کمالوندی

کمالوندی

Ayatullah Sayid Abdul Husein Lari lahir pada 1264 Hq di kota Lar. Setelah menyelesaikan pendidikan awal dan menengah, beliau pergi ke kota Najaf, Irak untuk melanjutkan pendidikan agamanya. Beliau belajar pada Mirza Shirazi Bozourgh. Selain mendapat ijazah ijtihad dari gurunya, beliau juga mendapat ijazah ijtihad dari guru-guru besar lainnya seperti Ayatullah Mohammad Husein Kazhimi, Fadhil Irawani, Lutfullah Mazandarani dan Mulla Hossein Qoli Hamedani.

 

Atas perintah Ayatullah Shirazi, Ayatullah Lari kembali ke kota Larestan untuk membimbing masyarakat di sana. Beliau membangung hauzah ilmiah Lar dan mengajarkan hukum Islam. Keberadaan ulama dengan kapasitas sebesar beliau di sana mampu menahan pengaruh para misionaris Kristen, bahkan dari hari ke hari mereka semakin terisolasi.

 

Langkah kedua yang dilakukan oleh Ayatullah Lari adalah mencatat kekayaan penguasa boneka di sana, membangun pabrik senjata, menggelar pendidikan militer dan tidak membayar pajak kepada pemerintah pusat. Sikap beliau mendukung Revolusi Konstitusi menghadapi pasukan pemerintah dengan bekerjasama dengan para pejuang gagah berani Tangestan menghadapi penjajah Inggris merupakan aktivitas beliau dalam rangka mengembalikan kemuliaan Islam.

 

Ayatullah Lari memiliki sekitar 40 karya tulis di bidang fiqih, teoloti, politik, ushul fiqih dan lain-lain. Ulama pejuang ini akhirnya meninggal dunia pada 4 Syawal 1342 Hq di usia 86 tahun dan dikebumikan di kota Jahrom.

 

 

Daruqutni Meninggal Dunia

 

Tanggal 4 Syawal 351 Hijriah, Daruqutni, ulama dan sastrawan terkenal abad ke 4 Hijriah, meninggal dunia. Daruqutni juga merupakan qari dan mufasir Quran terkenal di zamannya.

 

Di antara karya-karya Daruqutni berjudul "al-Mu'jamul Akbar" dan "al-Manasik".

Militer Israel melancarkan skenario baru terhadap Lebanon. Aksi ini berlangsung di saat pelanggaran rezim Zionis terhadap kedaulatan Lebanon dalam beberapa bulan terakhir semakin meningkat dari sebelumnya.

 

Militer rezim Zionis menggelar latihan perang baru di Shebaa dan Dataran Tinggi Golan yang berbatasan dengan Lebanon dan Suriah. Kedua wilayah itu merupakan milik bangsa Lebanon dan Suriah yang dirampas Israel. Manuver militer rezim Zionis dimulai dengan peluncuran pesawat tanpa awak dan jet tempur. Koran al-Safir melaporkan, latihan perang itu juga mengguji kemampuan pasukan artileri Israel, termasuk tank merkava.

 

Para analis politik mengaitkan manuver militer ini dengan rencana terbaru Israel menyerang Hizbullah Lebanon. Sumber militer Amerika Serikat menyatakan Israel sedang merencanakan serangan terhadap gerakan muqawama Lebanon Hizbullah.

 

"Kami diberitahu oleh pejabat militer Amerika Serikat bahwa Israel melakukan pengintaian ke Lebanon, dan merencanakan serangan opensif terhadap Hizbullah...," kata seorang editor senior di Veteran Today, Gordon Duff dalam wawancara dengan Press TV Sabtu (10/8).

 

Menurut analis militer AS ini, tujuan utama Israel melancarkan agresi militer terhadap Lebanon untuk menghancurkan Hizbullah demi membuka jalan bagi serangan berikutnya ke Irak, Suriah dan Iran. menurut Duff, Israel berambisi melumpuhkan militer Suriah dari arah utara. Rezim Zionis juga berencana mengirim ribuan teroris melalui Yordania, dan menjebak Hizbullah dari arah selatan Suriah dan dari dalam Lebanon secara bersamaan.

 

Sebelumnya, di hari Rabu, militer Lebanon menyatakan personil militer Israel telah menerobos garis biru yang ditetapkan oleh PBB di perbatasan dekat kota Al-Labouneh di Lebanon selatan, sebelum mereka dihantam ledakan ranjau darat. Pasukan penjaga perdamaian PBB yang ditempatkan di wilayah tersebut menyatakan bahwa 10 tentara Israel mundur akibat ledakan ranjau. Militer Israel sendiri mengakui empat tentaranya terluka dalam insiden tersebut.

 

Sontak PBB memprotes Israel, karena ulahnya melanggar kedaulatan Lebanon dan menuntut penyelidikan atas insiden tersebut. Pada hari Jumat (9/8), Penjabat Menteri Luar Negeri Lebanon Adnan Mansour mengatakan Beirut akan mengajukan protes kepada PBB atas pelanggaran Israel terhadap Resolusi PBB nomor 1701.

 

Manuver militer Israel digelar di tengah memanasnya kondisi dalam negeri di sejumlah negara Arab, terutama Suriah, Mesir, Irak dan Lebanon. Para analis politik menilai manuver ini dilancarkan untuk mematangkan skenario serangan Israel terhadap Hizbullah Lebanon demi membalas kekalahan getir militer rezim Zionis dalam perang 33 hari. Tel Aviv juga memanfaatkan keputusan terbaru Uni Eropa yang memasukkan sayap militer Hizbullah dalam daftar teroris internasional dan friksi internal di Lebanon. Tapi tampaknya Tel Aviv lupa, Hizbullah hingga kini didukung rakyat Lebanon dan saat ini kemampuannya semakin kuat dari sebelumnya.(

Senin, 12 Agustus 2013 18:19

Demokrasi Ala Washington di Kamboja

Pemimpin oposisi Kamboja mengancam akan melancarkan aksi unjuk rasa besar-besaran menyikapi kekalahan partainya dalam pemilu legislatif yang digelar beberapa waktu lalu.

Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) menolak hasil pemilu tersebut. Pemimpin CNRP, Sam Rainsy yang saat ini berdomisili di AS mengancam akan menyerukan para pendukungnya turun ke jalan sebagai bentuk protes, jika pemerintah Phnom Penh tidak membentuk komisi independen penyelidikan terhadap kecurangan pemilu.


Pada pemilu legislatif Kamboja yang digelar 28 Juli lalu, Partai Rakyat Kamboja (CPP) meraih 68 dari 123 kursi parlemen mengungguli Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) yang meraih 55 kursi.

Rainsy menuding kemenangannya dijegal oleh berbagai pelanggaran dalam pengambilan suara. CNRP mendesak penyelidikan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait tuduhan bahwa sebanyak 1,25 juta pemilih disingkirkan dari daftar, dan lebih dari sejuta "pemilih hantu", serta 200 ribu nama ganda ditambahkan ke dalam daftar itu.

Tampaknya, isu kecurangan pemilu terus digulirkan oposisi Kamboja. Sejak awal Rainsy memblow up isu ini untuk menarik dukungan negara-negara Barat, terutama AS yang memiliki kepentingan terselubung terhadap negara di Asia Tenggara itu.

Bercokolnya kembali Hun Sen selama lima tahun ke depan setelah berkuasa selama 28 tahun menunjukkan bahwa sistem partai tunggal masih berlaku di Kamboja, yang kini berada dalam kendali Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP).

Di sisi lain, Kamboja terancam bahaya konflik internal antara kubu seiring meningkatnya isu demokratisasi yang diusung para antek asing.

Para analis politik memandang isu protes yang dilancarkan oposisi juga tidak terlepas dari peran interventif kekuatan adidaya global. AS berupaya mengail di air keruh dengan memanfaatkan isu demokrasi di Kamboja demi menekan penguasa negara itu melalui tangan oposisi semacam Rainsy yang memimpin Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP).

Tampaknya, Washington berupaya memainkan isu demokrasi dan hak asasi manusia di Kamboja untuk menyulut perlawanan sipil terhadap pemerintah Phnom Penh. Meski upaya tersebut tidak terlalu membuahkan hasil saat ini, tapi dalam jangka panjang benih yang ditanam Gedung Putih telah cukup ampuh untuk menyulut friksi internal semakin berkobar di Kamboja. Dan kini, bagaimana upaya pemerintah dan rakyat Kamboja meredam dan mengatasinya.

Republik Islam Iran, Rusia, Cina dan Uni Eropa adalah target utama operasi pengawasan elektronik Amerika Serikat di luar negeri oleh institusi mata-mata terbesar Amerika, Badan Keamanan Nasional AS (NSA).

Majalah mingguan Jerman, Der Spiegel mengutip dokumen rahasia yang dibocorkan oleh mantan kontraktor NSA, Edward Snowden, pada Sabtu melaporkan, daftar prioritas utama badan intelijen AS untuk pengawasan elektronik juga mencakup Pakistan, Afghanistan dan Korea Utara. Demikian dilaporkan Press TV, Senin (12/8).

Berdasarkan dokumen yang tercatat pada April 2013, disebutkan bahwa negara-negara yang menjadi prioritas pengawasan NSA, dimulai dari angkat 1 sebagai prioritas tertinggi, dan berlanjut hingga angka 5 sebagai prioritas terendah.

Menurut laporan itu, target utama mata-mata NSA adalah negara-negara rival utama AS seperti Cina dan Rusia, dan yang dianggap musuh oleh Amerika seperti Iran dan Korea Utara, dan bahkan sekutunya: Pakistan dan Afghanistan juga masuk dalam target dengan menyebutnya sebagai perang melawan terorisme.

Sementara itu Uni Eropa juga berada di peringkat tinggi dalam prioritas pengawasan NSA.

Senin, 12 Agustus 2013 18:11

Mendagri Jamin Kepulangan Pengungsi Syiah

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan pemerintah menjamin keselamatan warga Syiah Sampang dalam upaya memulangkan mereka kembali ke kampung halamannya. Pemerintah juga akan memfasilitasi pemulangan tersebut meski dilakukan bertahap.

"Pemerintah menjamin keamanan dan memfasilitasi pemulangan pengungsi," kata dia saat ditemui di kantornya, Senin, 12 Agustus 2013.

Gamawan mengatakan pemerintah tak mensyaratkan pertobatan bagi pengungsi agar bisa pulang ke Desa Nangkernang dan Bluuran, Sampang. Negara tak ikut campur mengatur keyakinan yang dipilih masyarakat. "Negara tidak masuk ke wilayah keyakinan. Itu urusan pribadi dengan Tuhan," katanya.

Dalam pertemuan antara pemerintah, perwakilan pengungsi, dan ulama Madura, Gamawan mengatakan para pihak yang berselisih telah sepakat soal poin-poin rekonsiliasi. Ada 12 poin yang disepakati. Poin-poin itu mengatur apa yang harus dilakukan ulama, pengungsi, dan pemerintah dalam proses rekonsiliasi.

Pekan lalu, upaya pemulangan pengungsi masih tersendat. Kuasa hukum pengungsi Syiah yang juga Direktur Eksekutif Yayasan Bantuan Hukum Universalia, Hertasning Ichlas, mengatakan pengungsi yang akan pulang diminta menandatangani ikrar yang berisi syahadat ulang untuk kembali ke ajaran Ahlus Sunnah.

Warga Syiah itu dipaksa untuk meneken sembilan ikrar di hadapan tokoh dan pemerintah yang intinya syahadat ulang, menganggap ajaran Tajul Muluk sesat, dan kembali ke Ahlus Sunnah. Ada pesan-pesan bahwa jika tidak menandatangani tidak dijamin keamanan rumah dan keselamatannya.

Hertasning berujar sudah ada 34 orang warga Syiah yang mengalami hal serupa. Pemaksaan ikrar terhadap warga Syiah telah terjadi lima hari belakangan.

Ditanya soal masalah pembacaan Syahadat itu, Gamawan mengaku tak tahu. "Itu urusan Menteri Agama," katanya. Yang jelas, kata Gamawan, negara tidak ikut campur mengurus keyakinan orang. "Negara kan tidak masuk dalam wilayah itu. Itu kan sudah soal keyakinan betul. Itu urusan dia dengan Tuhan."

Bertentangan dengan seluruh upaya untuk mengakhiri perselisihan antara Pemerintahan Islam Irak dan Syam (Suriah) dan Front Al-Nusra, friksi bersenjata antardua kelompok afiliasi Al-Qaeda di Suriah itu telah mencapai puncaknya.

 

Alalam (12/8) melaporkan, friksi internal Al-Qaeda di Suriah antardua afiliasi Pemerintahan Islam Irak dan Syam pimpinan Abu Bakr Al-Baghdadi dan Front Al-Nusra pimpinan Abu Muhamamd Al-Joulani, semakin meruncing.

 

Friksi itu dimulai sejak Al-Baghdadi menyatukan anasir Al-Qaeda di Irak dan Suriah dengan membentuk Pemerintahan Islam Irak dan Syam dan mengangkat dirinya sebagai panglima Al-Qaeda di duna negara tersebut. Akan tetapi Al-Joulani menolak keputusan Al-Baghdadi itu. Dan pada akhirnya, dukungan para syeikh esktrim dan ansir jihadi radikal terhadap Al-Baghdadi semakin meningkat.

Meski Al-Joulani dikirim oleh Al-Baghdadi ke Suriah dan membentuk Front Al-Nusra dan dia berhasil menggalang kekuatan berkat dukungan para anasir teroris asing di Suriah, akan tetapi penentangan Al-Nusra terhadap Al-Baghdadi adalah karena tidak mengkoordinasikan pembentukan Pemerintahan Islam Irak dan Syam itu dengan pemimpin tertinggi Al-Qaeda, Ayman Al-Zawahiri.

 

Masalah ini menimbulkan Ayman Al-Zawahiri merilis pernyataan dan menyebut Al-Baghdadi dan Al-Joulani sama-sama melakukan kekeliruan yang menyebabkan munculnya perselisihan ini.

 

Namun hingga kini friksi kedua afiliasi jaringan teroris Al-Qaeda itu masih belum sampai pada bentrokan bersenjata dalam skala massif, mengingat Pemerintahan Islam Irak dan Syam beraktivitas di utara Suriah sementara Front Al-Nusra beroperasi di selatan Suriah. Akan tetapi friksi tersebut sedemikian meruncing sehingga kemungkinan dalam waktu dekan akan terjadi bentrokan bersenjata berdarah.

Para mubaligh Wahabi merilis fatwa pemutusan hubungan dengan kelompok minoritas di Suriah dan menyita properti serta lahan-lahan mereka.

Alalam (12/8) melaporkan, sebanyak 34 mubaligh Wahabi yang bernama Ulama Kota Duma, merilis fatwa yang membohkan warga propinsi Rif Dimashq untuk menyita dan merampas properti dan harta kaum Kristen, Alawi, dan Druze serta berbagai kelompok minoritas di Suriah.

Para ulama Wahabi itu menekankan bahwa fatwa tersebut adalah karena kelompok minoritas menolak bekerjasama dengan kelompok penentang dan teroris untuk menggulingkan pemerintahan Suriah.

Tata Krama Berbicara

Imam Husein as berkata kepada Abdullah bin Abbas:

"Wahai Ibnu Abbas! Jangan berbicara yang tidak ada hubungannya denganmu. Karena saya mengkhawatirkan dampaknya yang berat kepadamu. Begitu juga dengan ucapan yang ada hubungannya denganmu. Jangan katakan itu selain di tempat yang sesuai. Karena betapa banyak orang yang mengatakan kebenaran tidak pada tempatnya dan akhirnya membuatnya malu. Jangan berdebat dengan orang yang sabar dan sombong. Karena orang yang sabar akan menjauhimu dan orang sombong akan merendahkanmu. Jangan membicarakan orang yang tidak ada di tempat, kecuali omongan yang engkau dapat menerimanya ketika orang itu membicarakannya di belakangmu. Berlakulah seperti seorang hamba yang mengerti bahwa bila ia berbuat dosa maka akan mendapat azab dan bila berbuat baik maka akan mendapat pahala." (Abu al-Fath, Muhammad bin Ali Karajiki, Kanz al-Fawaid, Qom, Entesharat Mostafavi, 1369 Hs, hal 194)

Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.

Imam Ali Zainal Abidin dilahirkan tanggal lima Sya'ban tahun 38 H. Putra Imam Husein dijuluki dengan sebutan Imam Sajjad, karena tekun beribadah dan bersujud kepada Allah Swt. Selain dekat dengan Tuhan, Imam Sajjad juga dikenal sebagai orang yang sangat dermawan, penyantun terutama kepada orang miskin, anak yatim dan orang-orang tertindas.

Manusia mulia ini juga dikenal dengan doa-doanya yang memiliki ketinggian bahasa yang menjulang dan kedalaman makna yang menghunjam. Beliau menjalani malam dengan doa dan ibadah kepada sang maha Pencipta. Tentang ini, Imam Baqir as, putra Imam Sajjad berkata, "Ketika semua orang di rumah tertidur di awal malam, ayahku, Imam Sajjad bangun mengambil wudhu dan shalat dua rakaat. Kemudian beliau mengambil bahan makanan dalam karung dan memanggulnya sendirian menuju daerah orang-orang miskin dan membagikan makanan kepada mereka. Tidak ada seorangpun yang mengenalnya. Setiap malam orang-orang miskin menunggu beliau di depan rumah mereka untuk menerima jatah makanannya. Tapak hitam dipunggung ayahku merupakan bukti bahwa beliau memanggul sendiri makanan yang dibagikan kepada orang miskin."

Imam Sajjad dengan tanpa pamrih dan hanya mengharap keridhaan Allah dalam berbuat baik terhadap orang lain. Ketika bersama rombongan bergerak menuju Mekah untuk menjalankan ibadah haji, beliau meminta supaya pengurus rombongan tidak memperkenalkan identitas dirinya kepada yang lain. Dengan cara ini rombongan lain tidak mengenalinya, dan beliau bisa leluasa melayani keperluan mereka yang hendak berangkat untuk menunaikan ibadah haji.

Dalam sebuah perjalanan seseorang mengenalinya dan berkata, "Apakah kalian tahu siapa pemuda ini " Ia tidak lain adalah Ali bin Husein. Rombongan itu berlari mendekati Imam Sajjad dan memberi hormat serta memohon maaf karena tidak mengenalinya. Imam berkata, "Suatu hari saya berangkat bersama rombongan haji dan anggota rombongan mengenalnya dan menghormatiku, sebagaimana mereka menghormati Rasulullah. Akhirnya merekalah yang melayani keperluanku bukan sebaliknya. Padahal saya ingin melayani keperluan mereka. Inilah alasan saya tidak ingin dikenali oleh mereka."

Kehidupan Imam Ali Zainal Abidin menjadi mata air pengetahuan dan akhlak bagi yang mendulangnya. Salah satu pelajaran besar dari kehidupan beliau adalah cara memberikan nasehat yang bijaksana. Suatu hari seoranglelaki mengeluh dan putusa asa atas rahmat Allah swt. Ia berkata, "Saya berdoa, munajat dan memohon kepada Allah, tapi suara ini tidak melampaui langit-langit rumah apalagi menembus angkasa." Mendengar keluhan itu, salah seorang temannya berkata, "Jangan keliru saudaraku, Allah dekat dengan kita. Tapi kitalah yang tidak memiliki kemampuan untuk merasakannya. Bukankah, Allah swt dalam al-Quran berfirman, "Aku lebih dekat dari urat nadimu."

Tapi nasehat itu tidak berpengaruh, dan lelaki itu kian hari semakin putusasa atas kehidupannya. Akhirnya suatu hari ia diajak bertemu dengan Imam Sajjad. Di hadapan Imam Sajjad lelaki itu berkata, "Saya menemui Anda untuk menanyakan mengapa doaku tidak terkabul. Padahal Allah swt berfirman, ‘Berdoalah, maka Aku akan mengabulkan doamu ‘. Saya khawatir akidah saya lemah dan meninggal dalam keadaan tidak beragama."

Imam Sajjad memandang dengan penuh kasih sayang kepada lelaki. Beliau kemudian bertanya, "Apakah shalatmu awal waktu atau tidak? Apakah engkau telah berbuat baik seperti bersedekah kepada orang miskin demi mendekatkan diri kepada Allah? Apakah sikapmu baik terhadap teman-temanmu? Apakah kamu tidak mengucapkan kalimat yang menyulut permusuhan? Apakah engkau tidak memberikan persaksian palsu? Apakah kamu telah menunaikan zakat dan membayar utang? Apakah engkau tidak kikir terhadap kaum fakir dan membantu yatim?"

Lelaki itu menjawab, "Wahai Ali bin Husein, sayang sekali saya tidak termasuk kriteria yang Anda sebutkan. Imam sambil tersenyum ramah menjawab, "Lalu apa yang diharapkan dari Allah ? Semua kriteria yang saya sebutkan itu selain berguna bagi akhiratmu juga bermanfaat bagi duniamu. Salah satunya adalah dikabulkannya doa. Dengarlah perintah Allah, maka Allah akan mendengar perkataan kita."

Dalam pandangan Imam Sajjad, hubungan vertikal dengan Allah swt tidak bisa dipisahkan dari hubungan horizontal antarsesama manusia. Imam Zainal Abidin dalam Risalah Huquq menyinggung hak sesama manusia. Sebab setiap anggota masyarakat memiliki tanggung jawab bersama dalam menjalani kehidupan ini. Dengan cemerlang, Imam Sajjad menjelaskan bagaimana hak pemimpin terhadap bawahannya dan sebaliknya. Tidak hanya itu, Imam Sajjad juga menjelaskan bagaimana hubungan keluarga menyangkut hak orang tua terhadap anaknya dan sebaliknya, hak bertetangga, berteman dan hak terhadap harta.

Menurut Imam Sajjad, manusia adalah pelayan bagi yang lain, sehingga dalam masyarakat tumbuh budaya gotong-royong dan saling membantu. Di bagian lain Imam Sajjad mengungkapkan perkataan tentang saudara. Beliau berkata, "Saudara yang buruk adalah orang yang memperhatikanmu ketika keadaan lapang, namun menjauhi ketika sulit." Untuk itu seorang mukmin berkewajiban berbuat baik kepada orang lain.

Dalam pandangan Imam Sajjad, melayani orang lain memiliki berbagai dampak yang sangat besar baik di dunia maupun di akhirat. Salah satunya adalah membantu orang yang terkena musibah dan membutuhkan pertolongan. Imam Sajjad berkata, "Di dunia ini tidak ada yang lebih mulia selain berbuat baik kepada saudara."

Imam Sajjad dalam berbagai riwayat lain menjelaskan bahwa orang yang membantu orang lain akan mendapat ganjaran pahala akhirat, ampunan dosa, kedudukan yang tinggi di surga serta pahala lainnya. Beliau berkata, "Tuhanku, semoga shalawat tercurah atas Muhammad dan keluarganya.., anugerahilah tanganku ini agar bisa berbuat baik kepada orang lain, dan jangan rusakkan kebaikan itu dengan riya dalam diriku."

Imam Sajjad bahkan dalam doanyapun memberikan contoh bagaimana mengabdi dan melayani kebutuhan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Imam Zainal Abidin kepada putranya berkata, "Barang siapa yang meminta tolong padamu untuk melakukan suatu pekerjaan baik, maka lakukanlah. Jika kamu ahlinya maka lakukan dengan sebaik-baiknya, Jika bukan engkau telah berbuat baik."

Imam Ali Zainal Abidin sangat menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian terhadap masyarakat bukan diukur dari seberapa besar pekerjaan itu, tapi kualitas layanan dan ketulusan niatlah yang menjadi ukuran dari bernilai atau tidaknya pekerjaan itu. Selain itu, pengabdian juga menumbuhkan sebuah ketenangan spiritual bagi seseorang yang bisa berbuat kebaikan bagi orang lain. Terkait hal ini Imam Sajjad berkata, "Sikap bersahabat dan bersaudara seorang mukmin kepada saudara mukmin lainnya adalah ibadah." Di bagian lain, Imam Sajjad mengingatkan nilai spiritual berbuat baik kepada orang lain dengan mengatakan, "Allah akan menggembirakan orang yang telah menggembirakan saudaramu."

Kamis, 08 Agustus 2013 17:52

Daras Akhlak: Menolong Orang Lain

Menolong Orang Lain

Rasulullah Saw bersabda, "Allah Swt menciptakan sebagian hamba-hamba-Nya yang bertugas memenuhi hajat manusia. Mereka ini memiliki dua sifat; suka berbuat baik dan menilai kedermawanan sebagai nilai kemanusiaan. Sesungguhnya Allah Swt mencintai akhlak mulia."[1]

Islam sangat memandang penting menolong orang lain dan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh orang lain. Menurut Islam, perbuatan baik tidak terbatas pada melaksanakan shalat dan membaca al-Quran, tapi menolong orang lain dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan orang mukmin merupakan perbuatan baik yang paling bernilai.

Di masa Imam Kazhim as seorang pengikut Syiah yang tinggal di kota Rey, Iran memiliki utang kepada penguasa di kota itu dan ia tidak mampu untuk membayarkannya. Akhirnya ia berpikir untuk menemui Imam Kazhim as dan meminta bantuan beliau. Ia akhirnya pergi ke Madinah dan menceritakan masalah yang dihadapinya.

Imam Kazhim as kemudian menulis surat kepada penguasa Rey yang isinya, "Bismillahirrahmanirrahim. Ketahuilah bahwa di bawah Arasy Allah ada bayangan yang hanya bisa ditempati oleh tiga golongan manusia; seseorang yang berbuat baik kepada saudara seimannya, menyelesaikan masalah orang lain dan menggembirakan orang lain. Orang yang membawa surat ini juga saudaramu. Salam dan rahmat Allah untukmu."

Orang itu menerima surat dari Imam Kazhim as. Setelah melaksanakan kewajiban haji, ia kembali ke kotanya. Ia menemui penguasa Rey pada malam hari dan menceritakan semuanya yang terjadi. Malam itu penguasa Rey begitu gembira dan menerimanya dengan baik. Penguasa Rey memegangnya lehernya dan mulai mencium kepala dan mata orang itu. Dengan penuh rasa ingin tahu dan cinta ia membuka surat dari Imam Kazhim as. Setelah membacanya, ia meletakkan surat itu ke matanya dan sebagai penghormatan ia bangkit berdiri di hadapan tamunya. Ia kemudian membagi setengah hartanya dengan tamunya itu dan juga sebagian dari hartanya yang berupa barang dengan uang kontan. Setelah itu ia berkata, "Saudaraku, apakah engkau gembira?" Orang itu dengan wajah berseri-seri mengatakan, "Iya. Demi Allah, engkau telah membuatku gembira lebih dari yang saya harapkan."

Setelah itu catatan hutangnya dihapus dan dengan gembira penguasa Rey itu mengantarkan tamunya hingga keluar rumah.

Di waktu lain, orang itu kemudian pergi ke Mekah untuk mendoakan penguasa Rey itu sekaligus menceritakan apa yang terjadi kepada Imam Kazhim as. Ketika Imam Kazhim as mengetahui apa yang terjadi, beliau begitu gembira. Orang itu bertanya, "Apakah kejadian ini menggembirakanmu?"

Imam Kazhim as menjawab, "Demi Allah! Orang itu telah menggembirakan saya, Imam Ali dan kakekku Rasulullah Saw. Dan pada gilirannya ia telah membuat Allah Swt ridha akan perbuatannya."[2]

Dalam hadis ini, menggembirakan para Imam as dan Allah dapat terjadi ketika seseorang membantu dan melayani manusia yang lain. Setiap orang punya kewajiban untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi orang lain sesuai dengan kemampuannya.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ada dua orang yang berselisih. Seorang sahabat besar bernama Mufaddhal memiliki uang sebanyak 400 dirham dan dengan uang yang dimilikinya itu ia berhasil menyelesaikan perselisihan dua orang itu. Setelah perselisihan reda, ia kemudian berkata, "Uang yang kuberikan kepada kalian itu berasal dari Imam Shadiq as."

Dari hadis itu dapat dipahami bahwa Imam Shadiq as memiliki orang kepercayaan yang diberi uang dan diperingahkan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat.

Sumber: Makarem Shirazi, Naser, Goftare Masoumeen (1): Dars-e Akhlak Ayatollah Makarem Shirazi, Tadvin: Mohammad Abdollah Zadeh, 1388 Hs, Qom, Entesharate Emam Ali bin Abi Thalib as.