کمالوندی
Tradisi Kuliner Ramadhan di Indonesia dan Malaysia
Berbagai negara Muslim memiliki tradisi unik di bulan suci Ramadhan, termasuk keragaman kuliner dan lainnya. Kali ini kita akan menelisik tradisi tersebut di Indonesia dan Malaysia.
Bulan suci Ramadhan merupakan bulan perayaan dan keceriaan bagi masyarakat Indonesia. Muslim Indonesia, negara Muslim terpadat di dunia, juga memiliki adat istiadat unik bulan ini. Sebelum masa pandemi Covid-19, masjid dan mushala lebih ramai dari sebelumnya dengan berbagai acara terutama qiraah Alquran dan pengajian.
Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan ada tradisi di kalangan masyarakat Sunda yang disebut "Munggahan". Tradisi ini mengumpulkan seluruh anggota keluarga dan saling meminta maaf sebelum masuknya bulan suci Ramadhan.
Di tempat lain ada tradisi Padusan yang biasanya diadakan oleh masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tradisi padusan merupakan wujud nasehat agama dan budaya tentang kebersihan baik dalam bentuk lahir dan batin.
Di kalangan masyarakat Betawi ada tradisi mengumpulkan semua anggota keluarga dalam bentuk makan bersama. Tapi seluruh kegiatan budaya tersebut tahun ini agak berbeda karena penyebaran pandemi Covid-19. Meskipun sebagain masyarakat masih melaksanakannya dengan prokes yang ketat, namun frekuensinya relatif berkurang dibandingkan sebelumnya karena Indonesia, sebagaimana negara lain menghadapi virus Corona.
Di Serambi Makkah ada tradisi Meugang yang masih lestari hingga kini. Sebelum Ramadhan dilakukan pemotongan hewan kambing atau sapi yang dibagikan untuk meingkatkan hubungan sosial. Konon tradisi ini berawal saat Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam. Banyak tradisi unik lain di berbagai daerah di Indonesia dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Kuliner di bulan puasa juga memiliki keunikan tersendiri, terutama ketika berbuka dengan beragama jenis takjil. Makanan yang seringkali ada adalah kolak. Selain itu ada berbagai kue dan makanan tradisional lain untuk takjil berbuka puasa seperti apem, bubur sumsum dan lainnya. Tidak ketinggalan, buah kurma biasanya tersedia ketika berbuka puasa.
Masjid maupun Mushala yang menjadi tempat menunaikan shalat berjamaah, termasuk shalat Tarawih, biasanya dikirimi berbagai jenis makanan atau minuman oleh masyarakat di sekitar untuk para jamaah. Biasanya setelah shalat tarawih di berbagai daerah dilakukan pembacaan al-Quran secara bersama-sama yang disebut Tadarusan. Bahkan, Tadarusan di berbagai tempat berlangsung hingga menjelang sahur yang dilakukan secara bergiliran.
Di negara-negara Muslim kawasan Asia Tenggara seoerti Indonesia dan Malaysia, kebersamaan keluarga di bulan suci Ramadhan atau sebelumnya memiliki kedudukan sangat penting. Selain itu, pelaksanaan shalat berjamaah di masjid, terutama shalat Tarawih sebagai bagian paling penting dalam kehidupan mereka hingga saat ini. Tapi penyebaran Covid-19 mengubahnya. Ada sebagian tempat yang masih menjalankan shalat Tarawih berjamaah dengan menerapkan prokes yang ketat di daerah-daerah dengan tingkat penyebaran kecil, bahkan mendekati nol.
Di Malaysia, makanan di bulan suci Ramadhan juga sangat beragam sebagaimana di Indonesia. Dari segi budaya, termasuk kuliner, kedua memiliki banyak kesamaan. Di Malaysia ada Nasi Lemak yang tidak jauh berbeda dengan nasi uduk dengan lauk yang beraneka ragam. Nasi lemah biasanya dilengkapi dengan lauk ayam atau daging, telur dan ikan asin. Makanan favorit masyarakat Melayu ini juga menjadi santapan penting berbuka puasa ataupun sahur.
Selain itu ada juga Laksa, sejenis sup dengan mi dan berbagai bumbu serta lauk yang enak dan segar. Makanan ini juga mengadopsi budaya kuliner Cina dengan menggunakan mi sebagai salah satu bahannya. Ada banyak jenis variasi Laksa di Malaysia dan juga Singapura sebagaimana di Indonesia juga. Di Malaysia, makanan ini termasuk yang paling banyak dikonsumsi masyarakat di bulan suci Ramadhan.
Di Malaysia, sate menjadi salah satu menu makanan berat yang paling diminati masyarakat di bulan suci Ramadhan. Untuk hidangan pembuka, ada kolak yang juga tidak berbeda jauh dengan Indonesia.
Makanan lain yang paling digemari masyarakat Melayu di bulan suci ramadhan adalah Bubur Lambuk. Biasanya makanan ini dibagikan untuk berbuka puasa di berbagai masjid di Malaysia pada saat bulan suci Ramadhan. Perpaduan dari kuah daging dengan santan yang gurih menjadikan makanan yang sudah berusia seratusan tahun lebih ini termasuk deretan makanan favorit masyarakat Melayu.
Tradisi memasak makanan tradisional ini paling banyak diikuti oleh Masjid Kampung di negara bagian Malaka yang merupakan masjid tertua di Malaysia. Para juru masak masjid menyiapkan bahan baku bubur beras dari pukul 8:00 pagi hingga memasaknya pukul 4:00 sore dan membagikannya kepada orang-orang setelah melaksanakan shalat Isya dan tarawih di masjid.
Kecintaan masyarakat Muslim Indonesia dan Malaysia terhadap agama Islam membawa mereka menjalankan tradisi keagamaan yang sudah melebur dalam budaya masyarakatnya masing-masing. Ramadhan menjadi bulan penting untuk meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaannya.
Ramadhan di Iran dan Afghanistan
Bulan suci Ramadhan di seluruh negara Muslim dilaksanakan dengan meriah, dan bulan ini mendapatkan penghormatan khusus dari umat Islam.
Mengenal tradisi dan budaya negara-negara Muslim terutama saat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, dapat memperkuat persatuan di antara negara-negara Muslim dunia.
Salah satu tradisi menarik dan kuno selama bulan Ramadhan di Iran adalah tradisi Koloukh Andazan atau Sang Andazan yang sampai saat ini masih dilakukan di beberapa wilayah Iran.
Menurut tradisi ini, saat matahari tenggelam sehari sebelum masuknya bulan suci Ramadhan, seluruh warga kota, mulai dari anak-anak hingga dewasa menggenggam tanah liat kering lalu menghadap kiblat dan berkata, “Ya Allah kami telah menghancurkan dosa-dosa dan perbuatan buruk kami yang terdahulu, dan kami siap untuk melaksanakan ibadah dan puasa Ramadhan.”
Setelah itu mereka melemparkan tanah liat kering tersebut ke atas tanah sampai hancur. Mereka percaya dengan menghancurkan tanah liat kering itu, seluruh perbuatan buruk di masa lalu akan hancur dan sirna.
Tradisi lain yang dilakukan masyarakat Iran di bulan suci Ramadhan adalah Sahar Khani. Tata cara tradisi ini adalah beberapa orang yang terjaga pada dinihari membacakan doa, dan sambil membawa lentera, mereka berkeliling desa untuk membangungkan warga. Tradisi ini digelar di beberapa kota Iran, di kota Khomeini misalnya, para remaja yang melakukan tradisi ini, mereka membangunkan warga untuk santap sahur dengan menciptakan bunyi-bunyian khusus.
Selain itu, di Iran juga terdapat tradisi kuno yang dilaksanakan pada waktu sahur di bulan Ramadhan, tradisi itu dinamai Shou Khani atau Shab Khani. Tradisi ini banyak ditemukan di Provinsi Khorasan Jonoubi, dan secara umum mirip dengan tradisi Sahar Khani. Dalam tradisi ini, genderang ditabuh tiga kali.
Tabuhan pertama untuk membangunkan orang menjelang sahur dan mempersiapkan santap sahur. Tabuhan kedua untuk menyantap makanan sahur, dan tabuhan ketiga untuk melaksanakan shalat subuh. Bersamaan dengan ditabuhnya genderang, seorang laki-laki yang dianggap memiliki suara bagus melantunkan doa dan munajat, serta mengajak warga untuk santap sahur.
Tradisi lain yang dilakukan rakyat Iran selama bulan suci Ramadhan adalah menyelenggarakan tadarus Al Quran baik di rumah-rumah warga maupun di masjid-masjid. Biasanya setiap hari di bulan suci Ramadhan warga yang hadir menyelesaikan satu juz Al Quran sehingga di akhir bulan Ramadhan, mereka menyelesaikan seluruh juz Al Quran secara bersama-sama.
Tadarus Al Quran terutama di malam-malam Qadr atau Lailatul Qadr yang disertai pembacaan doa dan munajat khusus, memberikan suasana spiritual berbeda yang membersihkan jiwa orang-orang yang berpuasa. Suasana ini sangat jarang ditemukan di hari-hari yang lain.
Berbuka puasa di bulan suci Ramadhan merupakan momen yang sangat khusus di tengah masyarakat Iran. Orang Iran meyakini bahwa Islam sangat menganjurkan memberikan makanan untuk berbuka kepada mereka yang berpuasa. Oleh karena itu, saat berbuka, rumah-rumah warga Iran terbuka untuk para tamu.
Sebuah tradisi menarik warga Provinsi Sistan va Baluchestan di tenggara Iran adalah Arak va Barak, dua kata ini berarti mengambil dan membawa. Jika di satu rumah saat berbuka, terlihat asap mengepul dari dapurnya, warga pemilik rumah harus membagikan makanan yang dimasaknya sampai ke rumah terakhir yang di sana tercium bau masakan tersebut. Tradisi menarik ini membantu orang-orang tidak mampu untuk bisa berbuka.
Ketika bulan suci Ramadhan berakhir, warga Iran sebagaimana Muslim lainnya di dunia, melaksanakan shalat Idul Fitri sebagai bentuk syukur mereka telah menyelesaikan ibadah puasa satu bulan penuh. Setelah shalat, warga Iran membagikan makanan nazar kepada orang-orang yang melaksanakan shalat.
Sebagai contoh, warga kota Yazd memiliki tradisi unik bernama Ash Nazri Abul Fadhl Abbas yang dilaksanakan pada pagi hari Idul Fitri, mereka membagikan Ash (sejenis sup) kepada orang-orang selepas shalat Idul Fitri sebagai bentuk nazar. Mereka juga membagikan roti, keju dan lalapan kepada tetangga dan orang yang lalu lalang. Masyarakat Utara Iran di hari Idul Fitri mengenakan pakaian daerah mereka, dan saling mengucapkan selamat kepada sesama.
Afghanistan adalah sebuah negara yang terletak di Asia Selatan. Penduduknya berjumlah sekitar 40 juta jiwa. Ibu kotanya Kabul, dan Islam adalah agama resmi negara ini, karena 99 persen penduduk Afghanistan beragama Islam.
Bulan suci Ramadhan di Afghanistan memberikan kegembiraan khusus bagi warga negara ini. Di bulan ini rakyat Afghanistan memiliki sejumlah tradisi khusus. Salah satu tradisi yang dilaksanakan saat masuknya bulan Ramadhan, yaitu penduduk Afghanistan menyalakan api dan mengabarkan masuknya bulan Ramadhan kepada orang lain.
Warga paruh baya Afghanistan sejak beberapa minggu sebelum masuknya bulan suci Ramadhan yaitu bulan Syaban, sudah berpuasa dan menyambut Ramadhan. Saat hilal bulan Ramadhan tampak, mereka menyambutnya dengan gembira, dan di antara warga saling mengucapkan selamat. Di kota Bamyan, Afghanistan, orang pertama yang menyaksikan hilal bulan Ramadhan dianggap sebagai pejuang yang menang di medan perang.
Dengan bangga ia turun dari puncak gunung dan mengabarkan bagaimana ia telah melihat hilal bulan Ramadhan, dan namanya akan dikenang hingga tahun berikutnya. Rakyat Afghanistan menamakan malam hari pertama bulan Ramadhan sebagai “Hari Raya Orang-orang Hidup”, malam ini dirayakan dengan menyantap makanan khusus Qarouti, Abjoushk, dan Shir Berenj.
Saat azan magrib berkumandang, orang-orang membawa makanan berbuka ke masjid, dan setelah selesai shalat mereka berbuka bersama. Perempuan Afghanistan sebelum Ramadhan sudah membuat makanan sejenis acar. Sudah menjadi kebiasaan di menu berbuka warga Afghanistan selalu tersedia kurma. Mereka juga membuat kue khusus untuk berbuka di bulan Ramadhan, terutama kue bernama Jalebi.
Cara membuat kue ini, pertama adonan kue dicampur dengan tepung, gula pasir, dan telur ayam, setelah itu memanaskan minyak untuk menggoreng adonan. Salah satu menu berbuka warga Afghanistan adalah sejenis acar bernama Chanti. Acar ini hampir tidak bisa lepas dari menu berbuka warga Afghanistan, di bulan Ramadhan, orang-orang miskin di Afghanistan pun turut menyediakannya.
Tradisi lain warga Afghanistan di bulan Ramadhan adalah tradisi bernama Ramezani. Tradisi ini dilakukan para remaja dan pemuda setelah 10 hari Ramadhan berlalu, mereka mendatangi rumah-rumah warga dan melantunkan syair-syair menarik secara berkelompok. Mereka mengetuk rumah-rumah warga menyanyikan lagu yang dinamakan Ramezani. Di akhir acara, pemilik rumah memberikan uang, kue dan kacang-kacangan kepada mereka.
Penduduk Afghanistan menyebut malam ke-27, 28 dan 29 bulan Ramadhan sebagai “Malam Orang-orang Mati” atau Hari Raya Orang-orang Mati. Semua warga Afghanistan di malam itu menziarahi kubur anggota keluarga mereka yang sudah meninggal dunia, selain mendoakan keluarga yang sudah meninggal, juga membagikan sesuatu kepada sesama.
Pada hari Idul Fitri, kota dan desa-desa Afghanistan akan tampak warna warni, sehingga kemana pun kita melihat, perempuan, laki-laki, dan anak-anak, mengenakan pakaian paling indah dan warna warni. Menurut tradisi warga Afghanistan, di malam terakhir bulan Ramadhan, setiap keluarga tidak akan berbuka sebelum selesai membayar zakat fitrah. Idul Fitri di Afghanistan dirayakan selama tiga hari, dan masyarakat Afghanistan menjamu tamu-tamu mereka dengan kue-kue khusus, dan saling mengunjungi satu sama lain.
Pagi hari Idul Fitri semua Muslim Afghanistan melaksanakan shalat Idul Fitri, setelah shalat mereka berziarah dan mengunjungi rumah-rumah saudara yang lebih tua dan mengucapkan selamat kepada orang lain.
Di kota Badghis, Herat, Ghor dan Farah, malam Idul Fitri biasa digelar acara pernikahan. Di malam ini orang-orang memberikan hadiah kepada kedua mempelai yang merayakan pernikahan mereka. Di rumah mempelai perempuan tampak wadah-wadah penuh kue dan hiasan bunga dari sapu tangan. Salah satu tradisi menarik dalam perayaan ini adalah penyelenggaraan pertandingan gulat dan "Ghalle Jangi" atau perang telur.
Ghalle adalah telur, keluarga mempelai perempuan selain selain memberikan pakaian dan sepatu kepada mempelai laki-laki, juga memberikan sejumlah telur ayam masak yang sudah dihias untuk digunakan dalam “perang telur”.
Ghalle Jangi adalah pertandingan yang diikuti dua peserta dengan membenturkan telurnya satu sama lain, dan telur yang tidak pecah dinyatakan menang. Mempelai laki-laki harus ikut serta dalam pertandingan ini dan pulang ke rumah mempelai perempuan dengan kemenangan, dan menyerahkan telur-telur yang rusak dalam pertandingan itu kepada keluarga mempelai perempuan.
Hari Militer Republik Islam Iran
Tanggal 29 Farvardin 1358 HS adalah Hari Militer Republik Islam Iran, di mana peringatan pada tahun ini jatuh pada tanggal 17 April 2020. Militer Republik Islm Iran terdiri dari Angkatan Darat, Laut dan Udara ditambah Pasukan Unit Pertahanan Udara.
Pasca kemenangan revolusi Islam, ketika musuh menyulut pertikaian untuk merusak keamanan dan kekacauan di Iran, Imam Khomeini ra dalam sebuah pesannya menegaskan urgensi angkatan bersenjata dalam menjaga integritas, persatuan dan kesatuan nasional, dan mengeluarkan dekrit bersejarah menamai tanggal 29 Farvardin sebagai "Hari Militer Iran".
Angkatan bersenjata Republik Islam Iran, selama periode perang yang dipaksakan tahun 1980-1988, memainkan peran yang efektif dalam menghadapi musuh yang menyerang Iran. Tentara Nasional Republik Islam Iran menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan dan pertahanan, dan selalu menyuarakan perdamaian dan keamanan.
Republik Islam Iran telah meningkatkan kekuatan militernya berdasarkan indikator ilmiah dan kemampuan teknis pasukan dan kecanggihan peralatannya, yang disesuaikan dengan dinamika ancaman yang menghadang. Dengan pertimbangan ini, dilakukan perubahan sebagaimana yang tampak dalam manuver militer di Selat Hormuz, Teluk Persia, dan Laut Oman serta di wilayah darat dan udara yang belum lama ini digelar. Perubahan tersebut menunjukkan bahwa angkatan bersenjata Iran siap sepenuhnya untuk menghadapi semua jenis ancaman musuh. Dalam hal ini terdapat dua poin penting yang perlu dipertimbangkan:
Poin pertama mengenai perubahan struktural di Angkatan Darat Republik Islam Iran, yang memiliki peran strategis dalam melindungi keamanan dan menangani ancaman.
Poin kedua berkaitan dengan penekanan pada prinsip pencegahan. Peningkatan kekuatan pencegahan sangat penting bagi angkatan bersenjata dalam dekade kelima Revolusi Islam. Kini, dalam hal pencegahan, bahkan menangkal agresi, Iran memiliki kapasitas untuk menghadapi unsur-unsur yang mengancam keamanan bangsa dan negaranya.
Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami mengatakan, "Mengingat tingginya permusuhan terhadap Iran, sebuah visi strategis telah dikembangkan di Iran yang membuat Republik Islam Iran memiliki kemampuan pertahanan yang tinggi."
Hari ini, bangsa Iran merayakan hari angkatan bersenjata nasionalnya, yang merupakan rangkaian dari berbagai pasukan bersenjata Republik Islam Iran, termasuk tentara dan Sepah Pasdaran, pasukan Basij dan polisi, untuk menghadapi unsur-unsur yang berpotensi merusak keamanan dan stabilitas negara.
Selama ini, Iran tidak pernah mencari ketegangan militer di kawasan. Namun menunjukkan kekuatan kepada musuh dan agresor, supaya musuh tidak melancarkan serangan terhadap negaranya.
Di bidang alutsista dan persenjataan, Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran berhasil meraih swasembada. Saat ini Republik Islam Iran dengan segala teknologi canggih yang dimilikinya dan kemandirian dalam memproduksi berbagai jenis rudal balistik, tercatat sebagai satu dari sedikit negara yang berhasil menguasai teknologi ini.
Salah satu sektor paling sensitif dan maju dalam sistem pertahanan Iran adalah penggunaan teknologi elektronik yang mengalami perkembangan signifikan selama beberapa tahun terakhir. Di bidang sistem radar dan sistem anti udara, para pakar Iran berhasil memproduksi berbagai sistem anti udara untuk mempertahankan zona udara negara ini dan tidak lagi membutuhkan bantuan asing di bidang teknologi pertahanannya. Di zona bawah laut dan pertahanan maritim, armada-armada tempur Angkatan Laut Iran juga mampu melaksanakan tugas-tugas besar di Teluk Persia dan Selat Hormuz hingga menjangkau samudera lepas dan perairan internasional.
Berbagai prestasi di bidang industri pertahanan yang diraih Iran ini membuktikan bahwa hari ini Angkatan Bersenjata Iran, sesuai dengan perubahan struktur dan strategi, senantiasa siaga untuk menghadapi segala bentuk ancaman di setiap medan dengan kekuatan penuh.
Kekuatan pertahanan Iran ini, terutama di bidang rudal menjadi perhatian berbagai pihak di luar negeri, termasuk lembaga riset strategis yang menilai kekuatan militer. Kepala Institut Studi Timur Tengah di Rusia (MEMRI), Maxim Shevchenko, mengatakan, Iran memiliki pasukan paling kuat di kawasan Timur Tengah, dan angkatan bersenjatanya telah berhasil memproduksi berbagai senjata canggih yang kita lihat dalam berbagai latihan pasukannya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam berbagai pernyataannya berulangkali menekankan komponen utama kedaulatan rakyat Iran dengan mengatakan bahwa tujuan kebijakan "kekuatan pertahanan Republil Islam" adalah untuk mencegah munculnya ancaman terhadap Iran dari agresor internasional. Ayatullah Khamenei mengaskan bahwa musuh harus tahu mereka akan menghadapi reaksi keras jika berpikir untuk menyerang Iran, sebab mereka mungkin yang memulai, tetapi nasib akhirnya bukan di tangan.
Faktanya, Iran terus-menerus menjadi sasaran plot destruktif Amerika Serikat dan sekutu regionalnya, yang hingga semakin masif dan meluas. Langkah keliru Amerika Serikat memasukan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran atau Sepah Pasdaran dalam daftar kelompok teroris adalah bagian dari agenda peningkatan permusuhan Washington terhadap Tehran. Mesin propaganda Barat berusaha merongrong unsur-unsur kedaulatan Iran dengan memfitnah revolusi ini dan menempatkan label palsu ke lembaga-lembaga revolusioner seperti Sepah Pasdaran.
Selama ini musuh-musuh Republik Islam Iran tidak dapat melihat kesatuan antara Pasdaran dan angkatan bersenjata Iran Iran. Pasalnya, kehadiran pasukan bersenjata Iran, termasuk Sepah Pasdaran dan militer Iran berhasil menangkal berbagai plot busuk musuh di kawasan.
Kekuatan ini telah teruji berhasil melalui berbagai kondisi sulit di berbagai bidang dari ilmu pengetahuan, teknologi hingga pertahanan yang mencapai puncak tertingginya.
Ayatullah Khamenei dalam pidato yang disampaikan memperingati kelahiran Imam Hussein mengatakan, musuh Iran melancarkan berbagai tekanan politik, ekonomi dan propaganda media terhadap bangsa ini selama lebih dari 40 tahun yang lalu, tetapi mereka tidak berdaya bahkan sejak awal Republik Islam berdiri.
Saadi, Penyair Cinta Universal Iran
Tanggal 1 Ordibehesht (kalender Persia) atau bertepatan dengan tanggal 21 April, di Iran diperingati sebagai Hari Saadi, penyair besar Iran abad ketujuh Masehi. Penyair yang gema seruannya telah mendunia dan bahkan setelah tujuh abad berlalu, pengaruhnya tetap signifikan dalam khazanah literatur Persia. Saadi adalah penyair ternama di berbagai belahan dunia.
Banyak dari karya-karya besar literatur Persia yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia. Akan tetapi belum ada yang mampu melampaui Golestan dan Bustan karya Saadi. Menurut Doktor Jalal Sattari, peneliti dan penerjemah kontemporer Iran, "Farsi, adalah bahasa yang sangat terkait metaforis dan literatur visual. Bahasa-bahasa Eropa tidak seperti ini dan lebih sederhana, para pembacanya juga lebih terbiasa pada tulisan sederhana dibanding para pembaca Iran. Saadi yang telah melakukan banyak perjalanan dan petualangan serta mengenal berbagai budaya dan bangsa-bangsa, menggunakan bahasa yang sederhana dan ringan, berbeda dengan para rekan semasanya. Oleh karena itu, menelaah terjemahan karyanya dalam bahasa lain tidak terlalu sulit dan melelahkan bagi para pembaca berbahasa lain,"
"Akan tetapi kesederhanaan dan kemudahan ucapannya itu bukan merupakan satu-satunya dalil ketenarannya. Rahasia penting universalitas karya Saadi adalah kandungan penuh hikmah, bernilai dan mendidik yang berasaskan pada cinta. Pada hakikatnya faktor yang lebih kuat menarik hati para pembacanya adalah pesan-pesan akhlak dalam puisi-puisi Saadi yang membangkitkan semangat cinta, pemuliaan dan penghormatan terhadap sesama. Kemiripan persepektif Saadi dengan pandangan para tokoh di dunia Timur sedemikian rupa sehingga pesan-pesannya juga telah menyebar di sana. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila Saadi kita sebut sebagai penyair dunia dan milik seluruh umat manusia."
Di Barat, Saadi adalah penyair pertama yang karyanya diterjemahkan ke bahasa Eropa pada tahun 1634. Pada awalnya Andre du Ryer menerjemahkan Golestan Saadi ke dalam bahasa Perancis. Meski terjemahannya tidak lengkap dan memiliki banyak kekurangan, namun menjadi pembuka dalam hal ini. Setahun kemudian, berdasarkan dari terjemahan bahasa Perancis itu, karya Saadi diterjemahkan ke bahasa Jerman dan kemudian disusul penerjemahan ke bahasa Latin dan Inggris. Pada akhir abad ke-17, ketika di Perancis tidak ada kritikan langsung terhadap pemerintah, nasehat dan pesan-pesan kemanusiaan Saadi telah sampai ke tangan penguasa. La Fontain, penyair dan penulis Perancis, merilis kompilasi kedua dongengnya pada tahun 1694 dan di dalamnya dia menyerap pesan dalam kisah yang ditulis Saadi.
Forte yang hidup pada tahun 1747, dikenal sebagai pendiri kisah-kisah filosofis, karena sebelum dia belum muncul pakar bahasa dan filosof yang menjelaskan kisah-kisah filosofis. Kisah-kisah Forte juga diambil dari kisah-kisah Saadi. Pada intinya, Saadi adalah menjadi pelopor munculnya genre baru ini di Eropa. Tidak hanya itu, dua penyair dan penulis tersohor Eropa yang merintis penulisan novel yaitu Victor Hugo dan Johann Wolfgang von Goethe, juga terinspirasi dari kisah-kisah Saadi.
Victor Hugo dalam bukunya menulis, "Apa yang harus aku lakukan untuk menulis sebuah buku dengan nama Golestan, yang angin musim gugur tidak mampu menghamburkan lembaran halamannya dan masa tidak akan pernah mampu mengubah musim semi lembut dan indahnya menjadi musim dingin yang tanpa buah."
Maurice Barres, seorang penyair ternama Perancis, termasuk di antara para tokoh yang menulis buku dengan mengambil ilham dari Golestan Saadi. Maurice menyebutkan "Aku masih mencintai mawar merah karena ia datang dari Shiraz,"
Andre Gide, juga termasuk di antara penyair Perancis yang terpengaruh karya Saadi. Dalam sebuah bukunya dia memulai sebuah syair dengan petikan bait syair Hafez dan mengakhirinya dengan puisi Saadi. Dia bahkan meniru Saadi dengan menyusun bukunya dalam delapan bab.
Friedrich Rosen, pada tahun 1921 menulis sebuah buku berjudul Bimbingan Bersikap dengan Manusia yang mencakup bab kedelapan Golestan dan beberapa karya lain Saadi. Pada tahun 1967, Rudolf Gelpke, penerjemah dan peneliti asal Swiss merilis buku kompilasi kisah pilihan dari Golestan Saadi dengan judul 101 Kisah Golestan. Gelpke menyebut buku itu sebagai buku doa seni kehidupan di dunia Timur. Gelpke tidak menerjemahkan Golestan Saadi ke dalam bahasa Jerman, melainkan mengekstraksi konsep dan kandungan Golestan dan menuangkannya dalam bahasa Jerman.
Goethe pertama kali berkenalan dengan Golestan Saadi pada tahun 1972 setelah menelaah terjemahan Golestan Saadi dalam bahasa Jerman. Kemudian Goethe mendalami literatur dalam Golestan dan tertaik pada bahasa Persia. Pada tahun 1814 kekagumannya setelah menelaah Divan-e Hafez telah mencapai puncaknya dan dia pun mulai melantunkan bait-bait Divan.
Menurut Emmerson, seorang penulis dan cendikiawan Amerika Serikat abad ke-19, Saadi berbicara dengan bahasa semua bangsa dan etnis, dan bahwa ucapannya sama seperti Shakespeare dan Cervantes yang selalu baru. Emmerson bahkan menyebut Golestan sebagai salah satu kitab suci di dunia dan percaya pesan-pesan akhlak di dalamnya bersifat universal.
Setelah membaca terjemahan Golestan dalam bahasa Inggris oleh Francis Gladwin, Ralph Waldo Emerson mengatakan antara lain, "Walaupun sebagai penyair lirik tidak sekuat Hafez, namun dia memikat dengan cara lain yaitu kecendikiaan, hikmah dan sentimen moralnya. Dia memiliki naluri mengajar pembacanya secara halus... Dia adalah penyair terkemuka tentang persahabatan yang hangat, cinta, rasa percaya diri yang mendalam dan ketulusan hati." Selanjutnya Emerson mengatakan, "Saadi berarti keberuntungan."
Sebagai seorang terpelajar Saadi juga mendalami tasawuf dan cenderung berpikiran sufistik. Namun berbeda dengan rekan-rekannya senegeri dan sezaman seperti jalaluddin Rumi, Ruzbihan al-Baqli dan lain-lain yang corak sufistik karya-karyanya sangat kental; Saadi lebih menumpukan perhatian pada masalah etika atau filsafat moral. Pengalaman hidupnya yang pahit sangat mempengaruhi penulisan karya-karyanya. Dia banyak menyaksikan rakyat kebanyakan serta berbagai penyelewengan dan kezaliman penguasa yang otoriter. Dia juga sering menyaksikan peperangan yang ditimbulkan oleh ulah pemimpin yang rakus akan kekuasaan, yang membuat rakyat menderita. Walaupun demikian tema karya-karya Saadi secara keseluruhan tetap memperlihatkan hubungan dengan gagasan para sufi.
Saadi menulis tidak kurang dari 20 buku, di antaranya ialah Kulliyat (antologi prosa dan puisi) Pandnameh, Risalat, Bustan dan Golestan. Para sarjana kesusastraan Persia menyebutkan beberapa ciri karya Saadi, khususnya Golestan, sebagai berikut:
1. Karya Saadi merupakan untaian kisah-kisah perumpamaan yang disadur dari sumber-sumber al-Quran, sejarah Persia dan pengalaman pribadinya selama menjelajahi berbagai negeri. Ke dalam kisah-kisah yang ditulisnya itu Saadi memasukkan hikmah, sindiran, ejekan (hija'), kriktik sosial dan sejenisnya yang ditujukan terutama kepada raja-raja, para menteri dan tokoh-tokoh masyarakat yang korup, dan tidak becus menjalankan tugas serta kewajibannya sebagai pemimpin.
2. Dalam Golestan terdapat banyak humor, suatu hal yang berbeda dengan karyanya terdahulu Bustan.
3. Karya Saadi pada umumnya bercorak didaktis.
4. Semangat karyanya, khususnya Golestan, romatik.
5. Nilai moral dan pesan kerohanian karya Saadi didasarkan atas ajaran Islam, khususnya sebagaimana dikemukakan ahli tasawuf dan ulama madzab Sunni. Jadi tidak didasarkan semata-mata atas imajinasinya.
Menurut Saadi berbuat baik kepada sesama manusia, tanpa memandang warna kulit, ras dan agamanya yang dipeluknya, sebenarnya sama dengan menjalankan kewajiban agama. Nilai agama yang sebenarnya, menurutnya lagi, dijumpai dalam amal perbuatan seseorang di tengah pergaulan sosialnya, tidak semata-mata dalam untaian tasbih, sajadah dan jubah.
Karena bobot sastra dan kedalaman kandungan hikmahnya, karya Saadi dikaji oleh banyak sarjana baik di negerinya sendiri, maupun di negeri lain di Timur maupun Barat. Dalam bukunya Grammar of The Persian Language (1824) Sir William Jones mengatakan bahwa Golestan merupakan salah satu buku paling baik bagi mereka yang mempelajari bahasa Persia. Penyair-filosof Amerika terkemuka akhir abad ke-19 Emerson sangat mengagumi karya Saadi, dan menyebutnya sebagai salah satu karya masterpiece dari Timur yang tak ada padanannya di Barat.
Khadijah, Istri Setia Nabi Muhammad Saw
Pada tanggal 10 Ramadan 10 Hijriah Qamariah, Sayidah Khadijah as, istri Rasulullah Saw dan perempuan pertama yang memeluk islam itu berpulang ke rahmatullah.
Peristiwa ini merupakan titik akhir masa kebersamaan Khadijah dengan Rasulullah Saw selama 25 tahun. Dengan wafatnya sang istri, Rasulullah pun merasa sangat sedih, apalagi peristiwa tak berselang lama dengan wafatnya Abu Thalib, paman beliau.
Sedemikian sedihnya beliau, hingga tahun itu dikenal dengan sebutan ‘Amul Huzn atau tahun duka. Ketika Khadijah as wafat, Rasulullah Saw sangat menangisi kepergiannya. Beliau menuturkan, "Di mana lagi ada yang seperti Khadijah? Ketika masyarakat mengingkariku, ia membenarkanku. Ia membantuku dalam (menyebarkan) agama Allah dan menolongku dengan hartanya."
Peringatan wafatnya Sayidah Khadijah, istri Rasulullah Saw
Sayidah Khadijah berasal dari keluarga terhormat di kalangan masyarakat Quraisy. sebelum Rasulullah Saw diutus menjadi Nabi, Khadijah merupakan seorang penganut agama tauhid Ibrahimi. Selain dikenal sebagai perempuan yang mulia, ia juga memiliki kekayaan yang besar dan termasuk salah seorang niagawan terbesar di Hijaz.
Khadijah as adalah sosok perempuan yang bijaksana dan berwawasan luas. Ia sangat menyenangi persoalan spiritual dan cukup mengenal ajaran kitab-kitab Samawi. Perempuan mulia ini juga merupakan salah seorang penanti kedatangan nabi akhir zaman yang dijanjikan kedatangannya dalam kitab-kitab Samawi. Terkadang ia juga bertanya kepada pamannya, Waraqah bin Naufal dan para ilmuan lain tentang tanda-tanda kenabian.
Akhirnya, jauh hari sebelum Muhammad diangkat sebagai Rasulullah Saw, Khadijah as telah terlebih dahulu mengenal beliau. Suatu ketika, ia menyerahkan tanggung jawab pimpinan kafilah dagangnya kepada Muhammad Saw yang kala itu dikenal sebagai pemuda yang jujur dan amanah. Perjalanan niaga itu, membuat keelokan akhlak dan kepribadian Muhammad Saw semakin tampak jelas di mata Khadijah.
Ia pun akhirnya meyakini bahwa pemuda mulia itu merupakan seorang yang berhati suci dan sangat berbeda dengan yang lain. Muhammad adalah pemuda yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan jiwanya selalu terhiasi dengan keindahan spiritual. Khadijah juga tahu, Muhammad adalah seorang yang sangat menyayangi kaum fakir-miskin dan selalu membela orang-orang yang terzalimi. Karena itu, Muhammad begitu dihormati lantaran sifat-sifat kepribadiannya yang mulia seperti amanah, santun, jujur, dan sifat-sifat terpuji lain.
Memilih dengan Parameter Akhlak
Sayidah Khadijah juga sadar betul, kehidupan Muhammad telah menempatkan dirinya melangkah di jalan yang benar. Namun demikian, pujian Khadijah as terhadap Muhammad dan niatnya untuk menikahi beliau, menyulut reaksi keras masyarakat Jahiliyah di Mekah saat itu.
Peringatan wafatnya Sayidah Khadijah, istri Rasulullah Saw
Sebab, masyarakat Jahiliyah selalu menjadikan kekayaan material sebagai tolak ukur kehormatan seseorang. Sementara Muhammad bukanlah pemuda kaya. Karena itu, setelah Khadijah as menikah dengan Muhammad saw, muncul sekelompok perempuan Quraisy yang selalu mencaci dan menghina Khadijah lantaran menikah dengan pemuda miskin.
Menjawab hinaan itu, Khadijah berkata, "Adakah seseorang seperti Muhammad di antara kalian? Adakah seorang manusia yang berakhlak mulia seperti dia di negeri Hijaz ini? Aku menikah dengannya karena sifat-sifatnya yang mulia."
Tentu saja, alasan yang dilontarkan Khadijah as itu merupakan hal yang tidak bisa dipahami oleh masyarakat Jahiliyah di zaman itu. Karena itu, perempuan-perempuan Quraisy memusuhi Khadijah. Ironisnya, setelah Rasulullah Saw diangkat sebagai Nabi, tindakan jahat kalangan perempuan Quraisy terhadap Khadijah makin keras. Bahkan pada saat Sayidah Fatimah az-Zahra as lahir, mereka tak juga sudi menolong Khadijah as.
Tentu saja, hal itu menjadi ujian besar bagi istri pertama Rasulullah Saw itu. Meski demikian, Allah Swt senantiasa membantu Khadijah dalam memperjuangkan agama ilahi dan tak pernah membiarkannya sendiri. Sebagaimana yang terjadi saat kelahiran putrinya, Fatimah az-Zahra. Allah Swt mengirimkan para perempuan termulia, seperti Sarah, istri Nabi Ibrahim as, Asiah, istri Firaun, Maryam, ibu Nabi Isa, dan Kultsum, saudara perempuan Nabi Musa as untuk membantunya.
Sifat Rendah Hati Khadijah
Meski Khadijah seorang perempuan kaya dan memiliki posisi terpandang, namun ia senantiasa bersikap rendah hati dan penuh hormat terhadap Muhammad Saw. Ia juga tahu, Rasulullah Saw sangat mencintai ibadah. Karena itu, ia selalu memberikan kesempatan bebas kepada beliau untuk beribadah.
Sebelum diutus sebagai Nabi, setiap bulannya Muhammad Saw senantiasa pergi berkhalwat atau menyendiri untuk beribadah di gua Hira yang terletak di gunung Nur. Selama berkhalwat, Khadijah selalu mengutus Ali bin Abi Thalib as untuk mengantar makanan kepada beliau. Bahkan Ali as terkadang juga turut menemani Rasulullah Saw berkhalwat.
Setelah Muhammad Saw diangkat sebagai Nabi, banyak kalangan dan sanak famili yang meninggalkannya sendirian. Namun Khadijah as tak pernah menyerah untuk selalu mendampingi sang suami berjuang menyebarkan agama islam. Dengan penuh keyakinan dan ikhlas, ia pun mengakui kenabian Muhammad dan menjalin sumpah abadi dengannya.
Khadijah mengimani islam bukan hanya dengan lisan. Ia bahkan menyerahkan seluruh harta kekayaannya untuk dibaktikan di jalan perjuangan islam. Apalagi ketika umat islam diasingkan dan diboikot oleh masyarakat Kafir Quraisy di lembah tandus, Syi’b Abu Thalib, bantuan materi dan pemikiran Khadijah as sungguh terasa nyata. Bahkan pasca boikot pun, harta Khadijah berperan penting dalam menyelamatkan perjuangan dakwah islam. Sampai-sampai Rasulullah Saw berkata, “Harta Khadijah as sangat membantuku.”
Sabar Hidup Bersama Rasulullah Saw
Selama hidup bersama dengan Rasulullah Saw, Khadijah as selalu mengedepankan kesabaran dan ketabahan. Sebab ia sungguh meyakini jalan yang dipilih suaminya sebagai utusan allah yang terakhir untuk menyelamatkan umat manusia. Baik sebelum maupun sesudah masa pengutusan, Khadijah as selalu mencintai Rasulullah Saw dengan penuh ketulusan. Ia selalu mendampingi Rasulullah Saw baik dalam keadaan suka maupun duka.
Peringatan wafatnya Sayidah Khadijah, istri Rasulullah Saw
Khadijah sungguh percaya kepada Muhammad. Ia selalu meyakini apa yang dituturkannya dan membantu beliau. Allah Swt menenangkan hati Rasulullah Saw melalui perantara Khadijah.
Dikisahkan, suatu hari sekelompok orang musyrik Mekah melempari Rasulullah Saw dengan batu hingga beliau terluka dan terus mengejarnya hingga di rumah Khadijah, bahkan rumah Khadijah itu pun juga menjadi sasaran lemparan batu mereka. Menyaksikan hal itu, Khadijah pun keluar dan berkata kepada mereka, "Apakah kalian tidak malu melempari batu rumah seorang perempuan yang paling terpandang di antara kalian?"
Mendengar ucapan itu, mereka pun akhirnya merasa menyesal dan menghentikan aksinya. Khadijah pun segera mengobati luka Muhammad saw dan di saat itulah, Allah Swt menyampaikan salam kepada Khadijah dan berjanji memberinya istana yang terbuat dari zamrud di surga yang bebas dari segala duka.
Saat umat islam diblokade di lembah Syi'b Abu Thalib, boikot ekonomi kaum Kafir Quraisy membuat tantangan yang dihadapi kaum Muslimin begitu berat. Sedemikian beratnya, hingga Sayidah Khadijah as jatuh sakit dan akhirnya ia pun memenuhi panggilan ilahi.
Menjelang wafatnya, saat terbaring lunglai, ia berkata, "Wahai Rasulullah Saw, aku belum memenuhi hak-hak mu secara penuh, dan aku tidak melaksanakan apa yang semestinya. Maafkanlah aku, kini tak ada yang kuinginkan selain kerelaanmu."
Maka, setelah 25 tahun hidup bersama Rasulullah dalam pasang surutnya kehidupan, Khadijah as pun akhirnya mengucapkan selamat jalan untuk selamanya dan berpulang ke hadirat ilahi.
Tabas, Saksi Kegagalan AS Hadapi Iran
Sejarah politik kontemporer Iran mencatat berbagai peristiwa cemerlang dan penting mengenai ketegaran bangsa Iran dalam menghadapi berbagai intervensi asing, terutama AS dan Inggris.
Dari sekian peristiwa menentukan ini, gerakan Revolusi Islam Iran menorehkan prestasi terbesar yang terus berkibar selama empat dekade hingga kini. Peristiwa revolusi ini dimulai oleh gerakan bersejarah Imam Khomeini menentang rezim despotik Shah yang berada dalam kendali asing, pada 15 Khordad 1342 Hs (1963).
Sebelum kemenangan Revolusi Islam, Inggris dan kemudian AS melakukan berbagai cara untuk menancapkan cakarnya di Iran, termasuk merancang kudeta terhadap pemerintahan Perdana Menteri Mohammad Mossadegh di tahun 1332 Hs (1953)
Rentetan peristiwa politik pada tahun 1954 dan setelahnya menunjukkan intervensi AS di berbagai bidang di Iran, mulai dari politik, budaya, ekonomi hingga militer. Saking luasnya pengaruh asing tersebut, sehingga praktis pemerintah Iran hanya menjadi boneka AS dan berada di bawah kekuasaan Washington. Meski demikian, bangsa Iran terus melawan intervensi tersebut hingga terbentuk Republik Islam.
Mengkaji penggalan sejarah politik Iran menunjukkan bahwa pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, AS terus-menerus melancarkan konspirasi supaya Iran tidak mandiri dan bergantung kepada Gedung Putih.Oleh karena itu, melalui kedutaan besarnya di Tehran yang menjadi markas spionase AS terhadap Revolusi Islam Iran, Washington menyusun dan melakukan aksi-aksi konspirasi anti Iran.
Bangsa Iran yang mengetahui itu, terutama dari para mahasiswa mengambil tindakan untuk menduduki Kedubes AS. Dampak dari aksi pendudukan Kedubes AS ini, Washington mengambil langkah-langkah politik hingga militer.
Pada April 1981, Pentagon mengirim 90 personil terlatihnya dengan sejumlah helikopter dan pesawat militer dilengkapi persenjataan tercanggih ketika itu untuk merebut kembali kedutaannya yang diduduki oleh para mahasiswa.
Pasukan komando ini dengan bantuan kelompok-kelompok anti Revolusi Islam yang telah siap sejak sebelumnya akan menyerang tempat penahanan para sandera AS. Setelah membebaskan mereka, jet tempur AS akan mengebom pusat-pusat penting Iran.
Tapi semua skenario itu gagal total. Ketika pasukan komando AS ini tiba di gurun Tabas, mereka menghadapi badai pasir yang mengakibatkan 9 orang tewas mengenaskan akibat terbakar. Bangkai pesawat dan helikopter yang hancur ditinggalkan begitu saja oleh pasukan komando AS. Agresi AS ini dicatat sebagai kegagalan operasi militer paling memalukan dalam sejarah militer negara ini.
Myles Kaplan, mantan pejabat CIA yang terlibat dalam kudeta 28 Mordad 1332 Hs di Iran menjelaskan tujuan agresi militer AS ke Iran yang kandas di Tabas. Ia mengatakan, "Serangan militer melalui Tabas tidak hanya untuk membebaskan para sandera, tapi tujuan utamanya adalah kudeta dan menumbangkan rezim Iran."
Gedung Putih juga melancarkan tindakan serupa dengan mendukung rezim Saddam melancarkan agresi militer Irak ke Iran pada September 1980 sebagai aksi lain untuk menumbangkan pemerintah Islam Iran.
Zbigniew Brzezinski, Penasihat Keamanan Nasional Presiden Jimmy Carter sebelum dimulainya perang Irak-Iran menyatakan, Amerika sedang menghadapi Revolusi Iran. Dalam hal ini, AS harus memperkuat negara-negara yang memiliki kemampuan untuk menyerang rezim Iran. Oleh karena itu, sebagian dari kebijakan Amerika adalah mendorong negara-negara Arab di Timur Tengah untuk membantu Irak selama mengagresi Iran.
Kemenangan Revolusi Islam Iran dan akhir dari periode kekuasaan rezim despotik Shah di Iran menjadi babak baru dari kebencian AS terhadap Iran. Dampak dari permusuhan ini berbentuk dukungan terbuka Amerika terhadap rezim Saddam dalam perang delapan tahun dengan Iran. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai tekanan AS terhadap Iran di arena internasional, termasuk sanksi ekonomi.
Tidak hanya itu, negara-negara Barat, terutama AS terus menyebarkan isu Iranophobia dengan mengklaim Revolusi Islam Iran mengancam keamanan regional dan internasional. Padahal selama ini justru AS-lah yang menyulut konflik dan instabilitas di kawasan dan dunia.
Selama satu dekade lalu dan pasca pendudukan Afghanistan dan Irak, Amerika mengirimkan dan menempatkan pasukannya lebih banyak di kawasan. Amerika dan NATO juga menempatkan berbagai sistem rudal dengan penggunaan yang beragam dan menjual miliaran dolar senjata dan mesin-mesin perang ke negara-negara Arab Teluk Persia, demi menciptakan ketegangan di kawasan. Salah satunya yang terbesar adalah kontrak penjualan alutsista AS ke Arab Saudi senilai ratusan miliar dolar
Dengan alasan yang beragam, AS menyebarkan isu Iranphobia demi mencegah terciptanya stabilitas keamanan di kawasan, sekaligus mewujudkan kepentingan ekonomi politiknya dengan memeras para pemimpin negara Arab supaya membeli alutsista dan senjata produksi AS.
Tujuan utama dari seluruh konspirasi AS ini harus dicari dalam substansi permusuhan terhadap bangsa Iran. Sebab, sejak awal kemenangan Revolusi Islam, mereka berambisi menumbangkannya. Dalam rangka meraih tujuannya, mereka mengambil langkah-langkah destruktif terhadap Iran seperti meratifikasi anggaran khusus mendukung oposisi Iran, memperkuat media massa untuk menggiring terciptanya kerusuhan dalam negeri Iran. Menghadapi kondisi demikian, partisipasi heroik bangsa Iran di berbagai bidang tidak memberikan kesempatan musuh untuk mewujudkan ambisinya.
Ketegaran rakyat Iran sejak awal kemenangan Revolusi Islam menentang kekuatan-kekuatan arogansi menunjukkan mereka masih mencintai revolusi Islam yang mereka ciptakan. Ketegaran ini pula yang membuat segala proyek Barat terhadap Iran membentur dinding.
Keteguhan sikap rakyat Iran tidak memberikan kesempatan kepada musuh untuk membuat atmosfir politik dan sosial Iran terpolusi agar digunakan untuk menumbangkan Revolusi Islam. Ketegaran ini juga yang membuat rakyat Iran senantiasa ikut serta dalam aksi nyata untuk menentukan nasib bangsanya.
Setelah AS gagal berkali-kali saat berhadap-hadapan secara langsung dengan bangsa Iran, mereka mulai berinvestasi pada konspirasi dalam negeri Iran.
Misalnya, Kongres AS mengalokasikan anggaran sebesar 400 juta dolar untuk melakukan serangan cyber ke Iran. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan instabilitas dalam bentuk jaringan luas di dunia maya dan cyber. Sebagai contoh, mereka menyebarkan virus Stuxnet untuk menyerang instalasi nuklir Iran.
Musuh bangsa Iran senantiasa berusaha untuk merusak citra Republik Islam Iran di arena internasional. Dengan cara ini, mereka berharap dapat mencegah Iran menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Sebab Iran saat ini menjadi simbol perlawanan terhadap arogansi dunia. Iran dianggap dunia dapat mengalahkan struktur unilaterisme yang menguasai dunia. Kini, setelah memasuki empat dekade dari kemenangan Revolusi Islam Iran, bangsa Iran tetap mampu menggagalkan segala bentuk konspirasi AS dan semua musuh Iran.
Mengenal Kedermawanan Imam Hasan as
Nuansa religi dan berkah bulan Ramadan terasa kental sekali saat ia sudah menginjak hari pertengahan bulan suci ini. Kegiatan buka bersama tampak lebih meriah dan semangat infak terlihat sangat kentara di tengah masyarakat. Di setiap sudut jagad ini, kaum Muslim kerap menerima undangan untuk buka bersama dan semua berbicara tentang kedermawanan Ahlul Bait as.
Pada pertengahan Ramadan, kaum Muslim dengan meneladani Imam Hasan al-Mujtaba as, menyempurnakan puasa mereka dengan membantu kaum fakir dan anak yatim.Mereka menyambut penuh suka cita dan rasa syukur atas kelahiran cucu baginda Rasulullah Saw itu.
Berbuat kebajikan dan bermurah hati termasuk dari karakteristik utama Imam Hasan as. Pribadi mulia ini selalu menjadi tumpuan kaum fakir dan miskin, kadang sebelum mereka mengeluhkan keperluannya, Imam Hasan langsung memenuhi kebutuhan mereka dan tidak membiarkan mereka merasa malu dengan mengiba.
Beliau kadang juga memberi bantuan dalam jumlah besar sekaligus kepada kaum fakir dan pemberian ini demi mewujudkan sebuah kehidupan yang bermartabat bagi mereka. Oleh sebab itu, Imam Hasan dikenal sebagai Karim Ahlul Bait, yang berarti pemilik sifat dermawan, mulia, dan utama. Kata Karim dalam berbagai ayat dan riwayat adalah sekumpulan keutamaan dan sifat terpuji dan menjadi pembeda seseorang dengan yang lain.
Jalaluddin al-Suyuthi, seorang ulama dan cendekiawan Muslim menulis, “Hasan bin Ali memiliki banyak keluhuran akhlak dan keutamaan insani. Ia adalah seorang pribadi besar, penyabar, penuh ketenangan, dermawan, murah hati, dan sosok yang dipuji oleh masyarakat.”
Imam Hasan as, putra dari Ali bin Abi Thalib dan Sayidah Fatimah as, lahir pada pertengahan bulan Ramadan tahun ke-3 Hijriah di Kota Madinah. Pada waktu itu, Sayidah Fatimah meminta Imam Ali untuk memberi nama atas putranya yang baru saja lahir. Akan tetapi Ali berkata, “Aku dalam hal pemberian nama kepada anak-anaku tidak akan mendahului Rasulullah.”
Kemudian mereka membawa putranya ke rumah Nabi Saw untuk diberi nama. Setelah menggendongnya, Rasul kemudian membacakan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri cucu pertamanya itu.
Setelah itu, Rasul Saw bersabda, “Malaikat Jibril turun kepadaku dari sisi Allah dan setelah menyampaikan salam dan ucapan selamat atas kelahiran putraku, ia berkata, ‘Allah berfirman bahwa kedudukan Ali di sisiku sama seperti kedudukan Harun di sisi Musa. Jadi,namailah putra Ali ini seperti nama putra Harun.’” Aku kemudian bertanya, “Lalu siapa nama putra Harun ketika itu?” Jibril menjawab, “Shabbar.” “Aku bertutur dengan bahasa Arab,” ujar Rasul. “Shabbar berarti Hasan dalam bahasa Arab,” jawab Jibril.
Imam Hasan merupakan kelahiran pertama dari Ahlul Bait Nabi. Ia memiliki kemuliaan dan kedudukan yang tinggi. Ia adalah putra dari Ali dan Fatimah dan cucu dari Rasulullah Saw. Imam Hasan tumbuh dewasa dalam bimbingan Nabi Saw dan Imam Ali serta dibesarkan dalam pangkuan wanita penghulu surga, Fatimah az-Zahra.
Imam Hasan senantiasa mendampingi Rasulullah Saw, terkadang ia duduk di pangkuan Nabi dan kadang Nabi memikul cucu kesayangannya itu di pundaknya dan bersabda, “Ya Allah! Aku mencintai Hasan dan cintailah pula dia oleh-Mu.”
Imam Hasan hanya beberapa tahun saja hidup sezaman dengan Nabi Saw. Ketika ia beranjak usia tujuh tahun, datuk tercintanya pergi memenuhi panggilan Ilahi.Semasa hidupnya, Nabi Saw menunjukkan kecintaan yang sangat besar kepada anak-anak Fatimah.
Suatu hari, Sayidah Fatimah datang ke rumah Nabi Saw dengan membawa dua putranya Hasan dan Husein. Fatimah lalu berkata kepada ayahnya, "Ayah, ini adalah dua putramu. Berilah mereka sesuatu yang akan selalu menjadi pengingatmu." Kemudian Nabi Saw bersabda, "Hasan akan mewarisi kewibawaan dan keberanianku, sedangkan Husein akan memperoleh kedermawanan dan keberanianku."
Kemuliaan sifat dan kesucian jiwa membuat Imam Hasan memiliki kedudukan yang sangat istimewa, di mana Nabi Saw dalam beberapa surat perjanjian mencantumkan nama Hasan sebagai saksi meski ia masih anak-anak. Pada saat Nabi Saw pergi bermubahalah dengan kaum Nasrani Najran, Imam Hasan dan Husein beserta Imam Ali dan Fatimah, diikutsertakan bersamanya atas perintah Allah Swt. Ayat Tathir (ayat 33 surat al-Ahzab) turun untuk memberi kesaksian atas kesucian mereka.
Imam Hasan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melakukan perbuatan baik dan pekerjaan mulia. Beliau telah menginfakkan banyak hartanya di jalan Allah Swt. Sejarah mencatat bahwa Imam Hasan pernah dua kali menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah dengan membantu orang-orang yang membutuhkan. Beliau juga tiga kali mendermakan setengah dari hartanya, separuh untuk dirinya dan setengah lainnya diinfakkan di jalan agama.
Alkisah, suatu hari seorang miskin datang menemui Imam Hasan. Namun karena merasa malu, lisannya tidak sanggup mengutarakan kebutuhannya. Menyaksikan itu,Imam Hasan kemudian berkata, “Jika demikian, sampaikanlah kebutuhanmu secara tertulis.”
Orang miskin itu pun langsung melaksanakan perintah Imam Hasan. Beliau lalu membaca surat tersebut dan memberinya bantuan dua kali lipat dari permintaannya. Salah seorang yang hadir di sana berkata, “Wahai putra Nabi, betapa berkahnya surat tersebut baginya.” Imam Hasan menjawab, “Keberkahannya lebih besar untuk kami, karena Allah menjadikan kami sebagai orang-orang yang berbuat baik.”
Imam Hasan as adalah pribadi yang sangat agung, penyabar, sangat berwibawa dan teguh pendirian. Ketinggian ilmu dan hikmah beliau membuat kagum siapapun serta sangat bijak dalam memutuskan suatu perkara. Sepanjang hidupnya, Imam Hasan senantiasa berkiprah untuk membimbing dan mencerahkan masyarakat.
Beliau mengajak masyarakat untuk beribadah secara ikhlas dan dalam keadaan bersih, dan beliau sendiri memakai pakaian yang paling bagus untuk menunaikan shalat. Saat ditanya tentang penampilannya itu, Imam Hasan menjawab, “Allah adalah indah dan mencintai keindahan. Untuk itu aku memperindah penampilan di sisi Allah, Dia telah memerintahkan untuk memakai pakailah yang indah setiap memasuki masjid.”
Imam Hasan juga dikenal sebagai sosok yang penyabar, terutama pada masa memimpin dan membimbing umat. Dengan kesabaran ini pula, Imam Hasan berhasil menggagalkan konpsirasi-konspirasi rezim penguasa waktu itu. Pada dasarnya, penandatanganan perjanjian damai dengan Muawiyah merupakan cara lain dari perang melawan kezaliman yang diadopsi oleh pemuda surga itu.
Para sejarawan menulis, “Suatu hari Imam Hasan berjalan di tengah keramaian, tiba-tiba beliau berpapasan dengan orang asing yang berasal dari Syam. Pendatang itu ternyata seorang yang sangat membenci Ahlul Bait Nabi. Mulailah ia mencaci maki Imam Hasan. Beliau tertunduk diam tidak menjawab sepatah kata pun terhadap cacian itu, hingga orang tersebut menuntaskan hinaannya.”
Setelah itu Imam Hasan membalasnya dengan senyuman, lantas mengucapkan salam kepadanya sembari berkata, "Wahai kakek, aku kira engkau seorang yang asing. Bila engkau meminta pada kami, kami akan memberimu. Bila engkau meminta petunjuk, aku akan tunjukkan. Bila engkau lapar, aku akan mengenyangkanmu. Bila engkau tidak memiliki pakaian, aku akan berikan pakaian. Bila engkau butuh kekayaan, aku akan berikan harta. Bila engkau orang yang terusir, aku akan mengembalikanmu. Dan bila engkau memiliki hajat yang lain, aku akan penuhi kebutuhanmu."
Mendengar jawaban itu, kakek tersebut terperanjat dan terkejut, betapa selama ini ia keliru menilai keluarga Nabi Saw. Sejak saat itu, ia sadar kalau Muawiyah telah menipu dirinya dan masyarakat. Bahkan Muawiyah menyebarkan fitnah tentang ihwal Ali bin Abi Thalib as dan keluarganya.
Terkesima oleh jawaban Imam Hasan, kakek itu pun menangis dan berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau adalah khalifah Allah di muka bumi ini, dan sesungguhnya Allah Maha Tahu kepada siapa risalah-Nya ini hendak diberikan. Sungguh sebelum ini engkau dan ayahmu adalah sosok yang paling aku benci dari sekalian makhluk Tuhan. Namun kini engkau adalah pribadi yang paling aku cintai dari segenap makhluk-Nya." Lelaki tua itu akhirnya diajak oleh Imam Hasan ke rumahnya dan beliau menjamunya sebagai tamu kehormatan hingga ia pamit untuk pulang.
Berikut ini kami kutip dua perkataan hikmah dari Imam Hasan as;
"Memberi sebelum diminta adalah kebesaran jiwa yang teragung."
“Kedudukan utama di sisi Allah adalah milik orang yang paling mengerti dengan hak-hak masyarakat dari semua orang lain dan dalam menunaikan hak-hak tersebut, ia berbuat lebih banyak dari yang lain. Dan barang siapa yang bersikap rendah hati di hadapan saudaranya seiman, Allah akan menempatkannya sebagai Shiddiqin dan Syiah Ali as.”
Keutamaan Lailatul Qadr
Malam Qadr menurut keyakinan Syiah, kemungkinan berada pada malam 19, 21 atau 23 bulan Ramadhan. Al-Qur'an mengisyaratkan tentang Lailatul Qadr dalam dua surah yaitu surah al-Qadr dan Al-Dukhan.
Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, Lailatul Qadr tidak hanya khusus terjadi pada zaman Nabi Muhammad saw saja, melainkan berkelanjutan dan suatu malam yang secara berketerusan berulang pada setiap tahunnya. Kaum Syiah, berdasarkan riwayat-riwayat yang ada menggunakan Lailatul Qadr ini sebagai sarana untuk menetapkan hujjah Allah swt di bumi karena para malaikat akan turun atas pengganti Nabi Muhammad saw yang memiliki ciri-ciri kekhususan seperti: maksum -akan tetap ada hingga hari kiamat.
Qadr adalah sebuah kata dari bahasa Arab yang memiliki ukuran dan takaran setiap sesuatu. Sedangkan secara teknis, Qadr adalah tipologi eksistensial dan ontologikal, bagaimana penciptaannya dan dengan istilah lain ukuran dan takaran eksistensial segala sesuatu.
Terkait dengan mengapa malam ini disebut sebagai malam Qadr terdapat beberapa sisi. Berdasarkan satu sisi, pada malam ini akan ditentukan takaran dan ukuran para hamba tentang hal-hal yang akan terjadi selama setahun, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Dukhan ayat 4, "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah".
Berdasarkan berbagai riwayat, pada malam Qadr takdir, rizki dan ajal manusia selama satu tahun ke depan akan ditetapkan. Berdasarkan sebagian riwayat yang lainnya sebab penamaan malam ini dengan malam Qadr adalah kemuliaan dan ketinggian malam ini karena Al-Qur'an yang begitu tinggi nilainya turun atas hati Nabi pada malam ini.
Lailatul Qadr adalah salah satu malam-malam dalam satu tahun yang memiliki kesucian khusus. Berdasarkan riwayat-riwayat Islami, pada malam ini, Allah swt akan menetapkan setiap tahunnya akan tadir manusia selama satu tahun ke depan. Terjadinya sebagian peristiwa-peristiwa pada malam ini menambah pentingnya malam Qadar ini seperti Al-Qur'an turun secara utuh ke atas hati Nabi, Imam Ali as pada malam ini menemui kesyahidannya, dengan adanya kejadian ini menurut keyakinan pengikut Syiah malam Qadr semakin penting.
Pada malam Qadr, pengikut Syiah mengerjakan amalan-amalan mustahab seperti dzikir, membaca Al-Qur'an dan juga mengadakan majelis duka bagi Imam Ali bin Abi Thalib. Para mufassir Al-Qur'an berdasarkan sisi lahir Al-Qur'an berkeyakinan bahwa malam Qadar akan terjadi pada setiap tahun dan maksudnya adalah malam turunnya al-Quran dan tidak hanya terjadi pada masa Nabi saja. Kenyataan ini didukung oleh adanya riwayat-riwayat yang sampai pada derajat mutawatir.
Berdasarkan sebagian riwayat, malam Qadr merupakan karunia Tuhan kepada umat Islam, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis, "Allah swt memberikan malam Qadr kepada umatku dan tidak ada seorang pun dari umat-umat sebelumnya yang mendapatkan karunia ini.
Berdasarkan riwayat Syiah, Lailatul Qadr berada pada salah satu malam 19, 21 atau 23 bulan Ramadhan. Namun kemungkinan besarnya terjadi pada malam ke-23. Ibnu Babuwaih Shaduqi mengatakan, pendapat para pembesar kami tentang Lailatul Qadr, semua berkata bahwa terjadi pada malam ke-23. Berdasarkan sebuah riwayat dari Imam Shadiq as Malam Qadr akan ada hingga hari kiamat dan terjadi pada malam ke-23. Berdasarkan riwayat yang lain, takdir terjadi pada malam ke -23 dan ibram (penegasan akan hal-hal yang telah ditakdirkan) pada malam ke-21 dan penandatangannya pada malam ke-23.
Ahlusunnah dengan berdasarkan terhadap hadis Nabawi berpandangan bahwa salah satu malam dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan berdasarkan hadis kitab Al-Sihah al-Sitah biasanya pada malam ke 27 dinilai sebagai Lailatul Qadr dan pada malam itu mereka berdoa dan tetap terjaga hingga Subuh untuk beribadah.
Sebagian Ahlusunnah berpandangan bahwa selama Nabi Muhammad Saw hidup, Lailatul Qadr terjadi setahun sekali, namun setelah Nabi wafat, tidak ada lagi Lailatul Qadr. Menurut sebagian yang lain, Lailatul Qadr kapan saja bisa terjadi sepanjang setahun dan malam-malam itu tidak ditentukan. Pada tahun Bi’tsah, Lailatul Qadr terjadi pada bulan Ramadhan, namun pada tahun-tahun yang lainnya mungkin saja terjadi pada bulan-bulan lainnya.
Allah SWT membuat malam Lailatul Qadr menjadi malam yang sangat baik untuk ibadah daripada seribu bulan. Malam Lailatul Qadr juga berfungsi sebagai pendorong umat Islam agar memperbanyak ibadah di Ramadhan sehingga umat Islam bermunajat, bermuhasabah, bertafakur dan meningkatkan ibadahnya untuk mendapatkan malam lailatul qadar.
Berdoa, munajat, bertaubat dan amalan ibadah lainnya di malam penuh berkah ini sangat dianjurkan. Tadarus al-Quran di malam ini juga memiliki nilai tersendiri. Umat Islam di malam ini sangat dianjurkan untuk tidak tidur dan memanfaatkannya untuk beribadah sepanjang malam. Dan sampai saat ini tradisi umat Islam di seluruh dunia menunjukkan bahwa mereka memiliki perhatian istimewa terhadap malam Lailatul Qadr.
Lailatul Qadr adalam sebuah kesempatan emas untuk memulai dari awal dan kembali kepada Tuhan. Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran terkait hal ini mengatakan, “Bulan suci Ramadhan dengan puasanya, zikir, doa dan puji-pujian kepada Tuhan, bacaan al-Quran serta dengan berbagai perbuatan baik lainnya membuat hati-hati bercahaya. Karat-karat di hati manusia terkelupas. Sejatinya dengan malam lailatul qadar, manusia mukmin yang berpuasa memulai tahun barunya. Di malam Qadr, takdirnya ditentukan oleh para pencatat Ilahi. Manusia memasuki tahun baru, tahap baru dan sejatinya mereka mengalami kehidupan baru dan dilahirkan kembali.”
Sejak tibanya malam hingga terbitnya fajar, pintu-pintu rahmat Ilahi terbuka lebar bagi para hamba dan para penyeru meneriakkan panggilannya kepada para hamba supaya memafaatkan keutamaan Ilahi ini. Shalat tahajud dan beribadah sepanjang malam sangat bermanfaat dan menjadi sarana yang tepat meraih makrifat.
Di dalam al-Quran, disebutkan tentang menghidupkan malam dengan berbagai ungkapan. Allah Swt di surat al-Isra’ ayat 79 berfirman yang artinya, “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” Wajar jika malam lailatul qadar adalah malam istimewa di antara malam-malam sepanjang tahun. Oleh karena itu, malam ini harus dimanfaatkan untuk bertafakkur, membaca ayat-ayat suci al-Quran, berdoa dan munjat serta meraih kesempurnaan spiritual.
Terkait karakteristik malam Lailatul Qadr, al-Quran berfirman, سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Kata salamun mengisyaratkan anugerah dan inayah Ilahi bahwa di malam ini rahmat Allah Swt mencakup seluruh hamba-Nya yang tunduk kepada-Nya. Menurut sejumlah pakar tafsir, di malam lailatul qadar, para malaikat mengucapkan salam kepada hamba-hamba mukmin yang tengah tekun beribadah.
Berbagai amalan sangat dianjurkan di malam lailatul qadar. Mayoritas amalan ini dijelaskan di hadis Qudsi ketika suatu hari Nabi Musa as tengah bermunajat kepada Allah Swt dan mengatakan, Wahai Tuhanku! Aku ingin dekat dengan-Mu. Allah menjawab, orang-orang yang dekat dengan-Ku adalah mereka yang mendapat Lailatul Qadr. Nabi Musa kemudian berkata, Wahai Tuhanku! Aku mengharap rahmat-Mu. Allah menjawab, rahmat-Ku bagi mereka yang mengasihi orang miskin di malam Lailatul Qadr.
Musa kembali berkata, Wahai Tuhanku! Aku meminta ijin untuk melewati jembatan shiratal mustaqim. Allah menjawab, ijin tersebut bagi mereka yang bersedekah di malam lailatul qadar. Musa berkata, Wahai Tuhanku! Aku ingin buah-buahan surgawi. Allah menjawab, buah-buahan tersebut bagi mereka yang melantunkan subhanallah di malam Lailatul Qadr. Musa menambahkan, Ya Allah! Aku menginginkan keridhaan-Mu. Allah menjawab, kerelaan-Ku bagi mereka yang menunaikan shalat dua rakaat di malam Lailatul Qadr.
Kini malam Lailatul Qadr tengah mendatangi kita, malam yang lebih utama dari seribu bulan, malam ketika penghuni langit menjadi tamu di bumi. Siapa saja yang mendapat malam penuh berkah ini, maka kegelapan akan sirna dari jiwanya. Hargailah malam ini dan manfaatkan dengan ibadah. Rasulullah Saw bersabda, barang siapa yang mendapat malam Lailatul Qadr maka dosa-dosanya diampuni, bahkan jika dosanya sebanyak bintang di langit atau seberat batu-batu gunung.
COVID-48, Virus Israel !
Virus adalah penyebab munculnya penyakit yang berukuran kecil dan memerlukan media untuk mereproduksi diri. Media tersebut dapat berupa sel hidup tubuh atau makhluk hidup, bahkan sebuah peradaban yang hidup. Ya mungkin saja sebuah peradaban.
Di akhir abad-19 para ilmuwan berusaha mengungkap sebuah penyakit khusus, dan menemukan virus penyebab penyakit tersebut. Pada tahun yang sama, bersamaan dengan upaya para ilmuwan untuk mempelajari virus-virus, sebuah virus dan epidemi berbahaya sedang menyebar dan tidak ada seorang pun yang berhasil mengetahuinya sehingga perlahan-lahan ia menyebar, dan pada tahun 1948 diakui secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB, virus ini adalah COVID-48.
Virus COVID-19 yang baru saja ditemukan, untuk sekian lama telah menciptakan ketakutan yang luar biasa di seluruh penjuru dunia, menciptakan angka kematian tinggi yang tak pernah terjadi sebelumnya, mencabik-cabik perasaan masyarakat dunia, serta melumpuhkan aktivitas kehidupan seluruh manusia. Karantina total, kematian massal, tekanan ekonomi dan psikologis di luar batas, semuanya telah melahirkan sebuah monster mengerikan akibat epidemi ini, ia bahkan mampu menundukkan sebagian politisi besar dunia.
Sungguh aneh, virus Corona telah melumpuhkan dunia padahal dibandingkan dengan COVID-48 atau dengan istilah yang lebih baik, Virus Israel, ia jauh lebih ringan dan lebih terbatas. Publik dunia merasa sangat sedih menyaksikan anak-anak yang tersandera di rumah, dan tidak bisa bermain, rumah sakit berubah menjadi tempat suci dan para perawat menjadi super pahlawan dunia.
Akan tetapi dunia, lebih dari 70 tahun, menutup mata atas Virus Israel dan penindasan yang meninmpa peradaban dan anak-anak, peradaban yang rumah sakit-rumah sakitnya hancur akibat bom, dan anak-anaknya tumbuh tersandera selama bertahun-tahun di rumah karena takut dibombardir, itu pun jika, dan hanya jika selamat.
Jika virus Corona tidak menciptakan pembatasan lalu lalang di kota untuk beberapa hari, maka COVID-48 selama bertahun-tahun telah merebut kehidupan rakyat tertindas Palestina dan merampas hak hidup mereka. Kecurigaan tentang virus Corona bahwa ia merupakan produk laboratorium, dimuat luas di media massa dunia, sementara COVID-48 sudah terbukti merupakan produk laboratorium yang mana, dan mendapat dukungan negara mana.
Para ilmuwan berkesimpulan bahwa metode pengobatan terbaik untuk menyembuhkan penyakit yang ditimbulkan virus Corona adalah meningkatkan imun tubuh. Virus Corona bisa dikalahkan karena masyarakat menganggapnya serius, dan dalam menghadapinya, mereka memperkuat diri, dan dengan solidaritas serta persatuan yang dibangun, mereka saling membantu sehingga bisa melewati wabah COVID-19. Hal itu pula yang kita perlukan untuk mengalahkan COVID-48 yaitu Virus Israel, yaitu cukuplah negara-negara dunia yang menuntut kebebasan, menunjukkan solidaritas satu sama lain, dan saling membantu membersihkan dunia dari virus ini untuk selamanya
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, rezim Zionis adalah sebuah rezim yang sejak awal kelahirannya yang haram, meletakkan fondasi pada kekerasan nyata serta tangan besi, mengumumkannya di mana-mana dan mereka bangga dengan itu, kebijakannya tidak lain adalah ini, tidak ada cara untuk mengobatinya, kecuali musnahnya rezim Zionis. Pemerintahan di wilayah ini harus ditentukan oleh referendum dan ditentukan oleh rakyat. Maksud dari musnahnya rezim Zionis adalah ini, seperti inilah caranya.
Muqawama, Jalan Tunggal Membebaskan Al-Quds
Salam buat al-Quds yang suci, Baitul Maqdis dan Masjid al-Aqsa, yang merupakan tempat pertemuan para nabi ilahi.
Damai atas Palestina, tanah air kesakitan dan penindasan, damai atas al-Quds yang Suci, atas Baitul Maqdis dan Masjid al-Aqsa, yang merupakan tempat pertemuan para nabi ilahi. Salam untuk perlawanan, daya tahan dan keberanian. Salam untuk air mata ibu dan orang muda yang berduka. Salam kepada pemuda bersemangat yang berdiri di depan tentara Zionis bersenjata lengkap, dengan potongan batu, untuk menunjukkan bahwa Palestina, seperti ketegaran tubuh mudanya, berdiri dan membela hak alaminya.
Selama lebih dari tujuh dekade, Palestina berada di bawah cengkeraman orang-orang yang paling menindas dan berada dalam kondisi kehidupan yang paling sulit. Luka-luka Palestina yang tak terhitung jumlahnya disembuhkan dengan dukungan universal, terutama dukungan negara-negara Muslim untuk perlawanan Palestina. Resistensi yang mengesankan yang telah berulang selama bertahun-tahun di tanah zaitun dan setiap hari.
Sekarang rezim Zionis lebih lebih dibenci daripada sebelumnya dan sedang bergerak menuju kejatuhan terakhir, dan itu adalah janji Allah bahwa perlawanan pasti akan menang dan yang tertindas akan mengalahkan yang sombong. Allah Swt berfirman, "Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)." (QS. Al-Qashash: 5)
Hari ini adalah hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan. Imam Khomeini ra, pada 13 Ramadhan 1399 HQ dalam sebuah pesan yang ditujukan kepada umat Islam Iran dan dunia, menyebut Jumat terakhir Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia dan menyerukan umat Islam dunia dan pemerintah Islam bergabung untuk memotong tangan rezim Zionis Israel dan para pendukungnya. Imam Khomeini menyebut hari itu sebagai hari dukungan global untuk al-Quds, ketika Presiden Mesir Anwar Sadat mengosongkan pijakan kaki Palestina dengan Perjanjian Camp David dan berdamai dengan Zionis Israel, sementara negara-negara Arab, dengan persahabatan mereka dengan Israel, meninggalkan Palestina sendirian dalam penindasan yang mendalam.
Dengan menyebut Hari Quds, Imam berpendapat bahwa semua pemerintah dan negara bebas harus secara terbuka mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan melawan kejahatan Israel. Untuk itulah, Hari Quds Sedunia merupakan wujud solidaritas bangsa-bangsa merdeka melawan Zionisme global. Imam Khomeini dalam pesan bersejarahnya mengatakan, "Saya menyerukan kepada seluruh umat Islam di seluruh dunia untuk memilih hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan, yang merupakan hari-hari Qadr dan yang dapat menentukan nasib rakyat Palestina, sebagai Hari Quds Sedunia, dan mendeklarasikan solidaritas internasional dalam mendukung hak-hak hukum umat Islam Palestina dalam acaranya."
Sejak awal kemenangannya, Revolusi Islam Iran mendukung orang-orang yang tertindas dan menderita di dunia, dan menganggap ini bukan tugas manusia tetapi kewajiban agama. Di tahun-tahun awal kemenangan Revolusi Islam itulah Imam Khomeini memperkenalkan isu Palestina sebagai isu pertama dunia Islam dan berulang kali menggambarkan rezim Zionis sebagai "tumor kanker" yang harus disingkirkan karena menimbulkan bahaya yang luas.
Seolah-olah Imam Khomeini berkomitmen untuk berulang kali mengingatkan masalah keseriusan kebijakan ekspansionis Israel terhadap tanah Arab dan Islam dan untuk menyadarkan semua orang, terutama para pejabat negara-negara Arab, bahwa tujuan akhir dari rezim Zionis adalah politik dari Sungai Nil ke Efrat dan kehancuran Islam dan tanah Islam. Ayatullah Khamenei juga menganggap mendukung perjuangan Palestina sebagai salah satu prioritas utama Revolusi Islam, dan dia telah berulang kali menyebut Israel sebagai tumor kanker dalam pidatonya. Alasan penamaan oleh para pemimpin Republik Islam ini terkait dengan sifat Zionisme global. Sebagaimana tumor kanker secara bertahap menyebar ke seluruh tubuh dan terus berfungsi hingga korban meninggal.
Di tanah Palestina, rezim ini pertama-tama memperoleh 5% dari tanah dan perlahan-lahan dengan licik, dan menggunakan dukungan Inggris dan Amerika Serikat untuk menduduki tanah ini. Sekaran, mereka bahkan tidak akan berhenti sampai Palestina sepenuhnya berhasil diduduki. Penghancuran rumah, pengusiran orang Palestina dari tanah air mereka, pemukiman skala besar, pembunuhan dan pemenjaraan pemuda Palestina yang bersemangat dan tangguh, genosida orang Palestina, pengepungan ekonomi yang parah, terutama di Gaza, dan ketidakamanan yang meluas di antara perilaku buruk Zionis, agar membuat mereka bertekuk lutut, tetapi perlawanan Palestina di Tanah Zaitun terus berlanjut.
Sejarah petualangan Palestina enak didengar, dan al-Quds secara historis adalah salah satu kota tertua di dunia Islam. Berusia lebih dari 45 abad dan suci bagi ketiga agama Ibrahim, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Karena itu adalah tempat munculnya banyak nabi dari agama-agama ini dan kiblat awal umat Islam. Masjid al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam di al-quds dan di tanah Palestina, di mana banyak nabi hadir, dan tempat naiknya Nabi Suci Muhammad Saw ke langit.
Al-Quds, kiblat Muslim pertama, kembali menjalani bulan Ramadhan, di mana masih tetap menjadi tempat pendudukan penjahat Zionis Israel. Meski pawai Hari Quds Seduni tahun ini tidak semegah tahun lalu karena pembatasan Corona, namun isu terkait Palestina masih layak diberitakan pada hari ini. Ketidakpedulian yang berlebihan dari para pemimpin Arab dan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis yang membunuh anak-anak adalah di antara penderitaan dunia Islam baru-baru ini.
Para penguasa Arab sekarang bergerak untuk mendukung mereka yang tertindas dan melawan penindasan, bertentangan dengan ajaran Islam dan perintah al-Quran. Mereka secara terbuka tunduk pada Zionis dan menyerah pada penghancuran perjuangan Palestina serta pencabutan tanah ini dari sejarah, geografi dan ingatan umat manusia. Salah satu masalah bencana adalah bahwa negara-negara Arab memenuhi permintaan Trump tahun lalu dan sangat mengurangi bantuan keuangan untuk Palestina. Dengan perilaku jahat ini, mereka berusaha menghancurkan rakyat Palestina dengan penderitaan kelaparan.
Tahun lalu, Menteri Keuangan Palestina Shukri Bishara mengumumkan bahwa bantuan Arab ke Palestina telah turun 81,6 persen. Menurut televisi al-Alam, "Negara-negara Arab hanya menyumbang 38 juta seratus ribu dolar untuk Palestina dari Januari hingga Agustus 2020, sedangkan angka ini 198 juta dan 330 ribu dolar pada periode yang sama tahun 2019. Arab Saudi dalam delapan bulan pertama tahun 2020, hanya $ 30,8 juta yang disumbangkan ke Palestina, dibandingkan dengan $ 130 juta pada periode yang sama pada tahun 2019."
Saat ini, semua raja dan pangeran Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain terlibat dalam kejahatan membuat rakyat Palestina kelaparan.
Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Keamanan, dan organisasi perlindungan anak internasional sejauh ini tidak menunjukkan peran dalam meringankan penderitaan rakyat Palestina. Baik pengusiran pria dan wanita Palestina dari tanah mereka, maupun pembunuhan anak-anak Palestina, Yaman dan Muslim, tampaknya tidak menjadi bagian dari kewajiban manusia dan hukum, dan mereka puas dengan keheningan yang mematikan. Dalam lebih dari tujuh puluh tahun sejak pendudukan Palestina, hanya dalam beberapa kasus deklarasi dan resolusi terhadap aktivitas rezim pendudukan Israel telah diadopsi oleh Dewan Keamanan atau Majelis Umum PBB, yang, dalam praktiknya, telah dibatalkan oleh Zionis dan selalu menghindar dari melakukan keputusan ini dengan memanfaatkan dukungan AS dan kekuatan dunia lainnya. Sementara itu, Amerika Serikat berulang kali memveto rancangan resolusi tentang perilaku Zionis terhadap rakyat Palestina.
Sementara Ayatullah Khamenei menganggap satu-satunya solusi untuk Palestina adalah perlawanan, seperti halnya al-Quran, dalam janji-janji sebenarnya, telah menyatakan kemenangan sebagai hasil dari berdiri di jalan kebenaran. Pemimpin Besar Revolusi Islam percaya bahwa setelah kemenangan Revolusi Islam dan munculnya Front Perlawanan dan perubahan perimbangan kekuatan yang berpihak pada para pejuang, babak baru dalam perjuangan untuk Palestina terbuka. Berbicara kepada bangsa militan Palestina, Ayatullah Khamenei berkata, "Nasihat utamanya adalah melanjutkan perjuangan dan memperluas bidang jihad di seluruh tanah Palestina."



























