کمالوندی
Palestina dalam Perspektif Rahbar
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatullah Sayid Ali Khamenei menganggap masalah Palestina sebagai masalah pertama umat Islam.
Beliau di hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan tahun 2021 dalam tayangan televisi mengatakan, “Masalah Palestina tetap merupakan masalah bersama umat Islam yang paling penting dan paling hidup.”
Sejak Imam Khomeini, Pendiri Republik Islam Iran mengumumkan hari Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia dengan maksud untuk mendukung rakyat tertindas Palestina, dan menunjukkan penentangan tegas atas agresi serta kejahatan rezim Zionis Israel, babak baru perjuangan di Palestina terbuka, dan Hari Quds menjadi sebuah hari internasional bagi seluruh umat Islam, dan menjadi faktor solidaritas Muslim dunia dalam mendukung hak legal rakyat tertindas Palestina. Sekarang setelah berlalu sekian puluh tahun, cakupan solidaritas dan dukungan terhadap Palestina telah melampuai batas Dunia Islam.
Di Iran, masalah Palestina selalu menjadi masalah strategis bagi pemerintahan Republik Islam. Ayatullah Khamanei mengatakan, “Masalah Palestina tetap merupakan masalah bersama umat Islam yang paling penting dan paling hidup. Kebijakan sistem kapitalisme global penindas dan haus darah, telah memutus tangan sebuah bangsa dari rumah-rumah mereka, dari tanah air ayah dan kakek mereka, dan menempatkan rezim teroris dan penduduk asing di sana.”
Ayatullah Khamenei dengan pertanyaan “Apa yang lebih lemah dan lebih tidak berdasar daripada logika rapuh pendirian rezim Zionis ?”, menyadarkan kita bahwa orang-orang Eropa berdasarkan klaim mereka sendiri telah menindas kaum Yahudi selama Perang Dunia ke-II, tapi mereka justru menuntutkan balas kaum Yahudi dari orang Muslim dengan cara mengusir sebuah bangsa di Asia Barat dan melakukan pembunuhan sadis di negara itu.
Rahbar menjelaskan, “Inilah logika yang dijadikan sandaran oleh negara-negara Barat, memberikan dukungan berlebihan dan membabi buta terhadap rezim Zionis, dan dengan cara ini mereka melanggar semua klaim dustanya terkait hak asasi manusia dan demokrasi. Peristiwa menggelikan dan menyedihkan ini terus berlangsung selama lebih dari 70 tahun, dan sesekali, lembaran baru ditambahkan kepadanya.”
Dalam pandangan Ayatullah Khamenei, orang-orang Zionis sejak hari pertama telah menjadikan “Palestina yang terampas” sebagai “pangkalan teroris”. Oleh karena itu beliau menegaskan, “Israel bukanlah sebuah negara, tapi sebuah pangkalan teroris yang menyerang bangsa Palestina dan bangsa-bangsa Muslim lain. Perlawanan terhadap rezim haus darah ini adalah perlawanan atas penindasan dan perlawanan atas terorisme, dan ini merupakan kewajiban kita semua.”
Rahbar menilai pendudukan Palestina merupakan target yang sudah dirancang bertahun-tahun sebelum pendirian rezim Zionis, dan merupakan campur tangan aktif Barat di negara-negara Muslim untuk menancapkan paham sekularisme dan nasionalisme ekstrem, dan menaikkan penguasa-penguasa tiran dan bergantung, atau boneka Barat.
Ayatullah Khamenei percaya bahwa pendudukan rezim Zionis atas bagian tubuh umat Islam ini (Palestina) menjadi sumber banyak kelemahan dan kesulitan di Dunia Islam, dan kelemahan serta perpecahan di tubuh umat Islam ini yang melatari bencana pendudukan Palestina. Inggris yang mendesain dan mengawal konspirasi utama, para pemilik tanah Zionis menjalankannya dengan uang dan senjata, dan Uni Soviet merupakan negara pertama yang mengakui secara resmi pendirian negara ilegal dan mengerahkan sejumlah banyak Yahudi ke sana.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, “Sekarang kondisi dunia tidak seperti hari itu, kita harus selalu mempertimbangkan realitas ini. Hari ini perimbangan kekuatan sudah berubah dan menguntungkan Dunia Islam. Berbagai peristiwa politik dan sosial di Eropa dan Amerika Serikat, telah melucuti kelemahan dan kekacauan mendalam, pada struktur, manajemen dan moral negara-negara Barat, dan menunjukkannya kepada masyarakat dunia. Pemilu di AS dan ujian yang mengungkap kebobrokan para pejabatnya yang penuh klaim dan sombong itu, juga kegagalan menghadapi pandemi Corona dalam setahun di AS dan Eropa, serta peristiwa-peristiwa memalukan seputar masalah tersebut, serta kekacauan politik, dan sosial terbaru di sejumlah negara besar Eropa, semua menjadi tanda penurunan dan keruntuhan kamp militer Barat.”
Rahbar menilai kemajuan pasukan perlawanan di wilayah-wilayah Muslim yang paling sensitif, peningkatan kemampuan pertahanan dan serangan mereka, peningkatan kesadaran diri, motivasi dan harapan di tengah bangsa-bangsa Muslim, peningkatan kecenderungan pada syiar-syiar Islam dan Al Quran, pertumbuhan ilmu pengetahuan, peningkatan tuntutan kemerdekaan, dan kecenderungan bangsa-bangsa untuk bersandar pada diri sendiri, adalah tanda-tanda penuh berkah akan datangnya masa depan yang lebih baik.
Tanah Palestina adalah wilayah yang menghubungan peradaban-peradaban. Palestina dan Baitul Maqdis adalah tanah para nabi, tempat lahir dan awal penyebaran agama-agama Ilahi, serta kiblat pertama umat Islam yang selalu menjadi pusat perhatian, dan penghormatan para pengikut agama, dan bangsa-bangsa besar dunia. Dari sudut pandang Rahbar, untuk membebaskan pusat suci ini, semua negara Muslim harus bersinergi, semuanya harus memiliki satu tujuan asasi yang tampak tidak begitu jauh untuk diraih.
Rahbar menerangkan, “Sinergitas umat Islam dengan poros Al Quds, adalah mimpi buruk bagi Zionis, dan para pendukungnya seperti AS dan Eropa. Proyek gagal ‘Kesepakatan Abraham’, disusul upaya normalisasi hubungan beberapa negara Arab yang lemah dengan rezim perampok, adalah upaya-upaya putus asa untuk lari dari mimpi buruk tersebut. Saya katakan dengan tegas, upaya-upaya ini tidak akan berhasil, kemerosotan dan proses keruntuhan rezim Zionis sudah dimulai, dan tidak akan pernah berhenti.”
Ayatullah Khamenei menilai berlanjutnya perlawanan di dalam wilayah pendudukan dan penguatan garis jihad dan kesyahidan, juga dukungan negara dan bangsa-bangsa Muslim dunia terhadap pejuang Palestina, merupakan dua faktor determinan yang menentukan masa depan cerah Palestina. Rahbar meminta seluruh politisi, intelektual, ulama, partai politik, dan kelompok masyarakat yang menemukan posisinya dalam gerakan global ini, untuk turut memainkan peran.
Ayatullah Khamenei menyampaikan akhir pidatonya dalam bahasa Arab, yang ditujukan kepada para pemuda Palestina. Rahbar mengatakan, dapat dipastikan untuk menghadapi musuh biadab, tidak ada cara lain selain menggunakan kekuatan, dan di antara pemuda Palestina, peluang kekuatan itu ada.
Ayatullah Khamenei setelah menyampaikan salam kepada rakyat dan pemuda pemberani Palestina, serta tokoh-tokoh terkemuka yang kesyahidan mereka memberikan pengaruh besar dalam gerakan perlawanan menuturkan, “Perjuangan rakyat Palestina dan darah suci para syuhada perlawanan, berhasil mengibarkan bendera yang diberkati ini, dan melipatgandakan beratus-ratus kali kekuatan internal jihad Palestina, pemuda Palestina suatu kali membela diri mereka dengan melemparkan batu, namun hari ini dengan meluncurkan rudal presisi ke arah musuh.”
Rahbar mengingatkan, meski puluhan tahun sudah tanah suci Palestina dan Al Quds berada di bawah pendudukan manusia-manusia paling kotor dan paling keji, dan selama lebih dari 70 tahun mereka membunuhi pemilk tanah ini, merampok, memenjarakan dan menyiksanya, namun tetap tidak berhasil menaklukkan tekad rakyat Palestina.
Ia menjelaskan, “Palestina hidup dan jihad terus berlanjut, dengan bantuan Allah Swt pada akhirnya Palestina akan mengalahkan musuh bengis. Al Quds yang mulia dan seluruh wilayah Palestina adalah milik rakyatnya, dan akan kembali kepada mereka, Insyaallah, ‘dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah’ (QS Ibrahim ayat 20).”
Dalam hal ini Ayatullah Khamenei menyebut persatuan sebagai senjata terbesar rakyat Palestina. Ia menuturkan, “Rakyat Palestina baik di Gaza, Al Quds maupun Tepi Barat, di wilayah pendudukan tahun 1948, bahkan di kamp-kamp pengungsian, harus menciptakan persatuan, dan harus menggunakan strategi sinergitas. Setiap bagian harus melindungi bagian-bagian yang lain, dan menggunakan sarana yang dimilki saat mereka ditekan.”
Ayatullah Khamenei menegaskan, “Harapan untuk menang hari ini lebih besar dari sebelumnya. Perimbangan kekuatan sudah berubah lebih menguntungkan rakyat Palestina, Zionis semakin lemah dari tahun ke tahun, pasukannya yang diklaim sebagai ‘militer yang tak pernah kalah’ hari ini, setelah kalah dalam Perang 33 Hari di Lebanon, dan dalam Perang 22 Hari serta 8 Hari di Gaza, berubah menjadi ‘militer yang tak akan pernah menyaksikan kemenangan’. Situasi politiknya yang terpaksa menggelar empat pemilu dalam dua tahun, dan kondisi keamanannya yang terus menerus mengalami kekalahan, serta animo warga Yahudi untuk melakukan ‘migrasi terbalik’, menjadi cela bagi rezim banyak omong ini. Upaya terus menerus yang dibantu AS untuk menormalisasi hubungan dengan beberapa negara Arab merupakan indikasi lain dari kelemahan rezim Israel, dan ini pun tidak akan membantunya.”
Pada saat yang sama front perlawananan mengalami peningkatan. Rahbar menjelaskan, “Di saat rezim Zionis mengalami kemerosotan, front perlawanan Palestina mengalami peningkatan kemampuan, dan ini merupakan kabar baik tentang masa depan yang cerah. Peningkatan kekuatan pertahanan dan militer, kemandirian dalam pembuatan senjata efektif, percaya diri para pejuang, kesadaran yang terus bertambah di antara para pemuda, perluasan lingkaran perlawanan hingga ke seluruh wilayah negara Palestina dan ke luar batas wilayahnya, kebangkitan terbaru para pemuda dalam membela Masjid Al Aqsa, dan tersampaikannya pesan perlawanan dan ketertindasan bangsa Palestina kepada masyarakat internasional di banyak wilayah dunia.”
Rahbar menambahkan, “Para pejuang Palestina bisa mengusulkan sebuah referendum bagi seluruh penduduk asli Palestina. Referendum ini akan menentukan sistem politik negara, dan semua penduduk asli Palestina dari berbagai suku dan agama termasuk para pengungsi akan dilibatkan di dalamnya. Sistem politik ini akan mengembalikan para pengungsi ke Palestina, dan akan menentukan nasib warga asing yang menduduki wilayah Palestina. Para pejuang Palestina harus melanjutkan perlawanan legal dan moralnya terhadap rezim penjajah sekuat tenaga sampai tuntutan ini diterima.”
Ayatullah Khamenei mengakhiri pidatonya dengan sebuah kalimat, “Dengan Nama Allah, bergeraklah maju, dan ketahuilah bahwa ‘Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya’ (QS Al Hajj ayat 40).”
Idul Fitri, Hari Menuai Pahala Ilahi (2)
Berbahagialah mereka yang bersedia melanjutkan penghambaan di samping kegembiraan hari Ied. Seperti orang-orang yang meraih ketakwaan di bulan Ramadhan dan menjaga hati serta kesuciannya. Mereka memandang Idul Fitri bukan akhir sebuah jalan tapi awal perubahan mendalam di jiwa serta melanjutkan kedekatannya dengan Tuhan seperti di hari-hari bulan suci Ramadhan.
Idul Fitri adalah hari kembali ke fitrah dan spiritual. Manusia selama satu bulan penuh menjalin hubungan dengan Tuhan melalui puasa zikir, doa dan munajat atau membaca al-Quran. Mereka mencegah mulut-mulutnya berbicara hal-hal yang menimbulkan dosa dan menahan makan serta minum sehingga hati mereka siap menerima cahaya ilahi.
Orang mukmin di hari Idul Fitri menerima pahala ilahi. Sungguh menggembirakan setelah satu bulan beribadah dan penghambaan, kita merasakan kelezatan ampunan ilahi. Orang mukmin di hari Ied seperti kupu-kupu yang terbebas dari belenggu kegelapan dan terbang ke acara cahaya terang, terbang dari keburukan ke arah kebaikan serta hati-hati mereka dipenuhi kerinduan dan kegembiraan.
Imam Ali as berkata, "Wahai hamba Allah ! Ketahuilah bahwa paling sedikit yang diperoleh oleh pria dan wanita yang berpuasa adalah malaikat di akhir bulan suci ini memanggil mereka, wahai hamba Tuhan ! Kabar gembira bagi kalian bahwa Allah Swt mengampuni seluruh dosa-dosa kalian, oleh karena itu, pikirkanlah apa langkah kalian selanjutnya."
Hari Raya Idul Fitri
Perayaan digelar di langit dan bumi. Para malaikat membawa hadiah pahala dari Tuhan kepada orang mukmin. Sementara orang mukmin di hari bahagia ini berbaris di saf shalat Ied sambil mengumandangkan takbir dan menampilkan persatuan di antara mereka. Solidaritas, keakraban, rasa persaudaraan dan persahabatan sangat kental di barisan shalat ied yang menghubungkan hati setiap mukmin di seluruh negara Islam.
Sheikh Mufid di kitab Amali menulis: "Mukmin setelah berusaha siang dan malam di bulan Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, kini merasa gembira. Di hari pertama bulan Syawal, hari Idul Fitri, dianjurkan untuk mandi dan ini tanda-tanda kesucian dari dosa-dosa, memakai parfum dan pakaian indah serta bersih serta pergi ke lapangan dan menunaikan shalat di bawah langit, seluruhnya tanda kegembiraan."
Idul Fitri adalah salah satu hari raya Islam terpenting dan dirayakan di negara-negara Islam dengan kemegahan dan keindahan khusus. Pada hari ini, ketika puasa dilarang, semua umat Islam berusaha menjalankan ritual dan tradisi tertentu selain shalat Idul Fitri. Pembagian permen, sirup, dan permen warna-warni menciptakan suasana yang menyenangkan di kalangan umat Islam. Menghias jalanan, memakai baju baru, mandi dan bersih-bersih, memberi hadiah kepada anak-anak, pergi ke rumah keluarga besar dan mengunjungi tempat-tempat ibadah serta mengunjungi kuburan adalah sebagian dari perilaku indah umat Islam di hari raya Idul Fitri.
Pada Idul Fitri ini, orang Irak mengunjungi makam suci Imam Hussein (as) dan makam para imam suci; Wanita membuat kue khusus yang disebut "Kalijeh" (kue kurma) yang terbuat dari tepung, wijen dan kurma. Mereka mengunjungi satu sama lain dan meminum minuman manis ini dengan teh dan sirup.
Pada Idul Fitri, umat Islam di India juga mengunjungi anggota keluarga tertua setelah shalat. Dia yang menunggu para tamu dan telah menyiapkan diri serta membersihkan rumah untuk kedatangan mereka, menunggu kerabat dan kenalan dengan memasak makanan. Yang lebih muda kemudian pergi mengunjungi keluarga besar dengan membawa karangan bunga dan menghabiskan siang hari Idul Fitri bersama. Pada hari ini, musik tradisional India dimainkan di jalanan dan pasar dan orang-orang mengenakan pakaian baru.
Masyarakat Indonesia di hari raya Idul Fitri setelah menunaikan shalat, saling barjabat tangan dan melakukan halal bihalal untuk memperkuat perdamaian di antara mereka. Di hari bahagia ini, masyarakat Indonesia saling memaafkan dan melupakan kemarahannya. Di malam Idul Fitri, Muslim Indonesia turun ke jalan-jalan mengadakan takbir keliling. Mereka mengumumkan kedatangan Idul Fitri dengan memukul kendang atau kentongan sambil bertakbir.
Di Yaman, sebelum perang Saudi dan kehancuran, orang pergi ke alam setelah shalat Id. Mereka juga membeli baju baru menjelang Idul Fitri dan merayakan Idul Fitri dengan memanggang berbagai manisan lokal. Di Suriah juga, memasak makanan dan manisan khusus dan saling bersilaturahmi merupakan adat istiadat Idul Fitri.
Namun di Malaysia, beberapa hari sebelum Idul Fitri, kota-kota menyala dan pakaian baru dibeli. Malam sebelum Idul Fitri, orang Malaysia menyiapkan makanan tradisional dan manisan khas, termasuk rendang, yang terbuat dari daging sapi dan ayam yang dimasak dengan santan; Mereka juga memasak hidangan yang disebut "ketupat" yang terbuat dari nasi yang dibungkus daun kelapa dan menghibur para tamunya.
Wanita muslim yang menunaikan shalat Ied
Wanita Tunisia juga membuat manisan pada Idul Fitri yang disebut "Al-Muqroud, Al-Gharibeh, Al-Baqalawa, Al-Mahshi dan Al-Samsa"; Mereka menyiapkan makanan yang dipanggang dalam kaleng dan membawanya ke tuan rumah saat mereka pergi ke pesta. Namun pada hari ini, seluruh umat Islam, selain suka dan bahagia Idul Fitri, juga mengenang penderitaan umat Islam; Kaum Muslimin Palestina, Yaman dan Nigeria dan semua orang yang ditindas oleh orang-orang yang arogan dan berdoa untuk pembebasan mereka.
Di negara-negara Islam, kemuliaan shalat Idul Fitri dan takbir yang menyenangkan Allah Akbar bergema. Para jamaah, dengan pakaian bersih dan harum, pindah ke tempat shalat, dan sebelum shalat, mereka membayar zakat alam di kotak khusus yang ditempatkan di sebelah barisan shalat, untuk melaksanakan syiar Ilahi. Dengan mewajibkan Zakat Fitri, di saat-saat kegembiraan dan di puncak kebahagiaan kebahagiaan yang menyelimuti keberadaan umat Islam di hari Idul Fitri, Tuhan mengajak mereka untuk bersimpati dengan sesama manusia dan meminta mereka untuk mengingat yang membutuhkan dan yang miskin.
Pada hari Idul Fitri, setiap muslim dengan membayar zakat fitrah berbagi suka dan manisnya Idul Fitri dengan saudara Muslimnya, seolah-olah bersalaman dengan saudaranya yang membutuhkan, dan setelah sedikit hartanya, ia membersihkan debu kemiskinan dari wajahnya. Menurut riwayat, zakat fitrah menyebabkan kesucian jiwa pembayar, dan menyebabkan kemakmuran ekonomi di masyarakat, dan mengarah pada perkembangan dan kemajuan ekonomi. Al-Quran dalam Surah A'la telah menyatakan bahwa membayar zakat sebelum shalat adalah salah satu penyebab keselamatan manusia, yang mengacu pada zakat fitrah dan berbunyi: «قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَکَّى ، وَذَکَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. (QS: A'la, 14-15)
Zakat Fitri dan secara umum semua zakat yang dibayarkan oleh umat Islam, selain untuk mengentaskan kemiskinan, memiliki kegunaan lain, antara lain: menjaga kesehatan, status kesehatan dan budaya umat Islam, membayar hutang debitur yang sebenarnya, membangun masjid, sekolah, rumah sakit, jalan raya dan lainnya kebutuhan mereka.
Berbahagialah mereka yang selain suka Idul Fitri dan kegembiraannya, memiliki rencana untuk melanjutkan jalan penghambaan. Mereka yang ingin melindungi kesalehan yang diperoleh selama Ramadhan, dan hati mereka yang dipersiapkan dan dimurnikan. Mereka melihat Idul Fitri bukan sebagai akhir dari sebuah perjalanan tetapi sebagai awal dari transformasi jiwa yang lebih dalam dan mereka melanjutkan persahabatan mereka dengan Tuhan seperti di hari-hari Ramadhan.
Ayatullah Khamenei berkata, "Kita membaca di doa Abu Hamzah al-Tsumali supaya kita disampaikan ke derajat taubah, supaya kita kembali dari jalan keliru, amalan buruk, ucapan tak terpuji dan akhlak buruk; Ketika kita kembali kepada Tuhan, Allah menyambut kita dengan tangan terbuka. Manfaatkanlah dengan baik peluang kembali ini yang diraih manusia selama bulan Ramadhan."
Idul Fitri, Hari Menuai Pahala Ilahi (1)
Seluruh umat muslim di dunia, dimanapun mereka berada, bergembira di Hari Raya Idul Fitri dan bibir mereka melantunkan pujian untuk menghormati pengabdian dan kerendahan hati di hadapan Tuhan.
Idul Fitri tiba setelah satu bulan penuh beribadah dan penghambaan, seperti matahari menyinari hati-hati mukmin. Mukmin yang berpuasa dan di bulan Ramadhan mereka menyalakan hati-hatinya dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran serta di malam-malam Lailatul Qadar menemukan kesempatan untuk bertaubat dengan cucuran air mata dan munajatnya, kini mereka datang untuk menyongsong datangnya Hari Raya Idul Fitri.
Di hari bahagia ini, umat muslim membersihkan tubuh mereka dan mengenakan pakaian baru dan terbaik serta mamaikai minyak wangi menyambut hari raya. Mereka juga menghiasai jalan-jalan dan menata bunga untuk menyambut datangnya Idul Fitri. Seluruh umat muslim di dunia, di mana pun mereka berada, bergembira di Hari Raya Idul Fitri dan bibir mereka melantunkan pujian untuk menghormati pengabdian dan kerendahan hati di hadapan Tuhan.
Gema takbir Idul Fitri berkumandang di langit dan malaikat berbondong-bondong tutun ke bumi untuk memberi kabar gembira dan rahmat serta ampunan Tuhan kepada umat mukmin.
Rasulullah Saw bersabda, "Allah Swt di hari Idul Fitri kepada malaikat-Nya berkata, apa pahala bagi mereka yang menjalankan kewajibannya ? Malaikat berkata, Wahai Tuhanku, pahala mereka beradat di tangan-Mu, Allah berfirman, kalian menjadi saksi bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa hamba-Ku."
Pagi Idul Fitri yang menyenangkan dimulai dengan shalat yang digelar secara agung. Muslim, yang telah menjadi tamu rahmat dan pengampunan Tuhan selama sebulan, berbondong-bondong menuju lokasi shalat Idul Fitri dengan pakaian putih dan bersih. Sambil berjala mereka melantunkan pujian kepada Tuhan dan mereka memiliki antusiasme yang tak terlukiskan di dalam hati mereka.
Muazin melantunkan takbir لبیک اللهم لبیک , sungguh indah persatuan yang muncul di hari Idul Fitri. Persatuan yang berporos pada Tuhan, sang pencipta alam semesta. Idul Fitri, hari kembali ke fitrah dan spiritual serta penyataan penghambaan dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Takbir dan pujian yang keluar dari bibir-bibir umat Muslim ، الله اکبر الله اکبر و لله الحمد ، الحمدلله علی ما هدانا menunjukkan terima kasih orang yang berpuasa di bulan Ramadhan karena mereka menjadi tamu Allah selama bulan suci ini serta mereka merasakan keagungan Tuhan di jiwa dan hati mereka.
Shalat Idul Fitri sebuah perkumpulan agung yang menjadi manifestasi iman dan spiritual muslim serta para pemuka agama sangat menekankan untuk menghadiri perkumpulan agung ini. Mengingat bahwa Islam adalah agama sosial, perilaku yang mengarah ke persatuan sangat ditekankan. Sejumlah amalan wajib seperti haji juga dilaksanakan secara berkelompok. Haji menunjukkan kehormatan dan kebesaran Islam serta peluang bagi muslim untuk mengenal sesamanya dan menyelesaikan isu-isu dunia Islam.
Shalat Idul Fitri dan Idul Adha juga merupakan perkumpulan penitng muslim di berbagai negara-negara Islam. Imam Ridha as bersabda, "Seperti penamaan Idul Fitri dijadikan sebagai hari raya supaya masyarakat di hari tersebut berkumpul dan keluar untuk Tuhan serta memuji-Nya karena nikmat-nikmat-Nya yang diberikan kepada mereka. Hari tersebut, adalah hari Ied dan hari bekumpul serta kembali ke fitrah dan hari zakat (zakat fitrah) serta hari keinginan dan permohonan."
Shalat Ied di setiap kota dan negara biasanya digelar di tempat-tempat suci dan masjid penting, serta terdiri dari dua rakaat dengan total 9 qunut. Salah satu shalat terindah Idul Fitri, shalat ied di Tehran yang diimami oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Ali Khamenei. Selain itu, di kota seperti Mashad dan Haram Imam Ridha as juga digelar shalat Ied dengan dihadiri ribuan jamaah sahalat.
Ayatullah Khamenei mengatakan, "Muslim, keluar dari bulan Ramadhan dengan penuh cahaya. Bulan Ramadhan dengan puasanya, zikir, doa dan pujian terhadap Tuhan, bacaan al-Quran, amalan baik di dalamnya yang diamalkan oleh orang mukmin telah membuat hati-hati bersinar, dan karat-karat di hati serta jiwa manusia luntur. Sejatinya sejak malam lailatul qadar, manusia mukmin yang berpuasa memulai tahun barunya. Di malam lailatul qadar, takdir manusia ditulis oleh para pencatat Ilahi. Manusia memasuki tahun baru, tahapan baru dan sejatinya sebuah kehidupan dan kelahiran baru. Mereka meniti jalan ini dengan berbekal cadangan takwa....Shalat Idul Fitri, sebuah ucapan syukur atas nikmat Ilahi di bulan Ramadhan dan atas kelahiran baru ini."
Di qunut shalat Idul Fitri kita membaca doa sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ (أَنْتَ) أَهْلَ الْکِبْرِیَاءِ وَ الْعَظَمَةِ وَ أَهْلَ الْجُوْدِ وَ الْجَبَرُوْتِ وَ أَهْلَ الْعَفْوِ وَ الرَّحْمَةِ وَ أَهْلَ التَّقْوَى وَ الْمَغْفِرَةِ، أَسْأَلُکَ بِحَقِّ هَذَا الْیَوْمِ الَّذِیْ جَعَلْتَهُ لِلْمُسْلِمِیْنَ عِیْدًا وَ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهِ عَلَیْهِ وَ آلِهِ ذُخْرًا وَ (شَرَفًا) وَ مَزِیْدًا أَنْ تُصَلِّیَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تُدْخِلَنِیْ فِیْ کُلِّ خَیْرٍ أَدْخَلْتَ فِیْهِ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تُخْرِجَنِیْ مِنْ کُلِّ سُوْءٍ أَخْرَجْتَ مِنْهُ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ صَلَوَاتُکَ عَلَیْهِ وَ عَلَیْهِمْ (أَجْمَعِیْنَ)، اَللَّهُمَّ إِنِّیْ أَسْأَلُکَ خَیْرَ مَا سَأَلَکَ مِنْهُ عِبَادُکَ الصَّالِحُوْنَ وَ أَعُوْذُ بِکَ (فِیْهِ) مِمَّا اسْتَعَاذَ مِنْهُ عِبَادُکَ الصَّالِحُوْنَ (الْمُخْلِصُوْنَ)
Ya Allah, wahai Pemilik kebesaran dan keagungan, wahai Pemilik kedermawanan dan keagungan, wahai Pemilik maaf dan rahmat, wahai Pemilik takwa dan ampunan, aku memohon kepada-Mu demi hak hari ini yang telah Kau jadikan bagi Muslimin sebagai hari raya dan bagi Muhammad saw sebagai simpanan, (kemuliaan), dan tambahan (kedudukan) agar Kau curahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, memasukkanku dalam setiap kebaikan yang telah Kau masukkan di dalamnya Muhammad dan keluarga Muhammad, dan mengeluarkanku dari setiap keburukan yang darinya telah Kau keluarkan Muhammad dan keluarga Muhammad—shalawat-Mu atasnya dan atas mereka semua. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan apa yang telah diminta oleh hamba-hamba-Mu yang salih kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang hamba-hamba-Mu yang salih berlindung kepada-Mu darinya.
Di akhir doa qunut ini kita memohon kepada Tuhan untuk dimasukkan ke surga yang menjadi pembersih iman, akhlak dan amal saleh yang juga dimasuki oleh Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya. Kita juga memohon kepada Allah untuk dijaga dari perbuatan buruk.
Imam Sajjad as di bulan Ramadhan menghindari untuk mencela dan memarahi pembantunya, sebaliknya beliau menulis seluruh kesalahan mereka dan kemudian mengumpulkan mereka di malam Idul Fitri dan emngingatkan keselahan mereka beserta waktu kesalahan tersebut. Kemudian beliau berkata, wahai fulan, apakah kamu ingat di hari ini (yang beliau sebutkan tanggalnya) kamu melakukan kesalahan kepada saudaramu dan saya tidak menghukummu? Mereka menjawab, benar wahai putra Rasul ! Seperti kamu mengabaikan kesalahan kami dan memaafkan kami, maka Tuhan pun akan mengabaikan kesalahanmu dan memaafkan kamu. Saat itu, Imam Sajjad as memandang para pembantunya dan berkata, Saya memaafkan kalian. Jika Saya memperlakukan kalian dengan buruk, maka maafkanlah aku.
Imam Sajjad as di hari Idul Fitri memberi hadiah kepada para pembantunya dan membebaskan budaknya. Imam berkata, "Allah Swt di setiap malam bulan Ramadhan dan ketika waktu berbuka puasa membebaskan 70 ribu orang dari api neraka. Di akhir bulan Ramadhan (malam Idul Fitri), total dari seluruh bulan Ramadhan dan kini aku ingin Tuhan menyaksikan bahwa aku membebaskan kalian dengan harapan Allah akan membebaskanku dari api neraka.
25 Ordibehest, Hari Mengenang Penyair Terkemuka Persia
Ferdowsi adalah salah satu penyair terkemuka Persia. Namanya tidak asing lagi bagi banyak orang. Tanggal 25 Ordibehest (bulan kedua dalam kalender nasional Iran), yang bertepatan dengan 15 Mei, diperingati sebagai "Hari Mengenang Ferdowsi." Ini merupakan bentuk penghormatan hari wafatnya pujangga besar Iran ini.
Abul Qasim Ferdowsi diperkirakan lahir antara tahun 329 dan 330 hijriyah atau 940-941 Masehi. Tempat kelahirannya adalah desa Paj yang berada di dekat kota Tus. Menurut catatan sejarah, kota Tus dan kota Bukhara di zaman itu merupakan pusat kebudayaan Iran. Bukhara dikenal dengan pusat keilmuan resmi yang diayomi oleh pemerintahan Abbasi, sementara Tus adalah pusat kebudayaan Iran.
Banyak sejarawan yang meyakini bahwa cinta tanah air serta kecenderungan kepada masalah budaya dan kisah-kisah legendaris di kota Tus adalah faktor utama yang membuat Abu Mansur memilih kota ini sebagai tempat untuk menulis Shahnamehnya dalam bentuk prosa. Dari kota ini pula, Daqiqi, Ferdowsi, dan Asadi Tusi, para pujangga kisah-kisah heroik berasal.
Tidak ada riwayat yang jelas tentang masa kecil Ferdowsi. Nezami Aroodi, penulis besar yang hidup sekitar satu setengah abad setelah Ferdowsi, menyebut pujangga besar ini berasal dari keluarga terpandang karena status kebangsawanan dan kekayaannya. Ferdowsi sendiri mengakui kehidupannya yang berkecukupan di masa muda.
Berbekal kondisi kehidupannya yang mapan, anak-anak dari keluarga selevel Ferdowsi berkesempatan memperoleh pendidikan yang baik untuk memperkaya diri dengan ilmu dan akhlak. Mereka juga dikenalkan dengan sejarah, budaya dan tradisi yang ada. Jiwa bebas, keunggulan, keutamaan akhlak dan kesucian lisan Ferdowsi didapatkan berkat pendidikan ini. Jika dibandingkan dengan syair-syair para pujangga di zamannya nampak keunggulan syair-syair Ferdowsi.
Ferdowsi hidup di tengah keluarga bangsawan yang terhormat. Oleh karena itu, dia tak pernah tunduk kepada penguasa manapun. Dia juga dikenal berbudi luhur seperti ksatria-ksatria besar yang kisahnya diceritakan dalam Shahnameh. Sejak kanak-kanak, penyair besar ini telah menunjukkan minatnya yang besar kepada ilmu dan pendidikan. Kecenderungan ini biasa ditemukan di lingkungan keluarga bangsawan. Dia mempelajari semua ilmu yang ada di zamannya. Selain bahasa Farsi dan bahasa Arab, dia menguasai bahasa Pahlavi yang merupakan bahasa nenek moyang bangsa Iran dan bahasa naskah-naskah sastera, budaya dan sejarah masa lalu. Sang pujangga juga menguasai filsafat Yunani. Pengetahuannya akan filsafat dapat ditemukan di sela-sela Shahnameh.
Shahnameh merupakan karya legendaris Ferdowsi yang sampai saat ini masih bersinar dan menjadi rujukan akan peradaban Iran. Shahnameh secara umum berkisah tentang legenda Iran, semangat kepahlawanan, kisah-kisah sejarah dan semi sejarah, legenda dan cerita panjang atau pendek kepahlawanan. Ferdowsi menyusun seluruh cerita tersebut dengan teliti dan seimbang di bawah kisah-kisah bangsa Iran mulai terbentuknya peradaban bangsa ini hingga masuknya Islam ke Iran.
Shahnameh Ferdowsi adalah warisan budaya bangsa dan negeri Iran yang sudah berumur seribu tahun. Buku ini bisa dikategorikan sebagai ensiklopedia logika pemikiran, sejarah dan budaya bangsa Iran. Shahnameh memuat kisah-kisah legenda dan sejarah, serta kondisi sosial, tradisi, adat istiadat, pemikiran filsafat, dan semangat kepahlawanan bangsa Iran sampai masa dinasti Sasanid. Ferdowsi menceritakan cerita tokoh-tokoh legendaris dan kisah sejarah mulai dari raja pertama yang bernama Keyumars dan diakhiri dengan kisah Fereydun.
Ada juga kisah tentang kebangkitan Kaveh si pandai besi, kematian Rostam, serangan Iskandar ke negeri Persia dan kekuasaan dinasti Sasanid. Abul Qasim Ferdowsi hidup di zaman maraknya kisah-kisah legenda di tengah masyarakat yang menyatu dengan cerita yang memang memiliki akar sejarah di Iran. Kisah-kisah itu menyebar dari mulut ke mulut dan menjadi dongeng rakyat yang gemar menghibur diri dengan kenangan akan kebesaran nenek moyang mereka.
Di malam-malam panjang musim dingin, dongeng-dongeng legenda semakin marak di tengah rakyat. Dalam setiap acara dan pesta, para perawi selalu menjadi figur yang dielu-elukan untuk bercerita tentang dongeng-dongeng kepahlawanan. Tepuk tangan meriah selalu didapat oleh para perawi setelah membawakan kisah mereka. Kisah keperkasaan Rostam membuat masyarakat berbangga, sedangkan kisah duka Siavash dan Esfandiyar akan menciptakan suasana sedih yang memancing kucuran air mata.
Menurut para ahli dan peneliti, Shahnameh Ferdowsi adalah salah satu faktor penting yang melestarikan bahasa Persia. Karena itu, Shahnameh bukan hanya buku warisan budaya bangsa Iran yang sudah berumur seribu tahun tetapi juga dokumen penting yang menunjukkan kebesaran bahasa Persia dan keagungan peradaban bangsa Iran.
Shahnameh juga disebut sebagai khazanah bahasa dan kefasihan bahasa Persia. Ferdowsi menulis mahakaryanya ini di zaman ketika negeri Persia berada di bawah kendali kekhalifahan bani Abbas. Ketika itu, bahasa yang digunakan dalam setiap pertemuan resmi adalah bahasa Arab dan sasteranya. Surat menyurat, buku-buku ilmiah dan karya-karya penulisan umumnya juga ditulis dalam bahasa Arab. Lewat karyanya ini, Ferdowsi menunjukkan bahwa bahasa Persia punya kapasitas yang besar untuk menyampaikan ide-ide pemikiran.
Shahnameh telah diterjemahkan ke berbagai bahasa Eropa. Meski ideologi dan seni Shahnameh secara detail tidak dapat ditransfer ke bahasa lain dalam bentuk terjemahan dan meski Shahnameh adalah cermin budaya sebuah bangsa yang memiliki perbedaan mendasar dengan peradaban dan adat istiadat bangsa lain, namun kebesaran Shahnameh dan kekuatan seni serta pemikiran Ferdowsi telah memberi pengaruh pada seluruh bangsa. Budayawan dunia telah menangkap pesan kemanusiaan dan pemikiran lembut Ferdowsi dan mengakuinya sebagai warisan abadi budaya manusia.
Sebagian budayawan dunia menyebut Shahnameh sebagai mahakarya budaya dan pemikiran dunia. Sebagian yang fanatik bahkan menyebutnya karya terunggul. Jan Rypka, di buku sejarah sastra Persia terkait Shahnameh menulis, “Realitanya adalah di sepanjang hamparan bumi, tidak ada bangsa yang memiliki hikayat yang agung seperti ini, yang mencakup seluruh tradisi bersejarah mereka, mulai dari era gelap legenda hingga pertengahan abad ketujuh.”
Berthels, pakar Timur Tengah asal Rusia meyakini, “Selama di dunia ada konsepsi Iran, maka nama pujangga besar yang kecintaan terhadap negaranya tak pernah pudar akan tetap abadi di dunia. Ferdowsi menulis Shahnameh dengan sepenuh jiwanya, dengan demikian ia berhak mendapatkan seluruh kecintaan dan penghormatan bangsa Iran terhadap dirinya.”
Fritz Wolff, pemikir Jerman dan penulis ensklopedia Shahnameh menilai Ferdowsi sumber inspirasi pemimpin penyair epik di dunia. Menurutnya, Shahnameh Ferdowsi tak diragukan lagi adalah sebuah mahakarya yang dalam pandangan Barat dan Eropa membuktikan budaya, peradaban dan identitas bangsa Iran. Meski Shahnameh Hakim Ferdowsi merupakan simbol keyakinan bangsa Iran, namun dengan memperlajarinya maka seseorang akan mengenal legenda, geografi, sejarah, filsafat, sastra, bahasa dan seni Iran.
Lebih lanjut Wolff menambahkan, “Karya besar sastra ini tidak terbatas waktu dan geografi tertentu. Saya meyakini bahwa Ferdowsi adalah pemimpin penyair epik di dunia. Ferdowsi dalam melantunkan syair sangat menonjol dan tidak ada filosof, sejarawan dan pujangga yang mampu menyamainya. Dengan berani saya katakan bahwa kosa kata terbaik dan terindah dari perjuangan dan kemenangan dapat ditemukan di Shahnameh Ferdowsi.”
Shahnameh berkisah tentang bangsa Iran yang selalu mengedepankan budi pekerti dalam peperangannya. Bangsa ini meyakini, selama perdamaian masih bisa diusahakan, perang mesti dihindari, dan selama tidak menyerang, musuh tidak boleh diserang. Ketika musuh sudah menyerah jangan sampai dia disakiti. Jika kemenangan berhasil diraih, para tawanan harus diperlakukan dengan baik, perempuan dan anak-anak harus diamankan, kota-kota dan permukiman tidak boleh dihancurkan dan jenazah korban yang tewas dari pihak lawan juga mesti dihormati. Inilah tatakrama bangsa Iran dalam peperangannya.
Ferdows hingga kini harum namanya, karena berjasa melestarikan warisan budaya peradaban ribuan tahun silam. Setiap tahun, di hari wafatnya Ferdowsi digelar berbagai acara baik di makam Ferdowsi sendiri atau di universitas dan lembaga-lembaga kebudayaan Iran. Sebagaimana kisah-kisah heroik dalam Shahnameh yang menjadi legenda, Ferdowsi sendiri menjadi pujangga yang melegenda.
Mengenal Omar Khayyam Neishabouri, Penyair Terkemuka Iran
Setiap tanggal 28 Ordibehesht, yang bertepatan dengan 17 Mei, kalender nasional Republik Islam Iran memperingatinya sebagai hari penghormatan terhadap Omar Khayyam Neishabouri, ilmuwan sekaligus penyair besar Iran.
Ia dikenal sebagai sarjana polymath dari Nishapur, Persia. Ahli matematika, filosof, astronom, dan sastra. Ia juga dikenal sebagai penulis risalah dalam bahasa Arab tentang mekanika, geografi, musik, dan fisika. Karena keluasan, kedalaman ilmu, dan kontribusinya, digelari sebagai matematikawan, astronom, dan penyair utama dari tradisi keilmuan Islam.
Bahkan ia dijuluki Tent Maker (pembuat tenda) oleh ilmuwan semasanya. Ia adalah orang yang optimistis. Bukan pesimis. Baginya, keindahan, kebenaran hidup, dan kemakmuran memiliki daya tarik khusus. Ia berperasaan halus. Pemaaf atas segala kesalahan. Simpatinya benar-benar dari lubuk hati yang mendalam.
Dialah Umar Khayyam atau Omar Khayyam. Ia memiliki nama lengkap Abu al-Fath Ghiyat al-Din Umar ibn Ibrahim al-Khayyam al-Nishapuri. Ia lahir di Nishapur, Persia (Iran) pada 10 Mei 1048 M. Nama Khayyam diambil dari pekerjaan ayahnya, Ibrahim, yaitu pembuat tenda (al-Khayyam). Ia hidup di era kekuasaan Dinasti Saljuk Abad ke-11.
Patung Khayyam
Kedalaman dan kecintaannya terhadap ilmu ia mulai semenjak kecil. Ia memulai mendalami ilmu dari gurunya, Imam Muwaffak, salah satu pendidik terkenal Khurasan. Pada saat itu, Khurasan adalah ibu kota Kerajaan Saljuk. Ia kemudian mengembara ke Balkhan. Berguru pada ilmuwan kondang, Syekh Muhammad Mansuri. Ia juga menuju Nishapur untuk mempelajari filsafat.
Umar Khayyam memiliki kedekatan dengan Nizam-ul-Muluk, pejabat di Kerajaan Saljuk. Ia juga dekat dengan Hassan-i-Sabah, pemimpin aliran Hashshashin (Nizar Ismaili). Ketiganya sering disebut ‘Tiga Sahabat’.
Ahli Ilmu Eksakta
Umar Khayyam sangat berjasa dalam perkembangan ilmu matematika, terutama Aljabar. Ia menghasilkan karya Aljabr (Algebra), yang kemudian diedit dan diterjemahkan dalam bahasa Prancis. Ia adalah orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan tingkat satu (persamaan linier) dan memikirkan pemecahan masalah persamaan pangkat tiga secara ilmiah.
Selain itu, ia juga mengenalkan sebuah persamaan parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan sejumlah fungsi aljabar.
Pada abad XVX dan XVII, persamaan semacam ini justru banyak digunakan oleh para ahli matematika Eropa. Umar Khayyam mendahului para ahli matematika Barat.
Umar Khayyam juga mencetuskan Jawami Al-Hisab yang memuat referensi paling awal tentang segitiga pascal dan menguji balik postulat V yang menyangkut teori garis sejajar. Sebuah geometri Euclides yang sangat mendasar.
Pada 15 Maret 1079 M, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar Khayyam. Ia menggunakan hasil penelitiannya dalam bidang matematika dan astronomi. Penelitian ini menghasilkan penghitungan kalender Muslim menjadi lebih relevan. Selain itu, ia juga terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
Karya puisinya, Rubaiyat membuat Khayyam dikenal sebagai penyair besar. Tidak hanya itu, dia juga seorang ahli matematika, dan astronomi yang dikenal luas. Setelah kematiannya, puisinya diterbitkan, dan kemudian aspek puitisnya dikaji para pemikir setelahnya, selain posisinya sebagai seorang ilmuwan. Reputasi Khayyam saat ini di timur dan barat, bukan karena statusnya sebagai ilmuwan, tetapi juga karena posisinya sebagai penyair terkemuka.
Buku Rubaiyat Omar Khayyam termasuk buku puisi terkecil di dunia sastra, tetapi ketenarannya menembus batas geografi Iran dan terkenal ke berbagai penjuru dunia. Lalu apa, yang ditulis Khayyam hingga buku kecilnya ini menjadi perhatian sejak dahulu hingga kini. Apa yang tersembunyi dalam Rubaiyat Khayyam. Sebagaimana diungkapkan Will Durant, apa yang ditiupkan selain filsafat dalam puisi Khayyam dengan segenap kebesaran?
Dalam sejarah sastra Persia, ada banyak penyair yang telah menggabungkan puisi mereka dengan kebijaksanaan dan menciptakan ramuan puisi dan filsafat yang luar biasa. Tetapi reputasi mereka tidak mampu melampaui Khayyam dengan Rubaiyatnya yang menawan.
Daya tarik dan pesona Rubaiyat membuat penyair Inggris Fitz Gerald terdorong untuk menerjemahkan puisi ini pada tahun 1859. karyanya terjemahannya inilah yangmemperkenalkan Khayyam ke seluruh penjuru dunia, terutama dunia Barat.
Menurut peneliti terkemuka Arberry, terjemahan Khayyam oleh Fitzgerald diterbitkan dua puluh lima kali, antara tahun 1859 hingga akhir abad ke-19 Masehi. Pada 1929, lebih dari 410 buku Rubaiyat Khayyam dalam terjemah bahasa Inggris dicetak, dan muncul lebih dari 700 buku dan artikel maupun komposisi musik dan teater yang didasarkan pada puisi Khayyam. Tentu saja, angka-angka ini akan jauh lebih tinggi dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan hingga kini terjemahan Rubaiyat bahasa Inggris mengisi rak-rak perpustakaan dan sebagian rumah orang-orang Inggris dan AS.
Pada tahun 1074 M, Omar bersama ahli astronomi lainnya membangun sebuah observatorium di Isfahan. Empat tahun kemudian, atas perintah Sultan Maliksyah, bersama ‘Abd al-Mughaffar Asfani dan Maimun bin Najib Wasita, menyempurnakan kalender Jalali (kalender dalam bahasa Persia yang diciptakan oleh Jalaluddin Abu Al’Fath) yang sampai sekarang masih dipergunakan di kawasan tersebut.
Setelah kematian Malik-Shah dan wazirnya (yang diperkirakan dibunuh atas perintah Assassin Ismailiyah), Umar tak lagi disukai di Istana Sultan Maliksyah.
Image Caption
Lalu ia segera berangkat haji ke Mekkah. Sepulang dari haji, ia diundang Sultan Sanjar yang baru ke Marv, bekerja sebagai peramal istana.
Setelah itu, ia diizinkan kembali ke Nishapur karena kesehatannya menurun. Sekembalinya ke kota kelahirannya, ia menjalani kehidupan menjadi seorang pertapa.
Omar Khayyam meninggal dunia di tanah kelahirannya Nishapur 4 Desember 1131 pada usia 83 tahun.
Salah satu muridnya, Nizami Aruzi, menceritakan Khayyam saat berada di Balkh bersama
Al-Isfizari (salah satu ilmuwan yang pernah bekerja sama dengannya dalam kalender Jalali) pernah mengungkapkan soal kematiannya.
Ketika ia mengungkapkan bahwa, “makam saya akan berada di tempat di mana angin utara mungkin menyebarkan mawar di atasnya.”
Setelah empat tahun kematian Omar, Aruzi menemukan makam itu di daerah Nishapur. Seperti telah diramalkan Khayyam, Aruzi menemukan makam yang terletak di kaki tembok taman di mana pohon pir dan pohon persik telah menjulurkan kepala dan menjatuhkan bunganya sehingga batu makamnya tersembunyi di bawah mereka.
Omar Khayyam merupakan orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan linear. Selain itu, pemecahan persamaan pangkat tiga secara ilmiah.
Selain itu, dia memperkenalkan sebuah persaman parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan fungsi aljabar.
Sebagai seorang muslim, Khayyam termasuk kelompok moderat. Saat itu, dia memiliki pandangan berbeda dengan muslim kebanyakan.
Dengan kemampuannya sastranya, ia menulis sebuah puisi yang menggambarkan kisah hidupnya. Puisi itu terdapat di sebuah buku berjudul Rubaiyat. Kini, karya sastra Khayyam telah banyak diterjemahkan dalam bahasa Inggris, antara lain oleh Fitzgerald pada tahun 1839.
Karya peninggalan Umar Khayyam sangat berharga terutama Matematika, Astronomi, dan Syair. Karya-karyanya banyak diterjemahkan oleh orang Asia dan Eropa. Kisah hidupnya telah difilmkan dengan judul Omar Khayyam (1957), digambarkan juga dalam film The Kepper: The Legend of Omar Khayyam.
Mengenang Perjuangan Heroik Rakyat Iran Bebaskan Khorramshahr
Pada pukul 6.15 pagi hari Ahad 2 Khordad 1361 Hs, pasukan Iran mengepung Khorramshahr yang membuat musuh tidak punya pilihan lain, kecuali melarikan diri. Hingga pukul 9 pagi, lebih dari 5 ribu tentara Irak yang ditawan para pejuang Iran.
Keesokan harinya 3 Khordad 1361 Hs (24/5/1982), anasir Baath berusaha kembali menguasai daerah-daerah yang telah dibebaskan para pejuang Iran, tapi berkat kejelian para pejuang Iran, maksud itu tidak berhasil.
Mengapa saat itu, rezim Baath Irak bersikeras menduduki kota Khorramshahr dan apa nilai strategis kota ini di saat perang delapan tahun Iran-Irak ?
Pada 31 Shahrivar 1359 Hs yang bertepatan dengan 22 September 1980, rezim Baath Irak yang didukung kekuatan dunia, melancarkan serangan besar-besaran ke perbatasan Iran. Salah satu target utama serangan pasukan Saddam ke wilayah Iran adalah Khorramshahr, sebuah kota pelabuhan yang terletak di Provinsi Khuzestan, Barat Daya Iran. Mengingat posisinya yang terletak di dekat Teluk Persia dan Irak, wilayah ini sangat strategis baik dari sisi ekonomi, perdagangan, maupun politik.
Pembebasan Khorramshahr
Saddam dan para pendukungnya di Barat dan Timur percaya bahwa pendudukan Khorramshahr akan membuka jalan untuk melumpuhkan kota-kota lain di Iran dan pada akhirnya melenyapkan Revolusi Islam Iran yang baru berdiri seumur jagung. Namun, kalkulasi Saddam yang didukung negara Barat terutama AS meleset. Mereka tidak memperhitungkan kekuatan iman dan tekad baja para pemuda Iran dalam membela negaranya.
Perlawanan dan aksi heroik bangsa Iran pada akhirnya berhasil membebaskan Khorramshahr dari pendudukan tentara Saddam. Tepat pada 24 Mei 1982, Khorramshahr kembali ke pangkuan Iran, dan hari pembebasan Khorramshahr diperingati setiap tahunnya sebagai “Hari Pertahanan dan Perlawanan”.
Rezim Saddam mengira bisa menduduki Khorramshahr hanya dalam hitungan jam mengingat besarnya pasukan Irak yang dikerahkan ditambah perlengkapan senjata mereka dan lemahnya kondisi Iran saat itu. Namun tanpa terduga, pasukan Irak harus berperang selama 34 hari menghadapi para pemuda Iran baik tentara maupun relawan yang tidak sudi mengosongkan kota itu.
Perlawanan terhadap aggresor Irak juga dilakukan kaum perempuan Iran yang hadir di tengah kelompok-kelompok pejuang. Mereka mampu menghalau pasukan Irak di belakang gerbang kota selama 34 hari. Para pejuang Iran tetap bertahan hingga peluru terakhir mereka sebelum Khorramshahr jatuh ke tangan Saddam.
Sejarah 34 hari perlawanan di Khorramshahr merupakan salah satu lembaran emas dalam sejarah perang delapan tahun yang dipaksakan oleh rezim Saddam terhadap Iran. Banyak buku, terutama dalam bentuk memoar yang terbit untuk melukiskan perlawanan 34 hari para pemuda Khorramshahr. Tidak sedikit dari karya ini yang sudah diadaptasi menjadi film layar lebar. Perlawanan 34 hari pemuda Khorramshahr terhadap agresi tentara Saddam merupakan simbol muqawama dan pertahanan bangsa Iran.
Setelah berhasil menghalau gerak maju tentara Saddam, militer Iran dan pasukan relawan negara ini dalam beberapa operasi menetapkan misi pembebasan Khorramshahr sebagai prioritas mereka. Sebelum ini, aksi heroik rakyat Iran dalam mempertahankan Khorramshahr telah menjadi simbol perlawanan dan ketahanan bangsa ini, sekarang operasi pembebasan Khorramshahr juga menjadi simbol dari tekad dan kekuatan Republik Islam Iran dalam mengubah peta politik dan militer di medan perang. Tidak ada warga Iran yang tidak senang ketika mendengar kabar gembira pembebasan Khorramshahr.
Pejuang Iran di pembebasan Khorramshahr
Keberhasilan operasi Baitul Muqaddas selain membebaskan Khorramshahr, juga berhasil menutup kemungkinan tentara Irak menduduki wilayah Iran yang lain. Setelah peristiwa itu, posisi Iran di medan perang kian menguat dan hingga kini bangsa Iran masih tetap mempertahankan semangat untuk tidak memberi peluang musuh melakukan agresi. Imam Khomeini ketika mendengar berita pembebasan Kota Khorramshahr langsung mengatakan, "Allah yang membebaskan Khorramshahr."
Semua agenda rezim Saddam dan pendukungnya porak-poranda. Saddam bahkan mengeluarkan sesumbar bahwa ia siap menyerahkan Kota Basrah jika pasukan Iran berhasil merebut Khorramshahr. Pasalnya, Saddam dan adidaya dunia yang mendukungnya yakin Khorramshahr tidak mungkin bisa direbut kembali oleh Iran.
Dengan dimulainya operasi pasukan Iran dan relawan untuk membebaskan Khorramshahr, Saddam meminta pasukannya untuk mempertahankan kota itu seperti mereka melindungi Baghdad dan Basrah. Dia mengatakan, “Khorramshahr merupakan penyangga Basrah, untuk itu kemenangan harus diraih dengan harga berapa pun dan pasukan Iran harus dihancurkan.”
Koran al-Qabas terbitan Kuwait mengutip keterangan para pejabat Irak pada April 1981 menulis, "Irak berniat melancarkan serangan luas ke Khuzestan dan tujuannya adalah menduduki wilayah kaya minyak itu dan sumur-sumur minyak, serta pengumuman independensi dan pembentukan pemerintahan sementara..."
Dalam pelaksanaan skenario tersebut, setelah 34 hari berjuang secara heroik warga setempat, akhirnya Khorramshahr diduduki pasukan rezim Baats Irak pada 2 Aban 1359 HS. Setelah penempatan pasukan militer Irak di Khorramshahr serta pendudukan kota tersebut, tampaknya beberapa wilayah dan kota sekitar juga akan bernasib sama.
Meski sejumlah pengkhianatan dan pelanggaran di dalam negeri serta penyusupan luas musuh untuk mendiktekan ketidakefektifan segala langkah militer untuk membebaskan Khorramshahr, namun dengan tekad Imam Khomeini dan kesiapan seluruh pasukan angkatan bersenjata dan pasukan relawan rakyat Basij, seluruh sarana dan kekuatan dikerahkan untuk mengusir pasukan penjajah.
Pembebasan Khorramshahr
Pendudukan Khorramshahr berlangsung selama 20 bulan akan tetapi pada pada tanggal 3 Khordad 1361 HS atau 24 Mei 1983, berhasil dibebaskan dalam sebuah operasi bersejarah Baitul Maqdis. Pembebasan kota Khorramshahr sedemikian menggemparkan sehingga mesin-mesin propaganda Barat terpaksa mengakui kemenangan besar bangsa Iran itu dan pukulan telak bagi kekuatan militer Irak.
Koran Liberation terbitan Perancis dalam hal ini menulis, "Pasca direbutnya kembali Khorramshahr oleh Iran, dengan cepat AS, Eropa dan sejumlah negara regional Teluk Persia, menggulirkan berbagai inisiatif untuk mengakhiri perang tersebut sehingga mencegah tumbangnya rezim Saddam."
Banyak analis menganggap pembebasan Khorramshahr sebagai hasil perjuangan dan resistensi epik bangsa Iran melawan agresor. Kemenangan besar ini mematahkan perhitungan militer yang rumit oleh musuh dan pendukungnya serta menciptakan situasi baru terkait nasib perang yang dipaksakan. Karena alasan ini, pembebasan Khorramshahr menjadi sebuah epik, yang memiliki efek jangka panjang pada bangsa Iran dan, tentu saja, pelajaran bagi musuh-musuh Republik Islam.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam sebuah pidatonya pada 1 Khordad 1381 HS dalam hal ini mengatakan, "Tidak ada satu pihak pun di dunia yang percaya bahwa angkatan bersenjata kita mampu merebut kembali Khorramshahr; karena Khorramshahr sudah dianggap lenyap."
Selama satu setengah tahun pendudukan kota pelabuhan strategis itu, rezim Baats Irak melakukan sejumlah operasi teknis yang rumit sehingga mengubah kota itu menjadi benteng pertahanan terkuatnya.
Syahid Mohammad Ebrahim Hemmat, di antara komandan era Perang Pertahanan Suci, dalam operasi Baitul Maqdis, menjelaskan barisan pertahanan dan musuh di sekitar kota Khorramshahr dan mengatakan, "... ketika Irak menduduki Khorramshahr, para penasehat Rusia dan Amerika Serikat, atas usulan Saddam, merancang dan melaksanakan program pertahanan 20 tahun di Khorramshahr. Dalam program tersebut, dibentuk sebuah zona luas ranjau darat, pembangunan parit-parit besar di sekeliling kota, serta berbagai perencanaan untuk berlanjutnya pendudukan kota Khorramshahr."
Pandemi Corona, Ciptakan Perubahan Gaya Hidup Manusia
Pandemi Corona ditetapkan sebagai kendala universal terbesar abad ini yang mengubah banyak dimensi kehidupan manusia di dunia serta memaksa pembatasan luas di kehidupan sehari-hari mereka.
Virus ini dan penyebarannya menimbulkan dampak serius di berbagai sisi kehidupan, bahkan juga berpengaruh pada bidang budaya dan sosial.
Wabah dan penyakit menular sejak lama telah mengancam kehidupan dan dunia manusia serta menimbulkan dampak luas di kehidupan manusia. Fenomena buruk dan pemicu krisis ini dari satu sisi menimbulkan ketakutan, kekhawatiran dan kelemahan di kehidupan. Sementara dari sisi lain, berpengaruh pada perluasan pengetahuan dan pemahaman manusia terhadap alam semesta dan keberadaannya.
Penyebaran virus Corona pada akhir tahun 2019 di seluruh dunia kembali menempatkan umat manusia dalam situasi yang dampaknya melampaui batas kedokteran dan kesehatan. Munculnya virus Corona membayangi sebagian besar bidang epistemologis dan ilmiah dan mengubah studi filosofis, agama, ekonomi, politik, budaya, seni dan sosial. Faktanya, Corona telah menjadi tantangan serius bagi manusia saat ini; Dari kontrak interaksi sosial yang paling sederhana hingga konsep manusia yang paling abstrak seperti hidup dan mati serta identitas.
Penyebaran virus ini membuat banyak aktivitas dan peristiwa politik, budaya dan sosial seperti pameran, bioskop, teater, konser dan penjualan buku mengalami dampak negatif yang besar serta pasar global dan ekonomi berbagia negara.
Koran The Guardian menulis, berdasarkan laporan terbaru, sektor budaya Eropa termasuk sinema, televisi, radio, musik, percetakan, video game dan seni pertunjukan serta visual tahun lalu di banding dengan tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 31 persen. Sektor pariwisata juga kehilangan 27 persen pendapatannya dan mengalami kerugian besar akibat pandemi Corona.
Laporan tersebut, berdasarkan studi yang dilakukan oleh organisasi seniman dan hak cipta Eropa, menunjukkan bahwa selama pandemi Corona, satu-satunya industri penerbangan Eropa yang kehilangan 4,31 persen dalam setahun terakhir karena pembatasan perjalanan, berasal dari bidang budaya dan seni Eropa paling menderita.
Menurut laporan tersebut, pada 2019, sebelum wabah korona, sektor seni dan budaya Eropa berkembang pesat seperti pembangkit listrik dengan lebih dari 7,6 juta pekerja dan omset 643 miliar euro, atau sekitar 4,4 persen dari pendapatan kotor Uni Eropa.
Marc Lhermitte, penulis riset ini mengatakan, "Kita menyaksikan dampak berat akibat penutupan ribuan pusat budaya dan kesenian akibat pandemi Corona. Sektor budaya merupakan bagian pertama yang dilibutkan sejak penyebaran wabah Corona, dan akan menjadi sektor paling terakhir yang aktivitas normalnya dimulai tanpa pembatasan."
Menurut Lhermitte, pendapatan sektor seni pertunjukan dan musik turun 90 dan 76 persen. Sektor seni visual, buku, percetakan, bioskop dan televisi mengalami penurunan pendapatan sekitar 20-40 persen dan hanya permainan game komputer yang mengalami kenaikan 9 persen di perputaran uang dan mampu melawan pandemi ini.
Penutupan awal bioskop, museum, teater, dan aula konser, serta pembatalan festival musim panas yang membutuhkan pengenalan artis dan talenta muda, telah memberikan pukulan telak bagi industri ini di seluruh dunia, dan dampaknya akan terasa selama bertahun-tahun. Laporan dan tinjauan ahli lainnya menyatakan bahwa jika produksi fisik dan distribusi serta acara langsung tidak dilanjutkan pada kesempatan paling awal, ada risiko kehilangan modal yang diinvestasikan dalam proyek baru dan yang sedang berkembang. Namun, hampir setengah dari mereka yang disurvei (sekitar 46 persen) mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk tidak menghadiri pertemuan semacam itu selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, bahkan jika ruang konser dibuka kembali.
Para ahli dan peneliti memperingatkan bahwa negara-negara di seluruh dunia harus menyediakan sumber daya keuangan yang dibutuhkan untuk memulihkan dan menghidupkan kembali industri seni dan budaya, dan mendorong investor swasta untuk melakukannya, karena industri seni dan budaya tidak pernah menghadapi keruntuhan ekonomi seperti itu dan krisis ini akan terjadi konsekuensi yang sangat besar.
Tapi ada sisi lain dari cerita ini, dan kita tahu bahwa tidak semua hal di dunia ini selalu negatif.
Corona membuktikan bahwa setiap ancaman yang ditimbulkan di Desa Global (Global Village) ini dan di setiap penjuru dunia akan mengarah pada interaksi yang konstruktif, yang membutuhkan kerja sama yang efektif, jauh dari mencari supremasi dan unilateralisme antarnegara. Ketika berbicara tentang budaya dan seni dan subjek buku dan bacaan, semua batasan dan prasangka politik dihapus dan penilaian yang adil terbentuk dan jendela lain terbuka untuk dunia.
Marshall McLuhan memperkenalkan konsep ini pada awal tahun 60-an dalam bukunya yang berjudul Understanding Media: Extension of A Man. Konsep ini berangkat dari pemikiran McLuhan bahwa suatu saat nanti informasi akan sangat terbuka dan dapat diakses oleh semua orang. Pada masa ini, mungkin pemikiran ini tidak terlalu aneh atau luar biasa, tapi pada tahun 60-an ketika saluran TV masih terbatas jangkauannya, internet belum ada, dan radio masih terbatas antar daerah, pemikiran McLuhan dianggap aneh dan radikal.
Kini, berkat ruang komunikasi, sebuah desa telah tercipta dan bahasa baru yang disebut bahasa seni telah terbentuk, yang memungkinkan setiap orang dapat saling berkomunikasi tanpa batas. Pada awalnya, tidak ada yang bisa membayangkan bahwa virus Corona akan menjadi begitu baru dan berubah, mengancam dan meninggalkan bekas di mana-mana, tetapi virus ganas yang sama juga menciptakan peluang dan dunia tanpa batas untuknya adalah seni dan budaya serta buku dan bacaan, dunia yang menjadi lebih luas setelah wabah virus Corona.
Padahal, pada masa krisis, masyarakat menghadapi perubahan gaya hidup, dan salah satu perubahan yang paling terlihat adalah perubahan penggunaan media.
Kondisi lain yang ditimbulkan oleh pandemi Corona adalah maraknya pendidikan online. Orang tua mendampingi anak-anaknya dengan cara baru dalam pendidikan, dan mereka yang jauh dari dunia maya beralih ke desa komunikasi agar tidak tertinggal dari karavan pendidikan. Kita tidak asing lagi mendengar dan membaca kata-kata seperti kelas virtual, seminar online, kursus virtual, webinar, dan sebagainya, dan kita mendengarnya berkali-kali sepanjang hari. Dalam situasi seperti ini, bisnis internet para penghuni desa yang kreatif juga tumbuh subur.
Corona membuktikan bahwa terlepas siapa yang menjadi korban atau selamat dari penyakit, kita semua adalah anggota keluarga yang sama dan kita semua memiliki bagian yang sama, sehingga kita harus memanfaatkan peluang yang diciptakan dan meningkatkan empati dan komunikasi sebanyak mungkin.
Sementara di bidang musik, kini para musisi pun beralih ke jejaring sosial untuk mempromosikan albumnya. Mereka kini mulai menggelar konser virtual ketimbang konser fisik.
Menyusul wabah virus Corona, penjualan fisik turun sepertiga, sementara penjualan karya digital turun sekitar 11 persen. Bukti menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan cara orang mendengarkan musik. Sebuah perusahaan musik online melaporkan bahwa penonton lebih sering mendengarkan musik melalui aplikasi di TV dan perangkat pintar selama pandemi.
Penelitian mengatakan bahwa dampak pandemi ini di bidang ini sedemikian rupa sehingga kebiasaan pendengarnya pun berubah. Misalnya, gaya yang dulunya paling populer saat liburan kini telah menjadi makanan sehari-hari para penikmatnya. Dengan kata lain, gaya musik yang menenangkan menjadi lebih populer di kalangan orang daripada sebelumnya.
Menyusul larangan berkumpul, artis sekarang berkomunikasi langsung dengan penggemarnya dari rumah melalui Twitter, Instagram, dan platform lainnya. Platform siaran telah memungkinkan cara baru untuk menghasilkan uang, termasuk berlangganan saluran artis yang memberikan akses awal atau eksklusif ke konten, serta pertemuan virtual dan komentar berbayar.
Di Cina, misalnya, program musik online dirancang di mana 80 persen musisi meningkatkan pendapatan mereka lebih dari 50 persen, dan beberapa artis bahkan mengumumkan peningkatan pendapatan mereka 100 persen. Dengan cara ini, dapat dikatakan bahwa bagi musisi, penerbit, dan produser, cara-cara baru untuk berkomunikasi dengan penonton dapat menjadi cara jangka panjang untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup artis serta menjaga industri musik tetap hidup.
Selain itu, dengan bertambahnya jumlah konsumen, kebiasaan konsumsi juga berubah. Beberapa konsumen menggunakan layanan bersama di rumah. Yang lain telah membatalkan langganan mereka karena tekanan keuangan. Jangan lupa bahwa beberapa perusahaan layanan bisnis ganda tetap berhubungan dengan penggemar musik selama masa krisis dengan memberikan layanan gratis kepada konsumen untuk sementara waktu hingga kondisi ekonomi membaik.
Para ahli memperkirakan bahwa musik akan membuat lompatan besar di era pasca-Corona. Mereka mengatakan bahwa selama ini, kegiatan musik sepertinya terhenti, tetapi di dalam hati, ada peluang besar bagi seniman untuk memikirkan karya-karya yang lebih baru dan lebih baik, dan pada kenyataannya, dalam pemikiran dan gagasan mereka, mereka telah mencapai rekonstruksi dan kembali.
Seni, terutama musik pasca-Corona, akan dimulai dan mengalami kebangkitan baru, karena para artis ini sering berpikir untuk mengadakan berbagai konser sepanjang tahun, dan karena jadwal mereka yang padat, mereka tidak terlalu memikirkan untuk memproduksi konten yang lebih banyak dan lebih baik.
Dan yang tak kalah pentingnya, para dokter percaya bahwa dengan menciptakan momen bahagia seperti mendengarkan musik yang penuh harapan, semangat dan ketenangan, kita dapat mengatasi stres akibat wabah Corona dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Jangan lupa bahwa mendengarkan musik dan menghindari ketegangan apa pun, memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membuat Anda lebih tahan terhadap penyakit apa pun. Nikmati seni ini dan huni jiwa dan tubuh Anda dengan nada yang menyenangkan.
Mencermati Nasihat Rahbar kepada Anggota Parlemen
6 Khordad (27/5/2021), bertepatan dengan tahun kedua periode parlemen ke-11 Iran, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menggelar pertemuan virtual dengan ketua dan anggota parlemen.
Di awal pidatonya, Rahbar menilai parlemen periode ini pekerja keras, efisien dan ambisius. Rahbar menyebut parlemen periode ini meraih prestasi besar di bidang peratifikasian draf dan rencana serta isu penting serta di interaksi dengan warga karena kehadiran wakil muda yang memiliki kemampuan tinggi bersama wakil-wakil yang memiliki pengalaman legislatif atau eksekutif.
Seraya mengucapkan terima kasih atas kehadiran ketua dan anggota parlemen di tengah warga dan safarinya ke berbagai provinsi, Rahbar mengungkapkan, "Lanjutkan gerakan sangat baik ini, dan tetaplah bersama rakyat."
Ayatullah Khamenei meminta anggota parlemen mengabaikan isu-isu marjinal dan negatif yang disebarkan kubu penentang di jejaring sosial. Rahbar meminta mereka mengejar program bermanfaat. Rahbar mengatakan, "Hati-hati dengan perilaku dan ucapan kalian sehingga tidak membantu para penentang, ini adalah rekoendasi saya. Perilaku dan ucapan di tubuh internal parlemen ke-11 sedemikian rupa sehingga tidak membenarkan ucapan dan pendekatan orang-orang yang menentang parlemen ini."
Ayatullah Khamenei memberi sejumlah rekomendasi kepada anggota parlemen dan menambahkan, "Rekomendasi utama adalah tetap menjadi revolusioner dan mempertahankan karakteristik seperti bergerak dan berupaya tak kenal henti, Allah Swt berfirman, « اِنَّ الَّذینَ قالوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ استَقاموا تَتَنَزَّلُ عَلَیهِمُ المَلٰئِکَة» turunnya malaikat rahmat hanya milik orang-orang yang komitmen terhadap ucapan ini, ثُمَّ استَقاموا istiqomah. Tetaplah kalian atas karakteristik ini."
Di sisi lain, Rahbar mengingatkan bahwa godaan akan kekayaan, kedudukan dan ketenaran begitu mengancam sehingga menyebabkan banyak orang yang berkuasa dan penuh gairah berangsur-angsur menyimpang, memiringkan jalannya dan terkadang berubah 180 derajat.
Rahbar menganggap tetap menjadi seorang revolusioner membutuhkan perawatan dan perhitungan yang konstan, dan menambahkan: "Kita harus menjaga diri, kita harus memperhitungkan diri kita sendiri. Sangat diperlukan untuk senantiasa menjaga diri. Kita manusia lemah, berisiko, terpeleset; Hati-hati, jaga diri kita sendiri. Penjagaan diri ini dalam istilah Alquran dan Islam, disebut ketakwaan; Takwa berarti menjaga diri secara terus-menerus agar tidak terjerat sifat buruk.
Dalam rekomendasi lain, Rahbar meminta anggota parlemen untuk meningkatkan efisiensi dan perilaku rasional dan percaya diri mereka, dengan mengatakan bahwa kinerja parlemen selama ini baik, tetapi meletakkan dasar untuk mereformasi urusan negara membutuhkan lebih banyak pekerjaan. Dia menyebut Imam Khomeini sebagai perwujudan dari semua standar revolusioner dan rasionalitas dan menambahkan: "Harus ada keadaan tenang yang diperlukan dan perdamaian intelektual yang diperlukan di parlemen. Yang saya tawarkan ketenangan pikiran adalah kebalikan dari pekerjaan emosional; Keputusan emosional, mendadak, dan menjijikkan, ini seharusnya tidak ada. Paremen adalah perwujudan rasionalitas kolektif di negara. Jika parlemen adalah manifestasi dari rasionalitas bersama, maka diperlukan perilaku rasional di setiap pekerjaan mereka."
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menarik perhatian para anggota parlemen pada patologi perilaku mereka dan mempertimbangkan penggunaan kemampuan hukum seperti pertanyaan, interogasi, dan investigasi untuk kepentingan pribadi, kelompok atau masalah etnis termasuk di antara kemungkinan bahaya ini. Rahbar menambahkan, "Kemampuan ini harus digunakan hanya untuk menegakkan hukum dan kebenaran. Masuk ke dalam masalah administrasi dan mencoba untuk mendelegasikan tanggung jawab kepada individu tertentu, hati-hati dan teliti dalam menggunakan tribun parlemen, menghindari mencoba untuk mencapai posisi kementerian atau jabatan eksekutif di antara kerugian lainnya dan meminta Dewan Pengawas yang mengawasi perilaku anggota parlemen untuk aktif. Lebih lanjut Rahbar menambahkan, "Tapi lebih dari pengawasan, itu adalah ketakwaan batin Anda sendiri dan perawatan batin Anda sendiri yang bisa efektif dan melindungi Anda dari bahaya ini."
Rekomendasi lain Rahbar kepada anggota parlemen adalah memberikan perhatian yang serius kepada para ahli dalam mengkaji rencana dan rancangan undang-undang serta meningkatkan kualitas undang-undang.
Rahbar mengatakan, "Kualitas undang-undang harus ditingkatkan, undang-undang harus disusun sedemikian rupa sehingga pelaksananya berminat menjalankannya selama bertahun-tahun dan komitmen terhadapnya. Meningkatkan level kualitas undang-undang dapat dilakukan dengan memperkuat undang-undang itu sendiri, realistis, implementasi, transparansi dan tidak dapat disalahtafsirkan. Ini dapat diraih dengan para ahli."
Ayatullah Khamenei seraya merekomendasikan anggota parlemen untuk memperioritaskan masalah mendasar dan pokok, di akhir nasehatnya mengisyaratkan ucapan Imam Khomeini yang mengatakan, "Parlemen inti keutamaan bangsa."
"Apa itu keutamaan bangsa? Apa keutamaan yang dimiliki bangsa kita? Perjuangan, kehormatan diri, percaya diri, harapan, pengorbanan, kekuatan dan kemampuan melawan setiap kesulitan, ini semua adalah kemampuan bangsa kita; banyak kemampuan yang dimiliki bangsa kita seperti hal-hal di atas. Kemampuan ini telah ditunjukkan bangsa kita selama 41 atau 42 tahun revolusi; mereka menunjukkanya selama perang pertahanan suci, di hadapan sanksi, di hadapan kubu arogan Barat dan non Barat, ini semua adalah keutamaan bangsa. Kalian harus menjadi inti keutamaan bangsa. Imam sejatinya dengan satu kalimat ini telah menentukan program kerja parlemen kita hingga akhir," papar Ayatullah Khamenei.
Di pidatonya, Ayatullah Khamenei juga menyingung pemilu dan mengatakan, musuh menggunakan seluruh fasilitasnya untuk mencitrakan pemilu sebagai sumber kegagalan bangsa, dan sejumlah pihak di dalam negeri baik disadari atau tidak, melanjutkan ucapan musuh. Namun saya sangat optimis bahwa dengan kemurahan Allah dan dengan tekad bangsa, pemilu kali ini akan menjadi sumber kebanggaan negara.
Rahbar mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang bersedia mencalonkan diri di pemilu dan juga mereka yang tidak lolos di uji kelayakan serta dengan ucapan rasionalnya menyeru masyarakat untuk berpartisipasi di pemilu. Rahbar mengingatkan, "Kegagalan sejumlah calon di uji kelayakan bukan berarti mereka orang yang tidak layak, tapi artinya adalah Dewan Garda Konstitusi dengan memperhatikan laporan yang ada, fasilitas dan pengetahuannya belum mampu mengidentifikasi orang itu, meskipun orang itu mungkin juga berkualifikasi tinggi."
Ayatullah Khamenei mengingat beberapa bisikan yang mengindikasikan rendahnya partisipasi rakyat dalam pemilu, dan mengingatkan: Saya yakin tingkat partisipasi rakyat tidak ada hubungannya dengan nama ini atau itu, tetapi rakyat mencari seseorang yang memiliki manajemen dan kemauan yang kuat serta efisiensi yang tinggi untuk menyelesaikan masalah negara dan tidak masalah bagi rakyat gelar apa yang dimiliki orang ini atau dari faksi apa. Tentu saja, ini mungkin penting bagi kelompok politik, tapi ini bukan untuk umum. Penting bagi para kandidat untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka mengetahui permasalahan masyarakat, bahwa mereka adalah manajerial, banyak akal dan jujur, dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengalola negara. Jika demikian maka dengan kemurahan Allah, masyarakat akan hadir di kotak suara dengan partisipasi yang tinggi.
Dari sudut pandang Rahbar, masalah utama rakyat bukanlah perluasan dunia maya dan politik luar negeri dan komunikasi dengan pemerintah ini dan pemerintah itu; Orang-orang prihatin dengan pengangguran kaum muda, mata pencaharian kaum miskin dan mafia impor yang mematahkan tali produksi dalam negeri. Masalah utama rakyat adalah kebijakan keliru di mana seorang pemuda berprestasi dan inovatif yang mampu melakukan pekerjaan dibuat putus asa. Jangan lupa bahwa motivasi utama musuh terhadap pemilu dan pemerintah Islam sangat dalam. Meski ada beragam permusuhan dan propaganda ini, tugas semua orang adalah menunaikan kewajiban dan meraih keridhaan Tuhan serta melakukan tugas kita.
Lebih lanjut, Rahbar memberi nasehat kepada para kandidat, pendukung dan rakyat. Rahbar meminta pada kandidat untuk tidak terjebak di ajang perang perebutan kekuasaan dan saling tuding, seperti apa yang biasa terjadi di Amerika dan sejumlah negara Eropa serta membuat mereka malu.
Ayatullah Khamenei mengatakan, "Ajang pemilu adalah ajang berlomba untuk memberi pelayanan. Al Quran menginstruksikan kepada kita فَاستَبِقُوا الخَیرٰت, berlomba-lombalah di perbuatan baik, kita harus memiliki perspektif seperti ini di pemilu. Jangan saling menebar tudingan dan kebencian."
Menghindari slogan palsu dan menipu, menjaga serius norma-norma akhlak, menjahui upaya melanggar garis merah negara merupakan rekomendasi lain Rahbar kepada para kandidat.
Kepada mereka yang rela melanggar garis utama negara demi mendapat sorotan lebih, Rahbar mengingatkan, "Republik Islam sebuah pemerintahan yang mapan dan melawan musuh dengan garis Ilahi dan rakyat. Oleh karena itu, perusakan norma tidak akan menciptakan posisi lebih baik di antara rakyat."
Rahbar meminta para pendukung kandidat memiliki niat ilahi di pekerjaan mereka karena hal ini membuat berkah dan ridha Ilahi. Sangat penting bagi para kandidat menerima hasil apa pun pemilu. Jangan sampai hanya menerima hasil pemilu jika menguntungkan diri sendiri, tapi menolaknya jika menguntungkan orang lain dan kita berkata, saya menolak hasil pemilu.
Di akhir pidatonya Rahbar mengatakan, "Bangsa Iran menggelar pemilu dalam satu hari, tapi dampaknya akan tetap ada selama beberapa tahun. Berpartisipasilah di pemilu, anggaplah pemilu milik kalian sendiri, dan mintalah bantuan Tuhan, mintalah petunjuk, maka kalian akan diberi petunjuk, datanglah ke kotak-kotak suara dan berikan suara kalian kepada kandidat yang paling layak."
Akademisi Indonesia: Wilayatul Faqih, Warisan Berharga Imam Khomeini
Imam Khomeini wafat 32 tahun lalu, tapi warisan pemikiran dan karyanya masih menjadi perhatian tidak hanya Iran, tapi juga dunia, termasuk akademisi Indonesia.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang, Yusli Efendi memandang salah satu warisan penting Imam Khomeini bagi Iran Wilayatul Faqih dan implementasi dalam sistem politik negara ini.
"Yang paling menarik dari pemikiran Imam Khomeini adalah konsep Wilayatul Faqih yang akhirnya diterapkan dalam sistem politik yang dianut oleh Republik Islam Iran hingga sekarang," ujar Yusli dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis Pastoday Indonesia baru-baru ini.
"Dari sistem ini kita bisa melihat ada ide genial dari Imam Khomeini yang berupaya menggabungkan elemen-elemen demokrasi dengan elemen-elemen keilahian. Ini yang kita kenal sebagai teokrasi. Kelemahan atau cacat demokrasi diisi dengan adanya peran ulama yang dituntun oleh petunjuk ketuhanan," tegasnya.
Sekretaris Lakpesdam PCNU kota Malang ini menilai kontribusi Imam Khomeini bagi dunia Islam ada dua, dari sisi gerakan dan pemikiran.
"Dari sisi gerakan, Imam Khomeini memberikan inspirasi bagi berbagai gerakan Islam di belahan dunia mana pun untuk percaya diri membangun kekuatan basis, memanfaatkan momentum dan membimbing masyarakat untuk melawan rezim otoriter dan melakukan perubahan sosial," papar Yusli.
"Sementara dari sisi pemikiran, sumbangsih besarnya adalah memberi inspirasi terhadap apa yang kita sebuat sebagai home ground democracy, bahwa demokrasi yang ala Barat itu tidak selalu cocok dengan dunia Islam. Imam Khomeini memberikan obat bagi demokrasi ala barat dengan menambahkan elemen-elemen ilahiah," jelasnya
Imam Khomeini; Tokoh Legendaris Dunia
Bulan Khordad di kalender nasional Iran mengingatkan sosok besar dan legendaris yang membebaskan rakyat musilm Iran dan membawa mereka ke puncak keagungan.
Dengan pemahaman realistis tentang hubungan kompleks manusia kontemporer, ia membahas masalah fundamental dalam hidupnya dan, dengan kepribadiannya yang agung dan bijaksana, mendobrak penghalang ketakutan dan penghancuran diri untuk membebaskan sebuah bangsa dari penindasan dan kediktatoran.
Ia seorang pemimpin, guru dan peletak sendi-sendi Revolusi Islam yang menjadi fenomena penting zaman kontemporer kita. 32 tahun sudah berlalu dari kepergian arsitek besar Revolusi Islam, Imam Khomeini. Sebagian orang menilai seiring berlalunya waktu, ingatan akan dirinya menjadi semakin pudar, tapi proses transformasi baru dunia malah membuat jalan dan metodenya semakin hidup di benak umat manusia.
Anggapan umat manusia adalah setelah melewati naik turunya abad 21, manusia akhirnya akan meraih kebahagiaan, kebebasan dan perdamaian senjati. Namun keegoisan, otoritarianisme, dan hegemoni sekelompok orang telah merenggut peluang ini dari umat manusia. Saat itulah seruan kuat dan maknawi Imam Khomeini yang diungkapkan dengan nada tenang dan rasional memainkan peran di ingatan manusia. Imam berkata, "Solusi tunggal bagi kebebasan manusia adalah mengikuti jalan para nabi ilahi, mulai dari Ibrahim, Musa, Isa hingga Muhammad Saw."
Menurut keyakinan Imam Khomeini, akar terbesar kejahatan uma manusia harus dicari di sifat tamak akan kekuasaan dan posisi, di mana sifat ini tersembunyi dengan baik di dalam diri manusia. Manusia di setiap zaman membutuhkan pemimpin yang selain bijaksana dan pintar, juga memiliki karakteristik dar kebesaran tauhid dan cinta kepada rakyat.
Sementara itu, Imam Khomeini sendiri memiliki kakarteristik seperti ini dan berhasil membangun sebuah revolusi besar di abad 20 dan menghidupkan kembali semangat menuntut hak dan nilai-nilai moral manusia dalam bentuk tertinggi di tangah masyarakat.
Visi, metode dan kehidupan Imam Khomeini unik. Dari masa mudanya dan pendidikannya, atmosfir spiritual dan intelektual Imam; Dia tidak memiliki kemiripan dengan para pemimpin politik lainnya. Dia memulai hidup sederhana dengan susah payah. Pada puncak masa mudanya, dia melewati tahapan pemurnian diri dan mencapai tingkat kebatinan dan perilaku spiritual yang tinggi. Dia menghabiskan beberapa dekade mempelajari sains, penelitian dan penulisan.
Dia menulis banyak buku dan melatih banyak siswa. Dalam pergulatan politik, Imam tidak memiliki riwayat keanggotaan atau aktivitas di partai politik manapun. Dia menyeru semua manusia melawan para pengkhianat dan penindas karena mereka adalah manusia dan memiliki sifat mencari Tuhan, mencari kebenaran dan mencari keadilan, dan menilai mereka bertanggung jawab atas nasibnya sendiri. Dia berbicara kepada bangsa-bangsa dan percaya bahwa perubahan besar di dunia tidak dapat dikalahkan jika dilakukan oleh bangsa-bangsa dan massa rakyat.
Jika mereka bangun, mereka dapat mengubah dunia dan membongkar penindasan dan ketidakadilan yang mengatur mereka. Tidak seperti kebanyakan pemimpin politik, Imam Khomeini, alih-alih memikirkan dirinya sendiri dan kepentingan pribadinya, malah memikirkan kesejahteraan rakyat dan, bila perlu, mengguncang lautan manusia.
Yang mendorong Imam Khomeini bangkit melawan situasi saat itu adalah kondisi masyarakat Iran yang minim ajaran agama. Bahkan masyarakat saat itu mengalami kerusakan serius di bidang keyakinan agama dan mazhab. Interpretasi Islam saat itu adalah agama tidak ada urusan dengan hal-hal politik, sosial dan budaya masyarakat, serta hanya mengurusi sebagian ibadah dan amalan individu.
Interpretasi seperti ini terhadap agama selalu sesuai dengan keinginan penguasa dan para diktator, serta disebarkan di tengah masyarakat melalui tangan penguasa sendiri. Menurut perspektif Imam Khomeini, masyarakat Islam setelah meninggalnya Rasulullah Saw mengalami ancaman dan kerusakan, serta masalah ini mencapai puncaknya di era terakhir. Imam berkata, "Ini sebuah rencan setan yang disusun sejak era Bani Ummayah dan Bani Abbas, serta kemudian dilanjutkan oleh setiap pemerintahan dan kini ketika jalur Timur dan Barat terbuka ke pemerintahan Islam, masalah ini mengalami puncaknya bahwa Islam hanya mengurusi urusan individu antara ia dan Tuhannya, serta politik terpisah dari Islam dan seorang muslim tidak boleh ikut campur dan para ulama juga tidak boleh terlibat politik."
Imam Khomeini memerangi anasir keterbelakangan Islam dan berkata, "Di awal Islam sejak zaman Rasulullah Saw hingga tidak ada penyelewengan, politik dan agama menjadi satu." Di bagian lain pidatonya, Imam menyebut efektivitas agama terletak pada intervensi di urusan pribadi dan sosial manusia. Imam mengingatkan, "Slogan politik terpisah dari agama merupakan propaganda penjajah yang ingin mencegah bangsa muslim terlibat dalam menentukan nasib mereka sendiri."
Pidato Imam Khomeini bersumber dari Islam murni dan bahasa fitrah manusia. Apa yang diungkapkan Imam adalah ungkapan hati yang murni dari fitrah dan mayoritas masyarakat. Alasan bahwa ucapan beliau disambut manusia adalah kata-kata beliau bukan bahasa melawan etnis, kelompok atau arus lain, tapi sebuah bahasa manusia yang mencari kesempurnaan, kebenaran dan kebahagiaan dunia, yang berusaha membentuk sebuah komunitas sehat.
Bahasa ini dijelaskan dengan sederhana, mudah dan rasional dalam bahasa orang tertindas dan menderita. Oleh karena itu, wacana ini disambut umat manusia. Jika bahasa Imam Khomeini sampai ke telinga manusia yang belum meninggalkan fitrahnya, maka secara alami ia akan menerima kata-kata Imam tersebut. Di antara wacana Imam Khomeini yang saat ini mendapat sambutan luas di dunia adalah anti ketertindasan, spirit muqawama dan resistensi di hadapan kubu arogan dunia, semangat berusaha dan mencapai kemajuan, menghormati kehormatan manusia, menghormati bangsa lain dan menjaga hak.
Imam Khomeini, dalam rangka mendirikan pemerintahan agama dan mengembalikan agama ke panggung politik dan pemerintahan, menciptakan keyakinan bahwa aturan Islam memiliki nilai intrinsik dan praktis di segala waktu dan tempat, karena undang-undang ini diatur sesuai dengan fitrah dan hakikat manusia. Dan hal-hal fitrah di waktu dan berbagai tempat tidak bisa diubah. Seperti cinta ibu kepada anaknya mengalir dalam semua periode sejarah, maka hukum Islam, yang telah ditetapkan menurut kodrat dan fitrah manusia, selalu langgeng dan dapat ditegakkan.
Imam Khomeini, sebagai pemikir kebangkitan umat Islam, adalah seorang tokoh spiritual. Sebagai seorang ahli hukum Islam, seorang mistikus yang mencari Tuhan, dan seorang pemimpin yang berani dan bijaksana, dia berangkat untuk mereformasi dasar-dasar masyarakat Iran dan, dengan kemenangan revolusi, meletakkan dasar bagi sebuah sistem yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Sistem yang memperkenalkan standar baru dan membentuk budaya asli berdasarkan martabat manusia. Sistem ini, yang dikenal sebagai Republik Islam Iran, dikenal oleh banyak negara saat ini dan menarik bagi mereka.
Dia adalah seorang pemikir yang, dengan pandangan jauh ke depan, mengajukan teori tentang martabat Muslim dan pemberdayaan kaum tertindas di dunia. Mengikuti Imam Khomeini dan pedomannya dalam perang melawan arogansi global membuka cakrawala cerah di jalan menuju pembebasan dari penindas dan hegemoni. Akhir jalan ini ditentukanTuhan dengan munculnya juru penyelamat umat manusia, Imam Mahdi as dan penyelamatan dunia dari kezaliman dan penindasan serta penyebaran keadilan.
Imam Khomeini berkata tentang akhir kemenangan ini: "Tuhan telah berjanji bahwa kaum tertindas dengan rahmat-Nya akan mengalahkan orang yang sombong dan penindas dan menjadikan mereka sebagai imam dan pemimpin. Janji Tuhan sudah dekat. Saya berharap kita akan menyaksikan janji ini dan kaum tertindas mengalahkan kaum arogan."
Saat ini, setelah 32 tahun, posisi pemerintahan Islam yang didirikan oleh Imam Khomeini telah menjadi begitu mapan sehingga kita tidak perlu lagi membuktikan dengan berbagai argumen bahwa Revolusi Islam bukan kebangkitan spontan untuk menggulingkan sebuah rezim. Saat ini di literatur politik dunia dan lebih obyektif darinya, dalam pertemuan ilmiah para pemikir dan politisi dan bahkan pada tingkat negosiasi formal dan pembicaraan para negarawan besar dunia, ada pembicaraan tentang tantangan yang telah diciptakan Revolusi Islam di bidang konstelasi politik dan budaya.
Kebangkitan identitas agama, posisi penting umat Islam dalam persamaan internasional, dan munculnya tanda-tanda kebangkitan bangsa Islam adalah refleksi praktis Revolusi yang pengaruhnya terlihat jelas dalam masyarakat Islam dan dunia kontemporer. Imam Khomeini sosok legendaris yang selalu hidup di mana meneruskan jalan beliau akan memberi kehidupan merdeka, bebas dan tuntutan akan hak kepada manusia.
Mari kita selalu mengingat dan jalan Imam Khomeini yang menurut Rahbar Ayatullah Khamenei adalah sebuah hakikat yang kekal dan kami mengungkapkan belasungkawa kepada seluruh umat Muslim di peringatan haul manusia besar ini.



























