کمالوندی

کمالوندی

Rabu pagi 12 Tir 1398 Hs bertepatan dengan 3 Juli 2019, Husseiniyah Imam Khomeini di Tehran menjadi tempat pertemuan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Khamenei dengan staf Lembaga Haji dan Ziarah.

Di pertemuan ini Rahbar mengisyaratkan beragam dimensi ritual agung haji mulai spiritual, sosial hingga politik. Rahbar menyebut beragam dimensi haji ini sebagai kumpulan luar biasa dan istimewa dari nilai-nilai yang dipuji Islam.

Seraya merekomendasikan para peziarah Iran memanfaatkan peluang istimewa haji dan memperhatikan dimensi sosial, politik dan moral ibadah ini, Rahbar mengingatkan petinggi Riyadh akan tanggung jawab berat negara ini dalam menjamin keamanan para peziarah Baitullah tanpa memperketat keamanan di lokasi serta dengan menjaga kehormatan dan martabat jamaah haji.

Ayatullah Khamenei menilai akar permusuhan AS dan seluruh kubu arogan dunia dengan umat Islam adalah esensi dan hakikat ajaran Islam yang anti kezaliman mereka.

Dalam perspektif Ayatullah Khamenei ritual haji sebuah ibadah istimewa karena nilai keislaman dan karakteristiknya yang dipuji Islam. Rahbar menyebut haji sebagai contoh kecil dari komunitas Islam yang memanifestasikan peradaban baru Islam disamping sisi spiritual yang dipamerkan.

Rahbar mengatakan, "Di haji, ada pertunjukan penghambaan dan kepatuhan. Sejak awal hingga akhir amalan haji adalah kepatuhan, penghambaan dan munajat. Di samping faktor spiritual ini, ada juga faktor sosial dan itu adalah persatuan, persaudaraan, kesetaraan, miskin dan kaya, keragaman etnis, keragaman bangsa dan keturunan seluruhnya berkumpul bersama di satu tempat melaksanakan satu amalan bersama, dengan satu tujuan dan motifasi. Di mana lagi kita dapat menemukan kondisi seperti ini? Baik itu di antara kewajiban Islam atau pun yang kita ketahui di agama lain, tidak ada kondisi seperti ritual haji."

Seraya mengisyaratkan manasik haji, Rahbar menyebutkan sebagai manifestasi perkumpulan masyarakat dan salah satu bukti kehidupan sosial Islam. Rahbar menandaskan, "Haji mengandung unsur gerakan dan ibadah, namun di ibadah ini selain ada manusia juga ada gerakan, tawaf, sai, lalu lalang dan juga perkumpulan. Kongres menakjubkan masyarakat yang berkumpul bersama di Arafah atau Masharil Haram di hari-hari Mina juga salah satu manifestasi kehidupan sosial Islam. Seluruhnya ada di ibadah haji. Haji manifestasi akhlak, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji (Al baqarah ayat 197). Di sana tempat persaudaraan, tempat moral, tempat memaafkan, bukan tempat saling bertengkar atau berbantah-bantahan. Kalian saksikan seluruh unsur menakjubkan dan konstruktif ini berkumpul di ibadah haji. Manasik haji adalah ibadah seperti ini."

Di bagian lain pidatonya dan dengan bersandar pada ayat al-Quran, Ayatullah Khamenei mengisyaratkan dimensi politik ibadah haji. Ayat pertama yang dibawakan Rahbar adalah ayat 103 Surah Al Imran yang artinya, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.

Seraya menekankan bahwa membentuk persatuan di antara umat Muslim adalah masalah politik dan ibadah, Rahbar mengatakan, "Di antara kesalahan besar yang selalu kita dengar dan saat ini terkadang keluar dari sebagian bahasa yang sulit dipercaya terkait hakikat Islam adalah jangan mempolitisasi haji, yakni apa artinya jangan mempolitisasi? Apa yang kita butuhkan di haji dari hal-hal politik dan merupakan ajaran Islam adalah membentuk persatuan dan ini termasuk masalah politik. Ini ajaran Islam dan ibadah, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai وَاعتَصِموا بِحَبلِ اللهِ جَمیعًا وَلا تَفَرَّقوا. Jika di haji kita bangsa Palestina atau masyarakat tertindas di dunia Islam seperti Yaman dan lainnya, ini sebuah langkah politik, dan hal ini politik yang murni ajaran Islam. Membela kaum tertindas sebuah kewajiban."

Selanjutnya Rahbar mengisyaratkan ayat 3 Surah Taubah dan menggulirkan salah satu ajaran Islam yakni bara'ah atau berlepas diri dari kaum musyrik di ibadah haji dan menilainya sebagai kewajiban Islam. Ayatullah Khamenei mengatakan, "Jika kita bersikeras atas masalah bara'ah, melakukannya dan harus dilakukan dengan lebih baik, karena ini merupakan salah satu kewajiban Islam. أَنَّ اللَّهَ بَریءٌ مِنَ المُشرِکینَ وَ رَسولُه     Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Mukmini juga berlepas diri «بُرَآءِ» dari orang-orang musyrik "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja" (Mumtahanah ayat 4). Semuanya ini ada dalam agama, politik juga. Di ibadah haji ada juga amalan politik, namun begitu amalan politik ini sejatinya ajaran dan kewajiban agama yang pastinya juga ibadah.

Ayatullah Khamenei kemudian menjelaskan aturan yang melarang ritual bara'ah dari kaum musyrik di ibadah haji sebuah langkah politik, tapi politik non agamis, politik anti agama dan mengatakan, "Ketika mereka mengatakan jangan berbicara apapun tentang Amerika ini juga langkah politik, namun politik setan, gerakan politik non Islam. Namun jika kalian di ibadah haji mengungkapkan bara'ah dari kaum musyrik, dari hal-hal anti Islam, ini juga gerakan politik. Tapi ini adalah politik yang sesuai dengan agama. Ini adalah poin-poin yang harus kita ketahui di ibadah haji."

Rahbar menyebut tugas panitia haji di Arab Saudi adalah menjamin keamanan para jamaah dan menjaga kehormatan serta martabat mereka. Seraya mengisyaratkan tugas berat pemerintah Saudi di masalah ini, Ayatullah Khamenei menekankan, "Mereka yang mengelola wilayah haji yakni Makkah dan Madinah serta yang lainnya, yakni pemerintah Arab Saudi, memiliki tanggung jawab berat. Merupakan kewajiban mereka juga menjaga keamanan jamaah haji, kehormatan dan martabat mereka. Martabat jamaah haji sangat penting, mereka tamu Allah. Kehormatan mereka harus dijaga. Perlakuan yang merusak martabat dan kehormatan mereka atau hal-hal yang melecehkan jamaah haji harus dihilangkan. Namun demikian wilayah ibadah haji tidak boleh dijadikan zona keamanan. Jagalah keamanan jamaah haji, tapi jangan terapkan zona keamanan. Pertahankan kondisi aman dan tenang bagi jamaah haji."

Di kesempatan tersebut, Rahbar juga mengisyaratkan permusuhan kubu arogan termasuk Amerika Serikat terhadap Islam dan menilainya karena esensi anti kezaliman ajaran Islam.

Terkait hal ini Ayatullah Khamenei mengisyaratkan ayat kelima surah Hamd dan mengatakan, "Ketika kalian menunaikan shalat dengan khusyuk, kalian mengatakan  اِیّاکَ نَعبُدُ وَ اِیّاکَ نَستَعین Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Khusyuk dan merendahlah dihadapan Tuhan, artinya jangan kalian tunduk dihadapan selain Tuhan, kekuatan materialis. Jangan menyerah kepada mereka. Ini adalah sumber permusuhan mereka terhadap Islam dan ini juga sumber kemenangan, kemajuan dan keselamatan umat Islam. Komitmen tehradap sendi-sendi Islam, patuh terhadap ajaran (syariat) Islam adalah hal-hal yang akan menyelamatkan bangsa Islam."

Ayatullah Khamenei menyebut Republik Islam Iran sebagai bukti dari ajaran ini (tidak tunduk kepada kekuatan materialis). Semakin patuh dan komitmen terhadap sendi-sendi dan ajaran Islam, maka akan semakin dilindungi Tuhan dan mampu menyelesaikan setiap kesulitan. Kapanpun lalai, akan menerima akibat dari kelalaiannya.

Di akhir pidatonya Rahbar mengatakan, "Yang saya saksikan dan rasakan dari masa depan negara ini (Iran) dan bahkan masa depan umat Islam adalah musuh liar dan ganas serta zalim umat Islam dan bangsa Iran pada akhirnya akan terpaksa bertekuk lutut dihadpaan Islam. Dan apa yang akan terjadi di masa mendatang (dengan ijin Allah) adalah kemuliaan Islam dan muslimin serta kemajuan masyarakat Islam. Ini adalah masa depan yang pasti. Setiap bangsa harus berusaha. Tidak ada tujuan dan produksi yang dapat diraih tanpa upaya, tanpa kerja keras dan tanpa kerja sama serta saling memaafkan. Kami optimis dan insyaallah membantu kita, bangsa Iran dan seluruh umat Islam di jalan ini dan kita semua mendapat rahmat Ilahi."

Penembakkan drone AS global hawk Kamis (20/6) oleh angkatan bersenjata Iran hingga kini masih menjadi perhatian para pengamat internasional.

Pemerhati militer Indonesia, Dr. Zulfebriges menilai langkah berani Iran menembak pesawat nirawak AS ini sebagai ajang publikasi bagi Iran untuk menunjukkan teknologi militernya.

"Berita ini jadi publikasi 'gratis' untuk Iran mengenai kemajuan teknologi militernya. Isu ini jadi pembicaraan di mana-mana," ujar akademisi Indonesia ini.

"Kondisinya agak sedikit berbeda dengan langkah serupa sebelumnya tentang keberhasilan Iran menurunkan drone AS, RQ 170 sentinel. Ketika itu muncul komentar miring yang menyebut Iran menggunakan teknologi dari Rusia," tegasnya.

Tapi, tutur Zulfebriges, penembakan global hawk oleh sistem pertahanan anti-udara 15 Khordad kali ini sekaligus menunjukkan kemampuan Iran yang sebelumnya diragukan oleh sebagian pihak.

Di bagian lain statemennya, pemerhati isu Timur Tengah ini melihat  ada dua versi yang muncul tentang berita penembakkan drone global hawk. Ada yang menulis RQ-4 dan satunya yang lebih cangggih lagi MQ-4C triton.

Menurutnya, kedua jenis drone ini memiliki kemampuan terbang sangat tinggi dan sulit dijangkau rudal dan menggunakan material yang menyebabkan tidak bisa dilacak radar.

"Tapi secara mengejutkan Iran berhasil mendeteksi pesawat tanpa awak tersebut dan menembaknya jatuh," papar Zulfebriges.

Air Zam-zam menjadi incaran jamaah yang sedang melakukan ibadah Haji atau Umrah. Air ini wajib masuk dalam daftar barang oleh-oleh dan juga dikonsumsi jamaah sendiri.

Berasal dari sumur yang letaknya tidak jauh dari Kabah, air ini selalu tersedia untuk diambil oleh jutaan Umat Islam dari seluruh dunia sepanjang tahun. 

Sumur Zam-zam sendiri diyakini telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim. Dalam AlQuran, disebutkan istri Ibrahim, Siti Hajar, harus berlari antara Bukit Shofa dan Marwah demi mendapatkan air bagi  anaknya, Ismail. Tiba-tiba mata air keluar dari dekat kaki Ismail. Sumber mata air itu lah yang menjadi sumur Zam-zam.

Jamaah haji sedang mengambil air zam-zam (arsip)
Beberapa dokumen sejarah menunjukkan bahwa zaman itu adalah saat Nabi Ismail baru lahir, atau sekitar tahun 1910 SM. Angka tersebut jika dihitung hingga hari ini, maka akan menghasilkan 4000 tahun sebagai umur dari sumur tersebut.

Laman Egypttoday.com, menyebutkan, Abbas Sharaqi, seorang profesor geologi dan sumber daya air di Institut Riset Afrika, mengatakan bahwa air Zam-zam tidak akan habis karena sumurnya terhubung ke sumber air tanah yang terbarukan, menjadikan sumber air itu tidak akan mengering kecuali dalam kondisi tertentu.

“Air Zam-zam adalah air terbarukan. Sumber air berasal dari hujan di Mekah. Mekah adalah daerah pegunungan dan salah satu lembahnya – Lembah Ibrahim atau wadi’ ibrahim menyokong sumur Zamzam yang berada di daerah dataran rendah,” kata Sharaqi.

Sebuah riset yang dilakukan peneliti dari universitas di Pakistan dan Jepang yang dipublikasikan pada tahun 2013 di International Journal of Food Properties, tepat pada lokasi Sumur Zam-zam berada, terdapat endapan sungai setebal 13,5 meter yang disebabkan oleh air hujan di pegunungan yang mengalir ke dataran rendah dan berubah menjadi endapan. Proses ini tidak serta merta terjadi, melainkan butuh jutaan tahun untuk membuatnya.

Di bagian paling bawah, terdapat lapisan batu diorit setebal 17 meter. Hal tersebut secara keseluruhan membuat kedalaman Sumur Zamzam menjadi 30,5 meter.

Dengan adanya pernyataan sebelumnya bahwa ada kemungkinan terjadi situasi yang menyebabkan Sumur Zam-zam mengering, Pemerintah Arab Saudi perlu mengupayakan agar situasi tersebut tidak terjadi.

Badan Survei Geologi Arab Saudi (SGS) melalui situs resminya, Sgs.org.sa, menyebutkan, bahwa dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan ke Masjidil Haram, permintaan akan Air Zam-zam secara otomatis mengalami peningkatan.

Untuk itu mereka sebisa mungkin melakukan pengawasan dan pengaturan agar Air Zam-zam tetap tersedia untuk jamaah, salah satunya adalah dengan memasang sistem pemantauan multi-parameter real-time, yang menampilkan rekaman digital level air, konduktivitas listrik, pH air, nilai potensial redoks (Eh), suhu, dan lain lain.

Data dapat diakses oleh SGS melalui kabel telepon dan data dapat diperiksa dan diunduh tanpa harus pergi ke sumur. Jaringan pemantauan sumur lain juga telah dipasang di seluruh Wadi Ibrahim untuk memantau respons seluruh sistem akuifer terhadap pengisian dan pengosongan. Beberapa sumur juga dilengkapi dengan perekam ketinggian air digital otomatis.

Tidak hanya itu, mereka juga membuat jadwal pemompaan yang disesuaikan dengan jumlah jamaah yang berkunjung. Pada bulan-bulan ramai seperti Ramadan dan Dhulhijja, pemompaan air akan dimaksimalkan, dan sebaliknya pada bulan sepi seperti Muharram.

Ketika pemompaan dilakukan, mereka juga memantau ketinggian muka air. Jika ketinggian air turun di bawah batas yang telah ditentukan, pemompaan akan dihentikan untuk memulihkan ketinggian air. Jika sudah pulih, pemompaan akan dilanjutkan.

SGS menetapkan debit tahunan dari sumur Air Zam-zam dibatasi sekitar 500.000 m3. Namun, batas ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi hidrologis yang ada.

Kelompok-kelompok Palestina menyeru peningkatan perlawanan terhadap rezim Zionis Israel di berbagai wilayah pendudukan.

Seperti dikutip media Palestine al-Yawm, faksi-faksi Palestina di Ramallah dan Tepi Barat dalam sebuah pernyataan hari Sabtu (6/7/2019) juga meminta lembaga-lembaga internasional untuk memikul tanggung jawabnya di hadapan tawanan Palestina.

Enam tawanan Palestina melakukan aksi mogok makan sejak 21 hari lalu. Pekan lalu, warga Palestina menggelar aksi solidaritas dengan tawanan di depan kantor Palang Merah Internasional di kota al-Khalil. 

Juru bicara Badan Energi Atom Iran, AEOI menyinggung dimulainya langkah kedua penurunan komitmen kesepakatan nuklir JCPOA dan menuturkan, Iran sudah memulai proses pengayaan uranium di atas 3,67 persen.

Behrouz Kamalvandi, Minggu (7/7/2019) di hadapan wartawan mengumumkan, batas waktu 60 hari yang diberikan Iran kepada Eropa untuk menjalankan komitmen JCPOA sudah berakhir, dan Iran sekarang memasuki langkah kedua peningkatan cadangan uranium terkayakan, dan inspektur IAEA besok, Senin (8/7) bisa mengkonfirmasi bahwa Iran sudah melewati batas 3,67 persen pengayaan uraniumnya.

Menurut Kamalvandi, langkah kedua program JCPOA Iran didasarkan pada kebutuhan negara.

"Langkah kedua Iran dalam jangka menengah diambil untuk memenuhi kebutuhan reaktor nuklir dan reaktor riset, sementara untuk jangka panjang, memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi dari itu, dan masing-masing memiliki prosentase yang berbeda-beda," paparnya.

Terkait reaktor air berat Arak, Kamalvandi menerangkan, proses penuangan semen ke atas pipa-pipa tanki utama reaktor air berat Arak dengan maksud untuk menghidupkannya kembali, sudah dilakukan, oleh karena itu Iran punya sampel pipa-pia itu dan jika diperlukan, reaktor air berat Arak akan dioperasikan kembali.

Soal permintaan Amerika untuk menggelar sidang Dewan Gubernur IAEA, Kamalvandi mengatakan, tugas Dewan Gubernur adalah menangani masalah-masalah perlindungan, maka dari itu keputusan Iran melewati batas 3,67 persen pengayaan uranium, tidak punya batasan dari sisi perlindungan dan protokol, ini terkait dengan JCPOA. 

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, Tehran berhak mengambil langkah-langkah hukum dalam kerangka kesepakatan nuklir JCPOA untuk melindungi kepentingannya dari terorisme ekonomi AS.

"Batas waktu 60 hari Iran kepada Eropa untuk melaksanakan komitmennya telah berakhir dan kami memulai langkah kedua mengurangi komitmen JCPOA," tulis Zarif di akun Twitter-nya, Ahad (7/7/2019).

Dia menambahkan Republik Islam mengambil langkah ini berdasarkan pasal 36 kesepakatan nuklir. "Semua langkah ini dapat dikembalikan jika tiga negara Eropa (Inggris, Prancis dan Jerman) melaksanakan komitmennya," tegas Zarif.

Menlu Iran dalam sebuah tweet lain menulis, "Uni Eropa dan tiga negara Eropa tidak memenuhi kewajiban mereka, termasuk setelah AS keluar dari JCPOA. Di IAEA, mereka paling tidak memberikan dukungan politik kepada Tehran yang mengambil langkah-langkah sesuai dengan pasal 36 JCPOA," serunya.

Menurut Zarif, tiga negara Eropa tidak punya alasan untuk menolak mengambil sikap politik yang kuat demi mempertahankan JCPOA dan melawan unilateralisme AS.

Iran mulai hari ini akan meningkatkan pengayaan uranium dari 3,67 persen ke level yang lebih tinggi.

Deputi Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi mengumumkan batas waktu 60 hari yang diberikan Iran kepada Eropa sudah berakhir.

"Karena Eropa tidak mampu memenuhi tuntutan Iran dalam kerangka JCPOA, maka Tehran mengambil langkah kedua penurunan komitmen nuklirnya," tegasnya dalam konferensi pers di Tehran.

Deputi Kementerian Luar Negeri Jerman menunjukkan pembelaannya terhadap kesepakatan nuklir JCPOA dan mengatakan, kesepakatan ini sampai sekarang berhasil mencapai target yang diharapkan.

Niels Annen dalam wawancara dengan Die Welt (5/7/2019) terkait ultimatum Iran untuk menurunkan komitmen nuklirnya, 7 Juli 2019 menuturkan, saya berharap Iran terus mematuhi ketentuan-ketentuan dalam perjanjian nuklir.

Ia menambahkan, saya mengerti kekecawaan yang dirasakan Iran karena tidak mendapatkan manfaat ekonomi dari kesepakatan nuklir JCPOA, namun kami sudah membentuk mekanisme keuangan khusus atau INSTEX yang setidaknya bisa membantu melanjutkan pasokan kebutuhan medis dan kemanusiaan Iran.

Hari ini, Minggu, 7 Juli 2019 adalah akhir dari batas waktu 60 hari yang diberikan Iran kepada Eropa untuk memenuhi janji-janjinya dalam kerangka kesepakatan nuklir JCPOA.

Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena menyebut kesepakatan militer apapun dengan Amerika Serikat sebagai pengkhianatan terhadap bangsa.

Dia menyatakan menentang draft Kesepakatan Status Pasukan (SOFA). Demikian dikutip laman Farsnews, Ahad (7/7/2019).

"Pemerintah Kolombo tidak akan menyetujui kesepakatan yang melemahkan kedaulatan dan independensi negara," tegas Maithripala.

"Saya tidak akan membiarkan kesepakatan militer usulan AS yang memungkinkan pasukan mereka bebas mengakses pelabuhan-pelabuhan Sri Lanka, ditandatangani," pungkasnya.

Dilaporkan bahwa presiden Sri Lanka berbeda pendapat dengan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengenai masalah tersebut.

Washington baru-baru ini menyatakan bahwa pihaknya telah mempertimbangkan dana 39 juta dolar untuk memperkuat keamanan maritim di Sri Lanka. Langkah ini bertujuan untuk melawan pengaruh Cina di Samudra Hindia. 

Sabtu, 29 Juni 2019 17:08

Kegagalan Konferensi Kesepakatan Abad

Para peserta konferensi Bahrain dihadiri oleh dua kelompok aktor yaitu pemerintah dan non-pemerintah. Amerika Serikat, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Mesir merupakan aktor pemerintah yang hadir dalam pertemuan Manama, sementara negara-negara besar dunia memilih absen.

Perwakilan rezim Zionis Israel juga memutuskan absen meski sebelumnya mereka telah menyatakan akan hadir di Manama. Tidak satu pun dari faksi-faksi Palestina mengikuti pertemuan tersebut, dan mereka juga menilai partisipasi negara-negara Arab di Manama sebagai pengkhianatan terhadap Palestina.

Negara-negara seperti Mesir dan Yordania hanya mengirim deputi menteri ke pertemuan Bahrain.

Para aktor non-pemerintah yang menghadiri konferensi Manama terdiri dari mantan pejabat beberapa negara dan pejabat dari beberapa lembaga internasional termasuk direktur Dana Moneter Internasional (IMF).

Level partisipasi yang rendah merupakan salah satu bukti penting yang mengindikasikan kegagalan konferensi, yang digagas oleh Presiden Donald Trump itu.

Pertemuan ini diklaim untuk menggalang dana bagi investasi di Palestina dan untuk pengungsi Palestina yang tinggal di Yordania, Mesir, dan Lebanon. Hanya beberapa hari sebelum konferensi, pemerintah AS mengumumkan insentif ekonomi senilai 50 miliar dolar untuk Palestina.

Insentif ini bertujuan untuk menyuap rakyat dan para pejabat Palestina, yang mencakup 179 proyek infrastruktur dan perdagangan. Dana 28 miliar dolar akan diinvestasikan di Tepi Barat dan Jalur Gaza, 9 miliar dolar untuk warga Palestina di Mesir, 7,5 miliar dolar di Yordania, dan 6 miliar dolar di Lebanon.

Gedung Putih dalam laporan setebal 40 halaman mengklaim investasi pemerintah dan swasta di Palestina akan menciptakan setidaknya satu juta lapangan kerja. Dana 50 miliar dolar ini akan diinvestasikan selama 10 tahun dan diprediksi akan melipatgandakan Produk Domestik Bruto (PDB) Palestina.

Dengan kata lain, AS melalui proposal ini akan merampas wilayah geografi dan urusan keamanan dari Palestina, dan sebagai gantinya menjerat mereka dengan janji-janji investasi.

Selama dua hari (25-26 Juni 2019) konferensi Manama, tidak jelas seberapa besar kepentingan ekonomi yang sudah terpenuhi dari target 50 miliar dolar itu. Tetapi, tujuan ekonomi yang ingin diraih pada pertemuan tersebut tampaknya tidak tercapai.

Warga Palestina di Tepi Barat menggelar protes untuk menentang konferensi Kesepakatan Abad di Bahrain.
Tujuan kedua konferensi Manama terkait dengan agenda politik. Salah satu tujuan utama pertemuan ini adalah menggunakan insentif ekonomi untuk meraih tujuan politik. Para pakar hubungan internasional seperti David Mitrany, percaya bahwa hubungan negara-negara di bidang ekonomi akan membuka ruang untuk kerja sama mereka di bidang politik, keamanan, dan militer.

Dengan kata lain, kerja sama antar-negara di bidang ekonomi dapat diperluas ke kerja sama di ranah yang lebih penting seperti politik dan keamanan. Pemerintah AS tampaknya mengejar tujuan seperti itu dalam hubungan Palestina dengan rezim Zionis.

Penasihat Gedung Putih yang juga menantu Presiden AS, Jared Kushner merupakan salah satu penggagas dan pendukung utama prakarsa Kesepakatan Abad. Dia percaya rakyat Palestina bisa diseret ke meja perundingan melalui iming-iming uang.

Namun, tujuan ini tidak tercapai di Manama, karena semua faksi Palestina termasuk pemerintah Otorita Ramallah, tidak menghadiri pertemuan tersebut dan bahkan menyerukan aksi boikot.

Absennya faksi-faksi Palestina mendorong rezim Zionis menarik diri dari konferensi Manama. Israel memilih absen jika pihak kedua (faksi-faksi Palestina) dalam transaksi itu juga tidak hadir. Dengan demikian, konferensi Manama tidak berhasil dalam mencapai tujuan politiknya.

Mantan kepala kantor kepentingan Iran di Mesir, Mojtaba Amani mengatakan, "Salah satu sinyal kegagalan konferensi Manama adalah bahwa sebelum ia diselenggarakan, nama pertemuan ini telah bergeser dari Kesepakatan Abad ke kesempatan abad."

Konferensi Manama praktisnya memperlihatkan bahwa AS tidak memiliki kredibilitas di tengah faksi-faksi Palestina dan negara-negara kawasan. Di satu sisi, Palestina memandang AS sebagai aktor yang tidak netral dalam konflik dengan Israel. Di sisi lain, sebagian besar negara di kawasan telah memboikot konferensi Manama, karena mereka yakin pertemuan ini sudah mati sebelum dilahirkan.

Pemerintah AS menekankan masalah investasi di Jalur Gaza ketika wilayah itu telah berada di bawah blokade penuh rezim Zionis sejak 2006 sampai sekarang. Pada dasarnya, jika AS benar-benar ingin menjamin kepentingan ekonomi Palestina melalui Kesepakatan Abad ini, mereka bisa membujuk Israel mengakhiri blokade Gaza, daripada membangun pencitraan di Manama.

Ketua Badan PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA), Matthias Schmale menyebut proposal Kesepakatan Abad sebagai naif dan mengatakan, "Para pemimpin Palestina merasa tidak diperlakukan sebagai mitra pada level yang setara, karena Washington membuat keputusan sepihak dalam hal ini."

Para demonstran membakar bendera rezim Zionis di kamp pengungsi Ain al-Hilweh Palestina di Lebanon Selatan.
Seorang pengamat AS, Stephen Walt mempertanyakan kredibilitas dan kejujuran Washington dalam prakarsa Kesepakatan Abad.

"Mereka yang berpendapat bahwa prakarsa Jared Kushner tidak akan efektif, tidak menyadari masalah utama isu ini. Prakarsa ini sengaja dibuat tidak efektif. Tentu saja jika maksud dari efektivitas itu adalah perdamaian yang adil dan berkelanjutan. Tujuannya hanya untuk membeli waktu, menyingkirkan debu, dan akhirnya mempermudah kontrol permanen Israel atas Tepi Barat," ujarnya.

Pertemuan Manama telah menyingkap perpecahan antara rakyat dan pemerintah di beberapa negara Arab. Orang-orang Arab di Yordania, Mesir, dan Bahrain menentang konferensi Manama lewat berbagai aksi protes dan mereka meminta pemerintahannya untuk tidak mengikuti pertemuan tersebut.

Namun, rezim Al Khalifa bersedia menjadi tuan rumah pertemuan itu dan perwakilan dari Yordania dan Mesir juga menghadirinya meskipun pada level yang lebih rendah. Sebenarnya, konferensi Manama menunjukkan bahwa penguasa beberapa negara Arab tidak memiliki kredibilitas dan wibawa di tengah rakyatnya.

Rakyat Bahrain sendiri menganggap pertemuan itu sebagai hal memalukan dan konspirasi terhadap Palestina. Mereka menyatakan sikap rezim Al Khalifa tidak mewakili pandangan seluruh rakyat Bahrain dan rakyat akan tetap membela Palestina dalam kondisi sesulit apapun.

Konferensi Manama juga ditentang oleh banyak tokoh Arab termasuk, Ketua Gerakan Nasional al-Hikmah Irak, Sayid Ammar Hakim dan pemimpin Syiah Bahrain Syeikh Issa Qassim.

Ammar Hakim mengatakan, "Pertemuan Bahrain lahir dalam keadaan mati, karena rezim Zionis terjebak dalam persoalan internal yang disebabkan oleh kegagalan membentuk kabinet, dan karena itu tidak memiliki kabinet untuk bernegosiasi dengan negara-negara Arab peserta pertemuan itu."

Syeikh Issa Qassim menuturkan, "Kesepakatan Abad dirancang untuk menjual dan membaiat; berbaiat dengan penjajah. Apakah kaum Muslim akan menerima ini? Rakyat Palestina tidak akan pernah mau menyerahkan tanah airnya kepada Donald Trump dan Zionis dengan imbalan beberapa miliar dolar. Kesepakatan ini hanya untuk menjual harga diri dan kemuliaan kita."

Teman-teman dan kerabat Imam tiba di rumah satu demi satu. Imam sendiri telah meminta mereka untuk berkumpul di depannya di saat-saat terakhir hidupnya. Imam meneguk air. Kondisi Imam membuat semua orang khawatir dan sebagian justru menangis dengan hebat. Imam Shadiq as memanggil mereka dengan tenang dan meminta mereka untuk tetap diam dan mendengarkan dengan baik.

Imam kemudian berkata, "Saya telah mengundang kalian ke tempat ini sehingga dapat mendengar kata-kata saya di saat-saat terakhir." Untuk beberapa menit ruangan menjadi sunyi. Semua orang yang hadir di situ ingin tahu mengapa Imam memanggil mereka.

Wajah Imam Shadiq as berubah. Perlahan-lahan beliau membuka bibirnya dan berkata, "Syafaat kami bukan untuk mereka yang menganggap ringan shalat." Ini adalah nasihat terakhir dari Imam Shadiq as. Dunia Islam dalam kesedihan karena kehilangan pribadi yang hebat dan merasakan kesedihan yang mendalam akan kepergian Imam Shadiq as pada 25 Syawal 148 HQ. Ruh suci Imam Shadiq as di hari ini telah bergabung dengan alam malakuti yang tinggi dan damai di sisi Allah Swt.


Era tiga Imam; Imam Sajjad, Baqir dan Shadeq as dapat dikata sebagai periode penjelasan intelektual, ilmiah, dan budaya Islam murni. Selama periode ini, Imam Sajjad as melalui upaya ilmiahnya dan melalui doa dan munajat, membangun kembali fondasi Islam murni. Melanjutkan gerakan beliau, Imam Baqir as menjelaskan geometri dan kerangka Islam Nabi dan Alawi dengan prinsip-prinsip dan prinsip-prinsip dan cabang agama, dan kemudian Imam Sadiq as mendirikan fondasi agama di atasnya dan menguatkan otoritas ilmiah, agama, dan politik para imam.

Umur penuh berkah Imam Shadiq as 65 tahun dari selama 34 tahun, beliau memikul tanggung jawab sensitif sebagai Imam dan pemimpin umat. Selama tahun-tahun ini, Imam Shadiq as juga memimpin komunitas ilmiah dan intelektual masyarakat. Munculnya konflik antara dua keluarga Bani Umayah dan Bani Abbasia memberikan kesempatan besar bagi Imam Shadiq as untuk menjaga Islam dari bahaya pengalihan yang direncanakan oleh para penguasa.

Pada akhir rezim Bani Umayah, situasi masyarakat Islam sangat rapuh. Kekuasaan dan tirani para penguasa Umayah membuat orang menderita. Kemiskinan dan korupsi menyelimuti masyarakat, dan moralitas serta spiritualitas dalam hubungan masyarakat meredup. Ajaran al-Quran dan hadis Nabi, yang seharusnya mengantarkan manusia kepada kesempurnaan dan mendidik sifat-sifat baik di tengah masyarakat menjadi alat di tangan yang kuat.

Di sisi lain, banyak sekte dan kelompok, dengan berbagai gagasan dan pemikiran, berupaya menyebarkan filosofi ateis dan khurafat di kalangan masyarakat. Dalam situasi yang bergolak ini, Imam Shadeq as, setelah ayahnya, Imam Baqir as, mengambil beban kepercayaan ilahi dan memikul tanggung jawab memimpin umat Islam.


Imam Jakfar Shadeq as memiliki puncak ilmu yang tinggi dari pengetahuan dan menjadi sumber makrifat bagi dunia. Imam Shadiq as adalah ahli pemikiran di berbagai cabang ilmu pengetahuan dan dengan pikirannya yang tinggi berhasil mendidik para ulama. Sejarah mencatat sekitar 4.000 orang yang telah menjadi murid langsung atau tidak langsung Imam Shadiq as dan yang telah belajar di banyak bidang dari ilmu pengetahuan alam hingga filsafat, fiqih dan sejarah dan membawa budaya dan pemikiran Islam ke orang lain.

Kuliah Imam Sadiq as menjadi pusat perhatian para intelektual dengan berbagai pandangan dan keyakinan. Di sekolah ilmiah Imam, bahkan mereka yang tidak percaya pada agama-agama samawi, dengan bebas berpartisipasi dan menyampaikan pemikiran mereka, dan Imam Shadiq as menjawab semuanya dengan penuh ketelitian.

Mir Ali India, seorang tokoh Ahli Sunnah waktu itu mengatakan tentang posisi ilmiah Imam Shadiq as, "Penyebaran ilmu-ilmu pada masa itu terbantu oleh Imam Shadiq as, pemikiran menjadi bebas dan mengambil pemikiran darinya. Diskusi filosofis dan intelektual di semua masyarakat Islam menjadi populer. Kita tidak boleh lupa bahwa orang yang memimpin gerakan intelektual ini di dunia Islam adalah cucu Ali ibn Abi Thalib as yang dikenal dengan nama Imam Shadiq as. Dia adalah pribagi yang cakrawala berpikirnya sangat terbuka dan kecerdasan serta pemikirannya Itu sangat dalam. Bahkan, ia adalah yang pertama mendirikan sekolah intelektual di dunia Islam."

Di masa ketika perubahan budaya dan benturan berbagai pemikiran dan akidah menjadi masalah harian masyarakat Islam, Imam Shadiq as melakukan dialog dan diskusi dengan para pemilik akidah dan pemikran. Beliau mendengarkan pandangan mereka dan memberikan jawaban berdasarkan logika yang kuat dan penjelasan yang terang.

Abu Hanifah mengatakan, "Suatu hari, Khalifah Manshur Dawaniqi, Khalifah Kedua Bani Abbasiah, mengirim seseorang kepadaku dan berkata, 'Wahai Abu Hanifah! Masyarakat begitu tertarik dengan Jakfar bin Muhammad. Ia memiliki basis sosial di tengah-tengah masyarakat. Engkau bertugas untuk mengurangi ketertarikan ini agar masyarakat menjauh darinya. Oleh karenanya, engkau segera menyiapkan masalah yang benar-benar rumit dan pada waktu yang tepat tanyakan itu kepadanya.' Saya menyiapkan sekitar 40 masalah yang sulit.

Suatu hari, Manshur memanggil saya. Ketika saya tiba dihadapannya, saya melihat Jakfar bin Muhammad sedang duduk di sebelah kanannya. Saya begitu terkesima dengan kewibawaan dan keagungannya, sehingga sulit untuk menjelaskannya. Ketika melihat Manshur, Khalifah Bani Abbasiah, ia tidak memiliki kewibawaan itu. Akhirnya dengan permintaan Manshur, saya menyampaikan satu persatu dari empat puluh pertanyaan kepadanya. Jakfar bin Muhammad dengan penuh kesabaran dan penguasaan yang luas biasa menjawa semuanya. Ia menjelaskan akidah semua kelompok. Di sebagian masalah, ia seakidah dengan kami dan di bagian lainnya sepakat dengan pendapat ulama Madinah. Terkadang beliau menolak dua pendapat itu dan menjelaskan pendapat ketiga. Saya tidak pernah melihat orang yang lebih ahli fiqih dan lebih berilmu dari Jakfar bin Muhammad. Ia orang paling pandai dari umat ini."


Imam Shadiq as di masa kehidupannya yang penuh berkah selalu memiliki keakraban khusus dengan al-Quran dan dengan banyak ungkapan, beliau menyebut keakraban dengan al-Quran merupakan sumber keselamatan dan keberuntungan manusia serta mengajak semua orang untuk lebih akrab dengan al-Quran. Beliau senantiasa bersama al-Quran baik secara lahiriah dan bathiniah. Sebagaina beliau sendiri pernah berkata, "Saya mencari sesuatu yang bisa kuakrabi dan di baliknya akan menemukan ketenangan dan itu adalah membaca al-Quran." Beliau pernah berkata, "Al-Quran adalah sebuah perjanjian antara pencipta dan makhluk. Sudah selayaknya bila seorang muslim setiap hari melihat surat perjanjiannya dan setidaknya membaca lima puluh ayat darinya."

Dalam sebuah ucapan dari Imam Shadiq as disebutkan, "Seseorang yang mampu menghentikan kemarahannya, padahal ia dapat menunjukkannya, Allah Swt akan memenuhi hatinya di hari kiamat dengan keridhaan-Nya."

Suatu hari, seseorang dari keluarga Imam Shadiq as karena satu masalah di belakang beliau berbicara yang tidak baik tentangnya kepada orang lain. Imam Shadiq as mengetahui masalah ini dari seseorang dan ketika beliau mendengar berita ini, beliau sangat tidak suka, tapi tanpa menunjukkan reaksinya, dengan tenang beliau bangkit dan mengambil wudhu dan menyibukkan diri dengan shalat. Seseorang yang hadir waktu itu mengatakan, "Saya beranggapan beliau akan melaknat seseorang dalam doa di shalatnya dan memohon kepada Allah agar mengazabnya. Tapi saya menyaksikan Imam Shadiq as setelah menyelesaikan shalat dan berdoa lalu berkata, 'Ya Allah! Saya telah memaafkannya dan memohon kepada-Mu dengan kebesaran dan kepemurahan-Mu agar memaafkannya dan tidak menyiksanya."

Pribadi luar biasa dengan sifat kemanusiaan yang sempurna serta keilmuwan yang luas membuat Imam Shadiq as begitu terkenal dan sangat berpengaruh di tengah masyarakat. Oleh karenanya, para penguasa taghut Abbasiah begitu membenci beliau. Sedemikian benci, sampai mereka memutuskan untuk membunuh beliau dan untuk itu mereka meracuni beliau. Baqi' adalah tanah yang penuh berkah, dimana banyak manusia suci yang dimakamkan di sana, kuburan suci dari manusia tinggi dan pemberi petunjuk.

Kami mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas syahadah Imam Shadiq as denganharapan para pengikut beliau mendapat rahmat Allah Swt.