi mencapai 3.000 meter persegi. Aula utama masjid ini memiliki luas 600 meter persegi dengan daya tampung mencapai ribuan jamaah. Gerbang melengkung aula dihiasi dengan kaligrafi al-Quran dengan khat Kufi, yang jarang terlihat di Cina.
Setelah melewati pintu masuk, pengunjung akan menemukan sebuah menara berbentuk heksagonal dengan struktur dua lantai, tinggi 10 meter, dan bawah atap berlapis emas. Struktur ini awalnya difungsikan sebagai ruang penyimpanan naskah, dan selanjutnya untuk mengumandangkan adzan.
Ketika waktu shalat tiba, pengurus akan naik ke menara untuk membaca al-Quran yang diikuti dengan lantunan adzan. Bangunan ini juga disebut menara bulan karena digunakan oleh imam untuk mengamati posisi bulan untuk menentukan waktu puasa.
Masjid Niujie menawarkan pengunjung tidak hanya kesempatan untuk mengagumi sebuah bangunan yang benar-benar unik, tetapi juga kesempatan untuk memperluas pengetahuan mereka tentang Islam dan tempatnya dalam sejarah budaya Cina.
Masjid Jamek Yazd.
Masjid telah menjadi tempat utama perkumpulan kaum Muslim sejak kehadiran Rasulullah Saw di Madinah. Seluruh pertemuan dan pidato Rasul berlangsung di tempat suci ini. Masjid selain sebagai pusat kegiatan dakwah dan bimbingan masyarakat, juga berfungsi sebagai tempat menerima delegasi bangsa-bangsa lain yang ingin bertemu Rasulullah.
Pada masa khalifah, masjid mempertahankan fungsinya sebagai basis pemikiran, ibadah, politik, dan sosial bagi masyarakat Muslim. Keputusan-keputusan penting yang terkait dengan urusan kaum Muslim dibuat di tempat tersebut.
Dalam Islam, berhubungan dengan Allah Swt tidak terbatas pada waktu dan tempat tertentu, berbeda dengan agama lain yang menetapkan tempat khusus untuk menyeru Tuhan seperti gereja atau kuil.
Individu Muslim wajib untuk menyesuaikan dirinya dengan hukum Islam di semua kondisi dan kewajiban ini juga perlu disampaikan ke orang lain. Prinsip amar makruf dan nahi munkar dalam Islam berangkat dari kewajiban ini. Meski demikian, kaum Muslim membutuhkan sebuah basis yang kuat sehingga hukum Islam dapat diterapkan dalam kehidupan sosial dan politiknya. Basis yang kuat ini tidak lain kecuali masjid yang bertugas memperkuat landasan pemikiran dan akidah kaum Muslim.
Masjid memainkan peran penting dalam menjaga dan memperkuat landasan pemikiran dan budaya Islam. Di tempat suci ini, parameter dan nilai-nilai agama diajarkan kepada masyarakat sehingga mereka terjaga dari serangan budaya, politik, dan bahkan militer musuh.
Di antara semua aspek itu, budaya sangat rentan terhadap serangan dan pengaruh asing. Serangan budaya merupakan salah satu jenis invasi yang paling umum dan cara efektif untuk mencapai tujuan imperialisme. Dengan mengubah budaya, sebuah negara dapat ditaklukkan tanpa perlu pengerahan pasukan.
Pada dasarnya, serangan budaya adalah sebuah serbuan musuh untuk menjajah identitas dan pemikiran orang-orang. Penjajahan model ini kadang sangat frontal sehingga berpengaruh pada perilaku masyarakat.
Masjid – sebagai basis utama dakwah dan pendidikan agama – memiliki peran penting dalam menangkal serangan ini. Strategi serangan budaya umumnya sangat rapi sehingga bukan hanya individu masyarakat yang tidak menyadari invasi ini, tetapi juga menganggap transformasi budaya sebagai syarat untuk pertumbuhan dan mobilitas, serta menyebutnya sebagai dinamika budaya.
Untuk itu, salah satu prioritas setiap masyarakat Muslim adalah mengenal gerakan serangan budaya, mempelajari metode serangan, dan menyiapkan cara-cara untuk menangkalnya.
Salah satu fungsi utama masjid adalah melawan konspirasi musuh-musuh Islam, menyadarkan masyarakat Muslim dari serangan budaya, memperkenalkan strategi untuk mencegahnya, dan mengajari cara-cara untuk menangkalnya.
Ceramah, pengajian, dan perkumpulan keagamaan dapat menjadi salah satu cara untuk menangkal serangan budaya, dan masjid adalah wadah terbaik untuk aktivitas ini. Masyarakat bisa menerima pendidikan agama dan budaya serta mengetahui tentang bentuk serangan musuh, dan mempelajari cara-cara untuk melindungi budayanya. Mereka juga akan mengetahui sejarah serangan budaya di negara-negara Muslim dan mengambil pelajaran darinya.
Masjid Jamek Yazd.
Sejarah Masjid Jamek Yazd (Jameh Mosque of Yazd)
Masjid Jamek Yazd adalah sebuah bangunan bersejarah yang berusia lebih dari 900 tahun yang terletak di Provinsi Yazd, Iran. Masjid ini dibangun pada masa Dinasti Al-e Bouyeh. Dokumen sejarah menyebutkan beberapa nama lain masjid ini seperti, Masjid Jum'eh Shahrestan, Masjid Jamek Atiq, Masjid Jum'eh Qadim, dan Masjid Jamek Nouw.
Masjid ini menjadi bukti bagi kehebatan para arsitek Iran di masa lalu dengan pengetahuan dan keahlian yang sangat sempurna. Masjid dengan menara yang menjulang tinggi dan ubin biru ini juga berfungsi sebagai mercusuar bagi orang-orang di gurun untuk menemukan jalan mereka.
Masjid Jamek Yazd menggunakan bentuk ubin seperti mosaik, tersusun dari potongan-potongan warna yang berbeda dan kemudian gabungkan untuk menghasilkan pola yang unik.
Bangunan dasar Masjid Jamek Yazd dibangun oleh banyak penguasa pada periode ke-6 Hijriyah. Masjid ini didirikan dari gabungan tiga masjid tua pada periode yang berbeda selama 100 tahun. Ini memakan waktu lama karena setiap sudut dari bangunan kuno ini dibangun oleh orang yang berbeda.
Mungkin orang pertama yang mendirikan Masjid Jamek Yazd adalah penguasa Safari, Amr Leith. Namun, pendiri yang paling terkenal adalah A'la Al Dowleh Kalanjar, gubernur Yazd antara tahun 1095 Masehi hingga 1119 M. Masjid ini pernah mengalami rusak total dan bangunan yang ada sekarang dibangun oleh Sayid Rukn al-Din Mohammad Qazi. Pemugaran dan renovasi terus dilakukan hingga satu dekade terakhir.
Tempo dulu, para penguasa memilih pusat kota Yazd sebagai lokasi pembangunan masjid besar ini. Luas pondasi masjid mencapai 9.800 meter persegi, sementara area yang dihiasi ubin, pola dekoratif, dan sudut-sudut lain sekitar 500 meter persegi. Panjang bangunan mencapai 104 meter dan lebarnya 99 m dengan tujuh gerbang yang terkoneksi ke banyak jalan dan gang.
Struktur Masjid Jamek Yazd terdiri dari sebuah pintu masuk utama yang tinggi, sepasang menara, dua aula utama, dua ruang untuk musim dingin di sisi timur dan barat aula utama, kolong kubah, dan sebuah halaman yang luas. Ruang-ruangg masjid ini didesain khusus untuk setiap musim. Karena iklim yang panas dan kering di daerah gurun, ruangan dirancang untuk tetap sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin.
Masjid ini memiliki sebuah pintu masuk yang sangat tinggi dan cukup populer sehingga menarik setiap pengunjung ke arahnya. Tinggi gerbang ini mencapai 24 meter dan seluruh sisinya dipercantik dengan ubin mosaik yang indah khas Persia. Pintu ini juga dihiasi dengan ayat-ayat al-Quran, pola bunga, dan prasasti yang berisi catatan renovasi.
Kubah Masjid Jamek Yazd.
Sepasang menara menjadi mahkota gerbang tersebut dan ia dikenal sebagai menara tertinggi di Iran. Kedua menara ini ditambahkan pada era Safawi dan memiliki tinggi 52 meter. Selain tingginya yang mencolok, seluruh permukaan menara dilapisi dengan ubin mosaik yang sangat indah sehingga terlihat benar-benar menakjubkan dan megah.
Diameter bangunan dasar menara sekitar 6 meter dan semakin ke atas, diameternya semakin berkurang. Hanya satu dari menara ini yang memiliki tangga dan dapat dinaiki.
Masjid ini memiliki sebuah kubah megah double-shell yang dihiasi dengan ubin bentuk geometris warna pirus dan putih serta bentuk bunga saponaria vaccaria. Kalimat al-Mulku Lillah tertulis di lingkaran batang kubah dengan khat kufi.
Interior kubah masjid sangat menakjubkan dengan menggunakan pola dekoratif arabesque dan empat skylight dengan bentuk geometris. Ayat-ayat al-Quran yang ditulis di pinggir kubah telah menambah kemuliaan dan keindahannya.
Seluruh permukaan mibrab dilapisi dengan ubin mosaik yang membentuk pola-pola bunga yang indah. Nama arsitek dan tanggal pembangunan masjid tertulis di atas dua potong ubin dengan pola bintang yang dipasang di salah satu sudut mihrab. Langit-langit mibrab menggunakan dekorasi muqarnas yang dilapisi dengan ubin mosaik warna biru.
Ubin mosaik warna lapis lazuli dan pirus dengan desain slavia dan geometrik terlihat di berbagai sudut masjid. Ubin mosaik ini ditata dengan sangat indah dan rapi oleh para seniman Iran di dinding masjid.
Masjid Jamek Yazd terletak di distrik kota tua Yazd dan merupakan salah satu objek wisata paling populer di kota ini. Masjid abad ke-12 ini masih digunakan sampai sekarang. Ia adalah model mosaik Persia terbaik dan telah terdaftar sebagai Situs Warisan Nasional Iran.
Mengingat suasananya yang tenang, seseorang dapat menghabiskan berjam-jam untuk beribadah atau hanya menikmati karya arsitektur Islam Persia yang dihiasi dengan harmoni unik dari desain artistik. Pencahayaan tidak langsung yang berasal dari pantulan cahaya dinding merupakan salah satu fitur unik dari masjid kuno ini.
Warisan Syahid Soleimani bagi Kubu Muqawama
Syahid Qasem Soleimani, sebagai seorang komandan pasukan Quds IRGC melalui pengaruhnya di tengah komunitas suku Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina berhasil menciptakan solidaritas dan persatuan di antara komunitas ini dan mempersatukan front muqawama.
Front muqawama adalah kubu yang melawan kekuatan hegemoni dan arogan yang ingin memecah belah negara mereka dengan bantuan sekutunya, yakni Daesh (ISIS), serta front ini tidak mengijinkan kubu hegemoni meraih ambisi busuknya.
Poros muqawama Islam terbentuk setelah kemenangan Revolusi Islam Iran dan oleh arsitek besar Revolusi Islam yakni Imam Khomeini. Tujuan utama poros iin adalah membebaskan Quds dari cengkeraman kubu hegemoni global serta rezim Zionis Israel. Poros muqawama yang kemudian berubah menjadi front muqawama di Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina pendudukan serta baru-baru ini terbentuk di Yaman, semakin realistis eksistensinya dengan membentuk faksi politik dan militer.
Syahid Soleimani, komandan pemberani pasukan Quds IRGC bukan hanya seorang komandan militer, tapi juga simbol poros muqawama. Peran besarnya di kemenangan front muqawama dalam melawan Amerika Serikat dan rezim Zionis membuat khilafah Daesh di Irak dan Suriah runtuh, dan Syahid Soleimani di kenal sebagai simbol perjuangan melawan terorisme di dunia.
Arab Saudi, Amerika Serikat, dan rezim Zionis Israel berusaha menghancurkan poros muqawama. Oleh karena itu, mereka membentuk kelompok Takfiri dan teroris untuk memecah belah Lebanon, Suriah dan Irak, tapi Syahid Soleimani dengan memberi keamanan dan membela kedaulatan serta integritas wilayah negara-negara poros muqawama, melawan agresi kelompok agresor ini dan tidak membiarkan musuh meraih tujuan busuknya, yakni menghancurkan poros muqawama.
Syahid Soleimani seorang komandan kuat dan berpengaruh yang dengan tawakal kepada Tuhan dan tawasul kepada Ahlul Bait as serta menciptakan spirit percaya kepada diri sendiri dan kehormatan di front muqawama, mampu selama dua dekade mencegah pengaruh poros hegemoni dan arogan di Irak dan Suriah serta pertumbuhan kelompok Takfiri, dan memberi keamanan regional kepada kelompok muqawama di kawasan serta Republik Islam Iran.
Pengorbanan, jihad, rindu syahadah dan melawan musuh di garis terdepan merupakan karakteristik utama Syahid Soleimani. Syahid Soleimani secara praktis membuktikan bahwa Islam sejati berbeda dengan Islam Amerika yang simbolnya di kawasan adalah Daesh. Permusuhan ini dan karakteristik Syahid Soleimani membuat dirinya dikenal sebagai syahid terkemuka di dunia Islamdan komandan muqawama.
Syahid Soleimani adalah simbol perjuangan melawan sistem dominasi dan penindasan global. Ayatullah Khamenei mengumumkan pada tahun 2015, setelah pembicaraan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat: "25 tahun lagi kalian tidak akan menyaksikan keberadaan rezim Zionis Israel. Dengan ijin Allah 25 tahun lagi tidak akan ada yang namanya rezim Zionis di kawasan! Pernyataan ini merupakan keyakinan pasti dari poros perlawanan dan dunia Islam. Mencermati situasi politik di kawasan, terlihat betapa dekatnya poros perlawanan untuk mewujudkan cita-cita seperti yang dinyatakan Rahbar.
Syahid Soleimani senantiasa menjadi pengikut Islam yang memberi kekuatan dan kehormatan kepada kaum tertindas dunia, serta menyeret kubu arogan dunia. Syahid Soleimani terus membela hak kaum tertindas dunia dan di manapun ia menyaksikan pihak terindas di dunia, ia merasa berkewajiban untuk membela mereka.
Salah satu pesan bersejarah Syahid Soleimani adalah ketika ia menyampikan pesan duka atas gugurnya Syahid Hojaji. Ia berkata, "Aku bersumpah atas nama kepala Syahid Hojaji yang dipenggal yang mengikuti jalannya Imam Husein as untuk tidak akan diam mengejar pohoh terlaknat ini dan menghancurkan sel berbahaya di tubuh dunia Islam ini hingga sosok terakhir mereka (teroris Daesh)." Betul, ini adalah kekuatan dan pikiran jangka panjang Syahid Soleimani yang sangat nyata di pernyataannya bertepatan dengan gugurnya Syahid Hojaji bahwa ia berjanji balas dendam darah syahid ini adalah akhir dari Daesh kurang dari tiga bulan.
Peran Syahid Soleimani dalam bentuk strategi penyebaran ideologi Revolusi Islam dan poros muqawama serta sosok yang menstabilkan negara kawasan, adalah peran yang tidak dapat tergantikan. Faktanya front muqawama yang dipimpin Syahid Soleimani mengubah poros ini menjadi arus muqawama dan pada akhirnya menjadi persatuan muqawama. Syahid Soleimani di poros muqawama menekankan tiga prinsip utama, memberi indentitas, persatuan dan jaringan. Berdasarkan ini, ia memperkuat spirit kepercayaan diri di antara rakyat, dan memanfaatkan kapasitas keyakinan dan politik mereka. Seraya menekankan persatuan, ia menyatukan seluruh kelompok muqawama dalam bentuk sebuah arus yang membela Islam dan Ahlul Bait.
Syahid Soleimani, sebagai panglima yang kuat di poros perlawanan dengan kepribadian yang berpengaruh, mampu mencegah tumbuhnya gerakan Takfiri selama dua dekade pengaruh kubu dominasi dan arogansi di Irak dan Suriah dan membawa keamanan bagi Republik Islam Iran dan kelompok perlawanan di kawasan.
Tidak diragukan lagi, peran Syahid Qasem Soleimani, sebagai seorang komandan pasukan Quds IRGC melalui pengaruhnya di tengah komunitas suku Irak, Suriah, Lebanon dan Palestina berhasil menciptakan solidaritas dan persatuan di antara komunitas ini dan mempersatukan front muqawama sangat besar. Front muqawama adalah kubu yang melawan kekuatan hegemoni dan arogan yang ingin memecah belah negara mereka dengan bantuan sekutunya, yakni Daesh (ISIS), serta front ini tidak mengijinkan kubu hegemoni meraih ambisi busuknya.
Menurut Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Pasukan Quds dan Front Perlawanan Islam mampu menghilangkan bayang-bayang perang dari perbatasan Republik Islam Iran dan menghantam rezim Zionis di perbatasan wilayah pendudukan, menempatkan rezim dalam posisi yang sulit.
Syahid Soleimani, dengan mengubah kekuatan militer dan politik Pasukan Quds dalam operasi lintas perbatasan, mengekspos kekuatan strategis besar Iran dan Front Perlawanan ke rezim Zionis. Langkah-langkah dan upaya bijaksana Letjen. Soleimani dan para komandan dan kekuatan politik dan militer Front Perlawanan di wilayah tersebut menyebabkan kekalahan ISIS dan kemenangan Front Perlawanan; Hal ini membuat kaum Zionis ketakutan dan membuat mereka membunuhnya dengan bantuan Amerika, dengan harapan palsu bahwa dengan menghapus komandan yang kuat ini akan melemahkan Front Perlawanan.
Komandan Pasukan Quds, Syahid Soleimani, yang digambarkan oleh media asing sebagai orang yang kuat dan berpengaruh di kawasan Asia Barat dan simbol perlawanan internasional, menggandakan arus perlawanan internasional dan lintas batas setelah dia mati syahid. Kesyahidan Letjen. Soleimani yang menyatukan tidak hanya menyatukan kekuatan perlawanan, tetapi juga memicu gelombang sentimen anti-Amerika di seluruh dunia Muslim, Asia Barat, dan di antara negara-negara yang mencintai kebebasan.
Hasil pasti dari teror Syahid Soleimani adalah terbentuknya sebuah energi baru di geografi luas di kawasan dan trans-regional untuk melancarkan aksi balasan keras, di mana sebagiannya adalah berakhirnya kehadiran Amerika di wilayah ini. Daya tarik tersembunyi Syahid Soleimani dengan memobilisasi unit revolusi, menghancurkan total ide normaliasi dan berdamai dengan Amerika dan Israel serta pencegah terlaksananya rencana AS-Zionis di kawasan, dan pada akhirnya kita menyaksikan penarikan mayoritas pasukan Amerika dari Irak dengan kondisi mengenaskan.
Syahid Soleimani dan Nilai-nilai Persatuan
Di antara orang-orang mukmin terdapat pribadi yang menjalin perjanjian dengan Tuhan dan sepenuhnya komitmen dengan janjinya tersebut. Sebagian menyelesaikan janjinya hingga akhir dan tetap komitmen dengannya hingga gugur syahid di jalan Tuhan, dan sebagian lainnya masih menunggu anugera syahadah dan tidak pernah mengubah janjinya.
3 Januari 2020 dini hari, sebuah berita mengejutkan dunia. Menyusul berita ini, seluruh kota di Iran tenggelam dalam duka karena kehilangan sosok besar. Bangsa Iran tidak sendirian di duka dan derita ini. Sosok yang meninggal ini bukan hanya dicintai bangsa Iran, tapi ia juga dicintai bangsa kawasan. Mulai dari Palestina, Lebanon dan Suriah, hingga Afghanistan, Nigeria, Yaman dan Bahrain. Bahkan banyak warga Eropa berharap terhadap sosok besar ini akan masa depan yang lebih baik.
Ia seorang pejuang dari Basij Khomeini. Ia adalah sisa-sisa dari rombongan yang hanya dengan isyarat jari Khomeini, mengobrak-abrik waktu dan zaman, dan merusak seluruh perimbangan. Selama bertahun-tahun ia berusaha untuk menghidupkan cita-cita Khomeini. Cita-cita besar yang bukan saja sebuah gerakan politik, tidak dan tentunya tidak akan. Cita-cita ini adalah persatuan seluruh muslim dan kaum tertindas dunia untuk menolak fitnah kubu arogan dari dunia. Khomeini besar berulang kali menyeru kaum tertindas untuk bersatu di bawah bendera wilayah. Ia menyebut berpegang teguh pada al-Quran, mengikuti wilayatul faqih dan persatuan sebagai kunci kemenangan muslimd an kaum tertindas dunia.
Setelah Khomeini besar, keberadaan seorang pemimpin yang kuat dan bijak seperti Ayatullah Sayid Ali Khamenei dan prajurit pemberani seperti almarhum Letjen. Qasem Soleimani membuat bendera cita-cita ini terus berkibar. Prajurit yang bukan saja menggunakan seluruh hidupnya untuk merealisasikan cita-cita ini, bahkan kesyahidannya juga untuk mewujudkan tujuan besar ini dan terus memajukannya.
Kesyahidan Letjen Soleimani beserta rekan seperjuangannya membangkitkan gelora di dunia sehingga apa yang mereka kejar seumur hidupnya hampir muncul. Rakyat Iran di berbagai kota Ahwaz, Tehran, Mashad, Qom dan Kerman berduyun-duyun ke jalan-jalan untuk berpartisipasi dalam acara perpisahan dengan prajurit yang dicitainya tersebut. Kondisi saat itu bak kiamat, ketika warga berdesakan di jalan-jalan saat acara tasyi' jenazah Syahid Soleimani beserta rekan seperjuangannya. Pemandangan saat itu sangat mencengangkan. Rasa duka yang disertai dengan kebencian kepada pembunuh pengecut Syahid Soleimani, yakni kubu arogan dunia yang dilawan oleh Khomeini besar sebelumnya. Sementara itu, warga Iran berulang kali menegaskan bahwa mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk merealisasikan cita-cita Syahid Soleimani, yakni cita-cita revolusi serta akan mengalahkan konspirasi musuh.
Banyak anak Iran mengetahui pahwalan mereka, dan menjadikannya sebagai teladan hidup. Pastinya mereka di masa depan akan menjadi Qasem Soleimani. Kesyahidan Qasem Soleimani bukan saja tidak membuat para pecintanya lemah, tapi membuat tekad mereka semakin solid untuk mencapai tujuan.
Di mayoritas negara Islam, dan bahkan non-Islam, kaum tertindas dunia yang hati-hati mereka tertambat di cita-cita Syahid Soleimani, semuanya memiliki perasaan bersama, yakni kebencian terhadap kaum arogan dunia dan sekutunya yang pengecut. Sebaliknya mereka memiliki kecintaan mendalam terhadap cita-cita kebebasan, keadilan dan menghidupkan kemanusiaan.
Rakyat berbagai negara seperti Palestina, Lebanon, Suriah, Irak, Gaza, Yaman, Bahrain dan Afghanistan yang selama bertahun-tahun mengalami kehadiran Syahid Soleimani dan rekan-rekannya, dan mereka menemukan tempat berlindung, juga merasa berduka kehilangan pelindungnya sama seperti rakyat Iran. Meski demikian, bukan hanya mereka yang merasa sedih kehilangan tokoh besar ini dan bersimpati dengan rakyat Iran, bahkan rakyat berbagai negara seperti Pakistan, India, Mesir, Turki, Nigeria dan bahkan rakyat Rusia, Cina, Belarus, Kanada, Amerika Serikat, Inggris dan Jerman juga memiliki perasaan yang sama.
Ini adalah persatuan yang diperjuangan Syahid Soleimani sepanjang hidupnya. Persatuan ini bukan kontrak politik, tapi hal takwini yang terealisasi tanpa tertulis atau kontrak, dan tanpa keraguan akan terus berlanjut. Persatuan ini tidak ada hubungan dengan politik negara atau elit politik mereka. Ini adalah hubungan hati yang mencintai kebebasan, kesatuan darah, nyawa dan hati. Sesuatu yang lebih besar dari kontrak politik, dan ini sepenuhnya yang ingin dihancurkan oleh kubu arogan.
Kebangkitan hati senantiasa menjadi penghalang besar bagi kubu arogan untuk meraih tujuannya. Penghalang besar yang selama berabad-abad, kubu arogan berusaha untuk menghancurkannya. Mereka memecah belah negara besar dan berusaha meningkatkan friksi etnis, kesukuan dan mazhab, karena takut masyarakat dunia hidup tenang. Mereka berencana memancing ikan di air keruh dari kerusuhan ini. Dengan berbagai alasan, mereka menabuh genderang perang saudara, kawasan dan dunia untuk menemukan pembeli bagi perusahaan senjata meerka dengan harapan mampu meraih keuntungan besar di tengah kerusuhan di kawasan Timur Tengah dan merampok sumber finansial dan alam negara tersebut.
Ketika tidak ada negara yang kuat, atau muncul pemerintah yang bergantung pada kekuatan arogan, maka mereka akan mencapai tujuannya. Tujuan di mana kemanusiaan dan keadilan tidak memiliki tempat, dan yang menentukan hanya kepentingan serta keuntungan lebih besar. Untuk mencapai ambisi ini, mereka selama bertahun-tahun berusaha mengobarkan instabilitas di Timur Tengah dengan membentuk dan menciptakan berbagai kelompok teroris seperti al-Qaeda, Daesh (ISIS) dan Front al-Nusra. Setelah pembentukan kelompok seperti ini, mereka juga mengejar tujuan lain yakni merusak citra Islam dan muslimin dunia, karena Islam musuh terbesar bagi tujuan busuk dan ketamakan mereka.
Syahid Soleimani telah menggagalkan semua konspirasi kubu arogan satu demi satu. Dia adalah pelopor dan pemecah garis dalam menghadapi kelompok teroris. Pada saat arogansi global di Suriah berusaha untuk memecah belah negara ini dan menimbulkan kekacauan dan ketidakamanan, dan teroris secara brutal membantai perempuan dan anak-anak, tua dan muda, dan militer dan pemerintah tidak dapat melawan mereka, ini adalah Qasem Soleimani dan rekan seperjuangannya yang menghancurkan perimbangan dan dalam waktu singkat mengubah medan tempur. Upaya Syahid Soleimani dan rekan seperjuangannya membawa perdamaian dan keamanan bagi rakyat Suriah.
Arogansi global yang mengalami kebuntuan di Suriah, kali ini mengirimkan kelompok terorisnya ke Irak dengan berbagai model dan bentuk, dan mereka mengirim pasukannya ke negara tersebut untuk mendukung kelompok teroris dengan dalih keberadaan senjata pemusnah massal di Irak. Ini adalah cara arogan berperang dan mendukung terorisme atas nama memerangi terorisme dan perang. Teroris melakukan banyak kejahatan selama pendudukan AS di Irak ketika pasukan AS dan sekutu mereka berbaris di jalan-jalan dengan tank dan pengangkut personel mereka.
Kubu arogan ingin mengobarkan perang antar-mazhab, Syiah dan Sunni, serta menabuh genderang disintegrasi dan kemerdekaan wilayah Kurdistan Irak. Di Irak, orang-orang mencapai titik di mana orang-orang tidak memiliki senjata untuk mempertahankan diri dari serangan teroris yang brutal. Salah satu komandan Pasukan Rakyat Irak mengatakan bahwa dalam menghadapi ISIS, situasi kami sedemikian rupa sehingga kami hanya memiliki satu Kalashnikov kosong untuk setiap sepuluh orang, yang berarti praktis tidak ada. Dalam situasi ini, Jenderal Soleimani melangkah ke lapangan.
Syahid Soleimani dengan kesadaran penuh dan pengetahuan yang mencukupi, mana teman dan mana musuh, dengan kecerdikan dan kewaspadaan serta dengan bantuan Tuhan mendapat tempat di hati rakyat kawasan, di mana seluruh pengikut Syiah dan Sunni, Kurdi dan Kristen mengenalnya sebagai pemimpin dan tokoh yang mampu menyelesaikan friksi di antara mereka. Mereka sangat menghargai ucapan Syahid Soleimani dalam menyelesaikan kesulitandan friksi dan menjadikannya sebagai tolok ukur.
Syahid Soleimani berkali-kali berkunjung ke Irak untuk menyelesaikan friksi etnis dan kelompok, dan setiap kali kunjungannya, ia semakin populer di tengah masyarakat. Warga Irak dari etnis, suku dan agama manapun bersatu bersama Syahid Soleimani untuk melawan Daesh, dan hasilnya adalah kekalahan besar kelompok teroris terbesar dunia ini. Kehadiran Syahid Soleimani dan kemenangannya dan rekan seperjuangannya dalam melawan Daesh menampilkan spirit sejati Islam dalam membela ketertindasan dan melawan penindas. Tak hanya itu, hal ini juga menunjukkan kepada dunia apa yang ditampilkan oleh Daesh tidak ada kaitannya dengan Islam dan muslim. Dia telah membuka tinju arogansi untuk semua dunia dan sekarang semua orang tahu siapa musuh umat manusia yang sebenarnya.
Bukan hanya di medan perang Syahid Soleimani berhasil mengalahkan musuh, bahkan di perang media ia pun meraih kesuksesan ini. Sangat berat bagi musuh kemanusiaan menanggung kekalahan ini dan mereka tidak lagi dapat mentolerir keberadaan pahlawan besar ini di berbagai medan. Dengan demikian mereka memberi ijin kepada pria gila yang bernama Donald Trump untuk menghapus sosok besar ini dari perimbangan yang ada. Tapi mereka tidak menyadari bahwa terbunuhnya Syahid Soleimani bukan saja tidak menghapus sosok ini dari perimbangan, tapi mereka malah akan menghadapi perimbangan baru yang terbentuk di sekitar syahid ini dan mempercepat kehancuran mereka.
Untuk selanjutnya akan banyak sosok yang akan berusaha siang dan malam untuk merealisasikan balasan yang keras. Dengan harapan merealisasikan penuh balas dendam keras ini, kehancuran total kubu arogan global dan menghapus penuh fitnah dari dunia, kami juga akan berusaha untuk setia pada cita-cita Syahid Qasem Soleimani dan berusaha untuk mencapainya.
Di upaya ini, kita mengeraskan pegangan tangan di antara kita, membuat hati kita lebih terang di sekitar pelita yang telah dinyalakan Syahid Soleimani, kita saling mendekatkan diri dan di saat mata kita menanti rahmat Ilahi, kita tidak akan melupakan bahwa apa yang akan membuat kita menang adalah persatuan di bawah bendera wilayah.
Syahid Soleimani di Mata Para Sahabat
"Engkau berjuang selama tahun-tahun, doa yang baik dan tatapan risauku terus mengikutinya agar ia dijauhi dari mara bahaya. Namun, tatapan ia sendiri justru tertuju ke tempat lain dan bagaimanapun, Tuhan akhirnya melebihkan derajat orang-orang yang berjihad atas kami orang-orang yang duduk.
Dalam menulis isi hatiku untuk Hajj Qasem, aku lebih suka berbicara langsung dengannya, karena aku tidak berpikir dia sudah tiada."
Ahmad Yousefzadeh, penulis buku "Mungkin Sebelum Azan Subuh." Di awal bukunya, ia menumpahkan rasa cintanya kepada komandannya, Syahid Qasem Soleimani selama era perang pertahanan suci. Ia menulis, "Salam Haji, aku berniat untuk menerbitkan tulisan-tulisan ini dalam sebuah buku suatu hari nanti, mungkin itu akan tetap ada setelah kematianku, yang mungkin akan menjadi sebuah kematian yang biasa dan hambar, tidak seperti kematianmu, berdarah, menggemparkan, dan melahirkan gerakan.
Lagi pula, ada perbedaan antara orang seperti aku yang duduk di rumah dan seorang mujahid seperti engkau yang tidak pernah melepaskan sepatu selama 40 tahun. Sekarang delapan bulan telah berlalu sejak tengah malam yang aneh itu dan pagi yang mengerikan ketika tangan dan cicinmu mengguncang halaman dunia maya.
Sebelum mendengar kabar itu, aku pernah merasakan kesedihan sebesar dan sedalam itu hanya satu kali. Waktu itu, kami sedang duduk di ruang istirahat di kamp Mosul, menghafal al-Quran dengan temanku, Ali Hadi. Farshid Fattahi, seorang tawanan Khuzestan, sambil menangis membawa kabar tentang wafatnya Imam (Imam Khomeini ra) yang ia baca di surat kabar Irak... dan setelah itu, kesyahidanmu...."
Pada 3 Januari 2020, sebuah kejahatan lain dilakukan oleh arogansi global Amerika Serikat terhadap bangsa Iran, sebuah tindakan yang menenggelamkan tidak hanya rakyat Iran tetapi semua pencari kebebasan di dunia ke dalam duka yang besar.
Pada hari itu, Trump, orang pertama dalam pemerintahan AS, dengan pengecut memerintahkan pembunuhan Komandan Perlawanan, Komandan Islam, dan Letnan Jenderal Syahid Qasem Soleimani. Ia dibunuh saat sedang melaksanakan sebuah tugas.
Perjuangan Jenderal Soleimani selama hidupnya yang penuh berkah dapat dibagi menjadi tiga tahap. Fase pertama terkait dengan era perang yang dipaksakan dan pertahanan suci. Fase kedua terkait dengan penugasannya untuk memulihkan situasi di bagian timur Iran dan membersihkan wilayah dari para penjahat. Fase ketiga adalah perang melawan Takfiri, al-Qaeda, dan Daesh di negara-negara Islam. Di semua periode ini, ia mencatat kesuksesan yang besar dan dengan langkah-langkah bijaknya, ia telah menciptakan keamanan di Iran dan bahkan di negara-negara kawasan.
Faktanya, sepak terjang Jenderal Soleimani telah membuka mulut musuh untuk memuji keberanian, kecerdasan, dan kebijaksanaannya, baik selama masa Pertahanan Suci maupun sekarang dalam menghadapi krisis di kawasan.
Selama masa perang, ia merumuskan strategi serangan terbaik di garis pertempuran dan memimpin langsung pelaksanannya. Dia adalah seorang komandan yang tidak mengenal lelah dan dengan kecerdasannya yang tinggi, dia mengatur dan memimpin divisi tempur terkuat, yang merupakan salah satu pelopor dalam operasi-operasi pertahanan suci.
Kunci utama keberhasilan Divisi Sarollah 41 Kerman yang dipimpin oleh Jenderal Soleimani adalah bahwa selama operasi, ia selalu berkata kepada rekan-rekannya, "Kemarilah" dan bukan memerintah, "Pergilah."
"Ruang komandonya adalah garis depan pertempuran," kata salah satu teman seperjuangannya. "Dia selalu menjadi penghalang antara pasukannya sendiri dan musuh, dan nyawa pasukannya sangat mulia dan berharga baginya. Itulah sebabnya, ia menyusun semua perencanaan operasi, mulai dari mengidentifikasi medan perang dan mengarahkan pasukan dengan kepekaan tinggi. Setelah memeriksa informasi medan perang dan posisi musuh secara utuh, dia mengirim pasukannya ke medan perang," tuturnya.
Fase kedua dari sepak terjang Jenderal Soleimani berhubungan dengan hari-hari setelah perang. Hassan Plark, seorang teman seperjuangan Hajj Qasem, menuturkan, "Setelah perang berakhir dan Hajj Qasem kembali ke Kerman, muncul gangguan keamanan di bagian timur negara. Rahbar (Ayatullah Sayid Ali Khamenei) berkata, "Bukankah Qasem Soleimani ada di sana? Serahkan tugas ini kepada dia."
Perintah Rahbar disetujui oleh Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran dan tugas tersebut diserahkan kepada Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dan IRGC mendirikan pangkalan Quds di wilayah timur di bawah komando Jenderal Soleimani. Ia selalu berenung, bertawassul, dan kemudian bertindak.
"Suatu pagi dia berkata bahwa ia ingin mengumumkan pengampunan massal di daerah Jiroft dan Kahnooj serta daerah lain yang banyak penjahatnya. Saya ingin mengumumkan bahwa siapa pun yang memegang senjata dan telah berbuat kesalahan, jika dia menyerahkan senjata dan menyerah dalam tiga hari dari sekarang, saya akan mengeluarkan surat pengampunan dan ia akan aman," kenang Hassan Plark.
"Dia memobilisasi media, menyebarkan pengumuman, menggerakkan mobil patroli, dan mengerahkan semua sarana. Dia menentukan titik-titik agar para penjahat bisa menyerahkan diri dan senjatanya serta memperoleh surat pengampunan. Sejumlah rekannya memprotes, tetapi Hajj Qasem berkata, "Saya telah berjanji dan saya akan memenuhinya," ujarnya.
Pada hari pertama pemberian amnesti, sekitar 400 hingga 500 penjahat menyerahkan senjata mereka sampai terjadi antrian panjang. Mereka menyerahkan begitu banyak senjata sehingga kami tidak tahu bagaimana cara membawanya. Dalam dua hari, para penjahat datang dan menyerahkan senjata, tanpa ada darah yang tumpah. Daerah ini menjadi aman dan Provinsi Kerman menikmati rasa aman sampai sekarang.
Fase ketiga dari kehidupan mulia Syahid Soleimani berfokus pada perjuangannya melawan Takfiri, al-Qaeda dan Daesh di negara-negara Islam. "Setelah munculnya gelombang Kebangkitan Islam di Mesir, Libya, Bahrain, dan Tunisia, konflik di Suriah dimulai dengan arahan dan intervensi Amerika Serikat," kata salah satu teman seperjuangan Hajj Qasem tentang bagaimana ia bisa datang ke Suriah.
Konflik itu mulai membara dan menyebar dengan cepat di daerah Daraa, Duma, Rastan, Talbiseh, Homs, dan Abu Kamal, dan berubah menjadi pertempuran bersenjata yang dipimpin oleh Takfiri Wahabi untuk melawan pemerintah sah Suriah. Mereka terus bergerak maju di bawah dukungan AS dan Arab Saudi. Hampir semua perbatasan darat telah runtuh dan hanya perbatasan maritim di Laut Mediterania yang tersisa.
Orang-orang bersenjata telah mencapai Kafr Sousa, sebuah daerah di pusat Damaskus dan senjata sniper mereka telah menargetkan kubah Makam Sayidah Zainab as. Jalan menuju ke Bandara Damaskus telah ditutup... Di sinilah Rahbar berkata kepada Hajj Qasem, "Pergi dan bantu pemerintah Suriah agar tidak jatuh dan pemerintahan Takfiri Wahabi tidak terbentuk, dan ia kemudian pergi ke Suriah…"
Setelah ia datang, semua konspirasi berhasil digagalkan. Ahmad Karimpour, rekan seperjuangan dan penasihat khusus Jenderal Soleimani, mengatakan, "Dia mempertaruhkan nyawanya dengan keberaniannya, tetapi ia sangat berhati-hati dengan keselamatan orang-orang dekat dan pasukannya. Dengan kelihaiannya yang tinggi untuk mendapatkan informasi dari musuh, dia menggagalkan semua rencana musuh dan ia menggagalkan target musuh di semua negara. Ia memanfaatkan semangat anti-Amerika dalam dirinya untuk melawan kekuatan arogan."
Gerakan yang muncul dengan kesyahidan Hajj Qasem di tengah umat Islam, menunjukkan bahwa setiap tetes darah syahid akan berubah menjadi ratusan dan ribuan tetes, bahkan menjadi lautan darah yang disuntikkan ke tubuh masyarakat. Tetesan darah ini akan menghidupkan kembali masyarakat dan membakar semangat mereka.
Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hassan Nasrallah mengatakan, "Saya iri pada Hajj Qasem dan saya bahagia dengan ketetapan (yang digariskan) untuknya, ia berjuang untuk tujuan ini sejak usia muda. Allah memberkati kita dan dia hidup selama 60 tahun, kami tidak sedih dan kami tidak takut. Sebaliknya, darah sucinya adalah kesempatan bagi umat Islam untuk membebaskan diri dari hegemoni dan penjajahan ini, bahkan jika upaya ini sulit, tetapi kemenangan akan segera datang."
"Dalam melawan penindasan dan kebengisan teroris Daesh, kaum Muslim, Kristen, dan Izadi (Yazidi) memanggilnya. Dia mendengar itu dan memenuhinya. Keberaniannya begitu terkenal sehingga lawan-lawannya, dan bahkan musuh-musuhnya di medan perang, memperhitungkan janji, kesetiaan, dan keberaniannya. Ia adalah subjek dari ayat al-Quran yang mengatakan, "Allah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang," tuturnya.
Ideologi Syahid Soleimani, Ideologi Perlawanan dan Kesadaran
Heroisme 9 Dey pada kenyataanya adalah heroisme kemanusiaan, pengenalan terhadap musuh dan kepatuhan pada kepemimpinan (Wilayah).
Hari ini merupakan simbol kemuliaan, independensi dan kesadaran rakyat Iran. Syahid Qassem Soleimani yang merupakan lulusan idelogi Wilayah adalah seorang tokoh yang sadar, patuh pada kepemimpinan dan seorang komandan pemberani serta bijak yang memandang seluruh masalah secara mendalam, dan detail. Bersamaannya 9 Dey dengan hari gugurnya Syahid Soleimani menjadi momen untuk menjelaskan ideologi dan ajaran beliau.
Tanggal 9 Dey di Iran dinamai Hari Kesadaran, sehubungan dengan itu, pada kesempatan kali ini akan diulas tentang kesadaran dan kepatuhan pada kepemimpinan atau Wilayah, dalam ajaran Syahid Soleimani.
Heroisme 9 Dey realitasnya adalah untuk membela kesucian, kebangkitan Asyura, dan kehormatan darah syuhada. Heroisme yang diciptakan rakyat Iran di hari ini membuktikan bahwa mereka patuh pada kepemimpinan (Wilayah) seutuhnya, dan membela Pemimpin mereka yaitu Wali Fakih, dan pemerintahan Islam.
Al Quran sebagai kitab suci agama Islam, dan lentera penerang bagi orang-orang Mukmin serta Muslim, mengajak semua manusia kepada kesadaran dan kewaspadaan sekaligus menyiapkan instrumennya. Artinya mata, telinga, hati dan alat pengetahuan lainnya diberikan kepada manusia sehingga ia bekerja dengan ilmu pengetahuan dan keyakinan. Orang-orang yang sadar, menemukan jalan kehidupan dengan mata hatinya, dan melangkah di atas kebenaran dan kenyataan.
Allah Swt yang Maha Bijaksana setelah menjelaskan kisah Nabi Yusuf as, dan memberikan pelajaran bagi mereka yang mencari kebenaran, di ayat 108 Surat Yusuf kepada Nabi Muhammad Saw berfirman,
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah: 'Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik'."
Syahid Qassem Soleimani
Ideologi Syahid Soleimani adalah ideologi perlawanan, kesadaran, dan kepatuhan pada kepemimpinan (Wilayah). Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan bahwa Syahid Soleimani dengan sendirinya adalah sebuah ideologi dan ajaran yang berharga. Pada Salat Jumat tanggal 17 Januari 2020, tepat dua minggu setelah gugurnya Syahid Soleimani, Rahbar mengatakan, "Jenderal Syahid Mulia kita harus dipandang sebagai sebuah ideologi, sebuah jalan, sebuah madrasah, dan pelajaran."
Rahbar dalam pidatonya pada 29 Februari 2020 bertepatan dengan Hari Mab'ats, Nabi Muhammad Saw menyinggung dua unsur penting yaitu kesadaran dan perlawanan. Ia menjelaskan, "Diperlukan dua unsur penting untuk menghadapi musuh yang selalu saya sampaikan, dan kembali akan saya sampaikan, dua karakteristik ini perlu ada pada setiap diri warga Iran, pertama, kesadaran, dan kedua, perlawanan, jika keduanya ada pada diri kita, maka musuh tidak akan bisa berbuat apa pun, mereka tidak akan bisa melayangkan pukulan, dan tidak akan pernah berhasil melawan pemerintahan Islam."
Kesadaran dan pengetahuan mendalam merupakan salah satu karakteristik terpenting yang dimiliki Syahid Soleimani yang tampak dalam seluruh sendi kehidupan pribadi, sosial dan politiknya. Kesadaran yang diserukan oleh Syahid Soleimani kepada semua orang, termasuk kepada para pejuang di medan tempur tidak lain adalah kesadaran hati dan pemahaman akal yang merupakan buah dari ketakwaan. Perjalanan spiritual Syahid Soleimani dan ajaran beliau yang mencerahkan, membantu keputusan-keputusannya, dan mencapai kesadaran, sehingga di mana pun ia berada berhasil melaksanakan kewajibannya, sebagaimana difirmankan Allah Swt dalam Surat Al Hadid ayat 28,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Kesadaran dan mengenal musuh dalam ajaran Soleimani bersumber dari pemahaman, dan pengetahuan mendalamnya. Tidak diragukan pengenalan atas musuh merupakan pembahasan paling inti dalam kerangka upaya menyingkirkan ancaman, dan melindungi kepentingan sebuah bangsa. Bangsa-bangsa yang lalai terhadap musuh, dan tidak memiliki kesadaran politik, sosial, serta tidak menyadari konspirasi musuh, akan jatuh ke dalam kebinasaan. Dalam pandangan Imam Ali as, orang yang tidur di hadapan musuhnya, dan lalai terhadapnya, maka tipuan musuh yang akan membangunkannya.
Alasan permusuhan Amerika Serikat, dan kubu imperialis global terhadap Jenderal Soleimani adalah karena pengenalannya atas musuh, sikap anti-musuh dan perlawanannya terhadap AS. Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah mengatakan, "AS kemana pun mereka pergi di kawasan ini, akan berhadapan dengan Haj Qassem Soleimani. Pergi ke Suriah, mereka melihat Haj Qassem. Di Irak, di Lebanon, di Yaman dan di Afghanistan, di lokasi mana pun yang tersambung dengan poros perlawanan, maka di sana mereka akan menyaksikan Haj Qassem. Rezim Zionis Israel menganggap Haj Qassem sebagai orang paling berbahaya baginya."
Rahbar dan Syahid Soleimani
Jalan untuk mencapai kesadaran adalah cahaya Wilayah. Wujud Haj Qassem juga bercampur dengan Wilayah, dan sepanjang hidupnya ia melaksanakan tugas dalam kerangka baiat terhadap Wilayah. Pada kenyataannya, pemikiran Jenderal Soleimani terbentuk karena kebijaksanaan, berdasarkan arahan dan kepimpinan. Beliau dalam pengambilan keputusan selalu patuh pada Wilayah, dan tidak pernah mundur sedikit pun dari kepatuhan pada kepemimpinan atau Wilayah.
Syahid Soleimani di dalam surat wasiatnya berkata, "Jagalah prinsip. Prinsip yaitu Wali Fakih, terutama orang bijaksana ini, ia yang tertindas, ia yang memiliki pengetahuan mendalam dalam agama, fikih, Irfan, makrifat, jadikanlah Khamenei terkasih laksana jiwa kalian sendiri, jadikan kehormatannya sebagai kesucian. Saudara-saudara dan saudariku. Islam selalu membutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan yang tersambung dan ditunjuk secara syariat agama dan fikih, oleh orang-orang Maksum. Anda mengetahui dengan baik ulama paling bersih yang mengguncang dunia, dan menghidupkan Islam adalah Khomeini. Beliau menjadikan Wilayat Al Faqih sebagai satu-satunya kunci keselamatan umat ini, jangan meninggalkan Wilayah dan kemah untuk menyelamatkan Islam."
Syahid Soleimani di seluruh kehidupannya berperilaku di tengah poros Wilayah, kesadaran dan kepatuhan pada Wilayah. Beliau karena kesadaran dan kepatuhan pada Wilayah, menganggap dirinya sebagai prajurit Imam Zamannya, dan sangat memikirkan keamanan dan kepentingan umat Islam.
Haj Qassem Soleimani bukan sekadar pemegang panji dan simbol perlawanan terhadap imperialisme global, ia juga pencetus pemikiran anti-imperialisme. Ia adalah murid unggul ajaran Imam Khomeini, dan Imam Khamenei, dan dalam berhadapan dengan imperialis, ia tidak mengenal batas. Kehadiran beliau di arena tempur melawan imperialisme global dan ISIS, telah menggagalkan seluruh skenario dan konspirasi yang dilancarkan terhadap Dunia Islam, dan ia telah menyuntikan kepercayaan diri kepada para pejuang Muslim.
Syahid Soleimani adalah seorang komandan luar biasa yang melahirkan jalur perlawanan, dan dengan seluruh kemampuannya memperkuat jalur tersebut. Peran dan kehadiran Syahid Soleimani dalam mendukung perlawanan, dan kerja kerasnya mendidik pejuang perlawanan, seperti penegasan terhadap perlawanan, dan melahirkan Soleimani-Soleimani baru. Sekarang dua tahun berlalu setelah gugurnya Syahid Soleimani, akan tetapi sejak saat itu ribuan Soleimani telah lahir, dan ribuan Soleimani lain harus dilahirkan sehingga musuh tahu orang yang dihadapinya tidak mudah mundur, dan akan menuntut balas atas darah para syuhadanya.
Syahid Soleimani Menurut Ayatullah Khamenei
Saya memiliki pertanyaan kepada kalian, pertanyaan ini akan aku tanyakan kepada kalian semua, pertanyaan yang aku tanyakan di samping jenazah temanku yang syahid, aku bertanya kepada orang-orang sekitarnya bagaimana kepribadian si fulan ? Mereka menjawab, ia orang baik.
...Kini kesaksian yang ingin aku ambil dari kalian, atas dasar kehormatan yang dimiliki seorang mukmin di hadapan Tuhan, dan di antara kalian banyak orang mukhlis (ikhlas). Apa yang penting bagiku adalah kesaksian dan pengakuan kalian, bahwa apakah aku dimata kalian adalah orang yang baik ? Aku ingin jawabannya. Aku memohon Allah Swt seperti yang disebutkan dalam ayat أَلَمْ یَعْلَمْ بِأَنَّ الَّهَ یَرَى (Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?) saat Ia melihat dan mencatat dan di hari ketika یَوْمَئِذٍ یَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِیُرَوْا أَعْمَالَهُم (Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,) Ia mengungkapkan, dan menerima kesaksian kalian. Aku berharap suatu hari di samping jenazahku, kalian bersama yang lain juga memberi kesaksian ini.
Ini adalah penggalan dari salah satu pidato Syahid Qasem Soleimani. Tak lama kemudian, jutaan orang bersama pemimpin mereka berpartisipasi di acara tasyi' jenazah tokoh besar ini dan mereka berkata, اللّٰهُمَّ إِنَّا لَانَعْلَمُ مِنْهم إِلّا خَیْراً (Ya Allah ! Aku tidak melihatnya kecuali kebaikan)
Di sejarah berbagai bangsa banyak ancaman tidak dapat dihapus tanpa pengorbanan dan tujuan besar serta suci tidak dapat dijaga. Di kondisi seperti ini, sekelompok orang mukmin tampil dan melalui pengorbanan dan aliran darahnya, mereka menjaga agama. Menurut literatur Islam, orang seperti ini disebut syahid. Banyak orang menyamakan syahid dengan lilin yang menyala yang menerangi suasana gelap dan suram di sekelilingnya. Layanan seorang martir adalah jenis yang dibakar dan binasa dan memancar. Sehingga orang lain dapat duduk dan menemukan kenyamanan dalam terang yang telah datang dengan mengorbankan ketiadaannya.
Tetapi kesyahidan Qassem Soleimani, dan pencerahannya seperti cahaya matahari saat fajar, yang menyinari seluruh bumi. Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei saat menyebut kesyahidan Letjen Qasem Soleimani menjelaskan, "Kita memiliki banyak syahid-syuhada dari petinggi militer dan juga syuhada dari warga biasa- Tapi syahid di tangan manusia paling keji, yakni AS dan mereka merasa bangga mampu mengugurkan tokoh ini, syahid seperti ini saya tidak mengetahuinya kecuali Qasem Soleimani. Jihadnya adalah jihad akbar, kesyahidannya juga disebut Tuhan sebagia kesyahidan yang besar. Semoga Allah Swt meninggikan derajatnya. Semoga ia mendapatkan nikmat besar yang merupakan haknya tersebut."
Letjen Soleimani merupakan komandan pertama pasca Revolusi Islam yang mendapat lencana Zulfiqar dari Rahbar, Ayatullah Khamenei. Lencana Zulfiqar yang merupakan lencana tertinggi militer dan disematkan oleh panglima tertinggi angkatan bersenjata Iran atau Rahbar ketika seorang prajurit memiliki prestasi besar keberanian dan kesuksesan sebagai komandan.
Ayatullah Khamenei ketika menganugerahkan lencana Zulfiqar kepada Soleimani dan di depan mereka yang hadir di acara ini mengatakan, "Perjuangan di jalan Tuhan tidak dapat disamakan dengan hal-hal ini. Allah Swt berfirman: إِنَّ اللهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِینَ أَنفُسَهُمْ وَ أَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ یُقَاتِلُونَ فِی سَبِیلِ اللهِ فَیَقْتُلُونَ وَ یُقْتَلُونَ Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh (QS: Taubah 111). Apa yang akan diterima oleh pejuang di jalan Tuhan dan apa yang akan diberikan Tuhan dari pengorbanan harta dan nyawa adalah surga dan keridhaan-Nya."
"...Apa yang ada di tangan dan pundak kita, baik ucapan syukur dengan mulut atau dengan amal perbuatan, baik itu lencana atau pangkat yang kita berikan, adalah hal-hal yang berdasarkan prediksi duniawi. Namun ini tidak dapat disebutkan berdasarkan perhitungan maknawi dan Ilahi. Alhamdulillah, kalian telah berjuang dan berusaha. Alhamdulillah Allah Swt juga memberi taufik kepada saudara terkasih kita -Qasem Soleimani-. Saudara kita ini berulang kali menempatkan nyawanya di serangan musuh serta berjuang di jalan Tuhan, demi Tuhan dan ikhlas untuk Allah. Insyaallah, Tuhan akan memberi pahala kepadanya dan kehidupannya penuh kebahagiaan dan diberi kehormatan syahadah,,yang pasti bukan sekarang. Selama bertahun-tahun, Republik Islam bekerja sama dengannya. Pada akhirnya insyaallah, Soleimani akan diberi derajat kesyahidan . insyaallah,,,selamat kepada Anda."
Letjen. Qasem Soleimani bersama Abu Mahdi al-Muhandis dan delapan rekan sepejuangan lainnya diteror militer Amerika pada 3 Januari 2020 dini hari di dekat Bandara Udara Baghdad dan gugur syahid. Aksi teror ini atas instruksi langsung Presiden AS saat itu, Donald Trump. Dengan kesyahidan ini, Letjen Qasem Soleimani menjadi legenda kekal. Kesyahidan Soleimani juga disertai dengan kehancuran Daesh (ISIS) dan kesyahidannya juga menjadi nokta hitam abadi bagi pemerintah arogan Amerika beserta sekutunya.
Kesyahidan Letjen Soleimani membangkitkan gelombang kebencian kepada Amerika di Iran. Acara tasyi jenazah Letjen Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis beserta rekan seperjuangannya di Irak dan Iran digelar secara besar-besaran. Jutaan warga Irak dan Iran serta di warga di berbagai penjuru dunia berduka atas kehilangan pejuang besar ini, dan mereka berjanji untuk meneruskan jalan pejuang ini.
Ayatullah Khamenei di pidatonya saat memperingati kesyahidan Soleimani menyatakan, "Syahid Soleimani, baik semasa hidup atau setelah gugur syahid berhasil mengalahkan kubu arogan...Kesyahidannya juga merupakan kekalahan kubu arogan. Prosesi tasyi ini di Iran sebuah acara yang menakjubkan dan tidak dapat dilupakan; Begitu juga tasyi di Irak oleh jutaan warga, di Najaf dan Baghdad juga digelar acara serupa, tasyi oleh jutaan warga yang mencengangkan; Ia dan Abu Mahdi al-Muhandis ditasyi secara bersama-sama. Sejatinya tasyi ini dan kemudian acara peringatannya, membuat jenderal perang lunak kubu arogan terkejut. Mereka yang menonjol dalam perang lunak arogansi, dan sebenarnya mereka adalah orang-orang yang aktif, dan para jenderal perang lunak Amerika dan arogansi, sama sekali tercengang dengan situasi ini; Apa itu, apa itu; "Sungguh langkah besar yang mengalahkan mereka."
Letjen Qasem Soleimani gugur syahid dalam kondisi tidak banyak anggota tubuhnya yang tersisa. Ia tidak berkepala, hanya sebagian dari bahunya yang tersisa, sebagian dari pergelangan kaki ke bawah dan tangan serta bagiannya hancur. Salah satu komandan komite pencari orang hilang, Bagherzadeh saat menyebutkan kondisi jenazah Syahid Soleimani kepada Rahbar mengatakan, "Kami telah mengambil langkah untuk mempersiapkan jenazah suci para syuhada, kami tidak dapat memandikan mereka, kami hanya mentayamumkan mereka dan mengkafaninya. Para pemuda hadir di mi'raj syuhada. Kafan, kapas, kain dan alat-alat lainnya tersedia, tapi kami kesulitan mengurusi jenazah ini. Artinya kami sangat kesulitan mengumpulkan serpihan anggota badan jenazah ini. Daging yang tersebar kami kumpulkan sehingga dapat dibentuk sebuah tubuh dan diletakkan di peti jenazah."
Lebih lanjut Bagherzadeh mengisyaratkan peristiwa Karbala dan mengatakan, "Kita yang dengan sulit mengumpulkan para syuhada ini, kami tidak tahu bagaimana Imam Ali Zainal Abidin as mengebumikan jenazah ayahnya, Abu Abdillah Husein di Karbala."
Saat itu, Ayatullah Khamenei berkata kepada mereka, "Kalian telah kesulitan, mereka adalah syuhada perang." Dalam istilah fikih, syahid perang adalah mereka yang gugur di medan pertempuran dan saat berperang. Dan menurut padangan Ayatullah Khamenei, Bandara Udara Baghdad dengan kehadiran komandan tinggi pasukan Islam ini dan kemudian disusul dengan serangan pengecut musuh terhadap komandan ini beserta rekan seperjuangannya, telah berubah menjadi medan tempur. Ini menunjukkan bobot dan posisi Syahid Soleimani dan kesyahidannya juga kesyahidan di medan tempur.
Tasyi jenazah Syahid Soleimani
Di sinilah kita teringat dengan sabda Rasulullah Saw, "Syuhada tertinggi adalah mereka yang gugur di garis depan (medan perang), dan selama mereka tidak berpaling (melarikan diri) dari perang, mereka akan beristirahat di pavilium tinggi surga, sementara Tuhan ridha terhadap mereka dan selama Tuhan ridha kepada hamba-Nya, maka hamba tersebut tidak akan dihisab."
Memperingati Gugurnya Syahid Soleimani; Indikasi Putus Asa AS Hadapi Iran
Amerika Serikat pada 3 Januari 2020 melakukan sebuah kejahatan besar dengan meneror Mayjen. Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).
Syahid Soleimani yang tengah berkunjung ke Irak atas undangan resmi pemerintah Baghad, bersama Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan Hashd al-Shaabi serta delapan orang lainnya gugur syahid dalam sebuahs erangan udara militer Amerika Serikat di dekat Bandara Udara Irak.
Menurut keterangan Departemen Pertahanan AS (Pentagon), instruksi serangan teroris ini langsung dari Presiden AS saat itu, Donald Trump.
Syahid Soleimani adalah tokoh terkemuka dalam perang melawan kelompok teroris dan Takfiri di kawasan Asia Barat termasuk Daesh (ISIS).
Musuh bangsa Iran menunjukkan bahwa mereka tidak segan-sagan melakukan berbagai kejahatan untuk mencapai tujuannya mulai dari meneror Syahid Soleimani yang memainkan peran penting dalam menghancurkan Daesh dan perang melawan kelompok teroris dukungan Amerika, Israel dan Arab Saudi, hingga meneror ilmuwan Iran di berbagai bidang sains dan pertahanan. Ketika Amerika menyaksikan kegagalan kebijakan represi maksimum dan tidak adanya pengaruh atas perlawanan bangsa Iran terhadap kebijakan arogannya, maka mereka mulai beralih ke pendekatan represi keamanan.
Teror terhadap Syahid Soleimani telah menguak esensi sejati Amerika Serikat. Syahid Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis berserta rekan seperjuangannya telah memainkan peran besar dalam melawan musuh dan terorisme serta menghancurkan Daesh dan menjinakkan peran disintegrasi Amerika dan Israel di kawasan.
Tujuan Amerika Serikat adalah melemahkan negara-negara kawasan dan merampok sumber serta kekayaan mereka dan menjamin berlanjutnya kehidupan rezim ilegal Israel.
Naser Qandil, pengamat senior Lebanon dan redaktur Koran al-Bana terkait peran unggul dan abadi Syahid Soleimani mengatakan, "Ketika kita berbicara mengenai peran penting, strategis dan efektif Syahid Soleimani di Lebanon, Suriah, Palestina dan lainnya, serta ketika kita merunut perannya dalam mendukung muqawama di perang Israel dan Jalur Gaza serta perang terhadap muqawama di Lebanon, kita hanya mendapatkan satu kesimpulan bahwa Syahid Soleimani adalah pahlawan dalam mengalahkan Daesh."
Joe Lombardo, anggota The United National Antiwar Coalition (UNAC) juga mengisyaratkan poin ini bahwa kekalahan Daesh pastinya sebuah transformasi positif di kawasan, dan sama halnya dengan kegagalan imperialisme Amerika. Seraya menyebut slogan perang anti-terorisme oleh Amerika sekedar propaganda, ia mengatakan, "Amerika mengklaim tengah berperang melawan terorisme di Suriah, tapi berbagai laporan yang ada menunjukkan setiap kali anasir teroris Daesh melarikan diri dari kawasan, senjata Amerika ditemukan di sana. Ini bukan sebuah kebetulan, mayoritas senjata Amerika diberikan kepada Daesh oleh sekutu Washington di kawasan seperti Arab Saudi."
Lombardo menjelaskan, kita jangan lupa akan kebijakan perusahaan senjata Amerika untuk memperluas krisis dan menjual senjata. Mereka mendapat keuntungan besar dari berlanjutnya krisis ini dan perang. Tak diragukan lagi bahwa pengobaran krisis adalah untuk memajukan tujuan geopolitik Amerika di kawasan.
Aktivis perdamaian Amerika ini terkait pernyataan Syahid Soleimani bahwa pemerintah terdahulu dan saat ini Amerika memiliki andil dalam pembentukan dan kejahatan Daesh mengingatkan bahwa selama beberapa dekade lalu, Amerika Serikat mendukung berbagai kelompok teroris. Pertama dengan mendukung Osama bin Laden di Afghanistan dan kemudian membentuk berbagai kelompok teroris untuk mengobarkan krisis di kawasan dan memajukan tujuan geopolitik Amerika.
Amerika Serikat terlibat di seluruh kejahatan Arab Saudi di Yaman dan blokade rakyat negara Arab miskin tersebut, sementara pemerintah Riyadh bertanggung jawab atas maraknya terorisme di berbagai wilayah dunia, tapi sangat disayangkan media Amerika terkait hal ini dan juga soal perang di Yaman beserta kejahatan Arab Saudi, memilih bungkam. Seiring dengan teror Syahid Soleimani, bangsa-bangsa di kawasan telah kehilangan seorang pejuang sejati di jalan perdamaian. Syahid Soleimani dengan perjuangannya yang tak kenal lelah membebaskan kawasan dari Daesh dan memulihkan stabilitas di Asia Barat telah memainkan peran signifikan dan tak ada bandingannya.
Syahid Soleimani dalam membela Suriah dari kelompok teroris global yang didukung oleh Amerika dan Arab Saudi, berada di posisi terdepan. Ia juga banyak membantu dalam membela kompleks makam cucu Rasulullah Saw, Sayidah Zainab di Damaskus. Tahun-tahun terakhir Syahid Soleimani dihabiskan di medan pertempuran dengan terois Daesh yang telah merampas banyak wilayah Irak dan membantai banyak warga Irak. Soleimani salah satu arsitek utama pembebasan wilayah utara Irak termasuk wilayah Kurdi.
Syahid Soleimani merobek perjanjian Sykes–Picot dan dengan mengubah peta kawasan, ia berusaha menyatukan kekuatan muqawama dari Lebanon hingga Palestina, dari Suriah hingga Irak. Syahid Soleimani dan rekan seperjuangannya berhasil mengalahkan terorisme yang dirancang dan didukung Amerika, dan membuat musuh putus asa serta mendorong mereka untuk meneror pejuang ini secara pengecut dan teror ini menguak esensi mereka.
Tamir Hayman, mantan kepala intelijen militer Israel baru-baru ini mengonfirmasi peran Tel Aviv di operasi teror ini dan mengatakan, Israel terlibat di aksi ini.
Ia menyebut teror Syahid Soleimani sebagai salah satu dari dua teror penting dan signifikan di masa jabatannya tersebut. Ia mengatakan bahwa teror terpenting lain adalah Baha Abu al-Ata, salah satu pemimpin Gerakan Jihad Islam Palestina.
Aksi teroris ini menuai banyak respon dari berbagai elit politik dan pengamat internasional. Berbagai media internasional juga menulis berita mengenai komandan pasukan Quds IRGC tersebut dan dampak teror terhadap dirinya.
Mirza Qomi
Mirza Abolghasem Gilani atau dikenal dengan Mirza-ye Qomi penulis buku Qawanin al-Usul yang selama bertahun-tahun menjadi mata pelajaran utama hauzah ilmiah Syiah.
Mirza Qomi memiliki sifat-sifat dan akhlak mulia seperti berusaha keras dalam menuntut ilmu, sangat perhatian terhadap urusan umat muslim serta berani dalam menjelaskan kebenaran dan membelanya. Ilmu dan perilaku mulianya juga sangat berpengaruh dalam membimbing masyarakat dan pemerintah.
Salah satu karya penting Mirza Qomi adalah Ershade Nameh (Surat Bimbingan). Ulama besar Syiah ini dikenal sebagai sosok yang tak kenal lelah dalam memberi nasehat dan petunjuk serta amar makruf nahi munkar. Tanpa kenal takut kekuasaan dan dominasi para penguasa Qajar, beliau kerap memberi nasehat para raja dan memperingatkan supaya mereka tidak tenggelam dalam kezaliman dan bergelut dengan kekafiran dan penyimpangan agama. Ulama besar ini memiliku dua karya surat nasehat yang ditujukan kepada para penguasa Qajar yang sampai ke tangan kita saat ini. Salah satu surat tersebut ditulis ketika Mirza Qomi berusia 50 tahun dan ditujukan kepada Agha Mohammad Khan Qajar dan yang lain ditulis ketika ia berusia 80 tahun dan ditujukan kepada Fath Ali Shah Qajar. Kedua surat tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Ershad Nameh Mirza-e Qomi. Dan dicetak dengan nama ini.
Sepertinya surat pertama Ershad Nameh ditujukan kepada Agha Mohammad Khan Qajar, raja pertama dan pendiri Dinasti Qajar. Agha Mohammad Khan, seorang raja yang berhati dingin, meski ia memiliki kecenderungan terhadap agama, tapi mengingat kekurangan dan penyimpangan keyakinan serta tidak mendapat pendidikan yang benar terkait agama, ia menganggap dirinya layak untuk melakukan kezaliman.
Untuk membuat suratnya lebih efektif dan berpengaruh, di bagian pertama suratnya, Mirza Qomi menulis, "Surat ini bukan nasehat dari orang pintar kepada mereka yang bodoh, dan juga bukan untuk memberi petunjuk orang yang tersesat, tapi sekedar pembahasan dan musyawarah dua orang pintar, tanpa memandang dirinya seorang yang pintar atau marja."
Melalui retorikanya ini, marja Syiah ini sejatinya menghapus penentangan raja untuk menolak nasehat. Ia menyebutkan dirinya sebagai seorang hampa yang bersalah dihadapan Tuhan, dan ia serta raja adalah hamba yang memiliki kewajiban dihadapan Tuhan semesta alam. Ia kemudian mulai membahas masalah utama dengan mengingatkan dirinya tidak ada kesengajaan dalam menulis surat ini.
Setelah menulis pembukaan seperti ini, Mirza Qomi dengan berani dan transparan menyebutkan poin-poin sangat penting yang sejatinya dimaksudkan untuk menghilangkan kesesatan sang raja. Kesesatan yang mengijinkan benak raja untuk melakukan kezaliman dan despotisme.
Di antara kesalahan disengaja dan tidak disengaja raja muslim adalah ketika mendengar sebuah hadis yang menyebut raja adalah «ظل اللّه» (bayangan Tuhan), ia menganggap dirinya dapat melakukan apa saja dan tidak memiliki tanggung jawab dihadapan Tuhan dan makhluk Tuhan. Teks asli hadis yang diisyaratkan tersebut adalah Rasulullah Saw bersabda yang artinya, "Raja adalah bayangan Tuhan di bumi, di mana orang-orang yang tertindas berlindung kepadanya. Jika ia adil maka akan mendapat pahala dan terima kasih kepada orang-orang, tapi jika ia keluar dari keadilan, maka ia berdosa." Tapi masyarakat awam tidak mengetahui kelanjutan dari hadis tersebut dan hanya mendengar jumlah raja adalah bayangan Tuhan. Mirza Qomi di Ershad Namehnya menyebutkan makna sebenarnya dari jumlah "Bayangan Tuhan" supaya menyelamatkan pikiran raja dari penafsiran keliru dan memberi pelajaran kepada raja bahwa ia akan bertanggung jawab dihadapan Tuhan atas setiap perbuatannya.
Arti pertama dari raja bayangan Tuhan yang disebutkan Mirza Qomi adalah seperti ketika manusia berlindung di bawah rindangnya pohon saat matahari bersinar terik supaya aman dari suhu panas, karakter dan metode raja juga harus membuat hamba Tuhan berlindung kepadanya dari kezaliman. Arti kedua adalah mengingat bayangan setiap sesuatu memiliki kesamaan dengan pemilik bayangan meski tidak stabil, maka raja ketika sedang terpolusi dengan kepentingan fisik, harus menjadikan dirinya seperti Tuhan agar ia dapat disebut sebagai bayangan Tuhan. Dalam pengertian ketiga, Mirza mengatakan bahwa sebagaimana segala sesuatu dapat dipahami dari bayang-bayang segala sesuatu, raja harus bersikap dan bertindak sedemikian rupa sehingga keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan pencipta agama dapat dipahami darinya. Terakhir Mirza menjelaskan bahwa "Raja adalah manifestasi supremasi kebenaran dan hukum, maksud beliau adalah raja yang taat agama, adil dan penuh kasih sayang bukan setiap raja zalim, kejam dan tidak beragama.
Keyakinan keliru yang ada saat itu dan sumber banyak kezaliman ketika itu adalah keyakinan ini bahwa karena Tuhan membuat raja kuat, maka apa yang ia lakukan adalah benar, jika sebaliknya, maka Tuhan yang Maha Kuat tidak akan menjadikan orang tersebut sebagai raja. Mirza Qomi dengan penjelasan ilmiah dan rasional serta sederhana telah membatalkan pemahaman keliru ini. Ia menulis, “Jika seseorang mengatakan bahwa karena sebuah kerajaan ditakdirkan, maka perlu bahwa perbuatan raja juga ditentukan (oleh Tuhan) dan Tuhan senang dengan semua perbuatannya.” Saya mengatakan kepadanya bahwa karena itu Firaun juga tidak boleh disalahkan, karena kerajaannya juga ditakdirkan, dan ini jelas bertentangan dengan agama."
Surat kedua yang dikenal dengan Shad Nameh (Surat Kesenangan) dari Mirza Qomi ditujukan kepada Fath-Ali Shah Qajar. Di zaman itu, kaum sufi berusaha keras untuk memasuki istana dan menebar pengaruhnya serta menyeret raja ke kubunya. Salah satu penyair terkenal sufi seraya mengirim buku dan catatan kepada raja berusaha menarik perhatiannya kepada aliran ini. Fath-Ali Shah memberi risalah (buku) tersebut kepada Mirza Qomi. Kemudian raja ingin Mirza memeritahu kepadanya hal-hal yang benar dan salah di risalah tersebut, karena ia mengenal Mirza sebagai seorang ulama yang pintar dan bertakwa.
Mirza yang saat itu telah berusia lanjut dan karena merasa bertanggung jawab atas masuknya pengaruh sufi ke istana dengan bersungguh-sunggung membalas permintaan raja tersebut dalam sebuah surat.
Tasawuf muncul di komunitas Muslim di akhir abad kedua hijriyah dan ditolak para Imam Maksum dan para ulama saat itu, karena pemikiran dan akidahnya yang menyimpang dari prinsip dan keyakinan Islam. Salah satu keyakinan keliru kelompok ini adalah manusia ketika sampai di satu titik derajat khusus irfan, maka ia tidak lagi membutuhkan untuk melakukan kewajiban agama seperti shalat dan puasa, atau memperhatikan hal-hal haram atau halal yang pada akhirnya ia dibebaskan untuk melakukan segala bentuk kesalahan dan kemunkaran. Keyakinan kaum sufi ini membuat mereka secara praktis keluar dari lingkaran agama. Dengan demikian, ulama Syiah sangat sensitif untuk memberi pencerahan kepada masyarakat atas penyimpangan ini.
Dalam surat ini, Mirza Qomi telah secara eksplisit menulis kepada Shah bahwa Anda tidak mengetahui masalah mistik, filosofis, dan yurisprudensi yang sebenarnya dan dikhawatirkan bahwa bergaul dengan orang-orang ini akan mengalihkan Anda dari mazhab Ahlul Bait as yang asli. Mirza mendorong raja untuk mempelajari kitab Haq al-Yaqin dan Ain al-Hayat tulisan Allamah Majlisi untuk membangun keyakinan agama yang benar, dan menekankan bahwa para sufi harus mendiskusikan masalah tersebut dengan orang seperti saya yang fasih dalam masalah mistik dan filosofis. Dalam kelanjutan suratnya, ulama besar ini memperingatkan raja untuk berhati-hati dalam hal ini, karena penyimpangan raja juga dapat menyebabkan orang menyimpang dari agama.
Di bagian lain surat Mirza Qomi, dia memperingatkan Shah untuk menentang kelompok yang mencoba secara tidak adil menyebut raja "Ulil Amri" dan tidak mengizinkan hal seperti itu. Penafsiran "Ulil Amri" diambil dari ayat 59 Surat An-Nisa' di mana Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu." Beberapa ahli tafsir Sunni menganggap "ulil amri" berarti penguasa dan pemimpin. Namun, ulama Syi'ah, mengutip hadits otentik dari Imam Baqir as dan Imam Ja'far as, menganggap arti "ulil amri" dalam ayat ini sebagai Imam maksum dari keluarga Nabi (Saw). Mirza Qomi meminta raja untuk tidak membiarkannya disebut ulil amri, karena ini akan menyebabkan kerusakan di masyarakat dan keyakinan rakyat.
Imam Hadi (as) mengatakan: "Jika bukan karena keghaiban Qaim (Imam Mahdi) yang jujur, akan ada ulama yang akan menyeru (orang-orang) dan membawanya ke keberadaannya dan membela agamanya dengan argumen ilahi, dan membebaskan hamba-hamba Allah yang tak berdaya dari cengkeraman setan dan pengikutnya, maka tak diragukan lagi seluruh manusia akan keluar dari agama Tuhan. "
Mirza Qomi adalah salah satu ulama yang menyeru manusia kepada Tuhan dan membela agama kebenaran. Setelah delapan puluh tahun menjalani kehidupan yang keras dan penuh berkah pada tahun 1231 H, ia menerima panggilan Tuhan dan kembali ke sisi-Nya. Acara tasyi jenazah ulama besar ini dihadiri sejumlah besar orang Syi'ah dan akhirnya dimakamkan di kota Qom dan dekat Haram Sayidah Ma'sumah.



























