کمالوندی
Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-6)
Bulan Rajab adalah momen istimewa untuk jalinan interaksi hamba dengan Tuhan dan bulan turunnya rahmat dan kasih sayang-Nya. Sebuah bulan di mana kedatangannya memberi kabar gembira dan kepergiannya menyisakan kesedihan. Permulaan bulan itu mengingatkan kita pada hari kelahiran Imam Ali as, sementara penghabisannya memberi berita gembira tentang pengutusan Rasulullah Saw yang membebaskan umat manusia dari dunia kebodohan dan kejahilan.
Rajab adalah musim semi doa, penghambaan, dan munajat seorang hamba kepada Allah Swt. Mengenai keutamaan bulan Rajab, Rasul Saw bersabda, "Rajab adalah bulan yang diagungkan oleh Allah. Dengan demikian, tidak ada bulan yang lebih agung dari bulan ini. Masyarakat Jahiliyah menilai bulan Rajab sebagai bulan agung, kemudian Islam menambahkan keagungan bulan ini." Pada kesempatan lain, Rasulullah Saw pernah bersabda, "Ketahuilah, Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku."
Bulan Rajab membuka sebuah momen baru dalam lembaran kehidupan, di mana dipenuhi oleh semerbak harum untaian doa dan munajat. Rasul Saw selalu mengangkat kedua tangan berdoa setiap kali menyaksikan hilal bulan Rajab. Beliau meyampaikan pujian dan takbir serta bersabda, "Bulan Rajab adalah bulan istighfar umatku. Perbanyaklah memohon ampun di bulan ini karena Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih." Rasul Saw juga bersabda, "Pada bulan Rajab, Malaikat menyeru sampai pagi dengan mengatakan, 'Alangkah beruntungnya Rajabiyyun, alangkah beruntungnya para pentasbih dan pezikir, alangkah beruntungnya orang-orang yang taat dan patuh pada perintah Tuhan.'"
Dalam sebuah hadis Qudsi disebutkan bahwa Allah berfirman, "Aku akan bersama dengan orang yang juga ia bersama dengan-Ku Aku adalah pengampun orang yang memohon ampunan. Bulan Rajab adalah bulan rahmat-Ku. Barang siapa yang menyeruku pada bulan itu, Aku akan mengabulkan permintaannya, barang siapa yang meminta sesuatu kepada-Ku, Aku akan memberinya, dan barang siapa yang meminta petunjuk kepada-Ku, Aku akan memberinya petunjuk. Aku jadikan bulan Rajab sebagai tali penghubung antara-Ku dan hamba-hamba-Ku, barang siapa yang memegang tali itu, maka ia akan sampai kepada-Ku."
Bulan Rajab memiliki tempat istimewa dalam penanggalan Islam dan termasuk di antara bulan-bulan yang penuh keutamaan. Allah Swt dalam surat al-Taubah, ayat 36, berfirman, "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram." Menurut sejumlah riwayat, salah satu dari empat bulan haram itu adalah bulan Rajab. Masyarakat dilarang berperang dalam empat bulan haram dan keamanan publik juga harus ditegakkan.
Beberapa mufassir al-Quran berpendapat bahwa tradisi mengharamkan perang pada empat bulan haram telah dimulai sejak masa Nabi Ibrahim as. Pada masa Jahiliyah, aturan tersebut masih dipertahankan sebagai sebuah tradisi dan Islam juga membenarkannya. Larangan berperang merupakan salah satu cara untuk mengakhiri perang berkepanjangan dan sarana untuk menyerukan perdamaian dan ketenangan. Ketika bala tentara istirahat dari perang selama empat bulan, mereka memiliki waktu untuk berpikir lebih jauh dan potensi untuk mengakhiri perang akan terbuka lebar.
Mengenai kemuliaan bulan Rajab, seorang guru besar akhlak dan irfan, Ayatullah Mirza Jawad Malaki Tabrizi dalam bukunya, "al-Muraqabaat" menulis, "Bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram dan detik-detik untuk berdoa. Bulan ini bahkan terkenal dengan kegiatan itu sejak masa Jahiliyah dan masyarakat pada masa itu menanti datangnya bulan tersebut untuk berdoa. Bulan ini juga adalah bulan Amirul Mukminin, sementara Sya'ban adalah bulan Rasulullah Saw." Ayatullah Jawad Tabrizi juga menyarankan semua pencari kebenaran (para salikin) untuk memperhatikan bulan tersebut dan melaksanakan amalan-amalan khusus di dalamnya.
Rajab adalah bulan persiapan untuk menyambut jamuan Tuhan dan semua amalan yang direkomendasikan oleh Islam di bulan ini bertujuan untuk melatih manusia menyambut bulan Ramadhan. Salah satu amalan di bulan Rajab adalah berpuasa. Para ulama menganjurkan umatnya untuk berpuasa dengan tujuan mempersiapkan mereka untuk menjadi tamu Allah Swt. Salah seorang sahabat Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Di hari-hari terakhir bulan Rajab, aku datang menemui Imam Shadiq. Beliau lalu bertanya kepadaku, 'Apakah engkau berpuasa di bulan ini?' Aku menjawab, 'Tidak wahai Imam.' Kemudian Imam Shadiq berkata, 'Engkau telah kehilangan pahala yang sangat besar dan tidak ada yang mengetahui nilainya selain Tuhan. Sesungguhnya Tuhan telah memuliakan bulan ini atas hari-hari lain dan juga mengangungkannya serta mewajibkan kemuliaan-Nya kepada mereka yang berpuasa di bulan ini."
Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang tidak mampu berpuasa di bulan ini (Rajab), maka bacalah 100 kali tasbih ini setiap hari agar mendapatkan pahala berpuasa,
"Ï│┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘ç Ϻ┘ä┘ÆÏ¼┘Ä┘ä┘è┘ä┘ÉÏî Ï│┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘å┘Ä ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘äϺ┘Ä ┘è┘Ä┘å┘ÆÏ¿┘ÄÏ║┘É┘è Ϻ┘äϬ┘æ┘ÄÏ│┘ÆÏ¿┘É┘èÏ¡┘Å ÏÑ┘É┘äϺ┘æ ┘ä┘Ä┘ç┘ÅÏî Ï│┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘å┘Ä Ïº┘Æ┘äÏú┘ÄÏ╣┘ÄÏ▓┘æ┘É Ïº┘Æ┘äϺ┘Ä┘â┘ÆÏ▒┘Ä┘à┘ÉÏî Ï│┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘å┘Ä ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ä┘ÄÏ¿┘ÉÏ│┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÉÏ▓┘æ┘Ä ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘ŠϺ┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘î "
"Maha suci Allah yang maha agung, Maha suci Dzat yang tak pantas pujian kecuali untuk-Nya, Maha suci Dzat yang maha agung dan maha mulia, Maha suci Dzat yang memakai pakaian keagungan dan hanya Dia yang layak memilikinya."
Dari sejumlah riwayat yang berbicara tentang Rajab dapat disimpulkan bahwa bulan Rajab adalah bulan mensucikan diri dan menempa diri serta dimulainya putaran baru sairus suluk menuju Allah Swt, di mana bulan Rajab merupakan garis start dan Ramadhan adalah garis finish.
Di antara amalan lain di bulan Rajab adalah mengulangi bacaan "┘äϺ ÏÑ┘ä┘ç ÏÑ┘ä┘æÏº Ϻ┘ä┘ä┘æ┘ç" , melakukan umrah dan berziarah kepada Rasulullah Saw. Amalan-amalan ini akan memperkuat dimensi spiritualitas seseorang. Amalan lain di bulan Rajab adalah membaca zikir dan doa-doa yang diriwayatkan oleh para imam maksum as. Pada bulan Rajab, salah satu doa yang mendapat perhatian luas muslim adalah doa;
""┘èϺ ┘à┘Ä┘å┘Æ Ïº┘ÄÏ▒┘ÆÏ¼┘Å┘ê┘ç┘Å ┘ä┘É┘â┘Å┘ä┘É┘æ Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ì(Wahai dzat yang aku harapkan segala kebaikan dari-Nya). Doa ini diajarkan oleh Imam Jakfar Shadiq as kepada para pengikutnya untuk dibacakan di setiap waktu di bulan Rajab.
"Wahai Dzat yang aku harapkan segala kebaikan dari-Nya, dan aku selalu merasa aman dengan kemaksiatanku atas murka-Nya. Wahai Dzat yang membalas ketaatan yang sedikit dengan pahala yang berlimpah. Wahai Dzat maha pemberi semua makhluk yang meminta kepada-Nya. Wahai Dzat maha pemberi tanpa perlu meminta kepada-Nya dan tanpa mengenal-Nya atas dasar rahmat dan kasih sayang-Nya. Penuhilah permintaanku dari sisi-Mu, semua kebaikan dunia dan semua kebaikan akhirat, dan jauhkanlah dariku semua keburukan dunia dan akhirat. Sesungguhnya tiada kekurangan dalam pemberian-Mu, dan tambahkanlah keutamaan dari sisi-Mu Wahai Dzat yang maha pemurah."
Istighfar adalah sebuah doa di mana seseorang dengan lafal itu meminta pengampunan dosa-dosanya kepada Tuhan. Menurut berbagai riwayat, doa terbaik dan paling sempurna adalah istighfar. Imam Jakfar Shadiq as meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Rajab adalah bulan istighfar umatku, oleh karena itu mintalah ampunan di bulan ini karena Tuhan Maha Pengampun dan Maha Pengasih. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun (seperti hujan) kepada umatku, oleh sebab itu perbanyaklah mengucapkan kalimat, " "ϺÏ│ϬÏ║┘üÏ▒ Ϻ┘ä┘ä┘ç ┘ê ϺÏ│Ϫ┘ä┘ç Ϻ┘äϬ┘êÏ¿┘ç.
Istighfar tentu saja tidak hanya diucapkan di lisan, tapi harus disertai dengan tindakan. Imam Ali as menjelaskan beberapa syarat untuk istighfar antara lain, menyesali semua dosa masa lalu, bertekad untuk tidak mengulanginya di masa depan, mengganti semua kewajiban yang pernah ditinggalkan, dan mengembalikan semua hak orang lain yang pernah dirampas.
Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-5)
Pada kesempatan ini, kita akan mengulas tentang hari-hari penting sepanjang tahun yaitu, hari dan malam pertama di setiap awal bulan Hijriyah, di mana beberapa darinya memiliki amalan khusus untuk dikerjakan seperti, malam pertama bulan Muharram, Rajab, Sya'ban dan Ramadhan. Sedangkan untuk bulan-bulan lain, ada beberapa amalan yang bersifat umum dan dianjurkan untuk dikerjakan.
Hari dan waktu dengan cepat datang silih berganti. Semuanya menjadi saksi atas amal perbuatan manusia. Setiap amalan tidak akan terhapus dengan berlalunya waktu, tapi semua akan terekam dalam lembaran hari-hari manusia. Semua detik, hari dan malam memiliki identitas khusus untuk dirinya. Setiap hari yang pergi berlalu, pembukuan untuk hari itu juga akan ditutup. Semua hari itu akan menjadi saksi atas amal perbuatan manusia di hari kiamat kelak.
Imam Jakfar Shadiq as berkata: "Tiada hari yang datang menyapa anak Adam kecuali hari itu berkata kepadanya; 'Aku adalah hari baru bagimu! Dan aku adalah saksi atasmu! Lakukanlah kebaikan di dalamnya, karena aku akan memberi kesaksian tentang amal perbuatanmu di hari kiamat dan engkau sama sekali tidak akan melihatku setelah hari ini kecuali di hari kiamat nanti." Pada dasarnya, modal terbesar manusia adalah hari-hari dari umurnya. Oleh sebab itu, setiap hari yang berlalu dari kehidupan manusia, maka bagian dari modal itu akan hilang.
Ketika semua hari dari usia seorang individu berakhir, maka perannya dan semua modalnya di dunia ini telah habis. Sebab, dunia bagi manusia adalah arena untuk beramal dan berdagang, sementara akhirat adalah tahap untuk menikmati hasil. Oleh karena itu, orang-orang mukmin berusaha untuk mengisi hari-harinya dengan amal shaleh. Selain mengerjakan tugas-tugas sosial, mereka juga menunaikan amal ibadah dengan bentuk yang sempurna, sebagaimana yang direstui oleh Tuhan.
Semua hari dalam sepekan memiliki tata cara dan amalan khusus untuk dikerjakan. Pada dasarnya, amalan-amalan tersebut merupakan fase dan tahapan untuk membentuk karakter dan mensucikan diri serta jalan manusia untuk menuju pada kesempurnaan. Setiap bulan Hijriyah dengan segala keistimewaannya, juga memiliki tata cara dan amalan khusus yang akan membantu manusia meniti jalan kesempurnaan. Tata cara, amalan dan petunjuk-petunjuk moral dan irfani di setiap bulan, semuanya selaras dengan keistimewaan dan ciri khas bulan tersebut.
Sepanjang satu bulan Hijriyah, seorang individu yang melaksanakan amalan-amalan tersebut dengan ikhlas, akan menemukan dampak-dampaknya dalam dirinya. Masalah ini membuat seseorang semakin haus terhadap ilmu pengetahuan, makrifat dan hakikat yang lebih tinggi. Individu seperti ini di setiap akhir bulan, tak sabar menanti dan siap menyambut datangnya bulan baru. Oleh karena itu, salah satu amalan malam pertama di setiap awal bulan adalah anjuran untuk membaca salah satu doa melihat bulan hilal ketika matahari terbenam dan hilal bulan baru mulai tampak. Salah satu doa terbaik untuk momen itu terdapat di kitab Shahifah Sajjadiyah halaman 43.
Kumpulan doa-doa Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as dalam kitab Shahifah Sajjadiyah merupakan harta karun pengetahuan dan hakikat agama. Kitab tersebut adalah kumpulan samudera pengetahuan Islam di bidang tauhid, akhlak, dan pendidikan yang telah mengundang perhatian banyak ulama. Imam Sajjad as melantunkan bait-bait doa yang indah dan penuh makna setiap kali menyaksikan hilal awal bulan. Beliau menjelaskan bahwa bulan tunduk pada perintah Tuhan dan semua benda di alam semesta seperti matahari, bintang-bintang, langit, bumi, gunung, laut dan lain-lain adalah ciptaan Tuhan. Mereka semua tunduk pada perintah Tuhan dan hanya manusia yang terkadang melanggar perintah dan larangan Sang Pencipta.
Imam Sajjad as berkata, "Maha Suci Engkau Wahai Sang Pencipta, sungguh luar biasa kebijaksanaan yang terdapat dalam pekerjaan-Mu dan sungguh indah seni yang terdapat dalam ciptaan-Mu, di mana Engkau adalah kunci pembuka bulan baru, untuk pekerjaan baru." Kemudian Imam Sajjad mengajarkan kita sebuah poin yang sangat penting untuk pembelajaran dan penyucian diri, di mana sangat berguna untuk diterimanya semua hajat, yaitu bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw dan keluarganya.
Dengan cara itu, Imam Sajjad as ingin mengajarkan kepada kita bahwa setiap yang kita inginkan dari Tuhan, kita harus menjadikan Nabi Muhammad Saw dan keluarganya sebagai tali penghubung, karena mereka adalah perantara karunia dan rahmat Tuhan. Imam Sajjad as juga memulai setiap doanya dengan menyampaikan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw dan keluarganya. Di setiap awal bulan, beliau memohon anugerah taubat kepada Tuhan dan terjaga dari dosa. Di setiap penutup doanya, Imam Sajjad as juga kembali menyampaikan shalawat, sebab Tuhan akan menerima doa yang disampaikan dengan ikhlas di antara dua shalawat.
Amalan lain di hari pertama setiap bulan baru adalah mandi. Mandi selain untuk membersihkan badan, juga untuk mensucikan ruh dan jiwa. Penyucian jiwa merupakan syarat utama untuk membangun interaksi dengan Tuhan. Sementara kebersihan fisik ÔÇô baik badan dan pakaian ÔÇô merupakan mukaddimah untuk mencapai kesucian jiwa dan tanpa itu kita tidak akan bisa sampai pada hakikat ibadah.
Di antara amalan lain setiap awal bulan adalah menunaikan shalat dua raka'at, di mana seseorang pada raka'at pertama setelah surat al-Fatihah, membaca 30 kali surat al-Ikhlas, sementara pada raka'at kedua setelah surat al-Fatihah, membaca 30 kali surat al-Qadr dan memberi sedekah setelah shalat. Kemudian kita dianjurkan berdoa memohon keselamatan atas diri kita dan orang-orang terdekat pada bulan itu. Amalan berikutnya untuk dilakukan di setiap awal bulan adalah memberi sedekah. Sedekah secara etimologis berarti mengeluarkan sesuatu kepada orang yang membutuhkan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt dan mengharapkan pahala.
Ada banyak ayat dan riwayat yang berbicara tentang pentingnya sedekah dan menganjurkan kita untuk memberikannya. Dalam surat al-Baqarah ayat 272, Allah Swt berfirman, "Apa saja harta yang baik yang kalian infakkan, niscaya kalian akan diberi pahalanya dengan cukup." Nabi Muhammad Saw bersabda, "Sedekah yang diberikan seorang mukmin belum sampai ke tangan peminta, tapi sedekah ini telah sampai di tangan Allah Swt." Setelah itu Rasulullah Saw membaca ayat ini, "Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?" (QS. at-Taubah: 104)
Berkenaan dengan sedekah, Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Tidak ada hal yang lebih berat bagi syaitan kecuali sedekah seorang mukmin. Dan sedekah akan sampai ke tangan Tuhan sebelum ia sampai kepada orang miskin." Hadis tersebut dengan sempurna menjelaskan pentingnya sedekah di sisi Allah Swt. Imam Muhammad al-Baqir as bahkan mencium sedekah yang telah diberikan ke tangan orang fakir dan kemudian mengembalikan kepadanya. Sedekah juga berpengaruh dalam terkabulnya doa seseorang. Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Ayahku setiap kali memiliki hajat, pertama ia akan bersedekah dan kemudian memakai minyak wangi dan pergi ke masjid untuk memohon hajatnya."
Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-4)
Rasul Saw bersabda,ÔÇ£Allah memilih manusia di antara semua makhluknya, memilih para nabi di antara semua manusia, memilih Mekkah dan Madinah di antara semua tempat, memilih bulan Ramadhan di antara semua bulan, memilih malam Lailatul Qadar di antara semua malam, dan memilih hari Jumat di antara semua hari sebagai Sayyidul Ayyam (hari yang paling mulia).ÔÇØ
Dalam Islam, Jumat dianggap sebagai hari raya mingguan dan hari perkumpulan dan penuh berkah. Hari Jumat adalah hari untuk memperbaharui kekuatan spiritual serta memperkuat tekad dan niat baik. Malam Jumat juga malam untuk berbuat kebaikan, beribadah, dan membersihkan hati. Rasul Saw bersabda, ÔÇ£Bagi Jumat ada kemuliaan yang sangat besar, jangan sampai kalian menodai kemuliaannya dan lalai dalam beribadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan perbuatan baik dan meninggalkan semua pekerjaan haram, sebab Tuhan melipatgandakan balasan ketaatan di hari itu dan menghapus dosa-dosa serta meninggikan derajat orang-orang yang beriman di dua alam.ÔÇØ
Oleh karena itu, siapa saja yang menanti sebuah kesempatan emas yang penuh berkah, maka perlu diketahui bahwa salah satu kesempatan terbaik itu adalah malam dan hari Jumat. Kesempatan istimewa ini dapat membuka pintu ampunan Tuhan dan mencurahkan rahmat-Nya. Pengampunan akan menghapus dosa-dosa di masa lalu, sementara rahmat akan menutupi semua kekurangan dan memberi kekuatan ekstra untuk memulai usaha baru di masa depan.
Diriwayatkan dari Imam Muhammad al-Baqir as bahwa Tuhan di setiap malam Jumat memerintahkan malaikat untuk berseru hingga terbit fajar, kebutuhan setiap hamba yang berseru kepada-Nya akan dikabulkan dan orang-orang yang memohon ampunan akan diampuni dosa-dosanya. Rasul Saw dan para auliya Allah mengerjakan berbagai amalan khusus untuk meraih keutamaan momen istimewa ini dan menganjurkan kita untuk melakukan hal yang sama.
Salah satu amalan tersebut adalah mengulangi kalimat-kalimat ini, ÔÇ£Allahu AkbarÔÇØ ÔÇ£SubhanallahÔÇØ ÔÇ£LailahaillallahÔÇØ dan membaca shalawat. Diriwayatkan dari Imam Jakfar Shadiq as bahwa shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya di malam Jumat sama dengan seribu kebaikan dan menghapus seribu dosa. Di antara amalan lain pada malam Jumat adalah membaca doa Kumail. Doa ini memiliki nilai irfani yang sangat tinggi dan di dalamnya dipenuhi dengan lafaz-lafaz memohon ampunan dari segala dosa. Salah satu bait doa Kumail berbunyi, ÔÇ£Ya Tuhan, ampunilah aku, di malam ini, di saat ini, semua nista yang pernah aku kerjakan, semua dosa yang pernah aku lakukan, semua kejelekan yang pernah aku rahsiakan, semua kedunguan
yang pernah aku amalkan.ÔÇØ ┬á
Hari Jumat sama seperti malamnya juga menyimpan banyak keutamaan. Rasul Saw bersabda, ÔÇ£Hari Jumat adalah penghulu dan tuan untuk hari-hari lain, Tuhan akan melipatgandakan balasan kebaikan pada hari itu dan menghapus dosa-dosa, meninggikan derajat orang-orang yang beriman, mengabulkan doa-doa, memudahkan perkara-perkara yang sulit, menghilangkan kesedihan dari hati, dan mengabulkan permintaan-permintaan yang besar.ÔÇØ Imam Jakfar Shadiq as juga berkata, ÔÇ£Barang siapa yang memasuki hari Jumat, maka ia harus berusaha keras untuk beribadah. Pada hari itu, Tuhan mengampuni dosa-dosa hambanya dan menurunkan rahmatnya kepada mereka.ÔÇØ
Salah satu amalan sunnah di hari Jumat adalah mandi yaitu, mencuci seluruh tubuh dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt dan menaati perintah-perintah-Nya. Mandi di hari Jumat termasuk di antara amalan yang sangat ditekankan oleh Rasulullah Saw dan dalam sebuah pesan kepada Imam Ali as, Rasul bersabda, ÔÇ£Wahai Ali, mandilah di setiap hari Jumat meski engkau harus menjual makanan untuk konsumsi hari itu dan membeli air untuk mandi, sebab tidak ada sunnah yang lebih besar dari itu.ÔÇØ
Diriwayatkan juga dari Imam Jakfar Shadiq as agar membaca doa berikut ketika mandi hari Jumat yaitu:
ÔÇ£ÏúÏ┤┘çÏ» Ïú┘å ┘äϺ ÏÑ┘ä┘ç ÏÑ┘äϺ Ϻ┘ä┘ä┘ç ┘êϡϻ┘ç ┘äϺ Ï┤Ï▒┘è┘â ┘ä┘ç ┘êÏúÏ┤┘çÏ» Ïú┘å ┘àÏ¡┘àϻϺ Ï╣Ͽϻ┘ç ┘êÏ▒Ï│┘ê┘ä┘ç Ϻ┘ä┘ä┘ç┘à ÏÁ┘ä Ï╣┘ä┘è ┘àÏ¡┘àÏ» ┘êϺ┘ä ┘àÏ¡┘àÏ» ┘êϺϼÏ╣┘ä┘å┘è ┘à┘å Ϻ┘äϬ┘êϺϿ┘è┘å ┘êϺϼÏ╣┘ä┘å┘è ┘à┘å Ϻ┘ä┘àϬÏÀ┘çÏ▒┘è┘åÔÇØ
ÔÇ£Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, Tiada Sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya dan jadikan aku bagian dari orang-orang yang bertaubat dan bagian dari orang-orang yang mensucikan diri.ÔÇØ
Imam Jakfar as berkata bahwa barangsiapa yang membaca doa tersebut, maka ia akan bersih dan suci hingga Jumat depan, yaitu suci dari dosa-dosa atau amalan-amalannya akan bersih dari segi spiritual dan diterima oleh Allah Swt. Waktu mandi hari Jumat adalah setelah terbit fajar hingga menjelang waktu zuhur.
Salah satu kewajiban utama seorang Muslim pada hari Jumat adalah menghadiri shalat Jumat. Ibadah mulia ini diiringi dengan dua khutbah dan khatib berkewajiban mewasiatkan hadirin dengan taqwa dan mematuhi perintah-perintah agama, serta berbicara tentang isu-isu aktual dan kondisi terkini umat Islam dunia. Imam Ali Ridha as berkata, ÔÇ£Perkumpulan ini dan khutbah berfungsi agar khatib setiap hari Jumat memberi nasehat kepada masyarakat, mengajak mereka untuk bertakwa dan menjauhi dosa, serta memberi pencerahan kepada masyarakat tentang masalah-masalah sosial. Masyarakat harus diberi pencerahan tentang kondisi umat dan bahaya-bahaya yang sedang terjadi serta membongkar skenario jahat yang mengancam masyarakat Islam.ÔÇØ
Tugas lain seorang Muslim pada malam dan hari Jumat adalah mengingat sanak keluarga mereka yang telah berpulang. Ritual ini bertujuan untuk mengirim doa kepada orang-orang yang telah mendahului kita dan memohon ampunan kepada mereka. Selain itu, ritual ini juga dapat menjadi media kontemplasi untuk menghayati kematian sehingga kita bisa memanfaatkan detik-detik dari usia ini secara sempurna dan memaksimalkan kesempatan yang sempit.
Tak heran jika mengingat orang mati dan ziarah kubur sering disebut sebagai sarana untuk menghidupkan hati dan membangunkan akal. Selain itu, kita juga bisa mengingat kasih sayang yang mereka berikan selama ini dan menghargai semua jerih payah mereka.
Dalam sebuah riwayat dari Fatimah Zahra as disebutkan, ÔÇ£Aku mendengar dari ayahku Rasulullah Saw bahwa pada hari Jumat, ketika matahari terbenam, dimana separuh darinya telah terbenam, maka pada waktu itu tidak ada seorang Muslim yang memohon hajat baik kepada Allah kecuali doa itu dikabulkan oleh-Nya.ÔÇØ Oleh karena itu, momen tersebut harus dimanfaatkan dengan baik agar Tuhan mengabulkan doa-doa kita. Salah satu amalan di akhir waktu hari Jumat adalah membaca doa Simat. Doa ini dinukil dari┬á Wakil Imam Mahdi as, Muhammad bin Usman ra.
Salah satu bait indah doa Simat yaitu, ÔÇ£Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang agung dan maha agung,┬á yang maha mulia, yang jika dibacakan untuk pintu-pintu langit yang terkunci, dengan rahmat-Mu akan terbuka, jika dibacakan untuk kesulitan pintu-pintu bumi, dengan rahmat-Mu akan teratasi, jika┬á dibacakan┬á untuk┬á┬á kesukaran maka akan menjadi mudah... Sampaikanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarganya dan lakukanlah padaku apa yang layak menurut-Mu, dan jangan lakukan padaku apa yang layak menurutku. Ampunilah seluruh dosa-dosaku yang telah lampau dan yang akan datang, luaskanlah rezekiku, cukupkan aku dari bantuan orang yang buruk dan dari tetanggaan dan kebersamaan dengan orang-orang buruk dan jahat, serta setan yang jahat. Karena sesungguhnya Engkau maha kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.ÔÇØ
Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-3)
Matahari setiap harinya terbit dari timur dan terbenam di barat. Mentari memberi kehangatan dan menerangi kehidupan makhluk di planet ini, dan pada malam hari, tirai kegelapan menutupi segala sesuatu. Siang-malam ÔÇô seperti seluruh makhluk di alam ini ÔÇô┬á merupakan dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Tuhan dan membuktikan keesaan-Nya. Silih bergantinya siang-malam di sepanjang tahun, pergantian musim, dan keteraturan di alam ini, semua itu mengindikasikan kekuasaan, kebijaksanaan, ilmu, keadilan, dan ketuhanan Sang Pencipta. Fenomena ini mendorong setiap orang yang berakal dan bijak untuk tunduk di hadapan Tuhan dan keesaan-Nya serta membimbing mereka menuju rahmat dan kasih sayang Allah Swt.
Al-Quran di berbagai ayatnya menyinggung beberapa keistimewaan dan keuntungan siang dan malam. Dalam surat al-Isra ayat 12, Allah Swt berfirman, ÔÇ£Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.ÔÇØ Dalam surat al-Furqan ayat 62 disebutkan, ÔÇ£Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.ÔÇØ
Pada dasarnya, pergantian siang dan malam merupakan bagian dari keluasan rahmat Tuhan sehingga manusia tentram di malam hari dan bisa beristirahat dengan tenang. Sementara di siang hari, mereka diperintahkan untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memuji Tuhan atas segala nikmatnya.
Kunci kesuksesan para nabi, auliya, dan orang-orang saleh adalah berdoa dan bermunajat di kegelapan malam. Kebanyakan perhatian dan rahmat Tuhan terhadap para nabi tercurahkan di waktu sahar (sepertiga malam terakhir atau waktu sebelum fajar). Mikat Nabi Musa as dimulai pada detik-detik yang penuh berkah ini dan ia menjadi tamu khusus Tuhan. Allah Swt berfirman, "Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam." (QS. al-A'raf: 142)
Pengutusan Nabi Muhammad Saw sebagai rasul juga terjadi di puncak kegelapan malam dan demikian pula ketika Nabi Saw diberangkatkan ke Mikraj. ÔÇ£Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.ÔÇØ (QS. al-Isra:1) Kitab suci al-Quran juga diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw pada salah satu malam di bulan Ramadhan. ÔÇ£Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.ÔÇØ (QS. ad-Dukhan:6) Menariknya, Imam Hasan Askari as dalam sebuah ucapannya berkata, ÔÇ£Sungguh tidak ada jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah kecuali dengan terjaga di malam hari.ÔÇØ
Mereka yang berkesempatan untuk menghidupkan malam-malamnya dan larut dalam keintiman dengan Tuhan, maka mereka akan memandang kecil dan hina seluruh dunia dan isinya. Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as dalam salah satu munajatnya berkata, Wahai Tuhanku! Adakah sesiapa yang merasakan manisnya bercinta dengan-Mu, lantas mencari-cari kekasih yang lain sebagai ganti-Mu? Oleh karena itu, waktu malam merupakan kesempatan terbaik untuk berkhalwat dengan Tuhan, mendekatkan diri, mengejar cinta-Nya, dan bercengkrama dengan-Nya.
Para pecinta selalu menanti datangnya malam dan tirai kegelapan memisahkan antara mereka dan orang lain sehingga mereka larut dalam munajat dan doa dengan Sang Kekasih. Sebab, Allah Swt dalam surat al-Muzzammil menganjurkan kepada ciptaan terbaiknya, Nabi Muhammad Saw untuk terjaga di malam hari. ÔÇ£Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.ÔÇØ (QS. al-Muzzammil:1-4)
Oleh karena itu, orang-orang yang beriman juga sangat memuliakan malam dan menganggapnya sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ketika pertengahan malam tiba, mereka khusyuÔÇÖ membaca al-Quran, berdoa, shalat, dan bermunajat dengan Sang Khalik.
Menurut ajaran al-Quran, malam merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran Tuhan yang sangat penting dan waktu berharga untuk bertafakkur tentang Sang Pencipta dan alam semesta. Tuhan bersumpah kepada tanda-tanda kebesarannya untuk menunjukkan betapa agungnya malam. Meski semua malam secara umum menawarkan kedamaian dan ketenangan kepada penduduk bumi khususnya manusia, tapi beberapa malam menurut ayat dan riwayat memiliki berkah dan keutuamaan yang lebih besar, seperti malam Lailatul Qadar, malam pertengahan bulan SyaÔÇÖban, sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah, dan malam-malam Jumat. Oleh sebab itu, Nabi Saw dan Ahlul Baitnya mengajarkan berbagai doa dan amalan untuk diamalkan pada malam-malam tersebut.
Salah satu amalan terpenting itu adalah shalat malam atau shalat tahajud. Shalat tajahud memiliki kedudukan istimewa di antara semua amalan dan shalat-shalat sunnah lainnya. Ada banyak ayat dan riwayat yang menenkankan dan berbicara tentang keutamaan shalat tajahud. Oleh karena itu, para auliya Allah Swt selalu berkomitmen untuk bangun di tengah malam demi menunaikan shalat tahajud. Allah Swt bahkan mewajibkan shalat tahajud kepada hambanya yang paling mulia Nabi Muhammad Saw. Dalam sebuah hadis dari Rasul Saw disebutkan, ÔÇ£Dua rakaat shalat di tengah malam lebih aku cintai dari dunia dan isinya.ÔÇØ Dalam riwayat lain, Rasul Saw bersabda, ÔÇ£Orang-orang yang paling mulia dari umatku adalah orang yang akrab dengan al-Quran dan menghidupkan malam.ÔÇØ
Imam Ali ar-Ridha as ketika menjelaskan keutamaan-keutamaan shalat tajahud berkata, ÔÇ£Jadikanlah shalat malam sebagai kewajiban kalian, sebab setiap orang mukmin yang menunaikan delapan rakaat shalat malam, dua rakaat shalat syafaÔÇÖ (genap) dan satu rakaat shalat witir (ganjil) dan dalam kunut shalat witir, ia beristighfar 70 kali, maka Allah akan menyelamatkannya dari azab kubur dan siksa api neraka, memperpanjang usianya di dunia dan memberi keluasan rezeki. Dan di setiap rumah yang di dalamnya dikerjakan shalat malam, maka rumah itu akan menerangi penduduk langit sebagaimana bintang-bintang memberi penerangan kepada penduduk bumi.ÔÇØ
Sekarang muncul pertanyaan mengapa waktu malam itu lebih utama dari waktu-waktu lain? Mungkin salah satu alasannya adalah ibadah di malam hari ┬áakan jauh dari sifat riyaÔÇÖ, sebab mayoritas masyarakat telah larut dalam tidurnya. Dengan kata lain, salah satu mukaddimah penting untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt adalah ikhlas. Di tengah pekatnya malam, orang akan lebih khusyuÔÇÖ dan ikhlas dalam beribadah. Selain itu, malam memberi kesempatan yang lebih besar untuk petualangan spiritual dan meraih keutamaan-keutamaan malam.
Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-2)
Umat Islam, khususnya orang-orang yang bertakwa senantiasa ingin mengingat Allah Swt dan mengawali setiap paginya dengan memuji dan mengagungkan Sang Pencipta. Dan ketika malam tiba, mereka juga ingin larut dalam zikir dan istighfar memohon ampun atas setiap kesalahan selama menjalani aktivitas. Orang-orang yang bertakwa selalu mendapati diri mereka berada di bawah pengawasan dan perlindungan Tuhan. Oleh karena itu, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya mengajarkan umat Islam dengan berbagai amalan dan doa untuk waktu malam, siang, dan hari-hari dalam sepekan.
Jelas bahwa kadar amal perbuatan setiap individu berbeda-beda dan setiap orang akan memanfaatkan detik-detik dari kehidupan ini sesuai dengan kapasitas, waktu luang, dan tekadnya. Dalam al-Quran, Allah Swt berkali-kali bersumpah dengan fajar seperi dalam surat al-Fajr, ÔÇ£Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil, dan malam bila berlalu.ÔÇØ Pada permulaan ayat itu, Allah Swt bersumpah atas nama waktu fajar dan pada ayat-ayat berikutnya, bersumpah atas detik-detik di penghujung malam (waktu sahar).
Semua sumpah itu mengindikasikan keagungan saat-saat penghujung malam dan waktu fajar, yaitu persis pada detik-detik di mana kegelapan mulai sirna dan cahaya mulai tampak dari kelamnya malam. Oleh karena itu, Allah Swt pada permulaan surat al-Fajr bersumpah atas waktu fajar sebagai momen-momen agung dan besar. Dan pada ayat-ayat berikutnya, sumpah yang seperti itu dinilai sebagai sesuatu yang dapat diterima oleh orang-orang yang berakal.
Dalam ayat-ayat tersebut, Allah Swt ingin mengajak manusia untuk memikirkan dan merenungi masalah fajar sebagai tanda-tanda kekuasaan dan keagungan-Nya. Sementara untuk orang-orang yang berakal, wajib bagi mereka untuk merenungi masalah tersebut. Mereka akan menyingkap hakikat yang lebih besar dengan berpikir dan merenung pada waktu fajar.
Dengan merenungkan ayat-ayat al-Quran, manusia akan mengerti bahwa waktu fajar memiliki keistimewaan tersendiri dan dengan memanfaatkan waktu khusus tersebut, manusia dapat meniti dengan lebih cepat jalan menuju kesempurnaan insani. Detik-detik itu bagi orang-orang mukmin akan menjadi momen perkembangan diri dan kearifan.
Ayat-ayat pertama pada surat al-Fajr menyampaikan pesan bahwa orang-orang yang berakal mampu memahami keagungan Ilahi dan hakikat alam semesta pada detik-detik istimewa itu. Mereka adalah orang-orang yang telah menanggalkan tirai kegelapan dan rintangan. Waktu fajar adalah saat terbaik untuk melihat matahari, ia juga saat terbaik untuk memahami dan menemukan hakikat. Oleh sebab itu, Allah Swt menyeru orang-orang yang berakal untuk menemukan hakikat dengan memanfaatkan detik-detik di waktu fajar. Karena, waktu fajar adalah momen yang penuh berkah dan suci, yang bersumber dari alam Malakut.
Doa juga sangat berpengaruh pada waktu sahar (akhir waktu malam menjelang terbit fajar) yang penuh berkah. Salah satu kriteria muttaqin adalah memohon ampunan di waktu sahar. Allah Swt dalam surat adh-Dhariyat ayat 18 berfirman, ÔÇ£Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.ÔÇØ Pada ayat 17 surat Ali Imran disebutkan bahwa salah satu ciri-ciri orang yang bertakwa adalah mereka memohon ampunan di waktu fajar. Demikian juga ketika anak-anak Nabi YaÔÇÖqub as menyesal karena telah membuang Yusuf ke sumur dan meminta orang tua mereka agar memohon ampunan kepada Tuhan, Nabi YaÔÇÖqub berkata kepada mereka, ÔÇ£Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Namun, Nabi YaÔÇÖqub as tidak segera memohon ampun untuk anak-anaknya, tapi ia menanti datangnya momen istimewa. Dalam berbagai riwayat dikisahkan bahwa Nabi YaÔÇÖqub as ingin memohon ampun untuk anak-anaknya pada waktu sahar (akhir waktu malam menjelang terbit fajar). Oleh karena itu, semua ayat tersebut mengajak manusia untuk memperhatikan kedudukan istimewa dan keutamaan luar biasa waktu sahar.
Rasul Saw juga menilai waktu sahar sebagai saat-saat istimewa untuk memohon ampunan kepada Allah Swt. Dalam sebuah riwayat, Rasul Saw bersabda, ÔÇ£Di detik-detik penghujung malam yang tersisa, yaitu mendekati terbitnya fajar atau waktu sahar, Allah memerintahkan seorang malaikat untuk berseru, di mana suaranya bisa terdengar di seluruh wilayah timur dan barat. (Malaikat) dalam seruannya berkata, ÔÇÿAdakah yang memohon ampun dan tidak memperoleh ampunan? Adakah yang bertaubat dan taubatnya ditolak? Adakah yang meminta kebaikan dan tidak mendapatkan jawaban? Adakah yang memohon sesuatu dan permohonannya tidak diterima dan Tuhan tidak mengabulkannya?ÔÇØ
Riwayat tersebut semakin memperjelas bahwa waktu sahar sebagai saat-saat terbaik untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah Swt.
Waktu di antara terbit fajar hingga terbit matahari juga -- sama seperti waktu sahar -- memiliki kedudukan istimewa dalam kamus agama. Ada banyak riwayat dari Ahlul Bait Nabi as yang berbicara tentang keutamaan terjaga di antara terbit fajar hingga terbit matahari. Menurut berbagai riwayat, rezeki material dan spiritual seseorang ditentukan dan dibagi pada masa istimewa itu. Oleh sebab itu, Islam sangat menekankan untuk terjaga di antara terbit fajar hingga terbit matahari dan aktivitas tidur pada waktu itu dianggap sebagai perkara makruh.
Seorang guru besar akhlak dan ketua Hauzah Ilmiah Isfahan, Ayatullah Hossein Mazaheri menyebut salah satu alasan makruhnya tidur di antara terbit fajar hingga terbit matahari adalah bahwa manusia akan dikuasai oleh hawa nafsu. Dalam salah satu tausiah kepada murid-muridnya, Ayatullah Mazaheri mengatakan, ÔÇ£Jika seseorang ingin memiliki tekad dan keinginan yang kuat, maka ia harus menentang hawa nafsunya dan salah satu bentuk melawan hawa nafsu adalah terjaga di antara terbit fajar hingga terbit matahari, di mana tekad akan menjadi kuat.ÔÇØ
Imam Muhammad al-Baqir as berkata, ÔÇ£Beruntunglah kalian yang berdoa di waktu sahar. Sebab pada waktu itu, pintu-pintu langit dibuka, rezeki disebarkan, dan permintaan-permintaan yang besar dikabulkan pada masa itu.ÔÇØ Dalam riwayat lain dari Rasulullah Saw disebutkan, ÔÇ£Ketika kalian telah menunaikan shalat subuh, maka berdoalah dan kemudian pergilah untuk mencari rezeki.ÔÇØ Riwayat-riwayat tersebut menjadi penerang tentang keutamaan waktu di antara terbit fajar hingga terbit matahari, termasuk masalah pengaturan rezeki di dalamnya.
Lalu, mengapa di waktu sahar manusia diperintah untuk beristighfar? Sementara di antara terbit fajar hingga terbit matahari diminta fokus untuk mencari rezeki? Salah satu alasannya adalah pada saat semua sudut alam dipenuhi oleh kegelapan dan kepekatan malam, hati manusia juga pekat diselimuti oleh dosa dan kelalaian, untuk itu mereka diperintahkan untuk berlindung kepada Tuhan dan memohon ampunan kepada-Nya. Namun, ketika langit mulai terang dan sinar mentari mulai tampak, manusia diperintahkan untuk memohon rezeki kepada Allah Swt. Sebenarnya, mereka diminta untuk mulai mencari rezeki halal dengan kerja keras dan tawakkal kepada Allah Swt.
Salah satu doa terlengkap dari Rasul Saw dan Ahlul Bait untuk dibacakan pada waktu terbit fajar hingga terbit matahari adalah sebagai berikut, ÔÇ£Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati dan penglihatan, teguhkanlah hatiku senantiasa di atas agama-Mu dan janganlah Engkau sesatkan hatiku setelah Engkau anugerahkan petunjuk, dan berilah aku rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau maha pemberi dan lindungilah aku dari api neraka dengan rahmat-Mu. Ya Allah, panjangkanlah umurku, dan beri keluasan dalam rezekiku, dan limpahkanlah kepadaku rahmat-Mu, dan jika aku tercatat di sisi-Mu di ummul kitab sebagai orang yang celaka, maka jadikanlah aku orang yang bahagia, sesungguhnya Engkau menghapus apa yang Engkau kehendaki, dan menetapkan apa yang Engkau inginkan dan di sisi-Mu ummul kitab.ÔÇØ
Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-1)
Zaman atau masa merupakan sebuah masalah yang rumit. Beberapa kalangan menafikan keberadaan zaman. Menurut mereka, zaman merupakan sebuah perkara yang samar. Akan tetapi, menurut sebagian yang lain zaman bukan hanya sesuatu yang nyata, namun juga bagian dari realitas mutlak di alam penciptaan. Oleh karena itu, para filosof dan peneliti memaparkan beragam pandangan mengenai zaman. Ibnu Sina, ilmuwan dan filosof besar Iran dalam bukunya al-Syifa, membahas panjang lebar tentang masalah zaman dan mengkaji pendapat para ilmuwan terkait masalah tersebut.
Mulla Sadra, filosof besar Muslim juga menyoroti masalah zaman dalam berbagai karyanya terutama kitab al-Asfar. Ia mempelajari pandangan para filosof dengan seksama dan kemudian menjelaskan pendapatnya dengan argumentasi-argumentasi yang kuat. Hasil kajian para filosof khususnya Mulla Sadra menyimpulkan bahwa zaman tidak terlepas hubungannya dengan gerak. Di mana saja ada gerak, maka di situ juga ada waktu (zaman).
Meskipun saat ini ada banyak metode modern untuk mengukur waktu, namun salah satu cara yang paling populer untuk mengukur waktu adalah perputaran bumi pada porosnya dan perputaran bumi mengelilingi matahari. Siang malam juga dibagi kepada jam, menit, dan detik. Lalu hal apa yang membuat sebagian hari atau waktu lebih utama dari sebagian yang lain? Sebagai contoh, apa yang membuat hari Jumat lebih utama di antara hari-hari lain dalam sepekan? Atau mengapa malam Lailatul Qadar lebih istimewa dari malam-malam lainnya dan al-Quran menyebut malam lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu, maka kita perlu berbicara terlebih dahulu tentang dunia penciptaan dan posisi zaman di dalamnya.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, alam materi atau dunia tempat kita tinggal, merupakan bagian kecil dari alam penciptaan. Dunia materi ini adalah sesuatu yang dapat kita lihat dan rasakan dengan panca indera. Pepohonan, pengunungan, laut, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda mati, semua adalah bagian dari alam materi. Di antara karakteristik alam materi ini adalah peka terhadap perubahan dan evolusi. Dalam perputaran alam materi, semua benda senantiasa mengalami perubahan dan evolusi.
Mata rantai evolusi selalu terjadi di alam materi dan fenomena ini mencakup semua benda di alam ini. Bagian-bagian tubuh manusia senantiasa mengalami perubahan sepanjang hidupnya, rata-rata setiap 10 tahun sekali seluruh sel badan manusia hilang total dan berganti dengan sel-sel baru.
Di antara ciri khas dominan alam materi adalah waktu dan tempat. Di alam ini, setiap makhluk diciptakan dalam waktu tertentu dan tempat tertentu pula. Sebagai contoh, seorang manusia lahir ke dunia setelah tinggal di dalam kandungan selama sembilan bulan. Ia juga lahir ke dunia ini pada waktu tertentu dan di tempat tertentu. Ciri khas dan karakteristik ini mencakup seluruh makhluk baik benda mati, tumbuh-tumbuhan, dan hewan.
Alam semesta selalu mengejutkan manusia dengan hal-hal yang luar biasa dan menakjubkan. Belum lagi orang bisa memecahkan misteri tentang materi gelap (dark matter) alam semesta, sekarang ditemukan fenomena yang lebih rumit lagi, yaitu dark energy (energi gelap). Alam semesta akan terus berkembang selamanya. Demikian disimpulkan ilmuwan NASA dalam sebuah studi terbaru tentang salah satu teka-teki astronomi terbesar, dark energy atau energi gelap. Dunia materi ini dengan segala bentangannya, merupakan bagian kecil dari alam penciptaan, alam-alam lain seperti alam Jabarut dan Malakut dan pada akhirnya alam materi.
Alam Jabarut berada di puncak alam penciptaan. Alam ini bersifat statis dan tidak mengalami perubahan. Evolusi dan perubahan yang terjadi di alam materi tidak berlaku di alam Jabarut. Alam Jabarut sudah masuk di dalam dunia rahasia Ilahi, tetapi masih tetap wilayah alam dalam arti alam gaib mutlak. Alam Jabarut sebagai bagian dari alam gaib mutlak agak sulit dijelaskan secara skematis karena sudah masuk wilayah antara alam dan Maqam Qudsiyah. Di antara ciri khas alam ini adalah tidak memiliki gerak, zaman, bentuk, warna, dan karakteristik lain alam materi.
Alam Malakut yang juga disebut dengan alam Mitsal atau alam Barzakh merupakan pemisah antara alam materi dan Jabarut. Di antara ciri khas alam ini adalah non-materi serta tidak memiliki gerak dan zaman, namun seperti alam materi memiliki bentuk dan dimensi serta kadar dan ukuran. Alam Barzakh hampir mirip dengan alam mimpi kita. Dalam tidur, kita bergerak, berbicara, dan melakukan sesuatu. Saat sedang bermimpi, bentuk Mitsali kita akan bergerak dalam tidur dan melalukan sesuatu. Sementara badan menteri kita sama sekali tidak bergerak dan sepenuhnya terdiam. Dalam mimpi, badan memiliki panjang, lebar, dan tinggi, akan tetapi waktu dan tempat terlihat samar. Dengan kata lain, dalam waktu yang singkat kita bisa melakukan perjalanan ke berbagai tempat.
Dunia penciptaan merupakan sebuah dunia yang sepenuhnya teratur dan saling terkait. Ada hubungan yang sangat dekat antara alam penciptaan termasuk alam Jabarut dan Malakut serta alam materi. Namun, hubungan itu sedikit berbeda dengan hubungan yang ada di alam materi. Hubungan mereka sama seperti hubungan antara lahir dan batin. Zaman juga seperti itu, yaitu memiliki sebuah dimensi materi di alam materi dan sebuah dimensi ruhani di alam Malakut. Sebagai contoh, zaman ketika memasuki alam materi, ia akan keluar dari kondisi statis dan menerima karakteristik alam ini.
Sebagaimana yang telah didefinisikan oleh ilmuwan, zaman adalah gerak, sebuah gerakan menuju ke tempat tujuan. Para ulama juga menganggap zaman sebagai sebuah gerakan kesempurnaan manusia untuk menuju ke tempat tujuan yaitu mendekatkan diri kepada Allah Swt. Oleh karena itu, hari dan waktu-waktu tertentu di alam materi memiliki dimensi ruhani di alam Malakut. Momen-momen istimewa itu akan membantu mempercepat gerakan kesempurnaan manusia untuk menuju kepada Allah Swt.
Islam menganjurkan manusia untuk memanfaatkan momen-momen istimewa sepanjang tahun dan mengenali keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalamnya.
Ideologi Pencerahan Imam Hadi as
Hari ini tanggal 3 Rajab bertepatan dengan syahadahnya Imam Ali an-Naqi as yang dijuga dikenal dengan julukan Imam Hadi as yang berarti pemberi petunjuk. Tak diragukan lagi bahwa Ahlul Bait as adalah pewaris Wahyu dan perbendaharaan Ilmu Ilahi serta sumber makrifat dan hikmah. Oleh karena itu, para pecinta mereka senantiasa berusaha menata kehidupan dan pemikirannya sesuai dengan ajaran yang disampaikan oleh manusia-manusia suci ini.
Imam Hadi as dilahirkan pada 15 Dzulhijjah 212 H. Sejarah kehidupan manusia suci ini sangat cemerlang dan upayanya yang gigih dalam membimbing umat beliau diberi gelar al-Hadi atau pembimbing. Tak diragukan lagi mengenal dan mendekatkan diri kepada manusia yang menjadi manifestasi nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, akan membantu kita mencapai kebahagiaan. Bukalah hati kita untuk menerima petuah-petuah tinggi beliau dan jadikan diri kita sebagai pecintanya yang hakiki.
Imam Hadi dilahirkan di sebuah desa di dekat kota Madinah pada tahun 212 Hijriah. Ibunya bernama Samanah yang lebih dikenal dengan sebutan Sayyidah. Setelah gugurnya sang ayah (Imam Jawad as), Imam Hadi as menerima tanggung jawab besar dalam memimpin serta membimbing umat Islam. Tugas suci ini diemban Imam Hadi selama 33 tahun. Selama masa keimamahannya, Imam Hadi selain aktif menyebarkan prinsip-prinsip agama, juga sangat memperhatikan kondisi politik dan sosial umat Islam.
Selama periode kehidupannya, Imam Hadi mengalami pemerintahan sejumlah pemimpin zalim Bani Abbasiyah. Kezaliman dan egoisme para khalifa Abbasiyah telah membuka peluang ketidakpuasan umat Islam sehingga sendi-sendi pemerintahan mereka semakin keropos. Sejak periode kehidupan Imam Jawad as, para khalifa Bani Abbasiyah semakin meningkatkan represi politiknya kepada Ahlul Bait Nabi. Dalam koridor strategi ini pula, khalifa Bani Abbasiyah memindahkan dengan paksa Imam Hadi as dari pusat ilmu yakni Madinah ke kota Samarra di Irak.
Salah satu poros utama dan mendasar Imamah adalah keilmuan para Imam yang nantinya akan menyelamatkan dan membebaskan manusia dari jalan kesesatan dan kehancuran. Tingkat keilmuan Imam Hadi as mulai terbentuk sejak masa kanak-kanak dan sebelum menjabat Imamah. Debat ilmiah, menjawab berbagai syubhah keyakinan dan mendidik murid-murid teladan, merupakan bukti dari posisi tinggi keilmuan manusia suci ini. Di samping itu, Imam Hadi juga aktif mencari serta menjadikan murid, mereka yang memiliki potensi besar serta mendidiknya dengan dasar-dasar keislaman dan memberi mereka beragam ilmu yang dibutuhkan masyarakat.
Meski pemerintah saat itu menerapkan pembatasan yang sangat ketat, sehingga tugas tersebut menjadi sangat sulit dilaksanakan dan banyak kalangan yang tidak mendapat kesempatan untuk meneguk ilmu dari manusia suci ini, namun demikian upaya Imam Hadi mendidik murid pilihan tidak berhenti. Jumlah murid Imam Hadi as dan mereka yang meriwayatkan hadis dari beliau berjumlah lebih dari 185 orang. Di antara mereka malah menjadi ulama terkemuka di bidang fikih dan ilmu-ilmu lainnya. Salah satu dari mereka adalah Abdul Adzim Hasani, yang sempat belajar dari Imam Hadi as. Abdul Adzim Hasani kerap berkirim surat dengan Imam Hadi dan bertanya mengenai banyak hal, mulai masalah fikih, keyakinan dan politik rakyat Iran.
Imam Hadi as di era keimamahannya mengalami enam khalifah Bani Abbasiyah, yakni MuÔÇÖtasim, Watsiq, Mutawakkil, Muntasir, Mustain dan MuÔÇÖtaz. Kehidupan orang-orang besar dan ulama senantiasa diwarnai dengan perubahan, transformasi dan beragam kesulitan yang datangnya dari pemimpin pemerintah di zamannya. Namun demikian, kesulitan ini tidak pernah membuat mereka surut dalam melaksanakan kewajibannya. Kehidupan Imam Hadi as pun mencerminkan keimanan tinggi beliau dan sikap pasrah serta berserah diri kepada Allah Swt. Tak hanya itu, selama kehidupan manusia suci ini juga terlihat nyata bahwa beliau terus berjuang.
Ketika Mutawakkil memegang tampuk kekuasaan Bani Abbasiyah, ia banyak menerima surat dari Hijaz yang menyebutkan bahwa warga Mekah dan Madinah banyak cenderung kepada Imam Hadi as. Oleh karena itu, Mutawakkil dilanda ketakutan jika Imam Hadi as bangkit melawan kekuasaannya. Dengan demikian Mutawakkil mengirim Imam Hadi ke Samarra, Irak yang saat itu menjadi pusat pemerintahan Bani Abbasiyah. Tujuannya sangat jelas, bahwa Mutawakkil akan mudah mengontrol Imam Hadi dan juga disaat yang diperlukan menerapkan pembatasan yang ketat kepada manusia suci ini.
Akhirnya Imam Hadi as dipaksa ke Samarra. Para penguasa Bani Abbasiyah dengan langkah ini menghendaki Imam Hadi terpisah dari basis massa yang dimiliknya. Meski kemudian Imam Hadi ditempatkan di kawasan militer dan diawasi dengan ketat, namun hal ini bukannya mengurangi popularitas beliau, bahkan sebaliknya jumlah para pecinta beliau semakin meningkat.
Di era Imam Hadi marak bermunculan aliran pemikiran dan beragam pemikiran teologi banyak beredar di tengah masyarakat. Oleh karena itu, mayoritas aktivitas Imam Hadi as banyak difokuskan pada penjelasan prinsip-prinsip agama Islam. Saat itu, ideologi menyimpang dan menyesatkan ramai berkembang. Imam Hadi as dengan sekuat tenaga membuktikan kesesatan ideologi menyimpang yang mengatasnamakan Islam dan menjelaskan Islam murni yang bersih dari segala ideologi menyimpang kepada masyarakat.
Salah satu tugas berat Imam Hadi as adalah menjelaskan prinsip akidah Islam. Karena pada era beliau, bermunculan berbagai syubhah yang mengancam keyakinan masyarakat dalam masalah ketauhidan dan keesaan Allah Swt. Di era Imam Hadi as, muncul sekelompok orang yang berpendapat bahwa Allah Swt memiliki jism atau bentuk. Imam Hadi as menolak pemikiran tersebut dan berkata, ÔÇ£Para pengikut Ahlul Bait as tidak meyakini jism pada wujud Allah Swt, karena sama dengan penyamaan Allah Swt dengan benda-benda lain yang memiliki jism dan sesuatu yang memiliki bentuk maka dia adalah akibat (atau efek), dan Allah Swt terlepas dari segala bentuk penyamaan, karena memiliki jism (bentuk) berarti terbatas pada tempat, masa dan sifat-sifat lain seperti penuaan dan kerusakan. Padahal wujud Allah Swt tersucikan dari semua sifat tersebut.ÔÇØ
Dalam pandangan Islam, setelah pengenalan terhadap Tuhan dan Tauhid, penghambaan dan ibadah kepada Tuhan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia untuk dilakukan. Bahkan tidak ada posisi yang lebih tinggi dari posisi tersebut bagi manusia. Terkait hal ini Imam Hadi as bersabda, ÔÇ£Barang siapa yang menahan diri untuk tidak melanggar perintah Allah Swt, maka masyarakat juga akan mengekang dirinya untuk tidak melanggar perintahnya. Barang siapa yang taat kepada Tuhan, maka orang lain akan mentaatinya. Barang siapa yang melaksanakan perintah Allah maka ia tidak akan merasa takut akan kemarahan makhluk. Dan barang siapa yang membuat Allah marah, maka ia harus mengetahui bahwa dirinya akan mendapat kemarahan masyarakat.ÔÇØ
Imam Hadi as saat menjelaskan posisi dan derajat ini bagi manusia telah mengisyaratkan poin penting bahwa jika manusia menjadikan penghambaan kepada Tuhan sebagai poros kehidupannya, maka ia akan meraih rasa aman sehingga tanpa ada rasa khawatir, ia menjalin hubungannya dengan sesama manusia. Menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya, membuat manusia berada di jalan penghambaan yang sejati. Dengan demikian Tauhid telah menentukan peta jalan kehidupan manusia. Di peta jalan ini, mencari kerelaan Allah menjadi poros utama seluruh amal dan perbuatan manusia, serta menjadi jaminan bagi kebahagiaan dunia dan akhirat.
Imam Hadi as dalam mendidik umat juga memperioritaskan untuk mencabut sifat-sifat buruk dari diri manusia. Setiap orang untuk mencapai derajat kesempurnaan dianjurkan untuk tidak pernah lalai terhadap Tuhan dan mengoreksi diri sendiri. Lalai terhadap Tuhan dan hari Kiamat akan mendorong manusia ke arah kemaksiatan. Lalai terhadap Tuhan akan mendorong manusia lalai terhadap dirinya sendiri dan pada akhirnya ia akan kehilangan tujuan kehidupannya.(
Imam Baqir, Pemuka Cendikia
Tanggal satu Rajab diperingati sebagai hari kelahiran seorang manusia agung putra Imam Ali Zainal Abidin dan Sayidah Fatimah binti Imam Hassan. Muhammad namanya. Beliau dikenal dengan sebutan Baqir atau Baqirul Ulum, yang berarti pembuka lautan pengetahuan, dan penjelas rahasia ilmu.
Salah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw bernama Jabir bin Abdullah Ansari suatu hari bertemu dengan Imam Muhammad Baqir.Tampak kegembiraan terpancar dari raut mukanya yang sudah tua. Jabir berkata, "Demi Tuhan Kabah, aku melihat tanda-tanda yang disebutkan Rasulullah dalam dirimu. Aku bersyukur kepada Allah yang telah memberiku karunia bertemu denganmu, dan aku menyampaikan salam Rasulullah bagimu. Suatu hari Rasulullah bersabda kepadaku: 'Wahai Jabir, engkau akan panjang umur hingga menemui keturunanku dari anak-anak Husein. Namanya Muhammad, ia menyingkap ilmu agama, oleh karena itu digelari Baqir. Jika engkau bertemu dengannya sampaikan salamku."
Era Imam Baqir adalah periode penyebaran ilmu dan berkembangnya pengetahuan di dunia Islam. Ketika itu, muncul para ulama dan ahli agama di bidang hadis dan fiqh. Tapi, nama Imam Baqir memiliki kedudukan khusus di tengah mereka. Sheikh Mufid, ulama besar Syiah akhir abad keempat dan permulaan abad kelima Hijriah, menulis, "Para sahabat, tabiin dan pemuka ahli fiqh menukil riwayat dari beliau. Imam [Baqir] meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw. Berkat beliau masyarakat mengenal sunnah Rasul dan manasik haji dipercayakan kepada beliau. Imam [Baqir] menulis tafsir Quran dengan penjelasan secara umum dan khusus. Beliau juga menyampaikan pembahasan kalam".
Seluruh penulis baik Syiah maupun Sunni menilai penyematan nama "al-Baqir" atau Baqir al-Ulum" kepada Imam Muhammad, karena luasnya ilmu yang beliau miliki. Tapi penamaan ini juga memiliki akar kuat dalam sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah Ansari. Rasulullah bersabda, "Yabqarul ilma Baqran", yang berarti orang yang menyingkap ilmu dengan seluruh keutamaan dan kesempurnaannya.
Sheikh Tusi, ulama terkemuka Syiah abad kelima hijriah menyebutkan bahwa murid pilihan Imam Baqir mencapai 466 orang. Imam Baqir menjadi rujukan seluruh ulama Hijaz. Para ulama besar Sunni menimba ilmu dari Imam Baqir. Saking terkenalnya keilmuan Imam Baqir, di Hijaz beliau disebut sebagai pemuka fuqaha Hijaz.
Kedudukan Imam Baqir di berbagai bidang ilmu pengetahuan Islam senantiasa menjadi perhatian para ulama terkemuka di zamannya. Bukan hanya ulama Syiah yang menimba ilmu dari Imam Baqir, tapi juga ulama Sunni. Zahabi menulis, "Imam Baqir termasuk orang yang menyatukan ilmu, amal, kemuliaan, ketangguhan. Oleh karena itu, Khilafah layak baginya".
Imam Baqir adalah mufasir terbaik al-Quran. Beliau menjelaskan makna ayat demi ayat al-Quran. Imam Baqir menjelaskan pandangannya dengan dalil yang sangat kuat. Beliau berkata, "Tanyakan padaku apa yang bisa kujelaskan dari mana al-Quran, hingga makna ayat-ayatnya untuk kalian." Penguasaan Imam terhadap seluruh kandungan al-Quran diakui para ulama dan ilmuwan di zamannya. Bahkan seorang penyair terkemuka bernama Malik Ibn Ayin Jihni mendendangkan syair memuji kemuliaan Imam Baqir:
Jika mencari ilmu al-Quran
Ketahuilah Quraisy paling mengetahuinya
Jika Imam Baqir alahi salam menjelaskan ilmu al-Quran
Begitu banyak ilmu yang diterangkan
Imam Baqir juga dikenal sebagai orang yang sangat peduli dengan kondisi masyarakat di zamannya. Beliau tanpa pamrih membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Memenuhi kebutuhan material dan spiritual orang lain menjadi aktivitas sosial terpenting Imam Baqir.
Selain mendengarkan keluhan dan penderitaan masyarakat, beliau terjun memberikan bantuan sesuai kebutuhan, sekaligus menebarkan ketentraman dan kedamaian.Terkait hal ini, Imam Sadiq berkata, "Suatu hari aku menemui ayahku. Ketika itu beliau tengah sibuk membagikan delapan ribu dinar kepada orang-orang yang membutuhkan di Madinah, dan membebaskan sebelas budak."
Imam Baqir menjadikan hari libur, terutama hari Jumat dikhususkan untuk infaq dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Berkaitan dengan masalah ini, Imam Sadiq berkata, "Meskipun kemampuan finansial ayahku lebih kecil dibandingkan anggota keluarga lain, dan pengeluarannya lebih besar dari yang lain, tapi setiap hari Jumat beliau membantu orang-orang yang membutuhkan, bahkan jika hanya membantu dengan satu dinar sekalipun. Beliau berkata, 'Pahala sedekah kepada orang yang membutuhkan di hari Jumat lebih utama, sebagaimana kedudukan hari Jumat yang lebih utama dari pada hari lainnya dalam sepekan."
Agama Islam sangat menekankan berbuat baik kepada orang lain, dan menjadikannya sebagai nilai-nilai moral yang tinggi. Mengenai pentingnya masalah ini, Imam Baqir berkata,"Senyuman seorang Mukmin kepada saudara sesama Muslim sangat terpuji. Menghilangkan duka termasuk kebaikan.Tidak ada penghambaan kepada Allah yang lebih utama dari membahagiakan hati sesama Mukmin."
Imam Baqir sangat bahagia bisa menggembirakan orang lain. Beliau menyampaikan kembali sabda Nabi Muhammad Saw kepada masyarakat mengenai keutamaan membahagiakan orang lain. Rasullullah bersabda, Orang yang membahagiakan sesama Mukmin sama seperti membahagiakanku dan menyenangkan Allah swt. Terkadang beliau bercanda yang baik untuk membahagiakan orang lain. Imam Baqir berkata, "Sesungguhnya Allah swt mencintai orang yang bercanda [terpuji], dengan syarat tidak disertai perkataan buruk dan tercela."
Imam Sadiq berkata, "Ayahku senantiasa sibuk berzikir. Ketika makan pun, beliau berzikir. Ketika berada di tengah masyarakat beliau tetap berzikir, dan kalimat "La ilaha ilallah" senantiasa keluar dari mulutnya. Di waktu dini hari beliau mengajak kami semua beribadah hingga terbit fajar. Beliau memerintahkan membaca al-Quran kepada [sebagian] anggota keluarga, dan yang lain mengucapkan zikir".
Muhammad bin Munkadir, salah seorang ulama Sunni, berkata, "Aku tidak percaya Ali bin Husein memiliki seorang anak dengan keutamaan dan keilmuan seperti dirinya, hingga aku bertemu dengan puteranya bernama Muhammad bin Ali.... Ketika itu aku menuju daerah di sekitar Madinah, dan cuaca saat itu sangat panas. Di tengah perjalanan aku bertemu dengan Muhammad bin Ali. Beliau orang yang kuat dan saat itu tengah bekerja di ladang. Aku menyapanya, "Wahai pemuka para pembesar Quraisy, di tengah cuaca terik ini Anda tengah mencari harta dunia."
Muhammad bin Munkadir ingin mendengar jawaban dari Imam Baqir. Lalu ia mendekati beliau yang tengah bekerja di ladang untuk memberikan nasehat. Ulama Sunni ini kembali bertanya kepada Imam Baqir, "Wahai pemuka pembesar Quraisy, Anda keluar dari rumah untuk mencari dunia, bagaimana jika kematian menjemputmu dalam keadaan seperti ini ?"
Mendengar perkataan ini, Imam Baqir menjawab, "Demi Allah, jika kematian menjemputku dalam keadaan saat ini, aku meninggal dunia di saat sedang beribadah dan taat kepada Allah. Sebab, aku bekerja di ladang di tengah cuaca terik supaya tidak mengulurkan tangan meminta bantuan engkau, dan orang lain. Ya, aku hanya mengkhawatirkan satu hal, kematian menjemputku ketika aku sedang bermaksiat kepada Allah swt, ". Mendengar jawaban dari Imam Baqir, Muhammad bin Munkadir berkata, "Tuhan merahmatimu, aku hendak memberikan nasehat kepadamu, tapi engkau telah memberikan nasehat penting untukku."
DK-PBB Sesalkan Tewasnya Ratusan Imigran di Perairan Mediterania
Dewan Keamanan PBB (DK-PBB) menyatakan penyesalan atas tewasnya 800 imigran di perairan Mediterania.
DK-PBB menyatakan hal itu dalam sebuah pernyataan, Selasa (21/4) seperti dilaporkan AFP.
Lembaga tersebut menuntut penguatan respon global dalam menangani imigrasi ilegal dan perdagangan manusia.
Menurut laporan tersebut, 15 anggota DK-PBB mengeluarkan pernyataan dukungan kepada negara-negara Eropa Selatan dalam menangani imigran ilegal.
Selain itu, upaya-upaya internasional harus diperkuat untuk mencegah jatuhnya korban disebabkan perdagangan manusia dan imigran ilegal.
DK-PBB juga mengecam kejahatan terorganisir dan aktivitas ilegal seperti perdagangan manusia, yang menyebabkan instabilitas di kawasan.
Sebuah kapal yang mengangkut 800 imigran ilegal tenggelam di perairan Mediterania pada Sabtu malam.
Ribuan imigran ilegal dilaporkan tewas setiap tahun di perairan Mediterania.
Polisi Ukraina Kejar Abu Bakr Al Baghdadi di Odessa
Abu Bakr Al Baghdadi, Pemimpin kelompok teroris Takfiri, ISIS dikabarkan berada di Ukraina.
Situs surat kabar Mesir, El Shaab, Selasa (21/4) mengutip Kementerian Dalam Negeri Ukraina, melaporkan, aparat keamanan dari Kemendagri Ukraina di kota Odessa, Selatan negara itu, saat ini tengah mencari keberadaan Ibrahim Al Sammarai yang lebih dikenal dengan Abu Bakr Al Baghdadi, Pemimpin ISIS.
Kemendagri Ukraina di situs resminya mengumumkan, ÔÇ£Pria, 45 tahun ini adalah pimpinan ISIS dan namanya masuk dalam daftar pencarian orang Interpol.ÔÇØ
Kepolisian kota Odessa juga menghimbau warga setempat untuk bekerjasama dengan mereka menemukan Pemimpin ISIS itu dan memberikan informasi terbaru kepada aparat keamanan.
Abu Bakr Al Baghdadi sebelumnya dikabarkan berada di kota Mosul, pusat Provinsi Ninawa, Barat Laut Irak, dan dari sana ia mengomandoi aksi-aksi para teroris. Sejak beberapa bulan lalu tidak ada informasi akurat tentang nasib Al Baghdadi.



























