کمالوندی

کمالوندی

Kamis, 27 Februari 2020 16:24

Menelisik Festival Seni Visual Fajr Ke-12

 

Festival Seni Visual Fajr ke-12 dengan 900 karya visual diadakan di empat bagian dan di semua area pameran Institut Saba di Teheran, di semua bagian lukisan, grafis, fotografi, patung, keramik, kaligrafi, miniatur, ilustrasi, kartun, karikatur, dan lain-lain. Pameran ini diadakan mulai 29 Bahman hingga 5 Isfand (18-24 Februari).

Salah satu acara seni yang diadakan pada kesempatan peringatan 41 tahun kemenangan Revolusi Islam di Iran adalah Festival Seni Visual Fajr ke-12, yang disambut oleh sebagian besar seniman di bidangnya dan karya seni mereka.

Putaran pertama festival diadakan pada tahun 1387 Hs (2009) pada kesempatan peringatan tiga puluh tahun revolusi dengan slogan "Harapan untuk Masa Depan". Periode-periode selanjutnya dari festival ini akan diadakan pada tahun-tahun berikutnya dengan topik-topik seperti adat dan budaya etnis Iran, kebangkitan Islam, keadilan, manusia kontemporer, Nabi Pengasih dan subyek lepas dengan para seniman di bidang-bidang seperti disain, lukisan, miniatur, kaligrafi, keramik , fotografi, karikatur, grafik, patung, ilustrasi, arsitektur (desain memori), seni video, tata letak, lingkungan, kinerja, dan seni baru.

Tujuan dari Festival Visual Fajr ke-12 adalah untuk mendorong para seniman ke arah metode kontemporer menciptakan efek visual, memperkenalkan dan memamerkan beberapa karya terbaru dari seniman Iran dan untuk menampilkan prestasi artistik kreatif, untuk menciptakan ruang bagi dialog antara komunitas seni visual negara itu dan untuk menciptakan pertumbuhan bagi seni kontemporer Iran.

The Golden Tube adalah nama bagian utama Festival Seni Visual Fajr yang diadakan dalam kompetisi. Bagian lukisan dari "Golden Tube" dari Festival Seni Visual Fajr ke-12 menjadi tuan rumah bagi 85 karya dalam kompetisi dan 61 karya seniman tamu. Bagian lukisan itu memiliki jumlah peserta terbesar dan memamerkan beragam karya dengan pendekatan berbeda.

Tetapi bagian patung memiliki beberapa karya paling sedikit dengan 9 karya di bagian kompetisi dan 8 di pameran tamu. Di bagian keramik, 11 karya dimasukkan dalam kompetisi, dan karya 8 seniman tamu yang dipajang.

Pintu masuk pameran The Golden Tube di Festival Seni Visual Fajr ke-12 adalah sebuah stan yang menampilkan tata letak yang disebut "The End" dan diciptakan untuk memperingati kecelakaan pesawat Ukraina.

Di dinding tinggi ruangan, nama-nama 176 penumpang yang tewas ditulis bersama dengan tempat duduk mereka dan sebuah lingkaran merah melekat pada masing-masing nama. Tetapi di lorong dan di atas tanah, potongan-potongan logam dapat terlihat melambangkan puing-puing pesawat yang meledak. Di luar aula, ada lingkaran kuning di lantai yang, setelah berdiri di atasnya dan melihat ke dalam, para penonton dapat melihat pada potongan-potongan ada batangan logam yang menyerupai bentuk koper. Kesalahan penglihatan menyebabkan pemirsa melihat koper selama beberapa saat dan setelah bergerak akan melihat potongan pesawat.

Karya ini dilakukan oleh Karimollah Khani, seorang seniman dan dosen Neyshaburi di Universitas Kerman, yang dipamerkan di Festival Seni Visual Fajr. "Karya itu harus dianggap sebagai tata letak dan teks. Dari titik baca, Anda melihat koper dan kemudian Anda melihat keruntuhan dan bagasi yang sudah rusak. Kemudian Anda memasuki ruang di mana nama muncul. Bahkan, penonton ditarik ke ruang berisikan kesedihan," ungkapnya.

"Seni Charsou" adalah bagian khusus dari galeri di Festival Seni Visual Fajr ke-12 dan diadakan untuk tahun kedua berturut-turut. Galeri Tehrani dan Shahrastan mempresentasikan karya seni para seniman jika ingin menjualnya. Yang paling menonjol di bagian ini adalah karya-karya seniman visual terkemuka di samping karya kaum muda. Karya-karya terkenal oleh Bahram Dabiri, Hossein Mahjubi, Reza Bangiz, Mahmoud Zende Roodi, Mohammad Esaie, Nasrollah Afjei, dan lain-lain ... yang untuk pertama kalinya di Festival Seni Visual Fajr ke-12 diletakkan di dinding dan menambah popularitas festival ini.

Festival Seni Visual Fajr ke-12 menciptakan bagian yang disebut "Charkhoune" selama festival untuk memperkenalkan dan mendukung para seniman kota. Dinamai "Dialog Fotografi Provinsi", seniman dari berbagai kota ditampilkan dengan foto tunggal atau koleksi foto yang sering berfokus pada ritual lokal, fitur iklim, dan budaya asli.

Selain semua bagian ini, ada bagian khusus untuk Syahid Qasem Soleimani di pameran tahun ini, yang menampilkan potret dan editorial syahid ini. Tentu saja, dua karya yang belum selesai, yang secara bertahap selesai pada hari-hari festival, selesai pada hari terakhir.

Salah satu tempat utama Pameran Festival Visual tahun ini didedikasikan untuk Letjen Soleimani. Di tengahnya adalah lukisan terkenal Hassan Rouh-al-Amin dengan seikat bunga di depannya, di kedua sisi ada dua seniman yang sedang menciptakan karya-karya wajah pemimpin nasional ini.

Abbas Barzegar Ganji, seniman yang melukis wajah syahid Soleimani di festival visual tahun ini, mengatakan, "Saya tahu Pak Soleimani sebagai legenda dan simbol nasional. Nilai-nilai saya penting bagi saya dan saya mempertahankannya. Sebagai contoh, seseorang seperti syahid Soleimani yang meninggalkan rumahnya dan pergi ke jantung api demi mencegah Daesh (ISIS) agar jangan sampai para teroris mendekati perbatasan negara, sangat berharga bagi saya, dan saya menawarkan karya seni ini kepadanya.

Ali Luwai adalah seniman lain yang memimpin pembangunan patung Soleimani di festival itu.

Pembuatan museum sepekan "Reza Mafi" di jantung Festival Seni Visual Fajr ke-12 adalah salah satu acara yang mendapat banyak perhatian. Sebuah inisiatif dari galeri Taraneh Baran, yang bertujuan mendekatkan orang ke konteks kehidupan elit seni, memukau para penonton dengan memamerkan karya-karya cemerlang dan sering tak terlihat, termasuk lukisan Mafi yang memukau.

Reza Mafi, seorang tokoh terkemuka dalam masyarakat seni Iran, meninggal pada usia 39 tahun, di samping keterampilan luar biasa dalam kaligrafi dan penciptaan perintis "seni garis" yang katanya dimaksudkan untuk menjaga kaligrafi Nastaliq yang indah tetap hidup, menempatkan namanya di tempat khusus.

Mafi mengikuti praktik kaligrafi dan melukis secara bersamaan dan, meskipun rentang hidupnya singkat, banyak karya yang dihasilkan di bidang kaligrafi, menggambar garis dan melukis. Di Festival Seni Visual Fajr, berbagai karya, aksesori, dan dokumen menarik oleh Reza Mafi pertama kali diperlihatkan kepada publik untuk menjadikan festival itu lebih akrab bagi seniman yang terkenal itu.

Sebagai contoh, lukisan kaligrafi Nastaliq yang ditulis dengan tinta coklat terang di latar belakang warna krem dan bertanggal 1354 Hs (1975). Potongan kaligrafi Nastaliq lain, tertanggal Oktober 1347 Hs (1968) dengan puisi "Ketenangan dua alam tafsir dua huruf" dapat dilihat dalam koleksi ini. Karya lain, tertanggal 1352 Hs (1973), menggambarkan perbedaan kontras antara kaligrafi ini dan naskah Persia klasik. Dalam karya ini, bidang kertas putih diisi dengan pengulangan reguler beberapa huruf Persia, dan dengan menggunakan font besar dan kecil, pengulangan huruf kecil dan huruf besar telah menciptakan irama teratur.

Selain kaligrafi dan seni garis, sejumlah lukisan Mafi juga dipajang di museum. Ketertarikan Mafia pada lukisan lanskap tampak jelas dalam berbagai karyanya, dan di samping itu, penguasaan lukisan potret oleh seniman dapat dilihat dalam lukisan yang dilukis oleh ayahnya selama masa mudanya.

Namun elemen lain dalam pertunjukan yang menarik perhatian penonton adalah relief perunggu dari wajah dan tangan Reza Mafi, yang diciptakan oleh seorang seniman pada jam-jam terakhir hidupnya.

Salah satu kegiatan sampingan Festival Seni Visual Fajr adalah melakukan pertemuan penelitian di lokasi festival di Saba Institute yang didedikasikan untuk satu topik setiap hari. Kursus sesi penelitian festival diadakan dalam lima judul terpisah, dengan tema umum "The Art of Dialogue" dan tema "Penciptaan Visual Baru dengan Tampilan Interdisipliner". Pertemuan ilmiah ini mengambil pandangan yang berbeda dari program kuliah klasik, dan di luar ide dan konten yang disampaikan profesor dalam kuliah mereka, interaksi antara pemirsa dan pendengar juga terjalin. Komitmen seniman terhadap lingkungannya sebagai kepedulian global, arsitektur dan seni dan tempat seni visual dalam arsitektur Iran, tanda-tanda, simbol dan misteri dalam seni kontemporer, keakraban dengan perspektif seniman tradisional, terutama dalam melukis, interaksi global dengan seni Iran kontemporer, dan perluasan Komunikasi virtual adalah salah satu topik yang dibahas pada pertemuan tersebut.

Dan sementara Festival Seni Visual Fajr ke-12 berakhir pada Senin sore, penutupan festival itu ditunda ke waktu lain karena penyebaran virus Corona. Ini telah membuat kantor Festival Fajar Keduabelas terbuka untuk saat ini.
Tags

 

Arena penting lainnya dan sekaligus baru dalam konflik Rusia-Amerika adalah untuk melancarkan perang diplomatik melawan Rusia dengan mencegah atau tidak memberikan visa kepada diplomat Rusia yang menghadiri pertemuan dan komunitas PBB serta organisasi-organisasi internasional yang berbasis di AS.

Langkah Washington telah memicu protes keras dari Moskow. Amerika Serikat selalu menggunakan masalah visa untuk delegasi dan pejabat yang menghadiri sidang dan pertemuan sebagai sarana untuk menekan negara-negara yang berselisih sejak markas besar PBB di New York. Wakil Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vasily Nebenzya, 10 Februari 2020, menyinggung berlanjutnya upaya penjegalan Amerika Serikat dalam mengeluarkan visa diplomatik kepada para diplomat Rusia dan menyerukan penghentian perilaku AS ini. Nebenzya menuduh Amerika Serikat melanggar apa yang disebut "Markas Besar PBB" karena melanggar persyaratan visa untuk misi diplomatik dan mengancam akan membawa masalah ini agar ditengahi jika proses itu tidak dihentikan.

Wakil Tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vasily Nebenzya
Watap Rusia Rusia untuk PBB dalam sebuah pernyataan mengatakan, "Ada kesepakatan bahwa Amerika Serikat sebagai tuan rumah harus mengikuti. Amerika melanggarnya. Menolak mengeluarkan visa karena alasan apa pun, bahkan untuk alasan keamanan yang ingin dirujuk Amerika Serikat, tidak dapat dibenarkan. Jika kondisi tidak berubah, kita harus menggunakan arbitrasi."

Padahal, pada awal Desember 2019, Nebenzya mengatakan bahwa ia telah mengangkat masalah hambatan bagi delegasi Rusia yang menghadiri pertemuan PBB dengan Presiden AS Donald Trump dan ia berjanji untuk mengatasi masalah tersebut. Sekarang jelas bahwa janji Trump termasuk dalm janji-janji bohongnya, dan bahwa pemerintah Trump telah dengan sengaja melakukan pendekatan meningkatkan tekanan pada diplomat Rusia dan negara-negara lain, seperti Iran, Venezuela dan Kuba. Menurut Vladimir Ermakov, Direktur Biro Non-Proliferasi dan Kontrol Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia, Amerika Serikat telah mengabaikan atau memblokir banyak delegasi perwakilan negara asing ke PBB, dengan demikian sebenarnya AS telah melanggar tanggung jawabnya sebagai negara tuan rumah PBB."

Tujuan pemerintah AS untuk menghalangi penerbitan visa adalah menciptakan kebingungan dan ketidakjelasan para delegasi dan pejabat negara asing tentang kemungkinan bepergian ke Amerika Serikat dan benar-benar mengobarkan perang psikologis. Tujuan Washington yang lain adalah untuk menunjukkan apa yang disebut otoritasnya dengan tidak memberikan jalan bagi para delegasi negara-negara asing ke Amerika Serikat untuk menghadiri pertemuan-pertemuan PBB. Pemerintahan Trump sebenarnya menolak untuk mengeluarkan visa kepada delegasi negara-negara asing untuk menghadiri pertemuan PBB demi mencegah mereka menyatakan atau menghalangi konsultasi diplomatik dengan negara-negara penentangnya, terutama Rusia dan Iran.

Dalam hal ini, pada Januari 2020, pemerintah AS menolak untuk mengeluarkan visa kepada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan umum Dewan Keamanan. Ini telah menjadi kasus bagi para diplomat, dan juga untuk New York, yang telah memberlakukan pembatasan ketat terhadap diplomat dan keluarga mereka. Menanggapi tindakan ilegal AS, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah berulang kali menyerukan kepatuhan penuh dengan perjanjian tentang markas besar PBB sebagai negara tuan rumah lembaga ini di New York.

Sejak awal dibentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa, sesuai dengan persetujuan Amerika Serikat dan lembaga internasional ini, Washington telah diwajibkan untuk menyediakan fasilitas untuk penerbitan visa perjalanan bagi para pejabat dan delegasi dari negara-negara anggotanya, dan tidak boleh terhalang dalam hal ini. Namun, melihat catatan perilaku Amerika menunjukkan bahwa Washington telah berulang kali menolak untuk mengeluarkan visa kepada pejabat lembaga internasional serta negara-negara yang menentang kebijakan AS dan dominasi dalam kerangka kebijakan ganda.

Menolak untuk mengeluarkan visa kepada delegasi asing adalah tanda bahaya bagi komitmen AS untuk PBB, dan penolakan pemerintah Trump untuk melakukannya akan semakin mendiskreditkan Amerika Serikat secara internasional. Tentu saja perselisihan antara Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Washington mengenai interpretasi atau penerapan perjanjian ini harus diajukan ke arbitrase. Baik Sekretaris Jenderal dan Amerika Serikat dapat meminta Majelis Umum untuk mengajukan pendapat penasehat kepada Mahkamah Internasional mengenai masalah hukum apa pun di hadapan majelis arbitrase, dan majelis arbitrase akan membuat keputusan akhir berdasarkan pendapat majelis.

Masalah lain yang dihadapi konflik AS-Rusia adalah tindakan Washington yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow. Selama masa jabatan Donald Trump, Amerika Serikat telah menempuh kebijakan untuk membangun kembali dan mengembangkan persenjataan nuklir, dan telah memulai rencana ambisius untuk senjata nuklir dan ancaman terhadap kekuatan nuklir lainnya, terutama Rusia.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov
Pendekatan ini telah memicu reaksi tajam dari para pejabat Moskow. Menanggapi simulasi serangan nuklir AS terhadap Rusia, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, 22 Februari 2020, mengatakan, "AS dengan simulasi serangan nuklir terbatas ke Rusia, telah memulai sebuah permainan yang berbahaya." Ryabkov mengutuk berlanjutnya latihan simulasi terbatas penggunaan senjata nuklir, termasuk penggunaannya dalam menyerang Rusia dalam bentuk manuver markas besar dan menekankan, tindakan semacam itu menunjukkan kesiapan Washington untuk menghadapi dan bergerak ke tingkat pengurangan level yang kemudian dapat menggunakan senjata nuklir.

Seorang pejabat Pentagon mengakui bahwa pihaknya sedang melakukan latihan nuklir. “AS melakukan sebuah latihan kecil termasuk bagaimana cara memberikan balasan jika Rusia melancarkan serangan nuklir,” ujarnya. Pesawat pembom strategis B-52 AS tahun lalu juga melakukan latihan serangan nuklir untuk meningkatkan kesiapan jika terjadi perang dengan Rusia. Moskow berulang kali mengutuk pendekatan Washington dalam peningkatan kemampuan nuklir dan rencana penggunaan senjata nuklir jika pecahnya perang di masa depan. Moskow menganggap langkah itu akan meningkatkan instabilitas dan ketidakamanan di dunia.

Washington lebih memilih meninggalkan perjanjian internasional dan memperkuat sistem persenjataan nuklirnya ketimbang mengambil langkah-langkah di bidang pengendalian senjata. Pemerintahan Trump mengejar kebijakan ofensif dalam kerangka doktrin baru nuklir AS. Doktrin ini diumumkan dalam sebuah dokumen yang disebut Tinjauan Postur Nuklir pada Februari 2018. Dokumen ini menekankan penguatan persenjataan nuklir dalam strategi keamanan AS.

Trump mengambil kebijakan untuk memproduksi dan menyebarkan persenjataan nuklir kecil. Langkah ini merupakan ancaman nyata terhadap negara-negara lain khususnya kekuatan nuklir seperti Rusia dan Cina. AS bahkan mempercepat pengembangan serta penyebaran rudal dan senjata nuklir baru dengan alasan melawan ancaman, yang diklaim datangnya dari sisi Rusia dan Cina.

Rusia merupakan sebuah tantangan besar bagi strategi nuklir AS. Wakil Menteri Pertahanan AS waktu itu, John Rood pada Juli 2019 mengakui bahwa Pentagon memandang doktrin militer Rusia sebagai tantangan terhadap kemampuan nuklir Washington. “Rusia sedang memperkuat kemampuan nuklir taktisnya, sementara kita sudah puluhan tahun tidak memproduksi senjata nuklir baru,” katanya. Klaim ini jelas-jelas bertentangan dengan fakta.

Moskow akan menggunakan senjata nuklirnya hanya dalam dua kasus. Pertama, jika melibatkan penggunaan senjata pemusnah massal oleh pihak lain untuk menyerang Rusia. Kedua, jika terjadi serangan menggunakan senjata konvensional, namun skala serangan mengancam keberadaan Rusia. Moskow menekankan bahwa pihaknya sama sekali tidak punya skenario lain tentang penggunaan senjata nuklir dan klaim para pejabat Washington benar-benar tidak berdasar.

Donald Trump, Presiden Amerika Serikat
Tujuan pemerintah Trump adalah untuk memperbaiki, memberdayakan dan meningkatkan keunggulan nuklir Amerika atas Rusia. Di era pasca-Perang Dingin, stabilitas dan keamanan internasional di arena internasional didasarkan pada kesetaraan dan penyelarasan nuklir. Yaitu, antara dua kekuatan nuklir dunia yang mampu menghancurkan bumi beberapa kali, ada keseimbangan yang sangat luar biasa dan tepat, yang sebenarnya menjamin pencegahan setiap konflik nuklir.

Secara keseluruhan, upaya utama pemerintah Trump adalah untuk pertama-tama meninggalkan perjanjian kontrol senjata dan kemudian melemahkan aturan keseimbangan nuklir dengan merenovasi dan meningkatkan persenjataan nuklir AS, sambil mencoba mengurangi kemampuan nuklir para pesaingnya, Rusia dan Cina.

 

Hubungan Rusia dan Amerika Serikat khususnya pasca krisis Ukraina tahun 2014 senantiasa diwarnai dengan peningkatan friksi dan tensi. Pendekatan Washington terhadap Moskow sekedar bertumpu pada permusuhan yang terus meningkat dan penerapan represi total. Langkah anti Rusia Amerika selama beberapa bulan terakhir menemukan dimensi baru.

Washington bukan saja terlibat konfrontasi langsung dengan Moskow dalam bentuk penerapan beragam sanksi, bahkan dengan dalih tak langsung seperti hubungan Rusia dengan negara-negara anti hegemoni AS, juga aktif menerapkan tekanan terhadap Moskow.

Contoh terbaru perilaku pemerintah Trump adalah sanksi terhadap perusahaan minyak raksasa Rusia, Rosneft dengan dalih memiliki hubungan dengan Venezuela. Amerika sebagai rival utama Rusia di suplai energi Eropa sebelumnya juga telah menjatuhkan sanksi kepada Rosneft terkait isu Ukraina dan menekan negara-negara Eropa untuk menghentikan impor minyak serta gas dari Rusia.

Image Caption
Amerika dengan beragam alasan termasuk krisis Ukraina sejak lama menjatuhkan berbagai sanksi dan masih tetap menekankan dilanjutkannya proses ini. Langkah terbaru Amerika di bidang ini adalah kebijakan Departemen Keuangan AS akhir Januari 2020 yang menyatakan, Amerika Serikat bersiap menerapkan sanksi baru kepada Rusia terkait aneksasi Crimea dan mensanksi delapan individu serta sebuah perusahaan kereta api di Moskow.

Amerika menjatuhkan beragam sanksi kepada Rusia di di tahun 2014 sebagai respon atas aneksasi Crimea. Departemen Keuangan Amerika di statemennya menyatakan, pejabat yang sanksi mencakup Perdana Menteri Crimea, Yury Gotsanyuk pasca pemilu 2019 dan enam orang lainnya.

Berdasarkan pernyataan Departemen Keuangan AS, nama-nama individu ini juga dimasukkan ke list hitam oleh Kanada. Sanksi ini diambil menyusul langkah Uni Eropa yang mensanksi individu ini termasuk Gostanyuk. Selain itu, perusahaan kereta api Grand Service Express yang berpusat di Moskow dan juga aktif di Crimea serta Alexander Ganov, CEO Grand Service Express juga dikenai sanksi.

Berdasarkan sanksi AS, aset individu-individu ini dan perusahaan tersebut dibekukan serta warga Amerika dan perusahaan negara ini tidak diijinkan berhubungan dengan individu serta perusahaan yang disanksi ini.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, menteri keuangan AS di statemennya menyatakan, "Langkah Kemenkeu diambil melalui koordinasi penuh dengan sekutu dan mitra internasional kami serta serta refleksi kembali dukungan kami untuk menghidupkan proses politik, demokratis, bebas dan adil di Crimea."

Meski demikian pemerintah Trump saat ini tetap melapaui batasan ini dan tengah aktif mensanksi lembaga atau perusahaan Rusia dengan dalih memiliki hubungan dengan negara-negara ketiga yang menentang hegemoni Washington. Contoh terbaru kasus ini adalah sanksi salah satu anak perusahaan minyak pemerintah Rusia, yakni Rosneft oleh Kemenkeu Amerika dengan alasan melewati sanksi AS terhadap Venezuela.

Kemenkeu AS pada 18 Februari 2020 menjatuhkan sanksi kepada perusahaan Rosneft Trading S.A. dan Deputi perusahaan Rosneft, Didier Casimiro. Menurut pengumuman Kemenkeu AS, untuk selanjutnya setiap individu dan perusahaan yang melakukan transaksi keuangan dan finansial dengan perusahaan ini akan diancam dengan sanksi.

Pemerintah Amerika mengklaim bahwa perusahaan Rosneft sebagai pelaku utama yang melewati represi Amerika terhadap pemerintah Venezuela. Seorang petinggi Amerika saat menjustifikasi sanksi perusahaan Rosneft mengatakan, "Ini sebuah respon atas peran sentral yang terus meningkat perusahaan Rosneft terkait hubungan dengan Venezuela." Menurut klaimnya perusahaan Rusia ini masih melanjutkan impor minyak dari Venezuela dan secara aktif menjauhkan sanksi Amerika.

Sanksi terhadap perusahaan Rosneft dilakukan atas permintaan Presiden AS Donald Trump. Pemerintah Amerika sejak lama menjatuhkan sanksi untuk menggulingkan Presiden resmi Venezuela, Nicolas Maduro, serta menekan negara yang memiliki kerja sama perdagangan dengan Caracas seperti Rusia dan Kuba.

Pada saat yang sama, Amerika Serikat mengintimidasi negara-negara yang berencana menggalang hubungan serta perdagangan dan kesepakatan senjata dengan Rusia dengan dalih undang-undang CATSA. Amerika Serikat bahkan mendorong Meksiko, yang juga merupakan salah satu mitra terdekatnya. Wakil Menteri Luar Negeri AS Hugo Rodriguez mengatakan pada pertengahan Februari 2020 bahwa negara itu akan diboikot jika tentara Meksiko dilengkapi dengan helikopter Rusia. Tentara Meksiko sekarang dilengkapi dengan armada helikopter MI-7 buatan Rusia, dan mengingat Meksiko puas dengan helikopter ini, negara tetangga Amerika ini  berencana untuk membeli lebih banyak dari mereka.

Berlanjutnya aksi-aksi penjatuhan sanksi Amerika menuai respon keras dari Moskow. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menyatakan bahwa seluruh negara dunia tidak boleh acuh tak acuh atau netral terhadap sanksi Amerika, tapi mereka harus menolaknya dan melawan pendekatan sanksi Washington.

Maria Zakharova
Rusia meyakini bahwa berbagai negara harus mengambil sikap satu untuk melawan aksi sanksi Amerika. Menurut perspektif Moskow, Washington tidak memiilki sarana lain kecuali represi sanksi kepada negara-negara independen dan ini anggapan salah bahwa Amerika hanya memanfaatkan sanksi kepada sejumlah negara.

Zakharova meyakini bahwa ini sebuah pendekatan keliru ketika elit politik negara lain berpikir jika masalah sanksi ini tidak akan melilit mereka, karena di sejarah contoh beragam dari kasus ini tidak sedikit. Sepertinya penyikapan seluruh negara sangat penting terhadap Amerika karena menggunakan sanksi sepihak dan penerapannya termasuk terhadap Rusia dan puluhan negara lain tanpa ijin Dewan Keamanan PBB sehingga Washington terpaksa akan merevisi masalah ini.

Salah satu dimensi penting represi terbaru Washington kepada Moskow adalah upaya berkesinambungan AS untuk melemahkan ekonomi Rusia dengan membatasi ekspor gas negara ini ke Eropa. Rusia tercatat sebagai eksportir terpenting gas ke negara-negara Uni Eropa. Meski ada penurunan ekspor gas Rusia sejak tahun 2014, negara ini masih menjadi penyuplai terbesar gas Uni Eropa di paruh pertama tahun 2019.

Jerman sangat bergantung kepada Rusia untuk impor gas alam dan sekitar seperempat dari gas alam yang dibutuhkannya dari Rusai disuplai melalui pipa gas Nord Stream-1. Rusia meski ada sanksi Amerika terhadap kontrak gasnya, berencana menyelesaikan proyak pipa gas baru bawah air Nord Stream-2 yang mengirim gas Rusia melalui laut Baltik ke Jerman yang kini tinggal 150 km di tahun 2020.

Proyek pipa gas Nord Stream-2 menjadi pusat tensi geopolitik AS dan Rusia. Meski ada dukungan sejumlah negara Eropa seperti Ukraina dan Polandia terhadap kebijakan anti Rusia Washington, namun negara-negara penting Uni Eropa seperti Jerman dan Austria menghendaki peningkatan ekspor gas Rusia ke Eropa.

Simbol friksi ini yang menjadi konflik Rusia dan Eropa dengan Amerika adalah isu penyelesaian dan pengoperasian jalur pipa Nord Stream-2 yang dijadwalkan setiap tahun 55 miliar meter kubik gas Rusia diekspor ke Jerman melalui Laut Baltik. Perusahaan Gazprom Rusia bersama konsorsium yang terdiri dari perusahaan Perancis, Austria, Belanda, Inggris dan Jerman, yakni perusahaan-perusahaan energi Engie, OMV, Shell, Uniper dan Wintershall bertanggung jawab atas pembangunan proyek pipa gas ini. Perusahaan diproyek Nord Stream-2 hingga Mei 2019 telah menginvestasikan lebih dari 6,3 miliar dolar di proyek ini.

Nord Stream-2
Kian meluasnya hubungan energi Rusia dan Eropa menuai respon negatif dari Amerika Serikat. Washington memperingatkan bahwa pengoperasian pipa gas ini akan membuat Eropa semakin tergantung kepada energi Rusia. Oleh karena itu, baru-baru ini, dengan menjatuhkan sanksi kepada perusahaan Eropa yang terlibat dengan proyek ini, secara praktis Amerika memulai langkahnyauntuk mencegah penyelesaian proyek Nord Stream-2.

Amerika Serikat dengan mensabotase masalah ini dan menurunkan ekspor gas Rusia ke Eropa berencana meningkatkan penjualan gas cairnya di pasar energi Eropa. Padahal harga gas alam Rusia lebih murah bagi Eropa membuat rencana Washington semakin sulit.

Meski demikian Washington untuk mencegah penyelesaian pipa gas Nord Stream-2 memanfaatkan beragam sarana dan metode. Dalam koridor ini, pemerintah Donald Trump di undang-undang bujet pertahanan 2020 mencantumkan sanksi terhadap pipa gas yang tengah dibangun Rusia di Eropa termasuk pipa gas Nord Stream-2.

Trump mengkritik Jerman karena memberi miliaran dolar kepada Rusia untuk gas dan juga memanfaatkan dukungan Amerika. Ia pada 20 Desember menandatangani bujet pertahanan Amerika tahun 2020 di mana di dalamnya dicantumkan sanksi kepada perusahaan yang berpartisipasi di proyek Nord Stream-2.

Deplu Amerika Serikat pada 27 Desember 2019 memperingatkan perusahaan dan kontraktor yang aktif di proyek pipa gas Nord Stream-2 jika tidak segera menghentikan aktivitasnya di proyek ini, maka mereka akan menjadi target sanksi Washington.

Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov saat merespon masalah ini menyatakan, sanksi Amerika terhadap proyek pipa gas Nord Stream-2 melanggar hukum internasional dan contoh dari persaingan tak sehat. Amerika memanfaatkan sanksi untuk meningkatkan represi kepada Eropa dan mencegah tuntasnya proyek ini. Sejatinya Washington sejak lama memanfaatkan sanksi sebagai sarana tekanan langsung dan tidak langsung terhadap berbagai negara.

Kini sanksi tersebut mulai melilit Eropa. Sementara itu, pemerintah Jerman menyatakan bahwa mereka tidak membutuhkan suplai gas dari Amerika Serikat dan memperingatkan jika Washington tidak mengakhiri ulahnya untuk mencegah penyelesaian proyek gas Nord Stream-2, maka Berlin akan memberlakukan sanksi balasan.

Sikap terakhir Amerika di kasus ini adalah Menteri Energi AS, Dan Brouillette dalam sebuah statemennya mengungkapkan, "Saya yakin Rusia tidak akan mampu merampungkan proyek pipa gas Nord Stream-2 dan Washington akan melanjutkan penentangannya terhadap proyek ini."

Terkait upaya Rusia untuk menerobos sanksi AS terhadap proyek pipa gas Nord Stream-2 dan menyelesaikannya sendiri, Brouillette mengatakan, "Mereka tidak mampu dan klaim ini tertolak bahwa proyek ini akan diselesaikan oleh Gazprom dengan sedikit keterlambatan."

Menteri Energi AS Dan Brouillette
Menteri energi AS dalam wawancaranya di sela-sela Konferensi Keamanan Munich mengatakan, "Ini akan menjadi keterlambatan yang sangat panjang, karena Rusia tidak memiliki teknologi untuk menyelesaikan proyek ini dan jika Moskow menyelesaikan sendiri proyek ini, kita tunggu saja apa yang akan mereka lakukan. Namun Saya tidak berpikir jika ini sangat sederhana di mana mereka mengatakan kami menyelesaikan sendiri proyek ini."

Bagaimanapun Amerika memutuskan untuk mengalokasikan dana besar-besaran untuk menggagalkan proyek Nord Stream-2. Washington berencana menyuntikkan dana satu miliar Euro kepada negara-negara Eropa timur dan tengah yang menurut anggapannya sebagai dukungan atas independensi energi Eropa terhadap Rusia dan melawan proyek Nord Stream-2.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo  saat berbicara di Konferensi Keamanan Munich seraya mengumumkan bantuan finansial di sektor energi Eropa Timur menekankan bahwa tujuan AS adalah menyebarkan investasi sektor swasta di bidang energi. Menurutnya inisiatif Amerika ini termasuk hal-hal yang harus didukung di kerja sama ekonomi.

 

Permohonan pengunduran diri Mahathir Mohamad dari jabatan perdana menteri Malaysia telah diterima oleh Raja negara ini, dan kini melanjutkan tugas barunya sebagai perdana menteri interim.

Raja Malaysia, Yang di Pertuan Agong Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah hari Senin (24/2/2020) memutuskan membubarkan kabinet setelah menerima permohonan pengunduran diri Mahathir Mohamad dari jabatan perdana menteri.

Kemudian, Raja Malaysia menunjuk Mahathir sebagai perdana menteri interim (sementara) untuk mengurus pemerintahan sampai penggantinya terpilih dan kabinet baru terbentuk.

Media Malaysia melaporkan, Raja Abdullah menyampaikan keputusan itu setelah berdialog dengan Mahathir di istana selama 90 menit. Sebelumnya dia juga bertemu dengan Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR), Anwar Ibrahim, dan sang istrinya yang menjabat sebagai Wakil PM Malaysia, Dr. Wan Azizah Wan Ismail untuk membahas persoalan tersebut.

Situs Free Malaysia Today hari Senin (24/2/2020) melaporkan, Kepala Sekretaris Pemerintah Malaysia, Mohamed Zuki Ali mengatakan keputusan Raja Abdullah sesuai dengan Pasal 43 (5) Undang-Undang Federal.

Jaksa Agung Malaysia, Tommy Thomas menyatakan kepala pemerintahan sementara akan dipegang oleh Mahathir.

Dilaporkan, sebanyak 26 menteri dan kepala lembaga pemerintah yang ada dalam kabinet yang dipimpin Mahathir.

Kamis, 27 Februari 2020 15:28

Pengunduran Diri Mendadak Mahathir Mohamad

 

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengudurkan diri. Perdana menteri yang berusia 95 tahun ini menyerahkan surat pengunduran diri kepada Raja Malaysia.

Menurut berbagai laporan, partai Mahathir Mohamad keluar dari koalisi berkuasa. Mahathir menjabat perdana menteri keempat Malaysia dari tahun 1981-2003 dan pada 10 Mei 2018 kembali terpilih sebagai perdana menteri ketujuh negara ini.

Pengunduran diri mendadak Mahathir dari tampuk kekuasaan yang partainya memenangkan pemilu parlemen Malaysia tahun lalu sangat sulit bagi pendukungnya dan bahkan rakyat Malaysia. Khususnya perdana menteri sebelumnya terlibat skandal korupsi dan rakyat negara ini dengan memberikan suaranya kepada partai Mahathir serta pemilihan dirinya sebagai perdana menteri tengah bermimpi negaranya kembali ke era kejayaan.

Mahathir dikenal sebagai arsitek ekonomi kontemporer Malaysia dan di empat periode perdana menteri, berhasil mengubah Malaysia menjadi negara maju di Asia Tenggara di mana model kemajuannya menjadi teladan bagi negara-negara tertinggal khususnya dunia Islam.

Mahathir Mohamad yang memenangkan pemilu parlemen tahun 2018 melalui Aliansi Pakatan Harapan yang juga melibatkan Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar Ibrahim, mencapai kesepakatan dengan Anwar bahwa setelah dua tahun ia akan menyerahkan posisi perdana menteri kepada ketua PKR dan dengan demikian kekuasaan di koalisi berkuasa Malaysia akan berubah.

Sejak beberapa bulan lalu mulai beredar desas desus penyerahan posisi perdana menteri kepada anak Mahathir atau kepada wakil ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR) di sejumlah media Malaysia. Desas desus ini sontak membuat Anwar khawatir.

Di kondisi seperti ini, Anwar beberapa waktu lalu saat jumpa pers menuding pendukung dan simpatisan Mahathir serta sejumlah anggota Partai PKR yang ia pimpin melakukan kudeta.

Maksud dari kudeta insider menurut Anwar adalah dimulainya upaya terselubung untuk mencegah dirinya menerima posisi perdana menteri dan pelanggaran kesepakatan dengan Mahathir Mohamad untuk menyerahkan tanggung jawab dua tahun setelah berkuasa.

Langkah Mahathir mengundurkan diri dari posisi perdana menteri sebelum waktu yang dijanjikan pada 10 Mei 2020, dinilai sebagai sebuah keputusan cerdik untuk mempertahankan ketenangan di antara anggota koalisi berkuasa di Malaysia serta mencegah segala bentuk tensi serta friksi di antara koalisi ini.

Mahathir yang selama hampir dua tahun memangku posisi perdana menteri Malaysia telah melakukan langkah efektif di kebijakan dalam dan luar negeri. Dengan memenuhi janjinya untuk menyerahkan kekuasaan kepada ketua Partai PKR yang menjadi sekutunya di koalisi berkuasa, ia menunjukkan bahwa ketenangan dan stabilitas Malaysia sebagai penjamin utama pembangunan dan kemajuan lebih penting dari apapun untuk arsitek ekonomi kontemporer Malaysia. 

 

Pejabat tinggi salah satu organisasi non pemerintah Arab Saudi, Rabithah Al-Alam Al-Islami/World Moslem League (WML) atau Liga Islam Dunia mengunjungi Indonesia untuk mempelajari toleransi di negara Asia tenggara ini.

Sekjen Liga Islam Dunia, Sheikh Mohammed Abdulkarim Al-Essa, menyampaikan keinginan untuk belajar toleransi kepada saat melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (26/2).

"Satu hal yang kami observasi di Indonesia ada banyak keberagaman tapi tetap mampu untuk toleran dan bersatu. Kami negara-negara Islam lainnya ingin mencontoh dari Indonesia," ujar Abdulkarim dilansir CNN Indonesia kemarin.

Ia meminta agar pemerintah Indonesia bersedia menyampaikan nilai-nilai toleransi yang selama ini dijalankan. Menurutnya, Indonesia adalah negara moderat yang pantas dicontoh negara-negara lain.

Abdulkarim didampingi Deputi Sekretaris Jenderal untuk Hubungan Internasional WML, Mohammed Saeed Almajdoui, dan Kepala Kantor Perwakilan WML di Jakarta, Fahad Mohammed Alharbi.

Sementara Jokowi didampingi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Agama Fachrul Razi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Liga Islam Dunia merupakan lembaga Islam nonpemerintah Arab Saudi yang didirikan pada tahun 1962 dan memiliki kantor di berbagai negara dunia. 

 

Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, SOHR, lembaga yang dekat dengan teroris mengabarkan, pasukan pemerintah Suriah, hari ini Kamis (27/2/2020) berhasil membebaskan seluruh wilayah selatan Provinsi Idlib.

Fars News (27/2) melaporkan, operasi militer Suriah untuk menumpas teroris dukungan Turki di selatan Provinsi Idlib, barat laut negara itu, terus berlanjut.

Menurut SOHR, pasukan pemerintah Suriah mengalami kemajuan pesat di garis selatan Rif, Idlib dan dataran tinggi Shashabu, dan Sahl Al Ghab di Rif, Hamma.

SOHR menegaskan, militer Suriah hari ini, Kamis (27/2) berhasil merebut kontrol dataran tinggi Shashabu secara penuh.

Menurut Pemantau HAM Suriah ini, militer Damaskus setelah membebaskan beberapa wilayah negara ini, hari ini, Kamis (27/2) berhasil merebut kontrol total wilayah selatan Idlib.

SOHR menandaskan, militer Suriah tiga hari lalu berhasil merebut kontrol 58 distrik dan desa di Idlib dari tangan teroris.

 

Juru bicara sayap militer Jihad Islam Palestina, Brigade Al Quds mengatakan, para pejuang Brigade Al Quds dalam pertempuran terbarunya telah mengubah distrik-distrik Zionis menjadi neraka jahanam, dan berhasil mengokohkan prinsip "pemboman dibalas pemboman", dan "darah dibalas darah".

Fars News (26/2/2020) melaporkan, minggu ini pertempuran sehari pecah antara Jihad Islam, dan rezim Zionis Israel setelah gugurnya seorang anggota Jihad Islam oleh militer Israel di perbatasan Gaza.

Jihad Islam menembakkan puluhan rudal ke wilayah pendudukan untuk membalas pembunuhan ini.

Jubir Brigade Al Quds, Abu Hamzah menambahkan, setiap langkah perlawanan, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun adalah langkah sah yang didukung rakyat Palestina, dan kami bangga bisa menyumbangkan darah untuk bangsa dan umat.

Ia menegaskan, seperti disampaikan Sekjen Jihad Islam, Ziad Al Nakhala, para pejuang Jihad Islam siap perang seperti siap menunaikan shalat.

Kepada Israel, Abu Hamzah menegaskan, jika kalian kembali, kamipun akan kembali. 

 

Dua tentara Turki kembali tewas di Provinsi Idlib, Suriah.

Seperti dikutip kantor berita IRIB, Kementerian Pertahanan Turki pada Kamis (27/2/2020) menyatakan dua tentara Turki tewas dalam serangan udara di barat laut Suriah.

Namun, Kemenhan Turki tidak memberikan penjelasan detail tentang insiden tersebut.

Beberapa media pada Rabu kemarin, mengabarkan bahwa delapan tentara Turki terluka dalam serangan artileri militer Suriah di pinggiran wilayah Idlib. Pasukan Turki juga menyerang posisi tentara Suriah di daerah itu.

Dalam beberapa hari terakhir, sedikitnya 13 tentara Turki tewas dalam pertempuran dengan pasukan Suriah di Idlib.

Militer Suriah memulai operasi pembebasan Provinsi Idlib dari kelompok teroris sejak dua bulan lalu, tapi Turki menentang langkah ini dan menduduki wilayah Suriah dengan alasan memerangi terorisme. 

 

Para pemimpin kelompok teroris di Provinsi Idlib, Suriah mengakui kekalahan telak mereka di Idlib dan Aleppo, serta tewasnya ratusan anggota mereka dalam perang melawan pasukan pemerintah Suriah.

Fars News (26/2/2020) melaporkan, sumber yang dekat dengan kelompok teroris di utara Suriah mengakui kekalahan mereka dari militer Suriah meski mendpat dukungan Turki, dan menyebut nasibnya akan seperti Daesh.

Surat kabar Al Quds Al Arabi menulis, para pengamat meyakini operasi militer Suriah di utara negara ini yang meliputi lebih dari 100 kota dan desa di Idlib dan Aleppo, telah menyebabkan kekalahan besar bagi kelompok-kelompok teroris terutama Tahrir Al Sham yang merupakan kelompok teroris paling terorganisir dari sisi militer dan logistik.

Salah satu pemimpin kelompok teroris, Qahtan Al Dimashqi menyinggung soal keruntuhan cepat Tahrir Al Sham, dan kelompok-kelompok teroris sekutunya di utara Suriah.

Menurutnya, kerja sama Rusia dan Iran dengan pasukan pemerintah Suriah dalam operasi militer di Idlib, dan terungkapnya taktik militer Tahrir Al Sham, termasuk faktor yang menyebabkan kekalahan teroris.

"Rusia mengetahui taktik yang digunakan kelompok bersenjata di Idlib, dan bagaimana cara mengalahkan mereka," pungkasnya.