کمالوندی

کمالوندی

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, mengatakan pemerintah AS berulang kali menyampaikan kalau mereka siap membantu Iran memerangi wabah virus Corona, namun pengalaman menunjukkan bahwa AS tidak dapat dipercaya.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei pada Minggu (22/3/2020) pagi, menyampaikan pidato via televisi mengenai peringatan Hari Mab'as (Pengutusan Rasulullah Saw) dan perayaan Tahun Baru Nowruz.

Mengenai statemen para pejabat AS yang mengaku siap membantu peralatan medis dan obat-obatan ke Iran, Rahbar menandaskan, "Pertama, mereka sendiri menghadapi kekurangan parah obat-obatan dan peralatan untuk merawat pasien Corona. Kedua, AS sendiri dituduh memproduksi virus Corona, ketika ada tuduhan seperti ini, bisakah orang bijak memercayai mereka?"

Rahbar menganggap para pejabat Amerika sebagai pendusta dan teroris. AS sama sekali tidak dapat dipercaya, karena mungkin saja obat yang mereka kirimkan justru akan memperparah penyebaran virus ini di Iran atau membuatnya kebal.

Ada banyak informasi yang menyebutkan bahwa AS terlibat dalam memproduksi virus Corona, setelah wabah ini menyebar luas di Cina dan kemudian Iran. Para pejabat Cina menuding AS telah memproduksi dan menyebarkan virus mematikan ini.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Robert Redfield mengatakan virus COVID-19 diidentifikasi oleh otoritas kesehatan Amerika di negara ini. Jadi, sumber utama virus ini bukanlah Cina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian via akun Twitter-nya menulis bahwa tentara AS membawa virus Corona ke Wuhan saat mengikuti Pekan Olahraga Militer Dunia pada Oktober 2019.


Setelah adanya dugaan seperti itu, Lembaga Pertahanan Sipil Iran baru-baru ini menggelar pertemuan pakar untuk membahas adanya unsur kesengajaan atas penyebaran virus Corona.

Sikap para pejabat AS mengenai wabah Corona di Iran benar-benar sebuah kemunafikan, karena di satu sisi mereka mengaku siap membantu rakyat Iran, tapi di sisi lain kebijakan tekanan maksimum AS telah merampas hak hidup dan kesehatan warga Iran sebagai prinsip pertama Hak Asasi Manusia.

Tekanan maksimum pemerintah AS ikut memperparah penyebaran virus Corona dan satu warga Iran kehilangan nyawanya setiap 10 menit. Perilaku para pejabat AS merupakan kejahatan anti-kemanusiaan dan menurut ungkapan Ayatullah Khamenei, mereka adalah teroris dan berhati batu.

Padahal virus Corona telah menyebar ke 188 negara dunia. Dengan demikian, kerja sama kolektif dan saling berbagi pengalaman medis dapat menjadi satu-satunya cara untuk mengalahkan wabah CIVID-19.

Iran dengan keahliannya di bidang medis, telah memperlihatkan kemampuannya dalam memberantas virus Corona. Protokol kesehatan Iran termasuk mobilisasi nasional untuk memerangi Corona, mendapat pengakuan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Tim medis Iran telah melakukan riset dan hampir mencapai hasil untuk memproduksi obat baru pengobatan pasien Corona. Jika masyarakat mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan dengan benar, wabah Corona akan berakhir dan jika terwujud, ini akan menunjukkan pentingnya kekuatan dunia medis, yang disebut oleh Ayatullah Khamenei sebagai salah satu instrumen kekuatan Iran.

Dari sini akan terlihat bahwa kekuatan Iran tidak hanya bertumpu pada sektor militer dan pertahanan, tapi juga kuat di bidang-bidang lain seperti bidang medis, sains, dan ekonomi. 

 

Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Sayid Hassan Nasrullah mengatakan musuh berusaha untuk menghancurkan kepercayaan rakyat Lebanon terhadap gerakan perlawanan dan pendukung setianya.

Nasrullah dalam pidato Jumat malam mengenai perkembangan terbaru di Lebanon dan kawasan mengkritik pembebasan mata-mata Zionis-Amerika Amer Al Fakhouri. 

"Sikap Hezbullah dalam masalah ini berpijak pada sikap rakyat Lebanon, dan bukan desas-desus maupun pernyataan palsu," ujar Sekjen Hizbullah Lebanon.

Nasrullah menilai pembebasan Amer Al Fakhouri dilakukan dengan intervensi AS, bahkan Washington mengancam dan melancarkan tekanan terhadap pemerintah Lebanon untuk membebaskannya.

"Amerika secara langsung mengancam sejumlah tokoh politik dan pemerintah Lebanon dengan sanksi yang akan dijatuhkan jika dia [Amer Al Fakhouri] tidak dibebaskan," tegas Sekjen Hizbullah Lebanon.

Nasrullah menilai penyerahan diri kepada AS berisiko yang akan membuka jalan bagi lebih banyak intervensi AS terhadap Lebanon di masa depan.

Al-Fakhouri adalah warga negara Lebanon-Amerika yang ditangkap pada September tahun lalu setelah kembali dari Amerika Serikat.

Dia adalah komandan militer di penjara al-Khayyam di Lebanon selatan ketika daerah itu diduduki rezim Zionis.

Pengadilan militer Lebanon hari Senin mengeluarkan vonis bebas bagi Amer Elias Al Fakhouri, sehingga keputusan bersalah yang telah dikeluarkan sebelumnya dibatalkan.

Pada tahun 2000, Amer al-Fakhouri menerima paspor Israel dan kemudian melakukan perjalanan ke Amerika Serikat hingga mendapat kewarganegaraannya.

 

Komite Rakyat untuk Pencabutan Blokade Jalur Gaza menyerukan dukungan publik dunia supaya bertindak mencabut sanksi yang telah berjalan selama 14 tahun di Gaza di tengah ancaman penyebaran Covid-19.

Jamal al-Khadri, ketua Komite Rakyat untuk Pencabutan Blokade Jalur Gaza dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (20/3/2020) mengatakan bahwa Amerika Serikat dan rezim Zionis harus menghentikan tindakan lalim mereka terhadap Badan Bantuan PBB Urusan Pengungsi Palestina, UNRWA.

"[Selain itu] negara-negara lain harus mematuhi kewajiban finansial mereka  terhadap UNRWA dan mengizinkan Gaza menerima bantuan keuangan dan medis untuk melawan corona," tegasnya.

Jalur Gaza tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menangani Covid-19, dan 50 persen obat-obatan maupun peralatan medis yang dibutuhkan tidak tersedia.

Jamal al-Khadri juga menegaskan urgensi peningkatan dukungan ekonomi dan keuangan dari lembaga internasional dan  masyarakat dunia  terhadap orang-orang Palestina di Jalur Gaza.

Saat ini, jumlah orang Palestina yang terinfeksi virus corona telah mencapai 48 orang.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Rezim Zionis Israel mengumumkan kematian orang pertama penderita Covid-19 di wilayah pendudukan, dan mengatakan sejauh ini, 529 orang positif terinfeksi virus corona.(

Minggu, 22 Maret 2020 14:24

Corona Tiba di Jalur Gaza

 

Dua warga Jalur Gaza dan sedikitnya empat tawanan Palestina di penjara rezim Zionis Israel dilaporkan terinfeksi virus Corona.

Seperti dilaporkan FNA, Departemen Kesehatan Gaza Ahad (22/03) dini hari mengumumkan, dua warga Gaza yang berkunjung ke Pakistan dua pekan lalu setelah kembali dinyatakan positif Corona.

Depkes Gaza juga mengumumkan masjid, restoran dan seluruh pusat perkumpulan publik di Gaza ditutup sementara.

Sekaitan dengan ini Komunitas Tahanan Palestina menyatakan, sedikitnya empat tawanan Palestina di penjara-penjara Israel terinfeksi virus Corona.

Menurut sumber ini, virus tersebut ditularkan oleh seorang tahanan dan ketika prores interogasi kepada tahanan di penjara Megiddo.

Berdasarkan statistik terbaru, sampai saat ini lebih dari 308 ribu orang di dunia terinfeksi Corona dan di antaranya lebih dari 13 ribu meninggal dunia serta sekitar 96 robu berhasil sembuh. 

 

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengumumkan, rezim Zionis Israel memanfaatkan penyebaran virus Corona untuk merealisasikan ambisinya di bumi pendudukan.

Seperti ditulis laman Elnashra, PLO menjelaskan, Israel memanfaatkan kesibukan berbagai negara melawan Corona sebagai peluang untuk memperluas distrik Zionis dan pemisahan Quds dari wilayah lain.

Menurut keterangan PLO, Israel baru-baru ini melaksanakan sebuah rencana yang hasilnya adalah proyek pembangunan distrik Zionis di wilayah utara Tepi Barat semakin luas.

Sejumlah media beberapa hari lalu mengkonfirmasi bahwa Israel mulai Ahad (22/03) berencana memisahkan secara total sejumlah wilayah Quds dari Tepi Barat dan tidak mengijinkan warga Quds memiliki identitas Israel dan mereka yang tinggal di balik tembok pemisah dimasukkan ke kota dan juga warga Quds tidak dijinkan pergi ke wilayah Otorita Ramallah.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatulalh al-Udzma Sayid Ali Khamenei seraya menekankan abhwa Amerika tidak dapat dipercaya mengingatkan, "Di saat AS didakwa sebagai pembuat virus Corona, manusia berakal mana yang bersedia menerima bantuan negara ini."

Ayatullah Khamenei Ahad (22/03) di pidatonya yang disiarkan secara langsung di televisi seraya mengisyaratkan statemen berunag sejumlah petinggi AS terkait kesiapan Washington mengirim bantuan obat-obatan dan pengobatan jika Iran meminta, menjelaskan, "Ucapan AS termasuk statemen paling aneh, karena mereka sendiri mengalami kelangkaan obat-obatan dan peralatan pencegahan Corona, serta sejumlah pejabat negara ini secara transparan menyebut kelangkaan ini mengerikan. Oleh karena itu, jika mereka memiliki fasilitas, maka mereka seharusnya dapat memenuhi kebutuhan warganya sendiri."

Seraya menjelaskan bahwa statemen AS tidak dapat diterima, Rahbar menambahkan, "Bisa jadi AS mengirim obat-obatan supaya virus di Iran semakin menyebar dan bertahan lama, atau bahkan mereka bisa jadi mengirim tim medis sehingga menyaksikan bagaimana dampak virus yang disebutkan sebagian darinya hanya diproduksi khusus untuk Iran dan mereka menyempurnakan datanya serta permusuhannya terhadap Iran semakin besar."

Rahbar lebih lanjut menekankan bahwa jika kesabaran dan ketekunan disertai dengan akal, kebijaksanaan serta konsultasi maka kemenangan sebuah kepastian. "Bersabar berarti tidak menyerah, tidak lemah dan tidak ragu, dengan keberanian dan kebijaksanaan akan mampu membendung musuh dan mengalahkannya," papar Ayatullah Khamenei.

Seraya mengingatkan pengalaman 40 tahun dan kapasitas besar nasional dalam melawan seluruh kendala dan kesulitan, kepada banga Iran Rahbar menekankan, "Kapasitan nasional sangat besar, tapi yang terpenting adalah pejabat mengidentifikasi kapasitas ini dan memanfaatkan pemuda, mukmin dan memiliki motivasi serta taat agama di semua sektor."

Ayatullah Khamenei kembali merekomendasikan seluruh rakyat secara serius dan menjalankan imbauan petugas Staf Nasional Anti Corona dan mengharapkan semoga Allah Swt secepatnya menghapus bala ini dari bangsa Iran, muslim dan seluruh umat manusia.

 

Seorang guru TK mengatakan kepada murid-murid di kelasnya bahwa dia ingin melakukan sebuah permainan dengan mereka. Guru tersebut mengatakan kepada murid-muridnya agar mereka masing-masing membawa kantong plastik dan mengisinya dengan kentang sebanyak hitungan orang-orang yang mereka tidak menyukainya dan membawanya ke sekolah.

Keesokan harinya anak-anak datang ke sekolah dengan membawa kantong plastik. Didalam plastik ada yang mengisi dengan dua kentang, tiga dan sebagian lain berisi lima kentang. Guru menyuruh anak-anak untuk membawa tas plastik selama seminggu ke mana pun mereka pergi.

Hari-hari berlalu seperti itu, dan akhirnya satu persatu anak-anak mulai mengeluhkan bau kentang busuk yang tidak sedap. Selain itu, mereka yang memiliki lebih banyak kentang dalam plastic sudah merasa capek membawa beban berat ini.

Setelah seminggu, permainan akhirnya berakhir, dan anak-anak merasa lega. Guru bertanya kepada anak-anak, “Bagaimana rasanya membawa kentang bersamamu selama seminggu?” Anak-anak mengeluh bahwa mereka harus membawa kentang bau dan berat ke manapun mereka pergi. Saat itulah, guru tersebut menjelaskan kepada anak-anak tentang tujuan utama permainan itu dengan berkata “Ini sama halnya jika kalian terus memendam kebencian terhadap orang-orang yang tidak kalian sukai di hati kalian dan membawanya kemanapun. Bau busuk kebencian dan dendam akan merusak hati kalian dan kalian membawanya kemanapun. Sekarang Kalian tidak tahan dengan bau kentang selama seminggu terus bagaimana kalian ingin menanggung bau busuk sepanjang hidup kalian? Jadi, selalu usahakan untuk tidak memendam dendam terhadap seseorang, melainkan lebih baik memikirkan kebaikan seseorang daripada membencinya.”

Sabtu, 14 Maret 2020 18:24

Hidup di Dunia Ini Hanyalah Sementara

 

Alkisah, seorang pelancong  pergi ke sebuah desa untuk mengunjungi seorang Zahid yang terkenal dan dia melihat bahwa Zahid tinggal di sebuah ruangan yang sederhana.

Ruangan itu penuh dengan buku, dan selain itu hanya meja dan bangku. Dia bertanya: “Di mana peralatan rumah Anda?”

Zahid berbalik bertanya: “Di mana peralatanmu?” Pelancong itu berkata: “Saya adalah seorang  pelancong di sini.”

Zahid berkata, “Saya juga.”

Sabtu, 14 Maret 2020 18:21

Pentingnya Do’a Seorang Ibu

 

Alkisah, seorang Arif besar bernama Bayazid Bastami ditanya: “Bagaimana Anda memperoleh kedudukan yang agung ini? Pada suatu malam, ibuku meminta air kepadaku. Aku lihat disekeliling tidak ada air di rumah. Kemudian aku mengambil kendi air dan pergi ke mata air untuk aku bawa ke rumah. Ketika aku kembali, ibuku telah tertidur. Akhirnya aku berkata kepada diri sendiri, “Jika aku bangunkan, aku akan merasa bersalah, lalu aku berdiri menunggu sampai ibu terbangun. Saat fajar, dia bangun dari tidurnya dan bertanya, “Kenapa kamu berdiri?” lalu Aku menceritakannya. Dia berdiri untuk melakukan sholat, dan setelah menunaikan sholat, dia berdoa dan berkata: “Ya Tuhan! Sebagaimana Engkau menjadikan anak ini hebat dan penuh kasih, maka jadikanlah dia pula hebat dan dicintai di tengah manusia.”

Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa mendapatkan keridhoaan seorang ibu dapat membawa seseorang ke kedudukan spritual yang tinggi. Seperti tokoh sufi tersohor Bayazid Busthami yang tak asing lagi bagi para penimba ilmu tasawuf khususnya tasawuf falsafi.

Bayazid Busthami wafat sekitar tahun 261 H. Ia dikenal sebagai sufi pertama yang membawa ajaran al-fana, al-baqa dan al -ttihad, yakni suatu ajaran yang mengenal paham meniadakan diri (jasmani), yang mana kesadaran ruhani merupakan hal yang kekal saat bersatu dengan-Nya.

 

 

Suatu hari Socrates melihat seorang pria yang sangat bersedih. Dia pun bertanya padanya penyebab kesedihannya. Orang tersebut menjawab: “Di tengah perjalanan kesini  saya melihat salah satu kenalan saya. Saya sapa dia tapi dia tidak menjawab dan pergi begitu saja dengan tanpa menghiraukan saja dan kelihatan sangat sombong.”

Socrates bertanya: “Lantas, mengapa kamu begitu kesal?”

Pria itu menjawab keheranan: “Sudah jelas perilaku seperti itu membuat kesal semua orang.”

Socrates bertanya: “Jika kamu melihat seseorang di jalan, dia terjatuh ke tanah dan kesakitan karena lukannya, Apakah kamu akan tersinggung dan marah padanya?”

Pria itu menjawab: “Sudah pasti saya tidak akan pernah marah, orang tidak akan marah atau tersinggung atas sakitnya seseorang.”

Socrates bertanya: “Lantas bagaimana perasaan kamu dan apa yang akan kamu lakukan terhadap orang tersebut?”

Pria itu menjawab: “Saya merasa kasihan dan akan mencoba mengobatinya atau membawanya ke dokter.”

Socrates mengatakan: “Kamu melakukan semua ini karena kamu mengetahui kalau dia sakit, jadi bukankah orang yang perangainya buruk itu jiwanya sedang sakit?

Penyakit intelektual dan mental disebut ‘kelalaian’, dan terhadap orang yang berperangai buruk dan lalai kamu harus kasihan dan menolongnya bukannya kesal dan marah atas perilakunya.

Jadi janganlah kamu kesal dan dendam kepada siapapun!

Ketahuilah bahwa setiap kali seseorang berperilaku buruk, saat itulah dia sakit.”