کمالوندی
Trump Tolak Sanksi Baru terhadap Rusia
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menolak penerapan babak baru sanksi terhadap Rusia.
Seperti dilansir The New York Times, Senin (16/4/2018), seorang pejabat Gedung Putih yang berbicara secara anonim mengatakan, Trump tidak menyetujui tindakan tambahan.
"Trump memutuskan untuk tidak melanjutkan dengan sanksi. Dia menyimpulkan bahwa sanksi tidak diperlukan karena respon Moskow terhadap serangan udara ke Suriah, bersifat gertakan," ujarnya.
Hubungan Rusia dan AS berada pada kondisi terburuk pasca Perang Dingin. Bulan lalu, pemerintahan Trump mengusir 60 diplomat Rusia setelah munculnya kasus serangan gas syaraf terhadap mantan agen Rusia, Sergei Skripal dan putrinya di Inggris.
Emile Lahoud: Israel Inginkan Perang Besar di Timteng
Mantan presiden Lebanon mengatakan, rezim Zionis Israel mengejar kebijakan untuk menyeret kawasan menuju perang yang lebih luas.
Emile Lahoud mengatakan hal itu dalam sebuah pernyataan terbaru ketika menyinggung serangan udara ke Suriah.
Dia mengatakan, rezim Zionis Israel adalah pelaku serangan ke bandara udara al-Shuyrat di Provinsi Homs dan al-Dumair di timur laut Damaskus pada hari Selasa (17/4/2018).
Mantan presiden Lebanon itu menjelaskan, serangan tersebut menunjukkan keputusasaan Zionis dari serangan AS dan sekutunya ke Suriah pada Sabtu dini hari dan keberhasilan militer Suriah dalam menangkal serangan ini.
Militer AS, Inggris dan Perancis pada Sabtu dini hari melancarkan serangan udara ke beberapa posisi di Suriah, namun unit pertahanan udara negara ini berhasil menembak jatuh 71 rudal dari sekitar 103 rudal balistik yang ditembakkan musuh.
Militer Suriah juga berhasil menembak sembilan rudal yang diluncurkan ke arah bandara al-Shuyrat dan al-Dumair pada hari Selasa dini hari.
"Pengumuman keberhasilan militer Suriah dalam menangkis serangan baru dan kegagalan AS untuk mencapai tujuannya menegaskan proses siginifikan dari kesiapan pasukan Suriah dalam menghadapi segala bentuk agresi yang kapan saja menarget negara ini," kata Emile Lahoud.
Dia menambahkan, serangan militer ke Suriah dilakukan untuk mengalihkan kondisi tidak menentu rezim Zionis akibat ketakutan para politisi dan militer rezim ini, terutama ketika melihat bahwa rakyat Suriah tidak membiarkan pemerintahannya sendirian dan menegaskan dukungan mereka.
Perancis: Musuh Kami Daesh, Bukan Assad
Perdana Menteri Perancis Edouard Philippe, mengatakan Damaskus bukan musuh Paris, tetapi musuh kami adalah kelompok teroris Daesh.
Berbicara di Majelis Nasional Perancis, Senin (16/4/2018), Philippe menuturkan bahwa Perancis tidak berperang dengan Suriah atau Presiden Bashar al-Assad, tetapi dengan teroris Daesh. Demikian dikutip kantor berita Anadolu, Turki.
Dia mengklaim bahwa Perancis memutuskan serangan militer ke Suriah demi menjaga keamanannya.
Mengenai klaim ada kemiripan antara serangan ke Suriah dengan invasi AS ke Irak pada tahun 2003, Philippe mengatakan, "Kami tidak bermaksud menggulingkan pemerintah Suriah."
Sabtu lalu, AS, Inggris dan Perancis menembakkan rudal ke beberapa target di Suriah dengan alasan dugaan serangan kimia di Douma, Ghouta Timur. Padahal, belum ada bukti apapun untuk membuktikan klaim penggunaan senjata kimia oleh militer Suriah di Douma.
Hubungan UEA dan Somalia Memanas
Pemerintah Abu Dhabi menutup Sheikh Zayed Hospital di Mogadishu setelah Uni Emirat Arab (UEA) terlibat ketegangan dengan Somalia.
Seperti dilansir Farsnews, Selasa (17/4/2018), sebuah sumber di Sheikh Zayed Hospital mengatakan, rumah sakit ini ditutup sejak hari Senin menyusul ketegangan kedua negara terkait penyitaan uang dolar milik UEA di bandara Mogadishu.
"Peralatan di rumah sakit ini juga telah diangkut ke Kedutaan UEA di timur Mogadishu," tambahnya.
Ketegangan antara kedua pihak mencapai puncaknya pada 8 April, ketika UEA mengatakan tentara Somalia naik pesawat Emirates di bandara Mogadishu, menyerang prajuritnya dengan todongan senjata dan menyita 9,6 juta dolar.
Kementerian Keamanan Somalia menyatakan bahwa tas yang penuh dengan dolar AS itu belum dideklarasikan dan investigasi sedang dilakukan.
UEA juga telah mengakhiri misi pelatihan pasukan Somalia setelah insiden tersebut.
Mimpi Amerika Wujudkan Timur Tengah Baru (1)
Seiring dengan berakhirnya Perang Dingin, era baru perubahan kebijakan Amerika Serikat di Asia Barat, dimulai. Kubu neo-konservatif dan Zionis ekstrem di Gedung Putih, mendesak dilakukannya revisi terhadap rencana strategis di Timur Tengah, sehingga terbuka peluang untuk memperkuat posisi Amerika di kawasan ini.
Atas maksud inilah, ide Timur Tengah Raya di kawasan digulirkan. Realisasi ide ini ditandai dengan kehadiran militer dan pengaruh politik Amerika dalam selubung proses demokratisasi dan reformasi politik versi Amerika.
Akan tetapi, kegagalan proyek Timur Tengah Raya menyebabkan Amerika harus melupakan rencana menjaga wilayah di Timur Tengah dan proses demokratisasi, dan beralih pada upaya memecah belah wilayah geografis Timur Tengah dengan meniru model penjajahan berdasarkan perjanjian Sykes Picot.
Proses pecah belah kawasan Timur Tengah yang dilakukan, berpusat pada poros pertentangan mazhab, etnis dan ras dari masyarakat majemuk Timur Tengah dan merestrukturisasi proyek Sykes Picot. Amerika yang punya rekam jejak cukup lama di Timur Tengah, berkesimpulan bahwa memanfaatkan konflik internal dan menciptakan kekacauan di Timur Tengah, lebih menguntungkan.
Daesh
Pasalnya, kekacauan di Timur Tengah diyakini dapat menekan kemungkinan lahirnya model-model demokrasi dan kebangkitan Islam yang secara substantif, bertentangan dengan kebijakan Amerika.
Mantan pegawai dinas intelijen Amerika, CIA, Edward Snowden pernah mengatakan, badan intelijen Amerika bekerjasama dengan dinas intelijen Inggris, MI6 dan intelijen rezim Zionis Israel, Mossad untuk membentuk kelompok teroris Daesh.
Dalam dokumen rahasia yang dibocorkannya, Snowden menunjukkan sejumlah bukti bahwa Amerika dengan kerja sama Israel dan Inggris, dalam salah satu operasinya berusaha membentuk sebuah kelompok teroris yang menghimpun seluruh ekstremis dunia, dan operasi itu diberi sandi "Sarang Lebah Hornet", The Hornet Nest Operation.
Menurut keterangan Snowden dan bukti-bukti yang ditunjukkannya, operasi Sarang Lebah Hornet sebelumnya pernah dirancang Inggris untuk membantu Israel, dan operasi ini berusaha membentuk sebuah kelompok berjubah Islam dan menerapkan aturan ekstrem, namun menolak semua keyakinan lain.
Snowden menuturkan, satu-satunya jalan untuk membantu Israel adalah menciptakan musuh di dekat perbatasan yang mengarahkan moncong senjatanya bukan ke Israel tapi ke negara-negara Muslim.
Dalam kerangka proyek Timur Tengah Baru yang di dalamnya Israel memainkan peran kunci untuk menjaga kepentingan ekonomi dan militer Amerika, Gedung Putih berupaya menumpas perlawanan terhadap hegemoninya di kawasan.
Secara ekonomi, target terpenting Amerika di kawasan adalah akses mudah dan murah terhadap sumber energi melimpah di Teluk Persia yang diduga memiliki cadangan lebih dari 60 persen minyak dunia. Untuk mewujudkan keinginannya itu, kekuatan militer menjadi salah satu prioritas pemerintah Amerika.
Enam bulan sebelum dimulainya operasi militer Amerika di Irak, mantan deputi menteri pertahanan negara itu pernah berusaha membujuk Turki untuk bergabung dalam agresi militer ke Irak. Ia mengatakan, demokrasi di negara-negara kawasan akan dimulai dari Irak.
Amerika dan Daesh
Sebagai kelanjutan dari langkah itu, dibuatlah Doktrin Powell. Tujuan utama doktrin ini mempersiapkan bangunan masyarakat, pemerintah, kalangan intelektual dan kebudayaan di Timur Tengah baru. Langkah semacam ini dianggap oleh sejumlah pihak lumrah dalam dunia diplomasi dan membawa pesan yang jelas, namun biasanya kebijakan yang diumumkan ke publik berbeda dari yang diterapkan.
Amerika karena terlanjur diketahui punya rekam jejak dalam pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan kemanusiaan yang tak terhitung jumlahnya, terpaksa kembali menampakkan diri sebagai negara pendukung demokrasi, perdamaian dan HAM. Di kawasan, Gedung Putih mengklaim diri tengah membangun iklim demokrasi, namun dalam dua dekade terakhir berusaha menaikkan boneka pendukung Barat ke tampuk kekuasaan.
Penggunaan isu terorisme sebagai alat, setelah proyek Al Qaeda dan perubahan strategi Amerika pasca peristiwa 11 September, dipusatkan pada aksi Daesh. Kenyataannya, Daesh adalah kata kunci baru Amerika untuk membongkar proyek Timur Tengah Baru. Dalam hal ini, jika pendudukan Daesh di Irak dan Suriah berlanjut, maka bisa mengubah konstelasi politik kawasan yang dianggap mustahil terjadi sebelum munculnya Daesh.
Perekrutan para ekstremis dari Eropa, Afrika dan Asia, membuka peluang penggabungan seluruh kelompok teroris dari berbagai negara dunia. Salah satu kelompok teroris itu adalah Salafi Takfiri yang lahir dan tumbuh di Timur Tengah. Dengan memanfaatkan jaringan komunikasi modern, mereka berhasil menghimpun teroris dan kelompok tertentu dari seluruh penjuru dunia.
Aksi pertama Daesh pada Maret 2013 adalah merebut dan menduduki kota Raqqa di Suriah. Kota ini adalah ibukota provinsi pertama Suriah yang jatuh ke tangan teroris. Pada Januari 2014, Daesh berhasil merebut kota Fallujah di Provinsi Al Anbar, Irak, disusul dengan Ramadi dan beberapa wilayah di timur laut Irak dekat perbatasan Turki dan Suriah. Terakhir Daesh berhasil menduduki kota Mosul, kota terbesar kedua di Irak, pada Juni 2014 dan memperlebar cakupan wilayah pertempuran hingga ke sekitar Samarra, Baqubah, bahkan ke Jalula.
Langkah Daesh berikutnya adalah mengorganisir pasukan bersamaan dengan penyebaran pemikiran Takfiri dan perekrutan anggota untuk melancarkan aksi teror yang lebih luas di Irak. Langkah ini dimulai dengan serangan Daesh ke markas-markas dan pangkalan militer Irak di Provinsi Ninawa dan Salahuddin. Selanjutnya diikuti dengan pengumuman berdirinya kekhalifahan Daesh.
Kekhalifahan Daesh semakin kokoh karena mendapat dukungan mencurigakan dari dalam kawasan sendiri dan luar kawasan. Proyek ini sebenarnya adalah skenario lama yang dirancang kekuatan imperialis untuk menciptakan krisis di Timur Tengah sehingga bisa mewujudkan ambisinya memecah belah dan melemahkan negara-negara independen di kawasan.
Jika diperhatikan, skenario-skenario yang dijalankan Barat di Timur Tengah ternyata saling terkait satu dengan lainnya. Dalam perang 33 hari Lebanon, serangan Israel ke Lebanon diharapkan bisa menumpas Hizbullah dan menghapus masalah Palestina untuk selamanya. Proyek ini dinamai, lahirnya Timur Tengah Baru, dan masyarakat internasional diminta menderita sementara akibat kelahiran sistem baru ini.
Timur Tengah
Namun menyusul kegagalan operasi militer Israel, Henry Kissinger mengaku yakin, selama Hizbullah masih kuat, penyelesaian masalah Palestina tidak mungkin terwujud, baik dengan cara damai ataupun perang. Ia percaya, untuk mengalahkan Hizbullah, pertama harus dibuka saluran komunikasi dengan Iran dan memutus jalur utama penyaluran bantuan Iran ke Lebanon, dan jalur utama itu adalah Homs, Suriah. Oleh karena itu, proyek ini mungkin dapat disebut sebagai proyek "memutus rantai".
Realitasnya, tujuan Amerika dan beberapa negara kawasan khususnya Arab Saudi mendukung Daesh adalah mengembalikan dominasi militer Amerika di kawasan, melemahkan poros perlawanan demi melindungi Israel dan menyingkirkan negara-negara yang secara nyata berada di garis depan perang melawan terorisme.
Selama berjalannya proyek itu di kawasan, terjadi beberapa peristiwa menentukan dan transformasi penting yang menunjukkan bahwa Amerika berusaha memaksakan strategi keamanan dan politiknya di kawasan.
Salah satu staf pengajar di jurusan ilmu politik, Bluefield State College, Virginia, Amerika, Dr. Colin S. Cavell mengatakan, ekspor lebih dari sepertiga senjata ke seluruh penjuru dunia, menjadikan Amerika sebagai pemasok senjata terbesar dunia.
Penjualan senjata Amerika ke Timur Tengah dan Afrika Utara dalam lima tahun terakhir mencapai lebih dari 100 juta dolar. Di sisi lain, ekspor senjata Amerika ke Timur Tengah dan Afrika Utara meningkat seiring dengan meningkatnya instabilitas dan ketidakamanan di kawasan itu.
Amerika berkesimpulan, meluasnya perang internal, pergantian pemerintahan kuat menjadi semi pemerintahan lemah, dan kemungkinan terpecahnya kawasan, lebih mengutungkan kepentingannya. Oleh karena itu, perang saudara dan konflik etnis atau mazhab, yang sudah terpatri di Timur Tengah sejak ditandatanganinya perjanjian Sykes Picot, sekarang didukung penuh oleh Amerika.
Nahkoda Kapal
Faidh bin Mukhtar mengatakan, “Saya waktu itu ada bersama Imam Shadiq as. Di sana saya memeluk dan mencium Sayidina Musa bin Jakfar yang masih kecil.
Imam Shadiq berkata, “Engkau adalah kapal dan anak ini adalah nahkoda kapal itu. Sebagaimana nahkoda kapal menyelamatkan dan mengarahkan kapal dari kesesatan dan ombak lautan yang keras menuju jalan yang lurus dan pantai, anak ini juga memiliki peran seperti ini di antara kalian.”
Tahun berikutnya saya pergi haji dan membawa uang dua ribu dinar. Yang seribu saya berikan kepada Imam Shadiq as dan yang seribunya lagi saya berikan kepada Sayid Kazhim as [Musa bin Jakfar].
Kemudian ketika saya datang menemui Imam Shadiq as, beliau berkata kepada saya, “Engkau menyamakan Musa dengan aku?”
Saya katakan, “Demi Allah! Mengenalkan Musa sebagai imam setelahku adalah perintah dari Allah dan Allah menjadikannya sebagai imam dan nahkoda kapal setelahku.”
Ampunan dan Kedermawanan
Imam Musa Kazhim as juga bertani seperti masyarakat lainnya. Beliau memiliki kebun kurma yang ditanamnya sendiri. Setahun berlalu, pada musim gugur, kurma sudah masak dan harus dipanen, kemudian membawanya ke pasar dan menjualnya.
Imam mengambil dua pekerja untuk membantunya memetik kurma. Bertiga pergi ke kebuh dan bekerja. Satu dari pekerja itu memanjat kurma dan memotong batang-batang yang penuh dengan kurma, kemudian meletakkannya di sebuah sudut. Pekerja yang kedua memisahkan kurma-kurma dari batangnya dan memasukkannya ke dalam sebuah kantong.
Ketiganya sedang sibuk bekerja. Seketika itu juga pekerja yang sedang berada di atas pohon matanya tertuju ke pekerja kedua. Pekerja kedua sedang mengambil beberapa batang penuh dengan kurma dan membawanya ke arah dinding kebun tanpa sepengetahuan imam. Ketika mendekati dinding dia meletakkan batang-batang itu secara pelan-pelan di balik dinding dan kembali lagi ke tempat semula. Pekerja yang ada di atas pohon, turun. Dia menuju ke arah pekerja kedua dan berkata kepadanya, apa yang telah engkau lakukan? Mengapa engkau meletakkan batang-batang yang penuh kurma di belakang dinding? Tahukah engkau apa maknanya hal ini?
Pekerja kedua sadar akan kesalahannya. Wajahnya memucat dan ketakutan. Pekerja pertama menggandeng tangannya dan membawanya kepada imam dan berkata, “Lelaki ini mengambil beberapa batang yang penuh kurma dan meletakkannya di balik dinding itu dan nanti akan mengambilnya.
Imam sejenak diam. Kemudian menghadap ke arah pekerja kedua dan bertanya, “Apakah engkau lapar dan engkau mengambil kurma untuk engkau makan sendiri?”
Pekerja itu menjawab, “Tidak.”
Imam bertanya, “Apakah engkau membutuhkan uang? Engkau mau menjualnya?”
Pekerja itu berkata, “Tidak.”
Imam dengan ketenangannya bertanya, “Lalu mengapa engkau melakukan hal ini?”
Pekerja itu menjawab, “Setan telah menipuku. Tiba-tiba saja saya ingin melakukan hal ini tapi saya sadar bahwa ini adalah salah dan saya meminta maaf.”
Imam memegang tangannya dan dengan penuh kasih sayang berkata, “Alangkah baiknya bila engkau mengatakan kepadaku bahwa engkau membutuhkan kurma.
Sekarang, beberapa batang itu sebagai milikmu dan jangan engkau lakukan kembali hal ini.
Kemudian beliau berkata kepada pekerja yang pertama, “Jangan engkau sampaikan masalah ini kepada siapapun. Jangan sampai engkau menghancurkan harga dirinya!”
Dermawan dan Berakhlak Bagus
Imam Musa bin Jakfar berkata, “Orang yang dermawan berakhlak bagus mendapatkan perhatian dari Allah dan Allah senantiasa melindunginya sampai dia dimasukkan ke dalam surga.
Allah tidak mengutus seorang nabi pun kecuali harus dermawan. Ayahku juga sampai saat mendekati kewafatannya, mewasiatkan kepadaku agar dermawan dan berakhlak yang bagus. (Emi Nur Hayati)
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Musa Kazdim as.
Hukum Hanya Hukumnya Allah
Rasulullah Saw senantiasa memaafkan bila masalahnya terkait dengan pribadi beliau dan tidak mempermasalahkan perilaku buruk orang lain. Namun bila masalahnya terkait dengan urusan sosial dan agama, maka beliau benar-benar menunjukkan reaksinya. Agar hak umat Islam tidak terabaikan dan sunah Allah tidak terinjak-injak.
Pada masa pembebasan kota Mekah [Fathu Mekah] dan kemenangan umat Islam, sampailah sebuah kabar kepada Rasulullah Saw bahwa salah seorang wanita Quraisy mencuri. Rasulullah Saw berkata, berdasarkan hukum Allah tangan pencuri harus dipotong. Bawa kepadaku perempuan itu agar aku laksanakan hukum Allah terkait dengannya.”
Namun para sahabat dan orang-orang yang berada di sekitar beliau masing-masing mengatakan sesuatu. Seseorang berkata, “Sekarang bukan waktu yang tepat untuk melaksanakan hal ini. Kita baru saja datang ke kota ini. Kita harus mengambil hati masyarakat.
Yang lainnya berkata, “Perempuan ini adalah putrinya seseorang yang terkenal. Sebaiknya Anda abaikan saja kesalahannya.” Dan lain sebagainya.
Tapi Rasulullah Saw berkata, “Apakah kalian mengatakan, aku harus mengabaikan undang-undang Islam? Bila perempuan ini adalah perempuan yang tidak punya siapa-siapa, kalian juga akan mengatakan seperti ini? atau kalian mengatakan, aku harus menghukumnya supaya menjadi pelajaran bagi yang lainnya?”
Kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah bahwa undang-undang Allah tidak bisa ditafsirkan dan tidak bisa diliburkan.” Dan beliau memerintahkan agar tangan perempuan itu dipotong.
Salam Dari Surga
Agama Islam sangat memperhatikan adab pergaulan. Rasulullah senantiasa mengatakan, “Bila dua orang muslim berjumpa atau masuk pada sebuah perkumpulan sebaiknya mengucapkan salam. Supaya rajutan kasih sayang semakin kokoh di antara mereka.”
Dan di tempat lain beliau bersabda, “Mengucapkan salam bisa menjauhkan seseorang dari takabbur [kesombongan]...Bila ada seseorang mengucapkan salam maka yang orang yang dituju hendaknya menjawab dengan intonasi yang lebih baik...”
Tentunya terkait mengucapkan salam ada banyak hadis dan riwayat dan salah satunya adalah “Mengucapkan salam hukumnya sunnah dan menjawabnya wajib...”
Di hari-hari pertama pengutusan kenabian, masyarakat ketika berjumpa dengan yang lainnya, mengucapkan selamat pagi, selamat sore dan selamat malam. Sampai ketika Rasulullah Saw mendatangi mereka dan mengatakan, “Jibril turun kepadaku dan menyampaikan ucapan Allah seraya berkata, “Jangan mengucapkan salam dengan yang lain dengan cara tradisi Jahiliyah.”
Kemudian bersabda, “Allah telah memberikan hadiah yang lebih baik untuk kita dan memerintahkan kita untuk mengucapkan salam dengan yang lain dengan cara para penghuni surga. Oleh karena itu, untuk selanjutnya, ketika berjumpa dengan saudara-saudara seagama ucapkanlah “Salamun ‘Alaikum” dan dengan mengucapkan salam dan jawabannya, hadiahkan keselamatan pada saudara-saudara kalian!”
Allah Merindukan Pertemuan Denganmu
Di Akhir usianya, Rasulullah Saw sakit parah dan akibatnya adalah beliau meninggal dunia. tiga hari sebelum wafat, Jibril datang menemui beliau dan berkata, “Hai Ahmad! Allah mengutusku kepadamu untuk menyampaikan salam-Nya dan kukatakan bahwa Dia mengetahui kondisimu.”
Tapi sekarang katakan bagaimana dengan kondisimu sendiri?
Rasulullah Saw berkata, “Hai Jibril, aku sedih dan suntuk.”
Tiga hari kemudian [di detik-detik terakhir usianya] Jibril datang menemui Rasulullah bersama Izrail dan seorang malaikat bernama Ismail dan tujuh puluh ribu malaikan lainnya. Jibril berkata, “Hai Ahmad, aku diutus Allah kepadamu untuk menyampaikan salam-Nya kepadamu dan kukatakan bahwa Dia mengetahui kondisimu. Tapi sekarang katakan bagaimana dengan kondisimu sendiri?
Rasulullah Saw berkata, “Hai Jibril, aku sedih dan suntuk.”
Jibril berkata, “Hai Ahmad, ini adalah malaikat maut. Dia datang untuk mengambil nyawamu dan dia meminta izin kepadamu. Padahal selama ini dia tidak pernah meminta izin kepada seseorang untuk mengambil nyawanya. Setelah ini juga tidak akan meminta izin kepada siapapun.”
Rasulullah Saw berkata, “Atas namaku, izinkan dia!”
Jibril memberikan izin kepada Izrail dan Izrail maju dan berdiri di depan Rasulullah Saw seraya berkata, “Hai Ahmad, Allah telah mengutusku kepadamu dan Dia memerintahkanku untuk menjalankan perintahmu. Bila engkau mengizinkan, maka akan aku bawa ruhmu. Bila tidak, maka aku tidak akan melakukannya.”
Kemudian Jibril berkata, “Hai Ahmad, Allah merindukan pertemuan denganmu.”
Rasulullah Saw tersenyum dan dengan gembira berkata, “Hai malaikat maut, Lalukanlah apa yang diperintahkan kepadamu!”
Sumber: “Sad Pand va Hekayat” Nabi Muhammad Saw
Mufti Agung Suriah: AS dan Sekutunya Tidak Manusiawi !
Mufti Agung Suriah, Sheikh Badreddin Hassoun menilai AS dan sekutunya yang melancarkan serangan udara ke Suriah tidak mengenal perikemanusiaan.
Dalam pertemuan dengan delegasi Inggris, yang terdiri dari anggota majelis rendah, uskup dan pendeta serta wartawan, Sheikh Hassoun mengatakan bahwa negara-negara yang membombardir rakyat Suriah tidak manusiawi.
"Rakyat Inggris harus menyadari realitas sebenarnya yang dialami oleh rakyat Suriah akibat adanya teroris dan negara-negara pendukungnya selama ini," ujar mufti agung Suriah.
Di hadapan delegasi Inggris, Sheikh Hassoun menjelaskan kondisi sebenarnya yang terjadi di Suriah.
"Anda menyaksikan sendiri secara langsung kehidupan rakyat Suriah. Semoga pengalaman ini bisa disampaikan kepada pemerintah Anda nanti," paparnya.
Sementara itu, delegasi Inggris dalam pertemuan ini menyampaikan dukungan dan solidaritas terhadap rakyat Suriah dalam menghadapi terorisme.
Mereka juga menyatakan akan menyampaikan hasil pengamatannya selama di Suriah kepada rakyat dan pemerintah Inggris.
AS bersama Inggris dan Perancis melancarkan serangan udara pada Sabtu dini hari (14/4) dengan menembakkan lebih dari 100 rudal ke berbagai wilayah Suriah.
Rudal AS menargetkan sejumlah wilayah di Suriah
Aksi tersebut dilakukan dengan dalih bahwa pemerintah Suriah melakukan serangan senjata kimia di Douma.
Klaim tersebut tidak didukung investigas independen, dan dibantah keras oleh pihak Damaskus.
Serangan udara AS dan sekutunya ke Suriah tidak mendapat restu dari PBB.
Jauh Dari Permainan Sia-Sia
Shaghwan Jammal mengatakan, “Saya datang menemui Imam Shadiq as dan bertanya kepada beliau tentang imam setelahnya.”
Beliau menjawab, “Pemilik imamah tidak akan bermain yang sia-sia.”
Pada saat itu juga saya melihat Musa bin Jakfar yang pada saat itu masih kanak-kanak datang bersama seorang anak kambing. Dia mengambil kambing itu dan berkata kepadanya, “bersujudlah kepada Tuhanmu”.
Imam Shadiq as kemudian memeluknya dan berkata, “Ayah dan ibuku sebagai tebusan orang yang tidak bermain sia-sia.”
Kabar Tentang Masa Depan
Abu Khalid mengatakan, “Mahdi Abbasi [Khalifah Abbasiyah yang ketiga] memerintahkan untuk menangkap Imam Kazhim as. Para petugasnya membawa beliau dari Madinah menuju Bagdad menemui Mahdi Abbasi. Di jalan saya berbicara dengan beliau. Beliau berkata kepada saya, “Mengapa engkau bersedih?”
Saya berkata, “Mengapa saya tidak harus bersedih? Sementara Anda akan dibawa ke Tahgut ini [Mahdi Abbas] dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada Anda?”
Imam Kazhim as berkata, “Dalam safar ini tidak akan ada bahaya yang mengenaiku. Ketika bulan tertentu tiba, di hari tertentu dan di tempat tertentu, datang temuilah aku!”
Saya senantiasa menghitung detik-detik yang ada sampai tibalah hari itu. Pada hari itu juga saya menuju ke tempat itu. Matahari hampir terbenam. Saya masih belum tahu tentang kabar Imam Kazhim as. Setan membuat saya waswas dan saya meragukan kata-kata Imam yang menyebutkan tentang waktu tertentu, di tempat tertentu temuilah aku.
Tiba-tiba mata saya tertuju pada sesuatu yang hitam datang dari arah Irak. Saya maju dan saya melihat Imam Kazhim as berada di bagian depan karavan menunggangi kendaraan dan menyapa saya, “Hai Abu Khalid!”
Saya menjawab, “Iya wahai putra Rasulullah!”
Imam Kazhim as berkata, “Tentunya jangan ragu, karena setan senang bila engkau ragu.”
Saya katakan, “Puji syukur kepada Allah yang telah menjaga Anda dari bahaya taghut.”
Kemudian beliau berkata, “Aku akan dibawa lagi kepada mereka dan kali ini aku tidak akan dibebaskan (dengan ucapan ini beliau mengisyaratkan tentang penangkapannya atas perintah Harun dan beliau akan mencapai syahadah di penjaranya).
Kabar Tentang Masa Depan
Ishaq bin Ammar mengatakan, “Saya berada bersama Imam Kazhim as. Beliau memberitahukan tentang kematian seseorang kepada orangnya sendiri.
Saya berkata kepada diri saya sendiri, “Memangnya Imam Kazhim tahu masing-masing dari pengikutnya kapan akan mati?”
Seketika itu juga Imam Kazhim memandang saya dengan wajah marah dan berkata, “Hai Ishaq, Rusyid salah seorang sahabat dekat Imam Ali as tahu tentang ilmu manaya dan balaya [kematian dan musibah]. Imam lebih layak untuk memiliki ilmu tersebut.”
Kemudian beliau berkata, “Wahai Ishaq! Lakukan apa saja yang kau inginkan dan lakukan pekerjaan-pekerjaanmu. Karena usiamu telah berakhir dan tidak sampai dua tahun engkau akan mati dan keluargamu beberapa hari setelah kematianmu akan berselisih satu sama lainnya dan saling mengkhianati yang lainnya sedemikian rupa sehingga para musuhpun akan mencela mereka. Lalu sekarang engkau berkhayal dalam hatimu, bagaimana kami memberikan kabar tentang masa depan?”
Ishaq berkata, “Apa yang terjadi dalam hatiku adalah saya meminta ampunan kepada Allah.”
Setelah kejadian ini berlalu, Ishaq meninggal dunia. Sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Imam Kazhim, keluarga Ishaq saling berselisih dan mereka mengambil harta kekayaan orang lain dan perbuatan mereka membuat mereka sengsara. (Emi Nur Hayati)
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Musa Kazdim as.
Seorang Kristen Yang Masuk Islam
Seorang Kristen (ilmuwan dan senantiasa ingin tahu) datang menemui Imam Kazhim as.
Dia berkata, “Sudah tiga puluh tahun saya memohon kepada Tuhanku agar menunjukkan aku ke agama yang paling bagus dan hamba-hambanya yang paling istimewa. Sampai pada suatu malam saya bermimpi ada seseorang mengenalkan saya tentang seorang lelaki yang tinggal di Damaskus. Saya pergi menemuinya dan dia berkata, “Bila engkau menginginkan ilmu Islam, Taurat, Injil dan seluruh kitab samawi serta kabar-kabar, maka pergilah ke Madinah. Di sana tanyakan, siapakah Musa bin Jakfar itu? Ketika engkau sampai dan menemuinya, maka sampaikan bahwa si fulan di Damaskus kirim salam untuk Anda dan dialah yang mengirim saya ke sini. Kemudian belajarlah kepada tentang apa saja yang engkau maukan.”
Seorang kristen ini berkata, “Karena saat ini saya berada di dekat Anda, izinkan saya untuk sungkem kepada Anda [dengan cara seperti yang dilakukan di hadapan para raja dan sedikit menunduk dengan menyembunyikan kedua telapak tangan di antara kedua paha].”
Imam Shadiq, “Aku izinkan engkau untuk duduk tapi tidak untuk sungkem dengan cara ini.”
Lelaki Kristen itu duduk dan berkata, “Apakan Anda mengizinkan saya untuk berbicara dan bertanya?”
Imam Kazhim as berkata, “Iya. Bukannya engkau datang bukan untuk hal ini?”
Lelaki itu berkata, “Iya. Tapi mengapa Anda tidak menjawab salam temanku.”
Imam Kazhim as berkata, “Jawaban untuk temanmu adalah semoga Allah menghidayahinya. Jawaban salam boleh baginya, di saat dia telah menerima agama kami [Islam].
Lelaki Kristen itu berkata, “Sekarang izinkan saya untuk menyampaikan beberapa pertanyaan.”
Imam Kazhim as, “Tanyakan apa saja yang engkau maukan.”
Lelaki Kristen bertanya, “Apa topik nuzulul Quran untuk Muhammad dan apa tujuan dari nuzul tersebut?”
Imam Kazhim as berkata, “Hammim...demi kitab yang terang yang kami turunkan di malam yang penuh berkah. Kami senantiasa sebagai pemberi peringatan.”
Lelaki Kristen: “Apa tafsir batininya ayat-ayat ini?”
Imam Kazhim as: “Kata Ha’mim adalah Muhammad dan kata ini ada dalam sebuah kitab yang diturunkan kepada Nabi Hud dan hurufnya terkurangi. Sedangkan yang dimaksud dengan “kitab yang jelas” adalah Amirul Mukminin Ali dan maksud dari “malam yang penuh berkah” adalah Fathimah.
Dan yang dimaksud dengan kata-kata bahwa pada malam itu setiap perkara akan diatur sesuai dengan hikmah Allah yakni Fathimah adalah sumber segala kebaikan dan kebaikan itu adalah lelaki yang bijak, lelaki yang bijak, dan lelaki yang bijak yakni Imam Hasan dan Imam Husein dan Imam Sajjad dan imam maksum lainnya.
Lelaki Kristen: “Kenalkanlah orang yang pertama dan yang terakhir dari para lelaki ini!”
Imam Kazhim as: “Sifat-sifat mereka semuanya sama dan aku akan mengenalkan yang ketiga [Imam Husein as] dimana Mahdi berasal dari keturunannya. Sifat-sifatnya disebutkan dalam kitab yang diturunkan kepada kalian bila belum diubah, tapi kalian sejak awal telah mengubah kitab tersebut.”
Lelaki Kristen: “Benar apa yang Anda katakan dan tidak ada kebohongan di dalamnya.”
Imam Kazhim as: “Sekarang aku akan mengabarkan sebuah masalah kepadamu dan tidak ada yang tahu dari orang-orang yang membaca kitab samawi kecuali hanya sedikit saja. Katakan kepadaku siapakah nama ibunya Maryam? Pada hari apa dan jam berapa ruhnya Isa ditiupkan ke rahim Maryam?”
Lelaki Kristen: “Saya tidak tahu.”
Imam Kazhim as: “Nama ibunya Maryam adalah Martsa dan bahasa Arabnya adalah Wahibah. Maryam hamil pada hari Jumat waktu Zuhur yaitu ketika Jibril turun dari langit dan tidak ada hari raya yang lebih penting dari hari itu bagi umat Islam. Allah dan Muhammad menganggap hari itu sebagai hari yang bernilai dan memerintahkan agar menjadikan hari itu sebagai hari rayanya.
Adapun hari lahirnya Isa adalah hari Selasa dan pada saat itu hari telah berjalan selama empat jam setengah.
Kemudian beliau berkata: “Sungai apakah yang di sisinya Isa telah lahir?”
Lelaki Kristen: “Saya tidak tahu.”
Imam Kazhim as: “Sungai itu adalah sungat Furat yang di tepinya ada pohon-pohon anggur dan kurma. Tidak ada sungai yang memiliki banyak pohon anggur dan kurma di tepinya selain sungai Furat.”
Imam Kazhim as: “Selama engkau di majlis ini, Allah akan memberimu hidayah.”
Lelaki Kristen: “Siapakah nama ibuku dalam bahasa Arab dan Syiriac?”
Imam Kazhim as: “Nama ibumu dalam bahasa Syiriac adalah Anqaliyah dan dalam bahasa Arabnya Huwamiyah dan nama ayahmu adalah Abdul Masih.”
Lelaki Kristen: “Saya beriman kepada Allah Yang Maha Besar dan saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Dia tidak sebagaimana yang dikenalkan oleh orang-orang Kristen dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah dan dia diutus dengan benar dan dia menerangkan kebenaran untuk ahlinya. Ahli kebatilan berada dalam kesesatan dan penyimpangan. Dia adalah utusan Allah untuk semua penghuni dunia baik kulit merah maupun kulit hitam dan semua manusia adalah sama baginya. Ada sekelompok orang yang mencapai hidayah dan ada sekelompok orang yang tetap dalam kesesatan. Saya bersaksi bahwa wali dan penggantinya telah menjelaskan hikmahnya. Dan para nabi sebelumnya juga telah menjelaskan hikmah yang sempurna dan berusaha dalam ketaatan kepada Allah dan menjauhi segala kebatilan, kesalahan dan ahli kebatilan. Allah pun telah membantu mereka di jalan ketaatan-Nya.”
Kemudian lelaki kristen ini mematahkan dan melepaskan kalung salib emasnya dari lehernya dan berkata kepada Imam Kazhim as, “Zakatnya salib emas ini aku gunakan untuk apa?”
Imam Kazhim as: “Di sini adalah saudara seagamamu yang telah memeluk Islam. Berbuat baiklah kepadanya dan bertetanggaanlah dengannya dan berikan zakat kepadanya dan aku tidak akan membiarkan hak-hakmu dalam Islam.
Lelaki Kristen: “Saya di daerah saya sendiri termasuk orang kaya dan saya memiliki tiga ratus kuda jantan dan betina dan seribu onta dan hak Anda di sisi saya lebih dari hak saya di sisi Anda.”
Imam Kazhim as: “Engkau adalah orang yang dimerdekakan oleh Allah dan Rasul-Nya dan keturunan dan rasmu tetap ada pada tempatnya.”
Sejak saat itu, lelaki Kristen ini secara resmi sebagai seorang muslim dan menjalankan kewajibannya dengan baik dan dia menikah dengan seorang wanita dari suku Bani Fahr dan Imam Kazhim memberikan mahar untuk istri lelaki ini sebanyak lima puluh dinar dari barang wakaf Imam Ali as dan memberikan seorang pembantu untuknya dan memberikan sebuah rumah kepadanya dan dia lelaki ini hidup mengabdi kepada Imam Kazhim as di Madinah sampai ketika beliau diasingkan ke Bagdad. Lelaki Kristen baru masuk Islam ini meninggal dunia dua puluh delapan malam setelah Imam Kazhim as diasingkan.
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Musa Kazdim as.



























