کمالوندی

کمالوندی

Rabu, 14 April 2021 15:21

Ramadhan di Iran dan Afghanistan

Bulan suci Ramadhan di seluruh negara Muslim dilaksanakan dengan meriah, dan bulan ini mendapatkan penghormatan khusus dari umat Islam.

Mengenal tradisi dan budaya negara-negara Muslim terutama saat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, dapat memperkuat persatuan di antara negara-negara Muslim dunia.
 
Salah satu tradisi menarik dan kuno selama bulan Ramadhan di Iran adalah tradisi Koloukh Andazan atau Sang Andazan yang sampai saat ini masih dilakukan di beberapa wilayah Iran.
 
Menurut tradisi ini, saat matahari tenggelam sehari sebelum masuknya bulan suci Ramadhan, seluruh warga kota, mulai dari anak-anak hingga dewasa menggenggam tanah liat kering lalu menghadap kiblat dan berkata, “Ya Allah kami telah menghancurkan dosa-dosa dan perbuatan buruk kami yang terdahulu, dan kami siap untuk melaksanakan ibadah dan puasa Ramadhan.”
 
Setelah itu mereka melemparkan tanah liat kering tersebut ke atas tanah sampai hancur. Mereka percaya dengan menghancurkan tanah liat kering itu, seluruh perbuatan buruk di masa lalu akan hancur dan sirna. 
 
Tradisi lain yang dilakukan masyarakat Iran di bulan suci Ramadhan adalah Sahar Khani. Tata cara tradisi ini adalah beberapa orang yang terjaga pada dinihari membacakan doa, dan sambil membawa lentera, mereka berkeliling desa untuk membangungkan warga. Tradisi ini digelar di beberapa kota Iran, di kota Khomeini misalnya, para remaja yang melakukan tradisi ini, mereka membangunkan warga untuk santap sahur dengan menciptakan bunyi-bunyian khusus.
 
Selain itu, di Iran juga terdapat tradisi kuno yang dilaksanakan pada waktu sahur di bulan Ramadhan, tradisi itu dinamai Shou Khani atau Shab Khani. Tradisi ini banyak ditemukan di Provinsi Khorasan Jonoubi, dan secara umum mirip dengan tradisi Sahar Khani. Dalam tradisi ini, genderang ditabuh tiga kali.
 
ilustrasi menu berbuka puasa Ramadhan
 
Tabuhan pertama untuk membangunkan orang menjelang sahur dan mempersiapkan santap sahur. Tabuhan kedua untuk menyantap makanan sahur, dan tabuhan ketiga untuk melaksanakan shalat subuh. Bersamaan dengan ditabuhnya genderang, seorang laki-laki yang dianggap memiliki suara bagus melantunkan doa dan munajat, serta mengajak warga untuk santap sahur.
 
Tradisi lain yang dilakukan rakyat Iran selama bulan suci Ramadhan adalah menyelenggarakan tadarus Al Quran baik di rumah-rumah warga maupun di masjid-masjid. Biasanya setiap hari di bulan suci Ramadhan warga yang hadir menyelesaikan satu juz Al Quran sehingga di akhir bulan Ramadhan, mereka menyelesaikan seluruh juz Al Quran secara bersama-sama.
 
Tadarus Al Quran terutama di malam-malam Qadr atau Lailatul Qadr yang disertai pembacaan doa dan munajat khusus, memberikan suasana spiritual berbeda yang membersihkan jiwa orang-orang yang berpuasa. Suasana ini sangat jarang ditemukan di hari-hari yang lain.
 
Berbuka puasa di bulan suci Ramadhan merupakan momen yang sangat khusus di tengah masyarakat Iran. Orang Iran meyakini bahwa Islam sangat menganjurkan memberikan makanan untuk berbuka kepada mereka yang berpuasa. Oleh karena itu, saat berbuka, rumah-rumah warga Iran terbuka untuk para tamu.
 
Sebuah tradisi menarik warga Provinsi Sistan va Baluchestan di tenggara Iran adalah Arak va Barak, dua kata ini berarti mengambil dan membawa. Jika di satu rumah saat berbuka, terlihat asap mengepul dari dapurnya, warga pemilik rumah harus membagikan makanan yang dimasaknya sampai ke rumah terakhir yang di sana tercium bau masakan tersebut. Tradisi menarik ini membantu orang-orang tidak mampu untuk bisa berbuka.
 
Ketika bulan suci Ramadhan berakhir, warga Iran sebagaimana Muslim lainnya di dunia, melaksanakan shalat Idul Fitri sebagai bentuk syukur mereka telah menyelesaikan ibadah puasa satu bulan penuh. Setelah shalat, warga Iran membagikan makanan nazar kepada orang-orang yang melaksanakan shalat.
 
Sebagai contoh, warga kota Yazd memiliki tradisi unik bernama Ash Nazri Abul Fadhl Abbas yang dilaksanakan pada pagi hari Idul Fitri, mereka membagikan Ash (sejenis sup) kepada orang-orang selepas shalat Idul Fitri sebagai bentuk nazar. Mereka juga membagikan roti, keju dan lalapan kepada tetangga dan orang yang lalu lalang. Masyarakat Utara Iran di hari Idul Fitri mengenakan pakaian daerah mereka, dan saling mengucapkan selamat kepada sesama.
 
tradisi membangungkan warga untuk sahur di desa Iran
 

Afghanistan adalah sebuah negara yang terletak di Asia Selatan. Penduduknya berjumlah sekitar 40 juta jiwa. Ibu kotanya Kabul, dan Islam adalah agama resmi negara ini, karena 99 persen penduduk Afghanistan beragama Islam.
 
Bulan suci Ramadhan di Afghanistan memberikan kegembiraan khusus bagi warga negara ini. Di bulan ini rakyat Afghanistan memiliki sejumlah tradisi khusus. Salah satu tradisi yang dilaksanakan saat masuknya bulan Ramadhan, yaitu penduduk Afghanistan menyalakan api dan mengabarkan masuknya bulan Ramadhan kepada orang lain.
 
Warga paruh baya Afghanistan sejak beberapa minggu sebelum masuknya bulan suci Ramadhan yaitu bulan Syaban, sudah berpuasa dan menyambut Ramadhan. Saat hilal bulan Ramadhan tampak, mereka menyambutnya dengan gembira, dan di antara warga saling mengucapkan selamat. Di kota Bamyan, Afghanistan, orang pertama yang menyaksikan hilal bulan Ramadhan dianggap sebagai pejuang yang menang di medan perang.
 
Dengan bangga ia turun dari puncak gunung dan mengabarkan bagaimana ia telah melihat hilal bulan Ramadhan, dan namanya akan dikenang hingga tahun berikutnya. Rakyat Afghanistan menamakan malam hari pertama bulan Ramadhan sebagai “Hari Raya Orang-orang Hidup”, malam ini dirayakan dengan menyantap makanan khusus Qarouti, Abjoushk, dan Shir Berenj.
 
Saat azan magrib berkumandang, orang-orang membawa makanan berbuka ke masjid, dan setelah selesai shalat mereka berbuka bersama. Perempuan Afghanistan sebelum Ramadhan sudah membuat makanan sejenis acar. Sudah menjadi kebiasaan di menu berbuka warga Afghanistan selalu tersedia kurma. Mereka juga membuat kue khusus untuk berbuka di bulan Ramadhan, terutama kue bernama Jalebi.
 
Cara membuat kue ini, pertama adonan kue dicampur dengan tepung, gula pasir, dan telur ayam, setelah itu memanaskan minyak untuk menggoreng adonan. Salah satu menu berbuka warga Afghanistan adalah sejenis acar bernama Chanti. Acar ini hampir tidak bisa lepas dari menu berbuka warga Afghanistan, di bulan Ramadhan, orang-orang miskin di Afghanistan pun turut menyediakannya.
 
makanan khas bulan Ramadhan di Afghanistan, Jalebi
 
Tradisi lain warga Afghanistan di bulan Ramadhan adalah tradisi bernama Ramezani. Tradisi ini dilakukan para remaja dan pemuda setelah 10 hari Ramadhan berlalu, mereka mendatangi rumah-rumah warga dan melantunkan syair-syair menarik secara berkelompok. Mereka mengetuk rumah-rumah warga menyanyikan lagu yang dinamakan Ramezani. Di akhir acara, pemilik rumah memberikan uang, kue dan kacang-kacangan kepada mereka.
 
Penduduk Afghanistan menyebut malam ke-27, 28 dan 29 bulan Ramadhan sebagai “Malam Orang-orang Mati” atau Hari Raya Orang-orang Mati. Semua warga Afghanistan di malam itu menziarahi kubur anggota keluarga mereka yang sudah meninggal dunia, selain mendoakan keluarga yang sudah meninggal, juga membagikan sesuatu kepada sesama.
 
Pada hari Idul Fitri, kota dan desa-desa Afghanistan akan tampak warna warni, sehingga kemana pun kita melihat, perempuan, laki-laki, dan anak-anak, mengenakan pakaian paling indah dan warna warni. Menurut tradisi warga Afghanistan, di malam terakhir bulan Ramadhan, setiap keluarga tidak akan berbuka sebelum selesai membayar zakat fitrah. Idul Fitri di Afghanistan dirayakan selama tiga hari, dan masyarakat Afghanistan menjamu tamu-tamu mereka dengan kue-kue khusus, dan saling mengunjungi satu sama lain.
 
Pagi hari Idul Fitri semua Muslim Afghanistan melaksanakan shalat Idul Fitri, setelah shalat mereka berziarah dan mengunjungi rumah-rumah saudara yang lebih tua dan mengucapkan selamat kepada orang lain.
 
Di kota Badghis, Herat, Ghor dan Farah, malam Idul Fitri biasa digelar acara pernikahan. Di malam ini orang-orang memberikan hadiah kepada kedua mempelai yang merayakan pernikahan mereka. Di rumah mempelai perempuan tampak wadah-wadah penuh kue dan hiasan bunga dari sapu tangan. Salah satu tradisi menarik dalam perayaan ini adalah penyelenggaraan pertandingan gulat dan "Ghalle Jangi" atau perang telur.
 
Ghalle adalah telur, keluarga mempelai perempuan selain selain memberikan pakaian dan sepatu kepada mempelai laki-laki, juga memberikan sejumlah telur ayam masak yang sudah dihias untuk digunakan dalam “perang telur”.
 
Ghalle Jangi adalah pertandingan yang diikuti dua peserta dengan membenturkan telurnya satu sama lain, dan telur yang tidak pecah dinyatakan menang. Mempelai laki-laki harus ikut serta dalam pertandingan ini dan pulang ke rumah mempelai perempuan dengan kemenangan, dan menyerahkan telur-telur yang rusak dalam pertandingan itu kepada keluarga mempelai perempuan.

Selasa, 27 April 2021 15:06

Mengenal Kedermawanan Imam Hasan as

 

Nuansa religi dan berkah bulan Ramadan terasa kental sekali saat ia sudah menginjak hari pertengahan bulan suci ini. Kegiatan buka bersama tampak lebih meriah dan semangat infak terlihat sangat kentara di tengah masyarakat. Di setiap sudut jagad ini, kaum Muslim kerap menerima undangan untuk buka bersama dan semua berbicara tentang kedermawanan Ahlul Bait as.

Pada pertengahan Ramadan, kaum Muslim dengan meneladani Imam Hasan al-Mujtaba as, menyempurnakan puasa mereka dengan membantu kaum fakir dan anak yatim.Mereka menyambut penuh suka cita dan rasa syukur atas kelahiran cucu baginda Rasulullah Saw itu.

Berbuat kebajikan dan bermurah hati termasuk dari karakteristik utama Imam Hasan as. Pribadi mulia ini selalu menjadi tumpuan kaum fakir dan miskin, kadang sebelum mereka mengeluhkan keperluannya, Imam Hasan langsung memenuhi kebutuhan mereka dan tidak membiarkan mereka merasa malu dengan mengiba.

Beliau kadang juga memberi bantuan dalam jumlah besar sekaligus kepada kaum fakir dan pemberian ini demi mewujudkan sebuah kehidupan yang bermartabat bagi mereka. Oleh sebab itu, Imam Hasan dikenal sebagai Karim Ahlul Bait, yang berarti pemilik sifat dermawan, mulia, dan utama. Kata Karim dalam berbagai ayat dan riwayat adalah sekumpulan keutamaan dan sifat terpuji dan menjadi pembeda seseorang dengan yang lain.

Jalaluddin al-Suyuthi, seorang ulama dan cendekiawan Muslim menulis, “Hasan bin Ali memiliki banyak keluhuran akhlak dan keutamaan insani. Ia adalah seorang pribadi besar, penyabar, penuh ketenangan, dermawan, murah hati, dan sosok yang dipuji oleh masyarakat.”

Imam Hasan as, putra dari Ali bin Abi Thalib dan Sayidah Fatimah as, lahir pada pertengahan bulan Ramadan tahun ke-3 Hijriah di Kota Madinah. Pada waktu itu, Sayidah Fatimah meminta Imam Ali untuk memberi nama atas putranya yang baru saja lahir. Akan tetapi Ali berkata, “Aku dalam hal pemberian nama kepada anak-anaku tidak akan mendahului Rasulullah.”

Kemudian mereka membawa putranya ke rumah Nabi Saw untuk diberi nama. Setelah menggendongnya, Rasul kemudian membacakan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri cucu pertamanya itu.

Setelah itu, Rasul Saw bersabda, “Malaikat Jibril turun kepadaku dari sisi Allah dan setelah menyampaikan salam dan ucapan selamat atas kelahiran putraku, ia berkata, ‘Allah berfirman bahwa kedudukan Ali di sisiku sama seperti kedudukan Harun di sisi Musa. Jadi,namailah putra Ali ini seperti nama putra Harun.’” Aku kemudian bertanya, “Lalu siapa nama putra Harun ketika itu?” Jibril menjawab, “Shabbar.” “Aku bertutur dengan bahasa Arab,” ujar Rasul. “Shabbar berarti Hasan dalam bahasa Arab,” jawab Jibril.

Imam Hasan merupakan kelahiran pertama dari Ahlul Bait Nabi. Ia memiliki kemuliaan dan kedudukan yang tinggi. Ia adalah putra dari Ali dan Fatimah dan cucu dari Rasulullah Saw. Imam Hasan tumbuh dewasa dalam bimbingan Nabi Saw dan Imam Ali serta dibesarkan dalam pangkuan wanita penghulu surga, Fatimah az-Zahra.

Imam Hasan senantiasa mendampingi Rasulullah Saw, terkadang ia duduk di pangkuan Nabi dan kadang Nabi memikul cucu kesayangannya itu di pundaknya dan bersabda, “Ya Allah! Aku mencintai Hasan dan cintailah pula dia oleh-Mu.”

Imam Hasan hanya beberapa tahun saja hidup sezaman dengan Nabi Saw. Ketika ia beranjak usia tujuh tahun, datuk tercintanya pergi memenuhi panggilan Ilahi.Semasa hidupnya, Nabi Saw menunjukkan kecintaan yang sangat besar kepada anak-anak Fatimah.

Suatu hari, Sayidah Fatimah datang ke rumah Nabi Saw dengan membawa dua putranya Hasan dan Husein. Fatimah lalu berkata kepada ayahnya, "Ayah, ini adalah dua putramu. Berilah mereka sesuatu yang akan selalu menjadi pengingatmu." Kemudian Nabi Saw bersabda, "Hasan akan mewarisi kewibawaan dan keberanianku, sedangkan Husein akan memperoleh kedermawanan dan keberanianku."

Kemuliaan sifat dan kesucian jiwa membuat Imam Hasan memiliki kedudukan yang sangat istimewa, di mana Nabi Saw dalam beberapa surat perjanjian mencantumkan nama Hasan sebagai saksi meski ia masih anak-anak. Pada saat Nabi Saw pergi bermubahalah dengan kaum Nasrani Najran, Imam Hasan dan Husein beserta Imam Ali dan Fatimah, diikutsertakan bersamanya atas perintah Allah Swt. Ayat Tathir (ayat 33 surat al-Ahzab) turun untuk memberi kesaksian atas kesucian mereka.

Imam Hasan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melakukan perbuatan baik dan pekerjaan mulia. Beliau telah menginfakkan banyak hartanya di jalan Allah Swt. Sejarah mencatat bahwa Imam Hasan pernah dua kali menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah dengan membantu orang-orang yang membutuhkan. Beliau juga tiga kali mendermakan setengah dari hartanya, separuh untuk dirinya dan setengah lainnya diinfakkan di jalan agama.

Alkisah, suatu hari seorang miskin datang menemui Imam Hasan. Namun karena merasa malu, lisannya tidak sanggup mengutarakan kebutuhannya. Menyaksikan itu,Imam Hasan kemudian berkata, “Jika demikian, sampaikanlah kebutuhanmu secara tertulis.”

Orang miskin itu pun langsung melaksanakan perintah Imam Hasan. Beliau lalu membaca surat tersebut dan memberinya bantuan dua kali lipat dari permintaannya. Salah seorang yang hadir di sana berkata, “Wahai putra Nabi, betapa berkahnya surat tersebut baginya.” Imam Hasan menjawab, “Keberkahannya lebih besar untuk kami, karena Allah menjadikan kami sebagai orang-orang yang berbuat baik.”

Imam Hasan as adalah pribadi yang sangat agung, penyabar, sangat berwibawa dan teguh pendirian. Ketinggian ilmu dan hikmah beliau membuat kagum siapapun serta sangat bijak dalam memutuskan suatu perkara. Sepanjang hidupnya, Imam Hasan senantiasa berkiprah untuk membimbing dan mencerahkan masyarakat.

Beliau mengajak masyarakat untuk beribadah secara ikhlas dan dalam keadaan bersih, dan beliau sendiri memakai pakaian yang paling bagus untuk menunaikan shalat. Saat ditanya tentang penampilannya itu, Imam Hasan menjawab, “Allah adalah indah dan mencintai keindahan. Untuk itu aku memperindah penampilan di sisi Allah, Dia telah memerintahkan untuk memakai pakailah yang indah setiap memasuki masjid.”

Imam Hasan juga dikenal sebagai sosok yang penyabar, terutama pada masa memimpin dan membimbing umat. Dengan kesabaran ini pula, Imam Hasan berhasil menggagalkan konpsirasi-konspirasi rezim penguasa waktu itu. Pada dasarnya, penandatanganan perjanjian damai dengan Muawiyah merupakan cara lain dari perang melawan kezaliman yang diadopsi oleh pemuda surga itu.

Para sejarawan menulis, “Suatu hari Imam Hasan berjalan di tengah keramaian, tiba-tiba beliau berpapasan dengan orang asing yang berasal dari Syam. Pendatang itu ternyata seorang yang sangat membenci Ahlul Bait Nabi. Mulailah ia mencaci maki Imam Hasan. Beliau tertunduk diam tidak menjawab sepatah kata pun terhadap cacian itu, hingga orang tersebut menuntaskan hinaannya.”

Setelah itu Imam Hasan membalasnya dengan senyuman, lantas mengucapkan salam kepadanya sembari berkata, "Wahai kakek, aku kira engkau seorang yang asing. Bila engkau meminta pada kami, kami akan memberimu. Bila engkau meminta petunjuk, aku akan tunjukkan. Bila engkau lapar, aku akan mengenyangkanmu. Bila engkau tidak memiliki pakaian, aku akan berikan pakaian. Bila engkau butuh kekayaan, aku akan berikan harta. Bila engkau orang yang terusir, aku akan mengembalikanmu. Dan bila engkau memiliki hajat yang lain, aku akan penuhi kebutuhanmu."

Mendengar jawaban itu, kakek tersebut terperanjat dan terkejut, betapa selama ini ia keliru menilai keluarga Nabi Saw. Sejak saat itu, ia sadar kalau Muawiyah telah menipu dirinya dan masyarakat. Bahkan Muawiyah menyebarkan fitnah tentang ihwal Ali bin Abi Thalib as dan keluarganya.

Terkesima oleh jawaban Imam Hasan, kakek itu pun menangis dan berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau adalah khalifah Allah di muka bumi ini, dan sesungguhnya Allah Maha Tahu kepada siapa risalah-Nya ini hendak diberikan. Sungguh sebelum ini engkau dan ayahmu adalah sosok yang paling aku benci dari sekalian makhluk Tuhan. Namun kini engkau adalah pribadi yang paling aku cintai dari segenap makhluk-Nya." Lelaki tua itu akhirnya diajak oleh Imam Hasan ke rumahnya dan beliau menjamunya sebagai tamu kehormatan hingga ia pamit untuk pulang.

Berikut ini kami kutip dua perkataan hikmah dari Imam Hasan as;

"Memberi sebelum diminta adalah kebesaran jiwa yang teragung."

“Kedudukan utama di sisi Allah adalah milik orang yang paling mengerti dengan hak-hak masyarakat dari semua orang lain dan dalam menunaikan hak-hak tersebut, ia berbuat lebih banyak dari yang lain. Dan barang siapa yang bersikap rendah hati di hadapan saudaranya seiman, Allah akan menempatkannya sebagai Shiddiqin dan Syiah Ali as.”

Minggu, 02 Mei 2021 15:01

Keutamaan Lailatul Qadr

 

Malam Qadr menurut keyakinan Syiah, kemungkinan berada pada malam 19, 21 atau 23 bulan Ramadhan. Al-Qur'an mengisyaratkan tentang Lailatul Qadr dalam dua surah yaitu surah al-Qadr dan Al-Dukhan.

Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, Lailatul Qadr tidak hanya khusus terjadi pada zaman Nabi Muhammad saw saja, melainkan berkelanjutan dan suatu malam yang secara berketerusan berulang pada setiap tahunnya. Kaum Syiah, berdasarkan riwayat-riwayat yang ada menggunakan Lailatul Qadr ini sebagai sarana untuk menetapkan hujjah Allah swt di bumi karena para malaikat akan turun atas pengganti Nabi Muhammad saw yang memiliki ciri-ciri kekhususan seperti: maksum -akan tetap ada hingga hari kiamat.

Qadr adalah sebuah kata dari bahasa Arab yang memiliki ukuran dan takaran setiap sesuatu. Sedangkan secara teknis, Qadr adalah tipologi eksistensial dan ontologikal, bagaimana penciptaannya dan dengan istilah lain ukuran dan takaran eksistensial segala sesuatu.

Terkait dengan mengapa malam ini disebut sebagai malam Qadr terdapat beberapa sisi. Berdasarkan satu sisi, pada malam ini akan ditentukan takaran dan ukuran para hamba tentang hal-hal yang akan terjadi selama setahun, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Dukhan ayat 4, "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah".

Berdasarkan berbagai riwayat, pada malam Qadr takdir, rizki dan ajal manusia selama satu tahun ke depan akan ditetapkan. Berdasarkan sebagian riwayat yang lainnya sebab penamaan malam ini dengan malam Qadr adalah kemuliaan dan ketinggian malam ini karena Al-Qur'an yang begitu tinggi nilainya turun atas hati Nabi pada malam ini.

Lailatul Qadr adalah salah satu malam-malam dalam satu tahun yang memiliki kesucian khusus. Berdasarkan riwayat-riwayat Islami, pada malam ini, Allah swt akan menetapkan setiap tahunnya akan tadir manusia selama satu tahun ke depan. Terjadinya sebagian peristiwa-peristiwa pada malam ini menambah pentingnya malam Qadar ini seperti Al-Qur'an turun secara utuh ke atas hati Nabi, Imam Ali as pada malam ini menemui kesyahidannya, dengan adanya kejadian ini menurut keyakinan pengikut Syiah malam Qadr semakin penting.

Pada malam Qadr, pengikut Syiah mengerjakan amalan-amalan mustahab seperti dzikir, membaca Al-Qur'an dan juga mengadakan majelis duka bagi Imam Ali bin Abi Thalib. Para mufassir Al-Qur'an berdasarkan sisi lahir Al-Qur'an berkeyakinan bahwa malam Qadar akan terjadi pada setiap tahun dan maksudnya adalah malam turunnya al-Quran dan tidak hanya terjadi pada masa Nabi saja. Kenyataan ini didukung oleh adanya riwayat-riwayat yang sampai pada derajat mutawatir.

Berdasarkan sebagian riwayat, malam Qadr merupakan karunia Tuhan kepada umat Islam, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis, "Allah swt memberikan malam Qadr kepada umatku dan tidak ada seorang pun dari umat-umat sebelumnya yang mendapatkan karunia ini.

Berdasarkan riwayat Syiah, Lailatul Qadr berada pada salah satu malam 19, 21 atau 23 bulan Ramadhan. Namun kemungkinan besarnya terjadi pada malam ke-23. Ibnu Babuwaih Shaduqi mengatakan, pendapat para pembesar kami tentang Lailatul Qadr, semua berkata bahwa terjadi pada malam ke-23. Berdasarkan sebuah riwayat dari Imam Shadiq as Malam Qadr akan ada hingga hari kiamat dan terjadi pada malam ke-23. Berdasarkan riwayat yang lain, takdir terjadi pada malam ke -23 dan ibram (penegasan akan hal-hal yang telah ditakdirkan) pada malam ke-21 dan penandatangannya pada malam ke-23.

Ahlusunnah dengan berdasarkan terhadap hadis Nabawi berpandangan bahwa salah satu malam dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan berdasarkan hadis kitab Al-Sihah al-Sitah biasanya pada malam ke 27 dinilai sebagai Lailatul Qadr dan pada malam itu mereka berdoa dan tetap terjaga hingga Subuh untuk beribadah.

Sebagian Ahlusunnah berpandangan bahwa selama Nabi Muhammad Saw hidup, Lailatul Qadr terjadi setahun sekali, namun setelah Nabi wafat, tidak ada lagi Lailatul Qadr. Menurut sebagian yang lain, Lailatul Qadr kapan saja bisa terjadi sepanjang setahun dan malam-malam itu tidak ditentukan. Pada tahun Bi’tsah, Lailatul Qadr terjadi pada bulan Ramadhan, namun pada tahun-tahun yang lainnya mungkin saja terjadi pada bulan-bulan lainnya.

Allah SWT membuat malam Lailatul Qadr menjadi malam yang sangat baik untuk ibadah daripada seribu bulan. Malam Lailatul Qadr juga berfungsi sebagai pendorong umat Islam agar memperbanyak ibadah di Ramadhan sehingga umat Islam bermunajat, bermuhasabah, bertafakur dan meningkatkan ibadahnya untuk mendapatkan malam lailatul qadar.

Berdoa, munajat, bertaubat dan amalan ibadah lainnya di malam penuh berkah ini sangat dianjurkan. Tadarus al-Quran di malam ini juga memiliki nilai tersendiri. Umat Islam di malam ini sangat dianjurkan untuk tidak tidur dan memanfaatkannya untuk beribadah sepanjang malam. Dan sampai saat ini tradisi umat Islam di seluruh dunia menunjukkan bahwa mereka memiliki perhatian istimewa terhadap malam Lailatul Qadr.

Lailatul Qadr adalam sebuah kesempatan emas untuk memulai dari awal dan kembali kepada Tuhan. Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran terkait hal ini mengatakan, “Bulan suci Ramadhan dengan puasanya, zikir, doa dan puji-pujian kepada Tuhan, bacaan al-Quran serta dengan berbagai perbuatan baik lainnya membuat hati-hati bercahaya. Karat-karat di hati manusia terkelupas. Sejatinya dengan malam lailatul qadar, manusia mukmin yang berpuasa memulai tahun barunya. Di malam Qadr, takdirnya ditentukan oleh para pencatat Ilahi. Manusia memasuki tahun baru, tahap baru dan sejatinya mereka mengalami kehidupan baru dan dilahirkan kembali.”

Sejak tibanya malam hingga terbitnya fajar, pintu-pintu rahmat Ilahi terbuka lebar bagi para hamba dan para penyeru meneriakkan panggilannya kepada para hamba supaya memafaatkan keutamaan Ilahi ini. Shalat tahajud dan beribadah sepanjang malam sangat bermanfaat dan menjadi sarana yang tepat meraih makrifat.

Di dalam al-Quran, disebutkan tentang menghidupkan malam dengan berbagai ungkapan. Allah Swt di surat al-Isra’ ayat 79 berfirman yang artinya, “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” Wajar jika malam lailatul qadar adalah malam istimewa di antara malam-malam sepanjang tahun. Oleh karena itu, malam ini harus dimanfaatkan untuk bertafakkur, membaca ayat-ayat suci al-Quran, berdoa dan munjat serta meraih kesempurnaan spiritual.

Terkait karakteristik malam Lailatul Qadr, al-Quran berfirman, سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Kata salamun mengisyaratkan anugerah dan inayah Ilahi bahwa di malam ini rahmat Allah Swt mencakup seluruh hamba-Nya yang tunduk kepada-Nya. Menurut sejumlah pakar tafsir, di malam lailatul qadar, para malaikat mengucapkan salam kepada hamba-hamba mukmin yang tengah tekun beribadah.

Berbagai amalan sangat dianjurkan di malam lailatul qadar. Mayoritas amalan ini dijelaskan di hadis Qudsi ketika suatu hari Nabi Musa as tengah bermunajat kepada Allah Swt dan mengatakan, Wahai Tuhanku! Aku ingin dekat dengan-Mu. Allah menjawab, orang-orang yang dekat dengan-Ku adalah mereka yang mendapat Lailatul Qadr. Nabi Musa kemudian berkata, Wahai Tuhanku! Aku mengharap rahmat-Mu. Allah menjawab, rahmat-Ku bagi mereka yang mengasihi orang miskin di malam Lailatul Qadr.

Musa kembali berkata, Wahai Tuhanku! Aku meminta ijin untuk melewati jembatan shiratal mustaqim. Allah menjawab, ijin tersebut bagi mereka yang bersedekah di malam lailatul qadar. Musa berkata, Wahai Tuhanku! Aku ingin buah-buahan surgawi. Allah menjawab, buah-buahan tersebut bagi mereka yang melantunkan subhanallah  di malam Lailatul Qadr. Musa menambahkan, Ya Allah! Aku menginginkan keridhaan-Mu. Allah menjawab, kerelaan-Ku bagi mereka yang menunaikan shalat dua rakaat di malam Lailatul Qadr.

Kini malam Lailatul Qadr tengah mendatangi kita, malam yang lebih utama dari seribu bulan, malam ketika penghuni langit menjadi tamu di bumi. Siapa saja yang mendapat malam penuh berkah ini, maka kegelapan akan sirna dari jiwanya. Hargailah malam ini dan manfaatkan dengan ibadah. Rasulullah Saw bersabda, barang siapa yang mendapat malam Lailatul Qadr maka dosa-dosanya diampuni, bahkan jika dosanya sebanyak bintang di langit atau seberat batu-batu gunung.

 

Palestina menjadi perhatian dunia, temasuk Indonesia yang telah banyak membantu perjuangan Palestina dengan berbagai caranya sendiri.

Kondisi Palestina yang berada dalam pendudukan rezim Zionis Israel menjadi perhatian dunia, temasuk Indonesia. Meskipun demikian, selama beberapa tahun terakhir ada sejumlah pihak yang menilai perjuangan Palestina bersikap sektarian, sehingga masyarakat Indonesia tidak perlu terlalu jauh membantu perjuangan bangsa Palestina yang berada dalam pendudukan Israel. 

Akademisi Indonesia, Dina Sulaeman menilai dukungan terhadap perjuangan Palestina bukan sektarian, tapi lahir dari dukungan terhadap pembelaan terhadap keadilan dan penolakan terhadap segala bentuk penjajahan, sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan UUD 1945.

Dosen HI Unpad ini dalam wawancara dengan Parstoday memandang langkah-langkah untuk mendukung perjuangan Palestina harus didukung, termasuk Hari Quds Internasional, sebab bangsa Palestina yang tertindas saat ini membutuhkan dukungan besar dari masyarakat dunia. 

Prakarsa Hari Quds Internasional pertama kali disampaikan oleh Imam Khomeini dengan penetapan Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan sebagai momentum solidaritas global mendukung perjuangan bangsa Palestina. 

Selengkapnya, simak wawancara Parstoday Indonesia dengan Dr. Dina Sulaeman, Direktur Indonesia Center for Middle East Studies (ICMES) mengenai Palestina dan urgensi hari Quds Internasional.

 

Ketua Biro Politik Hamas dalam suratnya untuk Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menyampaikan perkembangan terbaru di Al Quds, dan mendesak sikap tegas Dunia Islam untuk mendukung warga Al Quds, dan menghentikan kejahatan rezim Zionis Israel.

Pusat Informasi Palestina, Minggu (9/5/2021) melaporkan, Ismail Haniyeh dalam suratnya untuk Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, serangan dan agresi Israel terhadap Al Quds dan wilayah Bab Al Amud serta Sheikh Jarrah, begitu juga serangan ke Masjid Al Aqsa dan warga Palestina yang beritikaf di masjid itu, adalah upaya luas pejabat Israel untuk melegitimasi pembangunan distrik Zionis, mengusir warga Palestina, merampas rumah, membagi waktu dan tempat Masjid Al Aqsa, dan mengubah kondisi yang berlaku di sana.

Haniyeh menambahkan, kejahatan Israel sudah melanggar seluruh garis merah, dan melukai hati umat Islam. Israel menyerang kota Al Quds, sejarah Islam yang ada di dalamnya, eksistensinya, sumber penghasilan warganya, masa depan dan hak legal penduduknya, begitu juga menyerang secara langsung Masjid Al Aqsa dan orang-orang yang menjaganya.

Pejabat Hamas itu dalam suratnya untuk Rahbar, mendesak agar Dunia Islam segera mengambil sikap tegas atas kejahatan Israel, dan menyatukan sikap bersama serta mengaktifkan diplomasi negara-negara Arab, Muslim dan internasional, dengan maksud mencegah Israel melanjutkan kejahatannya terhadap rakyat Palestina, tanah air dan kesucian-kesuciannya di kota Al Quds terutama Masjid Al Aqsa. 

Minggu, 09 Mei 2021 14:28

Optimisme Dialog Saudi dan Iran

 

Setelah lebih dari lima tahun terjadi pemutusan hubungan politik dan ekonomi antara Arab Saudi dengan Iran, kini kedua negara membuka dialog baru.

Reuters mengutip pejabat Kementerian Luar Negeri Saudi yang mengatakan bahwa pembicaraan antara Tehran dan Riyadh terus berlanjut.

Sebelumnya pada 19 April 2021, Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengomentari berita tentang dialog Iran-Saudi dengan mengatakan bahwa Iran senantiasa menyambut digelarnya dialog dengan kerajaan Arab Saudi yang akan menguntungkan rakyat kedua negara dan mendorong terciptanya stabilitas di kawasan.

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dalam wawancara dengan televisi Al-Arabiya juga mengungkapkan harapan negaranya dapat memiliki hubungan baik dengan Iran sebagai negara tetangga. Pendekatan ini dapat berdampak signifikan pada deeskalasi di kawasan dalam beberapa dimensi.

Salah satu aspek penting dalam mengkaji pemicu perubahan pendekatan Riyadh untuk bernegosiasi dan menyelesaikan ketegangan dengan Iran berkaitan dengan pemahaman pejabat Saudi yang lebih realistis saat ini atas tuntutan politik dan tekad negara-negara di kawasan untuk menjauhkan diri dari kebijakan Saudi. Dari sudut pandang ini, mengurangi tingkat krisis di pusat-pusat regional yang penting merupakan kepentingan strategis Riyadh.

Kamran Karami, analis politik Timur Tengah menganggap krisis Yaman menjadi salah satu poin terpenting dari perubahan arah pendekatan Riyadh tersebut. Setelah enam tahun berperang di Yaman, Arab Saudi tidak mencapai tagetnya yang telah menelan sebagian besar anggaran belanja negaranya. Di sisi lain, Houthi semakin kuat dengan meraih kekuasaan di berbagai bidang.

Tidak diragukan lagi, pemahaman yang realistis dari pejabat Saudi tentang situasi saat ini di kawasan dan upaya mencapai titik kunci bahwa strategi menciptakan ketegangan dan krisis tidak menguntungkan kepentingan mana pun adalah dua fakta penting yang telah memengaruhi pendekatan Arab Saudi untuk mengoreksi perilakunya di masa lalu.

Di sisi lain, perubahan perimbangan kekuatan di kawasan dan peran berpengaruh front perlawanan dalam perubahan ini merupakan faktor lain yang membuat Putra Mahkota Saudi menyimpulkan bahwa era petualangan di kawasan telah berakhir.

Pengalaman menunjukkan bahwa intervensi AS dan kehadiran pihak asing di kawasan  tidak menghasilkan apa-apa selain ketidakamanan dan hilangnya sumber daya serta kekayaan Arab Saudi dan negara-negara Arab lain yang berbatasan dengan Teluk Persia.

Rangkaian komponen-komponen tersebut menyebabkan Arab Saudi  mengubah pendekatan masa lalu untuk membuka jalan bagi deeskalasi di kawasan. Tentu saja, keberhasilan dalam hal ini bergantung pada variabel lain, seperti peran destruktif rezim Zionis Israel di kawasan.

Rezim Zionis menganggap hubungan baik antara Iran dan negara-negara di kawasan merugikan kepentingannya dalam menjalankan kesepakatan abad. Berbagai aksi destruktif seperti menciptakan ketidakamanan di pinggiran Iran bertujuan untuk membalikkan keadaan saat ini. Saat ini peran destruktif Amerika Serikat dan Israel sekarang jelas bagi semua negara regional. Kehadiran AS di Afghanistan dan Irak, serta intervensi provokatifnya di Suriah, Yaman, dan kawasan Teluk Persia telah menyebabkan ketidakstabilan dan penyebaran terorisme di kawasan tersebut. Kini, Amerika tidak punya posi selain meninggalkan kawasan, dan inilah tuntutan bangsa-bangsa regional.

Prioritas kebijakan luar negeri Iran berupaya menjalin hubungan baik dengan tetangganya tanpa campur tangan asing. Dalam hal ini, Iran telah menyampaikan prakarsa perdamaian Hormuz kepada negara-negara kawasan yang menekankan komitmen bersama untuk menjaga keamanan dan perdamaian regional yang berkesinambungan.

 

Situs Yahoo News pada Sabtu (8/5/2021) malam, mengungkap temuan baru serangan teror Amerika Serikat terhadap Komandan Pasukan Quds IRGC Iran, Syahid Jenderal Qasem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad.

Laporan itu menjelaskan temuan-temuan baru seperti, keterlibatan pasukan Delta Force AS dalam operasi teror tersebut dan keterlibatan dinas intelijen Israel dari dekat.

Operasi tersebut diyakini akan mempengaruhi posisi strategis pemerintahan Presiden Joe Biden di kawasan pada tahun-tahun mendatang.

Yahoo News telah mewawancarai 15 pejabat AS saat ini dan mantan pejabat, di mana mereka mengungkapkan rincian baru tentang pembunuhan Jenderal Soleimani dan penilaian jangka panjang yang dilakukan pemerintahan Trump tentang pembunuhan

komandan Pasukan Quds dan para pejabat tinggi Iran lainnya serta pemimpin kelompok-kelompok afiliasinya.

Laporan ini menunjukkan operasi yang lebih rumit dari yang diperkirakan sebelumnya dan mereka memiliki daftar nama orang-orang yang berpotensi menjadi target pembunuhan.

Mantan Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS, Christopher Miller mengatakan bahkan jika itu tidak dimaksudkan untuk memicu ketegangan, tetapi faktanya ini adalah operasi yang jauh lebih ambisius daripada membunuh seorang jenderal.

“Ada daftar lengkap dari nama orang-orang yang direncanakan oleh militer AS untuk dibunuh,” tambahnya.

Presiden AS waktu itu, Donald Trump dalam sebuah tindakan kriminal memerintahkan pembunuhan Jenderal Soleimani dan rombongannya.

Acara haul pertama Syahid Soleimani di lokasi serangan teror di dekat Bandara Baghdad.

Jenderal Soleimani dan Wakil Ketua Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, bersama dengan delapan pengawal mereka, gugur syahid dalam serangan udara yang dilakukan pasukan teroris AS di dekat Bandara Internasional Baghdad pada Jumat dini hari,

3 Januari 2020.

Yahoo News menjelaskan bahwa rencana pembunuhan Jenderal Soleimani sudah ada sejak awal pemerintahan Trump. Setelah Mike Pompeo memimpin CIA pada 2017, ia mengadakan pertemuan dengan sekelompok petinggi CIA, termasuk pusat misi

kontraterorisme CIA dan pusat kegiatan khusus militan, untuk membahas rencana pembunuhan Jenderal Soleimani.

Di tahun yang sama, Pompeo mambawa rencana pembunuhan pejabat tertinggi militer Iran sebagai bagian dari strategi potensial pada pertemuan Dewan Keamanan Nasional AS.

Pembahasan tentang teror Jenderal Soleimani di Gedung Putih dimulai pada musim panas 2018, hampir bersamaan dengan keputusan pemerintah AS mengumumkan penarikan dirinya dari kesepakatan nuklir dengan Iran dan memberlakukan kembali sanksi

sebagai bagian dari kebijakan tekanan maksimum.

Informasi baru ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump telah memikirkan rencana teror sejak lama. Di samping itu, AS juga bermaksud membunuh lebih banyak komandan Iran dalam program terornya.

AS selama ini mengklaim bahwa Jenderal Soleimani datang ke Irak dengan tujuan menyusun serangan terhadap Amerika dan pangkalan mereka, sehingga serangan udara dilakukan sebagai pencegahan. Namun, klaim ini dibantah oleh para pejabat senior Irak.

Pada 5 Januari 2020, Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi menyampaikan dalam pertemuan dengan parlemen bahwa Jenderal Soleimani tiba di Baghdad untuk menyampaikan pesan Iran kepada Arab Saudi.

Menurut laporan Yahoo News, para pejabat senior Pentagon dan CIA sangat mengkhawatirkan tentang konsekuensi pembunuhan Jenderal Soleimani.

Hal ini bukan tidak berdasar, karena Iran juga membuktikan bahwa ia punya kekuatan dan keberanian untuk melawan tindakan kriminal AS dengan meluncurkan serangan rudal skala besar di pangkalan Ain al-Assad, yang merupakan salah satu tindakan pertama

yang diambil sebagai bagian dari pembalasan.

 

Tiga tahun lalu, 8 Mei 2018, Presiden AS saat itu, Donald Trump secara resmi mengumumkan negaranya keluar dari Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA). Trump berulang kali mengkritik keras JCPOA dan menyebutnya sebagai kesepakatan terburuk bagi Amerika. Ia pun mengancam akan keluar dari kesepakatan internasional ini.

Setelah keluarnya AS dari JCPOA, pemerintah Trump meski mendapat penentangan banyak pihak, menolak menjalankan komitmennya di bawah kesepakatan nuklir dengan Iran dan juga resolusi 2231 Dewan Keamanan. Tak hanya itu, Amerika juga menjatuhkan sanksi berat terhadap Iran demi memaksa Tehran memenuhi tuntutan ilegalnya. Program in dikemas dalam bentuk "Represi Maksimum" terhadap Iran dan Amerika juga menolak segala bentuk upaya untuk mempertahankan JCPOA.

Pemerintah Trump mengklaim melalui aksinya ini akan mampu memaksa Tehran menuruti 12 tuntutannya yang digulirkan oleh Menlu AS saat itu, Mike Pompeo pada Mei 2018. Pompeo menyodorkan 12 tuntutan kepada Tehran sebagai syarat perundingan Washington dengan Tehran. Tuntutan tersebut direspon negatif oleh banyak pengamat dan media. Di koridor ini, Pompeo menuntut program nuklir Iran dihentikan secara total, program rudal Iran juga dihentikan atau dibatasi serta Iran diminta menghentikan kebijakan dan langkah-langkahnya di kawasan.

Tuntutan Pompeo ini adalah penyerahan penuh Iran kepada Amerika Serikat. Ide pemerintah Trump adalah kampanye represi maksimum akan mampu memaksa Republik Islam Iran untuk bersedia berunding terkait kesepakatan baru selain JCPOA. Meski demikian Trump pada 20 Januari 2021, ketika meninggalkan Gedung Putih dalam kondisi gagal merealisasikan tujuan ini. Bahkan anggota pemerintahan Trump yang paling radikal, yakni John Bolton, mantan penasihat Trump juga mengakui hal ini. Mengingat Trump tidak memiliki strategi menghadapi Iran, meningkatkan tensi tak perlu dengan Tehran dan memisahkan jalan AS dari sekutunya, mendapat kritikan pedas dari kubu anti dirinya. Resistensi kuat rakyat Iran melawan sanksi dalam bentuk muqamawa maksimum, membuat pemerintah Trump putus asa dan gagal total.

Hal ini diakui oleh mayoritas pengamat dan elit politik lokal AS dan internasional. Wakil tetap Rusia di organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov menilai hasil dari keluarnya AS dari JCPOA adalah kekalahan memalukan. Ia di akun Twitternya menulis, "Tiga tahun lalu di hari seperti ini, AS keluar dari JCPOA dan memulai kebijakan represi maksimum. Hal ini telah melemahkan kesepakatan nuklir, kemajuan program nukir Iran dan membuat kondisi Teluk Persia semakin parah. Kekalahan memalukan ! Kini potensi kembalinya AS ke JCPOA menjadi agenda perundingan Wina."

Pemerintahan Trump di dalam negeri juga mendapat kritikan keras karena kegagalan kebijakannya terhadap Iran, khususnya setelah sanksi terhadap Tehran terbukti tidak efektif. Bahkan sampai kini Trump masih mendapat kritikan akibat kegagalan tersebut. Chris Murphy, senator Demokrat di akun Twitternya menulis, "Ingatlah bahwa Amerika tidak mendapat manfaat apa pun dari sanksi Trump....Sanksi tersebut tidak memiliki dampak praktis."

Presiden AS saat ini, Joe Biden pada September 2020 selama kampanye pemilu presiden di memonya mengakui bahwa Donald Trump dengan keluar dari JCPOA telah melakukan kesalahan dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan nasional AS sehingga Washington semakin terkucil. Meski demikian, Joe Biden dalam prakteknya sejak menjabat sebagai presiden AS Januari 2021 hingga kini masih melanjutkan kebijakan represi maksimum terhadap Iran dan tanpa mengisyaratkan pemerintahan mana yang melanggar janji dan keluar dari JCPOA, menentukan syarat kembalinya Washington ke kesepakatan nuklir dengan langkah Tehran. Ia berjanji bahwa jika Iran melaksanakan penuh komitmennya di JCPOA, maka Washington akan kembali ke kesepakatan ini.

Joseph Cirincione, pakar politik AS seraya menekankan bahwa Biden hingga kini masih melanjutkan kampanye gagal represi maksimum Donadl Trump mengatakan, "Selama Biden tidak memperbaiki sikapnya, ancaman akan kehancuran kesepakatan nuklir masih tetap terbuka."

Di sisi lain, Republik Islam Iran menyatakan bahwa negara ini akan kembali menjalankan secara penuh komitmen JCPOAnya ketika AS mencabut total sanksi secara praktis bukan sekedar di atas kertas atau ucapan. Dan yang terpenting pencabutan sanksi tersebut nantinya akan diverifikasi oleh Iran.

 

Kebakaran luas terjadi di sekitar pusat pertahanan rezim Zionis Israel yang terletak di Haifa, wilayah pendudukan.

Seperti dikutip Fars News, Minggu (9/5/2021), beberapa media mengabarkan terjadinya kebakaran luas di sekitar pusat pertahanan Israel di barat laut Haifa.
 
Situs surat kabar Yedioth Ahronoth menulis, kebakaran terjadi di beberapa lokasi jalur rel kereta api antara wilayah Kiryat Motzkin dan Kiryat Yam.
 
Israel mengerahkan puluhan mobil pemadam kebakaran ke lokasi namun gagal memadamkan api, dan sampai sekarang tim pemadam kebakaran masih terus bekerja.
 
Saksi mata mengatakan, asap tebal mengepul di udara dan terlihat dari jarak ratusan meter. Menurut Yedioth Ahronoth kemungkinan kebakaran terjadi karena terbakarnya gerbong kereta pembawa barang.