کمالوندی

کمالوندی

Minggu, 23 Februari 2020 20:53

Di bawah Bimbingan Imam Baqir as

 

Bulan Rajab, salah satu bulan besar Islam. Bulan yang menghubungkan hamba dengan Tuhannya. Kebesaran bulan Rajab semakin tinggi dengan kelahiran salah satu Ahlul Bait Nabi.

Hari pertama bulan Rajab dihiasi kelahiran Imam Kelima Muslim Syiah, Imam Muhammad Baqir as. Rajab adalah nama salah satu sungai di surga yang memiliki air berwarna putih lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Oleh karena itu barangsiapa yang di bulan Rajab ini mensucikan diri dari kekotoran jiwa dan dosa, dan mengambil manfaat darinya, maka ia seperti sungai itu, jiwa dan ruhnya bersih dan suci.

Tibanya bulan Rajab pada hakikatnya adalah sampainya kabar gembira tentang kelahiran kembali hamba-hamba Tuhan. Hamba-hamba yang setiap saat tenggelam dalam dunia materi, di bulan ini sibuk beribadah kepada Allah Swt untuk menutupi hari-hari itu dan memperkokoh penghambaannya.

Rasulullah Saw dalam mengenalkan penggantinya terkadang menyebutkan secara mutlak dan universal bahwa mereka seluruhnya dari Quraisy, dan terkadang pula di hadis lain menyebutkan nama mereka satu persatu. Rasul juga di hadis lain terkadang menyebutkan penggantinya ini dengan keutamaan dan sifat-sifat mulia mereka.

Terkait Imam Muhammad al-Baqir as, Rasulullah Saw bersabda, "Ketika masa Husein berlalu, Ali bin Husein akan memegang tampuk Imamah dan Allah Swt akan menganugerahkan anak kepadanya di mana namanya sama dengan namaku dan ia adalah orang yang paling mirip denganku. Ilmunya adalah ilmuku, hikmahnya adalah hikmahku. Ia akan memegang Imamah setelah ayahnya."

Para Imam yang menjadi pembimbing umat ke arah kebahagiaan menghadapi kehidupan yang sulit di kehidupannya dan mereka mempermudah jalan manusia untuk meraih petunjuk.

Imam Muhammad Baqir as hidup di puncak kekuasaan dan ketamakan Bani Umayah serta Bani Abbasiyah. Di kondisi seperti ini, Imam bangkit mengobarkan revolusi budaya dan memberi kehidupan baru di ajaran Syiah. Oleh karena itu, melalui perencanaan sistematis dan universal, Imam memulai setiap langkahnya.

Imam Muhammad Baqir mulai mengajarkan ilmu dan pengatahuan yang di zaman imam sebelumnya sulit untuk diajarkan karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Ini merupakan manifestasi dari hadis Rasulullah Saw, "Imam dan al-Quran tidak pernah berpisah."

Imam Baqir di kondisi politik yang sulit dalam prakteknya telah membuktikan bahwa al-Quran dan ilmu tidak berpisah dan para Imam Maksum adalah pembawa ilmu dan al-Quran. Perbedaan antara gerakan ilmiah Imam Baqir as dan aliran ilmiah saat ini adalah poin ini. Umat manusia saat ini butuh untuk belajar bahwa menuntut ilmu harus di jalan Tuhan.

Early Shi'i Thought : The Contribution of the Imam Muhammad al-Baqir, karya Dr. Arzina R. Lalani peneliti The Institute of Ismaili Studies, London. Buku ini diterbitkan lembaga Ismaili London tahun 2000.

Imam Muhammad al-Baqir adalah salah satu Muslim paling terpelajar di usianya, dan memainkan peran penting dalam sejarah Islam awal. Sekaligus pemimpin dan cendekiawan serba bisa di dunia Muslim abad kedelapan, ia juga seorang otoritas dalam penafsiran Al-Qur'an, tradisi Nabi, dan semua hal yang berkaitan dengan ritual, ritual, dan praktik Islam.

Arzina Lalani mengeksplorasi kontribusi penting al-Baqir pada pemikiran Islam pada periode awal pembentukannya, kontribusi yang sangat kuat untuk mempengaruhi perkembangan hukum, teologi, dan praktik keagamaan Syiah. Karya Dr. Lalani menyajikan kisah sistematis pertama tentang kehidupan, karier, dan ajaran para termasyhur abad ke delapan yang cemerlang ini.

Di bukunya ini, Lalani mengkaji pemikiran Imam Baqir as di masa hidupnya. Pertama-tama, ia berusaha menjelaskan nasib Syiah pasca meninggalnya Rasulullah Saw,,,gerakan politik, kebangkitan dan aliran pemikiran yang saat itu marak membahas isu-isu teologi dan pemikiran.

Ia juga menyinggung isu-isu penting seperti wilayah dan kepemimpinan, sifat-sifat Imam, tauhid, sunah, hadis nabi yang merupakan masalah enting serta di masa yang diwarnai dengan beragam ideologi serta pemikiran di masyarakat Islam saat itu dan membutuhkan jawaban komprehensif, penulis memanfaatkan ungkapan dan hadis Imam Baqir.

Di sinilah posisi Imam Baqir as sangat menonjol dan penting serta secara praktis menjadi rujukan untuk menjawab setiap pertanyaan ilmiah masyarakat Islam. Ketika peluang jihad seperti metode Imam Husein as tertutup, jihad ilmiah yang dipelopori Imam Muhammad Baqir as terbuka lebar.

Menurut para pakar, Imam Baqir as memulai jihad ilmiah dalam tiga fase. Pertama-tama beliau menyeru seluruh umat manusia menuntut ilmu. Di bagian lain Imam Baqir memerintahkan untuk menyebarkan ilmu dan selain membentuk budaya, manusia juga dianjurkan untuk menulis buku. Hal ini karena ilmu merupakan dasar setiap pekerjaan, pembentukan ideologi dan menyehatkan pemikiran.

Jika kita menginginkan ilmu marak di tengah masyarakat, maka pertama-tama  pentingnya menuntut ilmu, nilai dan keagungan ulama serta tujuan menuntut ilmu harus disebarkan. Imam Baqir as dengan baik melaksanakan langkah pertama ini dengan mejnelaskan hadis dan perkataan serta nasehat penting di bidang ini.

Imam Baqir as menerapkan strategi revolusi kultural melalui penyebaran dan pengembangan Islam. Dengan seluruh daya upayanya, Imam Baqir berusaha menyelamatkan umat dari kesesatan dan kegelapan dengan menyusun dan menghimpun kembali ajaran Islam yang diwariskan Rasulullah Saw.

Imam Baqir membangun pondasi madrasah keilmuan dan budaya. Kelak, pondasi itu terus dilanjutkan pembangunannya oleh putra beliau, Imam Jakfar Shadiq as. Perjuangan ilmiah dan reformasi kebudayaan yang dijalankan Imam Baqir as di masa-masa akhir abad pertama hijriah, sejatinya merupakan pengantar untuk mengaplikasikan pemikiran dan nilai-nilai Islam serta meningkatkan kecerdasan umat. Untuk itu, Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin as dikenal dengan julukan Bagir Al Ulum, sang penyibak ilmu pengetahuan.

Imam Baqir meski sibuk melakukan aktivitas keilmuan dan budaya, namun tidak melalaikan masalah politik dan sosial. Beliau selalu memprotes penguasa lalim dan penindas. Demi menyadarkan masyarakat, Imam Baqir menjelaskan kriteria pemimpin yang adil dan saleh sehingga masyarakat bisa mengukur para penguasa dengan standar itu dan memahami kelemahan serta penyimpangan mereka.

Menurut prespektif Imam Baqir as, menuntut ilmu saja tidak cukup, tapi harus dibarengi dengan pengamalan dan penyebarannya. Di sebuah hadis, Imam Baqir berkata, "Siapa saja yang mengajarkan petunjuk, maka pahalanya sama dengan orang yang mengamalkannya dan pahala orang yang mengamalkan tidak akan berkurang."

Usia Imam Baqir as 57 tahun dan masa Imamah beliau 10 tahun. Masa kehidupan Imam Baqir as merupakan fase yang tepat untuk menyebarkan ajaran dan ideologi Islam. Oleh karena itu,keistimewaan Imam Baqir adalah peletak dasar revolusi budaya dan kebangkitan ilmiah Syiah, bahkan Islam.

 Salah satu metode Imam Baqir as untuk menyadarkan opini publik dan mengenalkan posisi unggu Ahlul Bait adalah berdialog dengan para penentang.

Imam Ja’far Ash-Shadiq as menceritakan, bahwa suatu ketika beliau berada di Syam bersama ayahnya (Imam Muhammad Al-Baqir as). Keberadaan mereka di Syam karena Khalifah Hisyam bin Abdul Malik meminta mereka untuk datang ke sana.

Pada suatu hari, Imam Al-Baqir as melihat kerumunan orang-orang di sebuah tempat. Semua sedang menantikan seseorang. Beliau menanyakan perihal mereka itu. Dijawab, “Mereka itu sedang menunggu salah seorang pendeta, karena ia hanya muncul setahun sekali. Mereka bertanya dan meminta fatwa darinya.”

Imam as ikut menunggu bersama mereka sampai pendeta tersebut datang. Tatkala pendeta itu melihat Imam, ia menyapa beliau, “Apakah Anda dari golongan kami atau dari umat yang perlu dikasihani ini?”

Imam as menjawab, “Aku dari umat ini.”

Pendeta bertanya lagi, “Dari orang awam umat ini atau dari ulamanya?”

Imam menjawab, “Aku bukan dari orang awamnya.”

Pendeta berkata lebih serius, “Aku punya beberapa pertanyaan untuk Anda; dari mana Anda percaya bahwa penghuni surga makan dan minum tapi mereka tidak buang air?”

Imam as menjawab, “Bukti kami adalah janin yang ada dalam rahim ibunya. Ia makan tapi tidak buang kotoran.”

Pendeta itu bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang setenggat waktu yang tidak terhitung malam juga tidak terhitung siang.”

Imam as menjawab, “Waktu di antara terbitnya fajar dan terbitnya matahari.”

Mendengar jawaban-jawaban Imam as, sang pendeta terkejut. Ia ingin sekali membungkam Imam dengan pertanyaan lain. Ia berkata, “Kabarkan kepadaku tentang dua bayi yang keduanya dilahirkan pada hari yang sama dan meninggal pada hari yang sama juga. Umur bayi yang pertama 50 tahun dan yang kedua 150 tahun.”

Imam as menjawab, “Uzair dan saudaranya, saat itu usia Uzair 25 tahun. Tatkala melewati suatu desa di Antakia yang ditinggal mati oleh penduduknya, ia merenung, ‘Bagaimana Allah akan menghidupkan penduduk ini setelah kematian mereka?’

“Kemudian Allah SWT mematikan Uzair selama 100 tahun, lalu membangkitkannya lagi dan ia kembali ke rumahnya dalam keadaan muda, sementara saudaranya sudah tua-renta. Uzair hidup bersama saudaranya selama 25 tahun, dan kedua bersaudara itu pun meninggal pada hari yang sama.”

Melihat keluasan dan ketinggian ilmu Imam Al-Baqir as ini, pendeta itu lagi-lagi takjub. Tak ayal lagi, ia pun menyatakan keislamannya di depan khalayak, dan diikuti oleh sahabat-sahabatnya.

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran melakukan pertemuan dengan perwakilan rakyat Azerbaijan Timur, barat laut Iran.

Tanggal 29 Bahman (18/02/2020), Pemimpin Besar Revolusi Islam melakukan pertemuan dengan sejumlah perwakilan rakyat Azerbaijan Timur. Rahbar dalam pertemuan ini mengingatkan satu dari pertemuan paling indah dan monumental. Rakyat Azerbaijan dengan hadir tepat waktu pada tanggal 29 Bahman 1356 dan memperingati hari ke-40 syuhada Qom yang merupakan percikan Revolusi Islam merupakan berkah ilahi dan mereka memulai gerakan yang beruntun hingga dimulainya gerakan bangsa dan kejatuhan rezim taghut dan berdirinya pemerintahan Islam.

Pertemuan rakyat Azerbaijan Timur dengan Ayatullah Khamenei
Menurut pandangan Pemimpin Besar Revolusi Islam, mengenai pengaruh kehadiran tepat waktu dan masa yang mendapat perhatian ilahi, ketika pekerjaan dilakukan tepat waktu dan di saat ketika dibutuhkan, maka berkah pada kerja itu akan semakin banyak. Rahbar mengatakan, "Hari ini para pemuda Azerbaijan, baik wanita dan pria berdiri tegar di medan untuk membela revolusi dengan membusungkan dadanya, di medan perang lunak, masalah keyakinan, dalam masalah pemikiran dan dalam menghadapi propaganda permusuhan  musuh, dan bila suatu waktu terjadi perisitwa dan dibutuhkan kehadiran lain di sebuah arena, saya akan melihat lagi para pemuda ini hadir."

Dalam sistem Islam, rakyat, sebagai pemilik utama sistem, memiliki peran paling penting dalam bagaimana urusan negara diatur dan dalam penentuan penguasa dan perwakilan mereka. Jenis sistem yang islami didasarkan pada kehendak, kehadiran dan pilihan bangsa, oleh karena itu, mengadakan pemilihan dalam berbagai kasus mencerminkan kesadaran politik masyarakat suatu masyarakat. Rakyat menunjukkan kemauan dan solidaritas nasional mereka dengan berpartisipasi dalam pemilu. Rahbar reka menyebut pemilu sebagai jihad umum dan mengatakan:

"Pemilu adalah sebuah jihad umum. Pemilu sumber kekuatan negara. Pemilu sumber martabat sistem Islam. Kalian saksikan bagaimana Amerika dengan propagandanya ingin agar ada jarak antara sistem Islam dan rakyat? Mereka telah berusaha keras. Selalu berusaha... Tujuan kegiatan ini adalah untuk memisahkan para pemuda Iran dengan sistem Islam, tetapi mereka tidak berhasil."


Rahbar menganggap salah satu contoh Iran menjadi lebih kuat dan keputusasaan musuh adalah dengan memiliki parlemen yang kuat, yang, dalam menghadapi plot permusuhan, dapat melindungi negara dengan menetapkan undang-undang diperlukan dan mengarahkan pemerintah ke tujuan yang diinginkan. Dengan mayoritas suara yang diberikan, parlemen akan menjadi kuat dan kredibel. Rahbar mengatakan "Dampak yang akan dimiliki pemilu tidak hanya pada jangka waktu empat tahun. Anggota dewan dapat membuat beberapa keputusan, membuat undang-undang yang akan berlangsung selama bertahun-tahun yang akan datang. Efek dari parlemen yang kuat atau lemah akan bertahan lama."

Pemimpin Besar Revolusi Islam, merujuk pada upaya kekuatan arogansi terhadap Iran yang tak henti-hentinya dan menekankan bahwa rencana Amerika untuk menjauhkan rakyat dari sistem dan menghancurkan Republik Islam, bahkan kejahatan Amerika di bandara Baghdad dengan menggugursyahidkan Letjen Soleimani juga gagal untuk mendominasi Iran, sebaliknya membuat mereka pasif. Pawai besar-besaran rakyat Irak di Baghdad, pergerakan orang-orang di Suriah, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan Aleppo dan beberapa masalah lain di kawasan, benar-benar sebaliknya dari yang diinginkan oleh AS. Amerika menjadi pasif dan omong kosong baru-baru ini adalah bagian dari kepasifan yang ingin ditutupi oleh mereka."

Pertemuan warga Azerbaijan Timur dengan Ayatullah Khamenei
Syahid Soleimani adalah aset besar bagi Iran dan menurut Rahbar dalam kesyahidan Soleimani memberi kami kehilangan yang pahit: ia adalah syahid yang sangat baik, mulia dan sangat berguna, manusia yang dipuji banyak orang, ini tersimpan pada tempatnya. Kita telah kehilangannya, tetapi ketika kita melihat peristiwa ini, kejadian ini seperti semua peristiwa ilahi, dimana pertolongan Allah padanya mengalahkan kemurkaan.

Dalam hal ini, Rahbar mencontohkan, ketika anak tertua dan mulia Imam Khomeini ra meninggal dunia di Najaf secara mencurigakan, Imam pada pidato pertamanya mengatakan kematian Mostafa termasuk pertolongan tersembunyi ilahi. Tidak ada yang dapat memahami dengan benar apa yang dimaksud Imam dan bagaimana manusia dapat menyebut anak tertua dan mulianya yang termasuk harapannya di masa depan dengan mengatakannya sebagai pertolongan tersembunyi? Setelah itu, ketika rakyat Iran melakukan prosesi duka untuknya dan membacakan al-Fatihah lalu gerakan revolusi dimulai, pada waktu itulah masyarakat mengerti apa yang dimaksud dengan pertolongan tersembunyi. Yakni pertolongan tersembunyi ilahi dimulai dari satu titik pahit dan berujung pada pembentukan sistem Republik Islam dan lengsernya pemerintahan taghut.

Ayatullah Khamenei menilai syahadat sebagai akhir terbaik bagi Letjen Soleimani dan mengatakan, "Allah dalam al-Quran berbicara dengan lisan umat Islam 'Bina Illa Ihda al-Husnayain', satu dari dua terbaik yang menanti kita (QS. Al-Taubah: 52). Kita memiliki dua Husna. Maksud dari Husna adalah terbaik; kita memiliki satu dari dua yang terbaik. Keduanya itu apa, ketika salah satunya dimiliki manusia? Satunya kemenangan dan satunya lagi adalah syahadah. Syahid Soleimani telah mencapai dua Husnayain; pertama menang, karena selama bertahun-tahun di kawasan Syahid Soleimani menjadi pemenang medan tempur, sementara yang kalah adalah Amerika dan kaki tangannya. Di semua kawasan seperti itu dan ia gugur syahid, yakni Allah memberikan kedua Husnayain kepada syahid ini."

Pertemuan warga Azerbaijan Timur dengan Ayatullah Khamenei
Di bagian lain dari pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengajak masyarakat untuk memperhatikan kekuatan kosong Amerika. Jika Amerika saat ini, dengan perhiasan dan dandanannya, menunjukkan dirinya masih bisa berdiri di atas kaki sendiri, masalahnya bukat itu. Saat ini, Amerika Serikat adalah pemerintah yang paling berhutang di dunia dan berhutang sebanyak 22 ribu miliar dolar dari pelbagai negara. Di Amerika saat ini, kesenjangan sosial menjadi lebih besar dari sebelumnya. Apa yang saya katakan ini bukan dari saya, tetapi ucapan seorang tokoh politik Amerika saat ini yang merupakan bagian dari badan pemerintahan AS... Ia mengatakan, dalam pemerintahan Trump telah bertambah kekayaan lima orang Amerika terkaya lebih dari 100 miliar dolar dan kekayaan tiga di antaranya setara dengan setengah dari populasi Amerika. Yakni, tiga orang memiliki kekayaan setara 160 juta populasi penduduk AS. Ini dari satu sisi, sementara di sisi lain, 80 persen pekerja AS adalah miskin dan gaji mereka tidak mencukupi untuk hidup mereka. Siapa saja yang pendapatannya kurang dari pengeluarannya adalah miskin. 80 persen dari buruh AS kondisinya seperti ini. Perhatikan kesenjangan sosial ini, benar-benar menakutkan!"

Rahbar menambahkan, "Orang ini yang merupakan politikus terkenal mengatakan bahwa dari 5 orang Amerika hanya satu dari mereka yang bila merujuk ke dokter dapat menebus resep obatnya, sementara 4 orang lainnya tidak memiliki uang untuk membeli obatnya. Kesenjangan kekayaan antara kulit putih dan hitam selama 50 tahun terakhir di Amerika telah meningkat 3 kali lipat. Presiden saat ini Amerika mengakui bahwa kondisi ekonomi lebih baik, mereka mengatakan iya, kondisi ekonomi lebih baik, tapi bagi para miliarder, bukan bagi rakyat Amerika. Ini kondisi sosial Amerika."

Pemimpin Besar Revolusi menyinggung data lain kesenjangan sosial di Amerika dan mengatakan, "Salah satu presiden AS sebelumnya mengatakan Amerika adalah oligarki, artinya pemerintahan kelompok elit kecil, tanpa campur tangan rakyat, dengan suap plitik tanpa batas, kemiskinan yang merajalela, sangat banyak yang tidur di jalanan ... ketika udara menjadi dingin, kalian akan mendengar di berita-berita betapa banyak orang AS yang mati. Iya, mengapa mereka mati? Misalnya kalian asumsikan udara dingin 5 derajat di bawah nol, tentu saja tidak membuat orang mati, tetapi karena mereka tidur di jalanan, makanya mati. Begitu juga ketika udara panas, ketika meninggi, antara 40-42 derajat, sejumlah orang mati karena mereka hidup di jalanan dan tidur di jalan. Sekarang biarkanlah masalah data kejahatan dan kerusakan."

Kemiskinan di AS
Demikianlah yang membuat Pemimpin Besar Revolusi Islam meyakini bahwa Amerika hanya mendandani lahiriahnya dan membuat penampilannya berjaya dan besar untuk menipu orang lain, dan menakuti beberapa orang di dunia. Bentuk lahiriahnya adalah menghias diri agar tampak perkasa dan megah. Tetapi seperti halnya kemegahan kapal Titanic yang terkenal tidak menghentikannya untuk tenggelam, demikian pula keperkasaan dan kemegahan As tidak dapat mencegahnya dari tenggelan dan Amerika akan tenggelam..

Ayatullah Khamenei menekankan poin ini bahwa Republik Islam Iran tidak punya masalah dan penentangan dengan satu bangsa pun, begitu pula dengan satu ras. Apa yang kami tolak adalah kekuasan zalim, sombong dan arogan, dimana Amerika berada di puncaknya.

Rahbar mengatakan, "Kami menolak pemberontakan atas nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan. Hari ini, Amerika manifestasi ini, manifestasi kezaliman, manifestasi arogansi yang dibenci di dunia. Kekuatan materinya ditunjukkan ke sana dan ke sini. Sekarang ini di sekeliling negara kita ada puluhan pangkalan militer di sejumlah negara, tetapi pangkalan militer ini tidak menguntungkannya. Bukan saja tidak berguna baginya, tidak juga berguna bagi mereka yang malang, dimana mereka memberi uangnya dan sangat berharap pada mereka, tetapi tidak berguna. Suatu hari jika terjadi satu masalah, tidak berguna bagi mereka. Negara arogan dari sisi spiritual, dari sisi ruh dan dan dari sisi batin tengah menuju pada kehancuran."

Pemimpin Besar Revolusi Islam di akhir pembicaraannya mengatakan, "Yang penting bagi kita adalah menjaga diri kita tetap di garis lurus ilahi, menjaga diri di jalan yang lurus ilahi dan tidak membiarkan gerakan itu melemah. Ini sangat penting. Gerakan sistem Islam dan masyarakat Islam menuju tujuan tertinggi Islam tidak boleh jatuh... Apa yang memberi harapan kepada saya adalah keberadaan kalian anak-anak muda. Para pemuda harus mempersiapkan dirinya dari sisi sains, pengalaman dan iman. Mereka harus mempersiapkan dirinya karena keesokan hari negara berada di tangan kalian. Sudah semestinya kalian dapat menghantarkan negara ini ke puncaknya dan Insya Allah kalian dapat melakukan pekerjaan ini."

 

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif dan mitranya dari Belanda Stef Blok bertemu di Tehran pada hari Sabtu, 22 Februari 2020.

Dalam pertemuan di gedung Kementerian Luar Negeri Iran itu, keduanya membicarakan hubungan bilateral, isu-isu regional dan internasional.

Zarif dan Blok juga berdiskusi tentang kesepakatan nuklir JCPOA dan Instrumen untuk Mendukung Pertukaran Perdagangan (INSTEX).

Selain itu, keduanya membahas masalah serangan teror Amerika Serikat terhadap Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Islam Iran Letnan Jenderal Qasem Soleimani, perkembangan di Afghanistan, Irak, Yaman, dan Suriah.

Menlu Belanda melakukan kunjungan ke Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab dengan tujuan mengadakan konsultasi bilateral.

Sementara itu, selama kunjungannya ke kota Isfahan, Blok mengatakan orang-orang Belanda memiliki solidaritas dan hubungan baik dengan Iran.

Dia menuturkan, Iran dan Belanda menikmati hubungan di bidang industri dan kedua negara juga dapat mengembangkan ikatan di bidang pertanian. (RA)

 

 

Proses pemungutan suara pemilu parlemen Republik Islam Iran ke-11 dan pemilu sela Dewan Ahli Kepemimpinan (Majles-e Khobragan Rahbari) ke-5 berakhir pada Jumat malam, 21 Februari 2020 pukul 24.00 waktu setempat.

Untuk itu, penghitungan suara di Tempat-tempat Pemungutan Suara (TPS) langsung dimulai, termasuk TPS-TPS di Tehran.

Pemilu parlemen Iran periode ke-11 dan pemilu sela Dewan Ahli Kepemimpinan periode ke-5 dimulai dari pukul 08.00 waktu setempat pada hari Jumat, 21 Februari 2020 di seluruh penjuru Iran.

Sebanyak 7.148 kandidat, termasuk puluhan warga Iran dari agama minoritas, mencalonkan diri dalam pemilu parlemen untuk memperebutkan 290 kursi.

Pemilu sela Dewan Ahli Kepemimpinan dilakukan di lima daerah pemilihan (Provinsi Tehran, Qom, Fars, Khorasan Utara, dan Khorasan Razavi) secara serentak untuk memilih tujuh anggota.

Sebelumnya, pemilu tersebut dijadwalkan berakhir pada pukul 18.00 waktu setempat, namun diperpanjang sampai empat kali karena banyaknya jumlah pemilih.

Rakyat Iran memilih anggota parlemen untuk empat tahun ke depan. Tugas utama parlemen yang juga dikenal sebagai Majelis Syura Islami ini meliputi memperkenalkan dan mengadopsi undang-undang, dan mengawasi urusan negara.

57.918.159 orang memenuhi syarat untuk memilih, di mana 2.931.000 di antaranya menjadi pemilih pertama kali. Dari mereka yang memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam pemilu ini, 50,13% adalah pria dan 49,87% adalah wanita.

Pemilu parlemen kali ini akan menjadi bersejarah di tengah ancaman dan sanksi ketat Amerika Serikat. 

 

Seorang peneliti Suriah mengatakan, bersamaan dengan kemajuan yang dicapai di Idlib dan Aleppo, sikap negara-negara Arab pesisir Teluk Persia terkait Suriah, perlahan-lahan mulai mengalami perubahan.

Fars News (23/2/2020) melaporkan, Bassam Abu Abdullah menjelaskan kaitan antara operasi militer Suriah di Idlib dan Aleppo, dengan bentuk perilaku sejumlah negara termasuk Turki dan beberapa negara Arab Teluk Persia.

Saat ditanya soal hubungan Saudi dan Suriah, Abu Abdullah menuturkan, ada indikasi munculnya perubahan dalam hubungan kedua negara, seperti pembukaan kembali kedutaan besar Bahrain, dan Uni Emirat Arab di Suriah, dan sekarang Saudi juga ingin membuka kedubesnya di Damaskus, tapi hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa izin Amerika Serikat.

Ia menambahkan, setiap kemenangan di arena manapun selalu membawa perubahan pada sikap negara-negara dunia terkait Suriah, setelah bertahun-tahun, stasiun televisi Al Jazeera, Qatar menayangkan lengkap pidato Presiden Suriah Bashar Al Assad, padahal 10 tahun sebelumnya Al Jazeera tidak pernah menyebut Assad sebagai presiden Suriah. 

 

Juru bicara Kantor Kepresidenan Rusia mengatakan, para teroris di Idlib, Suriah mendapat bantuan senjata dari pemerintah Turki, dan mereka menguasai persenjataan yang sangat berbahaya.

Fars News (23/2/2020) melaporkan, seiring dengan meningkatnya ketegangan Turki dan Rusia terkait perkembangan terakhir di Idlib, Suriah, Dmitry Peskov memprotes kebijakan Turki dan menuturkan, Ankara tidak mematuhi isi kesepakatan Sochi, terkait Suriah.

Menurut Peskov, para teroris di Idlib memiliki persenjataan yang sangat berbahaya.

Pada saat yang sama, Jubir Kepresidenan Rusia menyambut rencana pertemuan tentang Suriah yang rencananya akan dihadiri oleh Jerman, Perancis dan Turki.

Peskov tidak menyebut negara-negara pemasok senjata untuk teroris di Suriah, tapi pemerintah Turki dianggap sebagai salah satu negara yang mendukung milisi bersenjata dan teroris di Idlib.

Presiden Turki dan Rusia tahun lalu mencapai kesepakatan terkait utara Suriah, yang dikenal sebagai kesepakatan Sochi.

 

Anggota Komisi Luar Negeri Parlemen Rusia, Duma mengatakan, sepertinya Virus Corona adalah senjata biologis Amerika Serikat.

IRNA (23/2/2020) melaporkan, Dmitry Novikov tidak membantah keterlibatan Amerika dalam penyebaran Virus Corona dan menuturkan, tidak menutup kemungkinan virus ini adalah sebuah senjata biologis.

Ia menambahkan, kemungkinan Amerika terlibat dalam penyebaran Corona karena realitasnya, sejak lama negara ini terus berusaha memproduksi senjata biologis, dan hal ini bukan rahasia lagi.

Beberapa waktu lalu Menteri Perdagangan Amerika, Willbur Ross kepada televisi Fox Business mengatakan, Virus Corona dapat menjadi hal yang baik bagi perekonomian Amerika, karena dengan memperhatikan asal virus ini, yaitu Cina, pemulihan lapangan pekerjaan di Amerika akan semakin cepat.

Sementara itu penasihat kampanye Presiden Donald Trump, Curtis Ellis menuturkan, absennya pekerja Cina karena terkena Virus Corona bisa menjadi berkah Tuhan bagi para produsen dalam negeri Amerika. 

 

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Ahad (23/02) pagi di pembukaan pelajaran Bahtsul Kharij Fiqih (pelajaran untuk tingkat mujtahid) mengapresiasi kehadiran luas rakyat Iran dalam ujian besar pemilu dan tindakan mereka menggagalkan propaganda musuh.

Lebih lanjut Rahbar menekankan masyarakat harus bersikap waspada dalam menghadapi konspirasi musuh yang menargetkan pilar-pilar negara.

Rahbar seraya mengisyaratkan agitasi negatif dan luas mesin-mesin propaganda asing terhadap partisipasi rakyat di pemilu mengingatkan, "Media-media asing telah melancarkan propaganda miring untuk melawan partisipasi rakyat dalam pemilu. Propaganda ini dimulai sejak beberapa bulan lalu dan semakin intensif dilakukan menjelang hari pemilihan."

"Dua hari sebelum pemilu, media-media musuh memanfaatkan kesempatan secara maksimal untuk mengendurkan partisipasi masyarakat dalam pemilu dengan alasan virus corona," ungkap Ayatullah Khamenei.

Image Caption
Menurutnya, permusuhan musuh dengan bangsa Iran tidak terbatas di bidang ekonomi, budaya, keyakinan agama, dan jiwa revolusioner rakyat. Musuh bahkan menentang pemilu bangsa Iran, karena mereka tidak mau menerima sebuah realitas tentang kehadiran rakyat di bilik suara atas nama agama dan untuk mengabdi kepada revolusi.

Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa pelaksanaan pemilu dalam sistem Islami telah meruntuhkan klaim musuh, yang menyebut agama menentang kebebasan dan demokrasi.

"Pemilu di Republik Islam menunjukkan bahwa agama adalah manifestasi utuh dari sebuah demokrasi. Penyelenggaraan 37 pemilu selama 41 tahun terakhir membuktikan perhatian luar biasa sistem Islami terhadap demokrasi," tambahnya.

Amerika Serikat selama bertahun-tahun pasca kemenangan Revolusi Islam Iran terus berupaya melemahkan pemerintahan Republik Islam dan menghancurkan persatuan rakyat Iran. Tak hanya itu, AS berusaha membuat Republik Islam Iran dilanda friksi politik dan sosial dari dalam, namun kewaspadaan bangsa Iran tidak mengijinkan musuh menebarkan pengaruhnya.

Arahan Rahbar dari perspektif ini menekankan dua poin penting dan efektif di dinamika revolusi:

Poin pertama, urgensitas kehadiran rakyat di saat-saat sensitif yang mampu meminggirkan musuh Iran serta menusukkan kekuatan keras dan lunak Iran kepada musuh.

Menurut pandangan sejumlah pengamat, Amerika di agitasinya ini berencana memanfaatkan perang lunak. Berdasarkan teori ini, arus ini ingin memudarkan partisipasi rakyat Iran di pemilu. Sebuah arus yang telah disusun sejak lama, namun ternyata gagal.

Poin kedua di arahan Rahbar adalah penekanan beliau akan kesiapan yang terus meningkat dalam membalas musuh dan agresor.

Ayatullah Khamenei mengajak seluruh masyarakat mengenali musuh dan bersikap waspada di hadapan mereka.

"Dalam menghadapi aktivitas ribuan anggota front musuh terhadap isu-isu yang berhubungan dengan Iran, front bangsa Iran harus mempersiapkan jutaan orang untuk membela dan melakukan serangan balasan di bidang propaganda," tegasnya

Musuh menggunakan beragam metode sejak kemenangan Revolusi Islam untuk merusak sendi-sendi pemerintah Republik Islam, dan dewasa ini fokus mereka adalah mengubah sikap pemerintah dan melemahkan kekuatan defensif Iran.

Amerika tak segan-segan melakuan cara apapun untuk merusak Iran, tapi setiap kali Washington melakukan aksinya, negara ini malah mendapat tamparan balik dari rakyat Iran.

Amerika Serikat pada Jumat (03/01/2020) dalam sebuah aksi terorisnya meneror Syahid Letjen Qasem Soleimani, komandan pasukan Quds IRGC yang tengah berkunjung ke Irak atas undangan resmi pemerintah Baghdad bersama delapan orang lainnya. Sepah Pasdaran Iran (IRGC) pada 8 Januari 2020 membalas kejahatan Amerika tersebut dengan menembakkan 13 rudal ke pangkalan militer Amerika di Ain al-Assad di Provinsi al-Anbar, barat Irak.

Pengalaman selama tahun-tahun ini menunjukkan bahwa peran rakyat senantiasa efektif dan abadi di setiap fenomena seperti ini. Sejatinya rasa tanggung jawab dan kehadiran rakyat di lapangan, berhasil mengusir musuh dan mengubah ancaman menjadi peluang bagi bersinarnya kekuatan rakyat Iran. 

 

Suatu hari Nabi Sulaiman (as) melihat semut di kaki gunung yang sibuk memindahkan tanah dasar gunung. Dia bertanya, “Mengapa kamu menanggung semua ini dengan susah payah?” Semut itu berkata: “Kekasihku mengatakan kepadaku jika aku berusaha memindahkan gunung ini, maka aku dapat bertemu dengan Anda dan aku sangat menginginkan hal itu walau harus memindahkan gunung ini.” Nabi Sulaiman berkata: “Kamu tidak akan dapat melakukan hal ini, bahkan jika kamu memiliki umur seperti nabi Nuh (as). “Si semut menjawab: “Aku akan terus  berusaha semampuku,” Akhirnya Nabi Sulaiman (as) yang sangat menyukai kegigihan dan ketekunan semut tersebut, memindahkan gunung untuknya. Semut menghadap ke langit dan berkata: “Aku bersyukur kepada Allah SWT, bahwa di jalan cinta, telah mengutus Nabi untuk melayani semut …”

Mari kita berusaha sekuat tenaga, karena pasti selalu ada penolong disisi kita.
Nabi Muhammad SAW bersabda:

اُدعُوا اللهَ وَ اَنتم مُوقِنونَ بِالاِجابَهِ وَاعلَموا اَنَّ اللهَ لا یَستَجِیبُ دُعاءَ مِن قَلبِ غافِلٍ لاه؛

Berdo’alah kepada Tuhan dan percayalah pada doa-doa Anda dan ketahuilah bahwa Tuhan tidak menerima doa dari hati yang lalai dan tidak sadar.

 

Alkisah, di sebuah desa terjadi musibah paceklik dan kelaparan, semua penduduk pun dirundung kesedihan.

Pada suatu hari seorang arif sedang melewati gang di desa tersbut dan melihat seorang budak yang sangat bahagia dan ceria. Dia pun bertanya kepadanya bagaimana budak tersebut masih bisa tertawa dan bersukacita dalam situasi seperti itu?

Dia menjawab bahwa dia adalah seorang budak dari seorang tuan yang memiliki beberapa peternakan, dan selama dia bekerja untuknya, dia yang memberinya penghidupan, jadi mengapa dia harus bersedih ketika dia sudah mempercayainya?

Arif tersebut pun berkata: “Saya merasa malu pada diri saya sendiri melihat seorang budak yang menyandarkan penghidupannya kepada tuan yang memiliki beberapa kambing tapi dia tidak bersedih, sedangkan saya yang mempunyai Tuhan penguasa seluruh alam masih merasa khawatir akan penghidupan saya.”