کمالوندی
Antisipasi Perang Total, Militer Israel Gelar Manuver Besar
Angkatan Bersenjata rezim Zionis Israel menggelar manuver militer besar untuk mengantisipasi pecahnya perang total di seluruh front.
Kanal 13 TV Israel, Minggu (9/5/2021) melaporkan, manuver militer yang akan berlangsung selama satu bulan itu dimaksudkan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi perang total di semua front mulai dari utara hingga ke selatan wilayah pendudukan.
Salah satu target manuver militer ini adalah menangkis serangan rudal bersamaan yang dilancarkan dari perbatasan selatan, utara dan timur wilayah pendudukan. Manuver ini sudah dipersiapkan sejak lama.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Israel Aviv Kochavi memerintahkan pasukannya untuk tidak menunda waktu pelaksanaan manuver ini, mengingat terus memburuknya kondisi di Al Quds dan Tepi Barat.
Ia memerintahkan seluruh pasukan Israel untuk bersiap menghadapi semua skenario yang mungkin terjadi. Sebelumnya media Lebanon mengabarkan kesiapan penuh Hizbullah di perbatasan selatan negara itu dengan wilayah pendudukan.
Menurut media Lebanon, penempatan pasukan Hizbullah sebanyak ini di perbatasan Israel, tidak pernah terjadi sejak Perang 33 Hari pada tahun 2006 silam.
Tradisi Kuliner Ramadhan di Indonesia dan Malaysia
Berbagai negara Muslim memiliki tradisi unik di bulan suci Ramadhan, termasuk keragaman kuliner dan lainnya. Kali ini kita akan menelisik tradisi tersebut di Indonesia dan Malaysia.
Bulan suci Ramadhan merupakan bulan perayaan dan keceriaan bagi masyarakat Indonesia. Muslim Indonesia, negara Muslim terpadat di dunia, juga memiliki adat istiadat unik bulan ini. Sebelum masa pandemi Covid-19, masjid dan mushala lebih ramai dari sebelumnya dengan berbagai acara terutama qiraah Alquran dan pengajian.
Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan ada tradisi di kalangan masyarakat Sunda yang disebut "Munggahan". Tradisi ini mengumpulkan seluruh anggota keluarga dan saling meminta maaf sebelum masuknya bulan suci Ramadhan.
Di tempat lain ada tradisi Padusan yang biasanya diadakan oleh masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tradisi padusan merupakan wujud nasehat agama dan budaya tentang kebersihan baik dalam bentuk lahir dan batin.
Di kalangan masyarakat Betawi ada tradisi mengumpulkan semua anggota keluarga dalam bentuk makan bersama. Tapi seluruh kegiatan budaya tersebut tahun ini agak berbeda karena penyebaran pandemi Covid-19. Meskipun sebagain masyarakat masih melaksanakannya dengan prokes yang ketat, namun frekuensinya relatif berkurang dibandingkan sebelumnya karena Indonesia, sebagaimana negara lain menghadapi virus Corona.
Di Serambi Makkah ada tradisi Meugang yang masih lestari hingga kini. Sebelum Ramadhan dilakukan pemotongan hewan kambing atau sapi yang dibagikan untuk meingkatkan hubungan sosial. Konon tradisi ini berawal saat Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam. Banyak tradisi unik lain di berbagai daerah di Indonesia dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Kuliner di bulan puasa juga memiliki keunikan tersendiri, terutama ketika berbuka dengan beragama jenis takjil. Makanan yang seringkali ada adalah kolak. Selain itu ada berbagai kue dan makanan tradisional lain untuk takjil berbuka puasa seperti apem, bubur sumsum dan lainnya. Tidak ketinggalan, buah kurma biasanya tersedia ketika berbuka puasa.
Masjid maupun Mushala yang menjadi tempat menunaikan shalat berjamaah, termasuk shalat Tarawih, biasanya dikirimi berbagai jenis makanan atau minuman oleh masyarakat di sekitar untuk para jamaah. Biasanya setelah shalat tarawih di berbagai daerah dilakukan pembacaan al-Quran secara bersama-sama yang disebut Tadarusan. Bahkan, Tadarusan di berbagai tempat berlangsung hingga menjelang sahur yang dilakukan secara bergiliran.
Di negara-negara Muslim kawasan Asia Tenggara seoerti Indonesia dan Malaysia, kebersamaan keluarga di bulan suci Ramadhan atau sebelumnya memiliki kedudukan sangat penting. Selain itu, pelaksanaan shalat berjamaah di masjid, terutama shalat Tarawih sebagai bagian paling penting dalam kehidupan mereka hingga saat ini. Tapi penyebaran Covid-19 mengubahnya. Ada sebagian tempat yang masih menjalankan shalat Tarawih berjamaah dengan menerapkan prokes yang ketat di daerah-daerah dengan tingkat penyebaran kecil, bahkan mendekati nol.
Di Malaysia, makanan di bulan suci Ramadhan juga sangat beragam sebagaimana di Indonesia. Dari segi budaya, termasuk kuliner, kedua memiliki banyak kesamaan. Di Malaysia ada Nasi Lemak yang tidak jauh berbeda dengan nasi uduk dengan lauk yang beraneka ragam. Nasi lemah biasanya dilengkapi dengan lauk ayam atau daging, telur dan ikan asin. Makanan favorit masyarakat Melayu ini juga menjadi santapan penting berbuka puasa ataupun sahur.
Selain itu ada juga Laksa, sejenis sup dengan mi dan berbagai bumbu serta lauk yang enak dan segar. Makanan ini juga mengadopsi budaya kuliner Cina dengan menggunakan mi sebagai salah satu bahannya. Ada banyak jenis variasi Laksa di Malaysia dan juga Singapura sebagaimana di Indonesia juga. Di Malaysia, makanan ini termasuk yang paling banyak dikonsumsi masyarakat di bulan suci Ramadhan.
Di Malaysia, sate menjadi salah satu menu makanan berat yang paling diminati masyarakat di bulan suci Ramadhan. Untuk hidangan pembuka, ada kolak yang juga tidak berbeda jauh dengan Indonesia.
Makanan lain yang paling digemari masyarakat Melayu di bulan suci ramadhan adalah Bubur Lambuk. Biasanya makanan ini dibagikan untuk berbuka puasa di berbagai masjid di Malaysia pada saat bulan suci Ramadhan. Perpaduan dari kuah daging dengan santan yang gurih menjadikan makanan yang sudah berusia seratusan tahun lebih ini termasuk deretan makanan favorit masyarakat Melayu.
Tradisi memasak makanan tradisional ini paling banyak diikuti oleh Masjid Kampung di negara bagian Malaka yang merupakan masjid tertua di Malaysia. Para juru masak masjid menyiapkan bahan baku bubur beras dari pukul 8:00 pagi hingga memasaknya pukul 4:00 sore dan membagikannya kepada orang-orang setelah melaksanakan shalat Isya dan tarawih di masjid.
Kecintaan masyarakat Muslim Indonesia dan Malaysia terhadap agama Islam membawa mereka menjalankan tradisi keagamaan yang sudah melebur dalam budaya masyarakatnya masing-masing. Ramadhan menjadi bulan penting untuk meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaannya.
Ramadhan di Iran dan Afghanistan
Bulan suci Ramadhan di seluruh negara Muslim dilaksanakan dengan meriah, dan bulan ini mendapatkan penghormatan khusus dari umat Islam.
Mengenal tradisi dan budaya negara-negara Muslim terutama saat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan, dapat memperkuat persatuan di antara negara-negara Muslim dunia.
Salah satu tradisi menarik dan kuno selama bulan Ramadhan di Iran adalah tradisi Koloukh Andazan atau Sang Andazan yang sampai saat ini masih dilakukan di beberapa wilayah Iran.
Menurut tradisi ini, saat matahari tenggelam sehari sebelum masuknya bulan suci Ramadhan, seluruh warga kota, mulai dari anak-anak hingga dewasa menggenggam tanah liat kering lalu menghadap kiblat dan berkata, “Ya Allah kami telah menghancurkan dosa-dosa dan perbuatan buruk kami yang terdahulu, dan kami siap untuk melaksanakan ibadah dan puasa Ramadhan.”
Setelah itu mereka melemparkan tanah liat kering tersebut ke atas tanah sampai hancur. Mereka percaya dengan menghancurkan tanah liat kering itu, seluruh perbuatan buruk di masa lalu akan hancur dan sirna.
Tradisi lain yang dilakukan masyarakat Iran di bulan suci Ramadhan adalah Sahar Khani. Tata cara tradisi ini adalah beberapa orang yang terjaga pada dinihari membacakan doa, dan sambil membawa lentera, mereka berkeliling desa untuk membangungkan warga. Tradisi ini digelar di beberapa kota Iran, di kota Khomeini misalnya, para remaja yang melakukan tradisi ini, mereka membangunkan warga untuk santap sahur dengan menciptakan bunyi-bunyian khusus.
Selain itu, di Iran juga terdapat tradisi kuno yang dilaksanakan pada waktu sahur di bulan Ramadhan, tradisi itu dinamai Shou Khani atau Shab Khani. Tradisi ini banyak ditemukan di Provinsi Khorasan Jonoubi, dan secara umum mirip dengan tradisi Sahar Khani. Dalam tradisi ini, genderang ditabuh tiga kali.
ilustrasi menu berbuka puasa Ramadhan
Tabuhan pertama untuk membangunkan orang menjelang sahur dan mempersiapkan santap sahur. Tabuhan kedua untuk menyantap makanan sahur, dan tabuhan ketiga untuk melaksanakan shalat subuh. Bersamaan dengan ditabuhnya genderang, seorang laki-laki yang dianggap memiliki suara bagus melantunkan doa dan munajat, serta mengajak warga untuk santap sahur.
Tradisi lain yang dilakukan rakyat Iran selama bulan suci Ramadhan adalah menyelenggarakan tadarus Al Quran baik di rumah-rumah warga maupun di masjid-masjid. Biasanya setiap hari di bulan suci Ramadhan warga yang hadir menyelesaikan satu juz Al Quran sehingga di akhir bulan Ramadhan, mereka menyelesaikan seluruh juz Al Quran secara bersama-sama.
Tadarus Al Quran terutama di malam-malam Qadr atau Lailatul Qadr yang disertai pembacaan doa dan munajat khusus, memberikan suasana spiritual berbeda yang membersihkan jiwa orang-orang yang berpuasa. Suasana ini sangat jarang ditemukan di hari-hari yang lain.
Berbuka puasa di bulan suci Ramadhan merupakan momen yang sangat khusus di tengah masyarakat Iran. Orang Iran meyakini bahwa Islam sangat menganjurkan memberikan makanan untuk berbuka kepada mereka yang berpuasa. Oleh karena itu, saat berbuka, rumah-rumah warga Iran terbuka untuk para tamu.
Sebuah tradisi menarik warga Provinsi Sistan va Baluchestan di tenggara Iran adalah Arak va Barak, dua kata ini berarti mengambil dan membawa. Jika di satu rumah saat berbuka, terlihat asap mengepul dari dapurnya, warga pemilik rumah harus membagikan makanan yang dimasaknya sampai ke rumah terakhir yang di sana tercium bau masakan tersebut. Tradisi menarik ini membantu orang-orang tidak mampu untuk bisa berbuka.
Ketika bulan suci Ramadhan berakhir, warga Iran sebagaimana Muslim lainnya di dunia, melaksanakan shalat Idul Fitri sebagai bentuk syukur mereka telah menyelesaikan ibadah puasa satu bulan penuh. Setelah shalat, warga Iran membagikan makanan nazar kepada orang-orang yang melaksanakan shalat.
Sebagai contoh, warga kota Yazd memiliki tradisi unik bernama Ash Nazri Abul Fadhl Abbas yang dilaksanakan pada pagi hari Idul Fitri, mereka membagikan Ash (sejenis sup) kepada orang-orang selepas shalat Idul Fitri sebagai bentuk nazar. Mereka juga membagikan roti, keju dan lalapan kepada tetangga dan orang yang lalu lalang. Masyarakat Utara Iran di hari Idul Fitri mengenakan pakaian daerah mereka, dan saling mengucapkan selamat kepada sesama.
tradisi membangungkan warga untuk sahur di desa Iran
Afghanistan adalah sebuah negara yang terletak di Asia Selatan. Penduduknya berjumlah sekitar 40 juta jiwa. Ibu kotanya Kabul, dan Islam adalah agama resmi negara ini, karena 99 persen penduduk Afghanistan beragama Islam.
Bulan suci Ramadhan di Afghanistan memberikan kegembiraan khusus bagi warga negara ini. Di bulan ini rakyat Afghanistan memiliki sejumlah tradisi khusus. Salah satu tradisi yang dilaksanakan saat masuknya bulan Ramadhan, yaitu penduduk Afghanistan menyalakan api dan mengabarkan masuknya bulan Ramadhan kepada orang lain.
Warga paruh baya Afghanistan sejak beberapa minggu sebelum masuknya bulan suci Ramadhan yaitu bulan Syaban, sudah berpuasa dan menyambut Ramadhan. Saat hilal bulan Ramadhan tampak, mereka menyambutnya dengan gembira, dan di antara warga saling mengucapkan selamat. Di kota Bamyan, Afghanistan, orang pertama yang menyaksikan hilal bulan Ramadhan dianggap sebagai pejuang yang menang di medan perang.
Dengan bangga ia turun dari puncak gunung dan mengabarkan bagaimana ia telah melihat hilal bulan Ramadhan, dan namanya akan dikenang hingga tahun berikutnya. Rakyat Afghanistan menamakan malam hari pertama bulan Ramadhan sebagai “Hari Raya Orang-orang Hidup”, malam ini dirayakan dengan menyantap makanan khusus Qarouti, Abjoushk, dan Shir Berenj.
Saat azan magrib berkumandang, orang-orang membawa makanan berbuka ke masjid, dan setelah selesai shalat mereka berbuka bersama. Perempuan Afghanistan sebelum Ramadhan sudah membuat makanan sejenis acar. Sudah menjadi kebiasaan di menu berbuka warga Afghanistan selalu tersedia kurma. Mereka juga membuat kue khusus untuk berbuka di bulan Ramadhan, terutama kue bernama Jalebi.
Cara membuat kue ini, pertama adonan kue dicampur dengan tepung, gula pasir, dan telur ayam, setelah itu memanaskan minyak untuk menggoreng adonan. Salah satu menu berbuka warga Afghanistan adalah sejenis acar bernama Chanti. Acar ini hampir tidak bisa lepas dari menu berbuka warga Afghanistan, di bulan Ramadhan, orang-orang miskin di Afghanistan pun turut menyediakannya.
makanan khas bulan Ramadhan di Afghanistan, Jalebi
Tradisi lain warga Afghanistan di bulan Ramadhan adalah tradisi bernama Ramezani. Tradisi ini dilakukan para remaja dan pemuda setelah 10 hari Ramadhan berlalu, mereka mendatangi rumah-rumah warga dan melantunkan syair-syair menarik secara berkelompok. Mereka mengetuk rumah-rumah warga menyanyikan lagu yang dinamakan Ramezani. Di akhir acara, pemilik rumah memberikan uang, kue dan kacang-kacangan kepada mereka.
Penduduk Afghanistan menyebut malam ke-27, 28 dan 29 bulan Ramadhan sebagai “Malam Orang-orang Mati” atau Hari Raya Orang-orang Mati. Semua warga Afghanistan di malam itu menziarahi kubur anggota keluarga mereka yang sudah meninggal dunia, selain mendoakan keluarga yang sudah meninggal, juga membagikan sesuatu kepada sesama.
Pada hari Idul Fitri, kota dan desa-desa Afghanistan akan tampak warna warni, sehingga kemana pun kita melihat, perempuan, laki-laki, dan anak-anak, mengenakan pakaian paling indah dan warna warni. Menurut tradisi warga Afghanistan, di malam terakhir bulan Ramadhan, setiap keluarga tidak akan berbuka sebelum selesai membayar zakat fitrah. Idul Fitri di Afghanistan dirayakan selama tiga hari, dan masyarakat Afghanistan menjamu tamu-tamu mereka dengan kue-kue khusus, dan saling mengunjungi satu sama lain.
Pagi hari Idul Fitri semua Muslim Afghanistan melaksanakan shalat Idul Fitri, setelah shalat mereka berziarah dan mengunjungi rumah-rumah saudara yang lebih tua dan mengucapkan selamat kepada orang lain.
Di kota Badghis, Herat, Ghor dan Farah, malam Idul Fitri biasa digelar acara pernikahan. Di malam ini orang-orang memberikan hadiah kepada kedua mempelai yang merayakan pernikahan mereka. Di rumah mempelai perempuan tampak wadah-wadah penuh kue dan hiasan bunga dari sapu tangan. Salah satu tradisi menarik dalam perayaan ini adalah penyelenggaraan pertandingan gulat dan "Ghalle Jangi" atau perang telur.
Ghalle adalah telur, keluarga mempelai perempuan selain selain memberikan pakaian dan sepatu kepada mempelai laki-laki, juga memberikan sejumlah telur ayam masak yang sudah dihias untuk digunakan dalam “perang telur”.
Ghalle Jangi adalah pertandingan yang diikuti dua peserta dengan membenturkan telurnya satu sama lain, dan telur yang tidak pecah dinyatakan menang. Mempelai laki-laki harus ikut serta dalam pertandingan ini dan pulang ke rumah mempelai perempuan dengan kemenangan, dan menyerahkan telur-telur yang rusak dalam pertandingan itu kepada keluarga mempelai perempuan.
MAPIM Malaysia Kutuk Pengesahan UU Diskriminasi Muslim di Prancis
Kelompok Muslim Malaysia mengutuk pengesahan Rancangan Undang-Undang kontroversial di Prancis yang melakukan diskriminasi kepada umat Islam.
Presiden Musyawarah Ormas Islam Malaysia (MAPIM), Mohd Azmi Abdul Hamid menyampaikan pernyataan menolak kampanye yang menyebarkan sentimen Islamofobia terhadap Muslim di Prancis.
Azmi mengatakan pengesahan RUU yang mencakup amandemen baru dengan kedok memerangi ekstremisme, tidak dapat diterima. Sebab, kata dia, hal itu tidak hanya bertentangan dengan prinsip Universal Declaration of Human Rights yang diadopsi PBB, tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip Republik Prancis itu sendiri.
“Kami menuntut agar ketentuan pelarangan tanda atau pakaian agama yang secara khusus menargetkan Muslim dicabut,” kata Azmi seperti dikutip dari situs Republika, Kamis (15/4/2021).
Azmi juga menyerukan kepada pemerintah Prancis untuk menghentikan langkah-langkah membuat undang-undang yang bertentangan dengan kebebasan beragama.
Senat Prancis pada Senin lalu, mengadopsi RUU kontroversial yang menargetkan Muslim dengan sejumlah amandemen. Amandemen baru, yang bertujuan memerangi "ekstremisme," memuat aturan melarang orang tua mengenakan simbol agama saat menemani anak-anaknya ke sekolah.
Aturan ini juga mencegah anak-anak perempuan Muslim menutup wajah mereka atau memakai simbol-simbol agama di ruang publik.
Indonesia Tetapkan 1 Ramadhan 1442 H Jatuh pada 13 April
Pemerintah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada Selasa, 13 April 2021. Ketetapan itu berdasarkan hasil sidang isbat yang dihadiri sejumlah ormas Islam hingga ahli astronomi.
Sidang isbat digelar di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2021). Sidang isbat kali ini dihadiri terbatas secara fisik, mengingat masih dalam kondisi pandemi Corona. Sedangkan undangan lainnya mengikuti sidang isbat secara online.
Seperti dikutip dari Detik.com, sidang isbat dipimpin langsung oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Selain itu, hadir pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Komisi VIII DPR, ormas Islam, hingga ahli astronomi.
"Tanpa ada perbedaan, tanpa ada dissenting opinion, bersepakat, dan kami menetapkan 1 Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada 13 April 2021 atau bertepatan dengan hari Selasa," kata Menag Yaqut seperti dikutip dari Kompas.com.
Kemenag menyatakan bahwa penetapan 1 Ramadhan ini dilakukan berdasarkan perhitungan hisab dan pemantauan hilal. Adapun pemantauan hilal dilakukan di 88 pos pengamatan di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua.
Israel Takut Ancaman Balasan Iran, Olmert: Tenanglah !
Mantan Perdana Menteri rezim Zionis Israel menolak jika Tel Aviv dituduh bertanggung jawab atas insiden terbaru di Natanz, dan ia mengaku cemas dengan ancaman balasan Iran terhadap Israel.
Ehud Olmert seperti dikutip Fars News, Kamis (15/4/2021) dalam wawancara dengan Radio WABC Amerika Serikat secara implisit mengaku cemas atas ancaman balasan Iran terhadap Israel terkait teror di fasilitas pengayaan uranium di Natanz.
Pada saat yang sama Olmert mengatakan dirinya tidak punya informasi soal keterlibatan Israel dalam insiden Natanz.
"Saya tidak yakin Israel yang melakukan sabotase ini, dan saya menyarankan kepada Iran untuk tetap tenang," imbuhnya.
Ia menegaskan, "Ancaman Iran tidak membuat kami takut. Kami sama sekali tidak takut pada Iran, menurut saya Israel tidak punya alasan untuk takut, tapi retorika ini main api, ancaman ini tidak urgen, dan tidak penting bagi siapa pun."
"Saya yakin Presiden Amerika Serikat akan memikirkan keamanan Israel," pungkasnya.
Pangkalan AS di Deir Ezzor Suriah Diserang Rudal
Sejumlah rudal menghantam pangkalan militer Amerika Serikat di Deir Ezzor, timur Suriah.
Situs U-News, Kamis (15/4/2021) melaporkan, beberapa rudal menghantam pangkalan militer Amerika Serikat di dekat perusahaan gas Koniko di wilayah utara Deir Ezzor, timur Suriah.
Stasiun televisi Al Etejah Irak mengumumkan, dalam serangan ke pangkalan militer AS di Deir Ezzor itu, sejumlah tentara AS terluka, dan dilarikan ke rumah sakit.
Militer AS dan anasir teroris dukungan negara itu selama beberapa lama secara ilegal menduduki utara dan timur Suriah, selain merampok minyak serta gandum, pasukan AS juga menyerang warga sipil Suriah.
Dores: AS Hancurkan Irak secara Sistematik Sejak 30 Tahun Lalu
Seorang penulis Amerika Serikat mengatakan, Washington sudah menghancurkan Irak secara sistematik sejak 30 tahun lalu, dan seluruh upaya untuk merusak kawasan Asia Barat sampai sekarang terus dilakukan.
Tasnim News, Kamis (15/4/2021) melaporkan, Bill Dores mengatakan, pasukan Amerika Serikat membunuh ratusan ribu warga sipil Irak dengan peluru dan sanksi, Washington juga menjadi pendiri kelompok teroris Daesh.
Ia menambahkan, campur tangan AS di Irak, dan kehadiran pasukan negara itu dengan dalih memerangi teroris Daesh pada tahun 2014, telah menyebabkan krisis dan memaksa jutaan orang mengungsi.
Menurut Dores yang juga aktivis anti-perang itu, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang punya alasan mempertahankan pasukannya di negara lain setelah ditolak oleh rakyat dan pemerintah negara itu, dan hal inilah yang dilakukan AS di Irak dan Suriah.
Markas Hashd Al Shaabi Dihantam Roket di Utara Irak
Salah satu pangkalan pasukan Hashd Al Shaabi di utara Irak dihantam sebuah roket, sehingga menyebabkan seorang tentara terluka.
Seperti dikutip Fars News (15/4/2021), serangan roket ke pangkalan pasukan Hashd Al Shaabi itu terjadi di kota Mosul.
Akun media sosial Instagram, Sabereen News mengabarkan, sekitar pukul 17 waktu setempat, markas Divisi 30, Hashd Al Shaabi di kota Mosul, pusat Provinsi Nineveh, utara Irak, diserang roket.
Stasiun televisi Al Ahad, Irak mengonfirmasi serangan ini dan mengumumkan, milisi Peshmerga Kurdi menyerang pasukan Hashd Al Shaabi di sekitar wilayah Bartella, sehingga menyebabkan seorang pejuang terluka.
Dehghan: Iran Tambah Jarak Tempuh Rudal Sesuai Jenis Ancaman
Mantan Menteri Pertahanan Iran memperingatkan manuver musuh terhadap Iran dan mengatakan, penambahan jarak tempuh rudal Iran disesuaikan dengan jenis ancaman.
Hossein Dehghan, Kamis (15/4/2021) dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Masirah Yaman mengatakan, "Segala bentuk manuver musuh akan dibalas tegas dan nyata pada tempat dan waktu yang tepat, sehingga musuh tidak akan mengulangi manuvernya. Iran untuk menghadapi berbagai macam bahaya atau agresi militer, berada dalam kesiapan penuh, dan pasukan negara ini mengamati dengan seksama seluruh pergerakan musuh."
Ia menambahkan, "Kekuatan rudal Iran adalah garis merah, dan tidak bisa dirundingkan. Masalah ini sudah selesai. Penambahan jarak tempuh rudal-rudal Iran terkait dengan ancaman, dan kami akan meningkatkan jarak tempuh rudal kami sesuai jenis ancaman yang dihadapi."
Dehghan menegaskan, Iran tak punya batasan dalam persenjataan kecuali senjata pemusnah massal, dan Tehran tidak pernah berusaha menguasainya.
"Tidak penting siapa yang mengaku bertanggungjawab atau membantah terlibat dalam teror Natanz, yang terpenting adalah serangan ini dilakukan dalam kerangka segitiga Ibrani-Arab-Amerika Serikat, dan AS tidak bisa mengelak," pungkasnya.



























