کمالوندی
Hollywood, Asusila dan Politik AS
Media dan sinema Hollywood bersama kapal, pesawat tempur, dan layanan intelijen AS telah berhasil menjadikan negara ini kekuatan dominan global. Tidak salah jika Hollywood disebut sebagai bagian dari kepentingan politik AS.
Film terbaru Hillary dan skandal asusila yang menimpa produser terkemuka AS, Harvey Winstein menunjukkan wajah lain dari dunia hiburan dan politik negeri Paman Sam ini.
Hillary Clinton, yang menghadiri festival film internasional Berlin untuk pemutaran film "Hillary", menyikapi gugatan terhadap produsen terkemuka Hollywood Harvey Weinstein di pengadilan New York, dengan mengatakan, "Sangat jelas bahwa orang-orang mengikuti dengan cermat masalah skandal asusila Weinstein dan sedang menunggu vonis pengadilan. KIni, waktunya memberikan hukuman bagi dia, dan hakim sangat menyadari hal itu,".
Harvey Weinstein Lahir pada tahun 1952 yang memproduksi banyak film, dan telah menerima puluhan penghargaan film. Pada Oktober 2017, ia dipecat dari perusahaannya dan The Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) akibat kasus asusila yang dilakukannya. Lebih dari 80 wanita mengajukan tuduhan terhadap Weinstein, yang menyebabkan munculnya kampanye media sosial hashtag (#metoo) Pada 24 Februari 2020, dua dari lima tuduhan terhadap Weinstein diterima di pengadilan New York.
Harvey Weinstein menghadapi gugatan penjara 25 tahun penjara karena beberapa kali melakukan tindakan asusila dengan dua kali perkosaan tingkat pertama dan satu kali perkosaan tingkat tiga. Tentu saja, ia juga memiliki kasus lain di kota Los Angeles yang diajukan dua wanita lainnya dengan kejahatan yang sama dan putusan pengadilan akan diumumkan dalam waktu dekat.
Weinstein termasuk salah satu sponsor terbesar kampanye presiden dan Kongres AS. Ia menyumbangkan 1,4 juta dolar hanya untuk membantu Kampanye Hillary Clinton. Menanggapi pertanyaan media tentang mengapa dia memiliki hubungan finansial dengan Weinstein, Hillary Clinton berkata, "Ketika itu, saya tidak tahu apa-apa tentang masalah ini. Bagaimana saya tahu karena dia mengumpulkan uang untuk saya, untuk Obama, untuk Algor dan semua kandidat dari Demokrat. Dia juga berkolaborasi dengan banyak orang lain. Dia telah bekerja dengan semua kubu Demokrat,".
Bagi banyak pengamat, pernyataan terbaru Hillary yang menyudutkan Weinstein tampak sedikit aneh dan bahkan naif. Karena produser ini selalu menjadi salah satu sponsor utama partai Demokrat dalam kampanyenya. Secara khusus, hubungan dekatnya dengan Hillary Clinton dan banyak undangannya untuk makan malam serta kolaborasi propaganda politik dengan partai Demokrat adalah bukti Weinstein dikenal oleh para politisi Demokrat.
Menariknya, di samping dukungan finansial, Weinstein juga menjalin hubungan baik dengan Obama dan putri mantan Presiden AS Barack Obama, Malia, menghabiskan masa magangnya di ruang kerja produser terkemuka AS itu. Oleh karena itu, tidak masuk akal jika politisi semacam Hillary Clinton tidak memiliki pengetahuan tentang Weinstein. Misalnya, Donald Trump, presiden AS saat ini dalam sebuah konferensi pers di India, dia mengatakan kepada seorang wartawan, "Saya pikir itu sangat baik untuk wanita. Itu adalah kemenangan besar yang mengirim pesan yang kuat !!" Pada 2017, Trump diberi tahu kasus yang menimpa Weinstein dengan mengatakan, "Saya kenal Harvey Weinstein selama bertahun-tahun. Saya tidak terkejut sama sekali,".
Gerakan Me_Too yang berarti "saya juga", tentang pengalaman selebriti yang mengalami pelecehan seksual telah mendorong para pesohor membuka tabir kehidupan pribadi mereka di balik latar belakang industri musik Hollywood. Penyanyi terkenal Amerika, Tina Turner, yang yang terkenal pada 1980-an dan 1990-an, baru saja menerbitkan kehidupan pribadinya di balik layar dalam memoarnya. Penyebaran ingatan itu telah menimbulkan banyak kontroversi.
Dia mengatakan dalam sebuah percakapan, "Sangat menegangkan bagi saya untuk hidup di ruang musik sehingga saya tidak ingin kembali ke posisi itu dan hanya bersikeras melakukan yang terbaik. Membersihkan toilet orang lain jauh lebih baik daripada bernyanyi di industri musik Amerika." Turner, 80 tahun, yang sekarang tinggal di Zurich, menulis dalam bukunya: Saya tidak merekomendasikan gadis Amerika dengan suara yang bagus untuk memasuki industri musik.
Statemen Tina Turner tampaknya masih valid hingga kini. Sosok seperti Weinstein dengan kekuatan dan kekayaannya yang besar, menjebak banyak wanita untuk kepentingannya. Tetapi hal yang menarik adalah bahwa selama bertahun-tahun perempuan bekerja untuknya, tidak ada yang dipublikasikan tentang pelecehan seksual yang dilakukan Weinstein terhadap mereka. Seolah-olah pria kaya yang menggunakan kekuasaan dan uangnya untuk mendominasi wanita adalah hal yang lumrah dan para korban sendiri mempercayainya.
Bekerja dengan media dan pers sebelum politik, menggunakannya untuk tujuan mereka sendiri dan memberikan mereka dengan dukungan keuangan. Mantan kepala editor majalah film Premiere, Peter Biskind pada tahun 1991 mencoba untuk memeriksa masa lalu Weinstein. Namun dia kemudian mengumumkan bahwa Miramax telah mengancam untuk berhenti beriklan jika mereka melanjutkannya. Dia berkata: Hal lain yang saya ketahui tentang ini adalah Harvey menulis untuk majalah Primeire dan saya adalah editornya saat itu. Selama bertahun-tahun, Weinstein mempertahankan media berita ini karena telah menguntungkan kedua belah pihak,".
Tentu saja, bukan tidak mungkin masalah kali ini akan diselesaikan dengan uang. Pengacaranya mengatakan mereka telah mampu mencapai penyelesaian sementara dengan imbalan $ 44 juta sebagai kompensasi bagi wanita yang telah menjadi korban kekerasan seksual. Adam Harris adalah salah satu pengacara yang memberi tahu hakim bahwa para pihak telah sepakat "pada prinsip-prinsip perjanjian ekonomi."
Sejatinya, memasang patung Harvey Weinstein tepat sebelum Oscar 2018 di Hollywood Boulevard menunjukkan bahwa dunia sinema AS telah mengabaikan rasa tidak aman yang meluas di daerah itu. Meskipun ada kemarahan media, hubungan dalam sistem produksi film tidak banyak berubah. .! Banyak yang melihat peristiwa itu sebagai konsekuensi dari aktivitas Hollywood dan menganggapnya sebagai simbol dukungan sinema Amerika untuk kerusakan moral. Masalah asusila yang mengalir tidak hanya di belakang layar tetapi juga dalam isi produknya. Masalahnya, pemerintah AS dan bahkan pejabat tertingginya adalah mitra yang mendapat manfaat dari dukungan finansial Weinstein untuk propaganda pemilunya.
Terbitnya Mentari Kedermawanan
Bulan Rajab adalah momen istimewa untuk jalinan interaksi hamba dengan Tuhan dan bulan turunnya rahmat dan kasih sayang-Nya. Sebuah bulan di mana kedatangannya memberi kabar gembira dan kepergiannya menyisakan kesedihan.
Permulaan bulan itu mengingatkan kita pada hari kelahiran Imam Ali as, sementara penghabisannya memberi berita gembira tentang pengutusan Rasulullah Saw yang membebaskan umat manusia dari dunia kebodohan dan kejahilan.
Rajab adalah musim semi doa, penghambaan, dan munajat seorang hamba kepada Allah Swt. Mengenai keutamaan bulan Rajab, Rasul Saw bersabda, "Rajab adalah bulan yang diagungkan oleh Allah. Dengan demikian, tidak ada bulan yang lebih agung dari bulan ini. Masyarakat Jahiliyah menilai bulan Rajab sebagai bulan agung, kemudian Islam menambahkan keagungan bulan ini." Pada kesempatan lain, Rasulullah Saw pernah bersabda, "Ketahuilah, Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku."
Bulan Rajab memiliki tempat istimewa dalam penanggalan Islam dan termasuk di antara bulan-bulan yang penuh keutamaan. Allah Swt dalam surat al-Taubah, ayat 36, berfirman, "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram." Menurut sejumlah riwayat, salah satu dari empat bulan haram itu adalah bulan Rajab. Masyarakat dilarang berperang dalam empat bulan haram dan keamanan publik juga harus ditegakkan.
Di bulan ini lahir pula manusia-manusia suci dan besar di sejarah umat Islam. Salah satunya adalah Imam Mohammad Jawad as. Tahun 195 H dunia disinari cahaya kelahiran manusia suci, Imam Mohammad Taqi atau Imam Jawad as, salah satu cucu baginda Rasulullah Saw. Imam Jawad lahir di kota Madinah. Imam Jawad as sejak kecil hingga menginjak usia remaja telah dikenal akan keilmuan, kefasihan, kesabaran dan ketakwaan. Beliau memiliki kecerdasan dan cara penyampaian yang lugas. Meskipun usianya masih muda belia, tapi dari sisi keilmuan dan keutamaan beliau telah disejajarkan dengan tokoh-tokoh masa itu.
Jawad adalah salah satu nama yang paling indah dari Allah Swt yang berarti pemberian tanpa berharap sedikitpun dan memberi sebelum diminta. Kedermawanan luar biasa dan senantiasa. Dia tidak menerima apa pun sebagai balasan atas pemberian dan setelah memberi. Dia tidak meminta apa pun, sementara Dia memberikan yang sama antara mereka yang taat atau berbuat dosa. Nama Ilahi ini telah sepenuhnya memanifestasikan dirinya dalam diri Imam Muhammad Taqi as dan mengungkap pemberian serta kedermawanan Allah Swt. Karena itu, siapa pun yang berusaha untuk memperoleh pengetahuan dan memiliki berkah dalam harta dan kehidupan, jika dia menyebut nama beliau, tidak diragukan lagi akan membawa berkah bagi hidupnya.
Setelah kesyahidan Imam Ridha as, di usianya yang masih muda, Imam Jawad sudah harus mengembang tanggung jawab besar imamah untuk memimpin umat. Imam Ridha as di masa hidupnya kerap menjelaskan keimamahan anaknya tersebut dan selalu menyebutnya dengan penuh hormat. Imam Ridha as bersabda, “Abu Ja’far (Imam Jawad) adalah penggantiku di antara keluargaku.”
Suatu hari seseorang bertanya kepada Imam Ridha as, “Setelah Anda, jika ada masalah penting kepada siapa aku harus bertanya? Imam menjawab, kepada anakku Abu Ja’far (Imam Jawad). Namun maksud dari penanya adalah usia Imam Jawad masih sangat muda untuk memimpin dan memberi petunjuk masyarakat. Oleh karena itu, untuk Imam Ridha yang memahami maksud penanya kemudian menambahkan, “Allah Swt mengutus Isa as sebagai nabi dan memerintah syariat ketika ia lebih kecil usianya dari Abu Ja’far.”
Poin penting dari kehidupan Imam Jawad adalah realita ini bahwa beliau di usia kanak-kanak unggul di bidang ilmu, kefasihan serta seluruh nilai-nilai akhlak mulia lainnya. Kecerdasan luar biasa dan penjelasannya yang mudah diterima serta upayanya yang mengembangkan masalah keilmuan dan agama. Tabarsi sejarawan terkenal di bukunya A’lamul Wara menulis, “Imam Jawad di kehidupannya meski di usia muda telah mencapai derajat keutamaan dan ilmu serta hikmah di mana tidak ada ulama dan ilmuwan besar yang mampu menandinginya.”
Imam Jawad hidup di era pemerintahan Bani Abbasiyah yang menerapkan pendekatan khusus untuk melawan Ahlul Bait Nabi. Pendekatan ini bertumpu pada teror dan sifat munafik. Ma’mun, salah satu khalifah Abbasiyah dengan menunjukkan citra bersahabat dengan Imam, menempatkan beliau di sisinya dan mengawasinya. Tapi sikap yang diambil Imam telah menguak rencana Ma’mun. Dengan demikian meski ada desakan keras dari Ma’mun, Imam tidak bersedia hidup di Baghdad, pusat pemerintahan saat itu.
Imam Jawad selain di bidang keilmuan dan pendidikan, juga aktif di bidang politik. Mengingat sensitifitas kondisi, aktivitas Imam Jawad terkadang dilakukan rahasia dan sembunyi-sembunyi. Pencerahan Imam Jawad mendorong khalifa Mu’tasim memaksa beliau pindah dari Madinah ke Baghdad dan berada dalam pengawasan langsung penguasa. Namun kehadiran Imam Jawad di Baghdad tidak menghalangi aktivitas politik, budaya dan pencerahannya.
Para Imam Maksum as seluruhnya teladan ketakwaan di mana mereka dalam kondisi apapun berserah diri kepada Allah Swt. Mereka hanya meyakini Tuhan sebagai pengatur segala urusannya. Malalui sikap ini, para Imam memberi pelajaran tawakkal kepada para pengikutnya. Oleh karena itu, musuh dan penentang kebenaran meski berusaha menghancurkan posisi spiritualitas dan posisinya yang tinggi serta tidak pernah segan-segan melakukan beragam usaha, tapi mereka tetap tidak berhasil. Yang mereka dapatkan hanya citra buruk.
Imam Jawad tumbuh di era ketika beragam aliran Islam dan non Islam marak berkembang serta ilmu pengetahuan di seluruh bangsa mengalami kemajuan dan berbagai buku diterjemahkan ke dalam bahasa Arab serta diakses luas masyarakat. Di usia belia Imam Jawad telah terlibat pembahasan ilmiah. Kemampuan ilmiah Imam Jawad meski usianya yang belia telah mencengangkan para ulama dan ilmuwan besar dari berbagai agama serta ulama terkemuka saat itu.
Para pemuka agama ketika bersentuhan dengan ketinggian ilmu dan pengetahuan Imam Jawad mengakui bahwa sumber ilmu beliau adalah sumber Ilahi. Keluasan ilmu Imam Jawad dalam tempo singkat telah menyinari Madihan hingga Khorasan, Mesir serta seluruh wilayah masyarakat Islam saat itu. Debat dan dialog Imam Jawad memuaskan ulama non muslim dan sebagain dari mereka pun bersedia memeluk Islam.
Salah satu sisi gemilang kehidupan para Imam Syiah adalah tarbiyah dan pendidikan murid-murid unggul sebagai wakil mereka dan aktif di berbagai daerah. Ali bin Mahziyar, salah satu murid dan sahabat terkemuka Imam Jawad as termasuk sosok yang mencapai kemulian dan makrifat tinggi melalui berbagai dialog dengan Imam.
Imam al-Jawad memiliki kecerdasan dan cara penyampaian yang lugas. Meskipun usianya masih muda belia, tapi dari sisi keilmuan dan keutamaan beliau telah disejajarkan dengan tokoh-tokoh masa itu. Dalam sejarah disebutkan, saat musim haji sekitar 80 orang ahli fikih dari Baghdad dan kota-kota lain menuju Madinah untuk bertemu dengan Imam Jawad as. Mereka mencecar Imam dengan pelbagai pertanyaan ilmiah, namun Imam Jawad as dengan tenang dan mantap menjawab semua yang ditanyakan. Kejadian ini memupuskan segala keraguan yang selama ini menggelayut benak mereka.
Ucapan Imam Jawad di berbagai masalah seperti cahaya yang menerangi jalannya manusia. Ucapan dan hadis ini memberi semangat baru di kehidupan kita. Imam Jawad dalam salah satu pesan kepada para sahabatnya mengungkapkan, "Setiap kali Allah Swt menambah dan memperbanyak nikmat-Nya kepada seseorang, maka kebutuhan masyarakat terhadap Zat Yang Maha Kuasa ini juga semakin besar. Apabila manusia tidak mau menanggung jerih payah ini, yakni apabila manusia tidak mau berusaha untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat, maka nikmat-nikmat tersebut akan dicabut."
Imam Jawad berusia cukup pendek. Pada hari terakhir bulan Dzulqaidah 220 H, Imam Jawad syahid akibat racun yang disuguhkan oleh isterinya, Ummu Al-Fadhl atas perintah khalifah Bani Abbas. Makam suci beliau di samping makam suci kakeknya yang mulia, Imam Musa Ibn Ja`far, di kota Kadzimain yang menjadi tempat ziarah para pecinta Ahlul Bait as.
Keutamaaan Bulan Rajab Menurut Ahlul Bait
Bulan Rajab adalah salah satu bulan yang mulia serta sarat dengan keutamaan dan berkah. Ia adalah musim semi penghambaan kepada Allah Swt, dan hembusan rahmat dan ampunan Ilahi di bulan ini ibarat kasturi yang menyegarkan jiwa. Rajab adalah bulan penyucian hati dan jiwa dari dosa dan kelalaian, bulan menghapus semua noda dan bergerak mendekatkan diri kepada Tuhan.
Di bulan mulia ini, manusia harus memanfaatkan kesempatan untuk beribadah dan menghambakan diri kepada Allah serta tidak lupa melaksanakan amal-ibadah seperti, berpuasa, berzikir, dan berdoa sehingga bisa merasakan pengaruh spiritual bulan ini.
Di antara amalan bulan Rajab adalah memperbanyak bacaan, أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَ أَتُوبُ إِلَیهِ dan لا اله الا الله serta membaca surat al-Ikhlas. Bacaan-bacaan ini akan mendatangkan ampunan, rahmat, dan kebaikan.
Diriwayatkan dari Imam Jakfar Shadiq as bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Rajab adalah bulan istighfar umatku, oleh karena itu mintalah ampunan di bulan ini karena Allah Maha Yang Pengampun dan Maha Pengasih.”
Imam Musa al-Kazim as berkata, “Rajab adalah bulan yang agung di mana Allah melipatgandakan amal kebajikan di dalamnya dan menghapus dosa-dosa. Oleh karena itu, barang siapa berpuasa satu hari di bulan Rajab, niscaya neraka menjauh darinya sejauh jarak perjalanan satu tahun. Barang siapa berpuasa tiga hari, maka ia berhak mendapatkan surga.”
Orang yang ingin memperoleh rahmat Tuhan, ia akan menaruh perhatian khusus pada hari-hari dan momen-momen istimewa bulan Rajab demi mengumpulkan berkah bulan ini. Sebenarnya semua hari di bulan Rajab memiliki keutamaan di mata para auliya Allah, tapi momen tertentu di dalamnya punya keutamaan khusus.
Malam Jumat pertama di bulan Rajab memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah Saw bersabda, “Janganlah kalian lalai dari malam Jumat pertama bulan Rajab yang dinamakan Lailatu al-Raghaib (malam pemberian yang sangat banyak atau malam yang diharapkan) oleh para malaikat. Karena ketika sepertiga dari malam ini berlalu, tidak akan tersisa malaikat di langit dan di bumi kecuali mereka berkumpul di sekitar Ka’bah. Kemudian Allah berfirman kepada para malaikat, ‘Mintalah dari-Ku apa yang kalian inginkan.’ Mereka berkata, ‘Keinginan kami adalah pemberian ampunan kepada orang-orang yang berpuasa di bulan Rajab.’ Allah menjawab, ‘Aku akan mengambulkannya.’”
Momen tersebut merupakan kesempatan terbaik untuk bertaubat, memperbanyak ibadah, dan kembali kepada Allah Swt.
Keutamaan lain bulan Rajab yang sangat dimuliakan dan terbukanya pintu-pintu rahmat kepada manusia pada hari itu adalah Ayyamul Bidh (hari-hari putih). Momen istimewa ini jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan Rajab. Sangat dianjurkan untuk berpuasa dan memperbanyak ibadah pada hari-hari tersebut.
Orang-orang ‘arif menghabiskan waktunya di masjid untuk beribadah. Para pesuluk mendatangi masjid-masjid – sebagai rumah Tuhan di muka bumi – untuk melakukan i’tikaf. I'tikaf adalah sebuah ibadah yang istimewa dan ibadah ini tidak dianjurkan untuk dilakukan di setiap masjid. I'tikaf biasanya dilaksanakan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Kufah, dan jika tidak berkesempatan melakukan di tempat-tempat tersebut, maka ia bisa dikerjakan di Masjid Jami' di setiap daerah.
I'tikaf merupakan salah satu ritual ibadah yang paling komplit dan indah, di mana dilakukan pada kondisi dan tempat khusus. Hukum i'tikaf adalah sunnah dan seseorang boleh memilih antara melakukannya atau tidak, namun statusnya bisa berubah menjadi wajib setelah seseorang memulai dan melanjutkan i'tikaf, di mana ia tidak bisa meninggalkannya di tengah jalan.
Selama tiga hari itu, para pesuluk memulai perjalanan menuju Allah Swt dan terbang ke alam malakut. Mereka memakai pakaian yang bersih dan suci serta menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia. Alangkah indahnya jika kita meninggalkan dunia ini untuk beberapa hari dan secara tulus menyeru Tuhan dan meminta ampunan-Nya.
Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang berpuasa tiga hari pada pertengahan bulan Rajab dan menghidupkan malam-malamnya dengan shalat tahajud, niscaya tidak akan meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan taubat nasuha.”
Amalan-amalan Ayyamul Bidh antara lain: mendirikan shalat dua rakaat, di mana pada setiap rakaatnya membaca surah al-Fatihah, Yasin, al-Mulk, dan al-Ikhlas, berpuasa, dan menghidupkan malam tersebut dengan ibadah.
Malam 15 Rajab memiliki keutamaan yang sangat besar dibandingkan malam-malam lain di bulan itu. Di antara amalan malam 15 Rajab adalah mandi, menghidupkan malam dengan ibadah, membaca doa ziarah Imam Husein as, mendirikan shalat 30 rakaat di mana setiap rakaatnya membaca surah al-Fatihah sekali dan 10 kali membaca surah al-Ikhlas, serta memperbanyak istighfar dan amalan sunnah lainnya.
Mengenai keangungan bulan Rajab, Rasulullah Saw bersabda, “Allah Swt menempatkan seorang malaikat bernama “Penyeru” di langit ketujuh. Setiap tiba bulan Rajab, malaikat penyeru ini setiap malam hingga pagi berkata, ‘Alangkah beruntungnya orang yang sibuk berzikir kepada Allah, alangkah beruntungnya orang yang bergegas menuju Tuhan dengan penuh semangat,’ Allah kemudian berfirman, ‘Aku akan bersama dengan orang yang ia juga bersama dengan-Ku… Aku akan mengampuni orang yang memohon ampunan. Bulan Rajab adalah bulan rahmat-Ku. Barang siapa yang menyeruku di bulan ini, niscaya Aku kabulkan permintaannya, barang siapa yang meminta sesuatu kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya, dan barang siapa yang meminta petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya petunjuk. Aku jadikan bulan ini sebagai tali penghubung antara-Ku dan hamba-Ku, barang siapa yang memegang tali itu, niscaya ia akan sampai kepada-Ku.’”
Orang-orang yang memuliakan dan menghidupkan bulan Rajab dengan ibadah dinamakan “Rajabiyyun.” Dalam riwayat dari Rasulullah Saw dan para imam maksum as disebutkan, “Sesungguhnya pada hari kiamat, seorang malaikat berseru, ‘Dimana Rajabiyyun?’ Dari lautan manusia itu, bangkitlah sekelompok orang yang cahaya wajahnya menerangi Padang Mahsyar dan mahkota yang dihiasi dengan batu yakut berada di atas kepala mereka. Di sisi kanan Rajabiyyun ada seribu malaikat dan juga seribu malaikat di sisi kiri mereka yang mengucapkan selamat kepada mereka.
Lalu terdengar seruan dari Allah, ‘Wahai hamba-Ku, Aku bersumpah dengan kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan memberikan kalian kedudukan yang mulia dan anugerah yang banyak dan menempatkan kalian di tempat yang mengalir sungai di bawahnya, kalian akan kekal di dalamnya, karena kalian secara sukarela berpuasa dan beribadah untuk-Ku di bulan yang Aku muliakan. Allah kemudian berfirman kepada para malaikat, ‘Para malaikat-Ku, bawalah hamba-hamba Ku ini ke surga.’”
Rajabiyyun adalah orang-orang yang ikhlas dan memanfaatkan bulan Rajab untuk membersihkan dirinya dari segala noda sehingga rahmat Allah Swt turun kepada mereka.
Imam Khomeini ra mengenai bulan Rajab berkata, “Kemuliaan bulan Rajab tidak bisa dijelaskan dengan lisan dan tidak bisa dipahami oleh akal. Rajab adalah bulan doa dan istighfar, dan ada banyak anjuran untuk memohon ampunan di bulan ini.”
Belajar dari Kudeta Konstitusional Malaysia
Sebagai pengagum Tun Mahathir Mohammad dan Datuk Seri Anwar Ibrahim baik sebagai pemikir (keduanya masing-masing menulis buku The Malay Dilemma dan Gelombang Kebangkitan Asia) maupun sebagai politisi, saya mengikuti betul kisah dan perjalanan hidup kedua tokoh politik kawakan Malaysia tersebut, termasuk berita-berita seputar perpolitikan negara jiran tersebut.
Dulu, ketika Dr. M (sebutan akrab untuk Tun Mahathir Mohammad) dan Anwar Ibrahim bersanding sebagai Perdana Menteri (PM) dan Timbalan (Wakil) Perdana Menteri pada era jelang krisis moneter Asia pada 1996-an, saya menaruh harapan besar akan perpaduan keduanya sebagai contoh dwitunggal pemimpin sebagai cahaya Malaysia dan Asia Tenggara.
Tatkala keduanya berseteru selama belasan tahun, konon penyebab awalnya adalah perbedaan visi pemerintahan dalam penanggulangan krisis moneter, saya turut kecewa.
Dan harapan saya kembali terbit saat mereka bersatu kembali dan membentuk koalisi Pakatan Harapan pada 2018 untuk menggulung rezim Barisan Nasional.
Namun, asa itu pupus di akhir Februari ini. Jelaslah ini pelajaran pertama bahwa tak boleh baperan (terbawa perasaan) atau kelewat melankolis dalam berpolitik.
Apa yang terjadi di pentas politik Malaysia dalam sepekan terakhir di akhir Februari 2020 dapatlah disebut sebagai "kudeta konstitusional".
Penunjukan Datuk Seri Muhyiddin Yasin yang juga wakil ketua Partai Bumiputera Bersatu Malaysia (Bersatu) (yang didirikan Mahathir) sebagai Perdana Menteri Malaysia oleh Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung Sultan Abdullah (ex officio Sultan Pahang) dituding oleh Mahathir Mohammad, mantan pada 24 Februari 2020, sebagai "melanggar hukum dan pengkhianatan" (illegal and betrayal), demikian yang dikutip oleh situs Malaysiakini dan berbagai media asing di luar Malaysia, salah satunya situs BBC Inggris.
"Saya dikhianati oleh Muhyiddin. Dia telah menyusun rencana ini dan sekarang dia sukses," demikian keterangan pers yang disampaikan Mahathir jelang pelantikan PM Malaysia yang baru pada Ahad, 1 Maret 2020.
Uniknya, tuduhan yang sama juga dilayangkan Datuk Seri Anwar Ibrahim, mitra koalisi Dr. M dalam Pakatan Harapan, kepada Mahathir sendiri selepas pengunduran diri Mahathir sebagai Perdana Menteri Malaysia hasil Pemilu ("Undian Raya" dalam istilah Melayu Malaysia) 2018 yang terkesan mendadak dan sepihak.
Padahal Mahathir dan Anwar, kendati sempat berseteru sejak 1998 saat berduet sebagai Perdana Menteri dan Wakil Perdana Menteri Malaysia, telah mengikat ikrar politik sebagai syarat bergabungnya partai bentukan Mahathir (sempalan dari UMNO) yakni Partai Bumiputera Bersatu Malaysia (Bersatu) dengan Pakatan Harapan yang merupakan koalisi oposisi Malaysia yang terdiri dari Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang didirikan oleh Anwar Ibrahim.
Partai Amanah yang merupakan partai pecahan PAS, dan partai berbasis etnis Tionghoa seperti Democratic Action Party (DAP)demi menggusur dominasi koalisi Barisan Nasional yang beranggotakan UMNO (United Malays National Organization), Partai Islam Se-Malaysia (Pan-Malaysian Islamic Party/PAS), Malaysian Chinese Association (MCA), dan Malaysian Indian Congress (MIC) selama enam puluh satu tahun (1957-2018).
Klausul kesepakatan ikrar yang mengemuka adalah Dr. M diajukan sebagai calon perdana menteri Malaysia demi menantang sang perdana menteri petahana Najib Razak, yang nota bene adalah murid politik Dr. M, sama seperti Anwar Ibrahim sendiri, dan, jika menang, paling lambat dua setengah tahun sejak hari pertama masa jabatannya, Mahathir harus menyerahkan tampuk kepemimpinan sebagai PM kepada Anwar Ibrahim.
Juga termasuk dalam kesepakatan tersebut adalah amnesti dari Yang Dipertuan Agung bagi Anwar Ibrahim yang saat itu tengah mendekam di penjara atas tuduhan kasus sodomi untuk kedua kalinya di era PM Najib Razak.
Sehingga mantan tokoh pergerakan mahasiswa ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) tersebut tak perlu kehilangan hak politiknya selama lima tahun sebagaimana yang diatur dalam hukum Malaysia.
Anwar pun langsung dapat berlaga di Pemilu 2018 sebagai kandidat anggota parlemen dan memenangi satu kursi anggota parlemen untuk wilayah pemilihan Port Dickson di Negara Bagian Negeri Sembilan, Malaysia.
Filosofi dasar kesepakatan tersebut adalah peran sentral dan kontribusi Anwar Ibrahim sebagai tokoh oposisi ("pembangkang" dalam istilah Melayu Malaysia) selama dua dekade terakhir termasuk dalam membangun koalisi oposan Pakatan Rakyat yang kemudian bertransformasi menjadi Pakatan Harapan jelang GE 14 (General Election 14) atau Pemilu ke-14 pada 2018.
Namun, ibarat klub sepak bola, koalisi oposan tersebut tak cukup bermodal Anwar sebagai gelandang pengatur serangan (playmaker), mereka juga butuh penyerang tengah (striker) andal, sebagai pendobrak pertahanan dan penjebol gawang lawan.
Alhasil, berdasarkan kualifikasi pengalaman dan kepiawaian politik sebagai mantan PM terlama dalam sejarah politik Malaysia (berkuasa selama 22 tahun dalam periode 1981-2003), Mahathir dianggap sangat layak sebagai ujung tombak kalangan oposan.
Di samping itu, faktor Mahathir effect juga dianggap sangat berpengaruh untuk menyedot suara bumiputera (pribumi) Malaysia yang selama ini menjadi lumbung suara utama UMNO yang menjunjung prinsip Malay First (Melayu Terutama).
Singkat cerita, dengan mengusung isu keberagaman Malaysia dan isu anti-korupsi, Pakatan Harapan yang terdiri dari koalisi multi-warna (menyatukan tiga etnis utama di Malaysia, yakni Melayu, Tionghoa, dan India serta bersifat lintas agama dalam satu payung besar) berjaya mengalahkan Barisan Nasional yang terbelit permasalahan konflik antar-etnis dan agama dan megaskandal korupsi 1 MDB (1Malaysian Development Berhad) sebesar US$700 juta (RM2,67 miliar) dengan perolehan suara sekitar 60 persen.
Akhir ceritanya, Mahathir Mohammad berkuasa sebagai Perdana Menteri dan Wan Azizah Wan Ismail (ketua PKR yang juga istri Anwar Ibrahim) didapuk sebagai Wakil Perdana Menteri. Sementara Barisan Nasional (BN) yang kalah telak lantas bubar, dan sang pemimpin yakni Najib Razak pun digelandang masuk bui sebagai terdakwa kasus megaskandal korupsi 1 MDB.
Termasuk juga deretan pejabat UMNO dan BN yang tersangkut berbagai dakwaan korupsi massal dalam investigasi Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia (SPRM), yakni KPK-nya Malaysia.
Seperti dalam adagium klasik, history is written by the winner. Sejarah ditulis oleh sang pemenang. Sang pecundang hanya pasrah, terima nasib saja.
Walakin, ternyata kisahnya belum tamat. Itu tadi baru akhir babak pertama. Seperti halnya pasca-gerakan Musim Semi Arab (Arab Spring) di Timur Tengah dan juga selepas Reformasi 1998 di Indonesia, selalu terjadi perlawanan balik dari kubu kekuatan lama dengan segala cara, terutama dengan memanfaatkan konsolidasi kekuatan kaum demokrat dan reformis yang belum solid dan tuntas.
Berawal dari ketidakpastian waktu pengalihan jabatan PM yang terkesan diulur-ulur oleh Mahathir Muhamad, yang berkali-kali memundurkan waktu peralihan jabatan.
Dari pernyataan awal yang bahkan "hanya akan menjabat setahun saja" kemudian menjadi "dua tahun", dan lantas menjadi "saya yang akan memutuskan kapan persisnya".
Hal inilah yang kemudian memicu ketidaksabaran kubu Anwar Ibrahim, yang tercermin dengan berbagai pernyataan para politisi Pakatan Harapan terutama dari PKR yang menyerang Dr. M dengan mengungkit kebengisan Mahathir Mohammad di masa lalu (baca: ketika menjerumuskan Anwar ke bui dengan tuduhan kasus sodomi dan menyingkirkannya dari jabatan Wakil Perdana Menteri).
Termasuk mengultimatum Mahathir agar lekas meletakkan jabatan PM dan mengalihkannya kepada Anwar Ibrahim paling lambat pada Oktober 2020, agar Anwar Ibrahim tak lagi sekadar sebagai Prime Minister in Waiting (perdana menteri dalam penantian) sebagaimana diistilahkan oleh media Barat.
Sementara jelang pengunduran dirinya pada 24 Februari 2020, Mahathir sempat menyatakan berencana mengundurkan diri sebagai PM Malaysia dan melakukan transisi kepemimpinan kepada Anwar Ibrahim pada November 2020 selepas KTT APEC.
Nah, momen "kapal retak" inilah yang dimanfaatkan oleh UMNO dengan mengeksploitasi isu perseteruan masa lalu kedua tokoh tersebut.
Terlebih lagi banyak politisi dan pendukung Mahathir Mohammad yang tergabung dalam Partai Bersatu yang mayoritas pribumi Melayu sebetulnya tak ikhlas bergabung dengan kubu Pakatan Harapan yang juga mengakomodasi salah satu partai Tionghoa terbesar di Malaysia, yakni Democratic Action Party (DAP), yang sejak lama dicurigai hendak merongrong supremasi pribumi Malaysia.
Riwayat kelam tragedi kerusuhan rasialis berdarah pada 13 Mei 1969 di Kuala Lumpur antara etnis Melayu dan etnis Tionghoa yang menewaskan 184 orang dan berbuntut dikeluarkannya Singapura (yang berpenduduk mayoritas etnis Tionghoa dan saat itu dipimpin PM Lee Kuan Yew) dari Persekutuan Tanah Melayu (nama lama Malaysia, yang beranggotakan Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam) memang masih menjadi momok di negara serumpun itu dan tak bisa dihapus dengan sekadar satu momen kemenangan pemilu saja.
Persatuan mereka, yang laksana air dan minyak, tampaknya hanya berlandaskan kemuakan akan borok korupsi Barisan Nasional dan figur Najib Razak (putera Tun Abdul Razak, tokoh pendiri negara Malaysia) yang korup dan arogan. Itu jelas persatuan temporer dan berbasis kepentingan yang rentan infliltrasi dan hasutan serta agitasi seteru politik dan pihak luar.
Diperparah lagi dengan perseteruan internal di tubuh PKR yang didirikan oleh Anwar Ibrahim (antara Anwar Ibrahim dan Azmin Ali, salah satu orang kepercayaan Anwar yang juga wakil ketua PKR) yang konon disebabkan munculnya skandal video hubungan sesama jenis yang melibatkan Azmin dan seorang asisten pribadinya di PKR.
Rekaman video mesum yang ditolak mentah-mentah kebenarannya oleh Azmin tersebut beredar luas, dan merusak citra serta integritas PKR sebagai motor koalisi Pakatan Harapan. Puncaknya, Azmin Ali, yang dipecat dari PKR, beserta sekitar sepuluh anggota parlemen dari PKR mengundurkan diri dari parlemen Malaysia.
Senyampang itu, Muhyiddin Yasin (wakil ketua Partai Bersatu pimpinan Mahathir) menarik sejumlah anggota parlemen dari partainya untuk mundur dari parlemen dan membentuk kaukus politik baru dengan UMNO dan sempalan PKR (Azmin Ali cs).
Awalnya, Muhyiddin yang jengkel dengan serangan terhadap Dr. M dari kubu PKR, meminta Mahathir bekerja sama dengan UMNO untuk membentuk pemerintahan baru, dan menyingkirkan Anwar Ibrahim dan Pakatan Harapan dari kekuasaan agar dapat berkuasa penuh selama lima tahun (2018-2023).
Namun Dr. M menolak karena menganggap UMNO adalah sarang kleptokrat dan koruptor yang menggerogoti Malaysia selama ini.
Muhyiddin yang merasa Mahathir, yang nota bene guru politiknya, tak lagi sejalan, kemudian menggandeng kubu barisan sakit hati dari PKR, Azmin Ali cs, untuk mengadakan pembicaraan dengan kubu UMNO guna menggulingkan koalisi Pakatan Harapan sebagai pemenang sah Pemilu 2018 dan membentuk koalisi pemerintahan baru dengan nama Perikatan Nasional.
Termasuk mengajak kelompok perkongsian Perikatan Nasional beraudiensi dengan Yang Dipertuan Agung Malaysia selepas pengunduran diri PM Mahathir untuk berdiskusi tentang masa depan pemerintahan Malaysia.
Alhasil, sesuai sistem demokrasi parlementer yang dianut Malaysia, sebagai konsekuensi hilangnya dukungan mayoritas di parlemen bagi Pakatan Harapan karena pembelotan kubu Muhyiddin Yasin dan Azmin Ali, maka pengunduran diri Mahathir Mohammad sebagai PM Malaysia merupakan langkah logis dan konstitusional.
Namun, Anwar Ibrahim yang merasa tak diajak bicara, justru menuduh langkah pengunduran diri Dr. M itu sebagai upaya untuk kembali menjegalnya menjadi PM. Anwar menduga Mahathir mundur untuk menjadikan koalisi Pakatan Harapan kehilangan mandat dukungan dan bubar, dan Mahathir dapat kembali mencalonkan diri sebagai PM untuk masa jabatan penuh dengan menggandeng UMNO dan beberapa partai pro-bumiputera lainnya.
Namun ternyata Mahathir dan Anwar sama-sama korban adu domba dan pengkhianatan orang-orang kepercayaan mereka sendiri.
Kendati pada akhirnya Anwar dan Mahathir rujuk, dan kembali mengajukan Mahathir sebagai kandidat Perdana Menteri dari kubu Pakatan Harapan pada persidangan parlemen selepas pengunduran diri Mahathir sebagai PM (dan kemudian ditunjuk kembali oleh Yang Dipertuan Agung sebagai PM Sementara sampai terpilihnya PM baru), namun taktik kubu Muhyiddin jauh lebih digjaya.
Dengan mengklaim sebagai ketua Partai Bumiputera Bersatu Malaysia yang baru, karena Dr. M dianggap juga kehilangan jabatan ketua partai selepas melepas jabatan Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin berhasil meraih dukungan politik dari parlemen dan restu dari Yang Dipertuan Agung untuk dilantik sebagai Perdana Menteri kedelapan Malaysia pada 1 Maret 2020, yang waktunya bahkan lebih cepat daripada jadwal sidang parlemen yang disepakati pada awalnya untuk menetapkan kandidat PM yang baru pada 2 Maret 2020.
Memang terkesan seperti fetakompli (fait accompli). Tetapi, dalam hal ini, sebagai negara yang berlandaskan sistem monarki konstitusional, titah atau restu raja Malaysia merupakan kata akhir untuk persoalan urgen dan vital seperti pergantian tampuk kepemimpinan.
Namun ada beberapa isu yang mengganjal dan berpotensi menjadi bom waktu. Antara lain, sebagaimana dipersoalkan kubu Pakatan Harapan dan kalangan media serta aktivis prodemokrasi Malaysia, berapa jumlah pasti dukungan mayoritas parlemen untuk penentu kemenangan Muhyiddin tersebut masih misterius dan terkesan dirahasiakan.
Demikian juga restu dari Yang Dipertuan Agung yang merupakan putusan final dan penentu dalam sistem monarki konstitusional Malaysia dianggap cenderung bias kepentingan karena raja Malaysia tersebut dianggap punya interes politik sendiri dan lebih suka melihat tampilnya tokoh bumiputera yang dianggap lebih menjunjung supremasi pribumi Malaysia seperti Muhyiddin Yasin alih-alih Dr. M atau Anwar Ibrahim yang dianggap lebih dekat dan akomodatif dengan kalangan non-Melayu, seperti India dan Tionghoa.
Selain itu, juga meluasnya kekhawatiran di kalangan rakyat Malaysia yang multi-etnis akan pudarnya warna pemerintahan Malaysia yang ramah akan keberagaman etnis dan agama yang selama ini dijunjung oleh pemerintahan Pakatan Harapan.
Membayang ketakutan akan kembalinya warna dominan supremasi pribumi yang cenderung intoleran terhadap keberagaman Malaysia (sebagaimana di era rezim Barisan Nasional) di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Muhyiddin Yasin yang diusung koalisi Perikatan Nasional, yang nota bene adalah reinkarnasi dari Barisan Nasional.
Namun, bagaimanapun lika-likunya, di akhir cerita babak kedua ini, Muhyiddin Yasin, yang pernah menjabat Menteri Dalam Negeri di era pemerintahan Pakatan Harapan (2018-2020) dan Wakil Perdana Menteri di era PM Najib Razak dari Barisan Nasional (2009-2015), adalah figur politisi ulung yang tercatat sebagai pemenang pertarungan politik terkini di Malaysia dan telah resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia untuk periode 2020-2025.
Sejarah telah mencatatnya. Dan tentu sejarah juga akan mencatat kelak bagaimana akhir cerita babak selanjutnya karena kabarnya Mahathir Mohammad dan Anwar Ibrahim dengan gerbong koalisi Pakatan Harapan yang tersisa (termasuk faksi Muhriz Mahathir yang juga putera Dr. M di tubuh Partai Bersatu yang kini dipimpin Muhyiddin Yasin) bersiap-siap akan melakukan perlawanan konstitusional parlementer.
Dalam hal ini, minimnya upaya penggunaan kekuatan massa ekstra-parlementer dalam perpolitikan Malaysia, tentu layak diapresiasi dan patut ditiru.
Berbeda dengan Indonesia di mana mobocracy (demokrasi berbasis kekuatan massa), yang cenderung lebih berdampak luas pada sektor perekonomian dan berdampak risiko kerusakan dan korban jiwa lebih besar, kerap dianggap sebagai jalan penentu keberhasilan negosiasi politik ketimbang adu kelihaian taktik politik, kecanggihan argumentasi debat dan kegesitan diplomasi.
Tentunya dengan mengesampingkan faktor politik uang yang bersifat transaksional yang menyuburkan praktik pencari rente yang membahayakan kualitas demokrasi yang sehat dan beradab.
Dalam konteks perpolitikan Indonesia, ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari drama "kudeta konstitusional" di negara jiran tersebut. Antara lain, betapa politik itu sangat cair dan dinamis. Terbukti betul adagium klasik bahwa "dalam politik tak ada seteru atau sekutu abadi, yang ada adalah kepentingan yang abadi".
Kita lihat betapa legowonya Anwar Ibrahim, yang pernah dipenjarakan Mahathir dengan tuduhan kasus sodomi (liwath) dengan asisten pribadinya selama belasan tahun tanpa peradilan yang adil dengan perlakuan yang kerap diskriminatif bahkan membahayakan fisik dan jiwanya, bersedia bersekutu dan mengikat janji dengan bekas mentor sekaligus bekas seterunya itu demi suatu tujuan, menggulingkan Barisan Nasional.
Demikian juga sebaliknya dengan Mahathir Mohammad, yang dapat digolongkan sebagai pendiri UMNO dan Barisan Nasional pada 1980-an, yang rela turun gunung dari rehat panjangnya di dunia politik guna melawan entitas politik dan para murid binaannya sendiri.
Ini jelas bukan perkara mudah, terutama secara fisik dan emosional, bagi seorang politisi berusia 92 tahun saat itu yang semasa mudanya dijuluki The Little Soekarno oleh pers Barat.
Alhasil, dalam hal itu, agak aneh sebetulnya terkait fenomena kebaperan para politisi Indonesia yang sampai enggan untuk sekadar berjabat tangan dengan lawan politiknya atau sekelompok politisi medioker lokal yang getol mengejek secara personal seorang pejabat publik yang dianggap oposan dengan sebutan "idiot", "onta", dan "wanabud" atau sebutan rasialis lainnya.
Bukankah sewaktu-waktu mereka justru akan memerlukan berkoalisi dengan lawan politik atau oposan tersebut pada suatu momen tertentu dan untuk kepentingan tertentu, seperti pilkada atau pilpres, misalnya?
Karena sejatinya politik adalah seni kemungkinan (politics is the art of possibilities), dan para politisi harus mumpuni merajutnya dengan tekun dan sabar seiring waktu dan tak bisa secara instan atau sekonyong-konyong.
Dalam hal inilah para politisi milenial perlu belajar dari ketangkasan dan kesabaran mantan wapres Jusuf Kalla (JK) dan almarhum Taufiek Kiemas (politisi senior PDIP yang juga suami Megawati Soekarnoputri) dalam menjaga hubungan perkawanan dan silaturahmi sehingga bisa diterima kawan maupun lawan politik untuk memecahkan kebuntuan masalah politik melalui jalan damai tanpa serangan personal apalagi gontok-gontokan fisik.
Back to laptop, di sisi lain, kita lihat juga betapa tak terduganya seorang Muhyiddin Yasin, yang dikenal selama bertahun-tahun sebagai figur politisi pemalu yang tak banyak bicara serta lebih banyak sebagai tokoh di belakang layar yang juga murid serta orang kepercayaan Mahathir, tega berlaku bagai Brutus terhadap guru politik sekaligus mantan bosnya sendiri, Mahatir Mohammad, juga demi suatu tujuan yakni kekuasaan. Ternyata diam-diam tak hanya menghanyutkan, tetapi juga membinasakan.
Inilah drama Game of Throne (GoT) versi dunia nyata!
Sebetulnya di dunia politik Indonesia, dalam skala kedinamisan dan tingkat "ketegaan" yang berbeda, kita juga punya banyak contoh serupa. Silakan Anda susun sendiri daftarnya.
Last but not least, satu pelajaran terakhir yang patut diperhatikan adalah kita perlu menyusun barisan alih-alih kerumunan. Kita memerlukan adanya konsolidasi kekuatan demokrasi dan reformasi yang kuat dan tertata rapi dengan agenda tepat sasaran dan sistematis untuk menghadang bangkitnya anasir anti-perubahan untuk melakukan perlawanan balik.
Dalam konteks kekinian di Indonesia, "keberhasilan" direvisinya UU KPK yang berakibat pelemahan institusi dan kinerja KPK dalam pemberantasan korupsi di tanah air adalah contoh terang benderang lemahnya kubu kekuatan reformis menghadapi serangan balik (fight back) dari kubu koruptor dan para komponen pendukungnya yang tersebar di jajaran eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
"Kebaikan yang tercerai berai akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisasi dengan baik," demikian pesan Khalifah Ali bin Abi Thalib, salah seorang sahabat dekat sekaligus menantu Nabi Muhammad, yang, semasa menjabat sebagai khalifah, syahid (gugur) terbunuh karena pengkhianatan bekas pengikutnya.
PM Baru Malaysia: Kabinet harus Bersih dan Berintegritas !
Perdana Menteri Baru Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin berjanji akan membentuk kabinet yang memiliki integritas dan rekam jejak yang bersih.
Muhyiddin yang dilantik sebagai Perdana Menteri ke-8 pada hari Minggu (1/3/2020) mengatakan rakyat Malaysia menginginkan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, serta bekerja dengan integritas.
"Pemerintah yang saya pimpin juga akan memprioritaskan upaya untuk meningkatkan integritas dan tata pemerintahan yang baik," kata PM Malaysia dilansir situs Bernama hari Senin (2/3/2020).
Muhyiddin menegaskan upayanya untuk memberantas korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dengan meningkatkan penegakan hukum.
Selain itu, PM Malaysia ke-8 dalam pidato pertamanya setelah diambil sumpah jabatan di hadapan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah di Istana Negara mengungkapkan bahwa pemerintahan baru harus peduli terhadap kebutuhan rakyat dan efisien dalam menyelesaikan masalah nasional.
Ia juga menyebut layanan kesehatan, pendidikan dan implementasi Visi Kemakmuran Bersama 2030 (SPV2030) sebagai fokus pemerintahannya.
"Saya tahu bahwa di antara layanan yang paling Anda butuhkan adalah layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Ini juga akan menjadi prioritas saya," kata Muhyiddin.
Perdana menteri ke-8 Malaysia mengatakan rakyatnya menginginkan negara yang stabil, damai dan makmur yang menawarkan kehidupan yang lebih baik untuk semua.
Untuk tujuan ini, Muhyiddin mengatakan pemerintah yang dipimpinnya akan memberikan penekanan pada Visi Kemakmuran Bersama 2030 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara dan mempersempit kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat Malaysia.(
Israel akan Terpaksa Perang dengan Gaza tanpa Persiapan
Salah satu mantan direktur dinas intelijen militer rezim Zionis Israel mengatakan, sebagian masalah terkait Gaza harus diselesaikan, dan mungkin saja Israel terpaksa berperang dengan Gaza tanpa persiapan.
Fars News (1/3/2020) melaporkan, Michael Milstein, mantan Kepala Divisi Riset Intelijen urusan Palestina, IDF menuturkan, jurang lebar dalam sikap Hamas dan Israel masih ada, dan menghambat "pembayaran tunai".
Dalam artikelnya di surat kabar Haaretz, Milstein menjelaskan, ketegangan terbaru menunjukkan tidak adanya upaya Israel untuk menyelesaikan masalah.
Ia menambahkan, Hamas pada akhirnya berhasil unggul di medan tempur, di satu sisi ia diuntungkan oleh kemudahan keluar-masuknya orang ke Gaza, di sisi lain ia mempertahankan front perlawanan, dan tidak terlibat konflik dengan kelompok yang lain.
Menurut Milstein ada beberapa hal yang harus diperhatikan, pertama, berlanjutnya operasi militer Hamas dari Jalur Gaza ke arah Tepi Barat, kedua, penyelesaian masalah tahanan Israel yang disekap Hamas di Gaza, ketiga, dominasi Hamas atas kelompok-kelompok perlawanan Palestina yang lain di Gaza.
Maka dari itu, katanya, Israel harus membuka peluang gencatan senjata dengan Hamas, dan berusaha mencapai kesepakatan strategis di Gaza.
Jihad Islam Palestina Puji Peran Syahid Jenderal Soleimani di kawasan
Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina memuji peran Komandan pasukan Quds IRGC, Syahid Letjen Qasem Soleimani dalam memperkuat muqawama Palestina.
"Jenderal Soleimani mengubah muqawama Palestin dari kelompok militan rahasia menjadi miilter kuat dan memiliki senjata serta kemampuan," ungkap Ziyad al-Nakhalah seperti dilaporkan FNA Ahad (01/03).
"Muqawama di seluruh Palestina bangga memiliki kekuatan melawan agresi rezim Zionis Israel dengan dukungan Syahid Letjen Soleimani," tegas al-Nakhalah.
Syahid Soleimani yang berkunjung ke Irak pada Jumat (03/01) atas undangan resmi pemerintah Baghdad gugur syahid bersama Abu Mahdi al-Muhandis serta delapan orang lainnya akibat serangan udara militer Amerika di dekat Bandara Udara Baghdad.
Menurut Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah, Syahid Soleimani pelopor muqawama terbaik di kawasan.
Petinggi Israel Khawatir Penyebaran Corona Jelang Pemilu Parlemen
Petinggi rezim Zionis Israel khawatir atas penyebaran virus Corona menjelang penyelenggaraan pemilu parlemen di rezim ini.
Pemilu parlemen ketiga Israel selama satu tahun lalau akan digelar Senin (02/03).
Manurut sumber ini, jumlah penderita Corona di bumi Palestina pendudukan bertambah dari tiga menjadi tujuh orang.
Dua penderita Corona terinfeksi Covid-19 ketika kembali dari Amerika via Italia.
Meningkatnya jumlah penderita virus Corona mempengaruhi aktivitas ejumlah pusat dan partisipasi di pemilu parlemen Israel.
Sejumlah sumber juga melaporkan, Komisi Umum Pemiilu Israel tengah mengkaji pembangunan lokasi khusus penyaluran suara bagi penderita Corona.
Berdasarkan jajak pendapat Koran Israel Hayom, di pemilu besok Partai Likud pimpinan Benjamin Netanyahu dan Partai Putih dan Biru pimpinan Benny Gantz masing-masing akan memperolek 33 kursi dari total 120 kursi parlemen Israel.
Serangan Roket ke Pangkalan Militer AS di Irak Utara
Pangkalan militer AS di provinsi Salah al-Din, Irak utara, ditarget sebuah serangan roket.
Menurut laporan IRNA, pesawat-pesawat AS terbang di atas langit pada Minggu malam, 1 Maret, tak lama setelah sebuah roket menghantam lokasi pertemuan pasukan militer AS.
Sampai saat ini, belum ada laporan tentang kemungkinan kerugian atau korban dari serangan roket ke pangkalan militer AS dan gudang persenjataan militer milik apa yang disebut koalisi internasional anti Daesh (ISIS) di Salah al-Din, Irak.
Sebelumnya, sejumlah pangkalan militer AS di Irak menjadi target serangan roket.
Rakyat, partai, kelompok dan pejabat Irak menentang kehadiran pasukan AS di negara mereka.
Motif dan Alasan Mundurnya PM Irak
Perdana Menteri Irak yang bertugas membentuk kabinet baru negara itu di detik-detik terakhir batas waktu yang diberikan kepadanya untuk membentuk kabinet, mengumumkan pengunduran dirinya.
Irak sejak 1 Oktober 2019 dilanda aksi unjuk rasa luas anti-pemerintah. Aksi-aksi yang berakar dari keresahan masyarakat atas berbagai persoalan hidup sehari-hari, dan permasalahan sosial itu, ditunggangi pihak asing, dan dikotori pengkhianatan gerakan-gerakan oposan, sehingga berujung dengan kekerasan jalanan.
Mantan Perdana Menteri Irak, Adil Abdul Mahdi mengundurkan diri karena kerusuhan tersebut, namun sejak 1 Desember 2019 sampai sekarang, ia tetap menjalankan tugasnya. Setelah melalui perdebatan dan lobi-lobi yang cukup alot, dan munculnya sejumlah nama kandidat perdana menteri baru, akhirnya Presiden Irak, Barham Salih pada 1 Februari 2020 menunjuk Mohammed Tawfiq Allawi sebagai PM baru yang ditugasi membentuk kabinet. Allawi gagal membentuk kabinet dalam waktu satu bulan, dan mengajukan surat pengunduran dirinya kepada presiden.
Pertanyaannya adalah mengapa Tawfiq Allawi gagal membentuk kabinet baru Irak ?
Perkembangan politik di Irak terutama dalam satu minggu terakhir dari satu sisi menunjukkan bahwa negara ini setelah merdeka sejak 100 tahun lalu, sampai sekarang masih mewarisi budaya bangsa terjajah, dan di sisi lain, di tengah kekacauan dan kekerasan yang telah berlangsung lima bulan, masing-masing kelompok politik masih mengutamakan kepentingan etnis daripada kepentingan nasional, dan sebenarnya di Irak identitas nasional masih kalah di hadapan identitas kaum dan suku.
Struktur sosial dan politik Irak dibentuk oleh kebijakan-kebijakan Inggris, negara penjajah di masa lalu. Etnis Kurdi, Syiah dan Ahlu Sunnah, di tengah berbagai perbedaannya, meski berada di bawah lingkup wilayah geografis yang sama, namun konflik serta pertentangan di tengah mereka untuk memperebutkan kekuasaan, senantiasa ada sampai sekarang.
Situasi semacam ini masih sangat kentara di Irak, dan masing-masing kelompok politik di negara ini ingin menguasai porsi terbesar di pemerintahan sehingga mereka memberikan tekanan besar kepada Tawfiq Allawi untuk mendapatkan porsi tersebut. Realitasnya kelompok-kelompok politik Irak saat ini mengabaikan kepentingan nasional, tanpa memperhatikan situasi sensitif yang ada.
Dalam surat pengunduran dirinya, Tawfiq Allawi mengaku dirinya mendapat tekanan besar dari partai-partai politik untuk mendapat jatah kekuasaan, dan mereka lebih mementingkan kepentingan kelompok serta pribadinya saja, bukan kepentingan nasional.
Lalu apa dampak dari gagalnya Allawi membentuk kabinet baru Irak ?
Dampak terpenting pengunduran diri Allawi adalah, presiden Irak pada saat yang bersamaan akan melaksanakan tugas sebagai perdana menteri. Selain itu, presiden juga harus mengajukan nama baru untuk posisi perdana menteri dalam waktu 15 hari.
Salah seorang pengamat masalah Irak, Sayid Reza Gharabi menuturkan, presiden Irak untuk sementara memegang wewenang perdana menteri sampai dua minggu ke depan, secara pribadi dan tanpa memerlukan adanya fraksi mayoritas di parlemen, ia berkewajiban mengajukan nama untuk posisi perdana menteri baru.
Lebih dari itu, gagalnya Tawfiq Allawi membentuk kabinet baru, membuka kemungkinan pecahnya kembali aksi demonstrasi, juga aksi kekerasan jalanan di Irak, di saat yang sama negara ini sebagaimana juga banyak negara dunia lain, tengah menghadapi ancaman penyebaran Virus Corona.



























