کمالوندی
Menteri Perang Israel: Peluncuran Satelit Iran Buat Kami Cemas
Menteri Perang rezim Zionis Israel dalam sebuah wawancara televisi mengaku bahwa peluncuran satelit militer Iran, dan kemajuan apapun yang dicapai negara itu, membuat Tel Aviv cemas.
Fars News (28/4/2020) melaporkan, Naftali Bennett dalam wawancara dengan Kanal 12 TV Israel berbicara tentang kesuksesan Iran meluncurakan satelit militer pertamanya, Nour, ke luar angkasa.
Bennett menuturkan, peluncuran satelit militer Iran menciptakan kekhawatiran bagi Israel, dan semua kemajuan yang dicapai Iran membuat Tel Aviv cemas.
Satelit Nour yang merupakan satelit militer pertama Iran, berhasil diluncurkan ke luar angkasa pada hari Rabu (22/4/2020) menggunakan roket peluncur tiga tahap Qased, oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC.
Keberhasilan Iran meluncurkan satelit militer pertamanya telah menciptakan kegaduhan di antara negara-negara Barat yang anti-Iran terutama Amerika Serikat.
Brigjen Shekarchi: Kesalahan Terkecil AS, Tamparan Lebih Keras Iran
Juru bicara Angkatan Bersenjata Iran mengatakan, jika Amerika Serikat melakukan kesalahan, meski itu kecil, atau berani melanggar perairan serta kepentingan Iran, maka ia akan menerima tamparan yang lebih keras dari sebelumnya.
Presiden Amerika Donald Trump baru-baru ini memerintahkan pasukannya untuk menembak kapal-kapal Iran yang dianggap mengganggu di Teluk Persia.
Brigjen Abolfazl Shekarchi, Selasa (28/4/2020) malam menjelaskan, Amerika berbicara sembarangan dan mengancam karena kepentingan perang psikologis, dan untuk menyimpangkan opini publik Amerika, mempersiapkan pemilu presiden mendatang, serta lari dari permasalahan dalam negeri.
Ia menambahkan, angkatan bersenjata Iran dalam melindungi negaranya tidak main-main dengan siapapun, dan siap melakukan perlindungan total.
Jubir Angkatan Bersenjata Iran menegaskan, negara-negara kawasan Asia Barat mampu menjaga keamanan kawasannya sendiri.
Iran Sumbangkan 2000 Kit Tes Corona ke Afghanistan
Pejabat pemerintah Afghanistan mengabarkan sumbangan 2000 kit tes Corona Iran untuk 20 ribu orang yang diduga tertular Covid-19 di negaranya.
Fars News (28/4/2020) melaporkan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Herat, Afghanistan, Abdul Hakim Tamanna mengabarkan sumbangan kit tes Corona, alat-alat laboratorium dan alat kesehatan dari Iran.
Ia mengatakan, setelah dinas kesehatan Herat dan Kementerian Luar Negeri Afghanistan melakukan negosiasi dengan beberapa negara tetangga untuk mengatasi wabah Virus Corona, Iran sebagai negara tetangga yang memiliki niat baik dan hubungan bersahabat dengan Afghanistan, karena menyaksikan kelangkaan alat tes Corona, dan kebutuhan mendesak atas alat ini, menyumbangkan sejumlah banyak kit tes Corona kepada kami.
Menurut Abdul Hakim Tamanna, setelah pemerintah Afghanistan dan Iran berunding, akhirnya 2000 kit tes Corona untuk 20 ribu orang yang diduga terinfeksi Covid-19 akan diserahkan ke duta besar Afghanistan di Tehran, untuk kemudian dibawa ke Herat.
"Karena Herat merupakan garda terdepan melawan Corona di Afghanistan, maka kit tes Corona bantuan Iran akan digunakan untuk 10 ribu orang yang diduga tertular Covid-19 di provinsi ini," pungkasnya.
Peringatan Hari Nasional Teluk Persia di Hormozgan
Bendera Republik Islam Iran dikibarkan di kapal perusak Jamaran bertepatan dengan peringatan Hari Nasional Teluk Persia.
"29 April, peringatan pembebasan pulau-pulau Teluk Persia dari dominasi penjajah selama 500 tahun penjajah. Hari ini adalah simbol anti-arogansi dan semangat kebebasan dan demarkasi masyarakat Hormozgan di Iran selatan," ungkap Fereydoun Hemmati, Gubernur Hormozgan hari Rabu (29/04/2020) dalam acara peringatan Hari Nasional Teluk Persia yang turut dihadiri sejumlah komandan militer dan polisi yang disertai dengan manuver kapal-kapal ringan Angkatan Laut Iran di Teluk Persia.
Fereydoun Hemmati, Gubernur Hormozgan
"Selama berabad-abad, Teluk Persia telah menjadi arena bagi berbagai kekuatan kolonial, termasuk Portugis, Belanda, Inggris, dan Amerika, tetapi bangsa Iran, terutama warga Hormozgan, sebagai penjaga perbatasan Teluk Persia, berhasil untuk selamanya mengakhiri kolonialisme Portugis," pungkas Hemmati.
Hari ini (Rabu) 29 April 2020, peringatan pengusiran penjajah Portugis dari perairan selatan Iran pada 1622 dan telah ditetapkan sebagai Hari Nasional Teluk Persia.
Teluk Persia, sebagai lalu lintas maritim yang penting, selalu memiliki posisi politik yang menonjol dan saat ini dikenal sebagai jalur maritim internasional paling penting di dunia. Teluk Persia, sebagai persimpangan pertukaran barang dan perdagangan antara Timur dan Barat, menjadi arena bagi kompetisi dan konflik antara kekuatan regional dan internasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara Arab di Teluk Persia telah berusaha mendistorsi nama Teluk Persia dengan menghasut kolonialisme Barat, sementara nama Teluk Persia sudah ada sejak lama.
Laksamana Tangsiri: Negara-negara Kawasan Dapat Menjamin Keamanan Teluk Persia
Komandan Angkatan Laut, Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menjelaskan bahwa Iran tidak memiliki keserakahan kepada negara lain seraya menekankan, "Negara-negara kawasan dapat menciptakan keamanan di Teluk Persia dan mengusir pihak asing dari sana."
Laksamana Alireza Tangsiri, Komandan Angkatan Laut IRGC hari Rabu (29/04/2020) menyebut urgensi Teluk Persia tidak bergantung pada minyak dan gas.
"Portugis tinggal di sana selama 117 tahun, terlepas dari masalah geografis dan atmosfer wilayah itu, dan kemudian Inggris lalu Amerika Serikat, yang menunjukkan pentingnya Teluk Persia," ungkap Laksamana Tangsir.
Laksamana Alireza Tangsiri, Komandan Angkatan Laut IRGC
Sembari menyinggung Hari Nasional Teluk persia, Laksamana Tangsiri menjelaskan, "Di berbagai belahan dunia, teluk ini disebut sebagai "Persia" dalam bahasa mereka sendiri, seperti Persicus Sinus, Bahr al-Farsi dan Bahr al-Fars, sehingga tidak ada yang bisa menyebutnya palsu.
Untuk menghormati para syahid yang meninggal di kawasan Teluk Persia, komandan Angkatan Laut IRGC mengatakan, "Syuhada besar telah mengorbankan hidup mereka di wilayah ini sehingga Teluk Persia akan tetap menjadi 'Teluk Persia' dan pulau-pulau itu akan menjadi pulau-pulau Teluk Persia."
Hari ini (Rabu) 29 April 2020), peringatan pengusiran penjajah Portugis dari perairan selatan Iran pada 1622 dan telah ditetapkan sebagai Hari Nasional Teluk Persia.
Bantuan Rahbar bagi Pembebasan Tahanan Penjara
Bersamaan dengan diadakannya perayaan Golrizan ke-32 Lembaga Diyah Iran yang didedikasikan untuk membantu pembebasan tahanan yang membutuhkan, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengalokasikan 450 juta Toman untuk tujuan baik ini.
Menurut laporan situs informasi Kantor Pemimpin Bedar Revolusi Islam pada hari Rabu (29/04/2020), perayaan Golriz diadakan setiap tahun selama bulan suci Ramadhan yang dikelola oleh Komisi Rakyat untuk Membayar Urusan Diyah dan Membantu Tahanan yang Membutuhkan.
Biasanya acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dan dermawan di Tehran dan di kota-kota lain, tetapi karena wabah virus Corona dan penting untuk melindungi keselamatan pejabat dan dermawan, tahun ini perayaan Golriz diselenggarakan lewat televisi dan media sosial.
Doa dan Munajat Sehingga Bencana Tiba
Allah Swt dalam al-Quranul Karim telah berjanji bahwa barang siapa berdoa kepada-Nya maka akan dikabulkan doanya. Hal itu tertera dalam ayat: ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Imam Ja'far Sadiq as, Cicit Rasulullah SAW berkata, aku berpesan kepada kalian untuk berdoa, sebab, tidak ada yang mendekatkan kepada Tuhan seperti doa, dan janganlah meninggalkan doa untuk sesuatu urusan yang kecil (ringan) disebabkan kecilnya urusan itu.
Para perawat dan staf medis di rumah sakit Nekuei Hedayati Forqani Qom, Republik Islam Iran mengisi hari dan malam Ramadhan di sela-sela tugas mereka dengan mendoakan para pasien yang terinfeksi virus Corona, COVID-19.
Selain berdoa untuk kesembuhan para pasien COVID-19, para perawat juga membaca al-Quran di samping mereka.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour mengatakan, pasien COVID-19 yang sembuh meningkat dan hingga sekarang 73.791 pasien virus ini telah sembuh dan diizinkan pulang dari rumah sakit.
"Sejak Selasa siang hingga hari ini (Rabu siang), berdasarkan hasil tes laboratorium, ada 1.073 pasien baru yang terinfeksi virus Corona, sehingga jumlah total pasien yang terinfeksi virus ini menjadi 93.657 orang," kata Jahanpour, Rabu (29/4/2020) siang.
Dia menambahkan, sayangnya selama 24 jam lalu, 80 pasien yang terinfeksi Covid-19 di Iran meningal dunia, sehingga jumlah total yang meninggal dunia hingga sekarang mencapai 5.957 orang. Sementara 2.965 pasien dalam kondisi kritis.
Virus Corona telah menyebar ke lebih dari 111 negara dan jumlah korban jiwa akibat virus ini di seluruh dunia hingga Rabu pagi, 29 April 2020 telah mencapai 217.164 orang.
Lebih dari 3.118.435 orang terinfeksi COVID-19 dan 928.799 dari mereka telah sembuh. Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Amerika Serikat berada di urutan pertama yang memiliki kasus terbanyak terkait dengan virus Corona. 1.012.582 warga Amerika terinfeksi COVID-19, dan 58.355 dari mereka meninggal dunia.
Spanyol berada di urutan kedua. 232.128 warga negara ini tertular COVID-19, dan 23.822 dari mereka meninggal dunia. Negara berikutnya adalah Italia. 201.505 warga negara ini terinfeksi virus Corona dan 27.359 dari mereka meninggal dunia.
Negara-negara berikutnya yang memiliki kasus terbanyak COVID-19 adalah Prancis, Inggris, Jerman, Turki, Rusia, Iran dan Cina.
Trump Akui sudah Diperingatkan soal Covid-19 Sebelum Mewabah
Presiden Amerika Serikat tidak membantah laporan-laporan yang menyebutkan bahwa dirinya sudah diperingatkan berulangkali tentang wabah Covid-19 sebelum virus itu menyebar luas dan memakan banyak korban.
Fars News (28/4/2020) melaporkan, Donald Trump mengakui bahwa sebelumnya sejumlah dinas intelijen Amerika sudah berulangkali memperingatkan dirinya soal penyebaran Virus Corona.
Seperti ditulis surat kabar The Independent, dalam sebuah jumpa pers, Trump ditanya apakah benar ada beberapa laporan yang menyebutkan pada Januari dan Februari 2020, ia sudah diperingatkan tentang penyebaran Virus Corona.
Trump menjawab, harus saya periksa, saya ingin memeriksa lebih teliti tanggal disampaikannya peringatan-peringatan itu.
Surat kabar Washington Post, Senin (27/4) menulis, Donald Trump sudah diperingatkan berulangkali tentang bahaya Virus Corona dalam laporan-laporan intelijen bulan Januari dan Februari lalu.
Beberapa pejabat dan mantan pejabat Amerika yang tidak ingin diungkap identitasnya mengatakan, peringatan-peringatan yang lebih dari 12 kali, dan disampaikan saat Trump masih menganggap remeh bahaya Covid-19 itu, dicatat dalam ringkasan laporan terkategorisasi harian tentang isu-isu global dan ancaman keamanan.
Ramadhan, Ancaman Corona Jadi Kesempatan Ibadah
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, meski ibadah berjamaah di bulan Ramadhan tahun ini tidak dapat diselenggarakan, namun jangan sampai kita lalai dari ibadah, doa dan kekhusyuan dalam kesendirian. Kita bisa menghadirkan makna ini, perhatian ini, kekhusyuan dan doa ini, di dalam kamar kita, dalam kesenyapan kita, di antara keluarga dan anak-anak kita.
Ramadhan, bulan rahmat, bulan berkah, ampunan, maknawiah dan bulan Allah Swt, kembali menghampiri kita. Bulan yang selalu dinanti kedatangannya oleh umat Islam setiap tahun, untuk memanfaatkan kesucian dan spiritualitasnya, supaya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan maha pengasih dan pengampun.
Berkat bulan mulia ini, rahmat Ilahi berhembus menghapus semua dosa, dan memperluas kasih sayang-Nya. Namun tahun ini, kita menyambut datangnya Ramadhan dalam situasi yang berbeda. Virus Corona yang berbahaya menyerang hampir seluruh negara dunia, menulari penduduknya, dan sungguh disayangkan menewaskan puluhan ribu orang. Kondisi darurat global ini menyebabkan negara-negara dunia menerapkan aturan pembatasan luas untuk mengendalikan penyebaran wabah Virus Corona, dan salah satu yang terpenting adalah pelarangan berkumpul.
Dampak dari aturan tersebut, masjid, huseiniyah, tempat ziarah dan pusat keagamaan lainnya ditutup untuk sementara, padahal tempat-tempat ini selama bulan Ramadhan selalu ramai dikunjungi umat Islam yang sedang berpuasa. Mereka membaca Al Quran di masjid-masjid, menyimak ceramah keagamaan dan mengikuti majelis doa serta munajat. Spiritualitas yang tumbuh subur di tengah ibadah-ibadah berjamaah terutama di bulan Ramadhan, merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Oleh karena itu dalam Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan ibadah secara berjamaah seperti shalat berjamaah dan haji.
Akan tetapi tahun ini umat Islam tidak bisa mengikuti ibadah-ibadah berjamaah selama bulan Ramadhan, dan dengan petunjuk medis mereka berusaha lebih banyak tinggal di rumah untuk mencegah meluasnya wabah Covid-19. Sekarang pertanyaannya adalah apakah karena tidak bisa melaksanakan ibadah-ibadah secara berjamaah, umat Islam tidak bisa meningkatkan keimanan dan spiritualitas diri ?
Jawaban pertanyaan ini jelas, karena seluruh keberkahan dan keutamaan bulan Ramadhan tidak akan ada tanpa kehendak dan kebijaksanaan Allah Swt. Dia yang berkehendak bahwa Ramadhan menjadi bulan terabaik, dan di bulan ini Dia membuka pintu-pintu rahmat lebih lebar, Dia mengabulkan doa-doa hamba-Nya. Oleh karena itu, pintu-pintu Ramadhan selalu terbuka bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat, ampunan dan perhatian Tuhannya, dan jamuan maknawiah-Nya selalu terbuka dan penuh berkah hingga akhir Ramadhan.
Rahmat Tuhan di bulan Ramadhan dalam setiap kondisi termasuk sekarang di tengah wabah Corona, akan selalu tercurah kepada setiap Mukmin. Sebagaimana juga sebelumnya karena wabah penyakit, perang, bencana alam, dan alasan lainnya, masjid-masjid ditutup untuk sementara, namun Allah Swt selalu berada di hati umat Islam, dan di bulan suci Ramadhan, lebih dari bulan yang lainnya, keberadaan Tuhan lebih terasa di setiap sisi kehidupan manusia.
Saat ini kita semakin merasakan dan menyadari nilai ibadah berjamaah di sebuah tempat suci seperti masjid atau tempat ziarah. Kondisi khusus yang diciptakan Virus Corona ini dapat diubah menjadi sebuah kesempatan untuk memanfaatkan secara optimal bulan Ramadhan. Mengikuti anjuran kesehatan, negara-negara dunia meminta rakyatnya untuk tetap tinggal di rumah, dan mengurangi kehadirannya di luar rumah.
Kondisi ini berarti bahwa bulan Ramadhan tahun ini kita memiliki lebih banyak waktu luang di rumah yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan ibadah. Jika di tahun-tahun sebelumnya karena tekanan pekerjaan di luar rumah, dan urusan lainnya, kesempatan kita untuk beribadah di rumah relatif kecil, bahkan tidak sempat untuk menghadiri pertemuan-pertemuan keagamaan, tapi sekarang kesempatan itu terbuka.
bantuan untuk fakir miskin di bulan Ramadhan
Saat kita berada di rumah, dengan perencanaan dan pemanfaatan waktu yang tepat, kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang tidak bisa kita lakukan sebelumnya karena kesibukan di luar rumah seperti membaca Al Quran, doa, shalat dan munajat dengan cara terbaik. Para prinsipnya penting untuk memperhatikan hal ini bahwa sebagian ibadah seperti shalat sunnah, dan munajat khususnya di bulan Ramadhan, akan lebih khusyu jika dilakukan dalam kesendirian.
Tahun ini kita juga jangan sampai lupa mendoakan agar para pasien Corona segera disembuhkan. Poin penting lain, jika beberapa ibadah dilakukan berjamaah bersama anggota keluarga lain, tentu akan lebih khidmat dan memberi dampak lebih besar seperti pendidikan kepada anak, serta memperkuat ikatan keluarga.
Di sisi lain, selain berfungsi sebagai tempat shalat dan ibadah lain, masjid juga bisa digunakan untuk berbagai kegiatan lain yang bisa mendekatkan kita pada Tuhan. Salah satu yang terpenting adalah memanfaatkan masjid sebagai tempat mengumpulkan bantuan untuk fakir miskin. Khususnya di bulan Ramadhan kegiatan amal semacam ini biasanya banyak dilakukan, dan Islam membuka kesempatan luas di bulan ini pada kita untuk bebuat baik kepada sesama. Tahun ini banyak orang kehilangan pekerjaan karena adanya wabah Covid-19, dan mereka sangat perlu dibantu.
Jika kita perhatikan, dalam Islam, harta kekayaan adalah ujian Tuhan untuk mengukur seberapa besar ketergantungan kita pada materi dan kenikmatan dunia, maka kita akan memahami bahwa salah satu bukti nyata keberhasilan dalam ujian ini adalah pengorbanan dan menyumbangkan harta kepada orang yang membutuhkan. Tapi sebenarnya menyumbangkan harta kepada saudara Mukmin justru sangat membantu penyumbang bukan yang disumbang, karena pahala amal baik di bulan Ramadhan jauh lebih besar dari bulan-bulan lainnya.
Rasulullah Saw bersabda, barangsiapa yang bersedekah di bulan Ramadhan, Allah Swt akan mengampuninya. Selain itu, memberi makanan untuk berbuka puasa di bulan Ramadhan juga sangat dianjurkan, dan pahalanya setara dengan pahala berpuasa. Maka dari itu di tengah wabah Corona ini, infak dan membantu fakir miskin sangat penting dan sangat berharga.
Ayatullah Khamenei berkata, bulan Ramadhan adalah bulan infak, bulan pengorbanan, bulan membantu fakir miskin, alangkah baik jika sebuah manuver nasiona luas digelar untuk menunjukkan kepedulian, solidaritas dan bantuan sesama Mukmin kepada orang yang membutuhkan dan fakir miskin, jika dilakukan maka akan menjadi kenangan yang indah atas tahun ini, yang melekat di benak kita semua.
Sejak saat itu organisasi relawan rakyat Iran, Basij langsung bergerak membantu orang yang membutuhkan, dan diharapkan di bulan suci Ramadhan, orang-orang Mukmin lebih dari tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan pengorbanan, kasih sayang dan bantuan mereka kepada saudara-saudaranya yang membutuhkan.
Di bulan Ramadhan tahun ini sejumlah orang menyebarkan rumor bahwa berpuasa dapat membuat seseorang mudah tertular Virus Corona. Dr. Alireza Marandi, Kepala Akademi Ilmu Kedokteran Iran setelah mendengarkan pendapat sejumlah dokter spesialis mengumumkan, berpuasa bagi orang sehat bukan saja tidak akan membuatnya tertular Virus Corona, bahkan dapat memperkuat sistem imun tubuhnya.
Di sisi lain ilmu kedokteran membuktikan orang-orang dengan kondisi psikis lebih baik, sistem imunnya lebih kuat, bahkan orang-orang yang sedang sakit tapi perhatiannya pada aspek spiritualitas lebih besar, akan sembuh lebih cepat. Dengan demikian jelas bahwa spiritualitas dan maknawiah di bulan suci Ramadhan sampai tangkat tertentu dapat meningkatkan sistem imun tubuh manusia.
Filosofi Hukum dalam Islam (4)
Orang yang beriman dengan makrifat dan menghambakan diri dengan tulus, tentu ia lebih memahami tentang kedudukan shalat. Mereka tahu bahwa shalat – di samping sebagai ibadah yang ditunaikan oleh seluruh nabi – juga merupakan perintah langsung Allah ketika mengutus para nabinya.
Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw dengan berfirman, "Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan." (QS. Ibrahim, ayat 31)
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa para pendiri shalat hakiki memiliki hubungan dengan Tuhan dan sekaligus membangun ikatan dengan masyarakat lemah sehingga bisa merasakan penderitaan, dan kemudian berinfak untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Para pendiri shalat hakiki selain memandang dirinya sebagai hamba Allah Swt, juga menyadari bahwa amal ibadah dan menolong orang lain akan menjadi bekalnya di hari kiamat.
Ketika buku amal manusia telah ditutup dan ikhtiyar mereka dicabut, maka mereka tidak bisa lagi membebaskan dirinya dari setiap perbuatan buruk melalui suap atau nepotisme.
Jadi, shalat akan bernilai ketika disertai dengan iman kepada Allah dan hari akhirat serta mampu menghidupkan rasa empati dalam dirinya sehingga tergerak untuk membantu orang-orang yang lemah.
Allah Swt tentu saja akan memberikan balasan kepada hambanya yang berbuat kebajikan dan membantu orang lain. Dia berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqarah, ayat 277)
Suasana Masjidil Haram dan Ka'bah di tengah pandemi Corona. (dok)
Pada dasarnya, shalat akan mendekatkan manusia kepada Tuhan dan memberikan ketenangan kepada jiwanya. Nuansa jiwa seperti ini tentu tidak bisa dipahami oleh orang-orang yang tidak beriman. Allah mewajibkan shalat kepada manusia dengan tujuan mendekatkan mereka kepada-Nya. Imam Ali as berkata, "Shalat merupakan wasilah setiap orang bertakwa untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt." (Bihar al-Anwar, jilid 10, hal 99)
Rasulullah Saw menganggap shalat sebagai penyejuk matanya dan beliau sangat mencintai amal ibadah. Rasulullah bersabda, "Shalat adalah bagian dari hukum Ilahi dan keridhaan-Nya bergantung pada shalat, dan ia merupakan tradisi para nabi. Para malaikat mencintai orang-orang yang shalat. Shalat berarti melangkahkan kaki di jalan hidayah dan iman kepada Allah dan ia mendatangkan berkah dalam rezeki, ketenangan dalam jiwa, kebencian syaitan, dan senjata untuk berperang dengan kaum kafir."
Salah satu kedudukan lain shalat dalam budaya Islam adalah memainkan peran kunci dalam kehidupan di akhirat. Ketika banyak manusia berada dalam kegelisahan, ketakutan, dan tidak tahu bagaimana nasib amalnya, maka amalan pertama yang menjadi penolongnya pada hari itu adalah shalat.
Sebab, shalat merupakan manifestasi sempurna dari keyakinan, akhlak, pendidikan, spiritualitas, serta dimensi individual dan sosial pelakunya. Ini juga menunjukkan tingkat komitmennya kepada landasan keyakinan dan ajaran agama.
Rasulullah Saw menaruh perhatian besar dalam masalah penegakan shalat dan bersabda, "Perbuatan pertama yang akan dihisab adalah shalat. Jika ia diterima, maka seluruh amal manusia akan diterima dan jika ia ditolak, maka semua amalan lain juga akan ditolak."
Shalat Jumat di Tehran, 30 Agustus 2019.
Mungkin karena alasan ini, shalat dianggap sebagai tiang agama yang memainkan peran fundamental dalam menegakkan agama dan nilai-nilai di tengah masyarakat.
Dengan memperhatikan peran konstruktif shalat, maka ia harus didirikan dengan sempurna dan tidak lagi hanya sebagai rutinitas. Dalam berbagai ayat dan riwayat, para hamba saleh tidak hanya diperintahkan untuk mendirikan shalat, tetapi juga diminta untuk menanamkan budaya shalat di tengah masyarakat.
Imam Muhammad al-Baqir as dalam menjelaskan peran sentral shalat, berkata, "Shalat adalah tiang agama atau seperti tiang kemah yaitu jika tiang-tiangnya kokoh, maka seluruh tiang lain (rukun) akan tegak berdiri dan jika ia lemah, maka seluruh tiang lain akan roboh."
Perlu dipahami bahwa shalat bukan sebuah kewajiban yang biasa, tetapi jika ia didirikan dengan tulus dan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, maka shalat dapat menjadi sarana untuk memperbaiki masyarakat, menciptakan persatuan, dan membangun ukhuwah, dan menanamkan budaya ibadah di masyarakat.



























