کمالوندی
Nasib Musuh Imam Husein as: Abu Harb Sabii
Abu Harb Sabi'i
Ia merupakan pasukan penunggang kuda laskar Umar bin Saad. Dalam sejumlah buku maqtal namanya disebut Abdullah bin Syahr, Abdullah bin Samir, Ubaidullah bin Syamir, dan Abdullah bin Sakhir. Tapi ia dikenal sebagai orang yang fasik, asal ngomong, suka bercanda dan pemberani.
Saad bin Abi Qais memenjarakannya akibat kejahatan yang beberapa kali dilakukannya. Peran Abu Harb Sabi'i di Karbala, tepatnya di malam Asyura sebagai penjaga laskar musuh yang kerjanya mengintai sekitar tenda-tenda Imam Husein as dan sahabatnya. Ia bersama pasukan yang lain bertugas memperhatikan situasi baik jauh maupun dekat.
Dhahhak bin Abdullah Masyriqi meriwayatkan:
"Di malam Asyura, Imam Husein as dan para sahabatnya melaksanakan shalat dan berdoa kepada Allah. Sekelompok penunggang kuda dari pasukan Umar bin Saad menjaga dan memperhatikan apa yang dilakukan rombongan Imam Husein as. Mereka berpatroli di sekeliling tenda-tenda dan mengamati dengan seksama rombongan Imam Husein as.
Ketika itu Imam Husein as membaca al-Quran surat Ali Imran ayat 178 "Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.", dan ayat selanjutnya 179 "Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin) ..."
Seorang dari penunggang kuda pasukan musuh yang bertugas berjaga-jaga mendengar ayat ini dan berkata, "Aku bersumpah demi Tuhan Kabah! Yang dimaksud dengan orang-orang baik (mukmin) dalam ayat itu adalah kita yang memisahkan diri dari kalian."
Dhahhak mengatakan, "Saya mengenal orang yang berbicara itu."
Kepada Burair bin Khudhair saya bertanya, "Apakah engkau mengenal orang itu?"
Burair menjawab, "Tidak."
Saya berkata, "Dia Abu Harb Sabi'i Abdullah bin Syahr. Orang yang asal omong tapi juga pemberani."
Burair berkata kepadanya, "Hai orang fasik! Apakah engkau beranggapan Allah meletakkan dirimu termasuk orang-orang baik (mukmin)?"
Abu Harb bertanya, "Siapa kau?"
Burair berkata, "Burair bin Khudhair."
Abu Harb berkata, "Wahai Burair! Sulit bagiku menemukanmu binasa. Demi Allah! Engkau akan binasa."
Burair berkata, "Wahai Abu Harb! Apakah engkau dapat bertaubat dari dosa-dosa besar yang engkau lakukan dan kembali kepada Allah? Demi Allah! Kamilah orang-orang baik itu dan kalian semua adalah manusia kotor.
Abu Harb menjawabnya, "Saya bersumpah apa yang engkau ucapkan itu benar."
Kemudian saya (Dhahhak) berkata, "Apa yang engkau ketahui itu tidak bermanfaat bagimu."
Abu Harb berkata, "Lalu siapa yang akan melayani Yazid bin Adzrah al-Anzi lebih baik dari Anz bin Wail? Ia sekarang bersama saya?"
Burair berkata kepadanya, "Allah telah menjadikan pandanganmu jelek. Engkau adalah pria bodoh dan tidak tahu apa-apa."
Kemudian ia kembali dan Abu Harb pergi dari sana.
Penjaga tenda kami di malam itu adalah Urwah bin Qais Ahmasi dan para penunggang kuda menjadikannya sebagai penjaga.
Sumber:
1. Mausah al-Imam Husein, mengutip dari Tarikh Thabari, Nafas al-Mahmum, terjemahan al-Irsyad oleh Rasouli Mahallati, Nasikh at-Tawarikh dan Maqtal al-Husein Muqrim.
Abdullah bin Hasan: Demi Allah! Aku Tidak akan Berpisah dari Pamanku!
Abdullah adalah anak Imam Hasan as. Ibu Abdullah adalah anak dari Syalil bin Abdullah Bajali.(1)
Syeikh Mufid menukil, setelah Malik bin Nasr Kindi menebas kepala kepala Imam Husein as dengan pedangnya, Imam kemudian mengikat kepalanya dengan kain dan sorbannya diikat menutupi kopiahnya. Syimr bin Dziljausyan dan mereka yang ada di medan perang kembali ke posisinya. Beberapa waktu berlalu, sehingga Imam Husein as kembali ke medan tempur. Mereka juga kembali ke medan perang dan mulai mengepung Imam Husein as.
Abdullah bin Hasan al-Mujtaba as waktu itu belum sampai usia balig. Ia bersama perempuan di kemah. Ketika ia mengetahui musuh sedang menyerang Imam Husein as, ia dengan cepat keluar dari tenda dan berlari sekuat tenaga ke arah Imam Husein as. Sesampainya di sana, ia berdiri di samping Imam Husein as. Begitu melihatnya, Imam Husein as berkata kepada Sayidah Zainab as, "Saudariku! Tahan dia."
Abdullah berusaha melepaskan diri dari pegangan bibinya dan berkata, "Demi Allah! Aku tidak akan berpisah dengan pamanku!"(2)
Syahadah Abdullah
Tiba-tiba Abjar bin Kaab mengarahkan pedangnya ke arah Imam Husein as. Melihat itu Abdullah berteriak, "Wahai anak perempuan kotor! Celakalah engkau! Apakah engkau ingin membunuh pamanku?"
Abjar ingin sekali membunuh Imam Husein as dengan pedangnya. Tak terduga, Abdullah menjulurkan tangannya untuk menepis pukulan pedang itu, tapi apa daya tangan kecil itu. Tangan Abdullah putus hingga tergantung, karena kulitnya masih menempel.
Abdullah berteriak, "Yaa Ummatah! Wahai ibu!"
Imam Husein as yang melihat kejadian itu dari dekat langsung mendekapnya ke dadanya dan berkata, "Wahai anak saudaraku! Bersabarlah atas apa yang terjadi padamu. Jadikan ini sebagai perbuatan baikmu. Karena Allah Swt akan mengumpulkan engkau dengan ayah-ayahmu yang saleh."(3)
Imam Husein as mengangkat tangannya ke langit dan berkata, "Ya Allah! Jangan turunkan hujan untuk mereka! Jangan berkahi tanah mereka! Ya Allah! Bila Engkau memberikan waktu untuk mereka, maka buat mereka selalu saling berselisih. Buat satu dari mereka memilih jalan berbeda dari lainnya. Jangan sampai para pemimpin rela dengan mereka. Karena mereka telah mengundang kami untuk menolong kami, tapi kemudian mereka berbalik memusuhi kami dan membunuh kami."(4)
Abul Faraj berkata, "Akhirnya Abdullah gugur syahid di tangan Harmalah bin al-Kahil al-Asadi.(5)
Dalam Ziarah Nahiyah Muqaddasah disebutkan:
"Assalamu Ala Abdillah bin al-Hasan bin Ali az-Zaki", dan setelah itu menyebut nama pembunuhnya, Harmalah bin Kahil al-Asadi, disertai kutukan terhadapnya.(6)
Sumber: Yaran Sheidai Husein bin Ali as, Ustad Morteza Agha Tehrani.
Catatan:
1. Abshar al-Ain, hal 73.
2. Al-Irsyad, 2/110.
3. Ibid.
4. Ibid, hal 111.
5. Maqatil at-Thalibin, hal 89
6. Iqbal al-A'mal, 3/75.
Nasib Musuh Imam Husein as: Abul Janub Kufi
Abul Janub Kufi
Abul Janub Kufi satu di antara anasir hina dan busuk Umar bin Saad yang menyerang Imam Husein as di Karbala. Namanya Abdurrahman Ju'fi dan bergelar Abul Janub, Abul Khanuq dan Abul Hatuf. Ia termasuk orang yang kuat dan kekar dan bertempat tinggal di Kufah.
Pada hari Asyura tahun 61 Hq, Abul Janub bagian dari pasukan pejalan kaki Umar bin Saad. Ia berada di samping Syimr bin Dziljausyan, Saleh bin Wahab Yazni dan Khauli serta sejumlah orang lainnya. Dengan dorongan dan bujukan satu sama lainnya mereka mengepung Imam Husein as.
Ketika Imam Husein as maju ke medan pertempuran, dengan segala kekuatannya Abul Janub menyerang Imam Husein as. Syimr bin Dziljausyan kepada Abul Janub yang memiliki persenjataan lengkap berkata, "Maju dan seranglah!"
Dengan kasar Abul Janub berkata, "Kenapa bukan kau sendiri yang maju?"
Syimr berkata, "Mengapa kau bicara seperti itu kepadaku? Kau kurang ajar terhadapku?"
Abul Janub menjawab, "Kau yang kurang ajar terhadapku?"
Kemudian keduanya satu sama lainnya saling mencaci maki.
Abul Janub berkata, "Demi Allah! Sekarang juga aku ingin menancapkan tombak ini ke matamu."
Syimr kembali dan berkata, "Demi Allah! Kalau saja bisa, akan aku binasakan kau!"
Abul Janub bersama pasukan pejalan kaki lainnya menyerang dan mengepung Imam Husein as kemudian membunuh beliau. (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)
Sumber:
1. Nafas al-Mahmum
2. Mausu'ah al-Imam al-Husein menukil dari Tarikh Thabari, Ansab al-Asyraf, al-‘Abarat, Mahmudi.
Nasib Musuh Imam Husein as: Ibnu Hauzah
Ibnu Hauzah
Abdullah bin Hauzah Tamimi, anggota pasukan Umar bin Saat di Karbala yang suka menghina. Ia salah satu orang yang dikutuk langsung oleh Imam Husein as dalam peristiwa ini. Ia berasal dari kabilah Tamim. Sebagian buku sejarah menyebutnya Ibnu Hauzah dan yang lain menulis namanya Taimi.
Di hari Asyura, ketika pasukan Bani Umayah akan menyerang pasukan Imam Husein as, Ibnu Hauzah pergi ke depan pasukan Imam Husein as. Ia memanggil Imam Husein as dengan bahasa yang kasar dan kurang ajar. Berkali-kali ia melakukan itu. Di akhir ucapannya, Imam Husein as bergerak ke depan berhadap-hadapan dengannya.
Imam Husein as bertanya, "Apa yang engkau inginkan?"
Ibnu Hauzah menjawab, "Ubassyiru bin Naar. Kabar gembira! Engkau akan dimasukkan ke neraka Jahannam!"
Imam Husein as membalikkan badannya kepada para sahabatnya dan bertanya, "Siapa dia?"
Mereka menjawab, "Ibnu Hauzah Tamimi."
Imam Husein as berkata kepadanya, "Engkau pembohong. Aku akan pergi menghadap Allah dengan penuh kasih sayang dan mendapat syafaat-Nya."
Setelah mengucapkan itu, Imam Husein as mengutuknya dan berkata, "Ya Allah! Bawa dia ke api neraka!"
Ibnu Hauzah sangat marah mendengar ucapan Imam Husein as. Ia kemudian berusaha menggerakkan kudanya ke arah Imam Husein as, tapi yang terjadi kudanya seakan-akan liar dan tidak menuruti keinginannya. Kudanya bergerak semakin liar dan akhirnya Ibnu Hauzah terjatuh, sementara satu kakinya tetap tersangkut ke badan kuda dan yang satunya lagi terlepas.
Muslim bin Ausajah, sahabat Imam Husein as yang melihat kondisi Ibnu Hauzah seperti itu dengan cepat bergerak ke arahnya lalu mengayunkan pedangnya ke arah kakinya dengan kuat, sehingga kakinya putus.
Kuda masih bergerak liar dan berlari dengan cepat sehingga kepalanya membentur batu, tanah dan apa saja yang ada di depannya, sehingga akhirnya ia tewas seketika. Tapi kuda miliknya berhenti dan mulai menginjak-injak jasad Ibnu Hauzah, sehingga badanya benar-benar hancur dan yang tertinggal hanya dua kakinya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber:
1. Muntahal Amal.
2. Nafas al-Mahmum.
3. Farhang Asyura.
Rahasia Keabadian Revolusi Imam Husein as
Imam Husain as adalah simbol manusia sempurna yang berjuang di medan laga hingga meraih kesyahidan. Revolusi beliau adalah sebuah gerakan perlawanan yang didasari oleh kehendak dan ikhtiyar melawan keinginan dan kecendrungan hawa nafsu. Hal ini menjadi sebuah teladan baik bagi setiap manusia, bahwa mereka bisa mengalahkan keinginan hawa nafsunya dan berjuang di jalan Allah Swt walaupun harus menerima kematian demi kemuliaan dan menolak hidup hina.
Meski peristiwa Asyura telah lama berlalu, namun pesonanya hingga kini masih menyita perhatian umat Islam dan orang-orang merdeka di dunia. Sepanjang sejarah umat manusia, berbagai peristiwa terjadi dan kebanyakan dari kejadian itu hilang ditelan masa, tapi tragedi Karbala menjadi satu-satunya peristiwa yang selalu dikenang dan diperingati sepanjang sejarah. Pada hari kesepuluh tahun 61 Hijriyah, seruan Imam Husein as dan para sahabatnya untuk menegakkan kebenaran tidak didengar oleh umat, tapi kini jeritan itu disambut hangat di seluruh penjuru dunia dan manusia modern haus akan nilai-nilai perjuangan beliau.
Agama Islam dibangun di landasan fitrah yang suci dan fitrah itu juga tertanam dalam diri semua manusia dengan kadar yang sama. Oleh karena itu, manusia secara esensial akan mengembara mencari Tuhan, keadilan, keindahan, kebebasan, dan keabadian. Akan tetapi, terkadang kelalaian dan dosa atau perubahan dan kondisi sosial, ekonomi, dan politik di sebuah masyarakat akan menjauhkan manusia dari pesan-pesan fitrah dan mereka mengabaikan seruannya. Tak heran bahwa misi utama para nabi dan pemuka agama adalah menyadarkan manusia akan pesan-pesan fitrah dan mengingatkan nikmat-nikmat Allah Swt yang telah dilupakan.
Dapat dikatakan bahwa misi utama Imam Husein as juga membimbing manusia kepada kebenaran, kejujuran, dan akhlak mulia kemanusiaan yang memang serasi dengan tabiat manusia. Beliau ingin menghapus rintangan-rintangan yang menutupi jalan untuk merealisasikan tujuan-tujuan tersebut. Hambatan terbesar yang dihadapi Imam Husein as adalah kekuasaan tiran Dinasti Umayyah, yang merampas hak-hak masyarakat untuk memberi jawaban positif pada seruan fitrah mereka.
Syahid Murtadha Mutahhari mengatakan, "Sepanjang sejarah, kebenaran dan kebatilan selalu berperang. Dan Al-Quran menjanjikan kemenangan kebenaran atas kebatilan. Kebenaran menjadi lestari dan abadi karena ia adalah sebuah gerakan alami dan relevan dengan fitrah manusia. Setiap perkara yang berlawanan dengan fitrah manusia pasti tak akan bertahan lama dan segera lenyap. Lantaran revolusi Imam Husein as adalah sebuah gerakan yang serasi dengan fitrah manusia, maka ia akan abadi."
Pada era Dinasti Umayyah, masyarakat mengambil jarak dari tuntutan menegakkan kebenaran, kebebasan, moralitas, dan keadilan. Kondisi pada masa itu membuat masyarakat menjauhi nilai-nilai agama dan kemanusiaannya dan lebih condong pada kerusakan dan kezaliman. Menyaksikan kondisi yang demikian, Imam Husein as terpanggil untuk mengembalikan mereka kepada ajaran murni agama dan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Dimensi perlawanan Imam Husein as merupakan sebuah dimensi global dan kemanusiaan serta terkait dengan semua umat manusia. Mungkin atas dasar ini pula, pemimpin kemerdekaan India, Mahatma Gandhi berkata, "Saya telah belajar dari Husein bagaimana menjadi tertindas yang menang." Pada kesempatan lain, ia mengatakan, "Aku tidak membawa sesuatu yang baru untuk rakyat India, aku hanya membawa hasil dari perenungan, kajian, dan penelitianku terhadap sejarah kehidupan para pahlawan Karbala untuk mengangkat harkat bangsa India. Jika kita ingin menyelamatkan bangsa ini, maka kita wajib melakukan apa yang telah dilakukan oleh Husein."
Banyak dari penulis terkenal dunia seperti, Kurt Frischler yang menulis buku tentang keagungan jiwa dan kepribadian istimewa Imam Husein as. Sebab, kebangkitan Imam Husein as merupakan sebuah gerakan untuk menyadarkan dan mengembalikan manusia pada nilai-nilai sejati kemanusiaan. Seruan ini milik semua orang dan akan abadi. Beliau memulai perjuangannya untuk memisahkan antara hak dan batil. Imam Husein as mengetahui bahwa kekuasaan Yazid bin Muawiyah terbentuk dengan menunggangi kebatilan dan jika terus dibiarkan, maka semua kerja keras para nabi untuk menegakkan keadilan dan kebenaran akan sia-sia. Oleh sebab itu, beliau dalam berbagai kesempatan telah memperkenalkan wajah sejati kebenaran dan kebatilan.
Menurut Imam Husein as, kebatilan adalah kekuatan lahiriyah yang mengabaikan ketentuan dan ketetapan Tuhan serta menjadikan manusia sebagai budak sehingga mereka tak berdaya membela hak-haknya. Perang antara hak dan batil telah ada sejak awal penciptaan Nabi Adam as dan kebanyakan perang umat manusia pecah untuk memperjuangkan itu. Imam Husein as berada pada masa yang sangat sensitif untuk menegakkan panji kebenaran dan melawan Yazid yang mengusung panji kebatilan. Beliau as telah mengorbankan diri dan keluarganya untuk menghidupkan ajaran-ajaran kakeknya, Rasulullah Saw.
Asyura merupakan manifestasi perang abadi antara hak dan batil serta nilai-nilai luhur melawan kemerosotan. Peristiwa Asyura tidak hanya abadi dalam lembaran sejarah, tapi juga terekam dalam benak para penyembah Tuhan dan orang-orang merdeka di dunia. Mereka menganggap perjuangan itu sebagai teladan sepanjang masa untuk melawan penindasan dan kerusakan.
Salah satu faktor lain keabadian revolusi Karbala adalah transparansi gerakan itu bagi setiap generasi. Pada saat Imam Husein as memulai gerakannya, beliau terlebih dulu menjelaskan esensi revolusinya dan menegaskan bahwa ia ingin melawan simbol kezaliman dan kerusakan. Beliau juga menjelaskan misinya untuk menghidupkan Islam dan menyelamatkan masyarakat dari kejahatan Yazid. Imam Husein as bahkan memaparkan taktik kebangkitan dan metode yang akan digunakan untuk menegakkan kebenaran. Oleh karena itu, revolusi Karbala sama sekali tidak diliputi kekaburan sehingga orang-orang nantinya mempertanyakan aksi Imam Husein as.
Imam Husein as dalam pesannya kepada Muhammad Hanafiah, menyebut tujuan kebangkitannya untuk menghidupkan syiar-syiar agama dan menghancurkan pemerintahan kotor Yazid. Ketika Imam Husein as harus keluar dari Madinah karena tekanan dari penguasa tiran, dalam sebuah surat beliau menjelaskan tujuan revolusinya. Ia berkata, "Aku tidak keluar atas dasar kepentingan pribadi dan ingin berfoya-foya atau dengan tujuan ingin merusak dan berbuat kezaliman. Aku keluar dengan tujuan untuk melakukan perbaikan di tubuh umat kakekku. Aku ingin melaksanakan kewajiban amar maaruf dan nahi munkar dan demi menegakkan sirah kakek dan ayahku, Ali bin Abi Thalib as."
Pada kesempatan lain, Imam Husein as pernah berkata, "Ya Allah! Engkau mengetahui bahwa apa yang kami lakukan ini bukan untuk memperebutkan kekuasaan dan mencari harta dunia. Kami lakukan itu demi menghidupkan kembali agama-Mu, memperbaiki segala kebejatan yang telah merajalela di negeri-Mu, supaya orang-orang lemah hidup nyaman dan semua hukum-hukum-Mu dapat dilaksanakan." Atas dasar ini, tujuan utama revolusi Imam Husein as adalah menegakkan kebenaran secara sempurna.
Keistimewaan lain revolusi Asyura adalah kebangkitan itu merupakan sebuah gerakan moral. Dalam banyak peristiwa di sepanjang sejarah, akhlak selalu menjadi korban politik dan perang. Namun, akhlak dalam revolusi Imam Husein as justru menjadi poros perjuangan. Oleh sebab itu, perilaku dan sikap Imam Husein as dengan musuh patut menjadi perhatian semua pihak. Di Padang Karbala, Imam Husein as sama sekali tidak melakukan aksi-aksi yang bertentangan dengan nilai-nilai moralitas Islam.
Saat bertemu pasukan Hurr ibn Yazid al-Riyahi di Nainawa, sahabat Imam Husein as, Zuhair bin Qain berkata kepada beliau, "Izinkan aku berperang melawan pasukan ini, karena sebelum pasukan tambahan datang, berperang dengannya merupakan sebuah persoalan yang mudah bagi kita." Akan tetapi, Imam berkata, "Aku memegang sebuah prinsip moral yaitu tidak memulai perang. Kita tidak akan memulai peperangan dengan mereka."
18 Muharam, Ayatullah Muhammad Hasan Mamiqani Meninggal Dunia
Ayatullah Muhammad Hasan Mamiqani Meninggal Dunia
Tanggal 18 Muharram 1323 hijriah, Ayatullah Syeikh Muhammad Hasan Mamiqani seorang ulama dan ahli fiqih meninggal dunia. Beliau merupakan seorang ulama terkemuka dan mujtahid besar yang dikenal karena ketakwaannya. Selain pakar dalam bidang fiqih, beliau juga dikenal zuhud.
Diantara buku-buku yang ditulisnya Dzarai' Al Ahkam yang berkaitan dengan hukum Islam dan Mujalladatul Basyari dalam bidang usul fiqih. Ayatullah Mamiqani juga menulis syarah dan penjelasan untuk kitab-kitab karya Syeikh Murtadha Anshari.
Penolakan Rusia Terhadap Piagam Energi Terbaru Eropa
Rusia kembali menyatakan penentangannya terhadap paket ketiga energi Uni Eropa. Sergei Ivanov, Kepala Kantor Presiden Rusia pada hari Sabtu (1/12) memperingatkan, pelaksanaan paket ketiga energi Uni Eropa dalam jangka panjang akan berakibat pada kelangkaan sumber energi di Eropa.
Ivanov yang berbicara di saluran satu televisi Rusia menandaskan, Moskow menolak paket ini, karena telah mengeluarkan investasi besar di bidang ekplorasi minyak dan gas di wilayah utara. Padalah biaya transportasi dan operasional di kilang minyak dan pengangukatannya memerlukan biaya mahal.Poin penting di paket ketiga energi Uni Eropa adalah pemisahan perusahaan ekplorasi minyak dan pengedar minyak untuk menghadapi monopoli di pasar energi Eropa. Masalah ini membuat Rusia sangat khawatir.
Dengan dijalankannya piagam energi baru Uni Eropa, aktivitas perusahaan Rusia Gazprom yang tercatat sebagai perusahaan energi terbesar Rusia dan Eropa di pasar energi Eropa akan semakin terbatas. Uni Eropa berulang kali menuding perusahaan Gazprom melanggar undang-undang anti monopoli.
Rusia yang memiliki cadangan gas sebesar 48 trilyun meter persegi terbukti sebagai negara dunia terbesar yang memiliki sumber energi gas. Angka ini dari satu sisi merupakan cadangan tetap gas dunia. Dari sisi ini, Rusia memiliki posisi penting sebagai penyuplai utama gas ke negara-negara Eropa. 18 negara Eropa sekitar 20-90 persen kebutuhan gasnya diperoleh dari Rusia. Sejatinya Rusia menjadi penyuplai 25-30 persen kebutuhan energi Eropa.
Sementara perusahaan Gazprom menguasai sebagian besar infrastruktur eksplorasi gas, pengadaan pipa gas dan pengirimannya ke Eropa. Oleh karena itu, Gazprom memiliki posisi terbaik di antara perusahaan-perusahaan gas dan minyak Eropa lainnya. Tidak ada perusahaan minyak dan gas Eropa yang mampu bersaing dengan Gazprom. Di sisi lain, Uni Eropa melalui piagam energi terbarunya berusaha untuk mengendalikan Gazprom dan mengurangi ketergantungan mereka terhadap sumber energi (gas dan minyak) dari Rusia.
Gas dan minyak di abad 21 bukan sekedar sebuah produk ekonomi, namun memiliki dimensi politik dan keamanan. Para pemilik sumber energi dan para konsumen saling berlomba menyusun strategi khusus di bidang energi. Rusia sebagai salah satu negara yang memiliki cadangan minyak dan gas terbesar dunia selain berusaha mencari sumber pendapatan juga mengejar kepentingan politik serta keamanan di Eropa.
Adapun Uni Eropa sebagai konsumen minyak dan gas terbesar dunia tengah berusaha merumuskan strategi keamanan permanen bagi energinya. Perbedaan pandangan di pasar energi Eropa mengakibatkan terjadinya pergesekan kepentingan Rusia dan Uni Eropa. Dari satu sisi, Rusia dengan melaksanakan proyek pemasangan pipa gas North Stream dan South Stream berusaha meningkatkan ekspor gasnya ke Eropa dan memperluas pengaruhnya di pasar energi Eropa.
Sementara itu, di sisi lain Uni Eropa setelah gagal mencapai kesepakatan dengan Rusia terkait sebuah piagam energi telah menjalankan sendiri piagam baru energi yang memberi batasan besar terhadap perusahaan Gazprom di pasar energi Eropa.
Poin penting yang tak boleh dilupakan di sini adalah baik Eropa maupun Rusia saling membutuhkan. Oleh karena itu friksi antara mereka di pasar energi tidak akan melebar. Kedua pihak berusaha berusaha memanfaatkan pengaruhnya di pasar energi guna menjamin lebih besar kepentingan mereka. Oleh karena itu, friksi antara Rusia dan Uni Eropa di pasar energi harus dicermati dari sudut pandang ini.
Kekhawatiran akan Kehancuran Ekonomi AS
Kini perekonomian terbesar dunia tengah di ambang kehancuran. Upaya penyelamatkan terus dilakukan, namun friksi politik dan ideologi menjadi penghalang untuk mencapai satu kesepakatan bulat guna menyelamatkan ekonomi Amerika Serikat.
Menteri Keungan AS Timothy Geithnermemperingatkan, jika kubu Republik tidak bersedia bekerjasama dengan Gedung Putih, maka Amerika akan jatuh ke dalam masalah ekonomi yang serius. Mengenai penghematan dana dan pajak, Geithner mengatakan, untuk menyelamatkan ekonomi Amerika tidak ada jalan lain kecuali menaikkan pajak bagi warga kelas atas di negara ini. Gedung Putih berharap pemerintah akan memperoleh pendapatan sekitar 550 miliar dolar dari peningkatan pajak warga kelas atas dan dengan demikian dapat mengurangi defisitnya di bawah satu triliun dolar.
John Boehner, Ketua DPR AS dan merupakan pejabat tertinggi dari kubu Republik dengan tegas mengatakan, DPR tidak akan menyetujui segala bentuk prakarsa dan rancangan untuk menaikkan pajak. Ia menambahkan, jika uang beberapa miliar dolar hasil dari kenaikan pajak diserahkan kepada pemerintah, uang itu pun akan dibelanjakan kembali.
Saat ini, kubu Demokrat dan Republik tengah bersaing untuk saling mendahului dengan "kendaraan" masing-masing. Kesempatan untuk saling bersaing akan berakhir hingga tengah malam tanggal 31 Desember 2012. Jika keduanya tetap bersikeras dengan pendirian masing-masing maka ekonomi Amerika akan jatuh ke dalam masalah besar. Bila hal itu terjadi maka anggaran pemerintah akan berkurang dan pajak bagi semua lapisan masyarakat termasuk rakyat miskin, kaya dan kelas menengah akan naik. Diperkirakan dalam kondisi seperti ini, ekonomi Amerika untuk ketiga kalinya selama 11 tahun lalu akan mengalami resesi dan minimal 600 ribu orang akan kehilangan pekerjaan dan menambah jumlah pengangguran di negara ini.
Lebih dari 300 juta warga Amerika saat ini tengah menyaksikan duel antara kubu Republik dan Demokrat yang berlangsung di jalan Pennsylvania Washington, di antara gedung Kongres dan Gedung Putih. Meski sekitar dua pekan dari duel ini telah berlalu, namun belum tampak adanya kesepakatan. Republik dan Demokrat memandang masalah pajak sebagai masalah hidup dan mati.
Meski demikian, kedua pihak berharap duel tersebut akan berakhir dengan baik dan ekonomi Amerika dapat diselamatkan. Tahun lalu, Republik dan Demokrat mencapai kesepakatan hanya selang 20 menit dari tenggat waktu yang telah ditentukan dan pemerintah federal akhirnya selamat dari keterpurukan.
Kesepakatan tahun 2011 tidak dapat memecahkan masalah mendasar mengenai anggaran pemerintah Amerika dan pembahasan itu ditunda hingga akhir tahun 2012 yaitu setelah pemilu presiden. Namun pilpres 6 November 2012 ternyata tidak mengubah kekuasaan antara Demokrat dan Republik di pemerintah eksekutif dan legistlatif. Dengan demikian tampaknya kecil kemungkinanan kedua kubu akan mencapai kesepakatan terkait pajak hingga tenggat waktu tersisa sampai 31 Desember.
Perawat Rumah Sakit Israel Mogok Kerja
Perawat-perawat di klinik dan rumah sakit rezim Israel hari ini Senin (3/12) menggelar aksi mogok kerja menentang gagalnya perundingan mereka dengan pemerintah terkait kenaikan upah.
Surat kabar rezim Israel, Jerusalem Post seperti dikutip Qodsna (3/12) melaporkan, mogok kerja para perawat ini akan melumpuhkan aktifitas sejumlah klinik dan rumah sakit Israel. Mereka akan berhenti memberikan layanannya kepada pasien.
Para perawat kesal atas kegagalan perundingan antara Perhimpunan Perawat Israel dengan Kementerian Keuangan terkait kenaikan upah dan penentuan profesi perawat sebagai "prioritas pertama" dengan maksud untuk menarik lebih banyak peminat profesi tersebut.
Mereka tidak memberitahukan batas akhir mogok kerjanya, dan akan terus melakukannya sampai tuntutan mereka dipenuhi. (IRIB Indonesia/HS)
Putin Kunjungi Turki untuk Bahas Krisis Suriah
Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan akan mengunjungi Turki untuk membahas berbagai isu termasuk krisis Suriah.
Putin akan bertemu dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan selama kunjungannya ke Istanbul pada Senin (3/12) di tengah perselisihan antara Moskow dan Ankara selama konflik 20 bulan di Suriah.
"Pembicaraan itu untuk membahas serangkaian isu regional dan internasional yang mendesak termasuk rekonsiliasi di Timur Tengah, situasi di Jalur Gaza, krisis di Suriah,dan kerjasama," kata Yury Ushakov, ajudan Putin di bidang kebijakan luar negeri dalam sebuah pernyataan .
Ketegangan antara Ankara dan Damaskus mencapai puncaknya pada tanggal10 Oktober ketika jet tempur F-16 Turki mencegat pesawat komersial Suriah A 320 dan memaksanya mendarat di bandara Esenboga Ankara. Pesawat yang membawa 35 penumpang termasuk 17 warga negara Rusia tersebut dalam perjalanan dari Rusia ke Suriah.
Tindakan Turki juga menui kecaman keras dari Rusia dan menyebabkan hubungan kedua negara memanas. (IRIB Indonesia/RA)



























