کمالوندی
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 83-86
Ayat ke 873-84
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï¿┘Ä┘ä┘Æ Ï│┘Ä┘ê┘æ┘Ä┘ä┘ÄϬ┘Æ ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘Å┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘ïϺ ┘ü┘ÄÏÁ┘ÄÏ¿┘ÆÏ▒┘î ϼ┘Ä┘à┘É┘è┘ä┘î Ï╣┘ÄÏ│┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è┘Ä┘å┘É┘è Ï¿┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï¼┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘â┘É┘è┘à┘Å (83) ┘ê┘ÄϬ┘Ä┘ê┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘ë Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ│┘Ä┘ü┘Ä┘ë Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä ┘ê┘ÄϺϿ┘Æ┘è┘ÄÏÂ┘æ┘ÄϬ┘Æ Ï╣┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘ÅÏ▓┘Æ┘å┘É ┘ü┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘â┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘î (84)
 
Artinya:
Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".(12: 83)
 
Dan Ya'qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). (12: 84)
 
Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa saudara-saudara Yusuf telah kembali ke rumah mereka, sedangkan Benyamin tinggal bersama Yusuf as. Berdasarkan apa yang mereka lihat, mereka pun menyebut Benyamin sebagai pencuri. Pada dua ayat ini, Nabi Ya'qub as mengatakan, tampaknya sekali lagi hawa nafsu telah membuat kalian memandang perbuatan jelek itu sebagai baik, sehingga menyebabkan Benyamin ditahan di Mesir. Sekarang, selain terjauhkan dari Yusuf aku juga telah terjauhkan dari Benyamin, sehingga kesedihanku pun makin bertambah. Akan tetapi aku berusaha tetap bersabar dan berharap, bahwa Allah Swt kelak akan mengembalikan mereka semua kepada-Ku, lalu kita akan bekumpul dan hidup bersama lagi.
 
Kesabaran Nabi Ya'qub as disertai dengan penderitaan yang cukup berat. Sedemikian berat sehingga beliau selalu menangis, membuat kedua mata beliau memutih dan buta. Yang demikian itu adalah karena beliau hanya memendam kesedihan dan tidak menumpahkannya keluar. Sekalipun saudara-saudara Yusuf kali ini tidak berbuat kesalahan dan tidak pula berniat jahat terhadap Benyamin, akan tetapi peristiwa ini mengingatkan kejahatan mereka terhadap Yusuf, dan merupakan kelanjutan atau akibat dari perbuatan mereka itu. Karena itulah Nabi Ya'qub as menyalahkan pula anak-anak mereka, meskipun kemudian beliau menyatakanuntuk tetap bersabar. Tentu saja kesabaran yang didalamnya tidak pernah terucapkan hal-hal yang bertentangan dengan keridhaan Allah Swt.
 
Dari dua ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Orang-orang mukmin akan bersabar dalam menghadapi berbagai kesulitan.Karena mereka mengetahui bahwa berbagai peristiwa dan kesulitan bukan tidak ada hikmahnya dan Allah Swt Maha Mengetahui keadaan manusia.
2. Menangis dan bersedih karena berpisah dengan orang-orang yang dikasihi merupakan suatu kewajaran. Auliya Allah pun tidak terkecuali dalam masalah ini.
3. Yusuf memiliki posisi tinggiyang diketahui oleh ayahnya, sehingga dalam kesedihan berpisah darinya Ya'qub as terus menerus menangis yangmenyebabkan kebutaan kedua matanya. Bahkan ketika mendengar berita tentang tertangkapnya Benyamin beliau menyebut lagi nama Yusuf dan menyatakan kesedihan beliau karena berpisah darinya.
 
Ayat ke 85
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ϭ┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï¬┘Ä┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏú┘ŠϬ┘ÄÏ░┘Æ┘â┘ÅÏ▒┘Å ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë Ϭ┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Ä Ï¡┘ÄÏ▒┘ÄÏÂ┘ïϺ Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ï¬┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘ç┘ÄϺ┘ä┘É┘â┘É┘è┘å┘Ä (85)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa". (12: 85)
 
Jelas sekali bahwa ditahannya Benyamin di Mesir, membuat luka baru di hati Ya'qub as, sehingga nama dan ingatannya terhadap Yusuf kembali menguat. Sedangkan anak-anak beliau yang lain, yang tidak menyukai kehadiran Yusuf, tidak suka ayah mereka selalu menyebut-nyebut nama Yusuf. Karena itu mereka mengingatkan ayahnya bahwa apabila ia terus menerus meratapi kepergian Yusuf, maka ayah akan jatuh sakit dan binasa. Mereka meminta kepada ayah mereka agar melupakan Yusuf.
 
Bukankah kita semua telah menyaksikan bahwa serigala telah mencabik-cabik dan membinasakannya? Lalu mengapa ayah hendak membinasakan diri karena berpisah dengan Yusuf? Tentu saja seseorang akan sedemikian sedih karena berpisah dari Yusuf, ketika ia mengetahui kemuliaan dan kesempurnaan Yusuf. Sedangkan saudara-saudara Yusuf yang dengki dan iri karena perhatian Ayah mereka tertuju lebih besar kepada Yusuf, justru tidak menyukai keberadaan Yusuf bersama mereka.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Nabi Ya'qub as sangat mencintai Yusuf karena beliau tahu benar siapa Yusuf ini. Karena itu beliau senantiasa menyebut dan mengulang-ulangi nama Yusuf. Untuk mengetahui seberapa besar cinta kita kepada Allah, harus kita lihat seberapa banyak kita mengingat-Nya.
2.Berpisah dengan orang yang dicintai menjadikan orang yang bersangkutan bersedih. Hendaklah kita berusaha untuk mencintai hakiekat dan kesempurnaan, dari pada hal-hal yang bersifat fatamorgana.
 
Ayat ke 86
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ┤┘Æ┘â┘Å┘ê Ï¿┘ÄϽ┘æ┘É┘è ┘ê┘ÄÏ¡┘ÅÏ▓┘Æ┘å┘É┘è ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘ÄϺ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (86)
 
Artinya:
Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya". (12: 86)
 
Dari ayat-ayat lain kitab suci al-Quran kita lihat bahwa para wali Allah selalu berlindung dan berserah diri dalam menghadapi segala bentuk kesulitan dan kepahitan hidup mereka kepada Allah. Mereka selalu memohon kepada-Nya agar dibukakan jalan keluar yang baik. Sebagaimana Nabi Musa as telah mengadukan kondisi fakir dan kemiskinan beliau kepada Allah. Demikian pula Nabi Ayyub as memohon pertolongan dan kesembuhan dari penyakit yang menimpanya hanya kepada Allah. Dalam Ayat ini Nabi Ya'qub as juga berlindung dan mengadukan kesedihannya berpisah dari putranya kepada Allah Swt. Yang demikian itu adalah karena mereka semua memandang bahwa pemberian dan penerimaan tak lain adalah berdasarkan karunia dan rahmat Allah; demikian pula kehilangan serta kepemilikan atas sesuatu, juga berdasarkan hikmah Allah. Dengan demikian, dalam setiap keadaan kita mesti rela kepada kehendak-Nya. Tapi pada saat yang sama, kita pun memohon kepada-Nya untuk mengatasi kesulitan, dan hanya kepada-Nya kita berkeluh kesah dan bertaubat.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Mengadukan kesulitan kepada orang lain merupakan perkara yang tidak baik dan tercela. Akan tetapi mengeluhkan kesulitan keharibaan Allah adalah cara yang ditempuh oleh Auliya ilahi.
2. Seseorang tidak boleh berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah. Berharap kepada masa depan yang cerah dengan bertawakal dan iman kepada pertolongan Allah merupakan salah satu ciri khusus Auliya Allah.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 78-82
Ayat ke 78-79
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ïú┘Ä┘è┘æ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▓┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å Ïú┘ÄÏ¿┘ïϺ Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏ«┘ïϺ ┘â┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘ïϺ ┘ü┘ÄÏ«┘ÅÏ░┘Æ Ïú┘ÄÏ¡┘ÄÏ»┘Ä┘å┘ÄϺ ┘à┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Ä┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ¡┘ÆÏ│┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (78) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘à┘ÄÏ╣┘ÄϺÏ░┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘å┘ÄÏú┘ÆÏ«┘ÅÏ░┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ê┘Äϼ┘ÄÏ»┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘ÄϬ┘ÄϺÏ╣┘Ä┘å┘ÄϺ Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘Ä┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ÏÑ┘ÉÏ░┘ïϺ ┘ä┘ÄÏ©┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (79)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Wahai Al Aziz, sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambillah salah seorang diantara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat kamu termasuk oranng-orang yang berbuat baik".(12: 78)
 
Berkata Yusuf: "Aku mohon perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami orang-orang yang zalim". (12: 79)
 
Pada pembicaraan lalu telah disebutkan bahwa dengan melakukan rencana dan taktik untuk menahan Benyamin di sisinya, Yusuf as menyisipkan gelas atau piala milik kerajaan Mesir ke dalam karung gandum Benyamin, sehingga Benyamin mereka tahan dengan tuduhan mencuri barang tersebut. Ayat ini mengatakan, ketika saudara-saudara Yusuf melihat bahwa Benyamin mendapat kesulitan kerana telah ditemukan barang berharga milik raja di dalam karungnya, maka mereka merasa cemas untuk ke rumah tanpa Benyamin. Mereka ingat perjanjian dan sumpah yang mereka ucapkan di depan ayah mereka. Karena itu mereka mengusulkan kepada penguasa Mesir itu agar mau menahan salah seorang dari mereka sebagai ganti Benyamin, sehingga Benyamin bisa kembali ke pangkuan ayahnya.
 
Akan tetapi Yusuf yang sebelumnya telah memberitahu rencananya ini kepada saudaranya, Benyamin, tidak menerima usulan tersebut, bahkan menilainya sebagai sesuatu yang bertentangan dengan undang-undang kerajaan Mesir. Selain itu apabila Yusuf as menerima usulan saudara-saudaranya itu dan menahan salah seorang dari mereka sebagai ganti Benyamin, maka dalam perjalanan kembali ke rumah, saudara-saudara Yusuf itu pasti akan mengganggu Benyamin dengan tuduhan mencuri, dan hal itu akan semakin menyakiti hati Ayah mereka.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Orang-orang yang sebelum ini berusaha menghina Yusufas, saat ini terpaksa memanggil beliau sebagai Aziz dan memuliakan beliau. Ini adalah hukum Allah bahwa orang-orang yang jahat akan dihinakan, sedangkan orang-orang yang mazlum akan diangkat dan dimuliakan.
2.Setiap orang haruslah menjaga undang-undang  dan peraturan, sementara melanggar dan merusak undang-undang tidak diperkenankan bagi siapa pun, terutama para pejabat pemerintah.
 
Ayat ke 80
 
┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϺÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘è┘ÆÏª┘ÄÏ│┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å Ï«┘Ä┘ä┘ÄÏÁ┘Å┘êϺ ┘å┘Äϼ┘É┘è┘æ┘ïϺ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘â┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä Ïú┘ÄÏ¿┘ÄϺ┘â┘Å┘à┘Æ ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ½┘É┘é┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Å ┘à┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏ▒┘æ┘ÄÏÀ┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä ┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄÏ¡┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Ä Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ░┘Ä┘å┘Ä ┘ä┘É┘è Ïú┘ÄÏ¿┘É┘è Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘è┘ÄÏ¡┘Æ┘â┘Å┘à┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘É┘è ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘â┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (80)
 
Artinya:
Maka tatkala mereka berputus asa dari pada (putusan) Yusuf mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua diantara mereka: "Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya".(12: 80)
 
Setelah saudara-saudara Yusuf gagal dan putus asa untuk menyelamatkan Benyamin dari tahanan, mereka bermaksud pulang ke rumah.Akan tetapi saudara tertua mereka tidak mau pulang. Ia mengatakan, "Dengan reputasi jelek seperti ini di hadapan ayah, maka aku tidak akan pulang, sampai ayah mengizinkan aku untuk pulang, atau Allah Swt memberi keputusan berkenaan denganku. Karena dengan kondisi semacam ini aku tidak memiliki air muka untuk kembali ke kampung halaman di sisi orang tua kita."
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Permintaan dan permohonan orang lain, meskipun dari saudar-saudara atau orang terdekat, tidak boleh membuat seseorang lemah dalam melaksanakan hukum dan undang-undang. UU harus tetap dilaksanakan dengan tegas dan konsekwen.
2. Janji dan sumpah akan membuat seseorang berusaha melaksanakan  tugas-tugas mereka dengan sungguh- sungguh.
 
Ayat ke 81-82
 
ϺÏ▒┘ÆÏ¼┘ÉÏ╣┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ïú┘ÄÏ¿┘É┘è┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ¿┘ÄϺ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ÏºÏ¿┘Æ┘å┘Ä┘â┘Ä Ï│┘ÄÏ▒┘Ä┘é┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï┤┘Ä┘ç┘ÉÏ»┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘É┘à┘Æ┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘É┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘É Ï¡┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ©┘É┘è┘å┘Ä (81) ┘ê┘ÄϺÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘É Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÄÏ▒┘Æ┘è┘ÄÏ®┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄϬ┘É┘è ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏ╣┘É┘èÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄϬ┘É┘è Ïú┘Ä┘é┘ÆÏ¿┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏÁ┘ÄϺϻ┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä (82)
 
Artinya:
Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri, dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui, dan sekali-kali kami tidak dapat menjaga (mengetahui) barang yang ghaib.(12: 81)
 
Dan tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada disitu, dan kafilah yang kami datang bersamanya, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar".(12: 82)
 
Dalam perundingan di antara saudara-saudara Yusuf, saudara tertua menyatakan akan tinggal di Mesir, dengan harapan penguasa Mesir akan menaruh belas kasihan,dan membebaskan Benyamin. Akan tetapi ia meminta kepada saudara-saudaranya yang lain agar pulang dan menghadap orang tua mereka, lalu menceritakan kejadian apa saja yang mereka saksikan itu. Untuk itu mereka membawa rombongan kafilah yang bersama mereka di Mesir, untuk dijadikan sebagai saksi bahwa Benyamin ditangkap dengan tuduhan sebagai pencuri, sedangkan saudara tertua tetap tinggal di Mesir untuk berusaha membebaskan Benyamin.
 
Semua yang dikatakan oleh saudara tertua kepada saudara-saudaranya yang lain agar disampaikan kepada Ayah mereka adalah benar. Akan tetapi catatan buruk mereka dalam pandangan ayah akan membuat Ayah mereka dengan mudahnya menolak cerita mereka, dan bisa jadi sang ayah akan berpikir bahwa anak-anaknya ini telah melakukan rancangan baru untuk memisahkan Benyamin pula dari ayahnya, sebagaimana yang telah  mereka lakukan terhadap Yusuf. Karena itulah saudara tertua mencari alasan dan bukti-bukti, agar dapat menghindari buruk sangka ayah mereka.
 
Dari dua ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Hendaklah kita tidak tergesa-gesa mengambil keputusan terhadap orang-orang tertuduh, kecuali jika telah terdapat bukti-bukti yang kuat. Saudara tertua berkata,Benyamin telah tertuduh sebagai pencuri. Akan tetapi kita tidak mengetahui hal yang sebenarnya.
2.Masa lalu yang jelek dan jika seseorang telah dikenal pernah berbohong, akan menyebabkan keraguan orang lain terhadap kata-katanya, meskipun sesungguhnya ia berkata benar. Karena itu hendaknya kita harus berhati-hati, agar kita tidak merusak catatan masa lalu kita.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 78-82
Ayat ke 78-79
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ïú┘Ä┘è┘æ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▓┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å Ïú┘ÄÏ¿┘ïϺ Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏ«┘ïϺ ┘â┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘ïϺ ┘ü┘ÄÏ«┘ÅÏ░┘Æ Ïú┘ÄÏ¡┘ÄÏ»┘Ä┘å┘ÄϺ ┘à┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Ä┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ¡┘ÆÏ│┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (78) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘à┘ÄÏ╣┘ÄϺÏ░┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘å┘ÄÏú┘ÆÏ«┘ÅÏ░┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ê┘Äϼ┘ÄÏ»┘Æ┘å┘ÄϺ ┘à┘ÄϬ┘ÄϺÏ╣┘Ä┘å┘ÄϺ Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘Ä┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ÏÑ┘ÉÏ░┘ïϺ ┘ä┘ÄÏ©┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (79)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Wahai Al Aziz, sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambillah salah seorang diantara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat kamu termasuk oranng-orang yang berbuat baik".(12: 78)
 
Berkata Yusuf: "Aku mohon perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami orang-orang yang zalim". (12: 79)
 
Pada pembicaraan lalu telah disebutkan bahwa dengan melakukan rencana dan taktik untuk menahan Benyamin di sisinya, Yusuf as menyisipkan gelas atau piala milik kerajaan Mesir ke dalam karung gandum Benyamin, sehingga Benyamin mereka tahan dengan tuduhan mencuri barang tersebut. Ayat ini mengatakan, ketika saudara-saudara Yusuf melihat bahwa Benyamin mendapat kesulitan kerana telah ditemukan barang berharga milik raja di dalam karungnya, maka mereka merasa cemas untuk ke rumah tanpa Benyamin. Mereka ingat perjanjian dan sumpah yang mereka ucapkan di depan ayah mereka. Karena itu mereka mengusulkan kepada penguasa Mesir itu agar mau menahan salah seorang dari mereka sebagai ganti Benyamin, sehingga Benyamin bisa kembali ke pangkuan ayahnya.
 
Akan tetapi Yusuf yang sebelumnya telah memberitahu rencananya ini kepada saudaranya, Benyamin, tidak menerima usulan tersebut, bahkan menilainya sebagai sesuatu yang bertentangan dengan undang-undang kerajaan Mesir. Selain itu apabila Yusuf as menerima usulan saudara-saudaranya itu dan menahan salah seorang dari mereka sebagai ganti Benyamin, maka dalam perjalanan kembali ke rumah, saudara-saudara Yusuf itu pasti akan mengganggu Benyamin dengan tuduhan mencuri, dan hal itu akan semakin menyakiti hati Ayah mereka.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Orang-orang yang sebelum ini berusaha menghina Yusufas, saat ini terpaksa memanggil beliau sebagai Aziz dan memuliakan beliau. Ini adalah hukum Allah bahwa orang-orang yang jahat akan dihinakan, sedangkan orang-orang yang mazlum akan diangkat dan dimuliakan.
2.Setiap orang haruslah menjaga undang-undang  dan peraturan, sementara melanggar dan merusak undang-undang tidak diperkenankan bagi siapa pun, terutama para pejabat pemerintah.
 
Ayat ke 80
 
┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϺÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘è┘ÆÏª┘ÄÏ│┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å Ï«┘Ä┘ä┘ÄÏÁ┘Å┘êϺ ┘å┘Äϼ┘É┘è┘æ┘ïϺ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘â┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä Ïú┘ÄÏ¿┘ÄϺ┘â┘Å┘à┘Æ ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ïú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ½┘É┘é┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Å ┘à┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏ▒┘æ┘ÄÏÀ┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä ┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ¿┘ÆÏ▒┘ÄÏ¡┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Ä Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ░┘Ä┘å┘Ä ┘ä┘É┘è Ïú┘ÄÏ¿┘É┘è Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘è┘ÄÏ¡┘Æ┘â┘Å┘à┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘É┘è ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘â┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (80)
 
Artinya:
Maka tatkala mereka berputus asa dari pada (putusan) Yusuf mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua diantara mereka: "Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya".(12: 80)
 
Setelah saudara-saudara Yusuf gagal dan putus asa untuk menyelamatkan Benyamin dari tahanan, mereka bermaksud pulang ke rumah.Akan tetapi saudara tertua mereka tidak mau pulang. Ia mengatakan, "Dengan reputasi jelek seperti ini di hadapan ayah, maka aku tidak akan pulang, sampai ayah mengizinkan aku untuk pulang, atau Allah Swt memberi keputusan berkenaan denganku. Karena dengan kondisi semacam ini aku tidak memiliki air muka untuk kembali ke kampung halaman di sisi orang tua kita."
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Permintaan dan permohonan orang lain, meskipun dari saudar-saudara atau orang terdekat, tidak boleh membuat seseorang lemah dalam melaksanakan hukum dan undang-undang. UU harus tetap dilaksanakan dengan tegas dan konsekwen.
2. Janji dan sumpah akan membuat seseorang berusaha melaksanakan  tugas-tugas mereka dengan sungguh- sungguh.
 
Ayat ke 81-82
 
ϺÏ▒┘ÆÏ¼┘ÉÏ╣┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ïú┘ÄÏ¿┘É┘è┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ¿┘ÄϺ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ÏºÏ¿┘Æ┘å┘Ä┘â┘Ä Ï│┘ÄÏ▒┘Ä┘é┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï┤┘Ä┘ç┘ÉÏ»┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘É┘à┘Æ┘å┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘É┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘É Ï¡┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ©┘É┘è┘å┘Ä (81) ┘ê┘ÄϺÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘É Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÄÏ▒┘Æ┘è┘ÄÏ®┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄϬ┘É┘è ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏ╣┘É┘èÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄϬ┘É┘è Ïú┘Ä┘é┘ÆÏ¿┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏÁ┘ÄϺϻ┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä (82)
 
Artinya:
Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri, dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui, dan sekali-kali kami tidak dapat menjaga (mengetahui) barang yang ghaib.(12: 81)
 
Dan tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada disitu, dan kafilah yang kami datang bersamanya, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar".(12: 82)
 
Dalam perundingan di antara saudara-saudara Yusuf, saudara tertua menyatakan akan tinggal di Mesir, dengan harapan penguasa Mesir akan menaruh belas kasihan,dan membebaskan Benyamin. Akan tetapi ia meminta kepada saudara-saudaranya yang lain agar pulang dan menghadap orang tua mereka, lalu menceritakan kejadian apa saja yang mereka saksikan itu. Untuk itu mereka membawa rombongan kafilah yang bersama mereka di Mesir, untuk dijadikan sebagai saksi bahwa Benyamin ditangkap dengan tuduhan sebagai pencuri, sedangkan saudara tertua tetap tinggal di Mesir untuk berusaha membebaskan Benyamin.
 
Semua yang dikatakan oleh saudara tertua kepada saudara-saudaranya yang lain agar disampaikan kepada Ayah mereka adalah benar. Akan tetapi catatan buruk mereka dalam pandangan ayah akan membuat Ayah mereka dengan mudahnya menolak cerita mereka, dan bisa jadi sang ayah akan berpikir bahwa anak-anaknya ini telah melakukan rancangan baru untuk memisahkan Benyamin pula dari ayahnya, sebagaimana yang telah  mereka lakukan terhadap Yusuf. Karena itulah saudara tertua mencari alasan dan bukti-bukti, agar dapat menghindari buruk sangka ayah mereka.
 
Dari dua ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Hendaklah kita tidak tergesa-gesa mengambil keputusan terhadap orang-orang tertuduh, kecuali jika telah terdapat bukti-bukti yang kuat. Saudara tertua berkata,Benyamin telah tertuduh sebagai pencuri. Akan tetapi kita tidak mengetahui hal yang sebenarnya.
2.Masa lalu yang jelek dan jika seseorang telah dikenal pernah berbohong, akan menyebabkan keraguan orang lain terhadap kata-katanya, meskipun sesungguhnya ia berkata benar. Karena itu hendaknya kita harus berhati-hati, agar kita tidak merusak catatan masa lalu kita.
Peringatan dalam Al-Quran: Makan Barang Haram
Makan Barang Haram
 
Allah Swt berfirman, "Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu." (QS. al-Maidah: 62)
 
Satu dari peringatan yang terdapat dalam al-Quran adalah peringatan Allah untuk tidak memakan barang haram. Allah Swt dalam surat al-Maidah, ketika dalam beberapa ayat menyebutkan keburukan sejumlah orang Yahudi menyertakan perilaku memakan barang haram sebagai salah satu dari perbuatan buruk mereka. Al-Quran bahkan memperkenalkan orang-orang Yahudi sebagai orang-orang yang segera dalam memakan barang haram. Setelah itu al-Quran menyandingkan perbuatan mereka ini dengan perbuatan buruk lainnya seperti berbuat zalim dan dosa. Sementara ungkapan "Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu" sebagai bentuk celaan kepada mereka.
 
Poin penting dalam ayat ini adalah Allah Swt menggunakan ungkapan makan barang haram dengan kata Suht yang pada dasarnya berarti memisahkan kulit yang kemudian digunakan untuk harta haram. Karena sebagaimana memisahkan kulit pohon membuatnya kering dan mati, memasukkan harta haram dalam kehidupan manusia akan menghilangkan keceriaan dan berkah dari kehidupannya.[1]
 
Dalam riwayat juga disebutkan, "Barangsiapa yang mendapatkan harta dari jalan haram, maka haji, umrah dan silaturahminya tidak akan diterima."[2] Atau dalam memakan barang haram, maka shalat seseorang tidak akan diterima hingga 40 hari.[3] Begitu juga dengan hadis yang menyebut beribadah dengan memakan barang haram sama dengan membangun gedung di atas air atau kerikil.[4]
 
Semua ini berarti ibadah seseorang yang memakan harta haram tidak ada artinya dan tidak akan menyelamatkannya. Dalam hadis lain disebutkan setiap gempalan makanan haram yang masuk ke dalam perut seseorang, maka semua malaikan langit dan bumi akan melaknatnya.[5] Bahkan yang lebih buruk dari semua ini adalah sebuah riwayat dari Rasulullah Saw yang menyebutkan, "Allah Swt mengharamkan surga kepada jasad yang tumbuh dari makanan haram."[6] Semua ungkapan ini menunjukkan dampak buruk duniawi dan ukhrawi dari memakan barang haram.
 
Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.
 
Baca juga:
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 74-77
Ayat ke 74-75
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘ü┘Ä┘à┘ÄϺ ϼ┘ÄÏ▓┘ÄϺÏñ┘Å┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘â┘ÄϺÏ░┘ÉÏ¿┘É┘è┘å┘Ä (74) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ϼ┘ÄÏ▓┘ÄϺÏñ┘Å┘ç┘Å ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ê┘Åϼ┘ÉÏ»┘Ä ┘ü┘É┘è Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘ä┘É┘ç┘É ┘ü┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ï¼┘ÄÏ▓┘ÄϺÏñ┘Å┘ç┘Å ┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘å┘Äϼ┘ÆÏ▓┘É┘è Ϻ┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (75)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Tetapi apa balasannya jikalau kamu betul-betul pendusta? "(12: 74)
 
Mereka menjawab: "Balasannya, ialah pada siapa diketemukan (barang yang hilang) dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya (tebusannya)". Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim. (12: 75)
 
Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam rangka menahan saudaranya Benyamin untuk tetap tinggal di sisinya, guna menarik ayah mereka untuk berhijrah ke Mesir, Yusuf as mengatur suatu rancangan yang telah beliau beritahukan sebelumnya Benyamin. Rencana itu adalah menyembunyikan gelas atau piala berharga milik kerajaan di dalam karung milik saudara beliau ini. Para petugas keamanan kerajaan yang tidak mengerti tentang rencana tersebut, menahan mereka dengan tuduhan telah mencuri. Tentu saja saudara-saudara Yusuf merasa tersinggung dan menolak dengan keras tuduhan tersebut.
 
Maka terjadilah perdebatan diantara mereka dengan para petugas kerajaan. Akhirnya para petugas itu memutuskan untuk memeriksa semua karung gandum mereka. Saudara-saudara Yusuf, yang merasa yakin tidak mencuri, menerima pemeriksaan tersebut dan mengatakan bahwa jika piala tersebut ditemukan dalam salah satu karung-karung mereka maka pemilik karung itulah yang akan menerima hukuman.
 
Dari dua ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Dalam bersikap terhadap orang yang telah berbuat kejahatan, seseorang dapat berbicara dengan orang tersebut untuk mengajaknya menyadari jenis hukuman yang akan ia terima, sehingga orang tersebut dengan senang hati pula akan menerima hukuman tersebut.
2. Dalam melaksanakan hukum tidak boleh mengecualikan dan melakukan diskriminasi. Siapa pun yang berbuat jahat harus ditangkap sekalipun orang yang memiliki kedudukan penting.
 
Ayat ke 76
 
┘ü┘ÄÏ¿┘ÄÏ»┘ÄÏú┘Ä Ï¿┘ÉÏú┘Ä┘ê┘ÆÏ╣┘É┘è┘ÄϬ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Ä ┘ê┘ÉÏ╣┘ÄϺÏí┘É Ïú┘ÄÏ«┘É┘è┘ç┘É Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä ÏºÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ«┘ÆÏ▒┘Äϼ┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ ┘ê┘ÉÏ╣┘ÄϺÏí┘É Ïú┘ÄÏ«┘É┘è┘ç┘É ┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘â┘ÉÏ»┘Æ┘å┘ÄϺ ┘ä┘É┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘ä┘É┘è┘ÄÏú┘ÆÏ«┘ÅÏ░┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘ÄϺ┘ç┘Å ┘ü┘É┘è Ï»┘É┘è┘å┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ä┘É┘â┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘å┘ÄÏ▒┘Æ┘ü┘ÄÏ╣┘Å Ï»┘ÄÏ▒┘Äϼ┘ÄϺϬ┘ì ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘å┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å ┘ê┘Ä┘ü┘Ä┘ê┘Æ┘é┘Ä ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï░┘É┘è Ï╣┘É┘ä┘Æ┘à┘ì Ï╣┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î (76)
 
Artinya:
Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.(12: 76)
 
Sesuai dengan rencana Yusuf as, untuk menjaga agar saudara-saudaranya tidak menyadari adanya rencana itu dan agar semuanya berjalan dengan wajar, maka Yusuf memulai pemeriksaan karung saudara-saudaranya yang lebih tua. Pada akhirnya karung Benyamin juga diperiksa dan di dalam karung Benyamin inilah piala kebesaran kerajaan itu ditemukan, sehingga Benyamin pun dinyatakan sebagai pencuri. Sesuai dengan persetujuan saudara-saudara Yusuf, maka Benyamin harus tinggal di Mesir dan tidak diperkenankan untuk pulang.
 
Al-Quran mengatakan bahwa taktik seperti ini telah diajarkan oleh Allah kepada Yusuf. Karena tanpa cara seperti itu, maka berdasarkan undang-undangMesir, Yusuf tidak berhak menahan saudaranya untuk tinggal di sisinya. Selain itu, tindakan Yusuf menahan Benyamin ini, sesuai dengan pengakuan saudara-saudara Yusuf sendiri, yang mengatakan bahwa di kawasan mereka hukuman seorang pencuri ialah dengan menahan pencuri itu. Dengan demikian,taktik yang dilakukan oleh Yusuf as sangat benardalam rangka menahan Benyamin untuk tetap tinggal bersamanya.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Menjanlankan undang-undang setiap negara adalah wajib bagi penduduk negara tersebut, meskipun pemerintahan di negara itu bukan pemerintahan ilahi. Tentunya jika UU tersebut bertentangan dengan hukum Allah, maka jika memungkinkan, warga negara tersebut berhijrah meninggalkan negerinya, kenegara lain yang memberlakukan hukum sesuai dengan hukum Allah.
2. Ilmu pengetahuan merupakan sumber keutamaan dan akan menentukan posisi seseorang sesuai dengan tinggi dan rendahnya pengetahuan orang tersebut.
 
Ayat ke 77
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ▒┘É┘é┘Æ ┘ü┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï│┘ÄÏ▒┘Ä┘é┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘î ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Å ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ│┘ÄÏ▒┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Å ┘ü┘É┘è ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÅÏ¿┘ÆÏ»┘É┘ç┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ Ï┤┘ÄÏ▒┘æ┘î ┘à┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘ïϺ ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏÁ┘É┘ü┘Å┘ê┘å┘Ä (77)
 
Artinya:
Mereka berkata: "Jika ia mencuri, maka sesungguhnya, telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu". Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya): "Kamu lebih buruk kedudukanmu (sifat-sifatmu) dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan itu".(12: 77)
 
Sekalipun sesungguhnya saudara-saudara Yusuf tidak mencuri, dan mereka juga meyakini bahwa Benyamin tidak mencuri; maka seharusnya mereka berusaha membela adik mereka, dan membantah tuduhan tersebut. Akan tetapi tampaknya mereka tidak keberatan bahwa Benyamin tertahan di Mesir dengan tuduhan mencuri, dan mereka harus kembali ke rumah tanpa Benyamin. Karena sesungguhnya mereka juga iri melihat Ayah mereka, yaitu Nabi Ya'qub as, sangat mencintai Benyamin, dan menghendaki agar kecintaan Sang Ayah berpindah kepada mereka. Akan tetapi saudara-saudara Yusuf ini bukan hanya tidak membela adik kecil mereka, bahkan mereka mengatakan kepada para petugas kerajaan bahwa Benyamin ini juga memiliki saudara lain yang juga telah mencuri. Tuduhan tanpa dasar ini membuat para petugas keamanan semakin yakin untuk menahan Benyamin.
 
Lanjutan dari ayat-ayat tadi mengatakan, bahwa meskipun Yusuf as memegang kekuasaan yang besar di Mesir, sehingga beliau dapat dengan mudah menahan pembagian gandum untuk mereka, atau menangkap mereka semua dengan tuduhan mencuri, akan tetapi beliau mengesampingkan semua itu.Bahkan beliau menyembunyikan kemarahan atas tuduhan tak berdasar terhadapnya yang disampaikan oleh saudara-saudaranya itu. Beliau hanya mengatakan bahwa Allah Maha Mengetahui atas apa yangkalian katakan itu. Akan tetapi posisi kalian saat ini adalah lebih buruk daripada tuduhan-tuduhan yang kalian berikan kepada saudara-saudara kalian.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Untuk mencapai tujuan, kita harus sabar menanggung cercaan dan menunjukkan sikap lapang dada.
2. Tidak semua hakikat harus diungkapkan dalam semua keadaan. Kadang-kadang seseorang harus merahasiakan sesuatu dan tidak perlu mengungkapkannya. Terutama bagi para penguasa yang mengendalikan segala urusan rakyatnya, yang sering kali harus mementingkan kemaslahatan umum dan mengorbankan kepentingan pribadi.
Sejenak Bersama Al-Quran: Kesiapan Membela Diri, Kebutuhan Masyarakat Islam
Kesiapan Membela Diri, Kebutuhan Masyarakat Islam
 
Allah Swt berfirman:
 
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)." (QS. al-Anfal: 60)
 
Ayat al-Quran ini merupakan perintah kepada umat Islam untuk mempersiapkan diri di segala bidang untuk menghadapi musuh, mulai dari mempersiapkan segala bentuk senjata, fasilitas, alat, metode propaganda bahkan slogan dan lagu. Memperhatikan perintah al-Quran ini membuat musuh takut dari kesiapan bela diri umat Islam.
 
Ketika Nabi Muhammad Saw mendapat berita dari Yaman bahwa ada yang membuat senjata baru, beliau langsung mengirimkan seseorang ke sana untuk membeli senjata itu. Dikutip dari Nabi Saw menyebutkan dengan satu anak panah bisa mengantarkan tiga orang ke surga; pembuat anak panah, orang yang menyiapkan dan yang memanah.[1]
 
Dalam Islam ada lomba memanah dan menunggang kuda serta kalah dan menang dalam lomba ini diperbolehkan demi kesiapan umat Islam untuk membela diri.
 
Kata ganti orang ketiga "Lahum" dalam ayat ini kembalinya kepada orang-orang Kafir dan mereka yang disebutkan dalam ayat sebelumnya, dimana dikhawatirkan akan pengkhianatan mereka. Yakni, umat Islam harus senantiasa siapa dalam menghadapi musuh yang dimungkinan melakukan pengkhianatan, sekalipun dalam perjanjian damai.
 
Sumber: Mohsen Qarati, Daghayeghi ba Quran, Tehran, Markaz Farhanggi Darsha-i az Quran, 1388 Hs, cet 1.
[1]. Tafsir Furqan.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 69-73
Ayat ke 69
 
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Ä Ïó┘Ä┘ê┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ïú┘ÄÏ«┘ÄϺ┘ç┘Å ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘Ä┘å┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ«┘Å┘ê┘â┘Ä ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ¿┘ÆÏ¬┘ÄϪ┘ÉÏ│┘Æ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (69)
 
Artinya:
Dan tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf. Yusuf membawa saudaranya (Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata: "Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah mereka kerjakan".(12: 69)
 
Dalam pembicaraan lalu telah disebutkan bahwa Nabi Ya'qub as pada akhirnya rela membiarkan putranya Benyamin pergi ke Mesir bersama saudara-saudaranya untuk mengambil saham dan bagiannya. Ayat tadi mengatakan,"Sewaktu mereka masuk untuk menemui Yusuf, maka Yusuf pun melakukan langkah-langkah tertentu untuk dapat berbicara secara terpisah dengan Benyamin. Yusuf pun mengenalkan dirinya kepada saudaranya seibu ini agar ia tidak lagi bersedih dan cemas. Karena Benyamin sendiri merasa khawatir terhadap perilaku saudara-saudaranya, dan takut bahwa dia pun akan mengalami nasib seperti Yusuf dan terpisah dari ayahnya. Karena itu Yusuf menarik kepercayaan Benyamin dan memintanya agar mau tinggal bersama Yusuf, dan Benyamin pun menerima.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Bohong memang tidak boleh dan terlarang, akan tetapi kadang kala seseorang tidak perlu menjelaskan setiap kebenaran. Selama Yusuf memandang tidak ada perlunya, maka beliau tidak memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya, dan mengungkapkan rahasia ini hanya kepada satu dari semua saudara beliau.
2. Setiap kali anda mendapat nikmat, maka lupakanlah kepahitan masa lalu. Tatkala Yusuf dan Benyamin saling bertemu, mereka pun melupakan semua kesedihan masa lalu.
 
Ayat ke 70
 
┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘Ä┘ç┘æ┘ÄÏ▓┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘Éϼ┘Ä┘ç┘ÄϺÏ▓┘É┘ç┘É┘à┘Æ Ï¼┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘É┘é┘ÄϺ┘è┘ÄÏ®┘Ä ┘ü┘É┘è Ï▒┘ÄÏ¡┘Æ┘ä┘É Ïú┘ÄÏ«┘É┘è┘ç┘É Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä Ïú┘ÄÏ░┘æ┘Ä┘å┘Ä ┘à┘ÅÏñ┘ÄÏ░┘æ┘É┘å┘î Ïú┘Ä┘è┘æ┘ÄϬ┘Å┘ç┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏ╣┘É┘èÏ▒┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄÏ│┘ÄϺÏ▒┘É┘é┘Å┘ê┘å┘Ä (70)
 
Artinya:
Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukkan piala (tempat minum) ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: "Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri".(12: 70)
 
Nabi Yusuf bermaksud menahan Benyamin di sisinya, sehingga dengan cara itu maka dalam perjalanan berikutnya saudara-saudara Yusuf akan terpaksa membawa ayah mereka ke Mesir. Sebelum itu beliau telah membicarakan masalah ini dengan Benyamin bahwa ia telah merancang suatu siasat, sebagaimana ketika beliau mengembalikan harga gandum yang mereka serahkan, agar mereka kembali dengan saudaranya. Kali ini siasat Yusuf as dilakukan dengan memasukkan sebuah bejana berharga mahal ke dalam karung gandum milik Benyamin. Para pegawai Yusuf as yang tidak mengerti tentang masalah ini, dengan sendirinya menganggap mereka itu telah mencuri bejana tersebut, ketika mereka menyadari bahwa salah satu bejana milik kerajaan telah hilang.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Merancang dan menciptakan kondisi tertentu untuk suatu maslahat yang lebih penting adalah sesuatu yang boleh dilakukan, dengan syarat tidak ada kezaliman terhadap seseorang, sedangkan orang tak berdosa, yang akan ditampilkan sebagai korban dalam rencana tersebut, sudah diberitahu sebelumnya.
2. Kita harus senantiasa berhati-hati dan teliti terhadap teman-teman satu rombongan dan orang-orang yang bersama kita. Karena dengan adanya seorang yang berbuat kesalahan, maka masyarakat akan memandang seluruh anggota rombongan tersebut telah berbuat salah.
 
Ayat ke 71-72
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘é┘ÆÏ¿┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ┘à┘ÄϺÏ░┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ü┘Æ┘é┘ÉÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä (71) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘å┘Ä┘ü┘Æ┘é┘ÉÏ»┘Å ÏÁ┘Å┘ê┘ÄϺÏ╣┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘Ä┘ä┘É┘â┘É ┘ê┘Ä┘ä┘É┘à┘Ä┘å┘Æ Ï¼┘ÄϺÏí┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É Ï¡┘É┘à┘Æ┘ä┘Å Ï¿┘ÄÏ╣┘É┘èÏ▒┘ì ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘ç┘É Ï▓┘ÄÏ╣┘É┘è┘à┘î (72)
 
Artinya:
Mereka menjawab, sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: "Barang apakah yang hilang dari pada kamu?"(12: 71)
 
Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya". (12: 72)
 
Para petugas kerajaan yang telah memahami bahwa bejana milik kerajaan, yang dipakai untuk menakar gandum telah hilang, segera memeriksa barang-barang milik rombongan saudara-saudara Yusuf. Sementara itu untuk menyemangatkan para pegawainya, Yusuf mengumumkan bahwa siapa yang menemukan kembali bejana tersebut, akan mendapat hadiah bahan makanan seberat beban seekor unta dan beliau  sendiri yang akan menjaminnya.
 
Dari dua ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Menentukan hadiah guna menumbuhkan semangat persaingan dan mendorong orang-orang untuk melakukan pekerjaan yang konstruktif, merupakan sesuatu yang diterima oleh Allah dan sunnah para nabi.
2. Hadiah haruslah sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman; bukan sekedar basa-basi yang tidak ada manfaatnya. Pada masa paceklik maka sebaik-baik hadiah adalah bahan makanan (gandum) seberat beban muatan seekor unta.
 
Ayat ke 73
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ϭ┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘É┘à┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ϼ┘ÉϪ┘Æ┘å┘ÄϺ ┘ä┘É┘å┘Å┘ü┘ÆÏ│┘ÉÏ»┘Ä ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ Ï│┘ÄϺÏ▒┘É┘é┘É┘è┘å┘Ä (73)
 
Artinya:
Saudara-saudara Yusuf menjawab "Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri (ini) dan kami bukanlah para pencuri".(12: 73)
 
Sewaktu saudara-saudara Yusuf menyadari bahwa mereka dituduh telah mencuri, maka mereka pun membela diri danberkata, "Kami sebelumnya juga pernah datang ke negeri ini, dan kami tidak berbuat sedikit pun pencurian dan kejahatan. Mengapa kalian memperlakukan kami semacam ini? Kalian pun tahu bahwa kami bukan orang-orang yang melakukan perbuatan semacam ini!
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Masa lalu yang baik, merupakan bukti kebaikan seseorang. Kecuali jika terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa orang tersebut telah berbuat kejahatan.
2. Pencurian adalah salah satu perbuatan merusak di atas bumi yang dapat mengakibatkan rusaknya kehidupan masyarakat di sebuah kawasan.
Peringatan dalam Al-Quran: Berteman dengan Orang Buruk
Berteman dengan Orang Buruk
 
Allah Swt berfirman, "Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ÔÇÿAduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.' Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Quran ketika al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia." (QS. al-Furqan: 27-29)
 
Berteman dengan orang lain merupakan satu ciri khas manusia, sehingga setiap orang dalam kehidupan sosialnya pasti mencari dan memilih teman. Biasanya orang yang memiliki kemampuan lebih dalam menciptakan hubungan dengan orang lain lebih sukses dan secara kejiwaan lebih sedikit dalam menghadapi masalah. Tapi ada satu hal yang lebih penting dari sekadar memilih teman dan itu adalah memilih teman yang benar. Karena satu dari variabel penting yang mempengaruhi sikap dan keputusan seseorang adalah teman. Dalam hadis disebutkan bahwa bila engkau ingin mengenal seseorang, maka perhatikan siapa temannya.[1]
 
Ungkapan hadis ini menunjukkan pengaruh penting teman terhadap seseorang dan pengalaman menjadi bukti dari semua ini. Mereka yang melewati jalan kehidupan ini dengan baik biasanya orang-orang yang memiliki teman yang baik. Sementara para pelaku kejahatan sampai pada perbuatan itu diakibatkan memiliki teman yang tidak baik.
 
Di sini, al-Quran memperingatkan manusia dalam memilih teman. Dalam ayat 27 hingga 29 surat al-Furqan, Allah Swt mengingatkan nasib orang yang setelah beriman kepada Nabi Muhammad Saw dan menerima al-Quran, akhirnya menolak al-Quran dikarenakan pengaruh teman yang tidak beriman. Ia tidak lagi mengikuti wahyu dan Rasulullah Saw, tapi dipengaruhi oleh perasaan pertemanan dan akhirnya mengikuti ucapan tidak logis dan berdasar temannya. Dikarenakan teman yang tidak benar, seseorang akhirnya memilih kesesatan, ketimbang hidayah. Orang ini di Hari Kiamat akan menyesali pilihannya ini, tapi pada waktu itu penyesalan sudah tidak berguna.
 
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa teman yang tidak baik saat ini akan menjadi bahaya yang mengancam seseorang di kemudian hari dan mempengaruhi nasibnya.[2] Ayat ini juga menjelaskan tentang parameter teman yang buruk, dimana ia senantiasa mengajak orang lain kepada kesesatan dan kebodohan. Bila seseorang melihat teman atau kelompok yang diikutinya ada ciri khas melupakan Allah dan ajaran ilahi serta setiap harinya mengajaknya untuk berbuat dosa lebih besar, maka ketahuilah bahwa akhir dari pertemanan itu adalah kesesatan dan hanya menyisakan penyesalan. Setiap orang yang melihat mereka harus segera meninggalkan pertemanan dengan orang-orang seperti ini,[3] sehingga ia tidak menjadi contoh ayat ini dan di Hari Kiamat hanya bisa berkata, "Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku)."
 
Sekaitan dengan masalah ini ada ayat lain yang membahas, "Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS. az-Zukhruf: 67)
 
Sesuai dengan ayat ini, Allah Swt mengingatkan hanya pertemanan yang berdasarkan ketakwaan yang tidak memiliki akhir buruk dan menyebutkan bahwa pertemanan tanpa takwa akan berubah menjadi permusuhan. Oleh karenanya, semua pertemanan yang berdasarkan hawa nafsu, kenikmatan seksual non syariat, tujuan ekonomi dan menjarah akan berubah menjadi musuh terburuk di Hari Kiamat. Selain masalah hari akhir, di dunia ini saja pertemanan yang tidak berdasarkan ketakwaan biasanya akan menjadi permusuhan hanya dengan munculnya sedikit perbedaan, dimana cepat atau lambat akan muncul di antara keduanya.
 
Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.
Tafsir Al-Quran, Surat Yusuf Ayat 66-68
Ayat ke 66
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÅÏ▒┘ÆÏ│┘É┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¡┘ÄϬ┘æ┘Ä┘ë Ϭ┘ÅÏñ┘ÆÏ¬┘Å┘ê┘å┘É ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ½┘É┘é┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ä┘ÄϬ┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘Å┘å┘æ┘Ä┘å┘É┘è Ï¿┘É┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÅÏ¡┘ÄϺÏÀ┘Ä Ï¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ïó┘ÄϬ┘Ä┘ê┘Æ┘ç┘Å ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ½┘É┘é┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘à┘ÄϺ ┘å┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å ┘ê┘Ä┘â┘É┘è┘ä┘î (66)
 
Artinya:
Ya'qub berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)".(12: 66)
 
Pada pembahasan lalu telah disebutkan bahwa guna mendapatkan hak membeli gandum tahap kedua, anak-anak Ya'qub as harus membawa saudara terkecil mereka, yaitu Benyamin. Akan tetapi karena sebagaimana Yusuf, Benyamin pun selalu dihasudi oleh saudara-saudara mereka, maka Nabi Ya'qub as mencemaskan kepergian saudara Yusuf seibu ini, bersama saudara-sadaranya yang lain. Akan tetapi Ya'qub as merasa tidak ada cara lain untuk mendapatkan hak Benyamin kecuali mengirimnya bersama saudara-saudaranya ke Mesir.
 
Karena itu beliau as meminta kepada anak-anaknya agar berjanji atas nama Allah, dan bersumpah bahwa mereka akan menjaga keselamatan Benyamin dan akan mengembalikannya ke rumah dalam keadaan baik dan selamat; kecuali bila terjadi peristiwa yang menimpa semuanya.  Mereka pun bersumpah di depan Ayah mereka, lalu Nabi Ya'qub berkata, "Kalian jangan menyangka bahwa ucapan ini suatu perkara yang sederhana. Ini adalah sumpah dimana Allah akan memberikan sangsi berat kepada kalian, jika kalian melanggarnya. Dan Allah Maha Mengetahui semua apa yang kita ucapkan ini."
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Mengambil janji yang kuat untuk menciptakan kepercayaan untuk melaksanaan suatu tugas penting, merupakan metode yang telah dicontohkan di dalam al-Quran.Dalam melaksanakan urusan-urusan sosial dan membuat kontrak, seharunya seorang muslim melakukannya dengan didukung oleh dokumen-dokumen yang kuat, dimana yang paling sederhananya ialah sumpah.
2. Dalam melakukan urusan-urusan penting, hendaknya kita berhati-hati dan memiliki sandaran undang-undang dan hukum yang kuat. Akan tetapi yang demikian itu jangan sampai melalaikan kita dari tawakkal kepada Allah Swt.
 
Ayat ke 67
 
┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ Ï¿┘Ä┘å┘É┘è┘æ┘Ä ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ»┘ÆÏ«┘Å┘ä┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄϺϿ┘ì ┘ê┘ÄϺϡ┘ÉÏ»┘ì ┘ê┘ÄϺϻ┘ÆÏ«┘Å┘ä┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ¿┘Æ┘ê┘ÄϺϿ┘ì ┘à┘ÅϬ┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘æ┘É┘é┘ÄÏ®┘ì ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘ÅÏ║┘Æ┘å┘É┘è Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ÏÑ┘É┘å┘É Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Å┘â┘Æ┘à┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï¬┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Å ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ü┘Ä┘ä┘Æ┘è┘ÄϬ┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘Ä┘ä┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (67)
 
Artinya:
Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri".(12: 67)
 
Sewaktu putra-putra Ya'qub berangkat pergi ke Mesir, Nabi Ya'qub berpesan kepada mereka satu hal, yaitu hendaknya mereka tidak masuk ke Mesir melalui satu pintu gerbang. Karena jika mereka masuk dari satu pintu, maka bisa jadi, jika mereka masuk secara bersama-sama, akan menarik perhatian masyarakat dan membangkitkan sensitifitas mereka, atau kecurigaan dan buruk sangka mereka.
 
Oleh sebab itu Ya'qub as berpesan agar mereka masuk melalui pintu yang berbeda-beda, sehingga kemungkinan-kemungkinan buruk itu akan terhindar. Akan tetapi Nabi Ya'qub as mengingatkan bahwa yang demikian itu bukan berarti akan mencegah keputusan Allah swt terhadap mereka. Karena jika Allah telah memutuskan sesuatu maka keputusan itulah yang akan berlaku, dan kita tidak akan dapat mencegahnya. Akan tetapi kita tetap berusaha seraya bertawa\kkal kepada Allah, bahwa hanya keputusan Allah-lah yang akan berlaku.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Mengatur dan merencanakan segala urusan adalah perlu, namun yang demikian itu bukan berarti bahwa keinginan dan kehendakkita pasti akan terjadi. Sesuatu yang pada akhirnya akan terjadi, tak lain adalah keinginan dan ketetapan Allah.
2. Kita harus bertawakal hanya kepada Allah.Karena Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu dan sebaik-baik pelindung.
 
Ayat ke 68
 
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï¡┘Ä┘è┘ÆÏ½┘Å Ïú┘Ä┘à┘ÄÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ¿┘Å┘ê┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Ä ┘è┘ÅÏ║┘Æ┘å┘É┘è Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¡┘ÄϺϼ┘ÄÏ®┘ï ┘ü┘É┘è ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘É ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘é┘Å┘êÏ¿┘Ä ┘é┘ÄÏÂ┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘ÄÏ░┘Å┘ê Ï╣┘É┘ä┘Æ┘à┘ì ┘ä┘É┘à┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘à┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘æ┘Ä Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (68)
 
Artinya:
Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.(12: 68)
 
Ayat ini sekali lagi menekankan bahwa apa yang telah dipesankan oleh Ya'qub as dan telah dilaksanakan oleh putra-putra beliau, tidak akan mampu mencegah kehendak Allah, dan yang demikian itu hanya merupakan pelaksanaan keinginan Ya'qub as, yang dengan demikian maka keinginannya itu telah terpenuhi. Ketika mengetahui bahwa anak-anaknya telah melaksanakan pesannya dengan baik, maka beliau pun merasa puas dan tenang hati. Lanjutan dari ayat inimengatakan, bahwa pesan ini dan pesan-pesan beliau yang lain, beliau berikan berdasarkan pengetahuan yang beliau peroleh dari Allah Swt, sebagai seorang nabi. Karena Allah Swt membeirkan pengetahuan-pengetahuan khusus kepada para nabi-Nya, yang tidak diberikan kepada orang lain.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Doa dan hajat para auliya Allah pasti terkabulkan. Karena mereka ini tidak menginginkan apa pun kecuali hal-hal yang diinginkan pula oleh Allah.
2. Kebanyakan manusia melihat dan memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi hanya melalui sebab-sebabnya yang tampak secara lahiriyah. Sementara mereka tidak memahami sebab-sebab gaib dan melalaikan kehendak Allah Swt.
Pentingnya Pernikahan dalam Islam
Masalah pernikahan dalam Islam merupakan masalah yang sangat penting. (12/12/1362) Meskipun secara syariat tidak termasuk dalam kewajiban, namun benar-benar dianjurkan sehingga manusia memahami bahwa Allah Swt sangat menekankan masalah ini. Mengapa pernikahan termasuk masalah yang sangat penting? Karena ia merupakan sebuah kebutuhan alami. Karena Islam menilai penting akan kebutuhan alami manusia, Islam harus menetapkan jalan yang sehat untuk memenuhi kebutuhan ini dan telah menetapkannya yaitu pernikahan. (19/12/1362) Baik wanita maupun pria memiliki kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini  tidak bisa tanpa aturan. Tidak bisa dibiarkan liar. Tidak bisa dibiarkan tanpa batasan. Ia memerlukan batasan dan itu adalah pernikahan. Itulah mengapa Rasulullah Saw bersabda, "Man Tazawwaja Ahraza Nishfa Dinihi", "Barangsiapa yang menikah maka ia telah menjaga setengah dari agamanya." Pada bagian yang mana setengah agama telah dijaganya? Pada bagian yang akan terancam oleh kecenderungan seksual. Kecenderungan seksual bisa menghancurkan agama banyak orang, bisa memunculkan masalah pada banyak orang dan dapat menyesatkan banyak orang. Cara mencegahnya adalah kebutuhan seksual ini harus dipenuhi dan juga jangan sampai ditumpas. Lantas bagaimana caranya? Dengan kaidah dan undang-undang yakni pernikahan. Lihatlah bagaimana pentingnya pernikahan! (12/12/1362)
 
Yang demikian ini juga bukan khusus manusia saja, karena ikatan dua makhluk merupakan perantara kelanjutan hidup. Makna ini ada pada tumbuhan dan juga hewan, sebagaimana ada juga pada manusia. Hanya saja karena manusia mendapatkan kelebihan akal dan kehendak dari Allah, untuk ikatan pernikahannya telah ditetapkan aturan dan acara. Aturan dan acara ini untuk menunjukkan betapa pentingnya peristiwa ikatan dua makhluk dan ikatan antara dua hati dan menciptakan sebuah lembaga baru dalam lingkungan sosial manusia. Aturan dan acara tersebut juga bukan khusus Islam saja. Tetapi semua bangsa dan agama memiliki aturan dan acara untuk ikatan pernikahan. Tentu saja Islam berusaha untuk lebih menyederhanakan dan mempermudah acara ini. Islam benar-benar menganggap penting masalah pernikahan. Dalam agama Islam, anak gadis dan perjaka pada prinsipnya dianjurkan untuk menikah. Selain dianjurkan untuk membentuk rumah tangga melalui pernikahan juga ditekankan untuk melanjutkan dan mengabadikan ikatan suami dan istri. Ketiga topik ini ditekankan dalam Islam.
 
Terkait pernikahan, diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw melihat seorang pemuda. Karena Rasulullah Saw senang melihat penampilan pemuda tersebut, maka beliau memanggilnya seraya bertanya, "Apakah kamu memiliki pekerjaan? Dia menjawab, "Tidak. Saya seorang pengangguran." Rasulullah Saw bertanya, "Apakah kamu sudah menikah?" Dia menjawab, "Saya juga tidak menikah." Rasulullah Saw berpaling dan berkata, "Saqata Min ÔÇÿAini", pemuda ini telah jatuh dari mataku karena selain dia tidak punya pekerjaan dia juga tidak menikah." Lihatlah bagaimana pentingnya pernikahan. Sehingga tidak melakukannya sama seperti seorang pengangguran yang tercela. Itulah mengapa masalah pernikahan sangat penting dalam pandangan Islam. (13/12/1381)
 
Untuk itu, sangat penting bila kita mau memperhatikan pandangan Islam terkait masalah pernikahan. Terkait masalah pernikahan, yang pertama dalam Islam adalah menganjurkan para pemuda untuk menikah. Betapa bagusnya bila para pemuda menikah dalam usia yang sangat muda, yakni pada saat mereka membutuhkan. Bukan berarti kita tegaskan bahwa semakin cepat semakin baik. Tidak. Ketika merasa membutuhkan, maka hendaknya menikah. Baik anak gadis maupun perjaka. Jangan biarkan mereka melajang sampai lama. (19/12/1362)
 
Rasulullah Saw menegaskan agar para pemuda, baik laki-laki maupun perempuan untuk segera menikah. Tentunya atas dasar kemauan dan pilihan mereka sendiri, bukan pilihan orang lain. Kita sendiri juga harus mensosialisasikan masalah ini di tengah-tengah masyarakat. Para pemuda hendaknya menikah saat mereka belum keluar dari masa mudanya dan dengan semangat yang masih menggebu-gebu. Ini berbeda dengan pemahaman banyak orang yang menganggap bahwa pernikahan di usia muda adalah pernikahan prematur dan tidak akan bisa langgeng. Justru sebaliknya, tidak seperti anggapan orang lain. Bila pernikahan ini dilakukan dengan baik, maka yang ada adalah pernikahan yang sangat langgeng dan baik serta suami-istri benar-benar akan akrab dalam rumah tangga yang demikian ini. (23/12/1379)
 
Perbedaan Pandangan Islam dan Barat Soal Keluarga dan Pernikahan
 
Ketika sebagian orang mengulur usia pernikahannya sampai usia agak tua dan hal ini di Barat dan peradaban Barat dianggap sebagai hal yang wajar dan biasa, maka sebenarnya itu adalah salah dan bertentangan dengan fitrah dan maslahat umat manusia. Hal ini terjadi karena mereka lebih cenderung menjalani kehidupan penuh syahwat dan kebebasan tanpa batas. (26/1/1377) Tradisi sebagian peradaban dan budaya impor yang dimasukkan oleh orang-orang Eropa adalah para pemuda harus menunggu sampai pendidikannya tamat, sampai memiliki pekerjaan, itupun pekerjaannya harus pekerjaan kantor, baru kemudian menikah. Anak-anak gadis juga demikian jangan menikah di permulaan usia baligh, mereka harus menjadi seorang perempuan yang hebat dulu, memiliki pengalaman yang cukup tentang dunia kemudian baru menikah. Ini adalah adat istiadat orang-orang Eropa dan merupakan sesuatu yang sangat buruk. Karena mereka yang mengulur usia pernikahan bukan karena meyakini bahwa para pemuda dalam masa usia muda tidak memiliki kebutuhan seksual. Bukan. Mereka benar-benar tahu dan menerima kalau para pemuda juga memiliki kebutuhan seksual. Hanya saja mereka meyakini bahwa kebutuhan seksual di masa-masa muda harus dipenuhi secara bebas. Yakni sesuatu yang menurut kita adalah kefasadan, kefasikan dan dosa yang merusak kondisi sosial.
 
Itulah mengapa ikatan suami istri Eropa dan orang-orang yang bergaya seperti orang Eropa, tidak memiliki sebuah ikatan pernikahan yang kokoh. Lihatlah rumah tangga orang dahulu; mereka hidup bersama selama enam puluh tahun, lima puluh tahun, tujuh puluh tahun, kemudian bila salah satu dari pasangan tua ini meninggal dunia, maka yang satunya mengalami kesedihan yang berkepanjangan. Fondasi pernikahan keduanya dibangun atas dasar kasih sayang. Keduanya sangat akrab. Sesuatu di luar lingkungan rumah tangga terkait masalah seksual tidak membuat mereka bisa tergoda. Namun suami istri Eropa tidak punya sebuah rumah tangga yang kokoh, cepat hancur dan banyak perceraian. Kalaupun tidak cerai, secara praktis cerai. Suami istri telah menghabiskan masa mudanya. Saya tidak mengatakan semuanya, tapi kebanyakan mereka demikian. Keduanya tidak saling membutuhkan. Kemudian keduanya menikah, lagi pula keduanya tidak terbatas pada lingkungan rumah tangga. Tidak ini dan tidak itu. Yang menyambungkan keduanya adalah sebuah kamar, sebuah apartemen, sebuah kondisi fisik, bukan sebuah perkara spiritual dan sebuah ikatan jiwa. Inilah rumah tangga di Eropa. Pada dasarnya bukan sebuah rumah tangga.
 
Lelaki tua dan perempuan tua yang sudah semakin tua, itupun ketuaan mereka karena cepat tua. Seseorang berusia enam puluh tahun, ia sudah kelihatan sangat tua. Orang ini sudah tidak lagi bisa menikmati hidup. Sementara orang-orang kita yang berusia enam puluh tahun di sini sedang menghitung satu persatu cucu dan cicitnya, sekarang sudah tiga puluh orang, sekarang cucu dan cicitnya sudah menjadi tiga puluh dua orang. Di sana tidak. Di sana berbeda. Karena sejak awal rumah tangga mereka bukan rumah tangga yang berfondasikan kasih sayang, bukan rumah tangga yang berlandaskan keakraban. Sejak awal dengan suasana dingin dan ketidakpedulian dan memang demikian fondasi rumah tangga mereka. Beginilah. Tentu saja saya tidak mengatakan seratus persen mereka demikian atau rumah tangga kita seratus persen akrab dan baik. Tidak. Saya mengatakan bentuk mayoritasnya. Di sini kebanyakan begini. Di sana kebanyakan begitu. Yang begitu itu juga telah diimpor ke Iran dan dimasukkan ke dalam lingkungan Islam. Padahal Islam tidak menerima yang semacam ini. Islam mengatakan tidak. Seorang perempuan dan pria harus memulai pernikahan ketika mereka membutuhkan. Mereka harus membentuk rumah tangga. Mau menunggu apa lagi? Oleh karena itulah dikatakan, "Inna as-Syarra an-Nasi al-Uzzab", Seburuk-buruk manusia adalah mereka yang lajang, baik perempuan maupun pria. Yakni mereka yang membutuhkan istri, mereka yang membutuhkan suami tapi tidak mau menikah, mereka inilah yang disebut lajang, mereka inilah yang paling buruk. (19/12/1362) (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)
 
Sumber: Khanevadeh; Be Sabke Sakht Yek Jalaseh Motavval Motavva Dar Mahzar-e Magham Moazzam Rahbari



























