کمالوندی
Lagi, Israel Interogasi Bocah Palestina
Sejumlah sumber mengkonfirmasikan penyerbuan militer Israel ke rumah seorang warga Palestina untuk menginterogasi anak perempuan yang baru berusia enam tahun.
Menurut laporan televisi al-Mayadeen, militer Israel Rabu (31/07) malam menyerbu rumah Malak Sadr, bocah Palestina berusia enam tahun dan menginterogasinya.
Polisi Israel selama dua hari lalu juga memanggil dan menginterogasi dua anak Palestina yang berusia empat dan enam tahun, warga kota Issawiyah, Quds pendudukan dengan dakwaan melempar batu dan melawan rezim Zionis.
Klub Tawanan Palestina sebelumnya dalam sebuah laporan menyatakan, rezim Zionis sejak tahun 2015 hingga akhir Februari tahun ini telah menangkap sekitar enam ribu anak Palestina dan 98 persen di antaranya mengalami penyiksaan fisik dan mental.
Kabinet Israel dengan bantuan parlemen Zionis melaksanakan keputusan hukuman terhadap anak Palestina di bawah 14 tahun dan meratifikasi keputusan masa hukuman bagi anak-anak ini hingga 20 tahun kurungan.
Sampai saat ini, organisasi HAM dan pembela hak anak tidak menunjukkan respon atas pemanggilan dan interogasi anak Palestina ini.
Rouhani: Bangsa Iran tidak akan Menyerah terhadap Represi AS
Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani mengatakan, dunia sampai pada kesimpulan bahwa bangsa Iran memiliki tekad lebih besar daripada menyerah terhadap represi Amerika Serikat.
"JCPOA jika tetap dipertahankan hingga tahun depan, maka seluruh sanksi senjata PBB terhadap Iran akan dicabut secara penuh," papar Rouhani Kamis (01/08) di Provinsi Azerbaijan Timur seraya mengisyaratkan keluarnya AS secara ilegal dari kesepakatan nuklir dan eskalasi sanksi terhadap Tehran.
"JCPOA dari sisi politik dan hukum sangat penting bagi Iran, karena PBB dengan bersandar pada kesepakatan ini mengakui secara resmi hak pengayaan uranium Iran," kata Rouhani.
Lebih lanjut Rouhani menambahkan, mereka yang anti Iran khususnya rezim Zionis, Arab Saudi dan kubu konservatif Amerika, tidak dapat menyaksikan JCPOA terus eksis dan mengumumkan penentangan transparan mereka terhadap kesepakatan internasional ini serta mengakui bahwa kesepakatan ini seratus persen menguntungkan Iran.
Presiden Iran menekankan, Iran jika tidak dapat memanfaatkan kepentingan JCPOA, dan pihak yang tersisa tidak menjalankan komitmennya maka Tehran secara bertahap akan mengurangi komitmennya dan akan membuktikan kepada dunia bahwa Iran memiliki banyak metode.
Presiden Iran hari kamis melakukan kunjungan ke Tabriz, Provinsi Azerbaijan Timur untuk meresmikan sejumlah proyek pembangunan.
Motif Lawatan Penasihat Presiden AS ke Asia Barat
Penasihat Senior Presiden AS, Jared Kushner telah memulai kunjungannya ke Asia Barat yang menjadi perhatian para pengamat internasional.
Kushner memulai lawatannya dengan mengunjungi Yordania dan Palestina Pendudukan sejak Rabu (31/7) yang akan dilanjutkan ke beberapa negara Arab lainnya.
Menantu Trump ini telah bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II di Amman, dan Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benjamin Netanyahu.
Tampaknya, lawatan Kushner mengejar beberapa tujuan. Pertama dan terpenting dari perjalanan Kushner ke Asia Barat melanjutkan beberapa kali kunjungannya selama tahun 2019 yang bertujuan untuk meletakkan dasar bagi implementasi prakarsa "Kesepakatan Abad". Kushner adalah salah satu arsitek utama dari proyek baru AS di Timur Tengah ini.
Meskipun beberapa aspek dari kesepakatan abad ini, termasuk penyerahan Baitul Maqdis dan Golan ke Israel dan pengumuman Al-Quds sebagai ibukota rezim Zionis secara praktis telah dilaksanakan, tapi secara resmi prakarsa kesepakatan abad belum diumumkan. Kushner yang membuat langkah besar untuk memperkenalkan kesepakatan abad pada KTT Manama yang berlangsung 25 dan 26 Juni lalu akhirnya terpaksa mengakui kegagalannya.
Kini, penasihat senior presiden AS ini melakukan kunjungan ke Asia Barat dan bertemu dengan para pejabat Israel dan sejumlah negara Arab demi menyampaikan masalah kesepakatan abad.
Surat kabar rezim Zionis, Yedioth Ahranoth dalam sebuah laporan menulis, "Setelah berkonsultasi dengan Perdana Menteri Israel, penasihat Trump berencana untuk melakukan perjalanan ke beberapa negara Arab untuk mengajukan proposal dari Presiden AS, Donald Trump,".
Koran Zionis ini menuturkan bahwa Kushner mengajak para pemimpin Arab untuk menghadiri pertemuan Camp David pada September mendatang, dan Presiden AS Trump akan mengumumkan peluncuran kesepakatan abad.
Kedua, tujuan Kushner lainnya melakukan perjalanan ke Asia Barat, terutama ke Palestina pendudukan untuk membantu Benjamin Netanyahu memenangkan pemilu parlemen Israel mendatang.
Pemilihan umum parlemen Israel akan diadakan untuk kedua kalinya dalam enam bulan terakhir pada 17 September. Netanyahu yang gagal membentuk kabinet setelah kemenangan tipis dalam pemilu April 2019 saat ini menghadapi berbagai masalah yang melilitnya.
Kushner dan Trump sebagai pendukung Netanyahu dalam pemilu sebelumnya, tampaknya berusaha membantu Netanyahu dan Partai Likud memenangkan kembali dukungan politiknya dengan mengadakan pertemuan Camp David pada September mendatang.
Tujuan ketiga lawatan Kushner ke Asia Barat adalah untuk menindaklanjuti agenda tekanan maksimum terhadap Iran yang dilancarkan pemerintahan Trump. Oleh karena itu, Brian Hook selaku direktur urusan Iran di kementerian luar negeri AS juga ikut serta mendampingi lawatan Kushner kali ini.
Target kampanye anti-Iran yang dikejar AS berlangsung di saat tensi ketegangan di Teluk Persia sedang memanas, dan Uni Emirat Arab menarik diri dari Yaman serta kunjungan delegasi Hamas ke Tehran untuk bertemu dengan para pejabat Republik Islam Iran.
Kushner berusaha menemui para pejabat tinggi negara-negara Arab untuk membahas masalah Iran demi mencegah normalisasi hubungan antara Iran dan negara-negara Arab di kawasan Teluk Persia terutama Uni Emirat Arab, dan memompa ketegangan regional terus berlanjut untuk kepentingan Washington.
Khatib Shalat Jumat Tehran: AS Alami Kebingungan Strategi
Khatib shalat Jumat Tehran menilai langkah Amerika menjatuhkan sanksi terhadap Menlu Iran Mohammad Javad Zarif sebagai perilaku kenakak-kanakan dan menggelikan.
Ia menekankan, langkah ini merupakan indikasi kebingunan strategi dewan pemimpin Amerika Serikat.
Hujjatul Islam Mohammad Javad Ali Akbari, di khutbah Jumat pekan ini di Tehran seraya menjelaskan bahwa merupakan sebuah kebanggaan bagi menlu Iran ketika ia disanksi Amerika, mengingatkan, metode pemerintah Amerika ini indikasi memudarnya lembaga diplomasi dan kepemimpinan negara ini.
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif
Seraya menjelaskan bahwa wacana muqawama menghasilkan, khatib shalat Jumat Tehran mengatakan, langkah AS mengindikasikan bahwa diplomasi mengemis tidak berhasil dan sepertinya hati mereka akan senang dengan hal-hal ini.
Departemen Keuangan AS hari Kamis (01/08) mencantumkan nama Mohammad Javad Zarif di list sanksinya.
Saat merespon langkah Departemen Keuangan AS menjauthkan sanksi terhadap dirinya menilai langkah tersebut dikarenakan pidato dan wawancara dirinya dengan wartawan Amerika. Di akun twitternya Zarif menulis, "Apakah warga Amerika membutuhkan ijin Departemen Keuangan untuk mendengarkan suara Saya ?"
Urgensitas Ibadah Haji Menurut Rahbar
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Rabu pagi (03/07) saat bertemu dengan jajaran penyelenggara haji menyebut ibadah haji sebagai kumpulan luar biasa dan unggul dari nilai-nilai yang dipuji Islam.
Di pertemuan yang digelar menjelang pengiriman kontingen jamaah haji Iran ke Baitullah, Rahbar menilai haji sebagai contoh kecil dari masyarakat Islami yang unggul dan manifestasi peradaban baru Islam.
Haji selain menjalankan perintah Ilahi dan melakukan ritual khusus agama, juga manifestasi penting kehidupan sosial Islam. Rahbar dalam pidatonya terkait hal ini mengisyaratkan sisi penting manasik haji seperti persatuan, persaudaraan dan kesetaraan, pertemuan umum di padang Arafah, Masharil Haram dan Mina serta tawaf dan sai.
Rahbar juga menjelaskan Bara'at atau berlepas tangan dari dari kaum arogan adalah ibadah dan kewajiban Islam, oleh karena itu kami sangat menekankan agar masalah ini dilakukan setiap tahun dengan cara terbaik.
Beliau menekankan, di samping gerakan politik agama, ada pula langkah-langkah politik non agama dan setan, seperti saat di ibadah haji ada yang menyerukan jangan memprotes Amerika atau jangan mengungkapkan baraat dari kaum musyrikin.
Manifestasi persatuan umat Muslim tak diragikan lagi merupakan salah satu manifestasi politik terpenting ibadah haji. Di acara bara'at dari kaum musyrikin, umat Muslim menunjukkan kepada musuh akan keagungan umat ini dan prinsip mereka berpegang teguh terhadap kekuatan tak terbatas Ilahi.
Dalam perspektif pandangan ini, haji sebuah peluang untuk mengumumkan sikap atas isu-isu yang diterima umat Islam khususnya isu Palestina dan menjelaskan hakikat ancaman serta permusuhan terhadap umat Islam. Di kondisi saat ini, intervensi dan kehadiran Amerika di negara-negara Islam dan kawasan serta pembentukan kelompok teroris Takfiri merupakan masalah yang masih memberatkan geografi dunia Islam. Oleh karena itu, para peziarah Baitullah di ritual haji mereka memiliki tanggang jawab besar dan berbahaya menyampaikan pesan serta sikap dunia islam terkait ancaman dan bahaya ini.
Penekanan untuk menjalankan tanggung jawab ini mengindikasikan urgensitas wacana politik haji seperti persatuan, membela kaum tertindas dan bara'at dari kaum musyrikin. Rahbar dalam arahannya saat menyebut pentingnya wacana kunci ini menyebutkan indeks seperti bara'at dari kaum musyrikin sebagai sisi yang kerap dilalaikan di ibadah haji. Beliau menekankan, sisi politik haji merupakan salah satu karakteristik ibadah ini yang sesuai dengan tuntutan dan ajaran Islam. Oleh karena itu, politik haji sama dengan kewajiban agama dan ibadah.
Tak diragukan lagi haji, konsentrasi umat Muslim di padang Arafah, Masharil-Haram dan akhirnya Mina seluruhnya dibarengi dengan penolakan dan kebencian akan seluruh manifestiasi setan. Seperti yang dijelaskan Rahbar, permusuhan Amerika dan kubu arogan lainnya terhadap hakikat Islam sangat luas dan serangan brutal politik, sosial, budaya, ekonomi dan keamanan kubu arogan global terhadap bangsa Muslim menunjukkan kedalaman permusuhan mereka terhadap ajaran Islam.
Di kondisi seperti ini, sensitifitas penyelenggaraan acara bara'at dari kaum musyrikin tak diragukan lagi merupakan peluang berharga untuk menjelaskan hakikat Islam. Perhatian terhadap sisi ini dari manasik haji sejatinya indikasi komitmen masyarakat Islam terhadap sendi-sendi dan syariat Islam serta penolakan mereka menyerah tehadap arogansi musuh. Seperti yang dijelaskan Rahbar, hal ini akan menjadi sumber kemenangan dan kemajuan serta keselamatan umat Islam.
Selain sisi politik haji, Ayatullah Khamenei di bagian lain pidatonya mengisyaratkan isu keamanan haji dan mengingatkan tanggung jawab besar pemerintah Arab Saudi serta kewajiban berat untuk menjamin keamanan para jamaah haji tanpa melakukan pengamanan lingkungan serta dengan menjaga kehormatan dan martabat jamaah.
Menjaga kehormatan, keamanan dan martabat jamaah haji selama acara ritual haji merupakan salah satu tuntutan serius dan permanen Republik Islam Iran bagi seluruh jamaah haji khususnya jamaah asal Iran. Penekanan atas tanggung jawab ini mengingatkan poin ini bahwa keamanan haji berada di pundak pemerintah Saudi yang menguasai Haramain (Mekah dan Madinah) khususnya bahwa Arab Saudi dalam hal ini selama bertahun-tahun lalu telah melakukan kesalahan yang tidak dapat dikompensasi.
Menggulung Kain Penutup Ka'bah
Penggulungan sebagian kain penutup Ka'bah dilakukan setiap tahun menjelang musim haji dan sebelum jemaah yang melakukan tawaf mencapai puncaknya.
Tindakan tersebut bertujuan untuk melindungi Kiswah dari kerusakan seperti robek atau hal lainnya.
Berdasarkan kegiatan tahunan menyusul masuknya musim haji, Departemen Urusan Masjidil Haram dan Masjid an-Nabawi menggulung bagian bawah Kiswah sepanjang tiga meter.
Kain penutup Ka'bah yang digulung itu kemudian ditutup dengan kain katun dengan lebar sekitar dua meter dari keempat sisinya.
Menurut para pejabat Arab Saudi, langkah tersebut bertujuan mencegah dan melindungi Kiswah dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti robek dan rusak, sebab, banyak jemaah haji yang ingin menyentuh kain penutup Ka'bah tersebut.
Departemen Urusan Masjidil Haram dan Masjid an-Nabawi bertugas untuk membuat dan menjaga Kiswah.
Menurut pejabat haji Arab Saudi, kondisi kain penutup Ka'bah akan dikembalikan seperti semula usai musim haji.
Iran, Tanah Agama-agama Monoteisme Dunia
Peluncuran buku "Ritual Gereja-gereja Timur Assyrian Urmia" baru-baru menampilkan sisi lain Iran, isu multikulturalisme yang sering disorot media Barat.
Sebuah buku yang didedikasikan untuk berbagai ritual dan upacara yang diadakan di gereja-gereja Assyrian timur kota Urmia. Hasil studi etnografi ini menunjukkan keragaman budaya Iran yang dikaji cukup mendalam dan historis dari semua etnis dan agama minoritas.
Iran adalah tanah air luar biasa bagi agama-agama monoteis dunia. Peneliti sejarah agama, Mehrdad Bahar menyebut Iran sebagai salah satu asal tumbuh dan berkembangnya agama monoteis. Di tanah ini, penganut agama monoteis seperti Zoroster, Yahudi, Kristen, Mandaean hingga Islam hidup rukun dan harmonis.
Selama ini berbagai institusi termasuk lembaga antropologi Iran melakukan studi mendalam mengenai kehidupa para penganut monoritas agama, termasuk yang terbaru peluncuran buku antropologi gereja-gereja Assyrian timur Urmia.
peluncuran buku antropologi gereja-gereja Assyrian timur Urmia.
Acara peluncuran buku "Ritual Gereja-gereja Assyrian Timur Urmia" disertai dengan pemberian penghargaan kepada Abbas Tahvildar sebagai penulis buku tersebut yang berpengalaman dalam penulisan sejarah, termasuk penulis skenario 3 film layar lebar, dan 30 film dokumenter untuk televisi, termasuk perang nomaden, monumen bersejarah Delhi, Iran tanah kasih, Ashura Bijar dan lainnya.
Dalam buku barunya, Abbas Tahvildar menyoroti ritual spesifik gereja Assyrian timur, seperti upacara Natal, Paskah, pernikahan dan kematian. Ia mengatakan, "Beberapa kota Iran terkenal dengan keanekaragaman budayanya, salah satunya adalah Urmia. Di sana terdapat 80 gereja yang sebagian besar milik Gereja Assyrian, dan buku ini menggambarkan warisan kuno dari 20 gereja, yang tentu saja termasuk warisan budaya Iran,".
Pastor gereja Assyrian timur, Darius Azizian menilai penerbitan buku "Ritual gereja-gereja Assyrian timur Urmia" sebagai peristiwa yang luar biasa, dan sama pentingnya dengan sejarah 2.000 tahun kehadiran gereja ini di Iran. Ditegaskannya, "Penerbitan buku berharga dan indah yang menggambarkan gereja-gereja Assyrian timur Urmia menunjukkan perhatian besar pemerintah Republik Islam Iran. Buku ini adalah hadiah dari Republik Islam Iran kepada komunitas Assyrian Iran yang dapat kami berikan kepada teman-teman kami,".
"Menurut Alkitab, Iran dikenal sebagai tanah Pars dan selalu berperan aktif," ujar Pastor Azizian.
bangunan baru gereja St. Maria atau Assyirian timur, Urmia
Gereja St, Maria yang juga dikenal sebagai gereja Assyrian timur terletak di Jalan Khayyam di Urmia, adalah sebuah gereja kecil yang berada di daerah yang luas, dan kini sebuah bangunan baru menara baru telah dibangun di sampingnya.
Untuk memasuki gereja St. Maria, seseorang harus membungkuk. Bagian dalam gereja sama sekali tidak seperti apa yang ada dalam pikiran Anda mengenai gereja lain, dengan batuan yang sederhana. Altar sederhana di belakang lorong biru, dihiasi dengan gambar salib dan kursi pendeta.
Altar gereja adalah kamar berbentuk kubah kecil yang hanya boleh dimasuki oleh para pastor. Ruangan ini digunakan untuk tempat pembaptisan dan menyalakan lilin.
mihrab gereja St. Maria
Menurut narasi Assyrian dan sumber-sumber sejarah, bangunan keagamaan ini adalah salah satu gereja tertua dan paling penting di dunia. Sebab, tiga pemimpin agama Zoroaster yang meramalkan kelahiran Yesus, setelah bepergian dan mencari informasi mengenai kelahiran Nabi Isa, lalu kembali Urmia, dan menjadikan mereka telah menjadikan tempat ini sebuah gereja. Dalam buku-buku sejarah, dua orang dari mereka bernamat 'Malcolm' dan 'Bakht Nasr', tetapi nama ketiga tidak diketahui.
Bangunan ini dibangun pada abad pertama Masehi dan telah diperbaiki serta diperbaiki pada abad-abad yang berbeda, tetapi tekstur aslinya tetap utuh dan semua perbaikan dilakukan berdasarkan bangunan aslinya yang awalnya adalah kuil api di era Sassanid.
Seorang puteri Cina bernama Baffary (bappery) bersama 50 pejabat tinggi pada tahun 642 datang ke Urmia untuk bertemu dengan Uskup Agung Nineveh. Setelah beristirahat di Gereja St. Maria, ia memutuskan untuk memugar tempat ibadah tersebut. Informasi mengenai junjungan putri Cina ini ditulisa dalam sebuah prasasti yang berada di dinding gereja sampai awal Perang Dunia II, tetap kini hilqang jejaknya.
Gereja St. Maria memainkan peran penting dalam pertumbuhan agama Kristen di Iran dan Asia Barat. Provinsi Azerbaijan Barat memiliki banyak gereja di berbagai daerah perkotaan dan pedesaan, salah satu yang paling menonjol di antaranya adalah gereja di utara provinsi ini.
Gereja ini adalah gereja tertua di dunia Kristen dan terletak 20 kilometer timur laut Chaldoran dan dibangun di makam St. Theodos yang masuk daftar warisan budaya dunia UNESCO. Ritual tahunan ziarah Armenia di dunia "Bodarak" yang diadakan setiap tahun di gereja menyebabkan banyak orang Kristen di dunia melakukan perjalanan ke Chaldoran di Azerbaijan barat, untuk menghadiri upacara tersebut.
ritual bodarak
Gereja-gereja Assyrian mengikuti tradisi umum gereja-gereja. Meskipun demikian, sereja-gereja di kota Urmia dan desa-desa sekitarnya memiliki bentuk arsitektur yang berbeda.
Gereja-gereja ini dibangun semata-mata untuk ibadah berdasarkan kebutuhan dan keadaan khusus ketika itu. Misalnya, Gereja St. Maria di Urmia tidak memiliki arsitektur khusus. Sepintas, bangunan itu terlihat sederhana. Tetapi ruang interiornya terdiri dari beberapa kamar kecil dan khusus.
Gereja St. Maria adalah manifestasi dari kesederhanaan, keindahan yang mencerminkan sejarah peradaban dan budaya Iran sebagai tempat kelahiran pelangi bangsa-bangsa dan agama dunia. Keberadaan gereja dunia tertua kedua di dunia di antara mayoritas populasi Muslim menunjukkan persatuan orang-orang dan agama-agama dan persatuan mereka selama bertahun-tahun di daerah itu dan memiliki kapasitas tinggi untuk menarik wisatawan asing.
Al Akhbar: Hamas Semakin Dekat ke Poros Perlawanan
Surat kabar Lebanon mengabarkan, kepercayaan timbal balik Hamas dan Iran sudah pulih, dan Hamas semakin dekat untuk begabung ke dalam koalisi pertahanan bersama poros perlawanan.
Fars News (25/7/2019) melaporkan, kunjungan delegasi Hamas pekan ini ke Iran, dan pertemuan dengan pejabat tinggi negara ini, mendapat reaksi luas media dunia.
Surat kabar Al Akhbar, Lebanon menulis, Iran dan Hamas menemukan kembali kepercayaan timbal baliknya, dan dalam dua tahun terakhir, Hamas sudah kembali ke poros perlwanan, serta bergabung dengan koalisi pertahanan kolektif, bersama anggota poros perlawanan lainnya.
Koran Lebanon itu menambahkan, lawatan delegasi Hamas ke Iran dan pertemuan dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar untuk pertama kalinya setelah Hamas meninggalkan Suriah pada 2012 lalu, dilakukan atas undangan resmi Iran atas Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Akan tetapi meski Ismail Haniyeh beberapa kali mencoba keluar dari Gaza, tapi Mesir terus menghalanginya, sehingga ia terpaksa mengirim anggota Hamas yang lain.
Menurut Al Akhbar, Hamas dalam lawatan ke Iran menunjukkan keinginannya untuk memperkuat hubungan dengan seluruh anggota poros perlawanan hingga tercapainya sebuah kesepakatan untuk membentuk koalisi pertahanan kolektif.
Israel Akui Kekuatan Militer Hizbullah dan Hamas
Sumber keamanan rezim Zionis mengakui peningkatan kekuatan pertahanan Hizbullah Lebanon dan gerakan perlawanan Palestina, Hamas.
Sumber keamanan Israel mengungkapkan kekhawatirannya jika harus berhadap-hadapan langsung dalam perang dengan Hizbullah dan Hamas, karena sudah mengkalkulasi kekuatan pertahanannya.
Salah seorang pejabat militer rezim Zionis yang tidak bersedia disebutkan namanya menjelaskan bahwa Hizbullah memiliki rudal berdaya jelajah tinggi dan akurat yang bisa menghancurkan pusat perdagangan, bahkan gedung kementerian pertahanan Israel di Tel Aviv.
Sebelumnya, mantan deputi direktur Mossad, Rami Ben-Barak mengakui ketidakmampuan militer Israel dalam menghadapi gelombang perlawanan Hamas.
Perjalanan Spiritual Haji Ibrahimi (3)
Salah satu safar spiritual yang paling nyata menuju Tuhan adalah perjalanan haji. Benar, ibadah bisa dilakukan di setiap tempat, tetapi Allah Swt telah memilih beberapa tempat dan waktu khusus untuk menerima dan menjamu hamba-Nya seperti haji.
Kota Makkah dan Masjidil Haram menerima puluhan ribu jamaah dari berbagai negara Muslim termasuk jamaah Iran selama musim haji. Jumlah Tamu Allah (Dhuyufur Rahman) ini semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Sebutan Dhuyufur Rahman untuk jamaah haji mengandung banyak makna. Mereka adalah para peziarah Baitullah di mana pemilik rumah ini dipuji dengan berbagai sifat-sifat luhur seperti Rahim, Ghafur, Karim, Fattah, dan sejenisnya. Jadi, jamaah haji adalah tamu dari Dzat pemilik semua sifat yang agung ini.
Rahmat Tuhan meliputi seluruh makhluk dan umat manusia, baik Muslim maupun kafir, bahkan rahmat ini dinikmati oleh orang-orang yang mengingkari keberadaan Tuhan.
Sekarang para tamu Allah telah tiba di Tanah Suci. Puluhan ribu orang dari berbagai negara mengikat ikrar dengan-Nya di samping Ka'bah. Mereka tidak membawa sesuatu kecuali kain putih baju ihram, karena pemilik Baitullah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan dan kemewahan. Para jamaah datang untuk menjawab panggilan langit dan berharap memperoleh rahmat dan ampunan-Nya.
Allah Swt telah menjelaskan nikmat-nikmat penting dalam al-Quran dan meminta manusia untuk selalu mengingat anugerah itu. Dalam sebuah ayat tentang Bani Israil, Allah berfirman, "Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu…" (Q.S. Al-Baqarah: 40)
Dia juga meminta manusia untuk mengingat nikmat keberadaan Ka'bah. "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman…" (Q.S. Al-Baqarah: 125)
Nikmat agung haji dapat ditelusuri dari muatan doa-doa yang dibacakan pada bulan Ramadhan. Allah Swt tampaknya menjadikan bulan Ramadhan sebagai pembuka perjamuan langit dan Dzulhijjah sebagai penutup perjamuan ini.
Salah satu permintaan terbesar dalam doa-doa Ramadhan adalah pergi haji ke Baitullah. "Ya Allah, berikan aku anugerah berziarah ke Rumah Suci-Mu di tahun ini dan setiap tahun."
Di bulan Ramadhan, Allah mengajari orang-orang saleh agar meminta kepada-Nya anugerah menunaikan haji. Ketika tiba di Baitullah, Tuhan akan mengabulkan permintaan-permintaan lain yang diutarakan oleh hamba-Nya dan bahkan memberikan apa yang tidak diminta.
Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad dalam sebuah doanya berkata, "Jangan jauhi aku dari tempat-tempat singgah yang mulia itu dan tempat-tempat suci dan menziarahi makam Nabi-Mu…"
Seorang mufasir besar Iran, Ayatullah Javadi Amoli mengatakan, "Jamaah haji disebut Dhuyufur Rahman karena Allah secara langsung menerima dan menjamu para tamunya itu…"
Di perjamuan biasa, para tamu hanya mencicipi menu yang disajikan oleh tuan rumah dan mereka memakan apa yang ada. Namun, di perjamuan Ilahi dan maknawi, rahmat pemilik rumah sangat luas sehingga Dia memberikan apapun yang diminta oleh tamunya. Di Tanah Suci, rahmat ini melimpah ruah dan pemberian Allah tidak terbatas.
Rahman adalah sebuah kata mulia yang berulang kali disebutkan dalam al-Quran. 113 kali di awal setiap surat dalam kalimat Bismillah dan 57 kali di berbagai ayat al-Quran. Kata ini juga dipakai sebagai nama surat ke-55 al-Quran.
Menurut para ulama tafsir, pilihan kata Rahman adalah karena adanya para hamba yang memperoleh rahmat Ilahi yang tak terbatas ini. Orang-orang yang melangkah di bawah pancaran rahmat Tuhan, mereka memperoleh rahmat umum di dunia dan juga rahmat khusus di akhirat kelak. Rahmat ini seperti hujan yang membasahi semua tempat yang ia lintasi.
Meski hamba-Nya memiliki amalan yang sedikit, Tuhan tetap memberinya derajat dan kedudukan yang tinggi. Allah Swt berfirman, "Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya," (Q.S. Al-Furqan: 75)
Jamaah haji sedang bergerak menuju Allah dan di samping Ka'bah mereka akan mencapai kedekatan yang intim dengan-Nya. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa jamaah haji kembali ke kampung halamannya dengan sebuah kondisi spiritual khusus, seakan ia baru dilahirkan dari rahim ibunya.
Oleh karena itu, masyarakat harus menyambut dan mengunjungi jamaah haji yang baru kembali serta menghormati mereka. Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Seorang haji akan tetap membawa cahaya dan spiritual haji selama ia belum melakukan dosa."
Tidak diragukan lagi, tamu-tamu penting ini (jamaah haji) harus diperlakukan secara hormat oleh panitia pelaksanaan ibadah haji. Ibadah haji adalah manifestasi dari kemuliaan, spiritualitas, persatuan, dan kebesaran kaum Muslim, dan para pelakunya harus mendapatkan pelayanan yang layak.
Ritual sa'i antara bukit Shafa dan Marwa.
Nabi Ibrahim as dalam doanya meminta keamanan, kedamaian, dan kenyamanan untuk para peziarah Baitullah dan Allah juga mengabulkan permintaan ini.
Posisi mulia jemaah haji tentu saja menuntut tanggung jawab tertentu yang harus dipenuhi oleh negara tuan rumah Baitullah. Otoritas setempat berkewiban memuliakan jamaah haji serta memastikan keamanan dan kenyamanan mereka dari negara manapun.
Keamanan akan menyebabkan hati jamaah haji menjadi tenang dan mereka bisa fokus total untuk melaksanakan manasik haji. Oleh karena itu, posisi Dhuyufur Rahman harus dipisahkan dari hubungan politik suatu negara. Jamaah haji meninggalkan dunianya untuk mencari keridhaan Tuhan dan menunaikan kewajiban Ilahi. Mereka meninggalkan tanah airnya dengan menanggung segala beban.
Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka ia harus memuliakan tamunya."
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan panitia penyelenggara ibadah haji Iran pada 3 Juni 2019, mengingatkan bahwa negara yang mengelola situs-situs haji, memikul tanggung jawab berat, salah satunya adalah menjaga keselamatan jamaah haji.
"Otoritas setempat harus menjaga kemuliaan jamaah haji karena martabat mereka itu penting. Mereka adalah tamu-tamu Allah Swt, karena itu mereka harus dihormati. Tindakan yang merusak martabat dan bisa ditafsirkan sebagai penghinaan terhadap jamaah harus dihilangkan. Tentu saja, mereka seharusnya tidak meningkatkan keamanan. Memastikan keamanan jamaah adalah sebuah keharusan, tetapi mereka tidak harus menciptakan lingkungan dengan keamanan maksimum," ujarnya.
Ayatullah Khamenei menerangkan bahwa haji adalah ranah persaudaraan, moralitas, dan sarana meminta ampunan. Ini bukan tempat untuk bertengkar dan berdebat dengan orang lain. Seperti yang Anda saksikan, semua elemen menakjubkan, konstruktif, dan instruktif ini ada dalam haji. Seperti itulah kewajiban haji.
Ayatullah Khamenei juga mengingatkan jamaah haji Iran agar bersikap sedemikian rupa sehingga atribut sosial dan kualitas bangsa ini akan menonjol, termasuk cara mereka bersikap dengan teman-temannya, mereka harus berperilaku dengan cara yang bermartabat, bijak, dan cerdas. Dalam berinteraksi dengan etnis dan bangsa lain, mereka harus menunjukkan kasih sayang dan perilaku hormat. Ini benar-benar poin penting.



























