کمالوندی
Deklarasi Perang vs Hizbullah dalam Wayang Demo
Tripoli, kota besar di utara Lebanon minggu ini menjadi saksi demo krisis moneter dan ekonomi. Namun sedikit melenceng pasca kerusuhan marak. Puluhan pasukan keamanan Beirut terluka demi memadamkan api.
Al Akhbar dalam hal ini melaporkan, “Antara penunggang dan pendemo, yang hanya meminta sekepal roti, ada lampu hijau untuk menyerang Hizbullah. Nama rumus sangatlah jelas, namun game sama bahaya dengan instabilitas global satu negara.”
Mungkin termasuk negative thinking ketika berkata kepulangan Saad Hariri, mantan PM Lebanon minggu lalu dari kunjungan ke Paris, adalah satu pengumuman atas kesiapan perang dengan pemerintah sekarang. Tetapi harus dilihat bahwa kepulangan ini dilakukan ketika Corona mengamuk dan krisis ekonomi menyemarak, hal di luar kebiasaan Hariri.
“Adalah hak rakyat untuk protes dan kritik pemerintah, akan tetapi kembalinya instabilitas dalam negeri Lebanon, pasca 3 bulan redam karena pandemi COVID-19, beserta dukungan media Arab adalah satu pertanda bahwa insiden ini adalah deklarasi perang antara pro dan kontra pemerintah… (Mungkin) tema aslinya adalah perang versus Hizbullah,” lanjut Al Akhbar menganalisa.
Untuk membangun analisanya tersebut, Al Akhbar mengajukan beberapa alasan:
Pertama: Benar bahwa pemerintah Amerika berkecamuk dengan Corona dan krisis ekonomi. Ini adalah fokus utamanya. Akan tetapi tim keamanan dan diplomatis Washington tidak melupakan file-file kepentingannya. Lebanon masih diintai sebagai salah satu rantai bersambung Timur Tengah.
Skenario Amerika melawan Hizbullah, termasuk Lebanon, belum berubah. Begitu pula metode AS di hadapan Lebanon di tengah krisis ekonomi dan krisis politik, seperti blokade Hizbullah, juga belum berubah. Takkan pernah berhenti sebelum Hizbullah menyerah atau hancur. Ini adalah deklarasi tahun 90-an yang masih terngiang.
Skenario Amerika dalam situasi Lebanon ini menekankan bahwa kunci pintu keluar tidak akan pernah diserahkan ke pihak Lebanon, kecuali hanya sebatas kesepakatan dengan Amerika atau masih dalam kerangka perwayangan Gedung Putih.
Kedua: Tak perlu diragukan lagi bahwa nama Hizbullah semakin harum sedari tanggal 17 Oktober hingga krisis sekarang. Ini tak luput dari perannya memimpin ekspedisi jalan terobosan krisis. Bahkan nama itu lebih berat dari hitung-hitungan yang telah diprediksi.
Hizbullah adalah salah satu pendukung kembalinya Saad Hariri ke kursi Perdana Menteri, baik sebelum dan sesudah pengunduran diri.
Hizbullah sadar bahwa ada angin topan yang akan segera melanda sehingga Mukawamah Lebanon tersebut lebih memilih untuk berhadapan dengan poros sebelumnya yang telah terlibat, dari pada harus bertahan sendirian mengucurkan keringat menjaga pemerintah dari keruntuhan ekonomi dan kehidupan sosial.
Hizbullah mengamini peran semua pihak di pemerintahan dan tidak melayangkan veto dalam hal ini, karena Hizbullah tahu benar apa makna dari kesendirian (berjuang sendiri) dan sadar atas skenario yang telah di bangun di Kawasan maupun internasional.
Tapi meskipun Saad Hariri pergi dari Lebanon dan berlangsung gencatan senjata oposisi Hizbullah dan pemerintah, represi belum juga terkurangi. Tekanan terus mengalir di dalam negeri Lebanon. Hal ini dikarenakan, koalisi al-Ahd dan partai al-Tayyar al-Watani al Hur belum melepas jerat Hizbullah.
Gebran Bassil, Ketua partai al-Tayyar al-Watani al-Hur, tidak menganalisa penuh periode sebelum keruntuhan pemerintahan Saad Hariri atau belum mengkritisi setengah periode kepemimpinan Michel Aoun. Gebran Bassil berjalan alami dan hanya menunjuk ini dan itu sebagai penanggung jawab. Yaitu Gebran Bassil bersikap seperti tidak terjadi apa-apa, tidak ada Corona, tidak ada krisis ekonomi dan lainnya.
“Dan sekarang, partai ini kebingungan menghadapi situasi dan itu sangat jelas terlihat dalam kebijakan politiknya,” demikian Al Akhbar menganalisa.
Ketiga: Kerusuhan Tripoli, kota terbesar kedua Lebanon yang terletak di utara Beirut, dan tempat-tempat lainnya tidak bisa disebut sebagai aksi partai oposisi Hizbullah, meskipun para penunggang menggunakan metode bermacam-macam dalam manipulasi kelaparan dan kemiskinan warga.
Demo ini adalah murni buah dari gerakan rakyat. Tetapi yang perlu diperhatikan, para banker, politikus dan militer tahu bahwa ketika larangan diangkat, warga akan menggeruduk bank dan apapun yang menjadi duri dalam kehidupan mereka.
“Pembahasan ini sudah bergulir terus di meja-meja perundingan politik dan perbankan”, hemat Al Akhbar.
Lampu hijau yang dihidupkan saat ini berbeda dengan yang kemaren, yaitu lampu hijau yang diberikan kepada partai dan poros politik.
Partai, yang menggulingkan pemerintahan Saad Hariri kemaren, satu meja dengan Hizbullah. Hal lainnya adalah, sekarang Timur Tengah dan internasional ikut terjun melawan Hizbullah. Unsur-unsur konfrontasi ini masih belum tampak jelas, karena keruntuhan rakyat tidak akan terbatas pada kelaparan, kemiskinan dan pengabaian senjata.
Hal yang membahayakan adalah turunnya militer ke jalan. Kesalahan-kesalahan militeris, keamanan dan media di al-Jabal, Tripoli, Beirut dan al-Beqaa, setelah berbulan-bulan latihan, adalah hal yang sangat memalukan. Jadi, militer termasuk dalam skenario untuk meledakkan stabilitas Lebanon.
Berkaitan dengan ini, beberapa sumber di Lebanon mengatakan bahwa Dorothy Shea, Duta AS di Beirut, pergi menemui Hassan Diab, PM Lebanon. Utusan AS menyerahkan sebuah surat dan mengungkapkan kekhawatirannya melihat demo rusuh. Di sela-sela pengajuan tawarannya (intervensi), Duta AS juga menyayangkan keterlibatan militer dalam penanganan demo.
Demonstran Bersenjata Menyerbu Gedung Kongres AS di Michigan
Ratusan pengunjuk rasa, beberapa dari mereka bersenjata, memprotes di depan gedung kongres negara bagian di Michigan untuk memprotes aturan perpanjangan karantina.
Menurut Guardian, sementara anggota parlemen Michigan sedang mempertimbangkan permintaan gubernur untuk memperpanjang undang-undang karantina, pengunjuk rasa mencoba untuk memasuki gedung legislatif.
Para pengunjuk rasa, yang memiliki beberapa senapan mesin di tangan mereka, berhasil memasuki lobi kompleks, tetapi ditentang oleh polisi dan staf dan dipaksa untuk meninggalkan gedung.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah setempat, menyamakan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer dengan Hilter.
“Tepat di atas kepala saya, orang-orang dengan senapan mesin meneriaki di depan kami,” kata Diana Poulanki yang menulis di akun Twitter-nya, dia adalah seorang senator Negara Bagian Michigan yang hadir pada saat itu di gedung kongres negara bagian tersebut.
Sebelumnya, para pendukung Presiden Donald Trump melakukan protes di berbagai kota terhadap perpanjangan undang-undang karantina.
Hari Kamis, Trump telah mengatakan pemerintah federal tidak akan memperbarui undang-undang karantina dan menyerahkannya kepada gubernur negara bagian.
Al-Hashd Al-Shaabi Menghadang dan Mengusir ISIS yang Menyusup ke Gurun Karbala
Brigadir Jenderal Haidar al-Musawi, komandan Brigade Al-Hashd al-Shaabi ke-26, mengatakan bahwa pasukan mereka semalam berhasil mencegah kelompok ISIS menyusup ke gurun Al-Nakhib dan memaksa mereka melarikan diri.
Al-Musawi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al-Ma’lumah bahwa gerakan teroris dipantau oleh kamera termal, dan setelahpasukan Al-Hashd al-Shaabi ikut serta dalam pemantauan ini, segera bergerak untuk memaksa mereka melarikan diri ke padang pasir ke daerah barat.
Di sisi lain, komando Operasi Samarra Al-Hashd al-Shaabi hari ini (Minggu, 3 Mei) memperingatkan upaya ISIS untuk mencapai tempat-tempat suci di daerah tersebut dan meminta pasukannya untuk mempertahankan tempat makam suci di Samarra.”
Sebuah pernyataan dari komandan Al-Hashd Al-Shaabi mengatakan: “Abu Hassan al-Halafi, komandan Komando Operasi Samarra, mengadakan dua pertemuan terpisah dengan komandan Brigade ke-313 dan 314 dan para pejabat yang bertugas menyelidiki perkembangan terakhir.”
Dalam beberapa hari terakhir, sel-sel ISIS yang didukung AS telah melakukan beberapa serangan teroris di provinsi Salahudin, Dhi Qar dan Diyala, yang mengakibatkan syahid dan cedera sejumlah anggota al-Hashd al-Shaabi dan pasukan keamanan.
OKI Menyambut Keputusan Jaksa ICC soal Warga Palestina
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), menyambut laporan Jaksa Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) Fatou Bensouda, mengenai hak warga Palestina untuk menuntut Israel di pengadilan.
Dilansir kantor berita ISNA, Ahad (3/5/2020), OKI mendukung laporan Bensouda tentang hak warga Palestina untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap rezim Zionis di ICC dan menuntut keadilan berdasarkan hukum internasional.
OKI menekankan pentingnya langkah itu karena perannya dalam melindungi hak-hak rakyat Palestina serta memperkuat kredibilitas sistem peradilan internasional dan hak asasi manusia.
Menurut organisasi itu, langkah tersebut juga berperan dalam mengakhiri kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina.
Setiap upaya untuk membawa kasus kejahatan rezim Zionis ke ICC selalu mengundang kemarahan para pejabat Israel dan Amerika Serikat.
Hamas: Arab Menikam Palestina dari Belakang
Juru bicara Hamas, Hazem Qasem mengatakan normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan rezim penjajah Israel merupakan kejahatan dan mereka menikam bangsa Palestina dari belakang.
"Hamas mendukung semua proposal yang bertujuan menciptakan persatuan di antara Palestina dan menggagalkan rencana-rencana rezim penjajah," ujarnya seperti dikutip kantor berita IRIB, Ahad (3/5/2020).
Sementara itu, anggota Biro Politik Hamas, Husam Badran mengatakan prioritas Hamas dan semua warga Palestina adalah melawan rencana Zionis untuk mencaplok sejumlah daerah di Tepi Barat.
"Hamas mengikuti dari dekat setiap ide dan langkah-langkah dari beberapa pihak di Palestina serta menyambut segala hal yang akan memperkuat kepentingan rakyat Palestina dan perlawanan mereka," tegasnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa ia akan mencaplok sejumlah daerah di Tepi Barat untuk digabungkan dengan wilayah pendudukan pada Juli 2020.
Peran AS dalam Gelombang Baru Kebangkitan Daesh di Irak
Milisi teroris Daesh menyerang pasukan Al-Hashd Al-Shaabi dan sejumlah fasilitas publik di Irak yang menandai gelombang baru kebangkitan kelompok teroris tersebut di negara Arab ini.
Serangan yang dilancarkan milisi teroris terhadap pasukan Al-Hashd Al-Shaabi Sabtu dini hari di wilayah selatan Tikrit dan utara Samarra di provinsi Salahuddin menewaskan 10 anggota pasukan relawan rakyat Irak, dan melukai empat lainnya.
Milisi teroris Daesh terus melanjutkan aksinya dengan menyerang pos keamanan polisi di timur laut Diyala yang menyebabkan 13 orang petugas keamanan Irak tewas dan terluka.
Tidak hanya itu, Daesh juga melancarkan serangan terhadap fasilitas publik Irak seperti menara listrik. Hatem al-Tamimi, Wakil Gubernur al-Maqdadiyah di provinsi Diyala hari Jumat (1/5/2020) mengatakan kelompok teroris Daesh meledakkan dan menghancurkan tower transmisi listrik di sekitar daerah al-Maqdadiyah, Jawad al-Bashu dan Wadi Salab di provinsi Diyala.
Eskalasi serangan yang dilancarkan Daesh di Irak menunjukkan gelombang baru kebangkitan kelompok teroris ini berkaitan dengan tiga faktor penting.
Pertama, milisi teroris Daesh menargetkan desa-desa terlantar yang ditinggalkan penghuninya di perbatasan antara Diyala dan Salahuddin untuk melancarkan operasi barunya. Di satu sisi, desa-desa ini tidak berpenghuni, dan di sisi lain, pasukan keamanan Irak kurang memperhatikan desa-desa tersebut, sehingga Daesh dengan mudah menguasainya. Oleh karena itu, komandan mobilisasi pasukan suku Irak mengumumkan bahwa desa-desa tersebut harus dibersihkan dari keberadaan milisi teroris Daesh.
Kedua, gelombang baru serangan Daesh di Irak meningkat ketika rakyat negara ini mendesak penarikan pasukan AS. Parlemen Irak mengesahkan undang-undang penarikan pasukan AS pada 5 Januari 2020, yang terjadi tepat dua hari setelah militer AS melancarkan serangan pengecut terhadap Syahid Solaemani dan Abu Mahdi Al Muhandis bersama sejumlah pejuang lainnya.
Selama beberapa bulan terakhir, rakyat dan berbagai kelompok di Irak menyuarakan penarikan pasukan AS dan mengimplementasikan keputusan parlemen negaranya.
Berbagai kalangan di Irak meyakini gelombang baru kebangkitan Daesh di Irak dikoordinasikan oleh Amerika Serikat. Washington berupaya mengirim pesan kepada rakyat, militer dan pemerintah Irak bahwa serangan kelompok teroris akan meningkat, jika pasukan AS ditarik dari negara Arab ini.
Ali Al Husseini, Komandan Al-Hashd al-Shaabi Irak baru-baru ini mengatakan gelombang serangan terbaru Daesh didukung AS demi membalas rencana pengusiran pasukannya dari negara ini.
Fakta di lapangan menunjukkan penemuan senjata dan amunisi buatan AS di markas kelompok teroris Daesh yang berhasil dibersihkan oleh pasukan Irak dan Al Hashd Al-Shaabi.
Ketiga, gelombang baru kebangkitan Daesh di Irak secara langsung berkaitan dengan situasi politik yang rapuh di negara Arab ini. Hingga kini kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mustafa al-Kazemi belum terbentuk. Kekosongan politik menjadi peluang terbaik bagi kelompok teroris Daesh untuk tumbuh dan berkembang.
Pada saat yang sama, pemerintah Irak juga disibukkan dengan pandemi global virus corona yang menjalar di negara ini. Lebih dari semua itu, AS menjadi pihak yang sedang mengail ikan di air keruh atas terjadinya gelombang baru kebangkitan Daesh di Irak yang didukung langsung Washington.(PH)
Ayatullah Khamenei akan Berpidato pada Peringatan Hari Quds Sedunia
Ketua Badan Urusan Quds dan Intifadah di Dewan Koordinasi Dakwah Islam Iran, mengatakan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Sayid Ali Khamenei akan menyampaikan pidato pada peringatan Hari Quds Sedunia tahun ini.
Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra menetapkan hari Jumat terakhir setiap bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia.
Peringatan Hari Quds tahun ini akan jatuh pada 22 Mei 2020 bertepatan dengan 28 Ramadhan 1441 H.
Ketua Badan Urusan Quds dan Intifadah, Brigadir Jenderal Ramazan Sharif dalam konferensi pers di Tehran, Ahad (3/5/2020), menuturkan Ayatullah Sayid Ali Khamenei akan menyampaikan pidato mengenai Quds.
Di Iran, pawai Hari Quds Sedunia akan dilaksanakan sesuai dengan perkembangan penanganan wabah virus Corona. Aksi turun ke jalan-jalan kemungkinan besar tidak akan dilakukan di kota Tehran.
"Peringatan Hari Quds bisa dilakukan lewat cara-cara lain di tingkat nasional dan internasional, dan untuk tujuan ini, kita bisa memanfaatkan dunia maya dengan baik," ujar Brigjen Sharif.
Iran Kecam Kejahatan Daesh terhadap Hashd al-Shaabi
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Sayid Abbas Mousavi mengecam keras serangan teroris Daesh terhadap pasukan Hashd al-Shaabi di bulan suci Ramadhan.
Dalam sebuah pernyataan hari Ahad (3/5/2020), Mousavi menyampaikan belasungkawa dan rasa simpati kepada pemerintah dan bangsa Irak atas gugurnya sejumlah anggota pasukan Hashd al-Shaabi.
"Republik Islam Iran mendukung upaya Irak untuk memerangi terorisme serta menciptakan perdamaian dan stabilitas. Iran mengecam tindakan apapun yang bertujuan mengganggu stabilitas dan ketenangan di Irak," tegasnya.
Mousavi menyatakan harapan bahwa pemerintah dan rakyat Irak dengan persatuan dan kerja keras, akan menyingkirkan sisa-sisa teroris Daesh yang diciptakan dan didukung oleh beberapa negara.
Setidaknya 10 anggota pasukan Hashd al-Shaabi Irak, gugur syahid dan empat lainnya terluka dalam serangan yang dilakukan oleh Daesh di Provinsi Salahuddin pada Sabtu malam.
Daesh telah meningkatkan serangannya di Irak di tengah desakan pemerintah Baghdad kepada Washington agar menarik pasukannya dari negara itu.
Penegasan IRGC atas Pengusiran AS dari Teluk Persia
Amerika Serikat kemanapun ia pergi akan menciptakan ketidakamanan dan instabilitas di sana.
Komandan Angkatan Laut, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, Laksamana Alireza Tangsiri kembali menegaskan sikap Iran dan mengatakan, Amerika berusaha menyulut ketegangan, dan peperangan di kawasan Asia Barat, dan tidak ada jalan lain selain Amerika keluar dari kawasan ini.
Presiden Amerika Donald Trump beberapa bulan lalu mengatakan, Teluk Persia sudah tidak penting lagi bagi Amerika tidak seperti dulu. Statemen Trump ini awalnya membingungkan, namun pernyataan-pernyataan berikutnya ditambah lawatan Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo ke kawasan, maka menjadi jelas bahwa Amerika sedang mengincar target-target baru dari kehadiran militernya di Teluk Persia.
Bulan Juli 2019, Trump dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi NBC mengatakan salah satu alasan kehadiran militer Amerika di kawasan adalah untuk melindungi Arab Saudi dengan imbalan sejumlah uang.
Trump menuturkan, berbeda dengan sebelumnya, Amerika memberi perlindungan kepada Saudi tanpa dibayar sedikitpun, sekarang perlindungan militer ini membawa keuntungan finansial, dan Saudi harus membayar 400 miliar dolar kepada kita.
Seorang analis politik Tunisia, Lotfi Al Obeidi mengatakan, Amerika mendapat keuntungan besar dari kampanye Iranfobia, Washington dengan membesar-besarkan ancaman Iran, berhasil meraup miliaran dolar hasil penjualan senjata ke Saudi dan Uni Emirat Arab. Amerika dengan menyulut ketegangan di Teluk Persia, berusaha memaksa negara-negara kawasan menandatangani kontrak pembelian senjata, dan memulihkan hubungan mereka dengan rezim Israel, sehingga proyek Kesepakatan Abad dapat terwujud.
Di sisi lain, dengan alasan yang dibuat-buat terkait keamanan pelayaran kapal-kapal di Teluk Persia, Selat Hormuz dan Laut Oman, Amerika membentuk koalisi maritim multinasional di kkawasan, dan dengan mengerahkan, menambah dan menempatkan armada perangnya, ia melakukan langkah di luar norma internasional dan hukum. Iran berulangkali memperinngatkan dunia tentang manuver yang mengancam stabilitas, dan merusak sistem serta keamanan kawasan, juga melanggar aturan internasional yang dilakukan Amerika.
Dalam hal ini Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran minggu lalu memperingatkan tegas Amerika dan sekutu-sekutunya untuk tidak menciptakan ketegangan dan konflik di kawasan.
Komandan IRGC Mayjen Hossein Salami di sela kunjungannya ke kepulauan Abu Musa, Tonb Bozorg dan Qesm, melihat kesiapan pasukan Iran yang ditempatkan di sana dan menuturkan, kami katakan kepada Amerika, kami sepenuhnya serius dalam melindungi keamanan nasional, perbatasan maritim, keamanan pelayaran kapal, dan keamanan pasukan kami, setiap langkah destruktif pasti akan dibalas tegas.
Jelas bahwa pergerakan kapal-kapal perang Amerika di Teluk Persia adalah aksi petualangan dan provokatif yang bisa berdampak buruk bagi pasukan agresor termasuk Amerika.
Statemen Komandan AL IRGC, Laksamana Alireza Tangsiri terkait urgensi menjaga keamanan, dan bahwa dengan keluarnya pasukan Amerika dari Asia Barat, kawasan akan bersih dari masalah, sehingga keamanan bisa diwujudkan, menunjukkan hal di atas.
Muhammad saw Seorang Nabi dan Rasul Penyayang Anak-anak
Muhammad saw adalah seorang Rasul Allah SWT dan Nabi Allah SWT yang diutus sebagai pembawa Risalah Ilahi dan penebar Rahmat serta kasih sayang di seluruh alam semesta.
Rasulullah saw selain dikenal dengan sifat Amin, Ia pun dikenal dengan sifatnya yang sangat pengasih dan penyayang bagi seluruh Makhluk hidup, terlebih terhadap anak-anak kecil.
Islampun turun di Jazirah Arab suatu kawasan yang sangat keras dan kental dengan kehidupan kesukuan serta di zaman dimana anak perempuan dikubur hidup-hidup karena dianggap aib untuk keluarga. Islampun menentang ajaran tersebut dan menaikan derajat wanita dengan hadis-hadis Rasulullah saw yang disabdakan berkenaan tentang kedudukan wanita dalam Islam.
Berkenaan dengan anak kecil banyak hadis yang disabdakan oleh Rasulullah saw salah satunya adalah:
“Wahai Sahabatku, peluk dan ciumlah anak-anak kalian. Sesungguhnya Allah SWT akan menaikkan derajat kalian di Surga setiap kali kalian memeluk dan mencium anak-anak kalian.”
Dan di dalam hadis lain, Rasulullah saw bersabda:
“Aku mencintai anak-anak dalam lima hal yaitu :
Aku senang karena anak-anak itu “cengeng”.
(Sikapi dunia dengan tangisan, banyaklah menangis, sedikitlah tertawa, tetesan air mata itu tanda kesadaran & kemuliaan.)
Aku senang karena anak-anak suka main tanah.
(Anak masih menyadari fitrahnya, yaitu manusia berasal dari tanah & kembali ke tanah. Perbuatan anak ini simbol ingat asal & kematian.)
Aku senang, karena ketawakkalan anak-anak melebihi orang dewasa.
(Jika anak-anak mendapat makanan, ia bagi dengan kawannya sampai habis. Anak-anak tidak pernah menyimpan sesuatu untuk besok.)
Aku senang anak-anak karena tak pernah menyimpan dendam.
(Anak tersinggung sebentar tapi cepat akrab kembali, namun orang dewasa, sakit hatinya dibawa mati).
Aku senang anak-anak karena setiap kali menyusun sesuatu, ia bongkar kembali.
(Kebiasaan anak membuat bangunan dari pasir, namun begitu jadi segera ia runtuhkan, ini simbol bahwa fitrahnya mengetahui tidak ada yang kekal di dunia).”



























