کمالوندی

کمالوندی

Profesor bidang manajemen kebijakan, Universitas Keio, Jepang yang bekerja di Woodrow Wilson International Center for Scholars, Washington, Amerika Serikat menilai tujuan lawatan Perdana Menteri Jepang ke Iran adalah untuk meyakinkan Iran dan Amerika agar memulai dialog guna menyelesaikan konflik serta menurunkan ketegangan.

Surat kabar Cina, The Global Times, Kamis (13/6/2019) melaporkan, Profesor Toshihiro Nakayama mengatakan, kunjungan PM Jepang, Abe Shinzo ke Iran adalah sebuah langkah berani karena Jepang dari satu sisi merupakan sekutu keamanan Amerika, di sisi lain menjalin hubungan yang baik dengan Iran, oleh karena itu Tokyo bisa memainkan peran penting menurunkan ketegangan dua negara.

Ia menambahkan, bagi Jepang, kawasan Asia Barat (Timur Tengah) dan stabilitas serta keamanannya sangat penting, pasalnya sebagian besar kebutuhan energi negara itu dipasok dari wilayah ini.

Sementara itu Direktur Penelitian Luar Negeri dan Keamanan Nasional di Institut Canon untuk Studi Global sekaligus Profesor Tamu di Universitas Ritsumeikan, Jepang, Kunihiko Miyake mengatakan, PM Jepang akan melakukan apapun agar Iran dan Amerika mau berdialog dan berunding. 

Juru bicara gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas meminta Liga Arab agar memerintahkan anggota untuk tidak hadir dalam konferensi ekonomi Bahrain yang diselenggarakan dalam kerangka proyek Amerika Serikat, "Kesepakatan Abad".

Kantor berita Sputnik (13/6/2019) melaporkan, Jubir Hamas, Hazem Qasim mengatakan, ikut serta dalam konferensi ekonomi Bahrain bertolak belakang dengan keputusan dan kebijakan Liga Arab terkait Palestina.

Menurut Hazem Qasim, penolakan beberapa negara Arab untuk menghadiri konferensi ekonomi Bahrain menjadi bukti bahwa mereka masih menjaga komitmen pada identitas Arab dan nasional terkait masalah Palestina sebagai masalah utama bangsa Arab.

Konferensi ekonomi Bahrain rencananya akan diselenggarakan di Manama pada 25-26 Juni 2019 untuk menarik investasi di wilayah pendudukan dengan dalih memperbaiki kondisi ekonomi rakyat Palestina.

 

Hari Jilbab Sedunia, yang dimulai pada 2013 untuk mendorong perempuan dari semua agama dan latar belakang untuk mengenakan jilbab dalam mendukung perempuan Muslim, dirayakan pada Jumat.

Pada 2017, Hari Hijab Sedunia menjadi organisasi nirlaba, dengan misi untuk memerangi diskriminasi terhadap perempuan Muslim melalui kesadaran dan pendidikan.

Menurut pernyataan dari LSM pendiri acara tahunan itu, moto untuk Hari Hijab Sedunia (WHD) 2019 adalah "Mematahkan Stereotip, Menghapuskan Batas" dengan mengusung tagar #FreeInHijab.

"#FreeInHijab adalah tagar yang sangat dibutuhkan untuk situasi global kita saat ini, di mana perempuan berjilbab diberi label oleh media sebagai kaum tertindas dan secara simbolis dipenjara," kata Nazma Khan kepada Anadolu Agency dalam wawancara eksklusif menjelang peluncuran kampanye.

Sementara itu, ribuan perempuan memakai hijab selama Bulan Suci Ramadhan untuk meningkatkan kesadaran mengenai penutup kepala buat perempuan dan mendidik orang mengenai memerangi Islamfobia, kata pendiri World Hijab Day Organization.

Dari Belarusia, Brazil, Kanada, Jerman, Malaysia, Selandia Baru, Inggris sampai AS dan di belahan lain dunia, perempuan ikut dalam Tantangan Ramadan kelompok tersebut untuk tahun kedua berturut-turut, kata Nazma Khan kepada Kantor Berita Turki, Anadolu.

"Dengan mengundang perempuan dari berbagai kepercayaan dan latar-belakang untuk memakai hijab, itu menormalkan hijab," katanya. "Jadi, itu tidak lagi menjadi sesuatu yang tetap 'tak diketahui' yang sebagian orang mungkin tak takut atau memandangnya sebagai ancaman."

Tapi sebagian perempuan telah sangat terinspirasi sehingga mereka telah menerima tantangan itu dan bahkan bertindak lebih jauh dan memutuskan untuk berpuasa selama 29 atau 30 hari sebagaimana diwajibkan dalam Agama Islam.

Menggunakan hijab
"Buat saya, ikut dalam tantangan memakai hijab selama 30 hari dan berpuasa adalah sebelum kita menilai seseorang kita harus memahami proses berpikir, tantangan dan pengalamannya," kata Duta Besar Hari Hijab Dunia Ashley Pearson kepada Anadolu yang dikutip Parstoday dari Antara, Senin (03/06).

"Saya ingin mempelajari bagaimana rasanya buat orang lain dan memahami apa yang mereka hadapi," kata Pearson, yang tinggal di Arkansas.

Pearson bahkan datang ke satu masjid lokal dan berteman. Ia bergabung dengan mereka selama berbuka puasa, atau iftar, dan menikmati mempelajari kebudayaan Islam.

"Saya puasa selama Tantangan Ramadan, dan sejauh ini saya kira itu baik buat saya," kata Pearson pada hari ke-15 Ramadan.

"Itu mungkin menjadi agak sulit, tapi itu dapat benar-benar mengajarkan kamu disiplin diri sendiri."

"Banyak perempuan mengeluh bahwa ini penindasan, tapi saya tidak setuju sepenuhnya. Saya memandang hijab sebagai kebebasan, pembebasan," kata Siobhan Welch.

"Saya memiliki kendali mengenai siapa yang memandang saya, berapa sering mereka melihat saya. Saya memiliki kekuasaan atas tubuh saya, bukan orang lain."

"Berhenti dan berpikir sebentar sebelum kamu menghakimi saya," kata perempuan yang berusia 47 tahun tersebut kepada Anadolu Agency. "Saya telah memakai hijab setiap hari selama lebih (dari empat) tahun sekarang. Ini bukan cuma perintah agama, sebab itu diharuskan oleh agama saya. Tapi saya merasa bahwa melakukannya memperlihatkan penghormatan, cinta, kerendahan hati di hadapan Tuhan."

Sania Rukhsar Zaheerudin, mahasiswi Muslimah medis yang berusia 25 tahun yang biasanya tidak memakai hijab, ikut dalam tantangan itu dan memandangnya dengan cara yang persis sama.

"Di dunia tempat Islamphobia ada, ini seperti alat kekuatan buat perempuan Muslimah. Ini membantu kita menjadi lebih yakin, memberi kita pendapat secara global, menghilangkan ketakutan tidak diterima di masyarakat," katanya.

"Perempuan Muslimah kadangkala diproyeksikan sebagai tertindas, tertekan dan direndahkan oleh dunia zaman modern. Dan karena konsep Islamphobia menyebar seperti kebakaran hutan, penting buat kita, perempuan Muslimah, merasa sama dengan yang lain," ia menambahkan.

 

Di tengah berbagai kegagalannya menghadapi gerakan perlawanan Palestina, rezim Zionis Israel meningkatkan aksi penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa selama beberapa bulan terakhir.

Lebih dari 1.200 orang pemukim Zionis dengan bantuan tentara Israel selama beberapa hari terakhir memasuki Masjid Al-Aqsa. Tindakan ini memicu perlawanan dari orang-orang Palestina yang hendak menunaikan shalat di tempat suci itu. 

Polisi Israel menyerang warga Palestina dengan gas air mata dan peluru plastik, yang melukai setidaknya 45 warga Palestina.

Para analis politik menyoroti eskalasi penyerbuan pemukim Zionis ke masjid Al-Aqsa yang dipandang penting, karena beberapa faktor. Pertama, penyerbuan pemukim Zionis ke masjid Al-Aqsa tersebut mengalami tren kenaikan yang signifikan selama beberapa bulan terakhir.

Pada bulan Maret 2019, lebih dari 2.000 pemukiman Zionis menyerbu masjid Al Aqsa. Serangan itu dilakukan dengan dukungan militer Israel. Oleh karena itu, serangan terhadap masjid al-Aqsa bukanlah tindakan spontan oleh para pemukim distrik Zionis saja, tetapi tindakan terencana dan terarah dengan komando Tel Aviv.

 

orang-orang Palestina yang akan menunaikan shalat berjamaah di masjid Al Aqsa
Kedua, serangan terhadap masjid al-Aqsa adalah pelanggaran yang jelas terhadap hak beragama dan beribadah orang-orang Palestina yang memanfaatkan bulan suci Ramadhan untuk beribadah di masjid Al-Aqsa. 

Ketiga, serangan baru-baru ini terhadap masjid al-Aqsa dilakukan di saat rezim Zionis tidak diperbolehkan memberikan izin bagi pemukim distrik Zionis untuk memasuki masjid al-Aqsa selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan berdasarkan perjanjian yang disepakati gena kubu Palestina.

Tapi faktanya, perjanjian tersebut dilanggar tahun ini yang menyebabkan konflik antara jamaah Palestina dan tentara Israel.

Situs berita France 24 melaporkan, konflik dimulai ketika Israel melanggar perjanjian untuk melarang non-Muslim memasuki masjid al-Aqsa selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan, dan mereka mencoba memasuki tempat suci umta Islam itu dengan dukungan tentara Israel..

Sementara itu, Kepala Masjid al-Aqsa Sheikh Omar al-Kaswani juga mengatakan bahwa rezim Zionis telah melanggar perjanjian antara kedua belah pihak dengan mengizinkan pemukim Zionis memasuki masjid al-Aqsa. 

Poin terakhir adalah bahwa komunitas internasional terutama negara yang selama ini mengklaim sebagai pengusung hak asasi manusia bersikap pasif dalam menyikapi penistaan terhadap masjid al-Aqsa oleh Zionis, sebagaimana ketidakperdulian mereka terhadap berlanjutnya kejahatan yang dilakukan rezim Zionis terhadap Palestina.

Sikap pasif publik internasional mendorong rezim Zionis secara arogan melanjutkan kejahatannya terhadap Palestina.

 

Imam Khomeini sebelum wafat 30 tahun lalu, dan ranjang serta peralatan lain di ruangan yang ditempati oleh Bapak Pendiri Republik Islam Iran ini di rumah sakit jantung, Jamaran Tehran.

Selain menunaikan shalat, Imam Khomeini sangat mengutamakan membaca al-Quran meskipun kondisi fisiknya tidak memadai. Bahkan menjelang akhir hayatnya beliau masih menyempatkan untuk membaca al-Quran.

 Ranjang, al-Quran, tongkat dan beberapa peralatan medis di ruangan tempat Imam Khomeini dirawat di rumah sakit jantung Jamaran Tehran.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Selasa sore (04/06) di depan warga yang hadir di komplek makam Imam Khomeini menyebut rahasia pesona menakjubkan Imam adalah spesifikasi kepribadian dan berkah Ilahi yang dimilikinya.

Seraya menjelaskan dimensi dan komponen jalan serta logika muqawama sebagai pelajaran besar Imam bagi rakyat dan pejabat, Rahbar menegaskan, ideologi dan jalan ini setiap hari semakin mempesona bangsa dunia.

Haul Imam Khomeini ke-30
 

Menurut laporan kantor penerangan Rahbar, Ayatullah Khamenei menerima keputusan besar di percakapan ke-30 haul Imam Khomeini dan pawai akbar warga di hari ini.

 

"Hari Quds sedunia digelar di lebih dari 100 negara dunia baik dengan pawai juga acara lainnya, dan ini menunjukkan 40 tahun setelah langkah Imam Khomeini menentukan hari Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai hari Quds sedunia, pengaruh dan daya terik dia tetap menggerakkan berbagai bangsa," tambah Rahbar.

 

Ayatullah Khamenei menilai alasan sambutan bangsa dunia atas jalan Imam Khomeini yakni muqawama adalah daya tarik esensial jalan ini. “Di proses ini, Republik Islam Iran tidak pernah memaksakan kepada bangsa lain, sama seperti penyelenggaraan acara atau pawai hari Quds sedunia tahun ini di lebih dari 100 negara dunia juga digelar atas pilihan bangsa itu sendiri,” tambah Rahbar.

 

Rahbar menyebut muqawama sebagai kalimat umum dan diterima seluruh bangsa di Asia Barat dan mengingatkan, namun begitu sejumlah pihak tidak berani terlibat di lapangan, tapi ada juga yang dengan berani masuk ke medan.

 

Ayatullah Khamenei juga menyebut front muqawama saat ini semakin kuat dan menambahkan, kekalahan Amerika di Lebanon, Irak, Suriah dan Palestina mewakili kekuatan front muqawama.

 

Seraya mengisyaratkan data resmi yang mengindikasikan anjloknya ekonomi Amerika dan menurunnya pengaruh Washington di ekonomi global, Rahbar mengingatkan, kekuatan Amerika di bidang politik juga menurun di mana pemilihan sosok dengan karakteristik Donald Trump merupakan indikasi paling nyata dan terbaik bagi menurunnya politik Amerika.

 

“Penyerahan nasib lebih dari 300 juta warga Amerika kepada sosok yang sangat diragukan atas keseimbangan pikiran, kejiwaan dan moral merupakan bukti nyata bagi kemunduran politik dan moral Amerika,” papar Rahbar.

 

Rahbar juga menyebutkan alasan lain dari dekadensi moral pemerintah Amerika adalah dukungan pemerintah ini terhadap kejahatan rezim Zionis Israel di bumi pendudukan dan dukungannya atas kejahatan sejumlah pemerintah di Yaman serta pembantaian rakyat negara ini.

 

"Di bidang sosial, Amerika juga membahas soal pertambahan termasuk angka kemenangan, kriminalitas, mengatasi, kecanduan dan kekerasan, mana mana dalam kondisi seperti ini Presiden Amerika Serikat di luarnya tampak berbelas kasihan kepada bangsa Iran dan berharap bantuan mereka, juga harus dipertanyakan, pergilah Jika kamu mampu menyelesaikan kesulitanmu sendiri, ”tegas Rahbar. 

Jumat, 31 Mei 2019 19:22

Mengejar Berkah Ramadhan (26)

 

Karena Lailatul Qadr merupakan rahasia besar dan nasib manusia selama setahun ditentukan sesuai dengan kelayakan setiap manusia, maka sebisa mungkin manusia tidak tidur di malam tersebut dan mengisinya dengan istighfar dan taubat serta bermunajat. Ketika manusia mengisi malam Lailatul Qadr dengan cara seperti ini menghadap Allah Swt, dengan sendirinya kelayakan dirinya menjadi lebih baik dihadapan Allah.

Salah satu peristiwa penting di bulan Ramadhan adalah Lailatul Qadr yang memiliki derajat yang agung. Penurunan al-Quran dan begitu juga turunnya para malaikat serta penulisan takdir manusia terjadi di malam Lailatul Qadr. Kekhususan malam-malam Lailatul Qadr membuat orang-orang Mukmin yang berpuasa di siang hari juga berusaha tidak tidur di malam hari untuk beribadah, berdoa, bermunajat dan bertaubat dihadapan Allah untuk mendekatkan dirinya lewat jalur cahaya dan rahmat ilahi, sehingga dapat memanfaatkan keutamaan-keutamaan khusus yang ada di malam Lailatul Qadr.

Amalan di malam Laitul Qadr
Setelah melewati 26 hari dari bulan Ramadhan, salah satu malam yang penting dan menambah keutamaan bulan ini adalah malam ke-27. Dalam banyak riwayat terkait malam ini ada sejumlah amalan yang sama dengan malam-malam Lailaut Qadr. Dalam riwayat Ahli Sunnah disebutkan bahwa malam ke-27 dari bulan Ramadhan adalah Lailatul Qadr. Kemungkinan malam ini adalah Lailatul Qadr lebih dari malam-malam yang lain dan sangat ditekankan. Ada sejumlah amalan khusus dan ditekankan malam Lailatul Qadr di antara Ahli Sunnah, dan secara khusus malam dua puluh tujuh bulan Ramadhan.

Surah al-Qadr dalam al-Quran dengan tegas menyinggung keagungan malam Lailatul Qadr. Surah al-Qadr memiliki 5 ayat dan Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

Allamah Thabathabai dalam tafsirnya menulis, "Mengapa malam ini disebut Lailatul Qadr disebut Qadr atau ukuran dan takdir, dikarenakan semua takdir manusia dalam setahun ditentukan di malam tersebut. Bukti pemahaman ini dapat diketahui dari surat al-Dukhan ayat 3-4, dimana Allah Swt berfirman, 'Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Di malam itu ditentukan semua ketentuan manusia selama setahun, dimana rezeki, umur danurusan lain ditentukan di malam Lailatul Qadr."

Sekarang, mungkin terbentuk pertanyaan di benak manusia, ketika takdir selama setahun telah ditentukan di malam Lailatul Qadr, apakah manusia sudah tidak memiliki ikhtiar lagi? Dalam menjawab pertanyaan ini harus dikatakan bahwa manusia dengan bantuan kekuatan akal dan hidayah para nabi serta kitab-kitab Samawi dapat melangkah di jalan yang lurus dan meraih kebahagiaan. Manusia dengan bantuan akal dapat memilih jalur gerakannya. Manusia lah yang memilih untuk berjalan di jalur kebusukan atau syahwat dan atau mengambil langkah di jalan spiritual.

Allamah Thabathabai dalam menjelaskan takdir manusia di malam Lailatul Qadr mengatakan, "Masalah ini tidak bertentangan dengan kebebasan kehendak manusia dan masalah ikhtiar. Karena takdir ilahi akan diterapkan kepada manusia lewat para malaikat sesuai dengan kelayakan setiap manusia dan tingkat keimanan, ketakwaan, niat dan perbuatannya. Yakni, bagi setiap orang akan ditetapkan sesuai dengan kelayakannya. Atau dengan ungkapan lain, sarananya telah disiapkan oleh setiap orang. Ini bukan saja tidak bertentangan dengan ikhtiar, tapi justru menekankan ikhtiar manusia."

Disebutkan bahwa kemungkinan Lailatul Qadr ada pada hari-hari di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan banyak yang menekakan di malam ke-23. Namun malam ke-19, 23 dan 27 juga memiliki kemungkinan seperti yang telah disebutkan dalam riwayat dan memiliki amalam khusus Lailatul Qadr. Malam Lailatul Qadr dikarenakan memiliki keagungan luar biasa dan lebih mulia dari seribu bulan serta takdir manusia ditentukan di malam tersebut, namanya adalah Qadr atau ketentuan. Malam ini lebih mulia dari seribu bulan dikarenakan ibadah dan mengisi malam itu dengan berbagai amalan. Yakni harus tidak tidur dan beribadah. Keutamaan beribadah di malam ini dapat ditemukan dengan banyak dalam riwayat-riwayat Syiah dan Ahli Sunnah. Allamah Thabathabai meyakini bahwa selain keutamaan dan keagungan malam ini, al-Quran juga di turunkan di malam ini dan diturunkannya berkah dan rahmat ilahi di malam ini yang menyebabkannya lebih mulia dari seribu bulan.

Membaca al-Quran di bulan Ramadhan
Tidak tidur di malam Lailatul Qadr dan mengisinya dengan ibadah merupakan masalah penting yang tidak boleh dilalaikan. Karena Lailatul Qadr merupakan rahasia besar dan nasib manusia selama setahun ditentukan sesuai dengan kelayakan setiap manusia, maka sebisa mungkin manusia tidak tidur di malam tersebut dan mengisinya dengan istighfar dan taubat serta bermunajat. Ketika manusia mengisi malam Lailatul Qadr dengan cara seperti ini menghadap Allah Swt, dengan sendirinya kelayakan dirinya menjadi lebih baik dihadapan Allah. Di saat-saat ketika takdir kita ditentukan, jangan sampai manusia tertidur, lalai dan tidak tahu apa-apa!

Dalam ayat terakhir surah al-Qadr kita membaca, "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

Allamah Thabathabai dalam hal ini menulis, "Kata Salam berarti tidak memiliki hama lahiriah dan batiniah. Dan kalimat "Salamun hiya ..." menyebutkan bahwa perhatian Allah Swt, dimana rahmat-Nya meliputi seluruh hamba, hanya akan menghampiri orang yang juga menginginkan-Nya."

Sebagian ahli tafsir juga mengatakan, yang dimaksud dengan kata "Salam" adalah di malam Lailatul Qadr para malaikat akan melewati setiap orang mukmin yang tengah beribadah dan mengucapkan salam kepada mereka. Sesuai dengan sebagian riwayat disebutkan bahwa setan di bulan Ramadhan diborgol dan dengan demikian malam itu menjadi malam yang penuh keselamatan.

Betapa indahnya ketika manusia di malam penuh cahaya ini tetap terjaga dan sampai dapat mendengar salam dari para malaikat dengan telinganya sendiri. Malam yang penuh dengan cahaya, rahbar, kebaikan, berkah, keselamatan dan kebahagiaan serta luar biasa dari segala aspek.

Menghidupkan malam ke-27 memiliki keutamaan dan malam kedua puluh tujuh memiliki keagungan dan amalan khusus. Dalam doa hari ke-27 bulan Ramadhan kita membaca "Allahummarzuqnii Fiihi Fadhla Lailatil Qadr Wa Shayyir Umuuri Fiihi Minal ‘Usri Ilal Yusri Waqbal Ma'aadziirii Wa Huttha ‘Anniiyadzdzamba Wal Wizra Yaa Rauufan Bi'ibaadihis Shaalihiina" yang berarti, Ya Allah...Rezekikanlah kepadaku keutamaan Lailatul Qadr. Ubahlah perkara-perkaraku yang sulit menjadi mudah. Terimalah permintaan maafku. Hapuskanlah dosa dan kesalahanku. Wahai Yang Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya yang saleh.

Ayatullah Mojtahedi Tehrani ketika mengomentari doa ini menyinggung ungkapan Allahumma urzuqni fihi fadhla lailata al-qadr yang berarti Ya Allah, rezekikanlah kepadaku keutamaan Lailatul Qadr mengatakan, "Doa ini memberikan kemungkinan bahwa malam ke-27 bulan Ramadhan juga termasuk Lailatul Qadr.

Di malam ke-27, selain sejumlah amalan khusus Lailatul Qadr ada shalat yang direkomendasikan oleh Imam Ali as. Merujuk shalat ini, Imam Ali as berkata, "Barangsiapa yang melaksanakan shalat empat rakaat di malam ke-27 bulan Ramadhan dengan cara; surah al-Fatihah dan al-Mulk yang masing-masing dibaca satu kali dan bila tidak hapal surah al-Mulk dan tidak dapat membacanya, maka dapat diganti dengan membaca surah al-Ikhlas sebanyak 25 kali, maka Allah Swt akan mengampuninya dan kedua orang tuanya."

Dalam kondisi lahiriah dan batiniah Imam Zainal Abidin disebutkan bahwa ketika tiba malam ke-27 bulan Ramadhan, beliau berdoa hingga sampai Subuh, "Allahumma urzuqni al-tajafi an dar al-ghurur wa al-inabah ila dar al-khulud wa al-isti'dadi lilmauti qabla hulul al-faut yang berarti Ya Allah, beri aku rezeki menjauhi rumah kesombongan dan kembali ke rumah abadi dan kesiapan untuk menghadapi kematian."

Berdoa dan bermunajat di malam bulan Ramadhan
Profesor Mahdi Tayyib dalam mengomentari bagian dari doa Imam Sajjad as ini yang meminta kesiapan dalam menghadapi kematian mengatakan, "Maut berbeda dengan Faut. Maut berarti memutuskan kecenderungan akan dunia dan memutuskan dari dunia, sementara Faut adalah kematian dengan terpisahnya ruh dari badan. Maut adalah memutuskan kecenderungan akan dunia dan tidak menginginkan sesuatu yang tidak abadi ini. Cara pandang kepada dunia dan mencuci hati dari cinta dunia. Ya Allah, beri kami kesiapan menghadapi Maut seperti hal-hal yang membuat kami lalai akan mati ketika Faut tiba menghampiri manusia. Mereka yang lalai tidak akan meraih Maut yang terpaksa, yakni selama hidup hatinya tidak untuk mencintai dunia. Sementara ada sejumlah kecil manusia yang memahami keburukan dunia dan keluar dari dekapannya. Mereka ketika masih hidup telah mencuci hatinya dari cinta dunia dan meraih Maut.

Kita juga mengharap dari Allah Swt agar mengeluarkan kecenderungan akan dunia dari hati kita dan menggantikannya dengan kecintaan kepada Allah.

Jumat, 31 Mei 2019 19:21

Mengejar Berkah Ramadhan (25)

 

Peringatan Hari Quds Sedunia 2019 akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ada banyak transformasi yang terjadi selama satu tahun terakhir. Zionis di bawah dukungan mutlak Presiden AS Donald Trump memfokuskan upayanya untuk meresmikan pendudukan dan agresi 70 tahun mereka di bumi Palestina melalui Kesepakatan Abad.

Pemerintah Amerika Serikat rencananya akan mengumumkan proposal Kesepakatan Abad setelah peringatan Hari Quds Sedunia 2019 ini. Trump telah mengambil langkah-langkah untuk melaksanakan Kesepakatan Abad selama dua tahun terakhir. Salah satu langkah itu pengakuan Quds sebagai ibukota rezim Zionis Israel. Trump kemudian memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Quds.

Presiden AS memotong bantuan finansial untuk Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dengan tujuan menghapus isu pengungsi dari meja perundingan kompromi. Hampir lima juta pengungsi Palestina tinggal di kamp-kamp di berbagai negara selama beberapa dekade, dan mereka sedang menunggu waktu untuk kembali ke tanah airnya.

Tindakan lain Trump untuk mempertegas pendudukan rezim Zionis adalah mengakui "kedaulatan" Israel atas Dataran Tinggi Golan milik Suriah. Dengan langkah-langkah itu, AS ingin menyelesaikan perundingan kompromi dengan cara memaksakan tuntutan-tuntutan Zionis kepada Palestina.

Berdasarkan rencana AS, Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) serta Gerakan Hamas akan menandatangani sebuah perjanjian untuk mendirikan sebuah negara Palestina yang disebut "Palestina Baru." Negara Palestina baru akan mencakup Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan pengecualian tanah-tanah yang dicaplok untuk pembangunan pemukiman Zionis.

Kota Quds tidak akan dibagi, negara Palestina tidak memiliki pasukan militer, dan Gerakan Hamas harus dilucuti. Dengan kriteria ini, maka dalam praktiknya tidak ada sesuatu yang bisa disebut negara Palestina.

Hari Quds Sedunia dicetuskan oleh Imam Khomeini ra.
Pemerintah AS menyebut proposal itu sebagai Kesepakatan Abad dan bertujuan mengakhiri perlawanan 70 tahun oleh rakyat Palestina untuk membebaskan tanah air mereka dari pendudukan.

Zionis menyimpan ambisi untuk menduduki tanah bangsa-bangsa Muslim dari Sungai Nil hingga Eufrat. Tetapi perlawanan rakyat Palestina dan kemenangan Revolusi Islam di Iran telah menjadikan ambisi Zionis ini sebagai mimpi buruk.

Perlawanan Islam selama beberapa dekade terakhir memberikan pukulan besar pada Zionis sehingga mereka berusaha untuk mempertegas pendudukannya lewat dukungan Trump dan menormalisasi hubungannya dengan negara-negara di kawasan.

Untuk alasan ini, Amerika-Zionis berusaha mempercepat pelaksanaan proposal ambisius yang dikenal sebagai Kesepakatan Abad. Namun, rakyat Palestina dan bangsa-bangsa Muslim serta para penyeru kebebasan akan menggelar peringatan Hari Quds Sedunia pada Jumat terakhir bulan Ramadhan untuk menunjukkan bahwa cita-cita pembebasan Quds masih hidup dan bahkan lebih hidup dari tahun-tahun sebelumnya.

Perlawanan Islam di Palestina, Lebanon, dan Suriah memiliki cukup kekuatan untuk menghadapi rezim Zionis, yang ingin melaksanakan Kesepakatan Abad. Kesepakatan ini rencananya akan diimplementasikan dengan melucuti Hamas dan menekan poros perlawanan dengan merangkul rezim-rezim boneka di kawasan seperti, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

Dalam satu dekade terakhir, mereka – dengan mendukung gerakan takfiri dan teroris di Irak dan Suriah – tidak mampu menghancurkan poros perlawanan. Mereka sekarang berusaha untuk meresmikan pendudukan dan agresi Israel dengan cara merusak stabilitas di kawasan dan mengkampanyekan kebijakan Iranphobia.

Hari Quds Sedunia – yang diprakarsai oleh Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra – merupakan kesempatan terbaik bagi umat Islam untuk membangun persatuan, ukhuwah, dan perlawanan terhadap konspirasi Setan Besar dan Zionis.

Pada hari itu, bangsa-bangsa dunia tetap menekankan pembebasan tanah pendudukan dan pembentukan negara Palestina di seluruh wilayah bersejarah Palestina dengan ibukota Quds. Langkah ini dianggap sebagai satu-satunya solusi untuk krisis saat ini. Hari Quds Sedunia dan semangat persatuan bangsa-bangsa Muslim dapat menjadi wadah untuk mengurangi perbedaan.

Para pendukung Kesepakatan Abad.
Aspek lain pentingnya Hari Quds Sedunia dapat ditinjau dari arah gerakan kaum Muslim dalam menghadapi musuh-musuh Islam.

Lobi-lobi Zionis dan Amerika – dengan memicu konflik di antara negara-negara Muslim dan mengangkat isu-isu seperti Iranphobia – sedang mendorong kaum Muslim untuk melupakan persoalan utama mereka yaitu masalah Quds. Mereka juga sedang mengubah status Zionis sebagai musuh dan memprovokasi negara-negara Muslim untuk memusuhi Republik Islam Iran.

Sayangnya, strategi musuh ini mendapat sambutan dari sebagian negara Muslim seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir. Mereka mendukung kebijakan Iranphobia yang disuarakan oleh rezim Zionis dan AS sebagai musuh utama Dunia Islam. Sekarang Hari Quds Sedunia dan isu Palestina telah menyingkap siapa saja yang menjadi musuh utama kaum Muslim.

Sebagian besar pemimpin negara-negara Arab, terutama Saudi, telah melakukan upaya terselubung dan terang-terangan untuk meyakinkan AS agar mendukung mereka dan dalam hal ini, mereka memberikan dolar-dolar minyak kepada Washington sebagai imbalannya.

Namun, bangsa-bangsa Muslim sadar bahwa musuh Islam adalah rezim Zionis dan Amerika, bukan negara-negara Muslim lainnya.

Hari Quds Sedunia dapat dianggap sebagai sarana untuk memperkuat poros perlawanan dan menambah semangat rakyat Palestina untuk melanjutkan perjuangan sampai kekalahan rezim Zionis. Hari besar ini bahkan bisa menjadi tamparan keras bagi rezim Zionis.

Awalnya, kelompok-kelompok Palestina berjuang dengan batu, tetapi sekarang rudal mereka telah menjangkau banyak sudut di wilayah pendudukan. Kekuatan poros perlawanan menunjukkan bahwa mitos Israel tak terkalahkan telah runtuh. Poros perlawanan akan bertambah kuat dengan dukungan kaum Muslim di Hari Quds dan mereka akan mengakhiri pendudukan Israel d bumi Palestina.

Pawai Hari Quds Sedunia di sebagian besar negara, tidak akan membiarkan masalah Palestina terlupakan, dan ini memberikan amunisi untuk melemahkan dan menghancurkan rezim pendudukan Quds dari waktu ke waktu. 

Jumat, 31 Mei 2019 19:21

Mengejar Berkah Ramadhan (24)

 

Nafasnya orang yang berpuasa adalah tasbih dan ibadahnya di bulan Ramadhan akan diterima oleh Allah Swt. Dia memerintahkan hamba-Nya untuk meninggalkan banyak hal dengan tujuan meraih predikat takwa.

Orang yang berpuasa di bulan ini adalah tamu istimewa Allah. Latihan selama satu bulan ini merupakan sebuah kesempatan untuk mengenal Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Rasulullah Saw menyebut puasa sebagai gerbang menuju kota penghambaan, "Segala sesuatu ada pintu masuknya, dan pintu ibadah adalah puasa."

Puasa adalah sebuah sarana untuk menuju rahmat Tuhan dan sebuah latihan untuk berbuat kebaikan.

Kegiatan di bulan Ramadhan disusun sedemikian rupa sehingga setiap individu selain fokus pada urusan pribadinya, juga dianjurkan untuk berbagi dengan orang lain. Dia diminta memperhatikan persoalan orang lain dan membantu mengurangi kesulitan mereka.

Di bulan mulia ini, manusia diajak untuk menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu sehingga mereka bisa berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan. Dengan menahan lapar dan dahaga, mereka bisa merasakan kepedihan kaum fakir-miskin.

Di sekitar kita, ada orang-orang yang bekerja keras sampai larut malam untuk mengais rezeki dan berharap kembali ke rumahnya dengan senyum merekah. Namun, apalah daya mereka masih juga tidak mampu memenuhi kebutuhannya.

Bagaimana kita bisa memahami apa yang dirasakan oleh kaum fakir miskin? Apakah ada cara yang lebih baik selain berpuasa dan menahan pedihnya rasa lapar dan dahaga sehingga kita bisa merasakan kepedihan mereka?

Bulan Ramadhan selain untuk mempertebal iman dan takwa, juga untuk memperkuat rasa kepedulian sosial dan berbuat baik dalam diri manusia. Di antara nilai-nilai luhur Islam adalah mengabdi kepada masyarakat.

Dari seperangkat ajaran Islam dan sirah para pemuka agama, kita memahami bahwa sarana terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah – setelah menunaikan kewajiban syariat – adalah berbuat baik kepada sesama. Para auliya selalu mengabdi kepada masyarakat dan terjun langsung untuk mengatasi kebutuhan mereka.

Rasulullah Saw bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."

Buka puasa bersama di salah satu sudut kota Tehran.
Mengabdi kepada masyarakat dan berguna bagi orang lain memiliki akar dalam wujud manusia dan merupakan tuntutan alamiah kemanusiaan. Selain itu, wujud sosial manusia juga menuntutnya untuk selalu berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain.

Berbuat baik adalah ibarat sebuah pohon yang memiliki banyak cabang dan salah satunya adalah berbuat baik kepada kedua orang tua. Berbuat baik kepada sanak kerabat, anak yatim, dan orang miskin juga termasuk hal yang dianjurkan oleh al-Quran. Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan…" (QS: An-Nahl ayat 90)

Imam Ali Ridha as berkata, "Allah menempatkan orang-orang yang bekerja untuk mengatasi kebutuhan masyarakat di bumi ini. Mereka berada dalam keamanan di hari kiamat."

Kebajikan adalah melakukan pekerjaan baik dan terpuji tanpa mengharapkan pamrih. Salah satu cara mengundang perhatian Tuhan adalah berbuat baik kepada sesama. Perbuatan mulia ini akan mendatangkan rahmat Ilahi dan Dia mencintai orang-orang yang berbuat baik.

Berbuat baik memiliki banyak dampak positif bagi kehidupan manusia dan membebaskan mereka dari berbagai kesulitan. Perbuatan terpuji ini juga akan mempererat persahabatan di antara orang-orang. Setiap masyarakat yang ingin mencapai kebahagiaan duniawi dan ketenangan, maka jiwa sosial harus diperkuat di antara para anggotanya. Jadi, alangkah baiknya jika bulan Ramadhan digunakan untuk meningkatkan pengabdian kepada sesama dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

Dikisahkan bahwa suatu hari seorang penduduk Madinah yang bernama Tsa'labah ibn Hathib al-Anshari datang menemui Rasulullah Saw dan berkata, "Wahai Rasulullah! Mintalah kepada Allah agar aku diberikan harta dan kekayaan." Namun, Rasul menolak permintaan tersebut dan memerintahnya untuk bersyukur atas apa yang dimilikinya.

Meski demikian, Tsa'labah tidak henti-hentinya mendesak Rasulullah untuk memenuhi keinginannya. Dia berkata, "Doakanlah kepada Allah agar Dia memberiku harta kekayaan."

Tsa'labah mendatangi Rasulullah untuk ketiga kalinya sambil berkata, "Wahai Rasulullah! Mintalah kepada Allah agar aku diberikan harta yang berlimpah. Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan hak, jika engkau memohon kepada Allah, lalu Dia memberiku harta kekayaan, niscaya aku akan memberikan hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya."

Rasulullah akhirnya menuruti keinginan Tsa'labah dan berdoa untuknya agar diberikan kekayaan, "Ya Allah, anugerahkanlah harta kekayaan kepada Tsa'labah."

Allah Swt mengabulkan doa Rasulullah sehingga secara perlahan jumlah ternak yang dimiliki Tsa'labah semakin bertambah banyak. Jumlah kambing yang dimilikinya sudah penuh sesak di Madinah. Untuk itu Tsa'labah memilih sebuah lembah di pinggiran Madinah dan karena kesibukannya, ia tidak bisa lagi menghadiri shalat bersama Rasulullah di masjid pada awal waktu.

Dia kemudian memilih menetap di luar Madinah dan mengerjakan shalat lima waktu seorang diri diri di rumahnya. Ternaknya terus bertambah dan dia menjadi sangat sibuk. Akhirnya, Tsa'labah mulai meninggalkan shalat Jumat.

Presiden Hassan Rouhani berbuka puasa bersama anak-anak yatim.
Setelah Rasulullah mengetahui perilaku aneh Tsa'labah. Beliau pun berkata, "Aduh celaka Tsa'labah, aduh celaka Tsa'labah, celaka Tsa'labah." Kemudian turunlah ayat zakat kepada Rasulullah dan Tuhan memerintahkan Nabi untuk memungut zakat dan membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan.

Rasulullah mengirim utusannya untuk mendatangi orang-orang kaya di Madinah termasuk Tsa'labah. Ketika dia membaca surat perintah Rasulullah, Tsa'labah berujar, "Kewajiban ini tidak termasuk diriku, ini adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Ahlul Kitab."

Tsa'labah menolak membayar zakat dan ia merasa tidak berkewajiban untuk membayarnya. Kabar ini sampai ke telinga Nabi dan membuatnya gusar. Maka, Allah kembali menurunkan firmannya dalam surah at-Taubah ayat 75-77 yang berisi sindiran kepada orang-orang yang sebelumnya berikrar akan menyedekahkan sebagian hartanya jika dikaruniai oleh Allah berupa kekayaan, tetapi setelah diberi kekayaan mereka justru menjadi kikir dan berpaling.

Ketika ayat tersebut sampai ke telinga Tsa'labah, ia pun mulai gelisah. Dia kemudian pergi menemui Rasulullah dan menyatakan niatnya untuk membayar zakat. Namun, Rasulullah berkata, "Wahai Tsa'labah! Sesungguhnya Allah melarangku untuk menerima zakatmu."

Mendengar itu, Tsa'labah yang sangat menyesal melaburi kepalanya dengan tanah. Lalu, Rasulullah berkata kepadanya, "Inilah amalanmu. Aku telah memerintahkan sesuatu kepadamu, tetapi engkau tidak mau mematuhiku."

Dalam sejarah disebutkan bahwa Boozarjomehr – seorang ilmuwan Iran – sedang berbincang-bincang dengan seorang filosof dari Romawi dan seorang bijak dari India di sebuah forum. Mereka berdiskusi tentang kondisi yang paling sulit di dunia ini.

Filosof Romawi berkata, "Menurut saya, masa tua dan kelemahan fisik ditambah kemiskinan adalah kondisi yang paling sulit dan berat." Orang bijak India lalu berujar, "Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dunia ini dari fisik yang sakit dan jiwa yang menderita."

Setelah mendengar jawaban itu, Boozarjomehr menyampaikan pendapatnya, "Menurut saya, tidak ada kondisi yang lebih sulit bagi manusia ketika ajalnya sudah dekat, tapi tangannya kosong dari perbuatan baik." Filosof Romawi dan hakim India kemudian memuji pandangan ilmuwan Iran tersebut. 

Jumat, 31 Mei 2019 19:20

Mengejar Berkah Ramadhan (23)

 

Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah turunnya al-Quran kepada Rasulullah Saw di bulan ini. Untuk itu, al-Quran adalah ruh bulan Ramadhan di mana telah menambah nilai dan keagungan bulan mulia tersebut.

Al-Quran menjamin keselamatan manusia di dunia dan akhirat dan ia menjadi pedoman mereka di semua fase kehidupannya. Mengenai pentingnya kitab langit ini, Imam Ali as berkata, "Musim semi hati dan mata air ilmu adalah al-Quran. Tidak ada penerang untuk hati dan pikiran selain al-Quran."

Al-Quran memiliki program yang komprehensif untuk manusia dan mereka bisa membedakan jalan yang benar dan salah dengan memanfaatkan ajaran dan hukum-hukum yang terdapat di dalamnya. Dengan bimbingan al-Quran, manusia dapat meniti jalan kebahagiaan dan mencari keridhaan Tuhan.

Di Iran, salah satu kegiatan rutin selama Ramadhan adalah menggelar pameran al-Quran internasional yang mendapat sambutan luas dari masyarakat. Pameran ini menjadi ajang untuk memperkenalkan produk-produk yang berkaitan dengan al-Quran dan menjadi pusat diskusi untuk para pegiat al-Quran di Iran dan negara-negara Muslim, yang berpartisipasi di dalamnya.

Pameran al-Quran Internasional ke-27 di Tehran diadakan dari 5 sampai 21 Ramadhan di area seluas 38.000 meter persegi. Pameran ini menjamu pengunjung dari pukul 17:00 hingga 24:00 waktu Tehran. Motto pameran tahun ini adalah "Al-Quran, Makna Kehidupan." Kegiatan ini secara resmi dibuka pada 11 Mei lalu dan bertempat di Mushalla Besar Imam Khomeini ra Tehran.

Pembukaan pameran ini dihadiri oleh Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam, Sayid Abbas Salehi dan sejumlah tokoh agama dan budaya di Republik Islam Iran. Abbas Salehi dalam sambutannya mengatakan, "Pameran Internasional al-Quran adalah kesempatan besar untuk mengetahui tentang aktivitas al-Quran di negara-negara peserta." Dia menyebut al-Quran sebagai landasan untuk komunikasi sosial.

Pameran al-Quran Internasional ke-27 di Tehran.
Ketua panitia pameran al-Quran, Abdol Hadi Feqhizadeh dalam jumpa pers mengatakan kegiatan ini akan berlangsung selama dua pekan dengan motto "Al-Quran, Makna Kehidupan."

Pameran tahun ini diikuti oleh 18 lembaga pemerintah, 24 lembaga swadaya masyarakat, 18 universitas, 8 Hauzah Ilmiah, 12 perwakilan provinsi di Iran. Di bagian internasional, 10 negara termasuk Turki, Irak, Indonesia, Filipina, Afghanistan, Pakistan, Tunisia, dan Rusia, dan 7 lembaga asing yang fokus mempromosikan al-Quran, turut berpartisipasi dalam kegiatan tahun ini.

Pameran internasional ini diselenggarakan setiap tahun oleh Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran di bulan suci Ramadhan. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan al-Quran dan mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan kitab suci ini. Kegiatan ini menampilkan pencapaian terbaru yang terkait dengan al-Quran di Iran dan negara-negara lain serta berbagai produk yang didedikasikan untuk promosi kitab suci umat Islam ini.

Dari Tunisia, Universitas al-Zaytouna ikut berpartisipasi dalam Pameran al-Quran Internasional ke-27 di Tehran. Ia merupakan salah satu universitas terbesar di Dunia Islam yang terletak di kota kuno Kairouan. Pakistan menjadi tamu kehormatan untuk pameran tahun ini.

Dari Malaysia, pusat penulisan dan penerbitan al-Quran yang dikenal sebagai Yayasan Restu, menampilkan al-Quran dengan desain yang indah kepada publik Iran dan pengunjung. Dari Oman, partisipasi negara itu diwakili oleh Kementerian Wakaf dan Urusan Agama.

Forum Internasional Ahlul Bait – sebuah organisasi yang mewadahi para ulama, cendekiawan, dan pengikut Ahlul Bait as di seluruh dunia – berpartisipasi dengan dua stan di bagian internasional dan bagian penerbit. Forum ini memamerkan buku dan karya yang sudah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa dunia.

Ahmad Jones.
Salah satu stan lain yang banyak dikunjungi oleh pengunjung selama pameran adalah stan para muallaf. Stand ini menghadirkan seorang muallaf setiap malam untuk berbagi kisah tentang cara mereka mengenal dan masuk Islam.

Ahmad Jones, seorang muallaf dari Irlandia menuturkan, "Saya lahir di Irlandia di sebuah keluarga Kristen. Pada usia 10, saya pergi ke Tunisia untuk berwisata dan kebetulan bersamaan dengan bulan Ramadhan. Selama dua minggu di negara itu, saya terkesan dengan spiritualitas, kasih sayang orang-orang, dan nuansa Ramadhan. Bertahun-tahun kemudian, saya memiliki teman sekelas dari Irak dan ini mendorong saya untuk belajar lebih banyak tentang Islam dan akhirnya menjadi seorang Muslim."

"Saya telah menemukan jawaban logis untuk pertanyaan-pertanyaan mendasar kehidupan dalam al-Quran. Kitab ini memberi tahu orang apa tujuan hidup, apa tanggung jawab manusia dan bagaimana seharusnya hubungan sosial terjalin. Saya menemukan jawaban yang sederhana dan dapat dimengerti untuk pertanyaan-pertanyaan ini dalam al-Quran," ungkapnya.

Di bagian anak dan remaja, panitia menyediakan ruang yang lebih besar dari pameran tahun lalu dan memperkayanya dengan banyak program untuk memperkenalkan anak-anak dan remaja dengan al-Quran. Program itu mencakup kelas-kelas al-Quran, lokakarya kaligrafi, dan penuturan kisah-kisah al-Quran.

Stan milik Institution of Publication of Imam Khomeini menyediakan bagian khusus untuk anak-anak dan remaja, yang mendapat sambutan antusias dari pengunjung. Bagian khusus ini menyediakan hiburan yang sehat untuk anak-anak, membacakan kisah-kisah al-Quran, serta mengenalkan Imam Khomeini ra dan budaya Revolusi Islam.

Pameran ini juga menampilkan lebih dari 100 karya seniman kontemporer dan profesional Iran. Lukisan-lukisan dan foto-foto yang dipajang dalam event ini membawa pesan-pesan mengenai al-Quran.